Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Prabowo Bakal Bertemu Investor Bursa Usai Lebaran

    Prabowo Bakal Bertemu Investor Bursa Usai Lebaran

    Jakarta

    Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal rencana Presiden Prabowo Subianto menemui para investor pasar modal. Rencana pertemuan ini muncul usai kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) ambruk pada Selasa (18/3/2025).

    Airlangga bilang pertemuan antara Prabowo dan investor berlangsung sehabis Lebaran. Prabowo juga akan menemui berbagai pihak lainnya seperti para rektor untuk memaparkan kebijakan pemerintah.

    “Nanti sehabis Lebaran itu nanti pertemuan, tidak hanya dengan investor, tapi dengan kelompok-kelompok seperti rektor dan lain-lain,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).

    Ditanya apakah Prabowo akan mendatangi Bursa Efek Indonesia atau mengundang investor ke Istana Kepresidenan, Airlangga mengaku belum mendapatkan kabar.

    “Itu belum tahu, nanti habis Lebaran aja, lebaran aja dulu,” kata Airlangga.

    Seperti diketahui, kinerja indeks harga saham gabungan atau IHSG sempat anjlok lebih dari 6,12% ke level 6.076 pada perdagangan sesi I, Selasa 18 Maret 2025 kemarin.

    Seusai kejadian itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan segera menemui para pelaku pasar untuk menenangkan persepsi pasar.

    Luhut menyebut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya saat ini tengah mengatur waktu dan tempat pertemuan antara Prabowo dengan para investor.

    “Nanti Presiden akan bertemu dengan investor market. Nanti lagi diatur (waktu dan tempatnya). Pak Seskab yang atur,” beber Luhut usai bertamu Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dilansir detikFinance, Rabu (19/3/2025).

    Luhut mengatakan, Prabowo berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan secara hati-hati termasuk dalam pengelolaan fiskal. Hal ini menurutnya dapat menenangkan pasar.

    “Seperti tadi itu. Presiden berkomitmen tetap akan hati-hati masalah disiplin fiskal dan betul-betul semua dihitung dengan baik,” tegas Luhut.

    (hal/hns)

  • IHSG Anjlok Lagi, Kebijakan Konkret Diperlukan

    IHSG Anjlok Lagi, Kebijakan Konkret Diperlukan

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali anjlok 1,94% ke level 6.258,18 pada penutupan perdagangan Jumat (21/3/2025). Setelah sempat menguat selama dua hari, IHSG kembali terperosok akibat tekanan makroekonomi.

    VP, Head of Marketing, Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi Kasmarandana menyampaikan, pelemahan IHSG sesuai perkiraan awal. Sentimen buyback yang ada saat ini kemungkinan hanya bersifat sementara.

    Beberapa faktor utama yang menekan pasar antara lain meningkatnya risk premium yang tercermin dari kenaikan credit default swap (CDS), pelemahan rupiah dan tingginya spread yield terhadap US Treasury, suku bunga tinggi hingga kuartal kedua 2025, hingga deflasi 0,09% YoY pada Februari 2025.

    Menurut Oktavianus, kebijakan konkret diperlukan untuk stabilitas pasar, seperti insentif pajak bagi emiten atau intervensi untuk menjaga likuiditas. Level psikologis IHSG saat ini di kisaran 6.000–6.100, dengan potensi pelemahan lebih lanjut.

    Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menambahkan, risiko politik dan ketidakpastian program ekonomi turut menekan pasar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan mempertimbangkan kembali kebijakan saham dalam pengawasan khusus guna meningkatkan kepercayaan investor.

    Analis Infovesta Kapital Utama Ekky Topan juga menyoroti kekhawatiran investor terhadap beban fiskal Indonesia, termasuk program makan bergizi gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah, skema Koperasi Merah Putih, terutama terkait transparansi pengelolaan dana negara.

    Menurutnya, stimulus buyback tanpa RUPS memberikan sentimen positif, tetapi fundamental ekonomi yang masih lemah membuat investor cenderung wait and see.

    Sebeumnya pada Selasa (18/3/2025), IHSG sempat anjlok parah para hingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt. Namun, dua hari terakhir IHSG mulai hijau sebelum akhirnya kembali anjlok pada hari ini. 

