Kementrian Lembaga: Departemen Luar Negeri AS

  • Geger Turis Keracunan Misterius di Tetangga RI, 5 Orang Tewas

    Geger Turis Keracunan Misterius di Tetangga RI, 5 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keracunan misterius melanda Laos. Hingga Jumat, (22/11/2024), korban tewas akibat insiden itu telah mencapai 5 orang.

    Korban tewas kelima merupakan seorang pengacara asal Inggris berusia 28 tahun bernama Simone White. 4 korban lainnya merupakan dua warga Denmark, satu warga Amerika Serikat (AS), dan satu warga Australia.

    “White adalah seorang pengacara di firma hukum global Squire Patton Boggs, yang pekerjaannya melibatkan masalah komersial umum dan masalah hukum kekayaan intelektual yang bersifat sengketa dan tidak bersifat sengketa,” menurut situs web firma tersebut dikutip The Guardian.

    Peristiwa ini sendiri terjadi di kota Vang Vieng, sebuah kota yang sangat populer di kalangan backpacker yang mencari pesta dan olahraga petualangan. Mereka disebutkan disuguhi minuman beralkohol yang mengandung metanol yang mematikan.

    Laporan menunjukkan sebanyak enam warga negara Inggris memerlukan perawatan. Mereka telah dibawa ke sebuah pusat medis untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    “Kami memberikan dukungan kepada keluarga seorang wanita Inggris yang meninggal di Laos, dan kami sedang menghubungi pihak berwenang setempat,” ujar Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) Inggris.

    “Kami menyediakan bantuan konsuler bagi warga negara Inggris dan keluarga mereka.”

    Untuk korban berkewarganegaraan Australia, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan kepada parlemen bahwa Bianca Jones yang berusia 19 tahun, dari Melbourne, meninggal setelah dievakuasi dari Vang Vieng untuk dirawat di sebuah rumah sakit Thailand.

    “Jones meninggal karena”pembengkakan otak akibat kadar metanol yang tinggi dalam tubuhnya,” ujar keterangan rumah sakit Thailand.

    Teman Jones, Holly Bowles, yang juga berusia 19 tahun, masih dirawat di rumah sakit di Thailand. Mereka sebelumnya menginap di sebuah wisma di Vang Vieng.

    Departemen Luar Negeri AS mengatakan seorang warga negara Amerika telah meninggal, dan Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan dua warga negaranya telah meninggal dalam “insiden di Laos”, tetapi keduanya tidak berkomentar langsung tentang kaitannya dengan keracunan metanol..

    Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan salah satu warga negaranya tidak sehat di Laos dan bisa jadi menjadi korban keracunan tersebut.

    Tidak seperti etanol, komponen utama minuman beralkohol, metanol beracun bagi manusia. Insiden ini telah menyoroti bahaya keracunan metanol di seluruh Asia Tenggara, di mana metanol seringkali menjadi pengganti etanol untuk membuat minuman beralkohol.

    Secara jumlah, Asia memiliki prevalensi keracunan metanol tertinggi secara global, dengan sejumlah insiden dengan jumlah besar tercatat di Indonesia, India, Kamboja, Vietnam, dan Filipina

    “Pihak berwenang di Laos sedang menyelidiki insiden tersebut. Sampel dikirim ke Thailand dan diverifikasi di sana,” kata Prof Knut Erik Hovda, yang memberi nasihat kepada Médecins Sans Frontières tentang sebuah proyek untuk memerangi keracunan metanol.

    “Begitu banyak orang minum dan jatuh sakit dan gejalanya muncul setelah waktu tertentu, itu adalah metanol sampai terbukti sebaliknya,” tambahnya.

    (luc/luc)

  • Ditutup karena Ancaman Serangan, Kedubes AS di Ukraina Dibuka Lagi

    Ditutup karena Ancaman Serangan, Kedubes AS di Ukraina Dibuka Lagi

    Jakarta

    Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Kyiv, ibu kota Ukraina akan dibuka kembali pada hari Kamis (21/11), setelah sempat ditutup karena ancaman serangan udara. Demikian disampaikan Departemen Luar Negeri AS.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller menolak untuk mengatakan ancaman seperti apa yang memaksa kedutaan ditutup pada hari Rabu (20/11) sebagai tindakan pencegahan.

