Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Dinkes DKI Temukan 214 Kasus ISPA Terkait HMPV Sejak 2023, Begini Pencegahannya

    Dinkes DKI Temukan 214 Kasus ISPA Terkait HMPV Sejak 2023, Begini Pencegahannya

    Jakarta

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan ada 214 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh Human Metapneumovirus (hMPV). Jumlah kasus tersebut muncul di periode tahun 2023 sampai Januari 2025.

    “Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati dikutip dari Antara, Minggu (12/1/2025).

    Ia merinci temuan kasus pada tahun 2023 sebanyak 13 kasus, 2024 sebanyak 121 kasus, dan 2025 saat ini ada 79 kasus. Meski sejumlah kasus hMPV sudah ditemukan di Jakarta, pihak Dinkes menuturkan langkah pencegahan bisa dilakukan dengan sederhana.

    Pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan, namun tetap meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga kesehatan.

    “Kami ingin tekankan agar masyarakat ikut berperan melakukan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan,” ujar Ani.

    Untuk meningkatkan deteksi dan kewaspadaan, Dinkes telah bekerja sama dengan rumah sakit dan laboratorium. Harapannya, ini bisa meningkatkan temuan kasus ISPA di tengah masyarakat.

    Jika masyarakat mengalami gejala masalah pernapasan seperti batuk, pilek, atau demam yang berkelanjutan, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan dengan tenaga medis profesional.

    “Dari hasil pemeriksaan panel respirasi di beberapa rumah sakit dan laboratorium, dominasi virus yang ditemukan adalah Rhinovirus, Influenza AH3, Respiratory Syncytial Virus (RSV) A+B, Influenza A 135 specimen, Influenza B 134 spesimen, Influenza H1N1 pdm09 128 spesimen, dan HMPV dari 23 jenis agen atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISPA,” tandasnya.

    (avk/up)

  • DKI kemarin, soal sarapan gratis hingga kasus ISPA akibat HMPV

    DKI kemarin, soal sarapan gratis hingga kasus ISPA akibat HMPV

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta selama Sabtu (11/1) mulai dari Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Terpilih, Pramono Anung bakal memberikan subsidi untuk sekolah dalam Program Sarapan Gratis hingga temuan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV) pada Januari 2025.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Selain makan siang, sekolah di Jakarta bakal dapat sarapan gratis

    Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Terpilih, Pramono Anung bakal memberikan subsidi untuk sekolah dalam Program Sarapan Gratis jika sudah dilantik sebagai gubernur.

    “Jadi pemerintah Jakarta akan memberikan subsidi kepada sekolah-sekolah. Nanti sekolah bekerjasama dengan UMKM setempat,” kata Pramono di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Dinkes DKI temukan 214 kasus ISPA akibat HMPV di awal 2025

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menemukan sebanyak 214 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV) pada Januari 2025.

    “Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Taman Margasatwa Ragunan siapkan kamera untuk pantau kelahiran satwa

    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan menyiapkan sejumlah kamera pengawas (CCTV) untuk memantau kelahiran satwa sekaligus memastikan kondisi mereka secara terkini.

    “Jerapah kan kemarin proses kelahirannya pun terpantau CCTV ya,” kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. Pramono siap buka beberapa taman 24 jam dan tindak pungutan liar

    Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Terpilih, Pramono Anung siap membuka beberapa taman di Jakarta selama 24 jam dan menindak pungutan liar (pungli) jika sudah dilantik.

    “Pokoknya pungutan liar kepada siapapun tentunya akan kami tangkap,” kata Pramono di Kampus UI Depok, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. Satu RT di Pluit terendam banjir pada Sabtu sore

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mencatat satu lokasi Rukun Tetangga (RT) di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Sabtu sore.

    “Data hingga pukul 16.00 WIB satu RT terdampak banjir,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Warga Karangrejek Resah, Dinkes Diminta segera Tangani Wabah Chikungunya

    Warga Karangrejek Resah, Dinkes Diminta segera Tangani Wabah Chikungunya

    Liputan6.com, Gunungkidul – Berita mengenai wabah Chikungunya di Padukuhan Karangrejek, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan. Sejak pertengahan Desember 2024 hingga awal Januari 2025, lebih dari 40 warga setempat terjangkit penyakit ini.

