Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Sosok Afif Rofi’i, Pejabat Dinkes Kuningan Viral Saweran saat Jam Kerja, Berakhir Minta Maaf – Halaman all

    Sosok Afif Rofi’i, Pejabat Dinkes Kuningan Viral Saweran saat Jam Kerja, Berakhir Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Afif Rofi’i, pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang sedang jadi bahan perbincangan.

    Sebelumnya, video Afif Rofi’i ketika asyik berjoget dan saweran ketika jam kerja viral di media sosial.

    Pada rekaman yang beredar di platform X, terlihat Afif Rofi’i berseragam dinas keki coklat tampak dikelilingi sejumlah perempuan.

    Ia kemudian mengeluarkan uang dari sakunya lalu melakukan aksi sawer.

    Afif Rofi’i juga berjoget mengikuti iringan lagu.

    Hingga Jumat (24/1/2025), video sawer pejabat Dinkes Kuningan sudah ditonton ratusan ribu kali.

    Warganet ikut meramaikan dengan berbagai responsnya.

    Termasuk menilai aksi dalam video tidak pantas untuk dilakukan, terlebih saat jam kerja.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Afif Rofi’i sendiri menjabat sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan.

    Ia berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

    Afif Rofi’i dalam kesempatannya membeberkan alasan di balik aksi sawer.

    Semua bermula saat ia bersama rekan-rekannya mendapatkan undangan ulang tahun pada Senin, (20/1/2025) siang.

    Untuk memeriahkan suasana, ada seseorang yang bernyanyi menggunakan pengeras suara portable.

    Para tamu undangan memulai berjoget mengikuti alunan lagu.

    Afif Rofi’i yang kala itu sedang makan kemudian diajak berjoget.

    Ia kemudian secara spontan mengeluarkan uang yang ada di saku untuk nyawer.

    “Kebetulan di saku saya itu ada uang 5.000-an itu disawerkan. Untuk memeriahkan suasana,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Jumat.

    Afif Rofi’i mengakui perbuatannya tidak pantas.

    Oleh karenanya, ia meminta maaf kepada masyarakat Kuningan.

    “Saya mohon maaf, beribu-ribu maaf kepada masyarakat, khususnya warga Kuningan dan seluruh yang menonton video saya. Barangkali merasa terganggu,” ucapnya menyesal.

    Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kuningan turun tangan terkait kejadian ini.

    Sekretaris BKPSDM, Dodi Sudiana, mengaku sudah memanggil kelima orang dalam video, termasuk Afif Rofi’i.

    “Kejadian itu hari Senin, hari Selasa langsung viral di media sosial.”

    “Hari itu juga kami panggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan. Ada lima orang yang kami panggil termasuk, yang bersangkutan,” kata Dodi, dikutip dari Kompas.com.

    Dodi menambahkan, para ASN itu sudah mengakui kesalahan.

    Mereka juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari.

    “Dan ini juga sebagai bahan bagi kita (evaluasi), khususnya PNS di Kuningan. Jangan sampai hal-hal tersebut terulang kembali,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/Endra)(Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon)

  • Puluhan bus di Terminal Kalideres jalani ramp check jelang libur Imlek

    Puluhan bus di Terminal Kalideres jalani ramp check jelang libur Imlek

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Puluhan bus di Terminal Kalideres jalani ramp check jelang libur Imlek
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 23 Januari 2025 – 23:56 WIB

    Elshinta.com – Puluhan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat menjalani pemeriksaan keselamatan transportasi (ramp-check) menjelang libur bersama dalam perayaan Imlek 2025, Kamis.

    Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen di Jakarta, Kamis, mengatakan, dalam pelaksanaan “ramp check” itu melibatkan Unit Pengelola Pengujian Kendaraan Bermotor (UP PKB) Kedaung Angke, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat dan jajaran Polsek Kalideres.

    “Ramp check ini untuk pemeriksaan kelayakan bus yang akan diberangkatkan. Karena itu penting ya agar keselamatan para penumpang bisa terjaga dan selamat sampai ke tempat tujuan,” ujarnya.

    “Ramp check” yang dilakukan meliputi pemeriksaan komponen kendaraan seperti sistem rem, kemudi, tekanan dan kondisi ban, speedometer, kestabilan roda depan, emisi gas buang, kaca, wiper (penyapu kaca), lampu hingga klakson.

    Revi menyebut bahwa armada bus yang menjalani “ramp check” berjumlah 30 hingga 35 unit.

    “Pemeriksaan itu setiap hari minimal antara 30 sampai 35 bus. Karena setiap satu kali pemeriksaan bus itu bisa memerlukan waktu antara 20 sampai 30 menit,” tuturnya. 

    Dua unit armada pelayanan uji Kendaraan Bermotor (KIR) keliling ukuran besar dan kecil juga dikerahkan selama proses “ramp check” untuk memudahkan proses uji kelayakan bus.