    “Kami menganggap keselamatan dan keamanan personel kami… sangat serius,” kata Miller, dilansir kantor berita AFP, Kamis (21/11/2024).

    Misi AS itu ditutup sehari setelah Moskow berjanji untuk merespons peluncuran rudal jarak jauh AS oleh Ukraina ke wilayah Rusia. Ini merupakan peluncuran rudal jarak jauh AS untuk pertama kalinya, dalam perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

    “Kedutaan Besar AS di Kyiv telah menerima informasi spesifik tentang potensi serangan udara yang signifikan pada tanggal 20 November,” tulis kedutaan di situs webnya.

    Sebelumnya, seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, bahwa serangan di wilayah Bryansk, Rusia pada hari Selasa “dilakukan oleh rudal ATACMS” — merujuk pada Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat yang dipasok AS.

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan serangan itu menunjukkan sekutu-sekutu Ukraina ingin memperparah konflik.

    Washington pekan ini menyatakan telah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS terhadap target-target militer jauh di dalam wilayah Rusia. Hal ini telah lama menjadi permintaan Ukraina.

    (ita/ita)

  • Ukraina Boleh Pakai Rudal AS Serang Rusia, Sekutu Trump Kritik Biden

    Ukraina Boleh Pakai Rudal AS Serang Rusia, Sekutu Trump Kritik Biden

    “Tidak ada yang mengantisipasi bahwa Joe Biden akan memicu ESKALASI perang di Ukraina selama masa transisi. Ini seolah-oleh dia meluncurkan perang yang benar-benar baru,” ujar mantan Direktur Intelijen Nasional AS pada masa jabatan pertama Trump, Richard Grenell, dalam pernyataan via media sosial X.

    “Semuanya telah berubah sekarang — semua kalkulasi sebelumnya batal dan tidak valid. Dan semuanya demi politik,” ucapnya.

    Untuk saat ini, Grenell tidak memiliki jabatan dalam pemerintahan Trump mendatang. Namun namanya sempat muncul sebagai calon Menteri Luar Negeri (Menlu) AS sebelum Trump akhirnya memutuskan untuk mencalonkan Senator Florida Marco Rubio untuk jabatan itu.

    Kritikan juga disampaikan oleh putra sulung Trump, Donald Trump Jr, yang menyinggung soal potensi Perang Dunia Ketiga imbas keputusan tersebut.

    “Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan Perang Dunia III berjalan sebelum ayah saya mempunyai kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” sebut Trump Jr dalam komentarnya via media sosial X.

    Trump sendiri belum berbicara secara terbuka mengenai pergeseran kebijakan Biden terkait pasokan rudal jarak jauh untuk Ukraina tersebut.

    “Dia menjadi satu-satunya orang yang dapat menyatukan kedua pihak untuk merundingkan perdamaian, dan berupaya mengakhiri perang dan menghentikan pembunuhan,” cetus juru bicara Trump, Steven Cheung, dalam pernyataannya.

    Moskow menyebut keputusan Biden itu “berbahaya” dan telah menjanjikan respons yang “pantas” jika rudal-rudal pasokan AS benar-benar digunakan dalam serangan ke wilayah Rusia.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam jumpa pers harian menuduh Rusia yang telah memicu eskalasi perang dengan menerima pengerahan pasukan militer Korea Utara (Korut) untuk bertempur melawan Ukraina.

    (nvc/ita)

  • AS Tolak Tuduhan Genosida terhadap Israel

    AS Tolak Tuduhan Genosida terhadap Israel

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan temuan sebuah komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa metode perang Israel konsisten dengan “genosida” dan tuduhan kelompok Human Rights Watch tentang “kejahatan terhadap kemanusiaan” di Gaza.

    Laporan Komite Khusus PBB yang menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai taktik perang, “adalah sesuatu yang sangat tidak kami setujui,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel, dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/11/2024).

    “Kami pikir ungkapan dan tuduhan semacam itu tentu tidak berdasar,” ujarnya.

    Dia juga mempersoalkan laporan Human Rights Watch yang mengatakan, bahwa Israel telah memindahkan paksa warga Gaza selama lebih dari setahun perang dalam apa yang merupakan “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

    Pemindahan paksa warga Palestina “akan menjadi garis merah” bagi Amerika Serikat dan tidak konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan pada awal perang oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan sekutu-sekutu Kelompok Tujuh, kata Patel.

