Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Pilih Mana untuk Sisa THR?

    Pilih Mana untuk Sisa THR?

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah euforia Lebaran selesai dan kebutuhan utama terpenuhi, sebagian orang mungkin masih memiliki sisa tunjangan hari raya (THR) yang belum terpakai. Daripada dihabiskan untuk belanja konsumtif, lebih baik berinvestasi emas atau saham.

    Kedua jenis investasi ini memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing, tergantung pada tujuan keuangan dan seberapa besar toleransi risiko yang dimiliki.

    Emas dikenal sebagai aset aman yang cocok untuk penyimpanan jangka panjang dan perlindungan nilai aset dari inflasi. Sementara itu, saham lebih cocok bagi mereka yang ingin memaksimalkan pertumbuhan dana melalui imbal hasil yang lebih tinggi, meski dibarengi risiko yang lebih besar pula.

    Keunggulan dan Perbandingan Investasi Emas dan Saham

    Emas telah menjadi pilihan investasi tradisional selama berabad-abad. Orang tua pun kerap menyarankan membeli emas jika memiliki uang lebih. Saran tersebut masih relevan hingga kini karena emas tergolong stabil dan cenderung mengalami apresiasi nilai dari waktu ke waktu.

    Dalam satu dekade terakhir, harga emas di Indonesia tercatat meningkat hingga sekitar 70%. Selain itu, emas memiliki kelebihan berupa likuiditas tinggi, mudah dijual kapan saja, serta bentuk fisiknya yang bisa disimpan secara nyata, baik dalam bentuk perhiasan, batangan, atau koin.

    Namun, seiring perkembangan teknologi dan literasi finansial, masyarakat mulai melirik saham sebagai alternatif investasi yang potensial. Saham bukan lagi hal yang eksklusif dan membingungkan seperti dahulu. Kini, siapa pun bisa mulai berinvestasi saham hanya dengan modal ratusan ribu rupiah melalui aplikasi digital.

    Saham-saham dari perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik mampu memberikan return yang jauh melampaui emas. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, saham-saham unggulan bisa menghasilkan keuntungan hingga lima kali lipat dibanding emas.

    Selain capital gain, investor saham juga berpotensi mendapatkan dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang dibayarkan setiap tahun.

    Sebagai perbandingan nyata, jika pada 2012 Anda membeli emas senilai Rp 13 juta, nilainya saat ini berada di kisaran Rp 22 juta. Namun, jika dana tersebut ditempatkan pada saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilainya bisa tumbuh hingga Rp 60 juta, belum termasuk dividen tahunan yang diperkirakan mencapai Rp 4,4 juta.

    Hal itu menggambarkan bagaimana saham dapat menjadi kendaraan yang sangat efektif untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang, meskipun tetap memiliki fluktuasi harga yang harus dipahami dan diantisipasi.

    Menentukan Pilihan: Emas atau Saham?

    Pilihan antara emas dan saham sangat bergantung pada karakter dan tujuan keuangan pribadi. Jika Anda termasuk investor pemula dengan profil risiko rendah, atau sisa THR yang dimiliki tidak terlalu besar, maka investasi emas bisa menjadi langkah awal yang bijak.

    Emas tidak membutuhkan banyak pengetahuan teknis, cocok untuk disimpan sebagai cadangan nilai, dan relatif bebas dari fluktuasi ekstrem.

    Sebaliknya, jika Anda ingin mengejar potensi keuntungan lebih tinggi dan bersedia meluangkan waktu untuk mempelajari pasar, maka saham bisa menjadi pilihan yang lebih menarik. Saham memungkinkan pertumbuhan modal yang lebih agresif dan memberi peluang keuntungan jangka panjang yang signifikan. Apa pun pilihan Anda, yang terpenting adalah memulai kebiasaan investasi sedini mungkin.