    Informasi yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa wabah Chikungunya telah menyebar di beberapa RT, yaitu RT 01, RT 02, RT 04, dan RT 05. Setiap rumah yang terjangkit melaporkan antara 2 hingga 3 orang mengalami gejala serupa, seperti ngilu di bagian persendian tulang.

    Menurut Ketua RT 01, Bari, ada yang sembuh dalam waktu seminggu, namun ada juga yang harus menunggu hingga dua minggu. “Macem-macem pokoknya, hampir merata, giliran yang kena,” ungkapnya saat kegiatan fogging di wilayah tersebut.

    Sebagai langkah pencegahan, warga secara rutin menggelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan demi menghambat perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, mereka juga sepakat untuk melakukan fogging (pengasapan) secara swadaya, meskipun harus merogoh kas RT hingga jutaan rupiah.

    “Fogging kali ini terpaksa dilakukan lantaran wabah Chikungunya di wilayah setempat seolah luput dari perhatian pemerintah,” jelas Bari.

    Warga setempat merasa kecewa karena hingga saat ini, dinas terkait belum memberikan respons. “Setahu kami, petugas kesehatan belum ada yang datang ke sini. Padahal ini sudah gayeng sejak Desember 2024 sampai sekarang. Beritanya juga sudah sampai kemana-mana,” tegas Pak RT.

    Kekhawatiran warga semakin meningkat, karena jika wabah ini tidak mendapat perhatian dari dinas terkait, dikhawatirkan akan menimbulkan korban yang lebih banyak.

    Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, memberikan data terbaru mengenai penyebaran penyakit Chikungunya. “Di Paliyan, terdapat 64 kasus suspek (KSS) dengan 4 kasus positif serologi. Sementara itu, di Semanu, 13 KSS hasil pemeriksaan serologi semuanya negatif,” ungkap Ismono.

    Ia juga menjelaskan bahwa tim Dinas Kesehatan dan tim puskesmas sedang melakukan pengecekan lokasi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna menentukan potensi penularan. “Hasil dari penyelidikan ini akan menentukan apakah perlu dilakukan fogging. Jika diperlukan, fogging akan difokuskan pada area dengan radius 100 meter dari kasus yang terkonfirmasi,” tambahnya.

    Ismono menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan sesuai regulasi. “Kami mengimbau warga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan jika ada kasus baru agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat,” tutupnya.

     

    Menyadap Nipah di Segara Anakan Cilacap, Tempat Buaya Muara Bersarang

  • Kasus Penyakit DBD di Ponorogo Meningkat

    Kasus Penyakit DBD di Ponorogo Meningkat

    Ponorogo, Beritasatu.com – Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Ponorogo meningkat pada 2025. Hal itu terbukti, pada Januari 2025 sudah terdapat 21 kasus.

    Meningkatnya kasus penyakit demam berdarah dengue membuat sejumlah warga berinisiatif untuk melakukan fogging secara mandiri, langkah ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus demam berdarah melalui nyamuk aedes aygepti.

    Seperti yang dilakukan oleh warga di Desa Bancar, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, yang berinisiatif untuk melakukan fogging karena dalam dua minggu terkahir tercatat sebanyak 20 warga didesa tersebut terjangkit DBD dan harus melakukan rawat inap di sejumlah rumah sakit di Ponorogo.

    Sekretaris Desa Bancar, Nurcholis, mengatakan, lebih dari sepekan terakhir pihaknya gencar berkeliling desa untuk melakukan fogging. Pasalnya, sebagian besar warganya merasa resah karena takut jika tertular DBD melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

    “Masih ada beberapa warga yang masih opname di rumah sakit. Sudah sepekan ini kita terus melakukan fogging keliling desa,” katanya.

    Sementara itu, jumlah pasien yang melakukan rawat inap di sejumlah rumah sakit juga terus mengalami kenaikan, seperti yang terlihat di rumah sakit muslimat, tren peningkatan pasien DBD mulai terlihat sejak Desember 2024 lalu. November 2024 tercatat hanya ada 47 pasien DBD, sedangkan pada Desember melonjak signifikan sampai 107 pasien DBD.

