Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Danantara Tunjuk PT BKI jadi Holding Operasional

    Danantara Tunjuk PT BKI jadi Holding Operasional

    JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) atau Danantara Indonesia menunjuk PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI untuk menjadi holding operasional.

    Saat ini, BKI merupakan Holding BUMN Jasa Survei atau IDSurvey. Holding tersebut hasil penggabungan dari BKI, Sucofindo dan Surveyor Indonesia.

    Terkait penunjukan tersebut, Chief Operation Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menjelaskan BKI dipilih menjadi holding operasional di bawah Danantara karena perusahaan tersebut memiliki kondisi finansial yang sehat.

    “Parameter yang kita pilih adalah perusahaan-perusahaan yang paling sehat secara finansial. Paling sehat itu artinya tidak punya problem-problem finansial yang besar. Kita sudah memutuskan memilih BKI,” kata Dony di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 24 Maret.

    Nantinya, sambung Dony, akan dilakukan aksi korporasi dan konsolidasi untuk menjadikan BKI sebagai holding operasional Danantara. Dony bilang BKI juga akan berganti nama.

    “Nanti BKI-nya akan menjadi perusahaan baru di bawahnya, sehingga dengan demikian nanti yang akan dipakai adalah BKI sebagai holding yang akan diganti nama tentunya menjadi holding daripada Danantara untuk operasional,” ucap Dony.

    Setelah inbreng saham seluruh BUMN dilakukan ke BKI yang menjadi holding operasional, sambung Dony, maka Danantara akan kembali memetakan BUMN. Baik dari sisi konsolidasi bisnis, maupun kondisi holding-holding BUMN eksisting atau yang sebelumnya sudah terbentuk.

    “Jadi setelah ini (Danantara) di-launching, kemudian BUMN-BUMN yang sudah di inbrengkan ke dalam Holding Operasional, kita akan me-maping ulang seluruh BUMN kita. Akan terjadi nanti bisnis konsolidasi, termasuk me-review daripada existing holding yang sudah ada,” jelas Dony.

    Sekadar informasi, saat ini sudah ada 13 BUMN berstatus perusahaan terbuka yang sahamnya resmi dialihkan ke PT KBI. Pengalihan saham dengan skema inbreng ini diumumkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini.

    BUMN tersebut di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

    Lalu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

    Kemudian, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

  • Pelemahan IHSG mereda, pasar optimistis dengan pengurus Danantara

    Pelemahan IHSG mereda, pasar optimistis dengan pengurus Danantara

    Ilustrasi – Pekerja melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa/am.)

    Pelemahan IHSG mereda, pasar optimistis dengan pengurus Danantara
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 24 Maret 2025 – 23:27 WIB

    Elshinta.com – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mereda usai pengumuman pengurus BP Investasi Danantara. IHSG sempat ambles hingga 4% sentuh 5.967,19 pada perdagangan pagi, Senin (24/3), tetapi berhasil bangkit dan ditutup di posisi 6.161,21.

    Mereda pelemahan IHSG ini terjadi menyusul sentimen optimisme pasar usai pengumuman pengurus dan struktur manajemen Danantara.

    Sejumlah nama unggulan di pasar keuangan global masuk dalam susunan pengurus Danantara, begitu juga nama-nama yang familiar seperti Jeffrey Sachs, Profesor Ekonomi di Columbia University, AS, lalu salah satu legenda investasi dunia orang terkaya di dunia Ray Dalio, serta mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra.

    Total transaksi perdagangan saham mencapai Rp14,37 triliun, dari sejumlah 14,7 miliar saham yang ditransaksikan. Dengan frekuensi yang terjadi menyentuh 1,06 juta kali diperjualbelikan.

    Adapun rentang perdagangan terjadi pada level 5.967,19 di titik terendah, sampai dengan 6.269,9 yang juga ada di zona level harga tertinggi secara intraday.

    Sejumlah 500 saham melemah –tertekan di zona merah, dan masih ada 134 saham menguat. Sedangkan ada 168 saham tidak bergerak.

    Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani memastikan saat mengumumkan itu bahwa tidak ada nama titipan dari pihak manapun dalam jajaran pengurus Danantara.

    “Kami pastikan tidak ada satu pun dari nama-nama tersebut yang merupakan nama titipan,” tegas Rosan, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    Rosan juga menegaskan pentingnya langkah tepat dalam eksekusi strategi Danantara Indonesia. Menurutnya, tim yang telah terpilih tidak hanya memiliki pengalaman, profesionalisme, dan kompetensi tinggi, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

    “Harapan publik akan Danantara Indonesia sangat tinggi, sehingga sejak hari pertama tim ini harus segera bekerja untuk mewujudkan visi besar kami. Dengan telah terpilihnya jajaran eksekutif Danantara Indonesia dan seluruh proses pemindahan operasional (inbreng) BUMN yang telah selesai, Danantara Indonesia berkomitmen menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru dengan prinsip trust, transparency, dan transformation. Dengan sinergi dan kerja keras, kami yakin dapat memberikan dampak seluas-luasnya bagi perekonomian Indonesia,” ujar Rosan.

    Pada kesempatan yang sama, COO Danantara Indonesia Dony Oskaria menekankan bahwa proses penunjukkan ini dilakukan dengan prinsip tata kelola yang baik dan tanpa intervensi kepentingan tertentu. Pemilihan para eksekutif dilakukan secara objektif, sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan perusahaan.

    “Semua yang terpilih telah melalui proses seleksi ketat yang dilakukan oleh konsultan SDM global (global headhunter) berdasarkan profesionalisme, kompetensi, dan integritas. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Prabowo untuk membangun sovereign wealth fund yang mengedepankan transparansi dan tata kelola yang baik(good governance), memastikan bahwa Danantara Indonesia beroperasi secara profesional dalam mendukung pembangunan nasional,” jelas Dony.

    CIO Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menyebutkan para eksekutif yang baru saja ditunjuk ini semakin memperjelas arah dan rencana kerja Danantara Indonesia.

    “Dengan ditunjuknya para eksekutif ini, kami kini dapat menerjemahkan strategi besar Danantara Indonesia dengan lebih konkret. Setiap keputusan investasi yang diambil akan selaras dengan visi perusahaan dan target pertumbuhan ekonomi nasional. Kami memastikan bahwa investasi yang dilakukan Danantara Indonesia dapat mempercepat
    transformasi sektor-sektor prioritas serta membuka lebih banyak peluang ekonomi dan
    lapangan kerja bagi masyarakat,” ungkap Pandu.

    Berikut rincian pengurus Danantara.

    Dewan Penasihat
    – Ray Dalio
    – Hellman Sitohang
    – Jeffrey Sachs
    – Chapman Taylor
    – Thaksin Shinawatra

    Komite Pengawasan dan Akuntabilitas 
    – Ketua PPATK
    – Ketua KPK
    – Ketua BPK
    – Ketua BPKP
    – Kapolri
    – Jaksa Agung

    Managing Directors
    -Robertus Billitea
    – Lieng Seng Wee
    – Arief Budiman
    – Ali Setiawan
    – Mohamad Al-Arief
    – Rohan Hafas
    – Ahmad Hidayat
    – Sanjay Bharwani
    – Reza Yamora Siregar
    – Ivy Santoso

    Komite Manajemen Risiko
    – John Prasetio

    Komite Investasi dan Portofolio 
    – Yup Kim

    Holding Operasional
    – Agus Dwi Handaya
    – Febriany Eddy
    – Riko Banardi

    Holding Investasi 
    – Djamal Attamimi
    – Bono Daru Adji
    – Stefanus Ade Hadiwidjaja.

    Sumber : Sumber Lain

  • IHSG Senin dibuka melemah 22,03 poin

    IHSG Senin dibuka melemah 22,03 poin

    Seorang karyawan berdiri di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

    IHSG Senin dibuka melemah 22,03 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 24 Maret 2025 – 11:41 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah 22,03 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.236,15. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,79 poin atau 0,84 persen ke posisi 686,23.