    Manfaatkan sisa THR tidak hanya untuk memenuhi keinginan sesaat, tetapi untuk membuka jalan menuju stabilitas dan kemandirian finansial. Baik memilih emas maupun saham, keduanya bisa menjadi batu loncatan menuju masa depan yang lebih cerah, asal dijalankan dengan niat, pengetahuan, dan strategi yang tepat.

  • Rupiah dan IHSG Nyungsep, Luhut: Tidak Perlu Panik Berlebihan

    Rupiah dan IHSG Nyungsep, Luhut: Tidak Perlu Panik Berlebihan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan meminta publik tidak berlebihan dalam merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Luhut mengemukakan bahwa pelemahan dan penguatan rupiah hingga IHSG adalah hal yang biasa. 

    “Memang betul kami meramalkan rupiah dan pasar saham juga mengalami koreksi. Masih sejalan dengan yang terjadi di negara-negara lain, jadi kita tidak perlu panik dan berlebihan, ini biasa dinamika kehidupan,” ujarnya saat Sarasehan Ekonomi bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). 

    Luhut mengatakan pasar saham di beberapa negara lain pun turut terkoreksi akibat kebijakan tarif impor ke AS. Misalnya, dia menyoroti pasar saham Nasdaq yang turun hampir 2.000 poin. 

    Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) tersebut berpesan agar seluruh pihak melakukan refleksi. Dia menyinggung perlunya mencari kesempatan lain di negara-negara selain AS ketika tarif impor tinggi diberlakukan. 

    Luhut mencontohkan pada pemerintahan Presiden Soeharto, pemerintah RI memberlakukan Instruksi Presiden (Inpres) No.90/1985 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hubungan Dagang Langsung antara Indonesia-China. 

    Sejalan dengan itu, dia menyebut upaya negosiasi akan ditempuh oleh pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

    “Indonesia telah siapkan proposal untuk negosiasi tarif dengan Amerika, proposal ini adalah proposal konkret yang dapat diimplementasikan dan menjawab keinginan dan permasalahan yang disampaikan Amerika terutama dengan USTR [United States Trade Representatives, red],” jelasnya. 

    Adapun delegasi RI untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump rencananya bertolak ke AS pada 17 April mendatang. Delegasi itu di antaranya meliputi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono. 

    Di sisi lain, di dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt pagi ini, Selasa (8/4/2025). Pembekuan perdagangan saham itu dilakukan sementara pada pukul 09.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) menyusul jatuhnya IHSG lebih dari 8%. 

    Sementara itu, mata uang rupiah di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) sempat tembus Rp17.000 per dolar AS akibat implementasi tarif impor dari AS ke sejumlah negara.

  • IHSG Anjlok, Investor Kian Khawatir Efek Tarif Resiprokal AS

    IHSG Anjlok, Investor Kian Khawatir Efek Tarif Resiprokal AS

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% atau 598,56 poin ke level 5.912,06 pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025 usai libur panjang Lebaran 2025. Akibatnya, perdagangan dihentikan sementara (trading halt).

    Tercatat total perdagangan saham mencapai 1,59 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp1,92 triliun dan frekuensi sebanyak 64.620 kali. Hanya sembilan saham yang berhasil menguat. Sebanyak 552 dibuka melemah dan 65 saham dibuka stagnan. 

    Penurunan ini kian menyulut kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan ekonom, yang menyebutnya sebagai sinyal bahaya bagi perekonomian Indonesia.

    Analis Ekonomi, Fithra Faisal menilai tekanan terhadap IHSG salah satunya disebabkan oleh efek lanjutan dari tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat (AS). Selain itu, pengumuman mekanisme trading halt sebelum pembukaan bursa turut memperparah ketakutan pelaku pasar. 

    “Ini jadi self-fulfilling prophecy. Pasar sudah khawatir, lalu dikasih pengumuman semacam itu sebelum buka, akhirnya semua panik dan dana asing keluar lebih cepat,” ujar Fithra.

