Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    Pembicaraan tentang Merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada 2025.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha menyelesaikan diskusi merger tersebut pada 2025. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai tahun ini atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Hal ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    GOTO dan Grab masih berdiskusi

    Laporan Bloomberg menyatakan Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Selain itu, di bawah manajemen Patrick Walujo, Grup GOTO disebut kian terbuka akan pilihan ‘kawin’ dengan Grab. Lebih lanjut, laporan yang sama juga menyebut investor kedua perusahaan teknologi itu menyokong rencana itu serta mendorong adanya diskusi lanjutan.

    Menanggapi kabar ini, baik perwakilan GOTO maupun Grab Holdings belum bisa memberikan informasi mendetail.

    Head of Corporate Communications GOTO, Sinta Setyaningsih pada tahun lalu menyangkal diskusi merger. Sejauh yang ia tahu, kabar itu tak benar.

    Ia juga mengatatakan, “Kami tak dapat menanggapi rumor di pasar.” Pun begitu dengan Chief Communications Officer Grab Indonesia, Mayang Schreiber yang enggan mengomentari kabar tersebut.

  • IHSG awal pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia dan global

    IHSG awal pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia dan global

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG awal pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia dan global
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 03 Februari 2025 – 17:46 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

    IHSG ditutup melemah 79,14 poin atau 1,11 persen ke posisi 7.030,06. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 12,08 poin atau 1,47 persen ke posisi 811,47.

    “IHSG dan bursa regional Asia melemah seiring dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pemberlakuan tarif,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

    Dari mancanegara, pada akhir pekan kemarin telah diumumkan pemberlakuan tarif besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump untuk mitra dagang mereka.

    Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif besar-besaran pada mitra dagang utama AS selama akhir pekan, yang mana AS memberlakukan tarif 25 persen untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada dan pungutan 10 persen untuk impor dari China.

    Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi sebesar 0,76 persen pada Januari 2025, yang memberikan pandangan bahwa terjadi penurunan permintaan agregat dan melemahnya aktivitas ekonomi, sehingga ini akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat dengan sektor teknologi naik sebesar 0,29 persen.

    Sementara itu, sepuluh sektor menurun yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus sebesar 2,91 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor properti yang masing-masing turun sebesar 2,30 persen dan 1,94 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KOKA, SHID, SMDM, PURI dan BESS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OBAT, UFOE, TAXI, BEBS, dan PANI.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.249.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 15,23 miliar lembar saham senilai Rp11,68 triliun. Sebanyak 181 saham naik, 481 saham menurun, dan 293 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 1,052,40 poin atau 2,66 persen ke 38.520,09, indeks Shanghai melemah 2,03 poin atau 0,06 persen ke 3.250,60, indeks Kuala Lumpur melemah 3,29 persen atau 0,21 poin ke posisi 1,553,63, indeks Straits Times melemah 29,35 poin atau 0,76 persen ke 3.826,47.

    Sumber : Antara

  • Konglomerat Pemilik Saham RATU, Ada Suami Politikus

    Konglomerat Pemilik Saham RATU, Ada Suami Politikus

    Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2025. Perusahaan RATU tercatat menjadi emiten ketiga yang melantai di bursa pada Januari 2025.

    Harga Saham RATU melonjak 613,04% sejak melantai di bursa menjadi di level Rp8.000 per Senin (3/2). Sedangkan harga pelaksanaan IPO RATU sebesar Rp1.150 per saham.

    Saham RATU pun masuk ke dalam papan pemantauan khusus dengan sistem full call auction (FCA) setelah sebelumnya terkena suspensi dua kali. Suspensi RATU diumumkan sebagai bentuk perlindungan bagi investor atas terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

    Sosok konglomerat pemilik saham RATU

    Melihat dari prospektus, PT Raharja Energi Cepu Tbk adalah perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Sementara sisa 0,004% diketahui dimiliki oleh PT Rukun Prima Sarana.

    Saham RAJA dikendalikan oleh Hapsoro Sukmonohadi atau dikenal dengan Happy Hapsoro yang juga memiliki 28,24% saham RAJA secara langsung dan 35,23% saham RAJA melalui PT Sentosa Bersama Mitra. Sedangkan publik memegang 24,63% saham RAJA.

