Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Tambang Emas Ilegal Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Malaria di Pohuwato, 2 Warga Meninggal Dunia

    Tambang Emas Ilegal Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Malaria di Pohuwato, 2 Warga Meninggal Dunia

    Kabid Pelaksana Teknis Malaria Dinas Kesehatan Pohuwato, Roys Gunibala, mengakui bahwa penyebaran malaria di wilayah PETI sangat masif. Marisa, Buntulia, dan Taluditi mencatatkan jumlah kasus tertinggi di Pohuwato.

    “Penyebaran malaria telah meluas ke seluruh kecamatan di Pohuwato, dengan tiga kecamatan tersebut memiliki kasus terbanyak,” kata Roys.

    Upaya penanganan yang dilakukan selama dua tahun terakhir dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dinilai belum membuahkan hasil maksimal. Oleh karena itu, statusnya kini meningkat menjadi darurat bencana non-alam agar penanggulangan lebih efektif.

    Menurut Roys, langkah strategis yang dilakukan saat ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pohuwato bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Fokus utama adalah pengobatan pasien terinfeksi serta pencegahan lebih lanjut.

    Hasil penelitian tim Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa nyamuk Anopheles, penyebab utama malaria, berkembang biak di genangan air, termasuk limbah rumah tangga yang terabaikan. Faktor lingkungan seperti genangan air berlumut dan kubangan bekas tambang memperparah penyebaran penyakit ini.

    Data Satgas Kejadian Luar Biasa (KLB) mencatat, terdapat sekitar 500 kubangan bekas PETI di Kecamatan Buntulia, khususnya di Desa Hulawa. Sementara itu, lebih dari 200 kubangan serupa ditemukan di Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Popayato, Dengilo, dan Patilanggio.

    “Selain kubangan bekas tambang, lingkungan permukiman yang kurang terjaga kebersihannya juga menjadi faktor utama. Pencegahan harus dilakukan dengan menutup kubangan dan menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Roys.

    PETI Masih Beroperasi, Penindakan Minim

    Meski malaria telah berstatus darurat, aktivitas PETI di Pohuwato masih marak tanpa penindakan tegas dari aparat penegak hukum. Bahkan, beberapa lokasi PETI berada dekat dengan kantor kepolisian, seperti di Desa Bulangita, Marisa, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari Polres Pohuwato.

    Penambangan ilegal di daerah ini bukanlah fenomena baru, tetapi semakin masif dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan alat berat seperti ekskavator dilakukan secara terbuka tanpa pengawasan ketat. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

    Masyarakat berharap adanya langkah tegas dari pihak berwenang untuk menertibkan aktivitas PETI demi menekan angka penyebaran malaria serta melindungi kesehatan warga Pohuwato.

  • Cara Mengatasi Demam dengan Akar Alang-Alang, Ramuan Tradisional yang Telah Teruji

    Cara Mengatasi Demam dengan Akar Alang-Alang, Ramuan Tradisional yang Telah Teruji

    Liputan6.com, Yogyakarta – Ramuan akar alang-alang untuk menurunkan demam telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dinas Kesehatan beberapa daerah di Indonesia mencatat penggunaan tanaman ini sebagai salah satu metode tradisional dalam penanganan awal demam.

    Pembuatan ramuan akar alang-alang memerlukan beberapa tahapan. Langkah pertama adalah memilih akar alang-alang segar dengan ciri-ciri berwarna putih kekuningan dan tidak berbau menyengat.

    Mengutip dari berbagai sumber, akar yang digunakan sebaiknya berukuran sedang dengan panjang sekitar 15-20 sentimeter. Proses penyiapan dimulai dengan membersihkan akar dari tanah dan kotoran yang menempel.

    Pencucian dilakukan di bawah air mengalir sambil digosok perlahan untuk menghilangkan sisa tanah. Akar yang telah bersih dipotong menjadi beberapa bagian untuk memudahkan proses perebusan.

    Dua genggam akar alang-alang direbus dalam dua liter air hingga mendidih. Api dikecilkan dan proses perebusan dilanjutkan hingga air menyusut menjadi setengahnya, menghasilkan cairan berwarna kecoklatan.