    “Jadi, jemput bola ke terminal. Kita lihat busnya, kalau ada yang mencurigakan, kira-kira tidak layak jalan akan kita periksa. Tapi, kalau untuk yang kasat mata bus terlihat bagus, kita cek kelayakannya. Kalau tidak, nanti langsung kita bawa ke uji KIR keliling,” ucap Revi.

    Revi menegaskan, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan ada bus yang tidak layak, maka dilarang beroperasi.

    “Kalau ada bus yang tidak layak jalan, itu tidak boleh diberangkatkan. Itu harus diperbaiki lebih dahulu ya. Jadi, tidak ada toleransi untuk itu, dia harus diperbaiki di tempat,” tegasnya.

    Menurut dia, komponen penting dalam bus yang akan diberangkatkan harus dalam kondisi baik. “Jadi, dia harus berfungsi semua ya, seperti sistem rem, roda, kemudi, kemudian lampu kalau ada yang rusak itu harus segera diperbaiki di tempat, karena itu menyangkut aspek keselamatan. Tidak ada tawar-menawar, itu harus dilarang operasi. Harus langsung diperbaiki di tempat,” papar Revi.

    Selain “ramp check”, pihaknya juga melakukan tes urine pengemudi bus.

    “Kita kerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kemudian Sudin Kesehatan Jakarta Barat. Kita memastikan para sopir yang mengemudikan kendaraan tersebut dalam kondisi sehat, sehingga tidak membahayakan keselamatan penumpang. Jangan sampai ada yang terpapar narkoba begitu,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Pemkab Bogor Hadirkan Program Spesial Ulang Tahun, Cek Kesehatan Gratis

    Pemkab Bogor Hadirkan Program Spesial Ulang Tahun, Cek Kesehatan Gratis

    JABAR EKSPRES – Pemkab Bogor berkomitmen untuk mewujudkan Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang ke empat yakni meningkatkan kualitas SDM dan kesehatan masyakrat.

    Pada program kesehatan masyarakat itu khususnya, akan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis saat hari ulang tahun warga.

    Program pemeriksaan kesehatan tersebut berencana terlaksana pada awal Februari 2025 mendatang.

    BACA JUGA: Pemkab Bogor Siap Subsidi Siswa ke Sekolah Swasta, Ini Syaratnya!

    Pj Bupati Bogor, Bachril Bakri mengatakan, bagi masyarakat yang sedang berulang tahun hanya melampirkan KTP dan datang ke sarana kesehatan setempat untuk memperoleh pemeriksaan kesehatan secara gratis.

    “Apabila ada indikasi sakit, langsung bisa berobat sehingga bisa lebih sehat dan baik,” kata Bachril di Kantor Bupati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (23/1).

    Adanya program demikian, diharapkan dapat meningkatkan angka usia harapan hidup menjadi 75 tahun di Kabupaten Bogor.

    BACA JUGA: Pengamat Kebijakan Publik Sentil Pemkab Bogor Usai BTS Cibinong-Puncak Gagal Beroperasi

    Nantinya, sambung Bachril Bakri, saat warga yang melakukan periksa kesehatan gratis akan diskrining secara keseluruhan.

    Dia melanjutkan, masyarakat hanya perlu mendaftar secara online lewat aplikasi satusehat mobile.

    Tentunya, pendaftaran lewat cara tersebut sudah teringerasi dengan Dinkes dan Disdukcapil.

    “Serta masyarakat bisa mendaftarkan melalui sistem atau datang langsung ke sarana kesehatan puskesmas,” lanjutnya.

    BACA JUGA: Cegah PMK, Pemkab Bogor Suntikan 2.800 Dosis Vaksin pada Hewan Ternak

    Saat ini, Kabupaten Bogor menjadi yang pertama pada tingkat Jawa Barat dalam mengadakan rapat koordinasi pemeriksaan kesehatan gratis.

    ‘Menindaklanjuti arahan pak menteri kesehatan dan menteri dalam negeri untuk melakukan koordinasi dan kami sekarang melakukan rapat koordinasi kami minta narasumber dari Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya. (Reg/SFR)

  • Polres Jakpus bagikan pakaian kepada penyintas kebakaran Kemayoran

    Polres Jakpus bagikan pakaian kepada penyintas kebakaran Kemayoran

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Pusat membagikan pakaian layak pakai dan memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi penyintas kebakaran Kemayoran, yang membutuhkan.

    “Kami telah mendistribusikan pakaian layak pakai, baik untuk anak-anak, orang dewasa, maupun lansia,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Condro di Jakarta, Kamis.

    Pembagian pakaian layak pakai ini, kata dia, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang kehilangan harta benda akibat kebakaran.