    Menurut dia, pelaku pasar kini cenderung mencari aset aman, seperti obligasi AS, emas, atau yen Jepang. Sekitar Rp100 triliun dana asing di pasar saham Indonesia pun terancam keluar akibat gejolak ini.

    Fithra juga menyoroti kebijakan auto rejection bawah (ARB) sebesar 15 persen dan mekanisme trading halt yang dianggap belum selaras. Hal itu masih membingungkan.

    “Angkanya membingungkan. ARB 15 persen, tapi bisa trading suspension kalau turun 20 persen. Ini justru menambah ketidakpastian,” ungkapnya.

    Ia menegaskan bahwa pasar saham Indonesia sangat sensitif terhadap sentimen, bukan sekadar angka teknikal. Karena itu, ia mengimbau agar regulator lebih berhati-hati dalam mengumumkan kebijakan yang bisa memicu reaksi psikologis berlebihan.

    “Market kita sudah syok, jangan sampai ditambah triple shock,” katanya.

    Diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah aturan auto rejection bawah dan trading halt. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan perdagangan efek dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

    Pengamat ekonomi Achmad Nur Hidayat, menilai penurunan IHSG yang tajam ini menunjukkan tekanan jual di pasar saham Indonesia masih sangat kuat.

    “Indeks tetap terkapar di zona merah, yang mengonfirmasi bahwa tekanan jual masih sangat kuat. Pasar saham Indonesia tengah berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan,” katanya.

    Achmad juga mengungkapkan bahwa penurunan pasar saham global pada Senin, 7 April 2025, seperti yang terjadi pada Indeks STOXX 600 di Eropa yang anjlok 4,5% serta penurunan di pasar saham AS, turut mempengaruhi pasar saham Asia, termasuk Indonesia.

    Namun, menurutnya, IHSG Indonesia terjerembap lebih dalam dibandingkan dengan pasar saham negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia dan Filipina, yang hanya mengalami koreksi moderat.

    “Indonesia menunjukkan kerentanannya lebih besar dibandingkan pasar negara berkembang lainnya. Meskipun Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang relatif sehat, pasar kita justru lebih rapuh terhadap guncangan eksternal,” ungkap Achmad.

    Dikatakan, kemerosotan IHSG tak sekedar faktor global, imbas penerapan tarif Trump, tetapi juga kondisi internal yang tidak cukup kuat. Pertanyaan kritis tetap menganga, mengapa IHSG jatuh lebih dalam dibandingkan bursa saham regional seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand? 

    “Jawabannya tidak hanya terletak pada guncangan global, tetapi pada kerapuhan struktural pasar keuangan Indonesia dan sikap reaktif otoritas yang abai membangun ketahanan sistemik,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Momen Investor Sarankan Prabowo Tahajud & Baca Surah Yusuf untuk Hadapi Tarif Trump

    Momen Investor Sarankan Prabowo Tahajud & Baca Surah Yusuf untuk Hadapi Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Ada momen menarik saat Presiden Prabowo Subianto berdialog dengan para ekonom, pelaku usaha dan investor pasar modal. Salah satunya muncul ketika Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, menyampaikan pandangannya.

    Budi awalnya menyoroti kondisi ekonomi dan politik global yang menurutnya tengah berada dalam tekanan serius. Budi bahkan secara khusus menyampaikan doa dan imbauan spiritual kepada Presiden Prabowo Subianto untuk melaksanakan salat Tahajud dan membaca Surah Yusuf.

    Hal ini disampaikannya di depan jajaran investor, ekonom, hingga pelaku usaha lintas sektor dalam agenda Sarasehan Ekonomi di Ruang Assembly Hall, Lantai 9. Menara Mandiri Sudirman, Jl. Jenderal Sudirman No. 54-55, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).

    “Saya doakan saja, kalau bapak tahajud buka atau baca surat Yusuf ayat 12 walaupun kata Ray Dalio siklus berat tetapi saran beliau [nabi Yusuf] itu luar biasa,” ujarnya dalam forum itu.

