Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Pemprov DKI batasi layanan cek kesehatan gratis untuk 30 orang per hari

    Pemprov DKI batasi layanan cek kesehatan gratis untuk 30 orang per hari

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati (kiri) bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta usai meninjau kesiapan Puskesmas Kecamatan Tebet untuk program Cek Kesehatah Gratis, di Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025). Program Cek Kesehatan Gratis akan dimulai secara nasional pada 10 Februari 2025. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    Pemprov DKI batasi layanan cek kesehatan gratis untuk 30 orang per hari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 09 Februari 2025 – 15:00 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi layanan cek kesehatan gratis untuk 30 orang per hari sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan guna menghindari antrean membludak.

    “Tahap awal, Kementerian Kesehatan sudah menentukan kuota 30 orang, kami akan membatasi kuota sampai 30,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Minggu.

    Walau begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak menutup kemungkinan untuk menerima jumlah pasien lebih dari kuota yang disediakan. “Kalau kami mampu melayani lebih dari itu kami akan buka kuota lebih dari itu,” kata Ani.

    Cek kesehatan gratis merupakan langkah untuk mengurangi risiko kesehatan, mendeteksi dini berbagai penyakit dan mencegah kematian yang tidak perlu dan dapat dicegah.

    Pada tahap awal, sebanyak 44 Puskesmas di Kecamatan se-Jakarta telah siap untuk melayani warga yang akan menjalani cek kesehatan gratis. Begitu juga dengan tenaga kesehatan maupun sarana dan prasarana.

    Pemprov DKI Jakarta menyiagakan petugas kesehatan yang saat ini tersedia sehingga tak ada penambahan jumlah personel.

    “Kami sudah melakukan simulasi, sudah menghitung dan sejauh ini kami berkesimpulan sudah bisa dilakukan dengan sumber daya yang ada,” kata dia.

    Masyarakat yang ingin memanfaatkan cek kesehatan gratis dapat mengunduh aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM).

    Setelah itu, mengisi data profil secara lengkap, dan memilih tempat pemeriksaan seperti di puskesmas atau klinik yang terdaftar di SSM.

    Langkah berikutnya memilih tanggal pemeriksaan yang dapat dipilih saat hari H ulang tahun sampai 30 hari setelah hari ulang tahun (H+30).

    Masyarakat wajib mengisi formulir skrining mandiri setelah mendapatkan notifikasi di aplikasi SSM pada H-7.

     

    Selanjutnya, masyarakat bisa datang ke Puskesmas atau klinik sesuai tempat dan tanggal yang telah dipilih di aplikasi tersebut.

    Dalam pelaksanaan, masyarakat akan langsung diarahkan pada ruang layanan sesuai kategori usia.

    “Di Puskesmas itu ruang layanannya sudah dibagi per lantai sesuai klaster. Kalau anak-anak dibawa ke lantai anak-anak. Kalau dewasa ke lantai dewasa. Itu untuk memecah antrean juga,” kata Ani.

    Setelah diperiksa dan ditemukan risiko penyakit tertentu, masyarakat akan dianjurkan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kalau sakit, sakitnya bisa diobati di Puskesmas, kami langsung lakukan pengobatan di Puskesmas. Kalau harus akses RSUD, ya ke RSUD melalui skema JKN,” ujar Ani.

    Sumber : Antara

  • Sate Gulai Kambing Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Ponorogo, Diduga Mengandung Bakteri – Halaman all

    Sate Gulai Kambing Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Ponorogo, Diduga Mengandung Bakteri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus keracunan massal yang terjadi di Ponorogo, Jawa Timur, telah meningkat statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan.

    Kejadian ini menewaskan satu warga, Misnan, yang terpaksa dirawat di Rumah Sakit Yasyfin Gontor setelah mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji pada Jumat, 31 Desember 2025.

    Sejumlah saksi, termasuk pemilik katering yang menyuplai makanan untuk dua acara berbeda, telah diperiksa.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, mengungkapkan bahwa sampel makanan diambil dari dua lokasi, yaitu Desa Bondrang dan Pondok Pesantren di Desa Belang, untuk diuji di laboratorium.

    Hasil uji menunjukkan adanya bakteri dalam makanan dan air.