  • Prabowo Sebut Harga Saham Turun Tak Masalah Asalkan Harga Pangan Aman – Halaman all

    Prabowo Sebut Harga Saham Turun Tak Masalah Asalkan Harga Pangan Aman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto menegaskan pihaknya tidak masalah harga saham yang mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Baginya yang terpenting adalah harga pangan yang aman.

    “Pangan adalah yang paling utama, harga saham boleh naik turun, pangan aman, negara aman saudara-saudara,” ujar Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat (21/3/2025).

    Mantan Menteri Pertahanan itu mengatakan kondisi harga pangan cenderung stabil menjelang hari raya idul fitri. Hal ini merupakan angin segar lantaran Indonesia selalu dikhawatirkan dengan keamanan pangan.

    “Kita selalu khawatir kita harus impor, alhamdulillah tahun ini produksinya sangat baik dan saya monitor harga-harga sampai hari ini terkendali, mungkin harga cabai rawit yang agak naik beberapa saat yang lalu, mungkin sekarang sudah mulai turun,” jelasnya.

    Prabowo pun bersyukur dan menyampaikan terima kasih terhadap jajarannya di bawahnya yang bisa mengendalikan pangan. Dia menyebut ketahanan pangan jauh lebih penting dibandingkan harga saham.

    Mantan Danjen Kopassus itu lalu menggoda hanya sejumlah menteri yang khawatir dengan turunnya harga saham. 

    “Saya lihat yang stres harga saham turun hanya beberapa orang di antara kalian. Maruarar? siapa lagi itu, Trenggono? mana Trenggono? Oh duduk sebelahan, ini nih. Kalau budiman enggak, budiman tenang saja karena gak punya saham dia. Eh siapa lagi ya? Amran? enggak, dia gak main saham dia. Siapa lagi ini, Rosan? Rosan udah botak, jadi gak apa-apa dia,” tandasnya.

    Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/3/2025) mengalami penurunan hingga 6 persen.

    PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun membekukan sementara perdagangan atau disebut juga sebagai trading halt pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) hingga 11:49:31 waktu JATS.

    Sementara itu, anjlok IHSG tersebut juga telah ditanggapi oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.

    Ia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan menemui pelaku pasar saham atau investor. Hal itu terkait dengan pelemahan IHSG yang terjadi pada Selasa, (18/3/2025).

    “Oh iya nanti Presiden akan bertemu dengan investor market,” kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (19/3/2025).

    Mengenai kapan dan dimananya, kata Luhut sedang diatur oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Menurut Luhut dalam mengantisipasi turunnya saham, Presiden akan hati hati dalam mengelola kebijakan fisikal.

    “Seperti tadi itu. Presiden tetap akan hati-hati masalah disiplin fiskal dan betul betul dihitung dengan baik,” katanya.

    Terkait adanya ketidakpercayaan investor yang menyebabkan IHSG longsor menurut Luhut, hal itu bisa saja terjadi. Yang terpenting kata dia, IHSG sekarang sudah rebound.

    “Ya ada saja bisa terjadi peristiwa sejenis. Tapi saya pikir hari ini rebound. Kita awasi lah dengan cermat ke depan semua,” pungkasnya.  

  • 5 Saham Ini Cuan Saat IHSG Anjlok Hampir 2 Persen

    5 Saham Ini Cuan Saat IHSG Anjlok Hampir 2 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hampir 2 persen pada penutupan perdagangan Jumat (21/3/2025).

    Kondisi hari ini mengingatkan pada krisis IHSG yang terjadi Selasa (18/3/2025) lalu, hingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt. 

    IHSG hari ini anjlok 123,49 poin (1,94 persen) ke level 6.258,1. Sebanyak 135 saham terpantau menguat, 476 saham turun, dan 187 saham stagnan. 

    Sektor teknologi kembali menjadi yang terpuruk setelah jatuh hingga 4,1 persen, diikuti pelemahan pada sektor barang konsumsi nonprimer sebesar 3,9 persen, barang konsumsi primer 2,6 persen, properti 2,4 persen, dan kesehatan 2,3 persen.