    Menurut Susatyo, bantuan yang dibagikan tersebut berasal dari masyarakat, instansi pemerintah, dan para donatur yang peduli terhadap para korban.

    Ia memastikan, ratusan pakaian telah didistribusikan langsung ke tenda-tenda pengungsian, sementara stok pakaian tambahan disediakan di posko utama Polres untuk warga yang membutuhkan.

    Selain bantuan pakaian, Polres Metro Jakarta Pusat juga memberikan perhatian khusus kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan.

    DIsebutkannya, sebanyak 80 orang lebih pengungsi telah mendapatkan layanan kesehatan di posko medis yang dikelola oleh 29 petugas kesehatan gabungan dari Polri, Dinas Kesehatan, dan relawan.

    “Sebagian besar warga yang kami tangani mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, dan sesak napas akibat menghirup asap saat kebakaran. Kami juga memastikan pengungsi yang membutuhkan perawatan lebih lanjut segera dirujuk ke rumah sakit terdekat,” katanya.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari sinergi antara Polres Metro Jakarta Pusat dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial, BPBD, dan komunitas masyarakat. Kapolres menegaskan bahwa pihaknya akan terus memberikan pendampingan hingga situasi kembali normal.

    “Kami ingin memastikan para korban mendapatkan bantuan maksimal, baik berupa kebutuhan fisik maupun dukungan psikologis. Bantuan ini adalah wujud nyata kepedulian kami terhadap warga,” ujar Susatyo.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pj. Gubernur DKI apresiasi kolaborasi atasi kebakaran di Kemayoran

    Pj. Gubernur DKI apresiasi kolaborasi atasi kebakaran di Kemayoran

    Berkat kolaborasi perangkat daerah, termasuk Kepolisian, kebakaran bisa cepat dipadamkan

    Jakarta (ANTARA) – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengapresiasi kolaborasi seluruh pihak dalam penanganan kebakaran di permukiman padat penduduk di Jalan Kemayoran Gempol, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.

    “Berkat kolaborasi perangkat daerah, termasuk Kepolisian, kebakaran bisa cepat dipadamkan,” kata Teguh di Jakarta, Kamis.

    Teguh juga menegaskan, jajarannya telah bergerak cepat baik saat kebakaran maupun dalam memberikan bantuan setelah kebakaran terjadi.

    Sejak hari pertama, kata Teguh, berbagai hal sudah disiapkan. Kini pun bantuan berupa makanan, tenda, matras, hingga perlengkapan sekolah bagi siswa yang mengungsi telah tersedia.

    Selain itu, posko penjagaan juga telah disiagakan untuk memenuhi kebutuhan warga pengungsi. Hal itu berhasil dilakukan berkat kolaborasi lintas perangkat daerah di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

    “Pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berbagai data catatan sipil lainnya juga sudah siap sejak hari pertama, demikian juga Dinas Kesehatan. Pada umumnya kondisi pengungsi sehat, hanya beberapa kemarin ada yang sesak nafas,” kata Teguh.

    Kebakaran di permukiman padat penduduk Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, terjadi pada Selasa sekitar pukul 01.15 WIB.

    Api menghanguskan lebih 500 rumah dari 11 RT yang berada di lokasi tersebut, menyebabkan sebanyak 1.700 orang dari 607 kartu keluarga (KK) mengungsi ke tempat lebih aman seperti mushalla dan masjid.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Merokok di Sepanjang Malioboro, Denda Rp 7,5 Juta Menanti

    Merokok di Sepanjang Malioboro, Denda Rp 7,5 Juta Menanti

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Malioboro menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi para wisatawan yang sedang berlibur di Yogyakarta. Meski demikian ada aturan baru yang harus dipatuhi jika berkunjung di kawasan Malioboro, terutama bagi para perokok, mengingat tempat tersebut merupakan kawasan bebas asap rokok. Aturan baru ini menyebutkan mereka yang merokok di Malioboro akan dikenai sanksi denda Rp 7,5 juta.

    Pada 2025 ini Pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan sanksi tegas terhadap para pelanggar, khususnya bagi pelaku usaha jasa pariwisata di kawasan Malioboro. Satpol PP Kota Yogyakarta telah memberikan edukasi dan sosialisasi terkait larangan merokok di kawasan Malioboro mulai 2017 lalu.

    Jika nantinya diulangi akan mendapatkan sanksi tegas berupa denda hingga Rp 7,5 juta atau kurungan maksimal 1 bulan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2017.

    “Pada 2025 kami bersama dengan tim akan menyosialisasikan. Paling tidak pada Januari ini kami akan bergerak,” kata Kepala Dinas Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat kepada Beritasatu.com, Kamis (23/1/2025).