    Sumber : Antara

  • IHSG Koreksi 96,96 Poin, Ekonom Sebut Pemerintah Harus Dengarkan Publik untuk Kembalikan Kepercayaan Investor

    IHSG Koreksi 96,96 Poin, Ekonom Sebut Pemerintah Harus Dengarkan Publik untuk Kembalikan Kepercayaan Investor

    PIKIRAN RAKYAT – Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa pemerintah perlu mendengarkan masukan publik guna memulihkan kembali kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Bhima menambahkan, melemahnya IHSG disebabkan oleh akumulasi preseden negatif yang terjadi beberapa waktu silam. Salah satunya, yakni terkait tata kelola Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

    Menurutnya, para investor di IHSG memiliki kehati-hatian dengan konsep Danantara yang mengelola keuntungan dari BUMN, terutama dari sektor perbankan.

    Lebih lanjut, Minggu ini akan diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bank Himbara yang diyakini akan semakin memengaruhi sentimen para investor di IHSG.

    Lalu, penunjukan Thaksin Shinawatra sebagai Dewan Penasihat Danantara juga diyakini berdampak terhadap kepercayaan investor, mengingat rekam jejak mantan PM Thailand tersebut beberapa waktu yang lalu.

    “Harusnya mendengar masukan dan gunakan Danantara untuk memasukkan talenta terbaik,” kata Bhima, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 24 Maret 2025.

    Di lain sisi, dinamika politik domestik juga diyakini turut memicu pelemahan IHSG, serta aksi demonstrasi penolakan RUU TNI yang direspons dengan draf menjadi UU juga dianggap memicu instabilitas politik.

    Menurutnya perluasan partisipasi militer, termasuk dalam pos-pos di sektor ekonomi, memiliki potensi dalam menekan kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya ke IHSG.

    “Akan ada perubahan stance. Investor akan melihat Indonesia menjadi pasar yang berisiko,” ujarnya.

    Ia pun mengingatkan pemerintah supaya memperbaiki kepercayaan publik untuk menghindari risiko yang berlanjut.

    Hal itu karena bila pasar saham terus mengalami koreksi, kinerja Foreign Direct Investment (FDI) juga bisa terdampak.

    Lalu ada Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai yang menyebabkan IHSG koreksi bukan dari pengumuman struktur pengurus Danantara.

    Menurut Rully, kepengurusan Danantara diisi oleh para profesional yang memiliki pengalaman yang memadai untuk mengelola badan pengelola investasi tersebut.

    Kemudian dari Chief Executive Officer (CEO) Rosan Perkasa Roeslani pun meyakini bahwa struktur kepengurusan Danantara akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan akan membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    Dalam pantauan di sesi II perdagangan pasar saham, IHSG ditutup melemah sebesar 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22. Sementara indeks LQ45 turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Airlangga Hartarto Sebut Koreksi IHSG Dipengaruhi Dinamika Pasar, Pengamat Malah Singgung Faktor Ini

    Airlangga Hartarto Sebut Koreksi IHSG Dipengaruhi Dinamika Pasar, Pengamat Malah Singgung Faktor Ini

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diketahui saat ini mengalami koreksi yang cukup dalam karena lebih dipengaruhi oleh dinamika pasar.

    “Ya kita lihat aja perkembangan (pasar), namanya market ada (dinamika) daily (harian),” kata Airlangga, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 24 Maret 2025.

    Akan tetapi saat ditanya oleh awak media apakah ada faktor pengaruh dari susunan kepengurusan pejabat Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang diumumkan hari ini, Airlangga diketahui tidak menjawab pertanyaan tersebut.

    Seperti yang terpantau, pada perdagangan di sesi I hari ini, Senin, 24 Maret 2025, IHSG mengalami tekanan dengan terkoreksi 143,96 poin atau 2,30 persen ke posisi 6.114,22.

    IHSG di Mata Pengamat

    Dari pandangan pengamat Hendra Wardana menyampaikan bahwa potensi IHSG untuk rebound kemungkinan masih ada, hal itu apabila para investor mendapat sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.

