Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Profil Perusahaan Petrosea, Perusahaan Energi Terkemuka

    Profil Perusahaan Petrosea, Perusahaan Energi Terkemuka

    Baru-baru ini, Erwin Ciputra menambah kepemilikannya pada PT Petrosea Tbk (PTRO) sebanyak 800.000 saham. Tercatat transaksi pembelian saham tersebut rampung pada 7 Februari 2025.

    Sebelumnya, Erwin telah membeli saham dalam jumlah besar sebanyak 500.000 saham pada 4 Februari 2025. Kini, ia tercatat memegang 8,654 juta saham pada emiten kontraktor tersebut. 

    “Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung” tulis Sekretaris Perusahaan PTRO Anto Broto melalui keterbukaan informasi, Senin (10/2). 

    Penasaran seperti apa profil perusahaan Petrosea? Berikut profil, sejarah, hingga jajaran direksi Petrosea yang menarik untuk diketahui.

    Profil perusahaan Petrosea

    PT Petrosea Tbk merupakan perusahaan multi-disiplin yang bergerak pada sektor kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi, serta jasa minyak dan gas bumi dengan menerapkan konsep ESG (Environment, Social, Governance).

    Memiliki pengalaman lebih dari 52 tahun, Petrosea unggul dalam menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemampuan rekayasa, serta pengadaan dan konstruksi.

    Dikenal dengan kode emiten PTRO, perusahaan dikendalikan oleh PT Kreasi Jasa Persada yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk.

    Dilansir profil perusahaan tercatat BEI, PT Kreasi Jasa Persada tercatat memiliki kepemilikan saham atas perusahaan sebesar 41,52 persen diikuti oleh PT Caraka Reksa Optima sebesar 30,2 persen.

    Di sisi lain, kepemilikan saham PTRO masyarakat sebesar 28,28 persen per tanggal 31 Desember 2024 baik warkat dan nonwarkat.

    Dengan terus mengedepankan mutu dan integritas bisnis, profil perusahaan Petrosea cemerlang dengan mengantongi sertifikasi, baik skala nasional hingga internasional.

    Kini, Petrosea menjadi perusahaan induk sejumlah anak perusahaannya, mulai dari PT Kuala Pelabuhan Indonesia, PT Rekakarsa Karya Nusantara, PT Karya Bhumi Lestari, PT Kinarya Bangun Sesama, PT POSB Infrastructure Indonesia, dan PT Mahaka Industri Perdana.

    Sekilas perjalanan Petrosea

    Mengawali perjalananya di tahun 1972, perusahaan didirikan di Jakarta dengan nama PT Petro-Sea International Indonesia. Di tahun 1984, perusahaan diakuisisi oleh Clough Limited.

    Sekitar enam tahun setelahnya, perusahaan berganti nama menjadi PT Petrosea Tbk dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan PTRO.

    Pada tahun 2009, PT Petrosea Tbk diakuisisi oleh PT Indika Energy Tbk dengan mencatatkan saham mencapai 98,55 persen.

    Seiring berjalanya waktu, perusahaan resmi menjadi operator Pusat Logistik Berikat (PLB) untuk sektor minyak dan gas bumi di Tanjung Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur pada tahun 2016.

    Satu tahun berikutnya Petrosea meresmikan Petrosea Offshore Supply Base (POSB) Sorong untuk memberikan dukungan dan layanan pada sektor migas di kawasan Indonesia Timur.

    Petrosea tercatat beberapa kali memenangkan penghargaan dan pencapaian luar biasa. Lewat profil perusahaan Petrosea di sektor pertambangan, perusahaan berhasil terpilih oleh World Economic Forum pada Global Lighthouse Network dengan mengimplementasi industri 4.0 pada tahun 2019.

    Di tahun 2021, Petrosea memutuskan untuk menambah kegiatan usaha di sejumlah bidang, termasuk konstruksi.

    Dalam beberapa waktu terakhir, Petrosea diakuisisi oleh dua perusahaan dalam waktu relatif dekat. Di tahun 2022, Petrosea diakuisisi oleh PT Caraka Reksa Optima dan PT Kreasi Jasa Persada pada tahun 2024.