    Laboratorium Farmakologi di beberapa universitas menyarankan konsumsi air rebusan dalam keadaan hangat. Dosis yang dianjurkan adalah satu gelas (200 ml) setiap 4-6 jam.

    Efek ini dapat bertahan selama 3-4 jam, memberikan waktu bagi tubuh untuk menormalkan suhu secara bertahap. Penggunaan ramuan tidak disarankan melebihi tiga hari berturut-turut.

    Penyimpanan sisa ramuan juga memerlukan perhatian khusus. Air rebusan yang tidak langsung dikonsumsi dapat disimpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin selama maksimal 24 jam.

    Sebelum dikonsumsi kembali, ramuan harus dipanaskan hingga hangat. Penggunaan ramuan yang telah disimpan lebih dari 24 jam tidak dianjurkan karena penurunan khasiat dan risiko kontaminasi.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Pengamanan Super Ketat Laga Persija Vs Persib, 2.000 Personel Gabungan Dikerahkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Februari 2025

    Pengamanan Super Ketat Laga Persija Vs Persib, 2.000 Personel Gabungan Dikerahkan Megapolitan 15 Februari 2025

    Pengamanan Super Ketat Laga Persija Vs Persib, 2.000 Personel Gabungan Dikerahkan
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Pengamanan super ketat akan diterapkan menghadapi laga panas antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung dalam lanjutan Liga 1 di
    Stadion Patriot Candrabhaga
    , Kota
    Bekasi
    , Minggu (16/2/2025) sore.
    Dalam laga ini, sebanyak 2.000 lebih personel gabungan dari unsur kepolisian dan TNI dikerahkan.
    Selain itu, unsur pemerintahan turut dilibatkan, antara lain Satpol PP Kota Bekasi, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
    “Jadi untuk personel pengamanan yang akan dilibatkan sekitar 2.000 lebih,” kata Kabag Ops Polres Metro Bekasi Kota Kompol Agus Rohmat di Kota Bekasi, Jumat (14/2/2025).
    Adapun, ribuan personel keamanan tersebut berasal dari unsur Polda Metro Jaya, Polres Metro Bekasi, dan TNI.
    Dalam pengamanannya, polisi juga telah membagi tiga zona pengamanan, yakni zona 1, zona 2, dan zona 3 di sekitar Stadion Patriot Candrabhaga.
    Menurut Agus, laga Persija versus Persib berpotensi menimbulkan eskalasi kerawanan yang cukup tinggi. Maka dari itu, pihak keamanan akan mengawal ketat pengamanan sebelum dan sesudah pertandingan berakhir.
    “Pengamanan termasuk pengamanan di rute-rute yang akan dilalui oleh para penonton maupun pemain, karena ini kerawanan cukup tinggi,” ungkap dia.
    Dalam laga nanti, kepolisian melarang kehadiran suporter Persib, Viking, untuk menyaksikan tim kesayangannya di Stadion Patriot Candrabhaga. Alasannya, laga ini berpotensi menciptakan kerawanan cukup tinggi.
    “Penonton hanya dari pihak Persija, Jakmania, dari Persib tidak ada penonton,” ujarnya.
    Pada Selasa (11/2/2025), Polda Metro Jaya telah menggelar rapat koordinasi persiapan pertandingan Persija versus Persib.
    Dalam rapat koordinasi ini dihadiri panitia pelaksana pertandingan, perwakilan suporter Persija, Jakmania, dan Viking.
    Agus mengungkapkan, rapat tersebut turut membahas kehadiran sejumlah Viking saat laga Persija versus Persib di Stadion Patriot Candrabhaga pada musim 2023.
    Berkaca dari laga musim lalu, polisi meminta agar perwakilan Viking turut menyampaikan kepada anggotanya untuk tidak hadir langsung di pertandingan tersebut.
    “Kemarin sudah saya sampaikan melalui perwakilan dari Viking, kita mengantisipasi karena saat pertandingan tahun 2023 masih ada penonton Persib yang memasuki stadion,” ungkap Agus.
    Selain itu, Agus mengimbau Jakmania tidak memberikan tiket kepada saudara mereka yang notabene pendukung Persib.
    Menurutnya, pada musim lalu, sejumlah pendukung Persib berhasil masuk ke stadion bermodalkan tiket yang didapatkan dari saudara mereka yang berlatar belakang Jakmania.
    “Saya sudah menyampaikan kepada Jakmania jangan sampai nanti dari teman-teman Jakmania karena dia keluarga atau saudara dia memberikan tiket ke penonton Viking,” pungkas dia.
    Pihak kepolisian juga akan memberikan pengamanan ekstra kepada pemain dan ofisial tim Persib.
    Nantinya, kepolisian akan mengerahkan barracuda untuk tim Persib dari hotel tempat mereka menginap menuju stadion, dan sebaliknya.
    “Untuk Persib akan menggunakan barracuda dan nantinya akan dijemput dari hotel menuju ke stadion dan dari stadion menuju hotel,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan, Waspada Kadar Gula

    Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan, Waspada Kadar Gula

    Jakarta – Kolang-kaling adalah makanan camilan segar yang sering dikonsumsi masyarakat, terutama saat bulan puasa. Rasanya yang segar cicik menjadi pelengkap es campur atau hidangan lainnya.

    Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar kolang-kaling tetap aman dikonsumsi untuk kesehatan. Simak informasinya berikut ini.

    Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan

    Kolang-kaling berasal dari buah aren yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi makanan lezat. Salah satunya adalah manisan kolang-kaling yang punya rasa segar dan cocok dipadukan dengan berbagai hidangan.

    Manisan, sesuai namanya, mengandung banyak gula yang bisa berisiko bagi kesehatan. Nah, detikers bisa melakukan tips berikut agar tetap sehat dan bisa menimkati kolang-kaling.

    1. Perhatikan Kadar Gula

    Mengutip jurnal berjudul Kualitas pH, Kadar Air, dan Kadar Gula dari Manisan Kolang-Kaling yang Dibuat dengan Variasi Berbagai Jenis Gula oleh Aliya Farkha Sofiyani, dkk dari Universitas Veteran Bangun Nusantara, terlalu banyak gula bisa membuat kolang kaling terlalu manis dan berpotensi meningkatkan risiko kesehatan terkait konsumsi gula berlebih. Jadi, penting untuk memperhatikan jumlah gula yang digunakan dan memperhatikan aspek kesehatan saat membuat sajian ini.

    Setiap jenis gula yang digunakan memiliki komposisi nutrisi yang berbeda. Gula aren dan gula kelapa umumnya memiliki beberapa nutrisi tambahan, seperti vitamin, mineral, dan serat dibandingkan dengan gula tebu. Sehingga, penggunaan gula aren atau gula kelapa dalam manisan kolang-kaling bisa memberi nilai gizi tambahan pada produk tersebut.

    2. Waspada Kolang-kaling Mengandung Formalin

    Ada saja pedagang kolang-kaling yang menambah formalin untuk mengawetkannya. Untuk itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri kolang-kaling berformalin.

    Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dikutip Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, formalin bisa mengiritasi lambung, mata, hidung, tenggorokan, sera bersifat karsinogenik. Peningkatan paparan formalin bisa menyebabkan kanker faring, nasofaring, otak, dermatitis, dan reaksi alergi.

    Mengutip laman Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, berikut di antara ciri-ciri kolang-kaling berformalin:

    Kolang kaling memiliki ciri khas aroma sedikit asam. Sehingga, kolang-kaling yang tidak berbau dicurigai. Bisa jadi, kolang kaling sudah dicampur dengan cairan formalin ketika direbus. Sebab, umumnya aroma khas makanan yang sudah dicampur formalin akan hilang.

    Kolang-kaling yang tidak dihinggapi lalat harus diwaspadai. Kemungkinan besar kolang kaling sudah dicampur formalin yang menghilangkan baunya.

    Kolang-kaling yang mengandung formalin memiliki tekstur yang kenyal. Meski mudah digigit, namun biasanya kolang-kaling tersebut sudah dicampurkan dengan formalin.