    Katanya, para investor akan sangat memperhatikan langkah-langkah pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi tantangan yang ada supaya kepercayaan pasar dapat kembali pulih.

    Hendra pun menjelaskan bahwa IHSG mencerminkan adanya ketidakpastian yang terjadi di pasar modal Indonesia, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di tingkat makro ekonomi maupun mikro ekonomi.

    Selain fluktuasi saham-saham jumbo yang mengalami koreksi, ujarnya, sentimen negatif kepada prospek ekonomi Indonesia semakin diperburuk dengan penurunan pajak dan tingkat konsumsi atau daya beli yang menurun.

    Hendra berpendapat, hal tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan, yang berpotensi berdampak negatif terhadap kinerja emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Kata Hendra, para investor saat ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, hal itu menyebabkan pasar cenderung bergerak lebih rendah.

    Sambung dia, menyebut bahwa koreksi secara signifikan IHSG juga disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang melambat, termasuk penurunan daya beli dan peningkatan PHK, sehingga memperburuk sentimen pasar.

    Kemudian dia mengatakan bahwa rilis kebijakan ekonomi seperti hasil konferensi pers BPI Danantara dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Himbara akan dapat memengaruhi arah pasar saham dalam beberapa waktu ke depan.

    “Jika IHSG tidak mampu bertahan di level psikologis 6.000, kemungkinan besar akan menguji level support di 5.800,” tutur Hendra.

    Ia pun menuturkan bahwa perkembangan pasar saham akan sangat bergantung pada respons pelaku pasar terhadap pengumuman yang akan datang, serta kondisi ekonomi global maupun domestik.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

    Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

    PIKIRAN RAKYAT – Pasar modal Indonesia tengah mengalami gejolak signifikan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7% dalam beberapa hari terakhir. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia.

    Penyebab utama datang dari revisi peringkat investasi Indonesia oleh Goldman Sachs, yang menurunkan peringkat dari overweight menjadi market weight, dipicu oleh kekhawatiran atas kebijakan fiskal pemerintah yang baru. Hal ini memperburuk aksi jual besar-besaran oleh investor asing.

    Cerminan Kepercayaan Investor

    Ekonom UGM Dr. I Wayan Nuka menilai bahwa penurunan IHSG ini lebih dari sekadar respons ekonomi, melainkan cerminan persepsi investor terhadap stabilitas nasional.

    “Kalau sebuah indeks jatuh secara ekstrem seperti kemarin, itu sebenarnya adalah cerminan dari apa yang dipersepsikan oleh para investor,” ucapnya pada Senin 24 Maret 2025.

    I Wayan Nuka juga menambahkan bahwa aksi jual besar-besaran lebih didominasi oleh investor asing yang mengalihkan dana mereka ke negara lain.

    “Kalau kita lihat indeks di hari yang sama, hanya Indonesia saja di Asia yang merah, yang lain hijau semua. Dugaan saya ini ada shifting, dana yang keluar dari Indonesia masuk ke negara-negara lain di kawasan tersebut,” tuturnya.

    Dampak Langsung bagi Karyawan dan Masyarakat

    Penurunan IHSG bukan hanya urusan investor besar, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan karyawan biasa dan masyarakat umum. Berikut beberapa dampak yang bisa dirasakan:

    Modal asing yang keluar besar-besaran menyebabkan permintaan dolar meningkat. Akibatnya, nilai tukar rupiah melemah. Barang impor menjadi lebih mahal, yang berujung pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Ini akan memukul daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.

    Ancaman PHK dan Lesunya Dunia Usaha

    Dengan IHSG yang terpuruk, banyak perusahaan akan kesulitan memperoleh pendanaan. Akibatnya, rencana ekspansi bisnis tertunda atau bahkan batal. Dalam jangka panjang, ini berpotensi menimbulkan gelombang PHK.

    “Seluruh masyarakat harus menyadari bahwa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pertebal dana cadangan, lakukan efisiensi, dan prioritaskan kebutuhan,” kata I Wayan Nuka.