    Pada saat IHSG hari ini anjlok, beberapa saham malah cuan gede dan masuk dalam daftar top gainers. Antara lain saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO) yang naik 34,3 persen menjadi Rp 176, saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) melonjak 25 persen menjadi Rp 2.750.

    Saham lainnya yang juga masuk dalam top gainers adalah PT Penta Valent Tbk (PEVE) yang menguat 10,6 persen menjadi Rp 290, PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) naik 10 persen menjadi Rp 11, dan PT Hillcon Tbk (HILL) menguat 9.9 persen menjadi Rp 322.

    Pilarmas Investindo Sekuritas menyampaikan, IHSG hari anjlok karena dihantam berbagai sentimen negatif. Diketahui, FTSE Russell hari ini melakukan rebalancing untuk indeks global mereka, termasuk juga saham-saham dari Indonesia.

  • IHSG BEI akhir pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia

    IHSG BEI akhir pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia

    Pasar dengan hati-hati mencerna data ekonomi AS terbaru di tengah kekhawatiran atas tarif Presiden Trump.

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

    IHSG ditutup melemah 127,93 poin atau 2,00 persen ke posisi 6.253,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 22,30 poin atau 3,14 persen ke posisi 687,90.

    “Sentimen tetap lemah menyusul penurunan di bursa Amerika Serikat (AS), karena pasar dengan hati-hati mencerna data ekonomi AS terbaru di tengah kekhawatiran atas tarif Presiden Trump,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Data ekonomi yang menunjukkan Initial Jobless Claims mengalami kenaikan dari sebelumnya 220.000 menjadi 223.000, begitupun dengan Continuing Claims yang mengalami kenaikan dari sebelumnya 1.870.000 menjadi 1.892.000.

    Pelaku pasar juga terus menilai sikap kebijakan moneter The Fed, sebelumnya menyoroti meningkatnya risiko terhadap pertumbuhan, lapangan kerja, dan inflasi dalam proyeksi ekonomi terbarunya dan menegaskan kembali bahwa tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.

    Dari regional, kurangnya kejelasan atas waktu dan besarnya rencana terbaru China untuk meningkatkan konsumsi dan menstabilkan pasar properti dan ekuitas mendorong investor untuk menjauh dari aset yang lebih berisiko.

    Dari dalam negeri, melemahnya IHSG dibayangi dari aksi rebalancing indeks FTSE, yang mana hari Ini FTSE Russell resmi melakukan rebalancing untuk indeks global mereka, termasuk saham-saham dari Indonesia.

    Selain itu, juga penurunan saham BUMN menjelang rampungnya proses inbreng Danantara yang dijadwalkan selesai akhir bulan ini. Struktur lengkap Danantara direncanakan diumumkan dalam waktu dekat.

    Kementerian BUMN sedang menyusun Peraturan Pemerintah yang akan mengatur proses inbreng atau pengalihan saham BUMN kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), dengan target penyelesaian sebelum akhir Maret 2025.

    Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teroteri negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor melemah, yaitu dipimpin sektor keuangan yang melemah sebesar 4,31 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 4,13 persen dan 2,68 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu BINO, FORU, RONY, POLU, SMMA dan PEVE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FORU, MSIN, OBMD, MMIX dan KOTA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.208.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,24 miliar lembar saham senilai Rp15,81 triliun. Sebanyak 143 saham naik, 512 saham menurun, dan 302 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain Indeks Nikkei melemah 74,82 poin atau 0,20 persen ke 37.677,06, indeks Shanghai melemah 44,12 poin atau 1,29 persen ke 3.364,83, indeks Kuala Lumpur menguat 1,29 persen atau 0,09 poin ke posisi 1,505,45, dan indeks Straits Times melemah 7,07 poin atau 0,18 persen ke 3.923,42.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pasca IPO, Fore Coffee bidik buka 140 outlet baru hingga 2026

    Pasca IPO, Fore Coffee bidik buka 140 outlet baru hingga 2026

    Kita kan belum masuk ke Kota Ambon, mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon. Dan juga ada pengembangan di Aceh dan juga di kota-kota lain yang belum ada,

    Jakarta (ANTARA) – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee menargetkan akan membuka sebanyak 140 outlet baru sampai periode tahun 2026, dengan target sebanyak 72 outlet baru pada tahun 2025.