    “Di air juga ada kandungan bakteri, tapi jenisnya masih perlu penjelasan dari Dinas Kesehatan dan laboratorium,” kata Rudy, Sabtu, 8 Februari 2025.

    Dalam proses olah tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian menemukan unsur pidana dalam kasus ini.

    “Yang pasti, perkara ini ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan karena ditemukan adanya peristiwa pidana,” tegas Rudy.

    Sebelumnya, Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menyatakan bahwa pemilik katering telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lainnya.

    Pemilik katering tersebut mengaku telah berjualan sate dan gulai selama 20 tahun dengan resep yang tidak pernah berubah, sehingga tidak menyangka hidangannya bisa menyebabkan keracunan.

    Acara selamatan yang dihadiri sekitar 90 orang tersebut berujung duka, dengan 46 orang mengalami keracunan.

    Miswaji, tuan rumah acara, mengaku tidak menyangka bahwa menggunakan katering untuk memasak akan berujung pada keracunan massal.

    “Saya sediakan kambingnya, baru saya antar ke katering. Kemudian diolah oleh pihak katering dan diantar ke rumah,” jelas Miswaji.

    Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang, mengingat dampak yang ditimbulkan dari keracunan massal ini.

    Proses penyidikan akan terus dilakukan untuk mengungkap fakta lebih lanjut mengenai penyebab keracunan.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Hasil Laboratorium Sampel Makanan yang Sebabkan Keracunan Massal di Ponorogo, Mengandung Bakteri 

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • Program Cek Kesehatan Gratis di Jakarta Tidak Termasuk Pengobatan dan Tindakan Dokter 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Februari 2025

    Program Cek Kesehatan Gratis di Jakarta Tidak Termasuk Pengobatan dan Tindakan Dokter Megapolitan 9 Februari 2025

    Program Cek Kesehatan Gratis di Jakarta Tidak Termasuk Pengobatan dan Tindakan Dokter
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jakarta Ani Ruspitawati menyatakan, program
    Pemeriksaan Kesehatan Gratis
    (PKG) di puskesmas hanya untuk mendeteksi tanda awal gangguan kesehatan.
    Program ini, tidak mencakup pengobatan maupun tindakan medis oleh dokter setelah pemeriksaan.
    “Namanya cek kesehatan gratis jadi bukan pengobatan,” ucap Ani saat ditemui di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
    Ani mencontohkan, dalam pemeriksaan gigi, dokter akan memeriksa kondisi gigi secara menyeluruh, termasuk mendeteksi apakah ada gigi berlubang atau membutuhkan perawatan lebih lanjut.
    Namun, tindakan seperti penambalan atau pencabutan gigi tidak dilakukan dalam program ini.
    “Mungkin kita tidak tahu gigi kita bolong, mungkin bolongnya baru kecil sehingga tidak terasa sakit, itu bisa dikasih tahu, ada yang bolong di sini, di sini. Berarti di hari berikutnya yang tersangkutan bisa mendaftar untuk terapinya,” kata Ani.
    Tindakan lanjutan seperti pengobatan atau prosedur medis tetap harus dilakukan melalui mekanisme pelayanan reguler di puskesmas atau rumah sakit, baik dengan biaya mandiri maupun menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
    Oleh karena itu, diagnosis penyakit juga tidak termasuk dalam cakupan PKG.
    “Nanti, tindakannya terpisah ya pakai mekanisme pelayanan di puskesemas maupun di rumah sakit,” kata dia.
    Program PKG mulai dijalankan di 44 puskesmas di Jakarta sebagai tahap awal pada Senin (10/2/2025).
    Ke depannya, layanan ini akan diperluas secara bertahap ke 292 puskesmas pembantu di tingkat kelurahan.
    Masyarakat yang ingin mengikuti program ini harus mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat Mobile dengan mengisi biodata diri secara lengkap.
    “Pokoknya yang penting sudah mendaftar di Satu Sehat Mobile, sudah terjadwal tanggal maupun faskesnya di mana, maka kami akan layani,” ucap Ani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta Miras yang Tewaskan 8 Orang di Cianjur, Berkadar Alkohol 96 Persen dan Dijadikan Disinfektan – Halaman all

    Fakta Miras yang Tewaskan 8 Orang di Cianjur, Berkadar Alkohol 96 Persen dan Dijadikan Disinfektan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 8 warga Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tewas setelah pesta minuman keras (miras).

