Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan saat ini vaksin dengue yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena dan keparahan demam berdarah dengue (DBD) bisa didapatkan di fasilitas kesehatan (fakses) swasta karena belum menjadi program wajib pemerintah.

    “Vaksin dengue yang sifatnya berbayar itu sudah disediakan oleh banyak sekali fasilitas kesehatan swasta kita. Itu ada merknya,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Budi Setiawan dalam acara bertema “Cegah DBD? Yuk PSN 3M Plus!” di Jakarta, Rabu.

    Vaksin dengue ini bisa diakses oleh masyarakat dengan syarat, yakni berusia 6-45 tahun dan diberikan dua dosis dengan jarak antara dosis pertama dan kedua, yakni tiga bulan.

    Pemberian dua dosis vaksin, kata dia, dapat memberikan perlindungan terhadap DBD setidaknya sampai lima tahun ke depan.

    “Efektivitasnya vaksin ini sebenarnya kita masih bisa lihat 60-70 persen. Jadi, kita tetap anggap efektif pemberian vaksinnya,” kata Budi.

    Adapun vaksin dengue masuk dalam Rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa tahun 2023. Alasan usia 45 tahun sebagai usia batasan seseorang diberikan vaksin merujuk pada tinjauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

    Kementerian Kesehatan pada 2024 pernah menyatakan akan menjadwalkan introduksi atau pengenalan vaksin dengue untuk menjadi program nasional demi mencegah penyebaran demam berdarah, pada tahun 2025.

    Hasil pengenalan inilah yang menjadi pertimbangan sampai akhirnya vaksin dengue menjadi program nasional.

    Di sisi lain, vaksin ini dapat menjadi pilihan cara untuk mencegah terkena DBD. Merujuk data tahun 2024, Dinas Kesehatan DKI mencatat jumlah kasus DBD mencapai 12 ribu pada September dengan lonjakan kasus cukup tinggi pada April dan Mei yakni sekitar 2.000 hingga 3.000 kasus.

    “Bulan Oktober, November, Desember 2024 itu mungkin angka DBD masih ada, tetapi landai. Tapi mulai Januari, memang angkanya naik secara signifikan,” kata Budi.

    Adapun pada 10 Februari 2025 ini, terdapat sebanyak 729 kasus DBD.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kasus Chikungunya Merebak, Dinkes Banyuwangi Minta Masyarakat Tingkatkan 3M Plus

    Kasus Chikungunya Merebak, Dinkes Banyuwangi Minta Masyarakat Tingkatkan 3M Plus

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kasus Chikungunya muncul dan menyerang puluhan warga Banyuwangi. Hal ini menjadi perhatian khusus oleh pemerintah setempat sehingga mengimbau agar masyarakat dapat menerapkan 3M Plus.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat mengatakan, terdapat kurang lebih 40 laporan kasus Chikungunya pada bulan Februari. Sebelumnya minim laporan adanya penyakit tersebut.

    “Tercatat ada 9 kasus di Kecamatan Srono, 25 kasus di Kecamatan Cluring dan 6 kasus di Kecamatan Purwoharjo,” katanya.

    Dengan kemunculan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu, Dinkes menetapkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) tingkat lokal. Sehingga meningkatkan penanganan di Puskesmas setempat.

    Amir mengatakan, meskipun chikungunya memiliki tingkat fatalitas yang tidak tinggi, pihaknya tetap berpesan agar masyarakat tetap tenang, tidak panik dan senantiasa menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.

    “3M plus ini terus kami dorong untuk bisa dilakukan segera. Masyarakat juga bisa menggunakan abate untuk membunuh vektor nyamuk yang bisa didapatkan di Puskesmas secara gratis,” ujarnya.

    Amir menjelaskan, pasien yang terkena chikungunya akan merasakan nyeti pada persendian sekitar satu atau dua minggu. Kemudia diausul munculnya ruam. Sedangkan untuk penanganannya, harus mengutamakan kebersihan hingga menguras tempat-tempat penampungan air yang tidak terpakai atau jarang digunakan.