    Jajaran dewan komisaris dan direksi Petrosea

    Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Petrosea diisi oleh jajaran dewan komisaris dan direksi yang sudah berpengalaman di bidangnya. Berikut daftar dewan komisaris dan direksi Petrosea yang masih menjabat di posisi tersebut.

    1. Dewan komisaris PT Petrosea Tbk

    Osman Sitorus (presiden komisaris merangkap sebagai komisaris indepen) Erwin Ciputra Djauhar Maulidi S.E., M.B.A Prof Ginandjar Kartasasmita Jenderal Pol (Purn.) Drs. Sutanto Dr. Setia Untung Arimuladi S.H., M.Hum.

    2. Dewan direksi PT Petrosea Tbk

    Michael (presiden direktur) Kartika Hendrawan Ruddy Santoso Meinar Kusumastuti Iman Darus Hikhman

    Demikian profil perusahaan Petrosea yang baru-baru ini sahamnya diborong oleh Erwin Ciputra yang menjabat dalam dewan komisaris perusahaan tersebut.

  • Tak Banyak yang Tahu, Karyawan Tetap Teguk Cuma 4 Orang

    Tak Banyak yang Tahu, Karyawan Tetap Teguk Cuma 4 Orang

    Jakarta

    Pemilik brand minuman kekinian Teguk, PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK) menyatakan, perusahaan hanya memiliki 4 karyawan tetap. Sementara, karyawan lainnya berstatus pekerja kontrak dan outsourcing.

    Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/2/2024), perusahaan menyatakan jumlah karyawan tetap perusahaan sebanyak 4 karyawan pada periode 30 September 2024.

    “Karyawan tetap perseroan yang berjumlah 4 orang, sedangkan karyawan pada materi Public Expose berjumlah 88 orang itu termasuk karyawan tetap, karyawan magang, karyawan kontrak,” tulis perseroan.

    Adapun karyawan tetap perseroan hanya terdiri dari Supply Chain Manager, IT Manager, F & B Manager, Ass Manager Bussines Development.

    Namun begitu, dalam keterbukaan informasi TGUK tidak menyebut secara rinci berapa banyak karyawan kontraknya saat ini. Akan tetapi, tercatat jumlah tenaga outsourcing tercatat 67 karyawan per 30 September 2024 dan 483 karyawan per 31 Desember 2024.

    Di sisi lain, perseroan juga membukukan pendapatan sebesar Rp 69 miliar per 30 September 2024 atau mengalami penurunan signifikan, yaitu Rp 30 miliar atau 30% dibandingkan periode sebelumnya.

    Adapun latar belakang penurunan pendapatan sebesar 30% pada periode 30 September disebabkan oleh kondisi market, di mana dinamika pasar menekan kelompok menengah kebawah yang merupakan target market TGUK.

    Selain itu, daya beli masyarakat sangat rendah, penurunan ini sudah dirasakan di kuartal awal hingga kuartal III. TGUK juga menyebut, customer saat ini merasakan bahwa membeli online melalui platform online menjadi lebih mahal.

    (acd/acd)

  • Per Akhir Januari, Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 15 Juta SID

    Per Akhir Januari, Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 15 Juta SID

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal di Indonesia pada akhir Januari 2025 telah mencapai lebih dari 15 juta single investor identification (SID). Dengan jumlah investor yang terus bertambah, diharapkan pasar modal Indonesia dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi.

    “Pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman, di Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Iman menegaskan, potensi ini bisa terwujud apabila seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, regulator, korporasi, dan investor, bersinergi memajukan pasar modal yang lebih inklusif, transparan, dan berdaya saing global.

    “Bersama-sama, kita dapat mewujudkan cita-cita besar untuk ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tambahnya.

    Menurut data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 30 Januari 2025, jumlah investor pasar modal mencapai 15.161.166 SID, meningkat 289.527 SID dibandingkan bulan sebelumnya. Iman menyebut pertumbuhan ini mencerminkan optimisme terhadap pasar modal Indonesia, seiring meningkatnya literasi keuangan dan partisipasi masyarakat dalam investasi.