    Langkah penegakan ini dilakukan setelah melihat tingginya jumlah pelanggar sepanjang 2024 yang tercatat mencapai 4.000 kasus. Sebagian besar pelanggar merupakan wisatawan, sementara lima persennya adalah pelaku usaha wisata di Malioboro seperti pegawai toko, tukang becak, kusir andong dan lainnya.

    “Bersama Dinkes nanti Satpol PP bisa menyosialisasikan terkait dengan perda perwal atau sanksi sehingga nanti pada tahap berikutnya kami akan melakukan yustisi. Kami akan koordinasi dengan Pengadilan Negeri Yogyakarta jika memang diperlukan ya sidang di tempat,” jelas Octo Noor Arafat.

    Dengan sosialisasi dan edukasi yang sudah dilakukan terkait larangan merokok di Malioboro terhadap pelaku usaha wisata, nantinya dapat menjadi agen perubahan bagi wisatawan yang merokok di kawasan Malioboro.

    Hal ini menjadi pro kontra bagi para pelaku usaha dan wisatawan karena ada yang mengetahui dan tidak terkait peraturan larangan merokok di kawasan Malioboro.

    Sanksi sebesar Rp 7,5 juta dianggap terlalu besar dan berat terutama bagi para pelaku usaha wisata.

    “Bagus sebenarnya biar bebas asap rokok terus diberi tempat untuk merokok, keberatan juga sanksinya banyak nominalnya soalnya, diingatkan saja,” ujar Setiawan, karyawan toko.

    Sebagai solusi, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan tiga lokasi tempat merokok di Malioboro, yaitu di daerah Abu Bakar Ali, utara Plaza Malioboro, dan lantai tiga Pasar Beringharjo.
     

  • Hadiri Tax Gathering, Pj Wali Kota Kediri Zanariah Apresiasi Wajib Pajak

    Hadiri Tax Gathering, Pj Wali Kota Kediri Zanariah Apresiasi Wajib Pajak

    Kediri (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri, Zanariah, menghadiri acara Tax Gathering dan Apresiasi Wajib Pajak Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh KPP Pratama Kediri. Acara yang berlangsung di Grand Surya Hotel pada Rabu (22/1/2025) ini menjadi momen untuk memberikan penghargaan kepada wajib pajak yang berkontribusi signifikan dalam pembangunan Kota Kediri.

    Dalam sambutannya, Zanariah menyampaikan apresiasi kepada seluruh wajib pajak. “Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh wajib pajak di Kota Kediri. Baik wajib pajak daerah atau wajib pajak pusat melalui KPP Pratama yang sama-sama memberikan kontribusi dalam pembangunan Kota Kediri,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, pembangunan Kota Kediri yang semakin pesat, baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga sosial, tidak lepas dari kontribusi pajak sebagai sumber pendanaan utama. Pajak juga berperan penting dalam pemerataan pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan menjaga iklim investasi. “Kami berharap dengan adanya acara ini dapat semakin membangun kesadaran, kepedulian, dan kepatuhan wajib pajak Kota Kediri,” ungkapnya.

    Zanariah juga menyinggung tantangan ekonomi ke depan yang semakin kompleks. Ia mengajak semua pihak untuk beradaptasi, menjaga stabilitas ekonomi, dan terus mendorong sektor-sektor ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia optimis bahwa sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat akan membawa Kota Kediri menuju kemajuan.

    “Pada kesempatan ini juga telah hadir Wali Kota Terpilih Mbak Vinanda, InsyaAllah ke depan pembangunan Kota Kediri akan semakin gencar di bawah kepemimpinan beliau. Kami juga sampaikan terima kasih pada KPP Pratama Kediri yang telah mengadakan kegiatan ini dan sekaligus bentuk apresiasi kepada wajib pajak. Kami harap sinergi yang selama ini sudah terjalin semakin meningkat di masa-masa yang akan datang,” pungkas Zanariah.

    Penghargaan untuk Wajib Pajak Terbaik

    Dalam acara tersebut, berbagai kategori penghargaan diberikan kepada wajib pajak yang memberikan kontribusi terbaik, antara lain:
    BUMN Selain Jasa Keuangan: Taspen, Pos Indonesia, PLN.
    Instansi Vertikal: RS Bhayangkara, IAIN Kediri, Kemenag Kota Kediri.
    Sektor Jasa Keuangan: BRI, BPD Jatim, Bank Indonesia.
    Satker BLUD: RSUD Gambiran.
    Satker Dinas: Dinas Pendidikan, DPUPR, Dinas Kesehatan.
    Satker Kecamatan: Kecamatan Kota.
    Satker Kelurahan: Kelurahan Ngronggo, Kelurahan Tosaren, Kelurahan Kaliombo.
    Industri: Hanjaya Mandala Sampoerna.
    Jasa Umum: Surya Sapta Agung Tol.
    Perdagangan: Welong Jaya.