    Selain itu, ada 4 warga yang masih dirawat di rumah sakit akibat menegak miras berkadar 96 persen.

    Kasat Narkoba Polres Cianjur, AKP Septian Pratama, mengatakan pesta miras diikuti 12 orang pada Jumat (7/2/2025) lalu.

    “Dari 12 orang yang mengkonsumsi alkohol jenis etanol berkadar 96 persen itu, hingga Sabtu (8/2/2025) malam tercatat ada delapan orang yang meninggal dunia,” paparnya, Sabtu (8/2/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Identitas 8 korban tewas yakni E (55), G (35), H (29), J (34), JS (45), RH (33), I (34), dan EI (17).

    “Empat korban yang masih menjalan perawatan medis yaitu IK (27) di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH), lalu ADS (18), NB (42) dan SU (42) di RSUD Sayang Cianjur,” lanjutnya.

    Para korban tewas meninggal di lokasi dan waktu yang berbeda.

    “Korban yang meninggal dunia di rumah itu karena tidak sempat dibawa ke rumah sakit. Saat ini beberapa korban tewas sudah diserahkan ke keluarganya,” imbuhnya.

    Menurutnya, miras yang diminum bukan miras oplosan lantaran kadar murninya 96 persen.

    “Dari belasan korban itu, mereka telah mengkonsumsi sebanyak 5 liter alkohol berkadar 96 persen. Padahal jelas alkohol tersebut bukan untuk diminum dan hanya untuk pemakaian luar,” terangnya.

    Miras dipesan di marketplace dan tiba di rumah salah satu korban pada Kamis (6/2/2025).

    “Informasi yang diperoleh sementara, kejadian tersebut berawal ketika korban R (34) mengajak teman-temannya untuk membeli alkohol berkadar 96 persen tersebut,” tuturnya.

    Miras tiba dalam bentuk satu jerigen dan dicampur korban menggunkan minuman perasa.

    “Pada keesokan harinya mereka mulai merasakan gejala, dan harus dibawa ke rumah sakit,” katanya.

    Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, menyatakan para korban menegak alkohol yang  diperuntukan untuk sterilisasi peralatan medis.

    Alkohol berkadar 96 persen sering disebut etanol atau alkohol gosok (rubbing alcohol). 

    “Sehingga sudah jelas alkohol murni berkadar 96 persen tersebut tidak untuk dikonsumsi, karena fungsi utamanya sebagai cairan disifektan, pembersih peralatan medis dan berguna untuk pencegah infeksi atau antiseptik,” bebernya.

    Menurutnya, cairan tersebut dapat merusak organ vital manusia hingga mengakibatkan kematian.

    “Terkait dengan adanya sejumlah warga yang mengkonsumsi alkohol berkadar 96 persen dan menyebabkan delapan orang tewas, merupakan penyalahgunaan alkohol,” sambungnya.

    Ia mengimbau warga untuk menggunakan bahan kimia sesuai peruntukannya.

    “Jika memang tidak boleh dikonsumsi, masyarakat pun harus menaatinya. Kami juga berharap apotek atau penjual bahan kimia tidak melayani pembeli yang mencurigakan, dan lebih baik tidak dijual,” jelasnya.

    Frida menegaskan kematian para korban tidak termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) lantaran cairan yang diminum murni alkohol.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS Korban Tewas Pesta Minum Alkohol Murni di Cianjur jadi 8 Orang, 4 Orang Masih Dirawat

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Fauzi Noviandi)

  • Gedung ATR/BPN Kebakaran, Musibah atau Sabotase?

    Gedung ATR/BPN Kebakaran, Musibah atau Sabotase?

    GELORA.CO – Diperlukan penyelidikan mendalam terhadap insiden kebakaran yang terjadi di gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam, 8 Februari 2025, 

    Penyelidikan penting dilakukan untuk memastikan apakah peristiwa ini benar-benar musibah atau adanya dugaan sabotase seperti yang belakangan berkembang di tengah publik.

    “Siapa lagi itu yang buang putung rokok sembarangan sampe bikin ada yang terbakar?” seloroh analis komunikasi politik Hendri Satrio melalui akun X miliknya, Minggu 9 Februari 2025.

    Peristiwa kebakaran yang menghanguskan bangunan lantai satu ruangan Humas Kementerian ATR/BPN) itu menarik perhatian publik.