    “Hal tersebut menunjukkan minat masyarakat yang semakin besar terhadap kepemilikan saham sebagai instrumen investasi jangka panjang,” jelas Iman.

    Memasuki awal 2025, BEI telah melaksanakan 411 kegiatan edukasi di berbagai daerah. Program ini meliputi sekolah pasar modal, forum investor, edukasi publik, kunjungan ke BEI, hingga pembuatan konten edukasi di media sosial.

    “Upaya ini menunjukkan komitmen BEI dalam menjangkau masyarakat luas dan mendorong peningkatan jumlah investor secara berkelanjutan,” ujar Iman.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menilai capaian ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih besar. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 280 juta jiwa, angka investor pasar modal saat ini masih bisa terus ditingkatkan.

  • Karyawan Tetap Cuma 3, Teguk (TGUK) Janji Tambah Pegawai

    Karyawan Tetap Cuma 3, Teguk (TGUK) Janji Tambah Pegawai

    Emiten gerai minuman manis Teguk atau PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) buka suara setelah diminta penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai jumlah karyawan. Brand Teguk mengakui jumlah karyawan tetap hanya empat orang, dan berkurang menjadi tiga karyawan tetap pada periode 31 Desember 2024.

    “Jumlah karyawan tetap perseroan periode 31 Desember 2024 adalah 3 karyawan tetap,” ujar Direktur Utama TGUK, Maulana Wahab dikutip Senin (10/2).

    Adapun posisi empat karyawan tetap memegang jabatan seperti Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager, dan Ass Manager Bussines Development.

    Maulana menjelaskan, posisi Supply Chain Manager bertanggung jawab terhadap pengelolaan rantai pasokan perseroan mulai dari pengadaan bahan baku, sampai distribusi bahan baku ke gerai-gerai.

    Kemudian, IT Manager bertanggung jawab untuk mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aspek teknologi informasi (TI) perseroan. F&B Manager bertanggung jawab untuk melakukan riset atas produk baru, dan terjaganya kualitas makanan dan minuman yang dijual di gerai.

    Keempat, Ass Manager Bussines Development bertanggung jawab terhadap mencari peluang-peluang kerja sama dengan pihak ketiga, pengembangan channel-channel baru perseroan.

    Saat ini, sebagian besar karyawan Teguk merupakan outsourcing. Perseroan melaporkan jumlah tenaga outsourcing per 30 September 2024 adalah 67 karyawan, naik pada 31 Desember 2024 menjadi 483 orang. Sementara direksi dan komisaris perseroan tercatat sebanyak 5 orang.

    Namun demikian, Teguk berjanji untuk menambah jumlah karyawannya jika pendapatan perseroan mengalami perbaikan.

    “Untuk ke depannya perseroan akan menambah jumlah karyawan sesuai dengan pertumbuhan perseroan,” tulis Maulana.

    Kinerja Teguk minus

    Menurut laporan keuangan, TGUK mengalami kerugian sebesar Rp20,1 miliar hingga September 2024. Angka ini berbanding terbaik dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu, yakni perusahaan masih mencatatkan keuntungan sebesar Rp4,1 miliar.

    Penurunan laba ini disebabkan oleh turunnya pendapatan TGUK, yang tercatat sebesar Rp69,8 miliar pada periode September 2024. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, Teguk meraih pendapatan Rp100,1 miliar. Hal itu merupakan penurunan sebesar 30,27%.

    Maulana membeberkan latar belakang penurunan pendapatan tersebut. Menurutnya, kondisi dinamika pasar menekan kelompok menengah ke bawah yang merupakan target pasar TGUK.

    Kemudian, daya beli masyarakat sangat rendah, penurunan ini sudah dirasakan di Q1, Q2, dan Q3. Terakhir, pelanggan merasakan bahwa membeli online melalui platform online menjadi lebih mahal.

    Di sisi lain, dalam laporannya ke BEI, Kamis (6/2), TGUK membukukan utang bank sebesar Rp5 miliar ke BRI dengan status utang tersebut sudah jatuh tempo.