    Biasanya, warna kolang-kaling adalah putih transparan dan agak sedikit pucat. Namun, jika kolang-kaling sudah tercampur dengan zat berbahaya, maka warnanya adalah putih pekat dan tidak transparan.

    Tentunya kolang-kaling yang mengandung formalin pasti akan lebih tahan lama. Ini bisa dibuktikan dengan cara membiarkan kolang kaling di suhu ruang 1-2 hari. Kolang kaling dengan formalin akan tetap bertahan.

    Manfaat Kolang-Kaling untuk Kesehatan

    Tak hanya lezat, kolang-kaling juga memiliki manfaat kesehatan. Berikut di antaranya:

    1. Meredakan Penyakit Radang Sendi

    Dikutip dari Portal Resmi Provinsi Sumatera Barat, kolang kaling mengandung zat galaktomanan yang mempunyai khasiat untuk meredakan atau malah menyembuhkan penyakit radang sendi. Disarankan untuk mengkonsumsi kolang-kaling dengan direbus, tanpa memakai berbagai jenis pewarna dan gula.

    2. Mengontrol Gula Darah

    Kolang-kaling bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil. Mengutip website Universitas Medan Area, dalam penelitian uji laboratorium, kolang-kaling memiliki senyawa polisakarida glukomanan yang dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegah diabetes.

    3. Menjaga Kesehatan Jantung

    Kolang-kaling mengandung senyawa polisakarida glukomanan yang bisa menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Jadi, kolang-kaling baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan jantung dan penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung.

    (elk/row)

  • Pastikan Layanan Kesehatan Optimal, Begini Siasat Wamendagri

    Pastikan Layanan Kesehatan Optimal, Begini Siasat Wamendagri

    Jakarta: Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyoroti pentingnya kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Khususnya, untuk memastikan layanan kesehatan berjalan optimal.

    “Bapak/Ibu, yang ingin saya sampaikan di sini adalah it’s all about leadership, semuanya kepemimpinan,” kata Bima dalam keterangan yang dikutip Jumat, 14 Februari 2025.

    Hal ini ditekankan Bima pada Focus Group Discussion (FGD) bersama jajaran RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). FGD tersebut mengusung tema “Inovasi serta Penataan Organisasi dalam Rangka Mewujudkan Agile Governance”.
     

    Bima dalam acara itu berbagi pengalaman membangun RSUD, saat menjabat Wali Kota Bogor. Ia mengisahkan bagaimana proses alih fungsi rumah sakit swasta menjadi RSUD yang penuh tantangan hingga akhirnya diresmikan pada Januari 2020.

    Ia juga mengenang pengalamannya saat pandemi Covid-19 yang tidak mudah. Dari situ, ia semakin memahami pentingnya kepemimpinan dalam sektor kesehatan.

    Bima memaparkan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan harus didukung kepemimpinan yang solid, baik dari Direktur Utama (Dirut) RSUD, Dinas Kesehatan (Dinkes), maupun kepala daerah. Manajemen harus kuat, transparan, dan berorientasi pada pelayanan kesehatan yang berkualitas.

    “Jadi soal SDM juga tidak mudah dan harus betul-betul ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat. Baik Dirut RSUD, Dinkes-nya, maupun kepala daerahnya,” tuturnya.

    Selain itu, ia menyoroti pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan rumah sakit, termasuk pengadaan tenaga kesehatan dan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Manajemen RSUD, menurutnya, harus profesional dan bebas dari praktik yang merugikan masyarakat. 

    Ia berharap para pemimpin rumah sakit mampu membentuk tim yang mengutamakan pelayanan prima bagi masyarakat, mulai dari dokter, petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD), hingga tenaga administrasi. Tantangannya adalah bagaimana pemimpin rumah sakit bisa memacu anggotanya untuk berorientasi terhadap pelayanan terbaik bagi masyarakat. 

    “Jadi, manajemennya memang harus menutup betul ruang-ruang malapraktik seperti tadi, yang ruang-ruang tadi. Karena itu, makanya Dirut ini yang paling tidak mudah, Pak. Yang pertama tentu urusan kesehatan. Yang kedua, leadership-nya itu,” ungkapnya.

