Kementrian Lembaga: Dinkes

  • DKI sabet rekor MURI untuk tantangan ukur berat badan terbanyak

    DKI sabet rekor MURI untuk tantangan ukur berat badan terbanyak

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pengukuran berat badan dan tekanan darah secara berkala dengan peserta terbanyak yang merupakan bagian dari “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0”.

    “Rekor ini tercapai melalui kegiatan skrining kesehatan yang dilaksanakan selama enam minggu berturut-turut kepada 1.240 peserta,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati di Jakarta, Minggu.

    Ani mengatakan, capaian ini bukan hanya sebuah angka, namun menegaskan keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama masyarakat dalam memperkuat pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).

    Adapun total peserta yang mendaftar “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” mencapai 4.340 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.761 orang di antaranya mengikuti tantangan yang diberikan dan 1.241 orang berhasil menuntaskan seluruh rangkaian tantangan.

    Tantangan yang diberikan, yakni melakukan jalan kaki minimal 7.500 langkah per hari menggunakan aplikasi penghitung langkah di ponsel.

    Kemudian, menerapkan pola makan sehat dengan konsep “Isi Piringku” setiap hari, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu dan melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan setiap satu minggu sekali selama tantangan berlangsung.

    “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” berlangsung selama enam minggu pada 6 Oktober-16 November 2025 yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia setiap 14 November serta Hari Kesehatan Nasional ke-60 pada 12 November 2025.

    “Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta cukup konsisten dan memiliki komitmen kuat untuk melakukan gaya hidup yang sehat,” kata Ani.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ironi Jakarta: Predikat Kota Bahagia di Tengah Tingginya Angka Depresi Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 November 2025

    Ironi Jakarta: Predikat Kota Bahagia di Tengah Tingginya Angka Depresi Warga Megapolitan 23 November 2025

    Ironi Jakarta: Predikat Kota Bahagia di Tengah Tingginya Angka Depresi Warga
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Angka depresi di Jakarta tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
    Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Yunita Arihandayani, mengatakan sekitar 1,5 persen warga berusia di atas 15 tahun mengalami
    depresi
    .
    “Terkait data gangguan depresi rata-rata nasional 1,4 persen. DKI
    Jakarta
    sedikit lebih tinggi 1,5 persen,” kata Yunita dikutip Sabtu (22/11/2025).
    Ia menambahkan, masalah kesehatan jiwa pada kelompok usia di atas 15 tahun menempati peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi.
    Provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi masalah kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau melampaui rata-rata nasional sebesar 2 persen.
    “Secara nasional rata-ratanya 2 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi 2,2 persen,” sambung Yunita.
    Yunita menjelaskan masih sedikit warga yang mencari pengobatan meski mengalami depresi atau gangguan kecemasan.
    Hanya 0,7 persen penderita gangguan cemas dan 12,7 persen pasien depresi yang memilih berobat.
    Rendahnya tingkat pencarian pengobatan dipicu kurangnya kesadaran terhadap gejala mental, serta stigma bahwa orang dengan masalah mental dianggap ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
    Menurut Yunita, gangguan kecemasan dan depresi harus mendapatkan penanganan yang tepat.
    “Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya kemudian menjadi semakin parah,” ujarnya.
    Karena itu, Kemenkes mendorong masyarakat melakukan
    skrining
    kesehatan jiwa agar deteksi dini bisa dilakukan bila ada gejala.
    Di Jakarta, Dinas Kesehatan memiliki layanan konseling Counseling and Assistance for Resilience and Empowerment (JakCare) yang dapat diakses warga dengan kecemasan atau depresi.
    Layanan ini tersedia gratis melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) atau nomor 0800-1500-119.
    Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menanggapi data depresi tersebut dengan mengingatkan bahwa Jakarta sempat dinobatkan sebagai kota paling bahagia peringkat ke-18 di dunia.
    “Ya, tapi Jakarta kota bahagia loh,” kata Rano di Balai Kota Jakarta, Sabtu.
    Menurut Rano, angka depresi perlu dikaji lebih dalam dengan melihat kondisi tiap wilayah sehingga tidak disimpulkan secara menyeluruh.
    “Enggak mungkin yang namanya
    clear
    (kota depresi). Itu yang namanya depresi wilayah, beberapa wilayah mungkin iya, tapi enggak bisa secara keseluruhan gitu. Harus kita survei,” tutur Rano.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dinkes Depok Bakal Cek Kesehatan Sejumlah Anak Kena ISPA Imbas Debu Tanah

    Dinkes Depok Bakal Cek Kesehatan Sejumlah Anak Kena ISPA Imbas Debu Tanah

    Jakarta

    Pemerintah Kota Depok akan mengirim Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengecek sejumlah anak yang kena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Curug, Bojongsari. Pengecekan kesehatan akan dilakukan Senin pekan depan.