    Happy Hapsoro merupakan pebisnis terkenal di pasar modal sekaligus suami dari Puan Maharani, Ketua DPR RI periode 2024-2029. Puan sendiri merupakan anak dari Presiden ke-4 RI, Megawati Soekarnoputri.

    Pemegang saham individu terbesar kedua RAJA adalah Djauhar Maulidi yang menjabat Direktur Utama PT Rukun Raharja Tbk. Selain itu, Direktur Utama PT Indika Energy Tbk (INDY), Arsjad Rasjid memiliki 0,1% saham RAJA melalui Basis Utama Prima. Sementara sisanya (99,99%) dimiliki oleh Hapsoro.

    Portofolio saham RATU

    Adapun diketahui PT Raharja Energi Cepu Tbk didirikan pada 2006 dan telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Sebelumnya, PT Raharja Energi Cepu dikenal dengan nama PT Syabas Usaha Migas dan PT DSME ENR Cepu.

    Dilansir Stockbit, dalam portofolio bisnisnya, RATU memiliki investasi di dua blok produksi migas strategis.

    Pertama, Blok Cepu, dengan participating interest sebesar 2,2423% melalui perusahaan asosiasi PT Petrogas Jatim Utama Cendana. Blok yang dioperatori oleh ExxonMobil ini adalah salah satu penghasil minyak utama di Indonesia dengan produksi sekitar 144 ribu barel per hari (mbopd).

    Kedua, Blok Jabung, yakni perusahaan memiliki participating interest sebesar 8% melalui anak perusahaan PT Raharja Energi Tanjung Jabung yang diakuisisi pada 2022. Blok ini dioperasikan oleh PetroChina, salah satu perusahaan migas terbesar di Asia.

  • IHSG Senin dibuka melemah 75,50 poin

    IHSG Senin dibuka melemah 75,50 poin

    Pekerja melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Jumat (15/11/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/am.)

    IHSG Senin dibuka melemah 75,50 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 03 Februari 2025 – 10:50 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah 75,50 poin atau 1,06 persen ke posisi 7.033,70.

    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 11,46 poin atau 1,39 persen ke posisi 812,09.

    Sumber : Antara

  • BBRI akan Buyback Saham Rp3 Triliun, Kapan Jadwalnya?

    BBRI akan Buyback Saham Rp3 Triliun, Kapan Jadwalnya?

    PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali Saham perseroan atau buyback yang telah dikeluarkan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disampaikan Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia, Agustya Hendy Bernadi dalam keterangan dketerbukaan informasi, Senin (3/2).

    Ia menjelaskan bahwa perseroan menyiapkan jumlah nilai seluruh buyback sebesar-besarnya Rp3 triliun.

    “Buyback dilakukan melalui bursa efek maupun di luar bursa efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat dua belas bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” ujar Agustya.

    Rencana pelaksanaan RUPS BBRI tahun ini diperkirakan akan berlangsung pada 11 Maret 2025, dengan periode buyback saham diperkirakan dimulai pada 12 Maret 2025 hingga 11 Maret 2026.

    Selain itu, BBRI menyatakan bahwa saham yang dibeli kembali tahun ini akan dialihkan melalui program kepemilikan saham untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris.

    “Program tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mendorong engagement pekerja terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja perusahaan dalam jangka panjang,” tulis dalam keterangan resmi.

    Riwayat buyback BBRI

    Diketahui, pada 2015 dan 2020, BBRI telah melaksanakan buyback dengan berpedoman pada Peraturan OJK No.2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan Oleh Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan.

    Selanjutnya, pada 2022 dan 2023 BBRI melaksanakan kembali buyback dengan berpedoman pada Peraturan OJK No.30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan Oleh Perusahaan Terbuka. Perseroan telah mengalihkan seluruh saham hasil buyback (treasury stock) tahun 2015 dan 2020, serta telah mengalihkan sebagian treasury stock tahun 2022 untuk Program Kepemilikan Saham.

    BBRI melaksanakan pengalihan treasury stock secara bertahap melalui Program Kepemilikan Saham sesuai dengan persetujuan RUPS dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Adapun pada 2025, perseroan berencana melaksanakan kembali buyback berpedoman pada POJK 29/2023 yang akan dimintakan persetujuan pada RUPS Tahunan 2025. Treasury stock hasil buyback 2025 akan direalisasikan sebagai keberlanjutan Program Kepemilikan Saham.

  • IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti mayoritas bursa kawasan Asia

    IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti mayoritas bursa kawasan Asia

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti mayoritas bursa kawasan Asia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 31 Januari 2025 – 17:14 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

    IHSG ditutup menguat 35,72 poin atau 0,50 persen ke posisi 7.109,20. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,99 poin atau 0,73 persen ke posisi 823,55.

    “Penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral Eropa, ditambah dengan kuatnya data perekonomian Amerika Serikat (AS) telah membuat pasar bergoyang bukan kepalang,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Dari dalam negeri, IHSG mampu mencatatkan kenaikan bahkan hingga di atas lebih dari 1 persen, yang memberikan sebuah gambaran akan harapan.

    Namun demikian, memang pergerakan naik dan turun, mencerminkan volatilitas yang tinggi di pasar untuk saat ini.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat dipimpin oleh sektor barang konsumen primer sebesar 1,23 persen, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor teknologi yang naik masing- masing sebesar 1,17 persen dan 1,11 persen.

    Sementara itu, empat sektor melemah yaitu sektor infrastruktur paling dalam minus 0,35 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor kesehatan yang masing- masing turun sebesar 0,23 persen dan 0,21 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ECII, SHID, RIGS, GPSO dan RANC. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OBAT, NOBU, DATA, BTEK dan MDRN.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.101.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,19 miliar lembar saham senilai Rp10,48 triliun. Sebanyak 355 saham naik 288 saham menurun, dan 312 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 58,52 poin atau 0,15 persen ke level 39.572,49, indeks Shanghai melemah 2,03 poin atau 0,06 persen ke posisi 3.250,60, indeks Kuala Lumpur menguat 4,23 poin atau 0,27 persen ke posisi 1.556,92, dan indeks Straits Times menguat 45,75 poin atau 1,44 persen ke 3.855,82.

    Sumber : Antara

  • 5 Saham Top Gainer Selama Januari 2025, Ada yang Naik 205%

    5 Saham Top Gainer Selama Januari 2025, Ada yang Naik 205%

    Beberapa Saham mencatatkan performa luar biasa selama Januari 2025, dengan beberapa di antaranya mengalami lonjakan harga hingga ratusan persen.

    Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 84,64 poin, atau 1,2% ke level 7.158,1 pada penutupan sesi I, Jumat (31/1). Berikut daftar saham Top Gainer selama Januari 2025.

    1. Saham PACK

    Pertama, saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) berada diposisi puncak sebagai top gainer pada Januari 2025. Emiten yang bergerak di industri kemasan plastik ini mengalami lonjakan harga sebesar 205,6%, mencapai Rp1.880 per lembar saham dalam sebulan.

    Harga saham emiten PACK sempat berada di level tertinggi sebesar Rp1.888 pada Jumat (17/1) dan terendah di level Rp25 pada Senin (12/8/2024) dengan rata-rata harga saham Rp124,06 berdasarkan data historisnya sejak IPO.

    Dilihat dari pertumbuhan harga sahamnya, PACK mengalami lonjakan harga yang signifikan. Harga saham emiten PACK yang melambung tinggi diketahui karena adanya aksi korporasi yang dilakukan perusahaan.

    Adapun, saham PACK mengalami lonjakan harga diketahui setelah diakuisisi oleh PT Eco Energi Perkasa (EEP). Berdasarkan laporan tertulis BEI atas pembelian atau penjualan saham perusahaan yang nilainya material, EEP berhasil mengakuisisi 49 persen saham PACK pada 24 Oktober 2024.

    Hal tersebut juga berdampak pada perubahan pengendalian atas perseroan.

    2. Saham WIFI

    Kedua, saham emiten PT Solusi Energi Digital Tbk (WIFI) juga menjadi top gainer pada Januari 2025. WIFI mencatat kenaikan hingga 198% di awal tahun hingga ke level Rp1.225 per saham.

    Saham ini juga mencatatkan auto reject atas (ARA) semenjak pengumuman perseroan tentang sejumlah nama pemegang saham utama WIFI terbaru, termasuk Hashim S Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto; Awrin Rasyid; dan Fadel Muhammad.