    Apalagi di masa Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas. Presiden menekankan pada kebutuhan dasar, seperti makan bergizi gratis, kesehatan, dan pendidikan. “Isu kesehatan yang sangat penting dan saya dukung,” kata dia.

    Jakarta: Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyoroti pentingnya kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Khususnya, untuk memastikan layanan kesehatan berjalan optimal.
     
    “Bapak/Ibu, yang ingin saya sampaikan di sini adalah it’s all about leadership, semuanya kepemimpinan,” kata Bima dalam keterangan yang dikutip Jumat, 14 Februari 2025.
     
    Hal ini ditekankan Bima pada Focus Group Discussion (FGD) bersama jajaran RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). FGD tersebut mengusung tema “Inovasi serta Penataan Organisasi dalam Rangka Mewujudkan Agile Governance”.
     

    Bima dalam acara itu berbagi pengalaman membangun RSUD, saat menjabat Wali Kota Bogor. Ia mengisahkan bagaimana proses alih fungsi rumah sakit swasta menjadi RSUD yang penuh tantangan hingga akhirnya diresmikan pada Januari 2020.

    Ia juga mengenang pengalamannya saat pandemi Covid-19 yang tidak mudah. Dari situ, ia semakin memahami pentingnya kepemimpinan dalam sektor kesehatan.
     
    Bima memaparkan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan harus didukung kepemimpinan yang solid, baik dari Direktur Utama (Dirut) RSUD, Dinas Kesehatan (Dinkes), maupun kepala daerah. Manajemen harus kuat, transparan, dan berorientasi pada pelayanan kesehatan yang berkualitas.
     
    “Jadi soal SDM juga tidak mudah dan harus betul-betul ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat. Baik Dirut RSUD, Dinkes-nya, maupun kepala daerahnya,” tuturnya.
     
    Selain itu, ia menyoroti pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan rumah sakit, termasuk pengadaan tenaga kesehatan dan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Manajemen RSUD, menurutnya, harus profesional dan bebas dari praktik yang merugikan masyarakat. 
     
    Ia berharap para pemimpin rumah sakit mampu membentuk tim yang mengutamakan pelayanan prima bagi masyarakat, mulai dari dokter, petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD), hingga tenaga administrasi. Tantangannya adalah bagaimana pemimpin rumah sakit bisa memacu anggotanya untuk berorientasi terhadap pelayanan terbaik bagi masyarakat. 
     
    “Jadi, manajemennya memang harus menutup betul ruang-ruang malapraktik seperti tadi, yang ruang-ruang tadi. Karena itu, makanya Dirut ini yang paling tidak mudah, Pak. Yang pertama tentu urusan kesehatan. Yang kedua, leadership-nya itu,” ungkapnya.
     
    Apalagi di masa Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas. Presiden menekankan pada kebutuhan dasar, seperti makan bergizi gratis, kesehatan, dan pendidikan. “Isu kesehatan yang sangat penting dan saya dukung,” kata dia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)

  • Ada Posko Pengaduan Suporter di Stadion Patriot Bekasi Saat Laga Persija Vs Persib
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Februari 2025

    Ada Posko Pengaduan Suporter di Stadion Patriot Bekasi Saat Laga Persija Vs Persib Megapolitan 14 Februari 2025

    Ada Posko Pengaduan Suporter di Stadion Patriot Bekasi Saat Laga Persija Vs Persib
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Pengelola Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi membuka posko pengaduan menjelang laga derby antara Persija Jakarta versus Persib Bandung pada Minggu (16/2/2025) sore.
    Kepala UPTD Stadion Patriot Candrabhaga, Umar mengatakan, keberadaan posko pengaduan ini diperuntukkan bagi suporter bermasalah.
    Selain penanganan suporter, posko pengaduan ini juga sebagai tempat laporan apabila ada suporter yang kehilangan barang berharga.
    “Posko pengaduan untuk laporan kehilangan dan kala ada suporter yang bermasalah,” ujar Umar saat dikonfirmasi, Jumat (14/2/2025).
    Lokasi posko pengaduan ini berada di sebuah ruangan di gate 11 dekat pos pengamanan pintu gerbang utama.
    Ruang ini lebih kurang seluas 100 meter persegi. Di ruangan ini terdapat fasilitas pendingin udara.
    Di pintu ruangan tertera tulisan ruang pengaduan dengan bahan spanduk berwarna kuning.
    Sebelumnya diberitakan, polisi menyatakan laga Persija melawan Persib berpotensi menciptakan kerawanan cukup tinggi.
    Karena itu, 2.000 petugas keamanan gabungan dikerahkan untuk mengawal laga tersebut.
    Personel gabungan tersebut terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Bekasi, dan TNI.
    Selain itu, unsur pemerintahan turut dilibatkan, antara lain Satpol PP Kota Bekasi, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penyebab Keracunan Massal di Sleman Terungkap, Ini Hasil Uji Sampel Laboratorium – Halaman all