    “Iya nanti Pemkot akan mengirim tim dinas kesehatan ke sekolah dan dinas pendidikan untuk melakukan pengecekan. Nanti Senin ada info lagi, bisa langsung ditanyakan juga nanti ke Dinas Pendidikan,” kata Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah kepada wartawan di Bojongsari, Depok, Sabtu (22/11/2025).

    Selain itu, Chandra juga memastikan akan memanggil pihak pengembang perumahan karena diduga debu tersebut berasal dari tanah lapang yang akan dijadikan perumahan di wilayah tersebut.

    “Kemudian nanti kami akan panggil pengembangan perumahan yang memang diduga menjadi penyebab debu yang mencemari udara di wilayah sekitar tersebut,” ungkap Chandra.

    Chandra mengungkapkan pemanggilan akan dilakukan pekan depan. Dia mengatakan pihak pengembang akan ditanyakan perihal munculnya debu yang membuat sejumlah siswa mengalami ISPA.

    “Nah, mungkin minggu depan ini sudah akan kami lakukan pemanggilan untuk pihak-pihak yang diduga menjadi penyebab debu tersebut,” ujar Chandra.

    Sejumlah Anak Kena ISPA

    Seperti diketahui, sejumlah anak di wilayah Curug, Bojongsari, Kota Depok, mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyebab ISPA diduga berasal dari debu tanah lapang untuk perumahan yang berterbangan akibat angin kencang.

    Salah seorang warga, Siti, menjelaskan ISPA yang dialami sejumlah anak ini disebabkan dari debu serta tanah sebuah lapangan yang akan dibangun perumahan. Dia mengatakan tanah lapang itu memiliki ukuran yang luas dan tidak ada penghalang atau pembatas ke kawasan jalan.

    “Memang beberapa ada yang kena ISPA. Itu debu tanah dari lahan yang mau dijadiin perumahan. Iya anak sekolah dekat situ yang beberapa kena, setelah itu diminta buat pake masker semua,” kata Siti saat dijumpai detikcom di sekitar lokasi, Sabtu (22/11).

    Siti menyebut tanah lapang itu telah tergali dalam sehingga ketika angin kencang datang, tanah dan debu itu pun terangkat ke atas hingga ke jalan. Ia mengatakan saat hujan, kondisi normal debu tak berterbangan.

    “Itu yang pas kemarin angin kencang, pohon pada roboh, nah itu naik tanah-tanahnya ke jalan, kebawa angin. Kalo anginnya kencang banget, naik dia tanah-tanahnya sampe ke jalan, kalo biasa mah nggak, apalagi kalo hujan, udah anteng tanahnya ngendep basah,” ujar Siti.

    Dia pun menjelaskan pasca debu dan tanah tersebut mengganggu aktivitas jalan, muncul sejumlah mobil yang melakukan penyiraman. Tanah juga mulai ditanami pepohonan.

    “Sekarang sih hampir setiap hari lah ada mobil yang nyemprotin air ke lahannya supaya tanahnya nggak terbang-terbangan. Terus tanahnya juga mulai ditanemin beberapa pohonan,” ujarnya.

    Warga lainnya, Jamal menjelaskan hal yang serupa. Debu dan tanah di kawasan tersebut, kataya sampai, masuk ke area sekolah tempat anak-anak belajar.

    “Iya yang saya liat sih sekarang pada pake masker, mulai awal dateng sampai pulang,” ungkap Jamal.

    Anak Sekolah Pakai Masker

    Selain itu, sebuah video juga memperlihatkan para siswa sekolah dasar (SD) di Depok mengenakan masker saat kegiatan belajar-mengajar. Mereka mengenakan masker dan mengeluh udara di sana kotor.

    Dari video viral dilihat detikcom, Jumat (21/11/2025), siswa dalam satu kelas kompak menyampaikan mereka terganggu udara kotor di sana hingga meminta bantuan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan Wali Kota Depok Supian Suri untuk mengatasi polusi tersebut. Mereka mengaku mengalami sesak napas saat belajar.