    “Adalah sangat konsisten dan dapat diterima untuk meminta warga sipil untuk mengungsi dari area tertentu saat mereka melakukan operasi militer tertentu, dan kemudian mereka dapat pulang,” kata Patel.

    “Kami belum melihat adanya pemindahan paksa secara khusus,” imbuhnya.

    Saksikan juga video: Duh! Pria di AS Nyamar Jadi Beruang-Rusak Mobil Mewah Demi Asuransi

  • 10 Update Perang Arab: 200 Roket Bom Israel-Kapal Perang AS Dirudal

    10 Update Perang Arab: 200 Roket Bom Israel-Kapal Perang AS Dirudal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah masih terjadi. Bahkan perang tak hanya menyangkut serangan Israel ke Gaza dan Lebanon saja atau sebaliknya, tapi juga kekerasan lain yang di Laut Merah.

    Lalu apa saja updatenya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia Rabu (13/11/2024).

    1.200 Roket Bombardir Israel

    Sekitar lebih dari 200 roket dilaporkan menyerang Israel. Hal ini terjadi Senin waktu setempat, dan sempat menimbulkan kebakaran di banyak titik.

    Mengutip pemberitaan laman Turki, TRT World, sebuah video memperlihatkan bagaimana petugas-petugas Israel berusaha memadamkan api di Israel utara, Haifa. Di gambar lain terlihat pula mobil-mobil gosong seperti terkena serangan.

    “Lebih dari 200 roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel,” muat laman itu.

    “Setidaknya tiga warga Israel terluka,” tambahnya.

    Hal sama juga diberitakan laman Inggris, Sky News. Dalam video yang diberikan roket menghantam dua mobil di Krayot dan membuat kebakaran hebat.

    Tentara memenuhi wilayah itu. Terlihat pula pecahan kaca dan bangunan di jalan area lokasi.

    Sementara itu, mengutip AFP, serangan juga terjadi Selasa. Sebanyak 10 lebih roket ditembakkan ke Israel, di mana dua orang dilaporkan tewas di kota utara, Nahariya.

    “Ini adalah malam yang sulit dan menyakitkan di Nahariya”, kata kotamadya tersebut dalam sebuah pernyataan, menyebut kedua pria tersebut sebagai Ziv Belfer, 52 tahun, dan Shimon Najam, 54 tahun.

    “Keduanya dinyatakan meninggal di tempat, di dekat gudang yang terkena hantaman langsung,” tambahnya.

    Sirine pun menggaung di Tel Aviv dan di bandara Ben Gurion. Hizbullah mengonfirmasi penembakan rudal ke pangkalan udara Israel di selatan Tel Aviv.

    2.Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Israel masih melancarkan serangan di Gaza, Palestina, Selasa malam. Mengutip Al-Jazeera, drone Israel menyerang tenda-tenda pengungsi di Deir el-Balah, di Gaza bagian tengah.

    “Serangan pesawat nirawak Israel menghantam sebuah tenda. Kebakaran terjadi di kamp darurat tersebut,” muat laman itu.

    “Dua orang tewas. Beberapa anak termasuk di antara yang terluka,” tambahnya.

    Sumber media Al-Jazeera mengatakan setidaknya 63 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak fajar. Selasa, serangan udara Israel menghantam daerah yang penuh sesak di dekat Masjid Al Noor di Deir el-Balah barat, menewaskan sedikitnya enam orang.

    3.Serangan Terbaru Israel di Lebanon

    Serangan Isarel juga terjadi di Lebanon, kemarin.Setidaknya dalam catatan Al-Jazeera ada lima wilayah yang dihantam drone dan rudal serta serangan udara lain pasukan Zionis.

    “Di Joun, distrik Chouf, Gunung Lebanon sebanyak 12 tewas, delapan luka-luka. Di Roumine, provinsi Nabatieh sebanyak dua tewas, dua luka-luka,” tulis laman itu.

    “Di Hermel, provinsi Baalbek-Hermal sebanyak satu tewas, delapan luka-luka. Lalu Baalchmay, Gunung Lebanon sebanyak delapan tewas, lima luka-luka. Lalu Tefahta, Provinsi Selatan sebanyak lima tewas,” tambahnya.