    Menutup rapat tempat-tempat penampungan air yang digunakan sehari-hari, mengubur atau memusnahkan benda-benda bekas yang dapat menampung air hujan yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
    “Penyakit chikungunya ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun tetap masyarakat harus bisa melakukan kebersihan pribadi untuk pencegahan,” pungkasnya. (ted)

  • Video Dinkes di Daerah Ungkap Kendala Penerapan SOP Makan Gratis

    Video Dinkes di Daerah Ungkap Kendala Penerapan SOP Makan Gratis

    Video Dinkes di Daerah Ungkap Kendala Penerapan SOP Makan Gratis

  • Chikungunya Merebak, Banyuwangi Tetapkan KLB Lokal

    Chikungunya Merebak, Banyuwangi Tetapkan KLB Lokal

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kasus Chikungunya muncul dan menyerang puluhan warga Banyuwangi. Hal ini menjadi perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sehingga mengimbau agar masyarakat dapat menerapkan 3M Plus. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat mengungkap, terdapat kurang lebih 40 laporan kasus Chikungunya pada bulan Februari. Sebelumnya minim laporan adanya penyakit tersebut. “Tercatat ada 9 kasus di Kecamatan Srono, 25 kasus di Kecamatan Cluring dan 6 kasus di Kecamatan Purwoharjo,” katanya, Selasa (11/2/2025).

    Dengan kemunculan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu, Dinkes menetapkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) tingkat lokal. Sehingga meningkatkan penanganan di Puskesmas setempat. Amir mengatakan, meskipun chikungunya memiliki tingkat fatalitas yang tidak tinggi, pihaknya tetap berpesan agar masyarakat tidak panik dan senantiasa menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus. “3M plus ini terus kami dorong untuk bisa dilakukan segera. Masyarakat juga bisa menggunakan abate untuk membunuh vektor nyamuk yang bisa didapatkan di Puskesmas secara gratis,” ujarnya.

    Pertama menguras tempat-tempat penampungan air yang tidak terpakai atau jarang digunakan, Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air yang digunakan sehari-hari, Mengubur atau memusnahkan benda-benda bekas yang dapat menampung air hujan yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Adapun ciri-ciri terkena penyakit chikungunya ini terasa nyeri pada persendian sekitar satu hingga dua minggu dan muncul ruam, untuk penangananya sendiri, diterangkan Amir, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.

  • Sosok ASN Siram Air Panas ke Anak Tirinya di Sumut, Diduga Ipar Pj Bupati, Korban Berusia 10 Tahun

    Sosok ASN Siram Air Panas ke Anak Tirinya di Sumut, Diduga Ipar Pj Bupati, Korban Berusia 10 Tahun

    TRIBUNJATIM.COM – Insiden ASN siram air panas ke anak tirinya, viral di media sosial. 

    Kondisi anak umur 10 tahun disiram air panas ini jadi sorotan, bagian pahanya sampai melepuh. 

    Sosok pelaku diduga berinisial FDSH, oknum ASN Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). 

    FDSH diduga saudara ipar Pj Bupati Padang Lawas Utara, Patuan Hasibuan.

    Isu tersebut pun ramai jadi perbincangan publik, setelah Kepala Dinas P3AKB malah singgung soal kenakalan anak terkait kasus penganiayaan ini. 

    Sebelumnya, sebuah narasi oknum ASN diduga tega aniaya anak tirinya viral di media sosial.

    Dalam narasi itu disebutkan bahwa oknum ASN tersebut bertugas di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumatera Utara.

    Oknum ASN tersebut diduga tega menganiaya dan menyiram air panas ke anak tirinya yang berusia 10 tahun.

    Aksi oknum PNS yang diduga aniaya anak tirinya itu dibagikan oleh ayah tiri yang kemudian viral di media sosial.Pada keterangan unggahan Instagram @info.negri, disebutkan bahwa insiden penganiayaan itu terjadi di Jalan Abadi, Kota Medan pada Selasa (21/1/2025 sekira pukul 09.00 WIB.