    Perseroan pun melakukan adendum dengan pihak BRI untuk perpanjangan kredit agar dapat diperpanjang 12 bulan sejak jatuh tempo tanggal 27 Januari 2025.

    Pada 2025, TGUK tidak lagi berencana menambah utang bank sebagaimana yang disampaikan pada penjelasan informasi ke BEI.

    “Hingga saat ini perseroan tidak memiliki rencana untuk penambahan utang bank di tahun 2025,” ujarnya.

    Selain utang bank, TGUK juga tercatat membukukan utang lembaga keuangan sebesar Rp2,9 miliar sejak 20 Maret 2024. Dana yang diperoleh oleh perseroan dari lembaga keuangan di gunakan untuk pembiayaan Mo-Grim atau gerobak es krim,

    “Besaran bunga lembaga keuangan adalah 17,50%,” tulis Maulana.

    Saat ini, Teguk sedang melakukan restrukturisasi utang kepada semua vendor, dan perseroan menargetkan masalah utang usaha akan selesai pada 2025.

    Adapun, kendala yang dihadapi dalam TGUK dalam pembayaran utang usaha tersebut dijelaskan karena melihat pertumbuhan penjualan yang negatif di banyak gerai sehingga mempengaruhi cash flow perusahaan.

  • Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional

    Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktifnya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia. Penghargaan ini memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Langkah strategis ini juga selaras dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.

    Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

    Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. Berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, proyek ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

    “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, pada Sabtu (8/2/2025).

    Bank berkode emiten BMRI berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

    Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2% YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp 10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp 5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG. Adapun, seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

    Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif ini menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.

    Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.

    Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, diharapkan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

    Peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.

    Bank Mandiri terus berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasionalnya untuk mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.

  • Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional – Halaman all

    Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktifnya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia.

    Penghargaan ini memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Langkah strategis ini juga selaras dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.

    Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

    Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. Berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, proyek ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

    “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, Sabtu (8/2).

    Bank berkode emiten BMRI ini berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

    Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp 10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp 5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG. Adapun, seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

    Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif ini menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.

    Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.

    Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, diharapkan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

    Peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.

    Bank Mandiri terus berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasionalnya untuk mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.

  • IHSG Sepekan Anjlok 5,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Loyo 5,87 Persen

    IHSG Sepekan Anjlok 5,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Loyo 5,87 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan ambles 5,16% pada periode perdagangan 3-7 Februari 2025. IHSG sepekan  turun ke level 6.752,576 dari posisi sebelumnya di 7.109,196 pada pekan lalu.

    Sementara, kapitalisasi pasar bursa mengalami ikut melemah 5,87% pada pekan ini, menyusut menjadi Rp 11.595 triliun dibandingkan dengan Rp 12.319 triliun pada pekan sebelumnya.

    Namun, saat IHSG sepekan turun, ada peningkatan pada rata-rata volume transaksi harian bursa, yang naik 26,60% menjadi 20,75 miliar lembar saham dari 16,39 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

    Kenaikan juga tercatat pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa, yang meningkat 13,06% menjadi 1,31 juta kali transaksi dibandingkan dengan 1,16 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.

    “Selama sepekan terakhir, rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami kenaikan sebesar 7,22 persen, mencapai Rp 12,08 triliun dari sebelumnya Rp 11,27 triliun,” ujar Ph Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Alit Nityaryana dikutip pada Minggu (9/2/2025).

    Sementara itu, saat IHSG sepekan turun, aktivitas investor asing pada Jumat (7/2/2025), menunjukkan nilai jual bersih sebesar Rp 513,87 miliar. Secara keseluruhan sejak awal 2025, investor asing mencatatkan total nilai jual bersih sebesar Rp 7,52 triliun.

  • Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

    Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

    GELORA.CO  – Prajogo Pangestu merupakan seorang pengusaha dan pendiri perusahaan petrokimia dan energi, Barito Pacific.

    Pria yang terlahir dengan nama Phang Djoen Phen itu masuk ke dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.

    Prajogo sendiri menempati posisi teratas sebagai orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.

    Namun, baru-baru ini harta salah satu konglomerat di Indonesia itu dikabarkan turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun berdasarkan data Forbes Real Time Net Worth.