    “Untuk saat ini kasus DBD dari ruang dewasa dengan kapasitas bed 30 pasien, itu 30 persennya adalah DBD, namun begitu tidak semuanya pasien DBD berat, artinya DHF atau DF dengan penyerta lainnya, seperti dehidrasi,” kata Kabid Pelayanan Medis RS Muslimat dr Agitya Dwi.

    Tidak hanya pasien dewasa, pasien DBD anak-anak juga mendominasi ruang perawatan khusus anak-anak. Di mana dari total 15 Bed pasien, 40 persennya adalah pasien DBD. Sedangkan pada bulan Januari 2025 saja sudah ada 20 pasien DBD dengan 15 diantaranya masih menjalani perawatan.

    “Kalau November ke Desember memang ada tren peningkatan hingga 100 persen,” katanya.

    Hal berbeda dengan yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, pada bulan Januari 2025 baru tercatat 21 pasien DBD. Namun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama, maka terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan, di mana Januari 2024 hanya ada delapan kasus, Januari 2025 ada 21 kasus.

    “Memang ada peningkatan, biasanya di Januari, Februari, Maret ada peningkatan kasus DBD, jumlahnya karena seiring musim biasanya memang tinggi di bulan itu,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Ponorogo Andik Setyorini.

  • Lonjakan ISPA Akibat HMPV 214 Kasus, Dinkes DKI Minta Masyarakat Waspada!

    Lonjakan ISPA Akibat HMPV 214 Kasus, Dinkes DKI Minta Masyarakat Waspada!

    loading…

    Dinkes Jakarta mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ISPA yang disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus (HMPV). Foto/Dok.SINDOnews

    JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, meski telah teridentifikasi beberapa kasus di Jakarta, situasi tersebut dapat diatasi dengan langkah pencegahan sederhana dan penanganan yang tepat.

    Setidaknya terdapat 79 kasus ISPA akibat HMPV pada 2025.

    “Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus, dengan rincian 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus pada 2025,” kata Ani di Jakarta, Sabtu (11/1/2025).

    “Namun, kami ingin tekankan agar masyarakat melakukan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan,” tambahnya.

    Ani menekankan pihaknya terus memantau kondisi kesehatan masyarakat melalui program edukasi kesehatan berbasis komunitas, serta menyediakan informasi yang mudah dipahami seputar gejala HMPV dan langkah penanganan awal.

    Hal itu diwujudkan dengan penyuluhan di sekolah melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam memahami pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.

  • Dinkes DKI temukan 214 kasus ISPA akibat HMPV di awal 2025

    Dinkes DKI temukan 214 kasus ISPA akibat HMPV di awal 2025

    Pemeriksaan virus HMPV. ANTARA/HO-Dinkes Kota Bogor

    Dinkes DKI temukan 214 kasus ISPA akibat HMPV di awal 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 11 Januari 2025 – 13:43 WIB

    Elshinta.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menemukan sebanyak 214 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV) pada Januari 2025.

    “Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Sabtu.

    Ani merinci dari angka ratusan itu yakni 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus pada 2025.

    Maka itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap HMPV.

    Meski telah teridentifikasi beberapa kasus di Jakarta, situasi tersebut dapat diatasi dengan langkah pencegahan sederhana dan penanganan yang tepat.

    “Kami ingin tekankan agar masyarakat ikut berperan melakukan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan,” ujarnya.

    Terlebih, pihaknya terus memantau kondisi kesehatan masyarakat melalui program edukasi kesehatan berbasis komunitas, serta menyediakan informasi yang mudah dipahami seputar gejala HMPV dan langkah penanganan awal.

    Hal itu diwujudkan dengan penyuluhan di sekolah melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam memahami pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.

    “Edukasi ini dilakukan melalui kegiatan interaktif, seperti simulasi mencuci tangan dan pemberian informasi tentang cara menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, kegiatan penyuluhan di komunitas juga kerap dilakukan melalui posyandu, puskesmas, kelompok masyarakat, dan kader kesehatan,” ungkapnya.

    Sebagai salah satu bentuk kewaspadaan, Dinkes Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan upaya penemuan kasus ISPA bekerja sama dengan rumah sakit dan laboratorium pemeriksa.