    Kategori lainnya mencakup penghargaan untuk wajib pajak orang pribadi, kontribusi pertumbuhan penerimaan, wajib pajak kooperatif, hingga kerjasama perpajakan.

    Turut hadir dalam acara ini, Wali Kota Kediri Terpilih Vinanda Prameswati, perwakilan Forkopimda, Kepala OJK Ismirani Saputri, Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Ahmadi Rahman, Kepala KPPN Moch Izma, Kepala Bea Cukai Ardiyatno, dan tamu undangan lainnya. [nm/beq]

  • PosIND Dukung Pertiwi Jabar Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak untuk 200 Orang di RS Cililin

    PosIND Dukung Pertiwi Jabar Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak untuk 200 Orang di RS Cililin

    Bandung Barat: PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND bersama Pertiwi Jawa Barat kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penyelenggaraan tersebut sebagai salah satu langkah nyata PosIND untuk selalu hadir di tengah masyarakat.
     
    Turut hadir pada kegiatan tersebut Ketua Pertiwi Jabar Silvia Puspa Dianita, Dr. Neng Siti Djulaeha selaku Direktur RSUD Cililin, Helly Siti Halimah Executive Vice President (EVP) Regional 3 PT Pos Indonesia, Direktur RSUD Cililin dr. Neng Siti Djulaeha, dan Sekretaris Dinkes Kabupaten Bandung Barat, dr. Nurul Rasihan.
     
    Pertiwi Jawa Barat menggandeng Perdami (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia), RSUD Cililin, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menjadikan kegiatan operasi katarak gratis ini yang kedua setelah sukses dilakukan di RSUD Cikalong Wetan tepat setahun lalu di 2024. Pada Baksos kali ini, berhasil membantu lebih dari 200 orang yang membutuhkan layanan operasi katarak.
     

    Helly Siti Halimah selaku EVP Regional 3 PT Pos Indonesia, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari visi perusahaan untuk selalu hadir di tengah masyarakat.
     
    “Kami di Pos Indonesia ingin memberikan lebih dari sekadar layanan pengiriman. Program seperti ini adalah bentuk nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan kami,” ujar Helly.
     
    Menurut Helly, inisiatif ini tidak hanya sekadar membantu masyarakat prasejahtera untuk mendapatkan akses operasi mata, tetapi juga menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Pos Indonesia dan masyarakat.
     

    EVP Regional 3 PT Pos Indonesia Helly Siti Halimah (Foto:Dok.PosIND)

    “Kami ingin Pos Indonesia dikenal tidak hanya sebagai penyedia jasa pengiriman, tetapi juga sebagai mitra yang peduli terhadap kebutuhan sosial masyarakat,” tambahnya.
     
    Pertiwi Jawa Barat Fokus pada Kesehatan Mata
    Silvia Puspa Dianita, Ketua Pertiwi Jawa Barat, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah lanjutan dari program serupa yang sebelumnya sukses dilaksanakan di RSUD Cikalong Wetan.
     
    “Kami menargetkan 100 mata yang bisa dioperasi dalam kegiatan ini, tetapi jumlah pendaftar melonjak hingga 220 orang,” ungkap Silvia.
     
    Ia menjelaskan bahwa semua pasien menjalani proses penyaringan yang ketat sebelum akhirnya ditentukan apakah mereka memenuhi syarat untuk operasi.
     

    Ketua Pertiwi Jawa Barat Silvia Puspa Dianita (Foto:Dok.PosIND)

    “Screening dilakukan untuk memastikan pasien benar-benar menderita katarak dan kondisi kesehatan mereka memungkinkan untuk menjalani operasi,” jelas Silvia.
     
    Silvia juga mengakui bahwa salah satu tantangan utama adalah menemukan pasien yang memenuhi kriteria, terutama di beberapa daerah.
     
    “Di Kabupaten Bandung Barat, antusiasme masyarakat sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain, sehingga kami memutuskan untuk kembali menggelar kegiatan di sini,” katanya.
     
    Menurut Silvia, biaya operasi katarak yang relatif mahal menjadi alasan utama mengapa kegiatan ini sangat dibutuhkan.

    (Foto:Dok.PosIND)

    “Banyak masyarakat prasejahtera yang tidak mampu menanggung biaya operasi secara mandiri. Dengan adanya program ini, mereka tidak perlu menunggu lama atau mengandalkan BPJS untuk mendapatkan pengobatan,” ujarnya.
     
    Helly Siti Halimah menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga pada kualitas hidup pasien.
     
    “Bayangkan betapa berartinya bagi seseorang untuk bisa kembali melihat dengan jelas. Hal ini bukan hanya tentang kesehatan mata, tetapi juga tentang memberikan harapan dan meningkatkan produktivitas mereka,” jelasnya.