    Berikut rekam jejak Prajogo Pangestu.

    Profil Prajogo Pangestu

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Prajogo Pangestu lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944.

    Saat ini, ia telah berusia 80 tahun.

    Prajogo Pangestu adalah anak dari seorang pedagang karet. Karena keterbatasan ekonomi, Prajogo hanya mampu mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah.

    Ia memiliki istri yang bernama Herlina Tjandinegara dan telah dikaruniai tiga anak.

    Perjalanan karier Prajogo Pangestu hingga berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia, tentu penuh lika-liku panjang.

    Setelah lulus dari Sekolah Menengah, ia mencoba peruntungan di Jakarta, namun perjuangannya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.

    Akhirnya, Prajogo kembali ke kampung halamannya. Ketika kembali di kampung halamannya, ia mulai bekerja menjadi sopir angkot dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.

    Di sela-sela pekerjaannya, Prajogo bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, pada 1960-an. Pertemuan tersebut menjadi titik balik nasib Prajogo.

    Pada 1969, Prajogo memutuskan untuk bergabung di perusahaan milik Burhan, yakni PT Djajanti Grup. 

    Tujuh tahun kemudian, Burhan mengangkat Prajogo menjadi general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.

    Prajogo hanya menjabat sebagai GM di perusahaan itu selama satu tahun, karena dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan membeli sebuah perusahaan yang saat itu mengalami krisis finansial, yang bernama CV Pacific Lumber Coy.

    Pada saat itu, Prajogo mengajukan pinjaman dari bank untuk membeli perusahaan tersebut. Setelah akuisisi, perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Barito Pacific.

    Barito Pacific kemudian mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 2007. 

    Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.

    Selain mendirikan Barito Pasific, Prajogo tercatat juga pernah menduduki sejumlah posisi strategis di beberapa perusahaan, yakni:

    PT Mangole Timber Producers – Direktur Utama (1969-1977)

    PT Barito Pacific Lumber – Direktur Utama (1976)

    Barito Pacific Group – (1977)

    PT Barito Pacific Timber (dh. PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan) – Direktur Utama (1979-1993)

    PT Mangole Timber Producers – Direktur Utama (1982-1993)

    PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries – Direktur Utama (1987-1998)

    PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood – Direktur Utama (1987-1998)

    PT Musi Hutan Persada – Komisaris (1991-1993)

    PT Mangole Timber Producers – Komisaris Utama (1993-1998)

    PT Astra International Tbk – Wakil Komisaris Utama (1993-1998)

    PT Tripolyta Indonesia Tbk – Komisaris (1989-1999)

    PT Chandra Asri – Direktur Utama (1990-1999)

    PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper – Komisaris Utama (1999-2005)

    PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper – Wakil Komisaris Utama (1997-1999)

    PT Barito Pacific Tbk (d/h PT Barito Pacific Timber) – Komisaris Utama (1993-sekarang).

    Empat Saham Perusahaan

    Prajogo Pangestu tercatat memiliki empat saham perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Keempat saham itu, di antaranya, holding energi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

    Harta Prajogo Pangestu

    Hingga saat ini, Prajogo Pangestu memiliki kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.

    Meski begitu, baru-baru ini harta orang terkaya di Indonesia itu turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun.

    Dilansir Kompas.com, penurunan drastis ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan tiga emiten miliknya ke dalam MSCI Investable Market pada review Februari 2025.

    MSCI merupakan indeks pasar global yang menjadi acuan utama bagi investor institusional dalam menentukan portofolio mereka. 

    Keputusan untuk tidak memasukkan tiga emiten milik Prajogo, yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), dan Barito Pacific (CUAN) diperkirakan berdampak besar pada kepercayaan pasar terhadap saham-saham tersebut.

    Hal ini turut memengaruhi kapitalisasi pasar dan akhirnya berimbas pada kekayaan bersih Prajogo Pangestu.

  • IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor energi

    IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor energi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor energi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham energi.

    IHSG ditutup melemah 132,96 poin atau 1,93 persen ke posisi 6.742,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,24 poin atau 0,93 persen ke posisi 784,88.