    Menurutnya, dunia tengah mengalami pergeseran besar yang menyerupai kondisi menjelang Perang Dunia II, terutama ketika Jepang menyerang Pearl Harbor. Namun kali ini, ketegangan dinilai datang dari rivalitas yang kian membesar antara Amerika Serikat dan China.

    Budi menekankan pentingnya navigasi yang bijak di tengah situasi global yang semakin kompleks. Dia menyebut bahwa seorang pemimpin kini harus memiliki kemampuan “transform” dan “inform” untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan produktivitas, perubahan struktur industri, serta kebijakan publik yang mungkin kurang populer tetapi krusial.

    Budi juga menyoroti pentingnya reformasi pasar modal Indonesia. Menurutnya, komposisi saham saat ini masih terlalu didominasi oleh sektor perbankan, sementara sektor-sektor disruptif seperti AI dan teknologi belum cukup berkembang di Bursa Efek Indonesia.

    “Di dunia, yang naik adalah sektor disruptif. Tapi di bursa kita, perbankan masih mendominasi sekitar 35%. Kita butuh lebih banyak sektor industrialisasi, inovasi. Bukan hanya bikin susu, tapi juga jadi yogurt—itu artinya hilirisasi,” jelasnya.

    Dia menutup pernyataannya dengan refleksi spiritual dan doa untuk kepemimpinan nasional ke depan.

    “Saya hanya bisa mendoakan. Kalau saya jadi Nabi Yusuf, mungkin saya akan berkata: ‘Bercocok tanamlah kalian secara berkelanjutan.’ Karena ini tentang manajemen permintaan. Ini tentang keberanian membuat kebijakan di tengah badai,” pungkas Budi.

  • Simak, Apa Itu Trading Halt dan Fungsinya?

    Simak, Apa Itu Trading Halt dan Fungsinya?

    Liputan6.com, Bandung – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan usai dibuka pada Selasa (8/4/2025). Melansir dari Bloomberg IHSG turun 9,19% ke level 5.912,06 pada awal perdagangan.

    Adapun dengan turunnya IHSG pada hari ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt. Sebagai informasi, istilah trading halt bukan sebutan yang asing dalam dunia saham.

    Melansir dari Investopedia, istilah trading halt berarti penghentian sementara perdagangan saham atau instrumen lainnya dalam bursa efek. Ketentuan penghentiannya juga bisa disebabkan oleh banyak hal.

    Mulai dari pengumuman berita penting, ketidakseimbangan akibat gangguan teknis, hingga masalah regulasi. Sementara itu, pada hari ini keputusan trading halt dilakukan karena adanya penurunan nilai signifikan.

    Sekretaris Perusahaan BEI, Primadi Nurachmad menuturkan trading halt dilakukan dalam dua kondisi ekstrem. Pertama trading halt selama 30 menit jika IHSG turun tajam lebih dari 8 persen.

    “Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8%,” ucapnya.

    Kemudian kondisi kedua merupakan trading lanjutan selama 30 menit jika IHSG turun hingga lebih dari 15 persen. Selain itu, jika grafik IHSG tidak lantas membaik atau turun tajam hingga mencapai 20 persen maka trading suspend akan dilakukan.

    Kebijakan trading halt mempunyai tujuan untuk memberikan waktu bagi investor mencerna informasi penting dan menghindari kepanikan yang dapat menyebabkan aksi jual masif dan untuk membuat nilai perdagangan saham tidak semakin anjlok.

  • IHSG Anjlok 9,19%, Ini 10 Saham Top Losers Hari Ini 8 April 2025

    IHSG Anjlok 9,19%, Ini 10 Saham Top Losers Hari Ini 8 April 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual besar-besaran pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, 8 April 2025. IHSG sempat terjun bebas hingga 9,19 persen ke level 5.912,06 hanya beberapa saat setelah dibuka pada posisi 5.914,28. Kondisi ini memicu penghentian sementara perdagangan atau trading halt di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta mengaktifkan batas auto rejection bawah (ARB).