    (Foto:Dok.PosIND)

    Silvia dan Helly sepakat bahwa program ini tidak akan berhenti di sini. “Kami berkomitmen untuk menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin. Ke depan, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak daerah dan membantu lebih banyak masyarakat,” kata Helly.
     
    Silvia juga mengajak lebih banyak lembaga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti ini. “Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

    (Foto:Dok.PosIND)

    Harapan Baru Melalui Penglihatan
    Salah satu peserta, Hasi Sinok Sohani dari Bojong Koneng, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pertiwi Jawa Barat dan Pos Indonesia atas kesempatan ini.
     
    “Saya sangat bersyukur dan bahagia bisa melihat dengan jelas lagi. Ini seperti mendapat kehidupan baru,” katanya.

    Cerita ini mencerminkan dampak besar dari program sosial seperti ini. Dengan kembalinya penglihatan, para pasien mendapatkan peluang untuk kembali produktif dan menjalani kehidupan dengan lebih baik.
     

     
     
    Dukungan RSUD Cililin dan Para Mitra
    Direktur RSUD Cililin dr. Neng Siti Djulaeha mengapresiasi program ini. Menurutnya, operasi katarak ini memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, terutama mereka yang tidak mampu.
     
    “Operasi katarak ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat karena bisa melihat lagi Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” ujarnya.
     

    Direktur RSUD Cililin, dr. Neng Siti Djulaeha (Foto:Dok.PosIND)

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, dr. Nurul Rasihan menilai kegiatan ini telah membantu 200 orang yang mendaftar untuk melakukan operasi katarak.

    “Kami berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara periodik untuk membantu masyarakat yang tidak mampu,” ujarnya.
     
    Dia mengajak lembaga lainberkolaborasi dalam kegiatan bakti sosial kesehatan.
    “Kami mengimbau kepada para lembaga untuk bekerja sama dengan kami,” tambah Nurul Rasihan.
     
    Program bakti sosial ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program seperti ini diharapkan dapat terus berlangsung dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.

    Bandung Barat: PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND bersama Pertiwi Jawa Barat kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penyelenggaraan tersebut sebagai salah satu langkah nyata PosIND untuk selalu hadir di tengah masyarakat.
     
    Turut hadir pada kegiatan tersebut Ketua Pertiwi Jabar Silvia Puspa Dianita, Dr. Neng Siti Djulaeha selaku Direktur RSUD Cililin, Helly Siti Halimah Executive Vice President (EVP) Regional 3 PT Pos Indonesia, Direktur RSUD Cililin dr. Neng Siti Djulaeha, dan Sekretaris Dinkes Kabupaten Bandung Barat, dr. Nurul Rasihan.
     
    Pertiwi Jawa Barat menggandeng Perdami (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia), RSUD Cililin, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menjadikan kegiatan operasi katarak gratis ini yang kedua setelah sukses dilakukan di RSUD Cikalong Wetan tepat setahun lalu di 2024. Pada Baksos kali ini, berhasil membantu lebih dari 200 orang yang membutuhkan layanan operasi katarak.
     

    Helly Siti Halimah selaku EVP Regional 3 PT Pos Indonesia, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari visi perusahaan untuk selalu hadir di tengah masyarakat.
     
    “Kami di Pos Indonesia ingin memberikan lebih dari sekadar layanan pengiriman. Program seperti ini adalah bentuk nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan kami,” ujar Helly.
     
    Menurut Helly, inisiatif ini tidak hanya sekadar membantu masyarakat prasejahtera untuk mendapatkan akses operasi mata, tetapi juga menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Pos Indonesia dan masyarakat.
     

    EVP Regional 3 PT Pos Indonesia Helly Siti Halimah (Foto:Dok.PosIND)
     
    “Kami ingin Pos Indonesia dikenal tidak hanya sebagai penyedia jasa pengiriman, tetapi juga sebagai mitra yang peduli terhadap kebutuhan sosial masyarakat,” tambahnya.
     

    Pertiwi Jawa Barat Fokus pada Kesehatan Mata

    Silvia Puspa Dianita, Ketua Pertiwi Jawa Barat, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah lanjutan dari program serupa yang sebelumnya sukses dilaksanakan di RSUD Cikalong Wetan.
     
    “Kami menargetkan 100 mata yang bisa dioperasi dalam kegiatan ini, tetapi jumlah pendaftar melonjak hingga 220 orang,” ungkap Silvia.
     
    Ia menjelaskan bahwa semua pasien menjalani proses penyaringan yang ketat sebelum akhirnya ditentukan apakah mereka memenuhi syarat untuk operasi.
     

    Ketua Pertiwi Jawa Barat Silvia Puspa Dianita (Foto:Dok.PosIND)
     
    “Screening dilakukan untuk memastikan pasien benar-benar menderita katarak dan kondisi kesehatan mereka memungkinkan untuk menjalani operasi,” jelas Silvia.
     