    Investasi Melambat dan Ekonomi Tertahan

    Ketidakpastian pasar membuat pelaku usaha cenderung menunda investasi baru. Ini menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

    “Kita defisit makin melebar, angsuran utang meningkat, dan lembaga rating internasional pun menurunkan peringkat kita. Kalau mereka saja sudah bilang turun, apa yang bisa kita katakan lagi?” tutur Kepala Program Studi Manajemen FEB UGM tersebut.

    Krisis Kepercayaan Pasar

    I Wayan Nuka juga menyoroti pentingnya pemulihan kepercayaan investor. Menurutnya, langkah populis seperti kunjungan DPR ke bursa bukanlah solusi konkret.

    “Ini kan masalah kepercayaan, satu-satunya cara adalah menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah punya itikad baik dan memberi sinyal positif,” ujarnya.

    Gelombang Kapital Keluar (Capital Outflow)

    Dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, investor cenderung menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Akibatnya, pasar saham makin tertekan, pertumbuhan melambat, dan stabilitas ekonomi terganggu.

    Perlukah Kita Khawatir?

    Dr. Muhammad Saiful Hakim dari ITS menjelaskan bahwa IHSG merupakan indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional.

    “Pasar modal yang sehat memungkinkan perusahaan memperoleh pendanaan untuk ekspansi bisnis. Kalau IHSG terjun bebas, dampaknya akan terasa sampai ke sektor riil,” ucapnya.

    Muhammad Saiful Hakim juga menyoroti ketidakpastian fiskal yang memperburuk sentimen pasar.

    “Sebagian besar aksi jual dilakukan oleh investor asing. Kita butuh kebijakan fiskal yang lebih meyakinkan agar kepercayaan pasar kembali pulih,” ujarnya.

    Optimisme di Tengah Krisis

    Meski situasi saat ini tampak suram, Wayan tetap mengajak masyarakat menjaga optimisme.

    “Seberapapun gelapnya kondisi negara ini, kita tetap orang Indonesia. Kalau bukan kita sendiri yang optimis, siapa lagi? Namun, kita juga berharap ini bisa menjadi peringatan bagi pemerintah untuk menghindari kebijakan-kebijakan yang antipasar,” tutur I Wayan Nuka.

    Situasi ini memang menjadi ujian berat bagi perekonomian nasional, tetapi dengan pemulihan kepercayaan investor dan kebijakan ekonomi yang lebih realistis, peluang bangkit masih terbuka lebar.

    Kondisi sulit bukan berarti kita harus menyerah. Masyarakat perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan dan pemerintah harus sigap memperbaiki kebijakan agar ekonomi kembali stabil.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BRI hingga TLKM Alihkan Saham Besar-besaran ke Danantara, IHSG Anjlok 2,3 Persen

    BRI hingga TLKM Alihkan Saham Besar-besaran ke Danantara, IHSG Anjlok 2,3 Persen

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat koreksi tajam pada perdagangan Senin 24 Maret 2025, turun 2,30% atau 143,96 poin ke level 6.114,21.

    Penurunan ini dipicu kabar mengejutkan tentang peralihan saham besar milik negara ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) melalui PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

    Aksi Pengalihan Saham: Siapa Saja yang Terlibat?

    Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), peralihan saham dilakukan terhadap delapan emiten besar, yaitu:

    PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) PT Jasa Marga Tbk (JSMR) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

    Saham-saham emiten tersebut langsung mengalami tekanan. Contohnya, saham TLKM turun 0,87% ke level Rp 2.290 per saham, BBRI anjlok 2,43% ke Rp 3.610, dan KRAS bahkan merosot 4,04% ke Rp 95.

    Mekanisme Inbreng dan Peran BKI

    Pengalihan ini dilakukan dengan skema inbreng, yakni penyertaan saham sebagai modal di entitas baru. Dalam hal ini, saham seri B milik negara dialihkan ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang berstatus Holding Operasional milik negara.