    “Pak KDM, Pak Wali Kota, Saya mau minta tolong. Sekolah kami jadi kotor dan napas kami terganggu. Kami sesak napas dan belajar jadi terganggu,” ujar seluruh siswa dalam video tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (dek/dek)

  • 3 Korban Luka Akibat Awan Panas Semeru Masih Dirawat Intensif

    3 Korban Luka Akibat Awan Panas Semeru Masih Dirawat Intensif

    Lumajang (beritajatim.com) – Erupsi awan panas Gunung Semeru yang melanda wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memang tidak sampai memakan korban jiwa.

    Namun, terdapat 3 orang yang terkonfirmasi mengalami luka bakar akibat terkena material vulkanik sisa erupsi awan panas. Saat ini, kondisi ketiga korban luka akibat awan panas Semeru ini diketahui telah berangsur membaik.

    Sebelumnya, dua korban terdampak ini adalah pasangan suami istri asal Kabupaten Kediri, bernama Hariyono dan Normawati.

    Keduanya mengalami luka bakar di bagian lengan dan wajah usai menerobos jembatan Besuk Kobokan saat awan panas melintas pada Rabu (19/11/2025). Sedangkan satu korban lainnya adalah Husen, warga Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

    Husen mengalami luka saat nekat menerobos bekas awan panas yang menerjang permukiman di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

    Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Lumajang, dr Rosyidah, mengatakan saat ini ketiga korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haryoto.

    Menurutnya, kondisi terbaru ketiga korban terdampak sudah menunjukkan progres penyembuhan yang sangat baik. Hanya saja, ketiga korban masih diharuskan untuk menjalani perawatan lebih lanjut. “Untuk kondisi ketiga korban baik, tapi memang masih harus dilakukan rawat inap,” terang Rosyidah, Sabtu (22/11/2025).

    Rosyidah menjelaskan, luka bakar akibat terkena material awan panas yang diterima ketiga korban terbilang cukup parah.

    Hal ini mengharuskan korban menjalani rawat inap untuk sementara waktu agar proses penyembuhan bisa optimal. “Jadi, akan lihat perkembangan penyembuhan luka baru bisa diperbolehkan pulang, karena butuh perawatan luka jadi sementara masih harus rawat inap dulu,” ungkap Rosyidah. (has/kun)

  • 3 Anak Curhat Ke Rano Karno soal Bullying, Pelecehan hingga Merokok di Sekolah

    3 Anak Curhat Ke Rano Karno soal Bullying, Pelecehan hingga Merokok di Sekolah

    Jakarta

    Tiga anak sekolah menyampaikan curahan hati (curhat) kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno tentang isu bullying, ketidakadilan gender, hingga maraknya anak-anak yang merokok. Momen itu berlangsung dalam acara Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) dan Peringatan Hari Ibu 2025.

    Siswa pertama bernama Rafi Adi Atma, menceritakan bagaimana dirinya dan teman-temannya masih kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Ia mengaku dirundung di sekolah.

    “Masih banyak bully yang terjadi di sekitar saya. Contohnya, kami suka di-bully karena fisik. Dikatain gendut, pendek, hitam,” kata Rafi di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

    Ia mengatakan perundungan membuat banyak anak kehilangan kepercayaan diri dan trauma. Rafi berharap Pemprov DKI meninjau sekolah-sekolah dan menerbitkan aturan baru agar perundungan bisa dicegah lebih maksimal.

    “Harapan saya adalah meninjau di sekolah kami dan memberikan peraturan yang bagus dan baru agar tidak terjadi lagi pembullyan,” ujarnya.

    Ia mengatakan salah satu ketidakadilan yang dirasakan anak perempuan adalah diremehkan. “Banyak anak perempuan diremehkan. Ada yang mau jadi pemain bola, tapi malah dihina karena dianggap perempuan tidak bisa,” ujar Fiona.

    Ia juga menyinggung soal jalan gang yang gelap dan rawan pelecehan. Menurutnya, korban pelecehan sering disalahkan karena pakaian.

    Selain itu, Fiona menyoroti persoalan anak putus sekolah karena ekonomi. Ia pun menyampaikan harapannya kepada Rano Karno, mulai dari kebebasan perempuan bercita-cita, kesetaraan gender, penambahan CCTV dan lampu jalan, pendidikan yang layak, hingga penyaluran KJP untuk yang lebih membutuhkan.