    Sentimen negatif dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia, yang dinilai memukul kepercayaan pelaku pasar.

    Berdasarkan data RTI, gejolak ini menyeret banyak saham ke zona merah. Setidaknya terdapat 10 emiten dengan koreksi harga paling tajam atau top losers dalam daftar pagi ini, yang berasal dari berbagai sektor seperti tambang, teknologi, hingga properti.

    Peringkat pertama dalam daftar top losers ditempati oleh saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang ambles 14,98 persen ke harga Rp 1.930 per saham. Disusul oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang turut melemah 14,98 persen ke level Rp 4.570.

    PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) berada di posisi ketiga dengan penurunan sebesar 14,71 persen ke harga Rp 5.075. Kemudian PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) terkoreksi 14,62 persen ke level Rp 222 per saham.

    Saham teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga tak luput dari tekanan, turun 14,46 persen ke posisi Rp 71. Selanjutnya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) masing-masing melemah 14,34 persen dan 14,15 persen ke harga Rp 1.225 dan Rp 91 per saham.

    Tiga posisi terakhir dalam daftar top losers diisi oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) yang turun 14,12 persen ke Rp 20.225, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang melemah 14 persen ke Rp 8.600, serta PT Petrosea Tbk (PTRO) yang susut 13,93 persen ke harga Rp 2.100 per saham.

    Berikut daftar lengkap 10 saham top losers pagi ini:

    INCO – Rp 1.930 (-14,98%) AMMN – Rp 4.570 (-14,98%) CBDK – Rp 5.075 (-14,71%) DKFT – Rp 222 (-14,62%) GOTO – Rp 71 (-14,46%) MDKA – Rp 1.225 (-14,34%) DEWA – Rp 91 (-14,15%) UNTR – Rp 20.225 (-14,12%) PANI – Rp 8.600 (-14,00%) PTRO – Rp 2.100 (-13,93%)

    Sampai berita ini diturunkan, aktivitas perdagangan mulai kembali stabil meskipun tekanan jual masih terasa kuat. Sepanjang sepekan terakhir, IHSG tercatat turun 5,53 persen, dan sepanjang tahun 2025 (year-to-date) telah merosot hingga 16,50 persen.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Apa Itu Trading Halt? Kronologi IHSG Dibuka Langsung Anjlok 9,19%, Bisa Kena Suspend!

    Apa Itu Trading Halt? Kronologi IHSG Dibuka Langsung Anjlok 9,19%, Bisa Kena Suspend!

    PIKIRAN RAKYAT – Trading Halt adalah penghentian sementara perdagangan suatu saham atau sekuritas di satu atau sejumlah bursa secara bersamaan.

    Tujuan utamanya memberi waktu bagi investor mencerna berita penting yang bisa mempengaruhi harga saham. Bursa bisa menghentikan perdagangan sementara agar mereka memiliki kesempatan yang sama guna memahami dan bereaksi pada informasi tersebut.

    Selain itu untuk mencegah kepanikan dan aksi jual massal. Kondisi pasar yang sangat fluktuatif atau terjadi penurunan tajam pada indeks, trading halt bisa diterapkan guna menenangkan pasar dan mencegah investor melakukan penjualan panik yang berlebihan.

    Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki aturan soal trading halt yang bisa diberlakukan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan persentase tertentu dalam satu sesi perdagangan.

    Aturan

    – Trading Halt 30 menit: Jika IHSG turun lebih dari 5%.
    – Trading Halt tambahan 30 menit: Jika setelah dibuka kembali, IHSG kembali turun hingga lebih dari 10%.
    – Trading Suspend (penghentian sementara perdagangan)

    Jika IHSG terus melemah hingga lebih dari 15%, BEI bisa menghentikan perdagangan hingga akhir sesi atau lebih lama dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Perbedaan Trading Halt dan Trading Suspend

    Trading Halt: Penghentian sementara perdagangan di mana order yang belum terlaksana (open order) tetap berada dalam sistem dan bisa ditarik atau dimodifikasi anggota bursa. Biasanya bersifat sementara (misalnya 30 menit).