    “Pengalihan saham milik Negara RI sebagaimana Akta Inbreng tersebut merupakan pelaksanaan peraturan perundang-undangan, yaitu UU BUMN dan PP 15/2025,” tulis manajemen BRI dalam pengumuman resmi di BEI.

    Meski saham dialihkan, negara tetap menjadi Pemegang Saham Pengendali (Ultimate Beneficial Owner) melalui kepemilikan satu saham Seri A Dwiwarna yang memberikan hak istimewa.

    “Dan kepemilikan tidak langsung sekitar 51,6 miliar lembar saham Seri B milik BKI melalui Danantara,” ujar Octavius Oky Prakarsa, VP Investor Relations Telkom Indonesia.

    BRI dan Telkom: Peralihan Saham Besar-besaran

    Untuk BRI, pemerintah resmi mengalihkan 80,6 miliar saham Seri B atau 53,19% ke BKI per 22 Maret 2025. Artinya, BKI kini menjadi pemegang mayoritas saham BRI. Meski demikian, pemerintah menegaskan status BRI tetap sebagai BUMN.

    Hal serupa terjadi pada Telkom (TLKM), di mana 52,09% saham Seri B atau 51,6 miliar lembar saham dialihkan ke BKI.

    “Pengalihan ini bagian dari kebijakan pembentukan holding operasional BUMN sesuai PP No. 15 Tahun 2025,” ucap Octavius.

    Dampak ke Pasar Saham

    Investor merespons negatif kabar ini. Analis menilai, meski pengalihan saham bertujuan memperkuat struktur investasi negara, ketidakpastian arah pengelolaan di bawah Danantara memicu aksi jual besar-besaran.

    “Pasar butuh kejelasan lebih jauh. Apakah Danantara akan mengelola aset ini lebih efektif atau justru menambah kompleksitas birokrasi? Ini yang membuat pelaku pasar wait and see,” tutur seorang analis pasar modal.

    Rosan Roeslani, CEO Danantara, menegaskan tim mereka terdiri dari ahli global yang siap mengelola investasi besar ini.

    “Kami pastikan, pengalihan ini demi penguatan ekonomi jangka panjang. Danantara hadir sebagai mesin penggerak investasi strategis, bukan sekadar menampung aset,” katanya dalam konferensi pers.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • H-7 Lebaran, IHSG Anjlok Lagi Lebih dari 4 Persen

    H-7 Lebaran, IHSG Anjlok Lagi Lebih dari 4 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali anjlok pada perdagangan hari ini, Senin (24/3/2025). Pada pukul 10.19 WIB, IHSG sudah anjlok hingga 4,05 persen atau 253,4 poin ke level 6.004.7.

    Hanya sebanyak 70 saham yang menguat. Sementara itu, sebanyak 549 saham melemah, dan sebanyak 156 saham stagnan.

    IHSG yang kembali anjlok ini terjadi pada H-7 Lebaran. Menurut riset Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI Research), mengingat libur panjang Lebaran akan segera tiba, strategi pengurangan portfolio mungkin tepat dilakukan sebagai aksi berjaga-jaga dalam menghadapi resiko uncertainty yang tinggi sewaktu liburan.

    Selain itu, kondisi perekonomian global yang rentan terhadap perubahan mendadak juga masih memengaruhi pergerakan pasar. Apalagi dengan adanya kebijakan tarif impor baru yang akan diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump, investor saat ini cenderung bersikap wait and see.

    Sebelumnya pada Selasa (18/3/2025), IHSG juga sempat anjlok parah hingga membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt.

  • DPR Yakin Penerimaan Pajak Segera Pulih Meski Sistem Coretax Alami Kendala Teknis – Halaman all

    DPR Yakin Penerimaan Pajak Segera Pulih Meski Sistem Coretax Alami Kendala Teknis – Halaman all

    DPR Yakin Penerimaan Pajak Segera Pulih Meski Coretax Alami Kendala Teknis
     
     
    Mario Christian Sumampow/Tribunnews.com
     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun meyakini penerimaan pajak akan kembali meningkat, meski pada awal 2025 menghadapi kendala akibat masalah teknis pada sistem layanan perpajakan berbasis teknologi informasi, Coretax.