    “Kejadiannya pada hari selasa 21 januari 2025 sekira pukul 09.00 wib bertempat Jl. Abadi No.436 Medan,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.

    Dalam video viral tersebut, terlihat anak perempuan yang mendapat penganiayaan dari ibunya itu menangis sambil memperlihatkan bekas luka kepada ayahnya.

    Beberapa bagian tubuh anak perempuan tersebut tampak melepuh akibat disiram air panas oleh ibu tirinya.

    Menurut pengakuan sang suami dalam unggahan itu, usai insiden penganiayaan tersebut, dirinya sempat bertanya soal pengobatan korban.

    Namun sang istri tak acuh dan menghiraukan pertanyaan suaminya.

    “Setelah kejadian itu (ibu tirinya) langsung pergi bertugas, sepulang dari bertugas saya selaku suami menyanyakan kepada si febi kemana kita bawa berobat, namun alangkah terkejutnya saya dia tidak menghiraukannya,” ungkap sang suami dikutip dari keterangan unggahan @info.negri.

    Video yang memperlihatkan kondisi anak perempuan usai diduga dianiaya ibu tirinya yang bertugas di dinas PPPA medan kini viral di media sosial.

    Meryl Rouli Saragih anggota Komisi E, menyampaikan empati dan rasa prihatin atas dugaan penganiayaan terhadap anak oleh ASN Pemprov Sumut. 

    Sebagai perempuan dia sangat tidak dapat diterima, apalagi pelaku adalah ASN Dinas PPPA Pemprov Sumut. 

    “Saya mendesak agar pihak berwenang, termasuk kepolisian dan Dinas PPPA segera mengusut tuntas kasus ini dan mengambil langkah tegas sesuai dengan ketentuan hukum,” katanya, Senin (10/2/2025) 

    Politisi PDI-Perjuangan ini mengatakan, perlindungan anak merupakan prioritas utama. Dan setiap bentuk kekerasan terhadap anak harus mendapat perhatian serius serta sanksi yang setimpal. 

    “Kita akan memastikan standar etik dan profesionalisme dalam pelayanan publik ditegakkan. Kita tidak ingin kejadian serupa terulang,” ungkapnya

    Meryl pun menyerukan elemen masyarakat untuk mendukung proses hukum. Serta memberikan perhatian penuh kepada hak anak sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi. 

    Terpisah, anggota Komisi E, Dewi Fitriana mengaku kecewa terhadap sikap ASN Dinas PPPA melakukan tindakan penganiayaan anak. Kejadian ini jadi catatan buruk, mengingat pelaku dinas di bidang yang seharusnya melindungi anak dan perempuan. 

    “Pastinya akan kita panggil yang bersangkutan, Saya kecewa karena Dinas PPPA tidak cepat respon untuk kasus ini, Karena seharusnya dinas PPPA segera memanggil dan menegur yang ibunya,” kata Dewi. 

    Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mendorong Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni agar memberikan sanksi tegas terhadap ASN tersebut.

    FDSH dinilai tidak mencerminkan etika perilaku kedinasannya. 

    “Kita dorong dipecat saja, biar tidak jadi contoh buruk bagi yang lain, masa di dinas perlindungan anak malah menyakiti anak,” pungkasnya. 

    Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, sudah menurunkan tim untuk memberi perlindungan anak usia yang dianiya dengan disiram air panas oleh ibu tirinya, berinsial FDSH. 

    Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Sumut, Effendy Pohan mengatakan sudah memerintahkan Dinas P3AKB Sumut dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut untuk mendatangi rumah korban, sejak Senin kemarin, 10 Februari 2025.

    “Sudah diarahkan untuk menyelamatkan anaknya, melakukan konseling, emosinya, dan utama mengembalikan kondisi anak,” sebut Effendy. 

    Effendy menjelaskan bahwa Inspektorat Pemprov Sumut juga melakukan pengusutan terhadap dugaan penganiayaan anak diduga dilakukan oknum ASN di lingkungan Pemprov Sumut itu.