    Rencana ekspansi itu akan didukung oleh dana hasil Initial Public Offering (IPO) perseroan, yang ditargetkan mencapai Rp379,8 miliar.

    “Kami menargetkan segmen pasar yang mengutamakan pengalaman menikmati kopi dalam suasana modern dan nyaman. Fore Coffee berencana mengoperasikan hingga 600 outlet kopi secara bertahap, dalam empat tahun ke depan,” ujar CEO Fore Coffee Vico Lomar dalam Press Conference Investor Gathering di Jakarta, Jumat.

    Vico menjelaskan, berbagai target outlet baru itu, merupakan gabungan dari outlet rumah toko (ruko) di pinggir jalan, outlet di pusat perbelanjaan (mall), outlet di transportation hall seperti di stasiun kereta api, bandara dan sebagainya.

    Ia melanjutkan, ekspansi pembukaan outlet baru itu akan dilakukan di berbagai kota, mulai dari kota tier satu, kota tier dua, hingga kota tier tiga.

    “Kita kan belum masuk ke Kota Ambon, mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon. Dan juga ada pengembangan di Aceh dan juga di kota-kota lain yang belum ada,” ujar Vico.

    Untuk dapat membuka satu outlet baru, Ia mengungkapkan membutuhkan biaya sekitar Rp1,3 sampai Rp2 miliar per outlet, tergantung kecil atau besarnya kapasitas.

    Dari sejumlah target outlet baru itu, Ia menyebut untuk outlet premium (flagship) hanya ditargetkan sekitar 10 persen, dan sisanya sebanyak 80 persen merupakan outlet medium.

    Fore Coffee akan segera menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

    Dalam masa penawaran awal (book building) pada 19 Maret sampai 21 Maret 2025, perseroan menetapkan harga senilai Rp160- Rp202 per saham, sehingga nanti diperkirakan akan mendapatkan dana segar senilai Rp379,8 miliar.

    Kemudian, masa penawaran umum akan dilakukan pada 26 Maret sampai 9 April 2025, dan rencananya akan resmi melantai di BEI pada 11 April 2025.

    Perseroan akan mengalokasikan dana hasil IPO sebesar 76 persen untuk memperluas jaringan outlet di seluruh Indonesia, yang bertujuan memperkuat posisi Fore Coffee sebagai pemimpin pasar kopi premium di Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Siap IPO, FORE Tawarkan Harga Saham Rp 160-202 Per Lembar

    Siap IPO, FORE Tawarkan Harga Saham Rp 160-202 Per Lembar

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) mengungkap rencapa pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Mengutip Keterbukaan Informasi BEI pada Jumat (22/3/2025), FORE siap melakukan IPO dengan melepas 1.880.000.000 saham biasa dari portepel Perseroan, yang mewakili 21,08% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 70 per saham.

    Harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat berkisar antara Rp 160 hingga Rp 202 per lembar. Sementara itu, jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham diperkirakan mencapai Rp 379.760.000.000.

    FORE menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek untuk memuluskan aksi korporasi ini.

    Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan, range harga saham dalam penawaran umum ini adalah Rp 160-Rp 202. 

    Dalam kesempatan yang sama, Oki juga menambahkan bahwa pelaksanaan IPO ini merupakan peristiwa bersejarah bagi salah satu brand lokal Indonesia, yakni FORE.

    Ia menekankan bahwa FORE telah berhasil membawa nama bangsa bersinar dalam persaingan merek dagang, khususnya di industri coffee roastery.

    Di tengah gejolak pasar modal, Oki tetap optimistis terhadap pergerakan bursa saham lokal, didukung oleh kinerja terbaik dari emiten-emiten berkualitas.

    Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 76% akan digunakan oleh Perseroan untuk membuka sekitar 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin.

    Komposisi penggunaan dana tersebut mencakup outlet Flagship, outlet Medium, dan outlet Satellite. Dana ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada biaya renovasi, pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.

    Penggunaan dana tersebut direncanakan dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 hingga 2026.