    Meski belum dapat dipastikan dokumen apa saja yang terbakar dalam gedung tersebut, aparat kepolisian didorong segera melakukan uji forensik mengenai penyebab utama kebakaran tersebut.

    “Pertanyaan terpentingnya, apa yang terbakar?” tanya Founder Lembaga Survei Kedai KOPI yang akrab disapa Hensat itu.

    Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan lewat keterangan resminya menyebut kebakaran di gedung Kementerian ATR/BPN diduga akibat korsleting listrik.

    “Objek terdampak Gedung lantai 1 Ruang Humas, dengan estimasi kerugian Rp 448.656.000,” jelasnya.

    Informasi kebakaran di Kementerian ATR/BPN diterima pukul 23.16 WIB. Sebanyak 21 unit damkar dikerahkan untuk memadamkan si jago merah.

    Petugas dari BPBD DKI Jakarta, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PLN serta Personel Polsek Kebayoran Baru dan Koramil turut diterjunkan mengamankan lokasi.

    “Tidak ada korban dan atau pun pengungsi dari kejadian ini,” sambung Yohan.

  • Program Cek Kesehatan Gratis di Jakarta Tidak Termasuk Pengobatan dan Tindakan Dokter 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Februari 2025

    Dimulai Besok, Pemprov Jakarta Targetkan 9,2 Juta Warga Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis Megapolitan 9 Februari 2025

    Dimulai Besok, Pemprov Jakarta Targetkan 9,2 Juta Warga Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menargetkan 9,2 juta warganya mengikuti program
    Pemeriksaan Kesehatan Gratis
    (PKG) yang dimulai pada Senin (10/2/2025).
    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menyebut, layanan pemeriksaan di setiap puskesmas di Jakarta akan dibatasi maksimal 30 orang per hari.
    “Untuk PKG kita juga nanti harus layani sekitar 9,2 juta (masyarakat). Dengan asumsi per puskesmas setiap hari itu adalah 30 orang,” ucap Teguh saat ditemui di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
    Program ini mencakup seluruh kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lanjut usia (lansia). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
    Pemeriksaan kesehatan di puskesmas diperkirakan memakan waktu sekitar 10 menit per orang, tergantung dari kondisi pasien.
    “Untuk yang dewasa, untuk anak-anak dan lansia mungkin relatif waktunya akan lebih memakan waktu yang lebih lama. Apalagi anak-anak perlu kadang-kadang ditenangkan dulu,” kata Teguh.
    Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, berbagai pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan langsung di puskesmas, seperti cek gula darah, kolesterol, dan urine.
    Namun, untuk skrining bayi baru lahir, terdapat dua jenis pemeriksaan yang harus dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
    “Untuk skrining bayi baru lahir ada pemeriksaan G6PD, SHK. Itu sampelnya diambil dari bayi yang baru lahir di Puskesmas kemudian dikirim ke Labkesda,” ujar Ani.
    Program ini tidak hanya terbatas bagi warga Jakarta.
    Warga luar Jakarta juga bisa ikut serta, dengan syarat mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat Mobile.
    “Pokoknya yang penting sudah mendaftar di Satu Sehat Mobile, sudah terjadwal tanggal maupun faskesnya di mana, maka kami akan layani,” ucap Ani.
    Saat mendaftar secara online, warga diwajibkan mengisi biodata diri secara lengkap serta menjalani skrining mandiri terkait kebiasaan mereka untuk mengidentifikasi potensi penyakit yang mungkin dimiliki.
    “Itu menjadi informasi awal buat kami untuk melakukan
    screening
    ini,” ucap Ani.
    Bagi warga yang mengalami kesulitan dalam pendaftaran online, petugas keamanan di puskesmas akan siap membantu mengisi biodata diri dalam aplikasi Satu Sehat Mobile.
    Pemprov Jakarta berharap seluruh masyarakat segera melakukan registrasi online terlebih dahulu sebelum datang ke puskesmas.
    “Kami mengimbau dan berharap semua masyarakat sudah melakukan legislasi online dulu, melalui Satu Sehat Mobile,” ungkap Ani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Luar Jakarta Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puksesmas Jakarta, Bagaimana Caranya?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Februari 2025

    Warga Luar Jakarta Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puksesmas Jakarta, Bagaimana Caranya? Megapolitan 9 Februari 2025