    “Yang diduga melakukan penganiayaan tersebut akan diusut dalam yang lain. Dia ASN bisa di Inspektorat dan bisa dihukum APH (aparat penegak hukum),” pungkasnya.

    Kepala Dinas P3AKB Sebut Sudah Periksa ASN Penganiaya Anak tapi Singgung Kenakalan Anak

    ASN ANIAYA ANAK: Oknum ASN di Dinas PPPA Pemprov Sumut diduga aniaya anak tiri. Aksi penganiayaan itu terjadi di Jalan Abadi, Kota Medan pada Selasa (21/1/2025) sekira pukul 09.00 WIB saat pelaku hendak pergi bekerja. (KOLASE Tribun Medan: FACEBOOK Dede S Siregar)

    Disisi lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (P3AKB) Provinsi Sumatera Utara, Sri Suriani mengklaim sudah memeriksa FDSH, ASN yang viral menyiksa anak dengan menyiramkan air panas. Kondisi anak mengalami luka bakar, kulit melepuh, dan diduga juga trauma. 

    “Sudah kami panggil dan sudah proses, dia pun belum dipanggil sudah datang duluan,” kata Sri Suriani, Selasa (11/2/2025) 

    Ditanyai hasil pemeriksaan, Sri Suriani masih menutupi kronologi dan hasil pemeriksaan terhadap FDSH. Malah Sri Suriani menyinggung soal kenakalan anak 10 tahun.

    “Ya adalah kenakalan yang dilakukan anaknya, cuma ya kami gak berani ekspose dulu, itu pihak terkait harus dipanggil. Sama bapak kan gak disebut penyebab, kami sudah dapat, tapi baru satu pihak,” katanya.

    “Dari ayahnya (keterangan) cuma menyiram, apa yang menyebabkan menyiram gak ada disebutkan. Kami melindungi hak anak juga, jadi belum bisa ekspose, nanti pemeriksaan selesai baru bisa. Kami baru sepihak dari ibu. Bapak dan anak belum dengar, ” katanya. 

    Setelah viral, Dinas P3AKB belum berhasil menemui anak korban. Pihak P3AKB yang dikerahkan Pemprov Sumut terkendala alamat korban yang berada di Siantar. 

    “Anak sama keluarga ayahnya, mau asesmen, belum dapat alamatnya, orangtua gak ngasih alamatnya. Ini menunjukan ketidakharmonisan, ibu tidak tahu anaknya dimana. Pas kejadian satu rumah, anak satu di Siantar, satu anak di Labuhanbatu, satu anak di Sidempuan. Yang korban anak kedua suaminya,” jelasnya. 

    Saat dicecar kembali pertanyaan soal pernyataan Sri Suriani yang menyinggung dugaan kenakalan anak, dia membantah mencoba melindungi FDSH. Padahal di awal konfirmasi sempat menyebut kenakalan anak. 

    “Justru kita gak mau nyalahi anaknya, kita akan investigasi, saya gak ada bilang mamaknya gak salah. Dia diproses berarti ada salahnya, tapi pemicu belum bisa disampaikan, karena menyangkut hak anak,” cetusnya. 

    Untuk proses lanjut, FDSH akan diperiksa inspektorat dan kemungkinan pihak aparat. Soal sanksi, Sri Suriani juga mengaku bukan wewenangnya. 

    “(Dipecat?) nanti, pecat memecat bukan wewenang saya, inspektorat nanti. Nanti kita bawa lagi dua-dua harus diperiksa,” pungkasnya.