    Silvia juga mengakui bahwa salah satu tantangan utama adalah menemukan pasien yang memenuhi kriteria, terutama di beberapa daerah.
     
    “Di Kabupaten Bandung Barat, antusiasme masyarakat sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain, sehingga kami memutuskan untuk kembali menggelar kegiatan di sini,” katanya.
     
    Menurut Silvia, biaya operasi katarak yang relatif mahal menjadi alasan utama mengapa kegiatan ini sangat dibutuhkan.

    (Foto:Dok.PosIND)
     
    “Banyak masyarakat prasejahtera yang tidak mampu menanggung biaya operasi secara mandiri. Dengan adanya program ini, mereka tidak perlu menunggu lama atau mengandalkan BPJS untuk mendapatkan pengobatan,” ujarnya.
     
    Helly Siti Halimah menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga pada kualitas hidup pasien.
     
    “Bayangkan betapa berartinya bagi seseorang untuk bisa kembali melihat dengan jelas. Hal ini bukan hanya tentang kesehatan mata, tetapi juga tentang memberikan harapan dan meningkatkan produktivitas mereka,” jelasnya.
     

    (Foto:Dok.PosIND)
     
    Silvia dan Helly sepakat bahwa program ini tidak akan berhenti di sini. “Kami berkomitmen untuk menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin. Ke depan, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak daerah dan membantu lebih banyak masyarakat,” kata Helly.
     
    Silvia juga mengajak lebih banyak lembaga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti ini. “Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
     

    (Foto:Dok.PosIND)

    Harapan Baru Melalui Penglihatan

    Salah satu peserta, Hasi Sinok Sohani dari Bojong Koneng, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pertiwi Jawa Barat dan Pos Indonesia atas kesempatan ini.
     
    “Saya sangat bersyukur dan bahagia bisa melihat dengan jelas lagi. Ini seperti mendapat kehidupan baru,” katanya.
     
    Cerita ini mencerminkan dampak besar dari program sosial seperti ini. Dengan kembalinya penglihatan, para pasien mendapatkan peluang untuk kembali produktif dan menjalani kehidupan dengan lebih baik.
     

     
     

    Dukungan RSUD Cililin dan Para Mitra

    Direktur RSUD Cililin dr. Neng Siti Djulaeha mengapresiasi program ini. Menurutnya, operasi katarak ini memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, terutama mereka yang tidak mampu.
     
    “Operasi katarak ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat karena bisa melihat lagi Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” ujarnya.
     

    Direktur RSUD Cililin, dr. Neng Siti Djulaeha (Foto:Dok.PosIND)
     
    Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, dr. Nurul Rasihan menilai kegiatan ini telah membantu 200 orang yang mendaftar untuk melakukan operasi katarak.
     
    “Kami berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara periodik untuk membantu masyarakat yang tidak mampu,” ujarnya.
     
    Dia mengajak lembaga lainberkolaborasi dalam kegiatan bakti sosial kesehatan.
    “Kami mengimbau kepada para lembaga untuk bekerja sama dengan kami,” tambah Nurul Rasihan.
     
    Program bakti sosial ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program seperti ini diharapkan dapat terus berlangsung dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Terungkap Penyebab Siswa SD di Sukoharjo Keracunan, Kepala BGN: Makanan MBG Memasaknya tidak Matang – Halaman all

    Terungkap Penyebab Siswa SD di Sukoharjo Keracunan, Kepala BGN: Makanan MBG Memasaknya tidak Matang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap penyebab puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) keracunan makan bergizi gratis (MBG).

    Dadan menyebut dapur yang menghidangkan masakan disebut terlalu cepat memasak makanannya.

    Akibatnya masakan yang dihidangkan kepada siswa masih belum matang. Namun persoalan ini sudah diselesaikan oleh pemerintah.

    “Aman, udah aman semuanya. Jelas jelas kesalahan teknis lah. Ya dalam proses masak yang tidak matang,” ujar Dadan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Kendati demikian, Dadan mengaku enggan untuk menyalahkan pihak manapun. Menurutnya, masalah ini harus dievaluasi secara bersama.

    “Memang bukan kesalahan dia juga, ada hal yang di awal harus dibenahi kan. Jadi ini sudah dievaluasi bersama dan sudah lancar,” ungkapnya.

    Pihaknya juga sudah memantau setiap aktivitas dapur yang akan menyajikan makan gratis kepada anak-anak. 

    Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

    “Saya evaluasi semua, setiap sore. Harusnya saya ikut meeting nih. Kemudian kasih arahan supaya apa yang dilakukan tak terjadi lagi sehingga semua kegiatan bisa berjalan baik,” pungkasnya.

    40 Siswa Pusing dan Muntah

    Sebelumnya, 40 siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan seusai makan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan 40 anak itu mengalami pusing dan muntah setelah makan ayam marinasi dari program MBG.