    AFP melaporkan setidaknya 33 orang tewas dalam sehari di Lebanon, Selasa. Lebih dari 3.300 orang telah tewas di Lebanon sejak bentrokan dimulai tahun lalu, dan semakin besar ketika perang dideklarasikan Israel di September.

    4.PBB: Tak Ada Tempat yang Aman di Gaza

    PBB mengadakan pertemuan untuk membahas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Termasuk risiko kelaparan yang akan segera terjadi di daerah kantong pantai tersebut.

    Asisten sekretaris jenderal PBB untuk hak asasi manusia (HAM) Ilze Brand Kehris, menegaskan ini kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Mereka adalah pengungsi perang Israel termasuk wanita hamil, anak-anak, orang tua, dan penyandang disabilitas.

    “Serangan Israel terhadap tempat penampungan dan bangunan tempat tinggal terus menewaskan warga sipil dalam jumlah yang tidak masuk akal, baik pria, wanita, maupun anak-anak,” kata Kehris.

    “Serangan terhadap apa yang disebut zona aman ini membuktikan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” tegasnya.

    “Pemantauan oleh kantor kami menunjukkan bahwa tingkat pembunuhan dan cedera warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya ini merupakan konsekuensi langsung dari pilihan metode dan sarana perang partai tersebut dan kegagalan mereka untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional,” tambahnya.

    5.PBB Kutuk Perang Gaza: Kejahatan Internasional Paling Serius

    Seorang pejabat tinggi PBB mengutuk “kekejaman harian” di Gaza. Ia menggambarkan “tindakan yang mengingatkan pada kejahatan internasional paling serius” saat Israel melanjutkan pemboman hariannya di wilayah Palestina.

    “Warga sipil diusir dari rumah mereka dan dipaksa menyaksikan anggota keluarga mereka terbunuh, dibakar, dan dikubur hidup-hidup di Gaza,” kara kepala sementara badan kemanusiaan PBB (OCHA), Joyce Msuya, berbicara ke DK PBB, menggambarkan Gaza yang disebutnya “gurun puing”.

    “Apa perbedaannya, dan tindakan pencegahan apa yang diambil, jika lebih dari 70% perumahan warga sipil rusak atau hancur?” kata Msuya mengutip AFP.

    “Kita menyaksikan tindakan yang mengingatkan pada kejahatan internasional paling serius,” tambahnya.

    “Kekejaman yang kita lihat setiap hari di Gaza tampaknya tidak ada batasnya.”

    Komentar Msuya muncul di tengah kampanye Israel di Gaza utara yang ia gambarkan sebagai “versi yang semakin intensif, ekstrem, dan dipercepat dari kengerian tahun lalu”. Pertemuan dk yang dibahas Msuya difokuskan pada laporan terbaru yang didukung PBB yang memperingatkan tentang “kemungkinan besar kelaparan yang akan segera terjadi”.

    6.Duta Besar AS di Israel Pilihan Trump

    Pemenang pemilu Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dilaporkan telah menunjuk mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee sebagai duta besar AS untuk Israel. Ia adalah seorang Kristen evangelis dan disebut Al-Jazeera sebagai pendukung setia Israel dan pembela permukiman ilegal Yahudi di Palestina, bahkan mendukung aneksasi Israel di Tepi Barat.

    Huckabee sendiri sebelumnya telah mengkritik pemerintahan pentahana saat ini, Joe Biden, karena memberikan “tekanan ringan” pada Israel untuk memoderasi tindakannya dalam perang di Gaza. Huckabee dilaporkan telah memimpin kunjungan kelompok tur berbayar ke Israel selama bertahun-tahun, sering mengiklankan perjalanan tersebut di outlet berita yang condong ke konservatif.

    “Jika seseorang pro-Israel, bagaimana Anda bisa pro-Biden karena pemerintahan Biden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka akan memberikan konsesi kepada Hamas,” kata Huckabee dalam sebuah wawancara pada bulan Maret di News Nation.

    7.AS Godok ‘Sanksi’ ke Kelompok Pendukung Palestina

    Di sisi lain, AS dilaporkan tengah menggodok undang-undang baru yang akan menyasar kelompok pro-Palestina. Mengutip AFP, anggota parlemen AS akan memberikan suara pada RUU yang akan memberikan Departemen Keuangan kewenangan luas untuk mencabut status bebas pajak organisasi nirlaba yang dianggap mendukung “terorisme”, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa undang-undang tersebut akan digunakan untuk melawan kelompok pro-Palestina dan kelompok hak asasi lainnya.