    Penyebab Keracunan Massal di Sleman Terungkap, Ini Hasil Uji Sampel Laboratorium – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Dinas Kesehatan Sleman mengungkap penyebab keracunan massal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Pada Jumat (14/2/2025) ini, telah keluar hasil pengujian sampel makanan di laboratorium.

    Apa penyebab keracunan?

    “Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus Cereus dan E. Coli pada makanan yang disajikan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, Jumat (14/2/2025). 

    Namun, dia tidak menjelaskan sumber makanan jenis apa yang terkontaminasi bakteri dan dikonsumsi oleh warga.

    Pengakuan Pembuat Siomai

    Pipit Rahayu, seorang pembuat siomai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta maaf atas insiden keracunan. Dia mengaku tidak mempunyai niat mencelakai orang. 

    “Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain” ujarnya kepada Tribun Jogja pada Selasa (11/2/2025).

    “Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali,”.

    Pipit Rahayu memulai usaha siomai sejak 2015. Dia memproduksi adonan siomai di tempat penggilingan daging di Tempel, Sleman. Lokasi itu selama ini menjadi langganan.

    Dia menceritakan awal mula membuat siomai. Pada Sabtu 8 Februari 2025, dia menyiapkan siomai untuk tiga acara.

    Yaitu menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan di Krasakan, Lumbungrejo, lalu 30 porsi komplit untuk hidangan acara arisan di Sanggrahan, Mlati dan juga acara bazar di Sumberejo.

    Untuk memenuhi pesanan siomai di acara hajatan dan arisan, Pipit membuat 20 kilogram adonan sekaligus di hari Kamis. 

    “Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari senin Alhamdulillah baik-baik saja. Jadi adonan hari kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian,” kata Pipit. 

    Adapun sistem pembuatannya, Ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

    Bahan tepung yang dibutuhkan, Ia mempercayakan sepenuhnya kepada tempat penggilingan. Setelah adonan jadi, kemudian dibawa pulang. 

    “Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana,” ujar Pipit.  

    “Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu,” imbuh dia. 

    Adapun adonan siomai untuk kegiatan bazar di Sumberrejo diproduksi pada Jumat.

    Hingga saat ini belum ada laporan dugaan keracunan di Sumberrejo.

    Sedangkan siomai yang disajikan di acara arisan di Sanggrahan, diduga menjadi penyebab puluhan orang keracunan.

    Pipit mengaku sudah mendatangi warga Sanggrahan untuk menjelaskan bagaimana prosedur pembuatan siomai tersebut.

    Untuk diketahui, kasus keracunan terjadi di dua tempat di Sleman, yaitu Padukuhan Krasakan, Kapanewon Tempel, dan Padukuhan Sanggrahan, Mlati.

    Diduga penyebab keracunan adalah siomai.

    Penyedia siomai pada Sabtu (8/2/2025) membuat tiga pesanan di lokasi berbeda.

    Namun, hingga saat ini kasus keracunan dilaporkan di dua lokasi.

    Setelah memakan siomai, ratusan orang di Padukuhan Krasakan, Tempel mengeluh demam hingga diare.

    Para korban diduga keracunan makanan yang disantap saat hajatan.

    Siomai itu dikonsumsi warga pada Sabtu (8/2/2025) malam.

    Sementara gejala keracunan mulai terasa pada Minggu (9/2/2025) dinihari. 

    Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengungkapkan tercatat jumlah korban dari dua tempat di Sleman mencapai ratusan orang. 

     Penjelasan Soal Bakteri

    Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. 

    Kemudian bacillus cereus merupakan patogen bawaan makanan yang dapat menghasilkan racun sehingga  menyebabkan dua jenis penyakit gastrointestinal antara lain sindrom emetik (muntah) dan sindrom diare.

    Sedangkan Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies bakteri yang beberapa tipenya dapat mengakibatkan keracunan makanan serius pada manusia. 

     

     

     

     

  • Pemkot Jaktim minta warga perkuat PSN usai temukan 141 kasus DBD

    Pemkot Jaktim minta warga perkuat PSN usai temukan 141 kasus DBD

    Jika hasilnya positif maka harus dilakukan pengasapan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) meminta warga untuk terus memperkuat gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) usai menemukan 141 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah sejak awal 2025.

    “Guna mencegah penyebaran penyakit DBD saat puncak musim penghujan, kami meminta warga agar rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk minimal sepekan dua kali,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy di Jakarta, Jumat.

    Herwin mengingatkan warga bisa berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) mandiri dengan rutin menguras, menyikat, dan menutup rapat (3M) tempat penampungan air di rumah masing-masing.

    “Jika ada warga yang terkena DBD maka harus cepat dilakukan penyelidikan epidemiolgi (PE). Jika hasilnya positif maka harus dilakukan pengasapan,” jelas Herwin.

    Herwin mengatakan selama periode Januari hingga Februari 2025 di Jakarta Timur tercatat 141 kasus DBD yang tersebar di 10 wilayah kecamatan.

    Dari 141 kasus ini, kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Kramat Jati 27 kasus, Ciracas 19 kasus, Pasar Rebo 19 kasus, Cipayung 17 kasus, dan Matraman 15 kasus.

    Lalu Pulogadung 14 kasus, Jatinegara 11 kasus, Duren Sawit delapan kasus, Makasar delapan kasus, dan Cakung tiga kasus.

    Menurut Herwin jumlah kasus ini lebih rendah dibanding wilayah lain. Seperti di Jakarta Barat terdapat 201 kasus, Jakarta Selatan 180 kasus, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu ada 126 kasus, dan di Jakarta Pusat 81 kasus.

    “Sejauh ini tidak ada pasien DBD di Jakarta Timur yang meninggal dunia. Mereka dirawat dan sembuh,” ucap Herwin.

    Lebih lanjut, Herwin meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai nyamuk aedes aegypti yang menggigit manusia pada jam aktif.

    “Yang perlu diwaspadai adalah nyamuk aedes aegypti ini menggigit manusia pada jam aktif yaitu pukul 08.00 hingga 10.00 dan pukul 15.00 sampai 17.00,” ujar Herwin.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 170 Warga Keracunan Usai Hajatan, Dinkes Sleman: Ada Bakteri Berbahaya dalam Makanan
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        14 Februari 2025