    Trading Suspend: Penghentian sementara perdagangan yang lebih lama, bisa sampai beberapa sesi perdagangan. Biasanya diberlakukan sebagai sanksi atas pelanggaran emiten atau kondisi pasar yang sangat ekstrem.

    Ketika suspend, seluruh order yang belum terlaksana biasanya ditarik secara otomatis oleh sistem dan anggota bursa tak bisa menarik atau memodifikasinya.

    Trading Halt IHSG

    IHSG baru saja dibuka usai libur panjang Lebaran, langsung anjlok 9,19% ke level 5.912,06 hari ini Selasa, 8 April 2025 pukul 09:00 WIB.

    BEI langsung memberlakukan trading halt selama 30 menit karena penurunan melebihi ambang batas 8%. Sebanyak 552 saham mengalami penurunan, hanya 9 saham yang naik, dan 65 saham tak mengalami perubahan harga.

    Nilai transaksi tercatat Rp1,93 triliun dengan volume perdagangan 1,59 miliar saham dalam 64.620 kali transaksi. Penurunan IHSG pagi ini menyebabkan kapitalisasi pasar BEI merosot jadi Rp 10.218 triliun.

    Penurunan tajam ini diprediksi para analis sebagai respons sentimen negatif dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang memicu kekhawatiran akan ketidakpastian ekonomi global, berpotensi menimbulkan balasan dari negara lain.

    Perdagangan IHSG dibuka kembali pukul 09:30 WIB, masih melanjutkan pelemahannya dan berada di level 5.936,26, penurunan tercatat sebesar 8,82% atau 574,3 poin.

    Meskipun perdagangan sempat dihentikan sementara, tekanan jual di pasar masih berlanjut usai dibuka kembali. Hampir seluruh sektor saham masih berada di zona merah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Saham Media, Manufaktur, dan Properti Justru Melejit

    Saham Media, Manufaktur, dan Properti Justru Melejit

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah tekanan besar pada pasar modal domestik yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 9,19% pada awal perdagangan hari ini, Selasa 8 April 2025 masih ada sejumlah saham yang mencatatkan kenaikan signifikan. Kondisi pasar yang memicu penghentian sementara (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) justru tidak menyurutkan laju positif pada sebagian emiten tertentu.

    Menurut data dari RTI, beberapa saham dari sektor media, manufaktur, dan properti justru bergerak naik di tengah gejolak pasar. Kenaikan tertinggi terjadi pada saham PT Shield On Service Tbk (SOSS) yang melonjak hingga 24,73% atau naik 92 poin ke posisi Rp 464 per saham.

    Peringkat kedua top gainers dihuni oleh PT Tunas Alfin Tbk (TALF) yang naik 11,76% ke level Rp 304. Sementara itu, di posisi ketiga terdapat PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) yang mencatat kenaikan 10% menjadi Rp 825 per saham.

    Emiten dari sektor media, PT MDTV Media Technologies Tbk (NETV), juga berhasil mencuri perhatian dengan kenaikan 9,79% ke harga Rp 157. Sedangkan PT Indo Straits Tbk (PTIS) naik 9,26% menjadi Rp 236 per saham, menggenapi lima besar top gainers.

    Saham PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) turut mencatatkan penguatan signifikan dengan naik sebesar 6,61 persen dan ditutup di harga Rp 6.450 per saham. Sementara itu, PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) juga berhasil menguat 5,26 persen ke level Rp 100 per saham.