    RUU itu pertama kali diperkenalkan sebagai respons terhadap protes kampus yang meluas terhadap perang Israel di Gaza. Di mana beberapa kelompok solidaritas Palestina dicap sebagai “pro-Hamas” oleh politisi dan media berita pro-Israel.

    Para pendukung hak-hak sipil telah secara luas mengutuk RUU yang diusulkan tersebut. Dalam surat yang ditandatangani oleh lebih dari 100 kelompok pada bulan September, mereka memperingatkan bahwa RUU tersebut “menimbulkan kekhawatiran konstitusional yang signifikan”.

    “Karena RUU tersebut memberikan kewenangan sepihak yang sangat besar kepada Menteri Keuangan, RUU tersebut menimbulkan risiko tinggi penegakan hukum yang dipolitisasi dan diskriminatif,” tegas mereka.

    Sementara itu, terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden juga menjadi masalah lain. Implikasi undang-undang yang berpotensi luas menjadi semakin mendesak setelah kemenangannya dalam pemilihan umum AS minggu lalu.

    “Ini merupakan ancaman yang jauh lebih nyata saat ini,” kata penasihat kebijakan senior di American Civil Liberties Union, Kia Hamadanchy.

    “Kita tahu bahwa Trump akan menjadi presiden. Saya tidak tahu apakah ini saatnya untuk memberinya wewenang tambahan,” tegasnya.

    8.Israel Tak Melanggar Hukum?

    AS mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel tidak melanggar hukum terkait jumlah bantuan yang masuk ke Gaza. Tetapi Washington menyerukan kemajuan lebih lanjut, sebulan setelah pemerintahan Biden yang akan lengser, mengancam akan menahan sejumlah dukungan militer.

    “Kami belum membuat penilaian bahwa mereka melanggar hukum AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel.

    “Situasi kemanusiaan secara keseluruhan di Gaza masih belum memuaskan,” tambahnya.

    “Namun dalam konteks surat tersebut, ini bukan tentang apakah kami menemukan sesuatu yang memuaskan atau tidak; ini tentang tindakan apa yang kami lihat,” ujarnya lagi.

    Ia pun mengklaim AS telah melihat “beberapa kemajuan” Israel dalam mengizinkan masuknya bantuan. Termasuk pembukaan penyeberangan baru ke Gaza.

    “Setelah periode 30 hari ini berakhir, kami terus menilai dan mengevaluasi, dan jika kami tidak melihat kemajuan yang konsisten, jika kami tidak melihat hasilnya di lapangan, maka kami tentu saja akan membuat penilaian yang tepat tentang kepatuhan mereka terhadap hukum internasional,” katanya.

    9.Hamas Sebut AS Pelaku Genosida Gaza

    Kelompok militan Palestina Hamas mengecam AS, Selasa. Ini atas keterlibatannya dalam “perang genosida” di Jalur Gaza setelah Washington mengatakan Israel tidak melanggar hukum AS terkait jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.

    “Hamas mengecam klaim Washington bahwa Israel “mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” katanya dimuat AFP.

    “Konfirmasi kemitraan penuh pemerintahan Presiden (Joe) Biden dalam perang genosida brutal terhadap rakyat kami,” tambahnya.

    10.Kapal Perang AS Diserang

    Pentagon mengonfirmasi serangan Houthi Yaman ke dua kapal perang AS. Dua kapal perusak AS dibombardir dengan pesawat nirawak dan rudal saat mereka melewati Selat Bab al-Mandeb.

    Meski begitu, Pentagon mengatakan pihaknya bisa mengalahkan kapal perang tersebut. Kala tidak rusak dan tak ada personil terluka.

    “Kapal-kapal tersebut “diserang oleh sedikitnya delapan sistem udara nirawak serang satu arah, lima rudal balistik antikapal, dan tiga rudal jelajah antikapal, yang berhasil dilawan dan dikalahkan”, kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder dikutip AFP.

    Houthi telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November 2023 dalam serangan yang mereka katakan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaz. Ini menjadi tantangan keamanan internasional yang signifikan yang mengancam jalur pelayaran utama.