    “Dari hasil pemeriksaan panel respirasi di beberapa rumah sakit dan laboratorium, dominasi virus yang ditemukan adalah Rhinovirus, Influenza AH3, Respiratory Syncytial Virus (RSV) A+B, Influenza A 135 spesimen, Influenza B 134 spesimen, Influenza H1N1 pdm09 128 spesimen, dan HMPV dari 23 jenis agen atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISPA,” jelasnya.

    Ia juga mengajak seluruh masyarakat di Jakarta untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dalam mencegah infeksi saluran pernapasan.

    Jika ada gejala seperti batuk, pilek, atau demam yang berkelanjutan, masyarakat dianjurkan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat.

    Dipastikan fasilitas layanan kesehatan di Provinsi DKI Jakarta siap siaga untuk melayani masyarakat.

    “Bersama kita wujudkan lingkungan Jakarta yang sehat dan aman dari penyakit,” ujarnya.

    Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia akan menyelenggarakan webinar secara umum “Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia Agar Dapat Mencegahnya”.

    Adapun kegiatan berlangsung pada Senin (13/1), pukul 08.30-12.00 WIB melalui aplikasi Zoom pada tautan https://s.id/surveilansjakarta dengan ID Rapat: 933 1926 6984 dan kode sandi: hmpvjkt.

    Masyarakat juga bisa mengikuti kegiatan melalui tautan YouTube: www.youtube.com/@dinkesdkijakarta.

    Sumber : Antara

  • 2025 Baru 11 Hari, Sudah Ada 79 Kasus HMPV Ditemukan di Jakarta

    2025 Baru 11 Hari, Sudah Ada 79 Kasus HMPV Ditemukan di Jakarta

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta menemukan ada puluhan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Dengan temuan baru baru ini, total sudah ada 214 kasus HMPV yang ditemukan di Jakarta sejak 2023 lalu.

    “Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus,” ucap Kepala Dinkes Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi, Sabtu (11/1/2025).

    “Rinciannya 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus pada 2025,” tambahnya menjelaskan.

    Meski sudah ada puluhan kasus HMPV yang ditemukan di Jakarta di awal 2025 imi, Ani meminta masyarakat tak panik, namun tetap waspada.

    “Kami ingin tekankan agar masyarakat melakukan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan,” ujarnya.

    Ani menambahkan, pihaknya juga akan terus memantau kondisi kesehatan masyarakat melalui program edukasi kesehatan berbasis komunitas, serta menyediakan informasi yang mudah dipahami seputar gejala HMPV dan langkah penanganan awal.

    Hal ini diwujudkan dengan penyuluhan di sekolah melibatkan siswa, guru, dan orangtua dalam memahami pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.

    “Edukasi ini dilakukan melalui kegiatan interaktif, seperti simulasi mencuci tangan dan pemberian informasi tentang cara menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, kegiatan penyuluhan di komunitas juga kerap dilakukan melalui posyandu, puskesmas, kelompok masyarakat, dan kader kesehatan,” tuturnya.

    Sebagai salah satu bentuk kewaspadaan, Dinkes Jakarta telah meningkatkan upaya penemuan kasus ISPA bekerja sama dengan rumah sakit dan laboratorium pemeriksa.

    “Dari hasil pemeriksaan panel respirasi di beberapa rumah sakit dan laboratorium, dominasi virus yang ditemukan adalah Rhinovirus, Influenza AH3, Respiratory Syncytial Virus (RSV) A+B, Influenza A 135 spesimen, Influenza B 134 spesimen, Influenza H1N1 pdm09 128 spesimen, dan HMPV dari 23 jenis agen atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISPA,” tuturnya.

    Ani juga mengajak masyarakat Jakarta untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dalam mencegah infeksi saluran pernapasan.

    Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi ini pun memastikan, fasilitas layanan kesehatan di Provinsi Jakarta siap siaga untuk melayani masyarakat.

    “Jika ada gejala seperti batuk, pilek, atau demam yang berkelanjutan, masyarakat dianjurkan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat. Bersama kita wujudkan lingkungan Jakarta yang sehat dan aman dari penyakit,” kata dia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Penyebaran wolbachia dilanjutkan di Meruya Utara Jakbar

    Penyebaran wolbachia dilanjutkan di Meruya Utara Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) melanjutkan penyebaran bibit nyamuk berwolbachia untuk menekan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 1.180 titik Meruya Utara, Kembangan.