    Jadwal pelaksanaan IPO FORE dimulai dengan masa penawaran awal yang akan dilangsungkan pada 19-21 Maret 2025. Tanggal efektif ditetapkan pada 25 Maret 2025, disusul dengan masa penawaran umum pada 26 Maret hingga 9 April 2025.

    Tanggal penjatahan dijadwalkan pada 9 April 2025, diikuti dengan tanggal distribusi elektronik pada 10 April 2025. Terakhir, tanggal pencatatan atau IPO FORE di BEI akan dilakukan pada 11 April 2025.
     

  • Waswas Reformasi Jilid II, Ekonomi Jadi Taruhan

    Waswas Reformasi Jilid II, Ekonomi Jadi Taruhan

    Bisnis.com, JAKARTA – Gelombang aksi demonstrasi di dalam negeri masih menjadi pertanda waswas akan terjadinya ‘reformasi jilid II’. Aksi protes itu tidak sedikit berdampak terhadap geliat ekonomi domestik.

    Pada awal tahun ini,  rangkaian aksi demo masyarakat dimulai pada Februari 2025 yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” yang berlangsung pada Senin (17/2/2025).

    Ribuan mahasiswa menyampaikan lima tuntutan utama yang mereka nilai dapat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia.

    Adapun, tuntutannya adalah mencabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang menetapkan pemangkasan anggaran yang dianggap tidak berpihak pada rakyat, mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik.

    Selain itu, melakukan pencairan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan, mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan, serta menghentikan kebijakan publik yang tidak berbasis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

    Para demonstran juga menuntut adanya ketegasan terhadap dugaan korupsi yang dilakukan oleh Joko Widodo (Jokowi).

    Pada Agustus 2024, demonstrasi besar-besaran juga terjadi untuk menuntut revisi UU Pilkada di DPR.  Demo ini dihadiri oleh buruh demo, sejumlah Komika, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) hingga mahasiswa.

    Para aktivis menyuarakan bahwa ada dugaan revisi UU Pilkada sebagai upaya untuk menganulir dua putusan MK terkait pilkada, yaitu Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Putusan MK Nomor 70/PUU-XXII oleh Badan Legislasi DPR RI dan pemerintah lewat revisi UU Pilkada.

    Selain itu, para demonstran juga menampilkan berbagai alat untuk mencurahkan kekesalannya terhadap DPR dan pemerintah yang dinilai telah merusak demokrasi, salah satunya adalah alat hukum pancung.

    Para pendemo juga menuliskan “Indonesia Baru Tanpa Dinasti Jokowi” yang tertempel pada replika alat pancung tradisional tersebut. “Hancurkan rezim Jokowi, Hancurkan rezim Jokowi,” teriak pendemo.

    Menurut Direktur Pusat Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto, kemungkinan terjadinya Reformasi Jilid II selalu ada, mengingat banyaknya aksi demonstrasi yang terjadi.

    “Kalau kita bicara kemungkinan, kemungkinan itu selalu ada, karena jangankan nanti, sekarang saya sudah banyak demo. Pemerintah baru berjalan sebentar, sudah banyak sekali demonstrasi,” terangnya.

    Wijayanto menambahkan bahwa kondisi ekonomi menjadi faktor kunci yang dapat memicu gelombang protes lebih besar. Dia mengatakan bahwa saat ini yang berlangsung bukan hanya mengenai inflasi, tapi juga deflasi, yang berkorelasi pada pelemahan daya beli. 

    Senada, Direktur Pusat Hukum, HAM & Gender LP3ES, Hadi Purnama, menyoroti bahwa permasalahan tidak hanya terbatas pada UU TNI, tetapi juga mencakup RUU Polri dan RUU KUHAP yang sedang dalam pembahasan.

    Hadi juga mengingatkan kembalinya konsep Dwifungsi, baik dalam TNI maupun Polri. Menurutnya, situasi ini tidak boleh dikuasai oleh pemimpin atau presiden yang cenderung mengarah pada sistem imperium, karena berisiko besar untuk disalahgunakan.