    AS dan negara-negara lain telah mengerahkan kapal-kapal militer untuk membantu melindungi pengiriman dari serangan Houthi. Tetapi pengakuan atas serangan yang secara langsung menargetkan kapal-kapal perang Amerika jarang terjadi.

    (sef/sef)

  • Amerika Cs Kecam Keputusan Israel Larang UNRWA!

    Amerika Cs Kecam Keputusan Israel Larang UNRWA!

    Jakarta

    Parlemen Israel menyetujui RUU yang melarang badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Kecaman internasional pun mengalir atas keputusan Israel ini.

    Meskipun ada keberatan dari Amerika Serikat dan peringatan dari Dewan Keamanan PBB, para anggota parlemen Israel pada Senin (28/10) waktu setempat, dengan suara bulat meloloskan RUU yang melarang UNRWA bekerja di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki.

    Israel secara ketat mengendalikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan anggota parlemen juga meloloskan tindakan yang melarang para pejabat Israel bekerja dengan UNRWA dan pegawainya.

    UNRWA telah menyediakan bantuan penting, sekolah, perawatan kesehatan, dan bantuan di seluruh wilayah Palestina dan untuk pengungsi Palestina di tempat lain selama lebih dari tujuh dekade.

    “Ada hubungan yang mendalam antara organisasi teroris (Hamas) dan UNRWA, dan Israel tidak dapat membiarkannya,” kata Yuli Edelstein di parlemen saat ia menyampaikan RUU tersebut, dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/10/2024). Dia merupakan salah satu anggota parlemen yang mensponsori RUU tersebut.

    Beberapa sekutu setia Israel di Barat menyuarakan kekhawatiran atas larangan tersebut, dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan Inggris “sangat khawatir”. Amerika Serikat pun menyatakan “keprihatinan mendalam”, dengan menekankan bahwa UNRWA memiliki peran “kritis” dalam memberikan bantuan kepada warga sipil di Gaza.

    “Pengesahan undang-undang ini bisa memiliki implikasi di bawah hukum AS,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam jumpa pers.

  • Usai Dikritik AS, Israel Kembali Gempur Ibu Kota Lebanon

    Usai Dikritik AS, Israel Kembali Gempur Ibu Kota Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel kembali menghantam area pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon, pada Rabu (16/10) pagi. Militer Tel Aviv mengklaim serangannya menargetkan depot senjata bawah tanah milik kelompok Hizbullah, yang didukung Iran.

    Gempuran Israel itu dilancarkan hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, menegaskan mereka menentang cakupan serangan udara Tel Aviv terhadap Beirut, di tengah meningkatnya jumlah korban tewas dan kekhawatiran akan eskalasi regional yang lebih luas.

    Sejumlah saksi mata, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (16/10/2024), melaporkan mereka mendengar dua suara ledakan keras dan melihat kepulan asap menjulang dari dua area terpisah di pinggiran selatan Beirut.

    Hal itu terjadi setelah Israel merilis perintah evakuasi pada Rabu (16/10) pagi, yang menyerukan satu bangunan di area tersebut untuk segera dievakuasi.

    Beberapa pekan terakhir, militer Tel Aviv melancarkan rentetan serangan terhadap pinggiran selatan Beirut tanpa memberikan peringatan dini, atau mengeluarkan peringatan untuk satu area sembari melancarkan serangan yang lebih luas.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya melancarkan serangan terhadap timbunan senjata bawah tanah milik Hizbullah di area Dahieh, pinggiran selatan Beirut.

    “Sebelum serangan itu, sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko yang merugikan warga sipil, termasuk memberikan peringatan kepada penduduk di area tersebut,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Gedung di Kota Nabatieh Lebanon, 5 Tewas’:

    Perintah evakuasi yang dirilis Tel Aviv, menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga berdampak bagi lebih dari seperempat wilayah Lebanon.

    Hal itu terjadi sekitar dua pekan setelah militer Israel memulai serangan darat di wilayah Lebanon bagian selatan, yang diklaim bertujuan memukul mundur Hizbullah dari dekat perbatasan.

    Sejumlah negara Barat telah mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, juga bagi pertempuran di Jalur Gaza, meskipun AS menegaskan dukungannya untuk Tel Aviv dengan mengirimkan sistem antirudal.