    “Ada 1.180 titik. Sudah mulai di RW 005, RT01 Meruya Utara sejak Kamis (9/1),” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

    Erizon menyebut bahwa hal itu bergeser dari yang awalnya di Kembangan Utara, kini di Meruya Utara.

    “Penyebaran bibit nyamuk ber-Wolbachia, kita lakukan sampai seluruh RW Meruya Utara,” katanya.

    Ia menjelaskan, kecamatan-kecamatan di Jakbar, seperti Cengkareng mencatat 795 kasus DBD, kemudian Kalideres 718 kasus dan Kebon Jeruk 712 kasus selama 2024.

    Sementara itu pada tahun yang sama, di Kecamatan Kembangan terdapat 537 kasus, Taman Sari 215 kasus, Palmerah 280 kasus, Grogol Petamburan 245 kasus dan Tambora 198 kasus.

    Sementara itu per bulannya, jumlah kasus DBD di Jakbar terhitung fluktuatif mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2024.

    Pada Januari tercatat 94 kasus, Februari 249 kasus, Maret 626 kasus, April 799 kasus, Mei 797 kasus.

    Kemudian kasus DBD mulai turun sejak Juni 2024 dengan 354 kasus, kemudian pada Juli 216 kasus, Agustus 188 kasus, September 101 kasus, Oktober 79 kasus, November 97 kasus dan Desember 100 kasus.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan bahwa pihaknya sudah memiliki rencana atau peta persebaran Wolbachia di Kembangan, Jakbar sampai dengan Juni 2025.

    Adapun dampak dari penyebaran Wolbachia, kata Ani, secara teori baru akan nampak setelah dua tahun.

    “Secara teori, apabila tujuan akhirnya adalah pengentasan nyamuk Aedes di lingkungan, itu 60 persennya itu adalah nyamuk Aedes yang ber-Wolbachia (nyamuk tidak bisa menyebarkan virus Dengue). Nah, kalau itu sudah tercapai lebih kurang sekitar dua tahun, baru dampaknya yang signifikan akan mulai dirasakan,” kata Ani pada Kamis, pertengahan November tahun lalu.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Formula Pencegahan DBD di Kebumen, 292 Kasus, 1 Meninggal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Januari 2025

    Formula Pencegahan DBD di Kebumen, 292 Kasus, 1 Meninggal Regional 10 Januari 2025

    Formula Pencegahan DBD di Kebumen, 292 Kasus, 1 Meninggal
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com
    – Sebanyak 292
    kasus demam berdarah
    dengue (DBD) terjadi di Kabupaten
    Kebumen
    , Jawa Tengah sepanjang 2024.
    Upaya pencegahan pun terus dilakukan, hingga dari jumlah tersebut hanya satu pasien yang meninggal dunia.
    Kendati demikian, pada awal 2025 sudah tercatat sebanyak 14 kasus DBD.
    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kebumen, Aris Ekosulistiyono, menyatakan rasa syukurnya karena jumlah
    kasus DBD di Kebumen
    tergolong sedikit, terutama jika dilihat dari angka kematiannya yang hanya satu kasus.
    “Pola hidup masyarakat untuk menjaga kesehatannya sudah semakin baik, kemudian penanganan dokter dan rumah sakit juga semakin baik. Ini yang kemudian perlu ditingkatkan, agar harapannya di Kebumen zero kasus kematian akibat DBD,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/1/2025).
    Aris menjelaskan bahwa pemerintah terus melakukan berbagai upaya pencegahan agar kasus DBD tidak bertambah.