    Di sisi lain, siswa ketiga bernama Fizli, curhat soal masalah rokok yang sudah menyasar anak usia sekolah dasar hingga menengah. “Bayangkan, Pak. Anak SD-SMP sudah banyak yang merokok, di lingkungan masyarakat dan bahkan di kamar mandi sekolah,” ucap Fizli.

    Ia meminta Pemprov DKI menindak tegas perokok anak sesuai undang-undang dan menciptakan sekolah yang bebas asap rokok. Fizli juga menyebut salah satu faktor penyebab anak merokok adalah kurangnya pengawasan orang tua.

    Mendengar curhatan tiga anak itu, Rano Karno mengatakan tidak ingin menutup-nutupi persoalan bullying. Dia meminta Dinas Pendidikan serta Dinas Kesehatan segera mengusut tuntas kasus perundungan yang terjadi di salah satu SMA negeri beberapa waktu lalu.

    Foto: Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) dan Peringatan Hari Ibu 2025 di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025). (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)

    Rano kemudian bercerita tentang masa kecilnya di Kemayoran, hidup serba kekurangan, mengalami bullying, hingga harus berjalan kaki ke sekolah karena tak punya ongkos. Ia menyampaikan bahwa kesulitan justru membentuk dirinya hingga bisa menjadi Wakil Gubernur.

    “Saya bisa menjadi Wakil Gubernur melalui tahapan-tahapan seperti itu,” kata Rano.

    (aud/aud)

  • Angka Depresi di Jakarta Lampaui Rata-rata Nasional, Stigma Bikin Warga Enggan Berobat

    Angka Depresi di Jakarta Lampaui Rata-rata Nasional, Stigma Bikin Warga Enggan Berobat

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menyebut prevalensi depresi di kalangan penduduk DKI jakarta usia di atas 15 tahun mencapai 1,5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 1,4 persen. Data ini menunjukkan urgensi penanganan kesehatan mental di ibu kota.

    “Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen,” kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Yunita Arihandayani, dikutip Antara.

    Adapun masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi. Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki prevalensi penduduk dengan angka masalah kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau di atas rata-rata nasional yakni 2 persen.

    “Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen,” kata Yunita yang menambahkan bahwa angka itu merujuk Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

    Menurutnya, hanya sedikit orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa, baik depresi maupun kecemasan mencari pengobatan. Hanya 0,7 persen orang dengan gangguan cemas mencari pengobatan, sementara untuk pasien depresi jumlahnya 12,7 persen.

    Menurut Yunita, kurangnya kesadaran bahwa dirinya mengalami gejala depresi atau cemas menjadi penyebab mereka tak mengakses pengobatan. Selain itu, masih ada stigma di masyarakat terkait masalah kesehatan jiwa.

    “Seseorang tidak mencari pengobatan ke ahlinya, seperti psikolog atau psikiater takut dibilang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). “Misalnya, sering dibilang orang yang sedih terus, orang yang nggak punya semangat, dibilang kurang kuat iman,” kata dia.

    “Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya kemudian menjadi semakin parah,” lanjutnya.

    Karena itu, Kemenkes mendorong masyarakat untuk melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai upaya deteksi dini dan mencari pengobatan apabila terdiagnosis mengalami masalah kesehatan mental.

    Di Jakarta, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah mengimbau warga Jakarta yang merasa cemas terus-menerus atau menghadapi masalah psikologi agar dapat mencurahkan isi hati dengan mengakses layanan konseling “Jakarta Counseling and Assistance for Resilience and Empowerment” (JakCare).

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Polres Pelalawan Riau Tetapkan Bidan Tersangka Malpraktik Salah Sunat

    Polres Pelalawan Riau Tetapkan Bidan Tersangka Malpraktik Salah Sunat

    PEKANBARU – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Pelalawan, Provinsi Riau, menetapkan seorang bidan berinisial EV sebagai tersangka kasus dugaan malapraktik salah sunat seorang anak sehingga membuat bagian kemaluannya terpotong.

    “Bidan EV telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan salah sunat,” kata Kepala Satreskrim Polres Pelalawan AKP I Gede Yoga Eka Pranata dilansir ANTARA, Jumat, 21 November.

    Gede Yoga menjelaskan penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik memastikan adanya unsur kelalaian dalam tindakan sunat yang dilakukan EV pada Juni 2025.

    Hal itu setelah memeriksa sejumlah pihak mulai dari pelapor, terlapor, tenaga medis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, hingga saksi ahli.

    “Setelah perkara naik ke tahap penyidikan dan melalui gelar perkara, EV resmi kita tetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.