    AS Tegaskan Menentang Serangan Udara Israel di Beirut

    Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pernyataan terbaru juga menyampaikan kekhawatiran Washington kepada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu atas serangan baru-baru ini.

    Miller menegaskan AS menentang cakupan serangan Israel di ibu kota Lebanon yang memakan banyak korban jiwa.

    “Ketika menyangkut ruang lingkup dan sifat operasi pengeboman yang kami lihat di Beirut selama beberapa pekan terakhir, ini adalah sesuatu yang telah kami sampaikan dengan jelas kepada pemerintah Israel bahwa kami mengkhawatirkannya dan kami menentangnya,” ucap Miller.

    Pernyataan Miller itu mengadopsi nada yang lebih keras dibandingkan peringatan AS untuk Israel sebelumnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) PM Lebanon Najib Mikati, dalam pernyataan terpisah pada Selasa (15/10), menyebut komunikasinya dengan para pejabat AS telah menghasilkan “semacam jaminan” bahwa Israel akan menghentikan serangan di Beirut dan pinggiran selatan kota tersebut.

    Terakhir kali Beirut digempur serangan adalah pada 10 Oktober lalu, ketika dua serangan di dekat pusat kota itu menewaskan sedikitnya 22 orang dan membuat seluruh bangunan di area padat penduduk itu ambruk.

    Sumber keamanan Lebanon mengatakan pada saat itu bahwa pejabat Hizbullah yang bernama Wafiq Safa menjadi target serangan Israel, namun dia berhasil selamat. Tidak ada komentar dari Tel Aviv atas hal tersebut.

    Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Gedung di Kota Nabatieh Lebanon, 5 Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kehancuran Gaza Jangan Terulang di Lebanon

    Kehancuran Gaza Jangan Terulang di Lebanon

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. AS mewanti-wanti kehancuran seperti di Gaza terulang di Lebanon.

    Dilansir AFP, Kamis (10/10/2024), Hal ini disampaikan AS setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Namun, panglima militer Israel Herzi Halevi berjanji untuk terus melanjutkan bombardir intensif Israel terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September, “tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan”.

    Komentar tersebut muncul setelah percakapan via telepon antara Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, yang pertama dalam tujuh minggu, yang diharapkan akan berfokus pada tanggapan Israel terhadap rentetan rudal minggu lalu oleh Iran.

    Gedung Putih menyatakan selama panggilan telepon tersebut, Biden memberi tahu Netanyahu untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Dalam pidato Netanyahu mengatakan kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: “Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang, yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza.”

    “Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir,” imbuh Netanyahu.

    Netanyahu mengatakan Lebanon berada di persimpangan jalan. Dia meminta warga Lebanon kembali merebut negaranya dan mengancam Lebanon akan terseret ke dalam perang.

    “Anda berada di persimpangan jalan yang penting … Berdirilah dan rebut kembali negara Anda,” katanya.

    “Jika Anda tidak melakukannya, Hizbullah akan terus mencoba memerangi Israel dari daerah padat penduduk dengan mengorbankan Anda. Mereka tidak peduli jika Lebanon terseret ke dalam perang yang lebih luas,” cetus Netanyahu.

    Sebelumnya, Biden juga telah memperingatkan Israel agar tidak mencoba menyerang program nuklir Iran, yang berisiko menimbulkan pembalasan besar. Biden juga menentang serangan terhadap instalasi minyak negara republik Islam itu, yang akan menyebabkan harga minyak mentah dunia melonjak.

    AS Peringatkan Israel Tak Serang Bandara Beirut

    Amerika Serikat juga telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang Bandara Beirut, Lebanon serta jalan menuju ke sana. Peringatan ini dikeluarkan AS saat Israel melakukan serangan intensif terhadap Hizbullah di pinggiran selatan ibu kota Lebanon itu.

    “Kami pikir sangat penting bahwa tidak hanya bandara yang dibuka, tetapi jalan menuju bandara juga dibuka, sehingga warga negara Amerika yang ingin pergi bisa keluar, tetapi juga warga negara lain,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan seperti dilansir AFP, Selasa (8/10).

    Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat telah menyewa penerbangan hampir setiap hari untuk membawa warga negaranya dan keluarga mereka keluar dari negara itu karena konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran meningkat.