    “Dan ingat bahwa ketika kuatnya apakah itu Polri ataupun TNI, itu arahnya adalah kepada otoritarian. Dan sebenarnya sinyal itu sudah ada sejak Presiden yang lalu. Terutama paling kuat itu sinyalnya adalah pada periode kedua Presiden yang lalu,” katanya.

    Sementara itu, Dosen Program Magister Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Peni Hanggarini, menyoroti isu korupsi yang juga bisa menjadi salah satu faktor memicunya reformasi jilid II tersebut.

    “Ini akan menambah ricuh [soal korupsi], saya pikir. Menambah ricuh, menambah keruh. Dan ini bisa mengundang keinginan untuk menyuarakan reformasi yang jilid tua di jalanan misalnya. Kemungkinan seperti ini bisa saja terjadi,” ujarnya.

    Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy, Ahmad Khairul Umam, mencatat bahwa setidaknya ada lima faktor yang bisa mendorong konsolidasi gerakan reformasi:

    Menurutnya, ketidakpuasan dan ketimpangan sosial yang meluas., legitimasi pemerintah yang melemah, krisis ekonomi, meningkatnya ketegangan dan polarisasi politik, serta kemunculan pemimpin alternatif yang mampu menginspirasi perlawanan.

    Menurutnya, meskipun faktor-faktor tersebut sudah mulai tampak, gerakan protes saat ini masih belum terkonsolidasi secara matang.

    “By theory, by case study, sangat memungkinkan. Tapi apakah kemungkinannya besar dalam konteks observasi hari ini? Opsi itu mungkin terjadi, tetapi belum terkonsolidasi secara matang,” pungkasnya.

    Ekonomi jadi Taruhan

    Tidak stabilnya kondisi politik di dalam negeri turut berimbas terhadap kepercayaan asing. Terlebih kondisi makroekonomi yang masih menantang turut memberi tekanan.

    Baru-baru ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami goncangan besar pada Selasa (18/3/2024). Alhasil Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa memberlakukan penghentian sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit, kembali terjadi sejak 2020.

    Pada Selasa (18/3/2025), IHSG ditutup melemah 3,84% ke level 6.223,39. Selama sesi perdagangan, 118 saham tercatat menguat, sementara 554 saham merosot, dan 139 saham stagnan. Pada sesi pertama perdagangan, IHSG sempat terjun hingga 6,12%, melampaui batas 5% yang ditetapkan BEI untuk memicu mekanisme trading halt.

    Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, salah satu faktor yang menyebabkan tekanan besar pada IHSG adalah Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI).

    Pasalnya, sebagai informasi, RUU ini dikhawatirkan dapat menghidupkan kembali Dwifungsi ABRI, meskipun Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi telah membantah anggapan tersebut.

    Di samping itu, isu-isu aktual seperti keraguan dalam pengelolaan Danantara di tengah maraknya kasus-kasus korupsi di BUMN, kemudian keraguan dalam pengelolaan beberapa program mercusuar yang menelan biaya besar, dan juga terdapat praktik nepotisme yang terjadi di kemudian hari.

    Terlebih, Isu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mundur, menurut Hadi, juga menjadi salah satu alasan mengapa pasar di Tanah Air bergejolak.

    Selain itu, Direktur Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio ikut berkomentar soal amblasnya IHSG yang direspons oleh Wakil Ketua DPR RI ke BEI.

    “Pasar saham anjlok itu tanda pasar gak punya trust ke pemerintah. Tidak bisa diselesaikan dengan langkah politik,” tulisnya pada akun X @satriohendri.

  • Semangat Memperkuat Kembali Kinerja Perekonomian Nasional

    Semangat Memperkuat Kembali Kinerja Perekonomian Nasional

    Jakarta

    Benar bahwa kinerja perekonomian sedang tidak baik-baik saja. Namun, dinamika di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/3) yang ditandai dengan jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 6,12 persen pada transaksi sesi pertama hari itu tidak harus ditanggapi dengan panik berlebihan. Dinamika akan kembali membaik jika program-program pemerintah bagi upaya penguatan kinerja ekonomi segera dikomunikasikan kepada masyarakat.