    Atas perbuatannya, EV disangkakan melanggar Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain sakit atau luka, serta ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    Gede Yoga mengatakan pihaknya telah melayangkan panggilan pertama kepada EV untuk diperiksa sebagai tersangka, namun ia mangkir. Penyidik akan melayangkan panggilan kedua.

    Korban dalam kasus ini adalah bocah berusia sembilan tahun berinisial AS. Ia mengalami luka serius setelah kepala kemaluannya terpotong saat menjalani proses sunat oleh bidan EV.

    Peristiwa itu berawal ketika AS disunat di tempat praktik EV di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti. Saat itu, proses sunat disebut berlangsung lancar, namun dengan alat kelamin AS dibalut perban dan diperbolehkan pulang bersama orang tuanya.

    Akan tetapi beberapa hari kemudian AS mengeluhkan rasa sakit ketika buang air kecil disertai pendarahan. Saat orang tuanya membuka perban, mereka terkejut mendapati kepala kemaluan sang anak telah terpotong.

    Kasus ini sempat diupayakan untuk dimediasi, namun pertemuan antara keluarga korban dan bidan EV tidak menghasilkan kesepakatan. Akibat penanganan awal yang lambat, keluarga korban harus menanggung sendiri biaya pengobatan ketika membawa AS ke rumah sakit di Pekanbaru.

    Setelah kasus mencuat, pihak Dinas Kesehatan turun tangan mendampingi korban. Tidak puas dengan penanganan dan kondisi AS yang mengalami cedera permanen, keluarga kemudian memilih menempuh jalur hukum dan melaporkan kasus tersebut ke Polres Pelalawan

     

  • DKI kemarin, audit usia pohon hingga tingkatkan wisata kebugaran

    DKI kemarin, audit usia pohon hingga tingkatkan wisata kebugaran

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta pada Kamis (20/11) antara lain Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) mendesak Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta untuk mengaudit usia pohon hingga peningkatan wisata kebugaran (wellness tourism) untuk mewujudkan ambisi masuk ke dalam Indeks Kota Bahagia (Happy City Index) pada 2027.

    Berikut lima pemberitaan DKI Jakarta kemarin yang masih dapat dinikmati para pembaca untuk mengawali pagi hari ini:

    Distamhut DKI didesak audit usia pohon untuk antisipasi tumbang

    Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) mendesak Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta untuk mengaudit usia pohon sebagai langkah antisipasi tumbang agar tidak merugikan masyarakat maupun fasilitas yang ada.

    “Dinas Pertamanan DKI Jakarta seharusnya melakukan audit terhadap usia pohon di Jakarta, maupun yang sekiranya rawan tumbang,” kata Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Jaksel tangani 453.725 kasus ISPA hingga Oktober 2025

    Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota Administrasi Jakarta Selatan telah menangani sebanyak 453.725 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sejak Januari hingga Oktober 2025.

    “Sejak awal tahun hingga Oktober 2025, total kasus ISPA mencapai lebih dari 453 ribu,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Rawan prostitusi gay, Taman Daan Mogot KM 12 dipasangi 10 lampu PJU

    Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat (Jakbar) memasang 10 lampu Penerang Jalan Umum (PJU) di Taman Daan Mogot KM 12, Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Kamis malam, imbas lokasi tersebut rawan prostitusi gay.

    Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Utilitas Kota dan Penerangan Jalan Umum (PSUK-PJU) Sudin Bina Marga Jakbar Abdul Jabbar mengatakan pihaknya mengerahkan 10 personel dan saru mobil skylift untuk memasang 10 lampu PJU tersebut.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pramono bantah isu petugas Ragunan bawa pulang pakan harimau

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo membantah isu adanya petugas Taman Margasatwa Ragunan yang diduga membawa pulang pakan harimau.

    “Jadi yang diviralkan bahwa seakan-akan pakannya itu dibawa pulang ke rumah, nggak benar. Sekali lagi nggak benar,” tegas Pramono usai meninjau langsung harimau di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    DKI tingkatkan wisata kebugaran untuk wujudkan kota bahagia

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan wisata kebugaran (wellness tourism) untuk mewujudkan ambisi masuk ke dalam Indeks Kota Bahagia (Happy City Index) pada 2027.

    “Kami terus mendorong terwujudnya tekad besar untuk membuat Jakarta masuk dalam ‘Happy City Index’ 2027,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno di Jakarta Selatan, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 126 Kelurahan Masuk Zona Endemis

    126 Kelurahan Masuk Zona Endemis

    Liputan6.com, Lampung Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung mencatat 382 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga November 2025.