    Miller mengatakan sekitar 900 orang telah menggunakan penerbangan sejauh ini. AS juga memesan tiket penerbangan komersial.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

  • Israel Tewaskan Tokoh Hizbullah dalam Serangan di Suriah

    Israel Tewaskan Tokoh Hizbullah dalam Serangan di Suriah

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan seorang tokoh Hizbullah dalam serangannya di dalam wilayah Suriah pada Rabu (9/10) waktu setempat. Ini terjadi seiring militer Israel terus menargetkan posisi dan petempur kelompok tersebut dengan serangan udara yang terus-menerus.

    Militer Israel dalam sebuah pernyataan dilansir Al Arabiya dan AFP, Kamis (10/10/2024), mengatakan bahwa Angkatan udara Israel menyerang dan melenyapkan Adham Jahout, seorang teroris dalam ‘Jaringan Teroris Golan’ milik Hizbullah, sel teror Hizbullah di Suriah.”

    Militer Israel menyebut Jahout sebagai perantara yang “menyampaikan informasi dari sumber-sumber rezim Suriah kepada Hizbullah”.

    Militer Israel mengatakan serangan udara tersebut terjadi di wilayah Quneitra di Suriah barat daya, dekat Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.

    Otoritas Israel jarang mengomentari serangan-serangannya di Suriah, tetapi telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutan Iran memperluas kehadirannya.

    Pengumuman serangan udara itu muncul beberapa jam setelah panglima militer Israel Herzi Halevi bersumpah untuk terus menggempur Hizbullah. Dia mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut “tanpa henti” untuk mencegah kelompok itu bangkit kembali.

    Namun, sekutu utama Israel, Amerika Serikat, telah mengingatkan negeri Yahudi itu untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. Hal ini disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Gedung Putih menyatakan, selama panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Netanyahu pada Rabu (9/10) waktu setempat, Biden meminta Israel untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Diketahui bahwa Hizbullah secara historis mengandalkan Suriah, yang menjadi sekutunya, untuk mengangkut senjata dan peralatan lain dari pendukung utamanya, Iran.

    Iran dan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon itu, juga merupakan sekutu terpenting pemerintah Suriah dalam perang saudara, yang telah berlangsung lebih dari satu dekade di negara itu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Ingatkan Israel Jangan Ulangi Kehancuran Gaza di Lebanon!

    AS Ingatkan Israel Jangan Ulangi Kehancuran Gaza di Lebanon!

    Jakarta

    Sekutu utama Israel, Amerika Serikat, mengingatkan negeri Yahudi itu untuk tidak melakukan aksi militer seperti Gaza di Lebanon. Hal ini disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam Lebanon bisa mengalami “kehancuran” yang serupa dengan Gaza.

    Namun, panglima militer Israel Herzi Halevi berjanji untuk terus melanjutkan bombardir intensif Israel terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September, “tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan”.

    Komentar tersebut muncul setelah percakapan via telepon antara Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, yang pertama dalam tujuh minggu, yang diharapkan akan berfokus pada tanggapan Israel terhadap rentetan rudal minggu lalu oleh Iran.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/10/2024), Gedung Putih menyatakan, selama panggilan telepon tersebut, Biden memberi tahu Netanyahu untuk “meminimalkan bahaya” bagi warga sipil di Lebanon, khususnya di “daerah padat penduduk di Beirut”.

    “Tidak boleh ada aksi militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menimbulkan hasil yang mirip dengan Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan dalam pidato video kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: “Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang, yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza.”

    “Bebaskan negara Anda dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir,” imbuh Netanyahu.

    “Anda berada di persimpangan jalan yang penting … Berdirilah dan rebut kembali negara Anda,” katanya.

    “Jika Anda tidak melakukannya, Hizbullah akan terus mencoba memerangi Israel dari daerah padat penduduk dengan mengorbankan Anda. Mereka tidak peduli jika Lebanon terseret ke dalam perang yang lebih luas,” cetus Netanyahu.

    Sebelumnya, Biden juga telah memperingatkan Israel agar tidak mencoba menyerang program nuklir Iran, yang berisiko menimbulkan pembalasan besar. Biden juga menentang serangan terhadap instalasi minyak negara republik Islam itu, yang akan menyebabkan harga minyak mentah dunia melonjak.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)