    Berita Viral lainnya

  • Cek Kesehatan Gratis di Jember, Masyarakat Akan Diundang Saat Ulang Tahun 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Februari 2025

    Cek Kesehatan Gratis di Jember, Masyarakat Akan Diundang Saat Ulang Tahun Surabaya 11 Februari 2025

    Cek Kesehatan Gratis di Jember, Masyarakat Akan Diundang Saat Ulang Tahun
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kabupaten Jember, Jawa Timur bakal diterapkan pada Kamis (13/2/2025).
    Masyarakat Jember yang sedang ulang tahun akan mendapatkan undangan untuk mengikuti
    program CKG
    tersebut.
    Kepala
    Dinas Kesehatan Jember
    , dr Hendro Soelistijono menyampaikan bahwa program tersebut bertujuan mencegah penyakit sebelum menjadi lebih berat.
    “Makanya perlu dilakukan skrining seluruh penduduk Indonesia, mulai bayi baru lahir sampai lansia,” kata dia kepada
    Kompas.com
    via telepon pada Selasa (11/2/2025).
    Menurut dia, berdasarkan hasil cek kesehatan itu, pemerintah akan memiliki data kesehatan penduduknya.
    “Sehingga tentunya nanti akan memudahkan mencegah faktor risiko penyakit menjadi lebih berat,” katanya.
    Hendro berharap agar masyarakat berperan aktif dalam mengikuti program tersebut.
    Dia menyampaikan bahwa Dinkes sudah melakukan simulasi program CKG pada Rabu (5/2/2025) di 17
    Puskesmas
    .
    Hasilnya, tingkat kehadiran masyarakat rata-rata 50 sampai 60 persen.
    Hal itu menjadi catatan Dinkes untuk meningkatkan layanan, seperti menyediakan layanan yang lebih dekat pada masyarakat agar bisa mendapatkan program tersebut.

    Insya Allah
    nanti tanggal 13 Februari, hari Kamis,
    launching
    secara serentak di 50 Puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan gratis,” papar dia.
    Mekanismenya, kata dia, masyarakat akan diundang untuk mengikuti program tersebut pada saat ulang tahun.
    Mereka perlu diundang karena harus menyiapkan diri terlebih dahulu.
    Sebab, pelaksanaan program itu tidak bisa dilakukan secara serentak, tetapi perlu pemeriksaan dan persiapan terlebih dahulu.
    “Jadi dibutuhkan puasa dulu ketika sore harinya hingga pagi hari, paginya diambil darahnya, kolesterolnya, hasilnya menjadi lebih valid,” kata dia.
    Alasan lain harus diundang, kata dia, yakni menata kapasitas layanan sehingga tidak mengganggu pelayanan pasien yang sakit di
    puskesmas
    .
    Namun, ia belum menyampaikan bentuk undangan tersebut seperti apa. 
    Dia mengatakan, masyarakat yang sudah ulang tahun pada bulan Januari dan Februari tetap bisa mendapatkan program tersebut.
    Dinkes akan mengatur undangan untuk warga yang ulang tahun pada bulan tersebut.
    “Jadi yang ulang tahun Januari dan Februari di awal minggu bawah tidak usah khawatir, akan diberi undangan,” ucap dia.
    Menurut dia, undangan itu tidak akan bertepatan dengan tanggal lahir, tetapi dilaksanakan saat bulan kelahiran.
    “Ada 20 jenis pemeriksaan yang cukup lengkap, nanti akan disampaikan,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awal 2025, Warga Ponorogo dan Sleman Keracunan Diduga Akibat Sate Gulai Kambing-Siomai – Halaman all

    Awal 2025, Warga Ponorogo dan Sleman Keracunan Diduga Akibat Sate Gulai Kambing-Siomai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Insiden keracunan makanan terjadi di sejumlah daerah pada awal 2025.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, setidaknya ada dua wilayah yang menjadi lokasi keracunan massal dan mencuri perhatian.

    Yaitu

    Ponorogo

    Sleman

    Keracunan Makanan di Ponorogo

    Insiden keracunan makanan terjadi di Ponorogo, Jawa Timur.

    Hal ini terjadi pada Jumat 31 Desember 2025.

    Kejadian ini menewaskan satu orang warga.

    Kasus ini berawal pada saat warga sedang mengikuti acara selamatan.

    Aparat Polres Ponorogo menangani kasus ini.