    Transaksi itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman perseroan dengan perusahaan Hashim melalui PT Arsari Sentra Data pada Desember 2024. Arsari Sentra Data saat itu mengumumkan akan mengambil alih 45 persen saham perusahaan induk WIFI, yakni PT Investasi Sukses Bersama (ISB), dari pengendali sebelumnya, Tinawati.

    Adapun, porsi kepemilikan Tinawati di WIFI tersisa 24,80% secara tidak langsung melalui kepemilikan 99,99% PT Sinergi Investasi Digital (SID), dari sebelumnya sebesar 47,35% secara tidak langsung melalui kepemilikan 45% PT ISB dan kepemilikan 99,99% PT SID.

    3. Saham CMNP

    Ketiga, saham PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang merupakan perusahaan pengelola jalan tol dan terafiliasi dengan Jusuf Hamka, juga mencatatkan kinerja gemilang di bulan Januari ini.

    Tercatat, CMNP naik 177,6% sepanjang bulan ini hingga ke level Rp3.970. Saham ini juga sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (21/1) karena adanya lonjakan saham yang signifikan.

    Saham CMNP sempat diramaikan dengan rumor mengenai rencana masuknya Salim Grup ke dalam manajemen perusahaan dan menjadi pemegang saham utama.

    4. Saham FIMP

    Keempat, emiten PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) juga tercatat mengalami kenaikan signifikan selama Januari 2025. FIMP melaju di level Rp124 dan mencatatkan 158%.

    Saham ini juga tercatat masuk radar bursa akibat kenaikan harga saham yang tidak biasa (Unusual Market Activity/UMA).

    BEI menilai bahwa suspensi ini bertujuan memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan dengan seksama informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan investasi di saham FIMP.

    5. Saham DOOH

    Kelima, saham PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) telah naik hingga 150% sepanjang Januari 2025 ke level Rp145 per saham.

    Diketahui, DOOH disuspensi BEI pada Jumat (31/1), mulai sesi I perdagangan hari ini.

    BEI mengumumkan bahwa suspensi saham DOOH dilakukan terkait dengan lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut. Penghentian sementara perdagangan saham DOOH berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.

    Langkah ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan dengan hati-hati informasi yang ada sebelum membuat keputusan investasi di saham DOOH.

    Disclaimer: Fortune Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang terjadi. Sebelum membeli atau menjual saham, lakukan penelitian yang lebih mendalam, dan setiap keputusan sepenuhnya berada di tangan investor. 

  • IHSG Hari Ini Ditutup Menguat setelah 3 Hari Melemah

    IHSG Hari Ini Ditutup Menguat setelah 3 Hari Melemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat sebesar 35,71 poin atau 0,5% ke level 7.109,1 pada perdagangan Jumat (31/1/2025). Kenaikan ini mengakhiri tren pelemahan yang terjadi dalam tiga hari perdagangan sebelumnya.

    Sebanyak 330 saham mengalami kenaikan, 277 saham terkoreksi, dan 196 saham tidak mengalami perubahan. Total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini mencapai Rp 10,42 triliun dengan volume perdagangan sebesar 15,61 miliar saham yang diperdagangkan dalam 1,108 juta transaksi.

    Sebagian besar saham sektoral mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan saat IHSG hari ini naik. Sektor barang konsumsi primer menjadi pendorong utama dengan kenaikan 1,3%, diikuti sektor keuangan dan teknologi yang masing-masing menguat 1,1%. Sektor energi juga naik 0,7%, sementara sektor industri bertambah 0,3%.

    Sementara, beberapa saham sektoral mengalami pelemahan, termasuk sektor barang konsumsi nonprimer, kesehatan, infrastruktur, dan properti, yang masing-masing turun sebesar 0,2%.

    Di tengah kenaikan IHSG hari ini, indeks saham global menunjukkan pergerakan beragam. Nikkei (Jepang) menguat tipis 0,1%, sedangkan Straits Times (Singapura) mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,4%. Sementara itu, Hang Seng (Hong Kong) dan Shanghai Composite (China) masih libur dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek.

    Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan hingga mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA) dan masuk dalam daftar top gainers hari ini dengan lonjakan hingga 34%.

    Saham-saham yang menyentuh ARA saat IHSG naik, yakni antara lain PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) yang melonjak 34%, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) naik 24,6%, PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) menguat 24,6%, PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) juga meningkat 24,5%, dan PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) bertambah 24,4%.