    Hal itu disampaikan Misbakhun saat berbicara dalam Capital Market Forum 2025 bertema “Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II” di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (21/3/2025).

    Dalam forum tersebut, Misbakhun menyoroti defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang hingga Februari telah mencapai Rp 31,2 triliun. 

    Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya melaporkan, pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 tercatat sebesar Rp 316,9 triliun, sementara belanja negara sudah menyentuh Rp348,1 triliun.

    Misbakhun menilai salah satu penyebab defisit tersebut adalah belum optimalnya implementasi Coretax.

    Sistem baru yang diluncurkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sejak 1 Januari 2025 ini dinilai masih menghadapi berbagai kendala teknis.

    “Terdapat permasalahan teknis di lapangan yang mengganggu data penerimaan pajak dan akses pembayaran pajak,” kata Misbakhun.

    Sebagai mantan pegawai DJP, Misbakhun membandingkan penerimaan pajak dengan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai.

    Menurutnya, penerimaan bea dan cukai justru mengalami peningkatan pada Februari 2025.

    “Kalau penerimaan bea dan cukai naik, seharusnya penerimaan pajak juga naik. Ini artinya, turunnya penerimaan pajak bukan karena perlambatan ekonomi, tapi karena ada problem teknis di Coretax,” jelasnya.

    Meski demikian, Misbakhun tetap optimistis penerimaan pajak akan membaik dalam waktu dekat. 

    Ia memperkirakan angka penerimaan akan meningkat pada Maret dan April, seiring masuknya laporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan wajib pajak pribadi dan korporasi. Selain itu, masih ada setoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 yang akan masuk pada bulan-bulan berikutnya.

    Misbakhun juga mengimbau para pelaku pasar modal di BEI untuk tidak khawatir berlebihan atas kondisi ini, apalagi sampai terpengaruh rumor yang dapat memicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    “DPR akan terus mengawal agar defisit APBN 2025 tetap terjaga di angka 2,53 persen dari PDB. Melihat data moneter dan perbankan yang ada, sebenarnya optimisme itu pantas kita jaga,” katanya.
     

  • Lepas 1,88 Miliar Saham, Perusahaan Kopi Rintisan Bidik Dana Segar di BEI Senilai Rp379,8 Miliar – Halaman all

    Lepas 1,88 Miliar Saham, Perusahaan Kopi Rintisan Bidik Dana Segar di BEI Senilai Rp379,8 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan kopi rintisan, PT Fore Kopi Indonesia membidik dana segar dari Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) senilai Rp379,8 miliar

    Untuk mencapai itu, Fore menawarkan maksimal 1,88 miliar saham ke publik dengan harga penawaran awal di kisaran Rp 160–Rp 202 per saham.

    Co-Founder dan CEO Fore Coffee, Vico Lomar, menyatakan, IPO diambil untuk mendukung ekspansi yang lebih luas serta memperkuat posisi Fore di pasar kopi premium yang terus berkembang.

    “Kami melihat peluang besar di pasar kopi premium Indonesia, dan IPO ini akan memberikan kami sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut,” kata Vico dikutip dari Kontan, Minggu (23/3/2025).

    Ia menyampaikan, Fore berencana menambah sekitar 140 outlet hingga 2026, dengan target minimal 72 outlet baru tahun ini. 

    Gerai baru ini akan dibangun di wilayah Jabodetabek serta wilayah lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari 2025 hingga 2026

    “Kita ekspansi di kota tier 1, 2 dan 3. Mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon,” ujar Vico.

    Dengan strategi ekspansi yang agresif ini, Fore menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 40 persen-50% pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

    Tercatat, Fore membukukan penjualan sebesar Rp 727 miliar di periode sembilan bulan pertama tahun 2024, melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 309 miliar.

    FORE menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

    Periode bookbuilding akan dimulai pada 19-21 Maret 2025, distribusi secara elektronik pada 24 Maret 2025 dan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia di 25 Maret 2025. (Rashif Usman/Kontan)