    Pemerintah diyakini akan memberikan tanggapan dengan langkah dan kebijakan yang solutif. Saat perdagangan itu otomatis harus dihentikan, pemerintah justru mencatat hasil positif dari penjualan delapan seri Surat Utang Negara (SUN), yakni Rp 28 triliun. Hasil ini patut dimaknai sebagai pesan bahwa pemerintah terus berupaya menyehatkan likuiditas negara.

    Selain itu, layak dinilai positif karena hasil lelang SUN itu diperoleh tanpa harus obral atau memberi tambahan imbal hasil untuk sekadar mendapatkan investor. Lebih dari itu, penawaran yang masuk (incoming bid) mencapai Rp 61,75 triliun atau 2,38 kali dari target indikatif Rp 26 triliun. Bahkan, dilaporkan juga bahwa incoming bid dari investor asing pun tetap tinggi, mencapai Rp13,95 triliun atau 22,59 persen.

    Data dan kecenderungan yang tergambar dari hasil lelang SUN itu sudah cukup gamblang untuk menjelaskan bahwa investor baik lokal maupun asing masih menaruh kepercayaan kepada negara dan pemerintah dalam mengelola perekonomian nasional. Boleh jadi, dinamika BEI per Selasa (18/3) itu lebih disebabkan oleh aksi investor menggeser dananya ke pasar penjualan SUN.

    Jadi, dana hanya keluar dari BEI namun kemudian masuk ke pasar SUN yang ditawarkan negara. Karena itulah dinamika di BEI pada Selasa (18/3) tidak semestinya menimbulkan panik berlebihan, karena fluktuasi IHSG selalu menjadi bagian tak terpisah dari proses transaksi para investor.

    Sehari sebelumnya, atau pada Senin (17/3), pemerintah juga menyajikan Indikator positif lainnya, yakni kebijakan mencairkan dan mendistribusikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pendistribusian THR diharapkan dapat menjadi stimulus peningkatan konsumsi. THR ASN dicairkan ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 per dua bulan pertama tahun ini defisit Rp 31,3 triliun atau 0,13 persen dari produk domestik bruto (PDB).

    Jatuhnya IHSG BEI dalam skala yang besar memang selalu mengejutkan. Apalagi ketika rontoknya IHSG itu disandingkan dengan indikator lain yang juga selalu menjadi perhatian masyarakat, yakni depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang akhir-akhir ini cenderung berkelanjutan. Nilai tukar rupiah per pekan ini sudah menyentuh level Rp 16.500-an per dolar AS.

    Memang, informasi tentang APBN yang defisit, depresiasi rupiah, IHSG yang rontok, konsumsi masyarakat yang melemah, penutupan banyak pabrik hingga gelombang pemutusah hubungan kerja (PHK) pasti membuat banyak orang gelisah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024, menyebutkan bahwa total pengangguran mencapai 7,47 juta. Namun, jumlah rielnya dipastikan lebih besar dari angka itu.

    Gambaran tentang kinerja perekonomian yang tidak baik-baik saja itu tak hanya dihadapi Indonesia. Kinerja perekonomian banyak negara juga terganggu akibat ketidakpastian global. Perang tarif saat ini, yang melibatkan Amerika Serika (AS), Kanada, dan Meksiko, meningkatkan derajat ketidakpastian itu.

    Akibat perang tarif yang disulut Presiden Donald Trump, AS bersama Kanada dan Meksiko kini saling mencabik-cabik perekonomian mereka. Bahkan Uni Eropa pun sudah masuk ke perang dagang itu. Trump menyulut perang dagang itu karena ingin memperbaiki defisit anggaran AS.

    Selain diakibatkan oleh ketidakpastian global itu, kinerja perekonomian Indonesia yang sedang memburuk pun menuntut perbaikan tata kelola APBN. Kalau Trump menyulut perang tarif di Amerika Utara, Presiden Prabowo Subianto melakukan perbaikan tata kelola APBN dengan kebijakan efisiensi.

    Selain itu, dengan membentuk badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Presiden Prabowo bertekad memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber kekuatan dalam negeri untuk menguatkan kembali kinerja perekonomian nasional.