    Kenaikan serupa terjadi pada saham PT Ifishdeco Tbk (IFSH) yang menguat 4,86 persen dan parkir di harga Rp 755. Kemudian, saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mencatatkan lonjakan 4,13 persen ke posisi Rp 1.260 per saham. Adapun PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 3 persen ke harga Rp 206 per saham.

    Sementara itu, IHSG sendiri dibuka di level 5.914,28 dan langsung merosot 598,56 poin ke posisi 5.912,06 hanya dalam hitungan menit. Penurunan tajam ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% untuk produk impor asal Indonesia.

    Perdagangan pasar tercatat cukup aktif meski diwarnai tekanan. Volume transaksi mencapai 1,59 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,92 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang menguat, sementara 552 saham melemah, dan 65 lainnya stagnan.

    Dalam jangka waktu lebih panjang, kinerja IHSG juga menunjukkan pelemahan. Dalam sepekan terakhir indeks turun 5,53%, sebulan terakhir turun 5,72%, tiga bulan melemah 16,82%, dan sepanjang tahun 2025 telah mencatat koreksi sebesar 16,50%.

    Daftar Lengkap 10 Saham Top Gainers Hari Ini (8 April 2025):

    SOSS – Rp 464 (+24,73%) TALF – Rp 304 (+11,76%) TIFA – Rp 825 (+10,00%) NETV – Rp 157 (+9,79%) PTIS – Rp 236 (+9,26%) TGKA – Rp 6.450 (+6,61%) MGLV – Rp 100 (+5,26%) IFSH – Rp 755 (+4,86%) BALI – Rp 1.260 (+4,13%) BEEF – Rp 206 (+3,00%)

     ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Bakal Merosot? BEI Siap Pasang Rem Darurat! Ini Aturan Barunya Mulai Hari Ini

    IHSG Bakal Merosot? BEI Siap Pasang Rem Darurat! Ini Aturan Barunya Mulai Hari Ini

    Jakarta: Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menerapkan aturan baru demi menjaga pasar tetap stabil di tengah gejolak. 
     
    Salah satu yang disesuaikan adalah batas Auto Rejection Bawah (ARB) dinaikkan jadi 15 persen dan aturan penghentian sementara perdagangan efek alias trading halt juga dirombak.
     
    Kebijakan ini mulai berlaku hari ini, Selasa, 8 April 2025, menyusul terbitnya dua Surat Keputusan Direksi BEI terbaru.
    Harga saham bisa jatuh sampai 15%, tapi masih aman
    Melalui Surat Keputusan Direksi tanggal 8 April 2025 Nomor: Kep-00002/BEI/04-2025 dan Nomor Kep-00003/BEI/04-2025, BEI kini memperlebar batas ARB menjadi maksimal 15 persen untuk seluruh jenis saham, baik di Papan Utama, Papan Pengembangan, maupun Papan Ekonomi Baru. 

    Aturan ini juga berlaku buat produk ETF dan DIRE, apa pun rentang harganya.
     
    Langkah ini diambil buat ngasih ruang lebih ke investor dalam menghadapi situasi pasar yang cepat berubah. 
     
    Soal tujuannya? Tentu untuk jaga kestabilan harga dan lindungi investor ritel dari panic selling berlebihan.
     
    “Penyesuaian persentase Auto Rejection Bawah dilakukan untuk menjaga volatilitas pasar dan
    memastikan pelindungan investor,” tulis BEI dalam keterangannya, Selasa, 8 April 2025.
     

    Kalau IHSG anjlok tajam, bursa akan dihentikan sementara
    BEI juga pasang “rem darurat” kalau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba anjlok terlalu dalam dalam satu hari. Berikut skema trading halt terbaru:
     
    – IHSG turun lebih dari 8 persen : perdagangan dihentikan 30 menit.
    – Turun lanjut lebih dari 15 persen : dihentikan 30 menit lagi.
    – Kalau anjlok lebih dari 20 persen bisa suspend total, sampai Akhir sesi perdagangan hari itu, atau Melewati satu sesi jika dapat izin atau perintah dari OJK.
     