    Mereka juga mendapatkan perawatan.

    Pemkot Surabaya menjelaskan besaran anggaran MBG di kota ini mencapai Rp1,1 triliun. (Istimewa)

    “Ada kejadian di salah satu sekolah yang dilayani oleh SPPG di Sukoharjo. 40 anak yang memakan ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Anak-anak ini sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat dan keadaannya sudah kembali membaik,” kata Hasan melalui keterangan tertulisnya, Kamis, (16/1/2025).

    Menurutnya, berdasarkan SOP, apabila ada suatu kejadian dalam program MBG, maka pihak sekolah melapor ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) dan puskesmas.

    “(Kemudian) makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” katanya.

    SOP lainnya yang diterapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) adalah bahwa di setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam. 

    “Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat,” katanya.

    Saat ini menurut dia sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan. 

    Peristiwa yang terjadi di Sukoharjo tersebut kata Hasan akan menjadi evaluasi bagi BGN.

    “Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” ujarnya.

  • Kaltim bersiap gelar ajang Maratua Run dengan skala internasional

    Kaltim bersiap gelar ajang Maratua Run dengan skala internasional

    Samarinda (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersiap menggelar ajang lari berskala internasional bertajuk “Maratua Run” di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, pada 15 Februari 2025.

    “Ajang ini diharapkan dapat menarik minat pelari dari dalam dan luar negeri, sekaligus mempromosikan keindahan alam Maratua,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni di Samarinda, Rabu.

    Ia menjelaskan bahwa Maratua Run merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkenalkan potensi wisata daerah, khususnya di wilayah yang belum banyak terjamah.

    “Maratua Run adalah ajang yang tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan olahraga, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan keindahan alam Maratua kepada dunia,” ujar Sri Wahyuni.

    Untuk menyukseskan acara ini, Pemprov Kaltim menggandeng Indonesia Muda Roadrunner, sebuah organisasi yang berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang lari baik di tingkat nasional maupun internasional.

    “Indonesia Muda Roadrunner memiliki database pelari elit nasional dan internasional. Kami berharap kehadiran mereka tidak hanya memperebutkan hadiah yang disediakan, tetapi juga membantu mempromosikan keindahan Maratua kepada dunia,” kata Sri Wahyuni.

    Sri Wahyuni menambahkan, pemerintah provinsi memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Maratua Run. Berbagai dinas dilibatkan, seperti Dinas Kesehatan untuk menyiapkan tim medis, Dinas Pariwisata untuk menggelar festival kuliner, serta Dinas Perhubungan untuk mobilisasi peserta. Pihaknya melibatkan Duta Wisata untuk membantu kegiatan seremonial.

    “Untuk atlet lokal, terutama dari Berau dan Maratua, kami memberikan kuota khusus dengan harga pendaftaran yang lebih terjangkau. Dengan begitu, mereka dapat berpartisipasi dan bersanding dengan atlet nasional maupun internasional,” jelasnya.

    Total hadiah yang disediakan dalam Maratua Run mencapai Rp785 juta, yang sebagian besar didukung oleh sponsor dari pihak swasta dan perusahaan.

    Selain acara lari, panitia juga akan menggelar festival kuliner yang dilengkapi panggung hiburan. Festival ini akan menampilkan musik tradisional Kalimantan Timur, budaya lokal seperti tarian Daling, serta makanan dan permainan tradisional.

    “Tenan-tenan di festival ini akan difokuskan pada kuliner untuk memenuhi kebutuhan peserta dan tamu,” ujar Sri Wahyuni.

    Event utama Maratua Run akan berlangsung pada tanggal 15 Februari 2025. Namun, peserta diberikan waktu mulai dua hari sebelum hingga sesudahnya untuk menikmati keindahan Maratua. Biaya pendaftaran sudah mencakup transportasi menggunakan kapal cepat untuk kedatangan dan kepulangan.

    “Kami juga fleksibel dengan jadwal peserta yang datang dan pergi,” kata Sri Wahyuni.

    Di Maratua, tersedia kurang lebih 426 kamar yang tersebar di berbagai resort, penginapan, dan homestay. Selain itu, panitia juga menyewa rumah-rumah di dekat lokasi acara untuk mempermudah akses peserta dan undangan.

    Sri Wahyuni menjelaskan bahwa Maratua dipilih karena memiliki nilai eksotis yang tinggi. Medannya pun cocok untuk lari dan suasananya mendukung, serta pulau ini juga menjadi pintu gerbang menuju destinasi wisata lainnya seperti Derawan.

    “Derawan sendiri lebih cocok untuk aktivitas budaya karena merupakan perkampungan yang sudah cukup padat,” pungkasnya.

    Pewarta: Ahmad Rifandi
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025