    Pemkab Kebumen Jumlah kasus Demam Berdarah di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sejak tahun 2024 mencapai 292 kasus. Untuk itu, Pemkab Kebumen terus melakukan upaya pencegahan penyakit tersebut agar tidak meluas.
    Meskipun penyakit DBD tidak dapat dihilangkan sepenuhnya karena berkaitan dengan kehidupan alam, pencegahan dapat dilakukan melalui berbagai cara.
    Pertama, edukasi tentang DBD kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial
    Kedua, penyelidikan epidemiologi setiap ada kasus positif DBD.
    Ketiga, fogging fokus jika memenuhi kriteria
    fogging
    .
    “Dan, keempat, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang sudah dilakukan dan akan dilakukan secara serentak pada 10 dan 17 Januari 2025,” tuturnya.
    Menurut Aris, cara yang paling efektif dalam mencegah DBD adalah dengan menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) secara mandiri.
    Langkah ini bertujuan untuk memberantas tempat berkembang biaknya nyamuk
    Aedes aegypti
    .
    Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan yang bersih akan mengurangi risiko sarang nyamuk.
    “Warga bisa rutin memeriksa tempat penampungan air, meletakkan baju bekas pakai dalam wadah tertutup, dan menggunakan obat nyamuk,” tambahnya.
    Aris juga mengingatkan bahwa
    fogging
    bukanlah upaya pencegahan yang paling efektif dalam memberantas nyamuk
    Aedes aegypti
    .
    Ia meminta masyarakat untuk tidak selalu mengandalkan pemerintah dalam melakukan
    fogging
    , karena ada syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan.
    Syarat dilakukannya
    fogging
    antara lain:
    “Jadi tidak bisa masyarakat meminta adanya
    fogging
    jika tidak memenuhi syarat-syarat di atas. Yang terpenting adalah kesungguhan kita menjaga lingkungan masing-masing,” jelasnya.
    Aris juga mengingatkan masyarakat bahwa tidak semua kasus demam berarti DBD. Ada juga kemungkinan terjadinya Demam Dengue (DD), demam Chikungunya, atau demam Tipes.
    “Saya harap masyarakat bisa lebih memahami bahwa jenis nyamuk
    Aedes aegypt
    i hanya hidup di tempat genangan air yang bersih, menggigit pada waktu pagi dan sore hari, dengan radius terbang hanya 200 meter, dan hanya nyamuk betina yang menyebabkan DBD,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Jaktim diimbau terapkan PHBS untuk antisipasi HMPV 

    Warga Jaktim diimbau terapkan PHBS untuk antisipasi HMPV 

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengimbau kepada warga setempat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah serta mengantisipasi penularan “Human metapneumovirus” (HMPV).

    “Sejauh ini belum ada laporan adanya warga terkonfirmasi HMPV. Namun, kita imbau warga waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), selalu mencuci tangan dan mengenakan masker,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifrendy ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, virus yang diidentifikasi pertama kali di Belanda pada 2001 ini bisa memicu infeksi pernapasan pada manusia dengan gejala seperti penyakit flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, serta sakit tenggorokan.

    Dia menjelaskan, kelompok rentan yang mudah terpapar virus ini adalah anak bawah lima tahun (balita), orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, pasien dengan sistem imun lemah dan pasien dengan penyakit pernapasan kronis.

    “Cara penularan HMPV ini bisa kontak langsung dengan penderita, melalui udara (droplet) dan sentuhan dengan permukaan terkontaminasi,” paparnya.

    Untuk mengatasi orang yang terkontaminasi HMPV, kata Herwin, pasien harus banyak istirahat, hidrasi dan oksigenasi.

    “Bagi yang sudah masuk kategori berat, pengobatan dapat ditambah dengan mengonsumsi obat antivirus,” ujarnya.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa perkembangan HMPV saat ini relatif masih aman dan masyarakat agar tetap tenang.

    “HMPV ditemukan pada 2001. Jadi, virus ini bukanlah virus baru, tidak seperti COVID-19 yang memang baru pertama kali ditemukan pada 2019,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Kamis (9/1).

    HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit infeksi saluran napas akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah, yang ditemukan hampir sepanjang tahun.

    Ani menerangkan, gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga sama, antara lain batuk, demam, hidung tersumbat dan sesak napas.

    Jika terjadi infeksi pada saluran napas bawah, akan menjadi bronchitis, pneumonia atau radang paru. Setidaknya, ada 23 mikroorganisme atau agen penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus influenza tipe A dan tipe B, adenovirus, coronavirus dan lain-lain.

    “Kami mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada,” katanya.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025