    Per Sabtu 8 Februari 2025 kemarin, kasus sudah naik ke tingkat penyidikan.

    Polisi mengambil sampel makanan dari dua lokasi, yaitu Desa Bondrang dan Pondok Pesantren di Desa Belang.

    Sampel makanan itu dibawa ke laboratorium.

    Hal itu diungkap Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto.

    “Di air juga ada kandungan bakteri, tapi jenisnya masih perlu penjelasan dari Dinas Kesehatan dan laboratorium,” kata Rudy, Sabtu, 8 Februari 2025.

    Kasus Keracunan Makanan di Sleman

    Kasus keracunan terjadi di dua tempat di Sleman, yaitu Padukuhan Krasakan, Kapanewon Tempel, dan Padukuhan Sanggrahan, Mlati.

    Diduga penyebab keracunan adalah siomai.

    Penyedia siomai pada Sabtu (8/2/2025) membuat tiga pesanan di lokasi berbeda.

    Namun, hingga saat ini kasus keracunan dilaporkan di dua lokasi.

    Setelah memakan siomai, ratusan orang di Padukuhan Krasakan, Tempel mengeluh demam hingga diare.

    Para korban diduga keracunan makanan yang disantap saat hajatan.

    Siomai itu dikonsumsi warga pada Sabtu (8/2/2025) malam.

    Sementara gejala keracunan mulai terasa pada Minggu (9/2/2025) dinihari. 

    Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengungkapkan tercatat jumlah korban dari dua tempat di Sleman mencapai ratusan orang. 

    Dengan rincian

    Padukuhan Krasakan, Kapanewon Tempel

    Jumlah Korban

    162 orang

    Opname

    47 orang

    Rawat Jalan 

    115 orang

    Padukuhan Sanggrahan, Mlati

    Jumlah Korban

    Bergejala

    39 orang

    Opname 

    5 orang 

  • Peserta Cek Kesehatan Gratis Diimbau Terdaftar BPJS Kesehatan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Februari 2025

    Peserta Cek Kesehatan Gratis Diimbau Terdaftar BPJS Kesehatan Megapolitan 11 Februari 2025

    Peserta Cek Kesehatan Gratis Diimbau Terdaftar BPJS Kesehatan
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Warga yang mengikuti program
    cek kesehatan gratis
    di Puskesmas diimbau memiliki kartu jaminan kesehatan nasional (JKN), seperti BPJS Kesehatan.
    “Karena itulah kita dorong sebenarnya masyarakat kita untuk mempunyai jaminan kesehatan, seperti BPJS gitu,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Yuliandi kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).
    Kepesertaan BPJS Kesehatan diperlukan jika nantinya ada warga yang memerlukan rujukan setelah diperiksa kesehatannya.
    “Tetapi, kalau ketika mereka mendapatkan diagnosa yang memang harus dirujuk ke rumah sakit, mereka akan dirujuk ke rumah sakit,” tutur Yuliandi.
    Yuliandi mengatakan, setiap puskesmas memiliki keterbatasan untuk memberiksan penanganan kepada pasien dengan penyakit tertentu.
    Maka dari itu, jika ditemukan adanya penyakit yang perlu penanganan lebih lanjut, maka akan segera dirujuk ke rumah sakit tertentu.
    “Kemampuan puskesmas itu ada 140 penyakit yang mereka harus mampu dilaksanakan. Nah, ketika diagnosanya itu mengarah ke 140 penyakit yang termasuk dalam data penanganan puskesmas, mereka akan langsung ditindaklanjuti,” kata Yuliandi.
    Terpisah, Kepala Puskesmas Beji, Hilma Handayani menjelaskan, para peserta cek kesehatan gratis yang hasilnya tidak normal akan segera diarahkan untuk kembali ke puskesmas dan mendaftar sebagai pasien.
    “Nanti akan ada dokter mengarahkan, apakah dikasih obat, atau dia dikasih rujukan (ke rumah sakit),” tutur Hilma.
    Sebaliknya, jika hasil cek kesehatan dinyatakan normal, maka puskesmas hanya memberikan sejumlah edukasi untuk menjaga pola hidup sehat.
    Puskesmas juga akan mengingatkan peserta untuk kembali melakukan cek kesehatan gratis di tahun berikutnya.
    Sebelumnya diberitakan, pemerintah memulai program pemeriksaan atau cek kesehatan gratis secara serentak sejak kemarin, Senin (10/2/2025).
    Masyarakat dapat mengaksesnya di puskesmas terdekat, dengan terlebih dahulu mendaftar online melalui aplikasi SATUSEHAT mobile atau datang langsung ke puskesmas bagi wilayah yang kesulitan internet.
    Program cek kesehatan gratis ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni CKG Ulang Tahun, CKG Sekolah, dan CKG Khusus.
    Program yang dimulai hari ini adalah CKG ulang tahun yang ditujukan untuk masyarakat berusia 6 tahun ke bawah dan 18 tahun ke atas.
    Sementara anak berusia 7-17 tahun, baru bisa mengikuti cek kesehatan gratis pada Juli 2025, sesuai tahun ajaran baru dan dilakukan di sekolah masing-masing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • "Kado Ultah dari Negara", Begini Cara Cek Kesehatan Gratis di Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Februari 2025