  • Bank Oke (DNAR) Raih Pinjaman Rp100 Miliar dari Dua Bank Ini

    Bank Oke (DNAR) Raih Pinjaman Rp100 Miliar dari Dua Bank Ini

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank baru saja menandatangani perjanjian Kredit dengan dua bank, yaitu PT Bank Permata Indonesia Tbk (BNLI) serta PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

    Total kredit yang didapatkan oleh perseroan mencapai Rp100 miliar.

    Secara terperinci, DNAR memperoleh fasilitas pinjaman interbank material financing facility dari Bank Permata senilai Rp50 miliar dengan tenor dua tahun.

    Selain itu, DNAR juga melakukan perpanjangan fasilitas kredit angsuran berjangka (revolving loan) dari Bank Danamon senilai Rp5 miliar dengan jangka waktu tenor dua tahun.

    “Fasilitas kredit tersebut akan digunakan untuk pembiayaan umum perseroan,” ujar Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), Efdinal Alamsyah, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/1).

    Efdinal menyatakan penandatanganan perjanjian kredit tersebut berdampak pada peningkatan net stable funding ratio (NSFR) dan juga penambahan likuiditas perseroan. 

    “Selain hal tersebut, tidak terdapat dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” katanya.

    Sebagai catatan, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank mencatatkan kinerja keuangan yang positif hingga kuartal III-2024.

    DNAR meraih peningkatan laba bersih menjadi Rp32,87 miliar atau naik 57,14 persen dari Rp20,66 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan hal tersebut, laba per saham juga naik menjadi Rp1,93 dari Rp1,21.

    Peningkatan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang meningkat sebesar 1,81 persen menjadi Rp450,98 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp443,15 miliar.

    Pada perdagangan hari ini, saham DNAR menguat 3 poin (3,09 persen) menjadi 100 dengan volume transaksi sebesar 21,54 ribu saham dan nilai transaksi senilai Rp218,13 juta.

  • Laba Bersih Ancol (PJAA) Tergerus 24,40 Persen pada 2024

    Laba Bersih Ancol (PJAA) Tergerus 24,40 Persen pada 2024

    Jakarta, FORTUNE- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengalami penurunan Laba Bersih yang cukup signifikan pada 2024.

    Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya mencapai Rp177,79 miliar. Capaian tersebut turun 24,40 persen dibandingkan dengan akhir 2023 yang mencatatkan laba Rp235,17 miliar.  

    Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah melemahnya pendapatan, sementara beban perusahaan justru meningkat.

    Sepanjang 2024, Ancol membukukan pendapatan sebesar Rp1,26 triliun, turun tipis 0,62 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,27 triliun. Meskipun penurunan pendapatan tidak terlalu besar, tekanan dari kenaikan beban operasional cukup berdampak terhadap profitabilitas perusahaan.

    Jika diperinci, pendapatan dari hotel dan restoran mengalami penurunan paling besar dibandingkan dengan lainnya. Penyusutan mencapai 13,64 persen secara tahunan menjadi Rp76,84 miliar. Pendapatan tiket pun turun dari Rp911,66 miliar pada 2023, menjadi Rp907,18 miliar pada 2024.

    Selain itu, pendapatan usaha lainnya masih tumbuh walau tipis, yakni dari Rp275,21 miliar pada 2023 menjadi Rp277,59 miliar pada 2024. PJAA juga mencatat pendapatan yang berasal dari real estate sebesar Rp5,67 miliar

    Sementara pendapatan turun, beban perusahaan ini malah meningkat. Ancol membukukan total beban pokok pendapatan dan beban langsung naik 3,85 persen menjadi Rp599,12 miliar. 

    Tidak hanya laba yang mengecil, Emiten properti dan real estate ini melaporkan penurunan total aset dari Rp3,74 triliun pada posisi 2023 menjadi Rp3,59 triliun per akhir 2024. Namun, jumlah ekuitas perusahaan pada 2024 mengalami peningkatan dari Rp1,64 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp1,71 triliun pada akhir 2024.

    Ancol juga melaporkan penurunan signifikan pada saldo kas dan setara kas akhir tahun. Pada 2023 jumlahnya sebesar Rp411,44 miliar, kemudian pada 2024 turun hingga 28,8 persen menjadi Rp 292,78 miliar.