Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Perang Tarif AS-China Bisa Jadi Berkah bagi Pasar Modal Indonesia

    Perang Tarif AS-China Bisa Jadi Berkah bagi Pasar Modal Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Pandu Sjahrir, menilai ketegangan perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China memberikan dampak luas terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Namun, di balik tantangan perang tarif AS-China tersebut, tersimpan peluang besar bagi pasar modal dan investasi nasional.

    Pandu menjelaskan penerapan tarif timbal balik oleh AS, termasuk tarif sebesar 32% terhadap sejumlah produk asal Indonesia, memang menimbulkan tantangan tersendiri. Namun, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan produk elektronik dari daftar tarif, serta rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, menjadi sinyal positif bagi stabilitas pasar global.

    “Pasar modal Indonesia langsung merespons positif. Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik hampir 1% pada keesokan harinya. Ini seperti blessing in disguise bagi Indonesia,” ujar Pandu saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4/2025).

    Ia menambahkan tensi geopolitik akibat perang tarif AS-China menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk mempercepat pembenahan struktural, termasuk deregulasi dan penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif. Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional dinilai sebagai strategi yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian global.

    Menurut Pandu, ketidakpastian ekonomi global juga mendorong minat investor asing, terutama dari Amerika Serikat, untuk melirik peluang di Indonesia. Banyak investor besar, baik di sektor publik maupun privat, saat ini sedang menjajaki peluang kerja sama investasi.

    “Mereka mulai mencari return menarik di tengah situasi global yang tidak menentu akibat perang tarif AS-China. Indonesia dinilai memiliki stabilitas politik yang baik serta kebijakan ekonomi yang cukup kuat. Fokus pemerintah pada ketahanan pangan dan energi juga menjadi daya tarik tersendiri,” pungkas Pandu.

  • Besok Melantai di Bursa Efek Indonesia, Penawaran Saham FORE Kelebihan Permintaan Hingga 200,63 Kali – Halaman all

    Besok Melantai di Bursa Efek Indonesia, Penawaran Saham FORE Kelebihan Permintaan Hingga 200,63 Kali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) akan mencatatkan perdana saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (14/4/2025).

    Dalam pelaksanaan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), FORE telah melakukan penawaran pada 8 – 10 April 2025 lalu.

    Pada periode tersebut, FORE jumlah kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 investor.

    Komisaris Utama Fore Coffee serta Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, mengatakan, penawaran IPO Fore Coffee yang menarik minat banyak investor menunjukkan bagaimana produk asli dari startup lokal dapat bergema kuat, meskipun terjadi ketidakpastian di pasar modal.

    “Keputusan yang berlawanan dengan intuisi untuk melanjutkan IPO ketika pasar IHSG berada pada titik terendah sejak pandemi membuahkan hasil,” ujar Willson dikutip dari Kontan, Minggu (13/4/2025).

    FORE menetapkan harga IPO sebesar Rp 188 per lembar saham, sehingga berpotensi mengumpulkan dana hingga Rp353,44 miliar dari pelepasan 1,88 miliar lembar saham. Jumlah saham ini setara dengan 21,08 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

    Dari dana hasil penawaran umum perdana saham ini, FORE akan menggunakannya untuk tiga keperluan utama.

    Pertama, sekitar Rp 275 miliar dari total dana akan digunakan untuk memperluas jaringan outlet Fore Coffee dengan rencana membangun 140 outlet kopi baru di seluruh Indonesia secara bertahap dalam dua tahun ke depan.

    Kedua, perusahaan juga akan menggunakan Rp 60 miliar dana hasil IPO untuk mengembangkan bisnis dengan membuka outlet donat baru melalui anak perusahaannya. Sedangkan sisanya Rp 18,44 miliar digunakan untuk modal kerja.

    Dalam aksi korporasi ini, Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai joint lead underwriter, yang akan berperan sebagai perantara antara investor dan pasar modal. (Pulina Nityakanti/Kontan)

    Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Bakal Melantai di BEI Senin (14/4), FORE Catat Oversubscribe 200,63 Kali

  • IHSG Anjlok 3,82% Dalam Sepekan Terakhir

    IHSG Anjlok 3,82% Dalam Sepekan Terakhir

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sepekan usai libur Lebaran 2025 kemarin. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penurunan hingga 3,82% pada perdagangan periode 8-11 April 2025.

    Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmat mengatakan, IHSG ditutup pada level 6.262 dari 6.510 di pekan sebelumnya. Pada Jumat (11/4/2025), tercatat aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp214,17 miliar.

    “Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp214,17 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp35,86 triliun,” kata Kautsar dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (13/4/2025).

    Penurunan juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan kemarin sebesar 20,38%, yakni sebesar Rp14,81 triliun dari Rp18,60 triliun pada pekan
    sebelumnya.

    Namun, tercatat pertumbuhan pada rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 16,16%, menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.

    Peningkatan turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 0,71% menjadi 18,90 miliar lembar saham dari 18,77 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

    Pada awal pembukaan usai jeda Lebaran, BEI mengumumkan penyesuaian ketentuan mengenai ambang batas Auto Rejection Bawah (ARB) dan trading halt. Kala itu, kesempatan tersebut, BEI juga melakukan penyesuaian batasan ARB menjadi 15%.

    Batas ARB ini berlaku untuk seluruh rentang harga efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE).