    "Kado Ultah dari Negara", Begini Cara Cek Kesehatan Gratis di Surabaya Surabaya 11 Februari 2025

    “Kado Ultah dari Negara”, Begini Cara Cek Kesehatan Gratis di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang baru diluncurkan Pemerintah Kota Surabaya menuai beragam respons dari masyarakat dan petugas kesehatan.
    Beberapa warga mengaku ada miskonsepsi tentang layanan yang diberikan dalam program ini.
    “Banyak orang, termasuk saya kemarin, mengira kalau pemeriksaan kesehatan gratis ini cek kesehatan dari ujung kepala ke ujung kaki, ternyata kurang tepat perkiraan saya.”
    Begitu ungkap Vina, petugas kesehatan
    Puskesmas Kebonsari
    kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).
    Program yang dimulai Senin (10/2/2025) ini sebenarnya merupakan layanan skrining awal berbasis kuesioner yang terintegrasi dengan aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM).
    Melalui aplikasi tersebut, warga dapat mendaftar dan melihat hasil pemeriksaannya.
    Di Puskesmas Gayungan, Riza menjelaskan bahwa ada persyaratan khusus untuk mengakses layanan CKG.
    “Untuk di Gayungan, syarat CKG melalui aplikasi harus ada BPJS Gayungan dulu, dan dilakukan pas hari ulang tahun,” jelasnya.
    Sementara di Puskesmas Jemursari, Aswar (34) menegaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan dengan usia pasien.
     
    “Cek kesehatannya beda-beda tergantung umur, misalnya dari 0 bulan, 7 tahun, lansia nanti beda-beda skriningnya,” ujarnya.
    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam kunjungannya ke Puskesmas Jagir menyatakan bahwa program ini tidak akan mengganggu layanan utama puskesmas.
    “Warga diberi waktu hingga 30 hari setelah ulang tahun untuk melakukan CKG, sehingga ini akan menyebar di setiap puskesmas,” kata dia.
    Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina menambahkan, pemeriksaan meliputi skrining awal seperti gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga pemeriksaan gigi.
    “Apabila ditemukan hal yang lebih serius, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan Elektrokardiografi (EKG),” sambung dia.
    Vina dari Puskesmas Kebonsari mengungkapkan bahwa Surabaya sebenarnya telah memiliki program serupa sebelumnya.
     