    “Penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan Efek dilakukan sebagai upaya BEI untuk memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada,” jelas manajemen BEI.
     

    Kenapa BEI ambil langkah ini?
    Langkah ini bukan dadakan. BEI menyusun kebijakan ini berdasarkan masukan pelaku pasar, referensi dari bursa internasional, dan tentunya dukung penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
     
    Intinya, BEI ingin pasar tetap bisa beroperasi dengan teratur, wajar, dan efisien, walaupun kondisi global sedang penuh ketidakpastian.
     
    Jangan panik. Aturan ini dibuat buat bantu kamu tetap bisa ambil keputusan yang rasional saat market lagi gonjang-ganjing. Tetap pantau info resmi dari BEI dan OJK, dan siapkan strategi investasimu dengan matang.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • IHSG Anjlok, Investor Kian Khawatir Efek Tarif Resiprokal AS

    Pasar Saham Baru Dibuka! IHSG Langsung Jeblok 9,19 Persen, Pakar Ungkap Alasannya

    PIKIRAN RAKYAT – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham pada Selasa pagi, 8 April 2025,vmenyusul anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 8 persen. Keputusan Trading Halt diambil tepat pada pukul 09.00 WIB, sesuai waktu sistem Jakarta Automated Trading System (JATS).

    “Perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurachmad, dalam keterangan resmi. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini sesuai dengan Peraturan Nomor II-A dan Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025, sebagai bentuk upaya menjaga perdagangan tetap teratur, wajar, dan efisien.

    Pada pembukaan sesi pagi ini, IHSG langsung terjun bebas sebesar 9,19 persen atau 598,56 poin ke level 5.912,06. Penurunan tajam ini terjadi setelah libur panjang Idulfitri dan dipicu oleh sentimen negatif global, khususnya kebijakan tarif dagang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Indeks LQ45, yang berisi saham-saham unggulan, juga ikut tergelincir tajam 11,31 persen atau 83,05 poin ke posisi 651,46. Aksi jual besar-besaran mewarnai awal perdagangan, terutama pada saham-saham berkapitalisasi besar.

    Tekanan Masih Akan Berlanjut

    Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas mencatat bahwa tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut, seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Dari sisi domestik, kepanikan investor turut memperparah kondisi pasar, apalagi Indonesia termasuk negara yang dikenai tarif balasan tinggi oleh AS, yakni sebesar 32 persen.

    “IHSG diperkirakan masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi kembali melemah,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Menanggapi situasi ini, pemerintah Indonesia tengah menempuh jalur diplomasi dengan mengirimkan delegasi tingkat tinggi untuk bernegosiasi secara bilateral dengan pemerintah AS.

    Sementara itu, tekanan pasar juga terasa di bursa global. Indeks-indeks utama di Wall Street seperti S&P 500 dan Dow Jones ditutup melemah pada perdagangan Senin 7 April 2025, usai hari sebelumnya dihantam pengumuman tarif besar-besaran oleh Presiden Trump yang mencakup seluruh impor ke AS.

    Pasar saham Eropa pun tak luput dari koreksi tajam. Indeks STOXX 600 terpuruk 4,5 persen—terendah sejak Januari 2024. Indeks DAX Jerman sempat anjlok hingga 6,4 persen sebelum ditutup turun 4,13 persen ke level 19.789,62. Sementara itu, FTSE 100 Inggris merosot 4,38 persen dan CAC 40 Prancis susut 4,78 persen.

    Berbeda dengan tren global, sejumlah bursa di Asia mencatatkan pergerakan beragam. Indeks Nikkei Jepang justru melonjak 1.776,80 poin atau 5,71 persen ke level 32.913,38. Sementara itu, indeks Shanghai stagnan di 3.096,58, indeks Kuala Lumpur menguat tipis 0,02 persen ke 1.444,16, dan indeks Straits Times Singapura naik 1,40 persen ke 3.490,98.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News