    Meski jumlah kasus bulanan menunjukkan penurunan sejak awal tahun, sebaran wilayah endemis masih tergolong luas.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, mengatakan 78 dari total 126 kelurahan masuk kategori endemis atau sekitar 60 persen wilayah kota.

    “Dari 382 kasus itu, Januari ada 58 kasus, Februari 57, Maret 49, April 46, Mei 42, Juni 31, Juli 26, Agustus 28, September dan Oktober masing-masing 20 kasus, dan November 5 kasus. Sebanyak 78 kelurahan endemis, sementara 48 lainnya sporadis,” ujar Muhtadi, Kamis (20/11/2025).

    Dia menjelaskan, wilayah endemis adalah area yang setiap tahun selalu mencatat kasus DBD, sedangkan kategori sporadis hanya muncul pada waktu tertentu.

    Dari seluruh puskesmas, Rajabasa Indah menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yakni 49 kasus. Posisi berikutnya Puskesmas Bakung dengan 34 kasus, disusul Sumur Batu dengan 29 kasus.

    Setiap temuan kasus, kata Muhtadi, akan diikuti penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri penularan di lingkungan sekitar.

     

  • Berburu Entung Jati, Warga Ngawi Raih Cuan Rp 750.000 Per Hari
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 November 2025

    Berburu Entung Jati, Warga Ngawi Raih Cuan Rp 750.000 Per Hari Surabaya 20 November 2025

    Berburu Entung Jati, Warga Ngawi Raih Cuan Rp 750.000 Per Hari
    Tim Redaksi
    NGAWI, KOMPAS.com
    – Dua pekan terakhir, warga Desa Bangunrejo Lor, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tampak sibuk mencari entung jati.
    Tak hanya untuk dikonsumsi sendiri,
    entung jati
    juga menghasilkan cuan bagi warga setempat.
    Bahkan, bila beruntung, satu warga dapat meraup cuan hingga Rp 750.000 per harinya.
    Peminat serangga musiman yang memiliki kandungan protein tinggi itu banyak.
    Yeyen, seorang pencari entung warga Desa Bangunrejo Lor menyatakan bahwa musim entung jati biasanya terjadi saat pergantian musim kemarau ke
    musim penghujan
    .
    Untuk mendapatkan entung itu, warga tak kesulitan.
    “Entung tinggal ambil di tanah yang ada di atasnya ada pohon jati. Karena entung jati berasal dari ulat jati yang hidup dan memakan daun pohon jati. Setelah memakan daun pohon jati, ulat akan turun ke tanah untuk membuat sarang. Selanjutnya, ulat berdiam diri hingga berubah menjadi entung,” ujar Yeyen, Kamis (20/11/2025).
    Menurut Yeyen, bila telat mengambilnya, entung akan berubah menjadi kupu-kupu.
    Biasanya, proses entung menjadi kupu-kupu berlangsung sekitar satu minggu.
    Saat musim entung jati, kata Yeyen, penghasilan warga setempat bisa bertambah. 
    Dalam sehari, Yeyen bisa menjual hingga 10 kilogram jika stok sedang banyak.
    Satu kilogram entung, Yeyen menjualnya dengan harga Rp 75.000.
    Bila mendapatkan 10 kilogram, maka Yeyen meraup cuan Rp 750.000 dalam satu hari. “Kalau pas banyak, bisa dapat uang sampai Rp 750.000,” kata Yeyen.
    Bila musim entung tiba, warga berbondong-bondong memasuki hutan jati.
    Mereka mengumpulkan entung untuk dijadikan lauk pauk hingga dijual dengan harga tinggi.
    “Musim entung ini sudah mulai dua minggu yang lalu. Banyak warga yang mencari untuk dijadikan tambahan penghasilan,” ungkap Yeyen.
    Kendati memiliki kandungan protein tinggi, mengonsumsi entung berlebihan dapat menyebabkan alergi.
    Untuk itu, warga diminta berhati-hati dalam mengonsumsi entung. “Mengonsumsi entung berlebihan dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, muntah, maupun mual,” kata Sri Surantini, ahli gizi Dinkes Kabupaten Ngawi.
    Menurut Sri, respons tubuh setiap orang berbeda-beda saat mengonsumsi makanan.
    Oleh karena itu, disarankan untuk tidak langsung banyak mengonsumsi entung agar terhindar dari alergi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.