    “Di Surabaya sudah ada dari dulu, namanya posga (pos keluarga) yang ada di balai RW, terdiri dari pemeriksaan 0 bulan sampai lansia, itu namanya ILP (integrasi layanan primer),” ungkap dia.
    Meski begitu, program baru ini  tetap disambut positif oleh warga. Wildan Afandi (25) salah satunya.  Peserta CKG di Puskesmas Kebonsari tersebut mengaku program ini sangat bermanfaat.
    “Manfaatnya kita jadi tahu kesehatan badan, kalau ada rasa yang nggak enak atau penyakit bisa diketahui sedini mungkin,” ujar pemuda asal Jambangan itu.
    Para petugas kesehatan mengakui perlunya sosialisasi lebih lanjut untuk mengedukasi masyarakat.
    “Karena ini masih baru, kita juga belum bisa sosialisasi ke pos-pos di balai RW. Kita perlu rapat internal. Kader Surabaya Hebat (KSH) itu sebenarnya yang nanti akan diajari soal ini, dan harus benar-benar mengerti,” tambah Vina.
    Untuk warga yang berulang tahun pada hari libur, puskesmas memberikan kelonggaran waktu.
    “Khusus warga yang ulang tahun hari libur atau minggu, bisa cek keesokan harinya,” kata Riza dari Puskesmas Gayungan.
    Program CKG ini merupakan kado dari negara bagi warganya yang sedang merayakan ulang tahun, sebagai langkah pencegahan penyakit dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
    Selain pemeriksaan kesehatan gratis, peserta juga mendapatkan
    edukasi kesehatan
    dan suvenir dari puskesmas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Duren Sawit Diusulkan Dibuka sampai Sabtu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Februari 2025

    Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Duren Sawit Diusulkan Dibuka sampai Sabtu Megapolitan 11 Februari 2025

    Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Duren Sawit Diusulkan Dibuka sampai Sabtu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Puskesmas Duren Sunersi Handayani mengusulkan, layanan
    cek kesehatan gratis
    di puskesmasnya bisa dilaksanakan sampai Sabtu.
    Saat ini layanan cek kesehatan gratis di Puskesmas Duren Sawit hanya dibuka dari Senin hingga Jumat.
    “Senin sampai Jumat kalau Jakarta, sedang proses evaluasi karena ini programnya nasional maka kemarin kami masih monitor itu, hari Sabtu dibuka, karena Jabar Puskesmas buka di hari Sabtu,” ungkap Sunersi di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (11/2/2025).
    Pihak Puskesmas Duren Sawit sedang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jakarta agar cek kesehatan gratis bisa dilakukan pada hari sabtu.
    “Kita sudah berkoordinasi dengan Pusat Data dan Teknologi Informasi Dinas Kesehatan (Pusdatin Dinkes) agar bisa diakomodir untuk hari Sabtu,” tutur Sunersi.
    Pada hari kedua pelaksanaan cek kesehatan gratis di Puskesmas Duren Sawit, ada 27 orang yang mendaftar. Namun, hanya 18 orang yang datang ke puskesmas untuk diperiksa kesehatannya.
    Sedangkan pada hari pertama, hanya ada 15 orang yang cek kesehatan gratis di puskesmas itu.
    Sebelumnya, program cek kesehatan gratis dari Kemenkes dimulai serentak, Senin, 10 Februari 2025.
    Cek kesehatan gratis
    dilakukan Puskesmas dengan terlebih dulu mendaftar online melalui aplikasi Satu Sehat atau datang langsung ke Puskesmas bagi wilayah yang kesulitan jaringan internet.
    Program cek kesehatan gratis ini terbagi dibagi menjadi tiga jenis, yakni cek kesehatan gratis di hari ulang tahun, cek kesehatan gratis di sekolah, dan cek kesehatan gratis Khusus.
    Cek kesehatan gratis sebagai kado ulang tahun, ditujukan untuk masyarakat berusia enam tahun ke bawah dan 18 tahun ke atas.
    Sementara anak berusia 7-17 tahun, baru bisa mengikuti cek kesehatan gratis pada Juli 2025, sesuai tahun ajaran baru dan dilakukan di sekolah masing-masing.
    Masyarakat dapat mendaftar cek kesehatan gratis melalui aplikasi online Satu Sehat, WhatsApp layanan Kemenkes di nomor 0811 10500567, atau datang langsung ke Puskesmas terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.