    170 Warga Keracunan Usai Hajatan, Dinkes Sleman: Ada Bakteri Berbahaya dalam Makanan Yogyakarta 14 Februari 2025

    170 Warga Keracunan Usai Hajatan, Dinkes Sleman: Ada Bakteri Berbahaya dalam Makanan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Penyebab
    keracunan makanan
    yang menimpa warga di Krasakan, Lumbungharjo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman akhirnya terungkap.
    Hasil pengujian sampel makanan di laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri.
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengungkapkan bahwa pengujian terhadap seluruh makanan yang dikonsumsi warga telah dilakukan.
    Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan sejumlah bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.
    “Dari hasil pemeriksaan sampel makanan tersebut, beberapa ditemukan adanya cemaran
    Salmonella sp., Bacillus cereus,
    dan
    Escherichia col
    i,” ujar Cahya saat dihubungi, Jumat (14/02/2025).
    Meskipun tidak merinci makanan mana saja yang terkontaminasi, Cahya memastikan bahwa bakteri tersebut menjadi penyebab utama kasus keracunan yang terjadi.
    170 Orang Keracunan, 6 Masih Dirawat
    Cahya mengungkapkan bahwa total warga yang mengalami keracunan makanan mencapai 170 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar telah pulih, namun masih ada enam orang yang menjalani perawatan di rumah sakit.
    “Sampai saat ini tinggal 6 orang yang masih menjalani rawat inap, sedangkan yang lain sudah dinyatakan sembuh,” pungkasnya.
    Sebelumnya, ratusan warga mengalami keracunan usai menyantap makanan dalam acara hajatan pernikahan di Krasakan, Lumbungharjo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman.
    Kepala Puskesmas Tempel, Kabupaten Sleman, Diana Kusumawati, menyatakan bahwa jumlah warga yang mengalami gejala keracunan terus bertambah sejak kejadian pertama.
    Para korban diketahui menghadiri acara pernikahan yang juga dihadiri oleh tamu dari luar daerah, termasuk dari Muntilan, Jawa Tengah.
    “Acaranya sama. Cuma kalau tamunya kan ada beberapa, bukan hanya dari sini saja. Ada yang dari Muntilan, ada keluarga dari pihak hajatan juga,” ujar Diana saat ditemui di Posko Krasakan, Lumbungharjo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, Minggu (9/02/2025).
    Diana menjelaskan bahwa mayoritas warga mengalami diare dan demam, dengan beberapa mengalami kondisi yang lebih serius.
    “Yang paling banyak adalah diare. Jadi yang sudah agak berat, diare sama demam. Karena diare itu jadinya lemas,” ungkapnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Minim Sosialisasi, "Hadiah Ulang Tahun" Cek Kesehatan Gratis di Cirebon Belum Banyak Diminati
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Februari 2025

    Minim Sosialisasi, "Hadiah Ulang Tahun" Cek Kesehatan Gratis di Cirebon Belum Banyak Diminati Regional 13 Februari 2025

    Minim Sosialisasi, “Hadiah Ulang Tahun” Cek Kesehatan Gratis di Cirebon Belum Banyak Diminati
    Tim Redaksi
    CIREBON, KOMPAS.com
    – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang mulai diterapkan sejak Senin (10/2/2025) di Kota
    Cirebon
    masih sepi peminat. Minimnya sosialisasi serta kurangnya pemahaman masyarakat terkait tata cara pendaftaran menjadi faktor utama.
    Kepala Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon, Eti Dewi Mutiara, mengungkapkan hingga Kamis (13/2/2025), baru tiga warga lanjut usia yang mengakses layanan ini.
    “Baru ada tiga orang, laki-laki semua, usia 51, 54, dan 66 tahun. Ketiganya memeriksakan banyak tes kesehatan dan juga laboratorium, antara lain gula darah, kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL,” ujar Eti saat dihubungi
    Kompas.com
    , Kamis siang.
    Menurut Eti, kendala utama dalam pelaksanaan PKG terletak pada proses pendaftaran. Data yang telah diisi warga belum tersimpan di aplikasi, diduga akibat masalah sistem atau jaringan. Selain itu, kurangnya informasi membuat masyarakat belum sepenuhnya memahami prosedur layanan ini.
    Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawati. Pihaknya masih melakukan berbagai persiapan untuk menyempurnakan pelaksanaan PKG, termasuk penyediaan reagen untuk pemeriksaan darah.
    “Beberapa reagen masih dalam tahap pengusulan ke pemerintah pusat. Kami mengusulkan dari anggaran pusat dan saat ini masih menunggu,” kata Maria, Rabu (12/2/2025) petang.
    Meski begitu, Maria memastikan bahwa program ini sudah berjalan dan dapat diakses masyarakat melalui aplikasi Satu Sehat. Sejumlah puskesmas di Kota Cirebon, seperti Puskesmas Larangan, Pekalangan, Jalan Kembang, Kejaksan, dan Cangkol, telah mulai melayani warga, meskipun jumlah peserta masih sedikit.
    “Secara umum kami sudah siap melayani, tapi memang masih sedikit yang datang, ada yang tiga, satu, dan lima orang,” ujar Maria.
    Pemerintah Kota Cirebon akan terus mengupayakan sosialisasi agar lebih banyak warga memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.