    Masyarakat dan juga investor di pasar uang pasti ingin tahu program dan rencana aksi Danantara Indonesia. Karena baru didirikan 24 Februari 2025, semua elemen masyarakat hendaknya bersabar menunggu. Diyakini bahwa program dan rencana aksi Danantara akan mampu menstimulus upaya penguatan kinerja perekonomian nasional.

    Sambil menunggu program Danantara, tak kalah pentingnya adalah kreasi kebijakan para menteri ekonomi untuk membangkitkan kembali kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor usaha berbasis kerakyatan ini berperan signifikan. Peran UMKM sebagai penyangga perekonomian nasional sudah terbukti. UMKM berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja.

    Hingga awal 2020-an, total UMKM 64,2 juta unit usaha. Sebagian besar sudah dinyatakan bangkrut. Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.47/2024 tentang penghapusan piutang macet UMKM, Presiden Prabowo menghapus utang macet bagi lebih dari satu juta pelaku UMKM dengan total nilai Rp.14 triliun.

    Bersama realisasi program-program Danantara nantinya, upaya memulihkan kapasitas UMKM dipastikan mampu menjadi stimulus bagi penguatan kinerja perekonomian nasional.

    Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI/Ketua MPR RI ke-15/Ketua DPR RI ke-20/Ketua Komisi III DPR RI ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas Jayabaya dan Universitas Pertahanan (UNHAN).

    (ega/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • IHSG ditutup menguat dipimpin sektor teknologi

    IHSG ditutup menguat dipimpin sektor teknologi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat dipimpin sektor teknologi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 20 Maret 2025 – 18:58 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi.

    IHSG ditutup menguat 70,01 poin atau 1,11 persen ke posisi 6.381,67. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,47 poin atau 0,21 persen ke posisi 711,67.

    “Bursa regional Asia cenderung mixed, pasar merespons hasil rapat FOMC The Fed yang mengisyaratkan adanya kemungkinan pemotongan suku bunga pada akhir tahun ini,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau Nico dalam kajiannya, di Jakarta, Kamis.

    Para pejabat kebijakan di Amerika Serikat (AS) memprediksi akan ada dua kali pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin selama tahun ini. Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 sampai 4,50 persen.

    Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan menyebutkan bahwa kebijakan saat ini dirasa cukup memadai dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian yang ada.

    Selanjutnya, Powell mengungkapkan langkah yang bijak saat ini adalah menunggu informasi yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi.

    Pernyataan itu menunjukkan tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan dalam menyikapi rencana Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif pada impor dari mitra dagang AS, serta dampaknya terhadap perekonomian.

    Dari dalam negeri, IHSG melanjutkan penguatan yang didukung dari aksi emiten konglomerasi dan BUMN meningkatkan aksi beli, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberlakukan kebijakan buyback tanpa perlu persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).

    Kebijakan ini mendorong peningkatan risk-appetite para investor, dan jaminan dari dari bank sentral untuk menjaga stabilitas, dengan Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya.

    Keputusan itu sejalan dengan upaya untuk menjaga inflasi pada tahun 2025 dan 2026, agar tetap terkendali dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

    Di sisi lain pasar juga menantikan langkah kebijakan selanjutnya dari pemerintah dalam komitmen untuk disiplin fiskal dan kebijakan pro-pertumbuhan

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi naik sebesar 10,10 persen, diikuti oleh sektor transportasi dan logistik dan sektor barang baku yang masing- masing naik sebesar 2,35 persen dan 2,16 persen.

    Sementara itu, dua sektor melemah yaitu sektor keuangan dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 0,88 persen dan 0,62 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu MINA, FORU, POLU, RONY dan SAFE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IFII, ACES, BOAT, dan MIRA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.093.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,17 miliar lembar saham senilai Rp11,30 triliun. Sebanyak 318 saham naik, 286 saham menurun, dan 353 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain Indeks Nikkei menguat 93,54 poin atau 0,25 persen ke 37.751,88, indeks Shanghai melemah 3,33 poin atau 0,10 persen ke 3.408,43, indeks Kuala Lumpur melemah 10,15 persen atau 0,66 poin ke posisi 1,504,66, dan indeks Straits Times menguat 12,08 poin atau 0,31 persen ke 3.931,05.

    Sumber : Antara