    Warga Luar Jakarta Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puksesmas Jakarta, Bagaimana Caranya?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memastikan bahwa warga luar Jakarta dapat mengikuti program
    pemeriksaan kesehatan gratis
    di puskesmas-puskesmas yang terletak di Jakarta.
    Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menyatakan, petugas puskesmas akan tetap melayani warga untuk mengikuti cek kesehatan gratis meski mereka bukan warga Jakarta.
    “Walaupun dia tidak ber-KTP Jakarta akan dilayani,” kata Teguh di Puskesmas Tebet, Jakarta, Minggu (9/2/2025).
    Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan, masyarakat cukup mendaftarkan diri melalui aplikasi
    Satu Sehat Mobile
    untuk mengikuti program pemeriksaan kesehatan gratis.
    Aplikasi tersebut akan menginformasi lokasi fasilitas kesehatan dan jadwal bagi masyarakat untuk mengikuti cek kesehatan gratis.
    “Pokoknya yang penting sudah mendaftar di Satu Sehat Mobile, sudah terjadwal tanggal maupun faskesnya di mana, maka kami akan layani,” ucap Ani.
    Ani menjelaskan bahwa dalam pendaftaran online, warga harus mengisi biodata diri secara menyeluruh.
    Calon peserta juga harus melewati skrining mandiri mengenai kebiasaan mereka untuk mengetahui jenis potensi penyakit.
    “Itu menjadi informasi awal buat kami untuk melakukan skrining ini,” ucap Ani.
    Ani juga mengungkapkan bahwa apabila calon peserta menghadapi kesulitan, nantinya petugas sekuriti di lapangan akan membantu mengisi biodata diri pada aplikasi Satu Sehat Mobile.
    “Meskipun kami mengimbau dan berharap semua masyarakat sudah melakukan registrasi online dulu, melalui Satu Sehat Mobile,” kata dia.
    Pemerintah Provinsi Jakarta telah menyiapkan 44 puskesmas di Jakarta ditunjuk sebagai lokasi tahap awal pelaksanaan program PKG.
    Ke depan, layanan PKG akan diperluas secara bertahap ke 292 puskesmas pembantu di tingkat kelurahan, sesuai kebijakan dari Kemenkes.
    Secara bertahap, PKG ditargetkan menjangkau hingga 9,2 juta warga Jakarta.
    Program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ini akan mulai dilaksanakan pada Senin, 10 Februari 2025, besok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dinkes DKI Siapkan 44 Puskesmas untuk Program Cek Kesehatan Gratis Tahap Pertama

    Dinkes DKI Siapkan 44 Puskesmas untuk Program Cek Kesehatan Gratis Tahap Pertama

    Jakarta

    Sebanyak 44 puskesmas di Jakarta ditunjuk sebagai lokasi tahap awal pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Adapun program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah.

    “[Cek Kesehatan Gratis] Akan diawali persiapan di tahap satu dengan menyiapkan 44 puskesmas di wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam konferensi pers ‘Persiapan Peluncuran Cek Kesehatan Gratis’, Jumat (7/2/2025).

    Ani mengatakan pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Jakarta akan menyiapkan 292 puskesmas pembantu di wilayah DKI Jakarta. Hal ini sesuai dari arahan Kementerian Kesehatan RI.

    Pihaknya juga telah melakukan visitasi serta persiapan fasilitas kesehatan dan tenaga medis guna memastikan kelancaran program ini.

    Agar layanan berjalan tertib, masyarakat diwajibkan melakukan registrasi online melalui aplikasi Satusehat Mobile sebelum mendatangi puskesmas.Langkah ini diambil untuk menghindari antrean panjang dan memastikan pelayanan berjalan optimal.

    Sementara itu, Kemenkes RI akan membatasi kuota sebanyak 30 orang per hari untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan kesehatan gratis ini. Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Maria Endang Sumiwi menyatakan pembatasan ini untuk mengantisipasi membludaknya antrean masyarakat saat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas.

    “Kita tetapkan kuota maksimal pendaftaran digital 30 per hari, melalui SATUSEHAT mobile,” tandasnya.