    “Dari dalam negeri, IHSG melemah, sentimen melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2024 dan keputusan MSCI menjadi perhatian pasar,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Merujuk rilis pertumbuhan ekonomi pada 2024 yang cenderung lebih rendah dari tahun sebelumnya, pasar beraksi akan berdampak pada tahun ini di saat ancaman geopolitik, perang dagang, inflasi, suku bunga.

    Sehingga, hal itu akan membebani prospek bisnis dan konsumsi rumah tangga dan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

    Di sisi lain, rilis data cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2025 tercatat sebesar 156,1 miliar dolar AS, atau meningkat dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang sebesar 155,7 miliar dolar AS, yang memberikan katalis positif sehingga akan menahan kejatuhan indeks lebih dalam.

    Dari mancanegara, pasar menantikan pembicaraan konstruktif antara AS dan China untuk meredakan pertengkaran perdagangan, sambil terus mengharapkan lebih banyak tindakan dari China untuk memacu kepercayaan pasar.

    Namun demikian, kehati-hatian menjelang data CPI dan PPI China untuk Januari 2025 meredam kenaikan lebih lanjut, karena risiko deflasi terus berlanjut.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat dengan sektor properti naik sebesar 0,66 persen, diikuti oleh sektor teknologi yang naik sebesar 0,31 persen.

    Sementara itu, sembilan sektor menurun yaitu sektor energi turun paling dalam sebesar 6,17 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 4,33 persen dan 2,24 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PPRI, KOPI, SMDM, TIRA dan KOA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PTRO, SONA, CUAN, BREN, dan SHIP.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.312.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,79 miliar lembar saham senilai Rp13,06 triliun. Sebanyak 200 saham naik 441 saham menurun, dan 314 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 279,51 poin atau 0,72 persen ke 38.798,02, indeks Shanghai menguat 33,01 poin atau 1,01 persen ke 3.303,67, indeks Kuala Lumpur menguat 5,74 persen atau 0,36 poin ke posisi 1,590,91, indeks Straits Times melemah 31,00 poin atau 0,81 persen ke 3.303,67.

    Sumber : Antara

  • Ekonom sebut IHSG terdampak dinamika kebijakan Trump 

    Ekonom sebut IHSG terdampak dinamika kebijakan Trump 

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom sebut IHSG terdampak dinamika kebijakan Trump 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 18:48 WIB

    Elshinta.com – Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) salah satunya terdampak sentimen dinamika kebijakan yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

    “Terutama terkait tarif dan ekspektasi terhadap prospek penurunan suku bunga The Fed yang lebih moderat, karena outlook inflasi AS yang masih di atas target dan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat,” ujar Andry saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Jumat.

    Selain itu, ia menyebut volatilitas IHSG disebabkan adanya aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing di pasar saham dalam negeri, yang mana tercatat net sell sebesar Rp4,7 triliun pada hari ini, Jumat (7/2).

    Ia menjelaskan, aksi jual bersih itu dipicu oleh kekhawatiran investor asing terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama kondisi daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang masih lemah.

    “Hal tersebut terlihat dari capaian inflasi inti yang masih stagnan sebesar 2,3 persen, namun sebagian besar karena faktor kenaikan harga emas,” ujar Andry.

    Kemudian, lanjutnya, volatilitas IHSG disebabkan oleh terkoreksinya harga komoditas seperti minyak mentah dan nikel, yang berpengaruh terhadap saham-saham sektor energi dan mineral di dalam negeri..

    Selain itu, sentimen lainnya yaitu rilis laporan keuangan perbankan yang di bawah ekspektasi pasar, ditambah dengan dinamika kebijakan fiskal yang berpotensi menekan likuiditas perbankan, sehingga memberikan sentimen negatif kepada pasar.

    Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/2), IHSG ditutup melemah 132,96 poin atau 1,93 persen ke posisi 6.742,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,24 poin atau 0,93 persen ke posisi 784,88.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.312.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,79 miliar lembar saham senilai Rp13,06 triliun. Sebanyak 200 saham naik 441 saham menurun, dan 314 tidak bergerak nilainya.

    Sumber : Antara