    (suc/suc)

  • Kerugian Kebakaraan Kementerian ATR/BPN Diperkirakan Hampir Setengah Miliar

    Kerugian Kebakaraan Kementerian ATR/BPN Diperkirakan Hampir Setengah Miliar

    GELORA.CO – Kebakaran yang terjadi di gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 8 Februari 2025, menjelang tengah malam, diduga akibat korsleting listrik.

    Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan lewat keterangan resminya, Minggu 9 Februari 2025.

    “Objek terdampak Gedung lantai 1 Ruang Humas, dengan estimasi kerugian Rp448.656.000,” kata Yohan.

    Informasi kebakaran di Kementerian ATR/BPN diterima pukul 23.16 WIB. Sebanyak 21 unit damkar dikerahkan untuk memadamkan si jago merah.

    Petugas dari BPBD DKI Jakarta, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PLN serta personel Polsek  Kebayoran Baru dan Koramil turut diterjunkan mengamankan lokasi.

    “Tidak ada korban dan ataupun pengungsi dari kejadian ini,” sambung Yohan.

    Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, meninjau langsung lokasi kebakaran di kantornya pada Minggu dini hari. Menurutnya, tidak ada aktivitas pegawai saat kebakaran terjadi.

    “Sampai saat ini belum diketahui secara apa penyebab kebakaran. Yang paling penting kita bisa atasi,” kata Nusron.

  • Sate Gulai Kambing Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Ponorogo, Diduga Mengandung Bakteri – Halaman all

    Makanan Mengandung Bakteri, Polisi Naikkan Kasus Keracunan Massal 2 Desa di Ponorogo ke Penyidikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap hasil laboratorium dari sampel makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal warga di 2 desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

    Benar saja, hasil menunjukkan bahwa makanan yang disantap warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo ternyata mengandung bakteri.

    “Dari hasil laboratorium , yang terbitkan labkesda ponorogo, membuahkan hasil. Mengandung bakteri,” kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (8/2/2025) dilansir dari TribunJatim.com.

    “Tapi perlu saya sampaikan ke rekan-rekan media, bahwa bakteri apa dan prosesnya bagaimana, masih perlu penjelasan dari dinkes (dinas kesehatan) dan laboratorium,” imbuhnya.

    Rudy mengatakan bahwa yang diuji laboratorium bukan hanya bumbu gulai saja melainkan air kran di rumah pemilik catering, kecap, sate, tongseng dan centong.

    “Dilihat dari hasil laboratorium bakteri ada pada makanan, di air juga ada kandungan bakteri,” terangnya.

    Rudy mengaku bahwa pihak labkesda akan menjelaskan kandungan bakteri itu seperti apa.

    “Tetapi yang pasti perkara ini tingkatkan penyelidikan ke penyidikan, ditemukan  adanya peristiwa pidana,” sebut Rudy.

    Naik ke Penyidikan

    Menyusul keluarnya hasil laboratorium sampel makanan tersebut, polisi pun menaikkan status kasus keracunan massal di Ponorogo ini ke tahap penyidikan.

    “Sudah menjadi penyidikan,” ujar Rudy, Jumat (7/2/2025).

    Selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang di dua desa tersebut, polisi juga telah memeriksa 41 saksi termasuk sang pemilik katering yang diduga sebabkan keracunan massal.

    Sebelumnya, keracunan massal  dialami oleh 46 warga Desa Bondrang serta 22 santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang.

    Warga kedua desa tersebut mengalami keluhan mual, muntah, pusing dan diare setelah menyantap sate gulai kambing pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Untuk Desa Bondrang, warga menyantap sate gulai kambing acara acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT. 01/RW. 01 Dukuh Tengah.

    Salah korban dari Desa Bondrang yang bernama Misnan pun sampai meninggal dunia diduga karena keracunan makanan tersebut.

    Sedangkan untuk santri dan pengasuh, mereka menyantap makanan buka puasa dengan menu yang sama dengan yakni sate dan gulai kambing.

    Keesokan harinya pada Jumat (31/1/2025) pagi, puluhan orang mengeluh mual, muntah, pusing dan diare hingga harus dilarikan ke rumah sakit. 

    Setelah diselidiki, dua kasus keracunan massal di Ponorogo tersebut rupanya disebabkan oleh makanan yang berasal dari katering yang sama.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Hasil Laboratorium Sampel Makanan yang Sebabkan Keracunan Massal di Ponorogo, Mengandung Bakteri

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)