    (kil/kil)

  • IHSG Sempat Anjlok, Praktisi Sebut Transparansi Kebijakan Pemerintah Kunci Stabilkan Pasar – Halaman all

    IHSG Sempat Anjlok, Praktisi Sebut Transparansi Kebijakan Pemerintah Kunci Stabilkan Pasar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Praktisi ekonomi, Mulyadi Siregar mengatakan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga lebih dari 5 persen beberapa waktu lalu diakibatkan adanya ketidakpastian ekonomi global yang membuat para investor memilih bersikap ‘menunggu dan melihat’.

    Kejatuhan tersebut membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) kemudian menyetop sementara perdagangan atau trading halt.

    “Situasi global yang tidak menentu membuat investor menahan diri. Mereka menunggu kejelasan sebelum masuk kembali ke pasar,” kata Mulyadi kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).

    Namun, menurut Mulyadi, faktor dalam negeri juga turut berperan. Ia menyebut adanya spekulasi terkait arah kebijakan pemerintah menjadi salah satu alasan tambahan mengapa IHSG tertekan cukup dalam.

    Meski sempat melemah, ia tetap optimistis kondisi ini tidak akan terulang.

    Komisaris di perusahaan sekuritas saham/pasar modal itu menjelaskan, alasannya, kebijakan pemerintah yang mengarah pada transparansi, terutama dalam proyek seperti Danantara, bisa memberikan ketenangan dan kepercayaan kepada pasar dan investor. Dirinya meyakini transparansi menjadi kunci agar pasar makin stabil.

    “Transparansi adalah kunci. Ketika pemerintah terbuka dan jelas soal kebijakan, maka pasar akan lebih stabil,” tutupnya.

    Faktos ekstrenal

    Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah dibuka kembali setelah libur panjang Idul Fitri 28 Maret hingga 7 April 2025. 

    Seperti yang diperkirakan oleh para pelaku pasar modal, saat dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025, IHSG sempat turun 9,19 persen dan menyentuh level 5.912,06. 

    Penurunan yang terjadi pada hari pertama pasca libur Idul Fitri membuat BEI mengambil langkah untuk melakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan.

    Gejolak ini dipicu oleh kombinasi faktor eksternal seperti kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang menembus sempat menyentuh angka psikologis Rp17.000 per dolar AS di pasar luar negeri. 

  • Proses IPO Fore Coffee tarik minat 114.873 investor

    Proses IPO Fore Coffee tarik minat 114.873 investor

    Jakarta (ANTARA) – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee segera melangsungkan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia pada Senin (14/04).

    Komisaris Utama Fore Coffee sekaligus Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dalam keterangan di Jakarta, Sabtu menyebut bahwa masa penawaran umum pada 8- 10 April 2025, saham FORE mendapatkan antusiasme dari investor dengan jumlah kelebihan permintaan (oversubscribe) 200,63 kali dari 114.873 investor.

    Menurutnya bahwa proses IPO yang menarik minat banyak investor menunjukkan produk asli dari startup lokal dapat bergema kuat di tengah ketidakpastian pasar modal saat ini.

    “Keputusan yang berlawanan dengan intuisi untuk melanjutkan IPO ketika pasar IHSG berada pada titik terendah sejak pandemi membuahkan hasil,” ujar Wilson.

    FORE dijadwalkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (14/04) pekan depan.

    Dengan harga IPO sebesar Rp188 per saham, perseroan berpotensi menghimpun dana senilai Rp353,44 miliar dari pelepasan 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

    Terkait penggunaan dana hasil IPO, perseroan akan menggunakan untuk tiga keperluan, di antaranya sekitar Rp275 miliar untuk memperluas jaringan outlet, dengan rencana membangun 140 outlet kopi baru di seluruh Indonesia secara bertahap dalam dua tahun ke depan.

    Kemudian, sekitar Rp60 miliar untuk mengembangkan bisnis dengan membuka outlet donat baru melalui anak perusahaan, serta sisanya senilai Rp18,44 miliar untuk modal kerja.

    Dalam aksi IPO ini, bertindak sebagai joint lead underwriter yaitu Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas, yang akan berperan sebagai perantara antara investor dan pasar modal Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin

    IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin

    Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

    IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 11 April 2025 – 10:13 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka melemah 58,45 poin atau 0,93 persen ke posisi 6.195,57.

    Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,94 poin atau 1,55 persen ke posisi 696,17.

    Sumber : Antara

  • Strategi Bursa Efek Indonesia Hadapi Perang Dagang Global, Ini Rinciannya – Halaman all

    Strategi Bursa Efek Indonesia Hadapi Perang Dagang Global, Ini Rinciannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memaparkan ada beberapa strategi yang akan dilakukan pihaknya guna menghadapi dampak perang dagang global terhadap pasar modal Indonesia.

    Pertama, strategi jangka pendek dengan melakukan komunikasi aktif kepada publik dan media. Sebab menurutnya, edukasi dan penyampaian narasi positif mampu menjaga persepsi publik di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

    “Kami berusaha untuk aktif dan dibantu teman-teman media dan juga teman-teman ekonom untuk mengkomunikasikan kondisi daripada korporasinya. Kalau kita lihat sebenarnya kalau kita membandingkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang memasukkan di laporan keuangan, ternyata mereka 2024 itu positif ya. Artinya mereka memungkinkan keuntungan,” kata Iman dalam acara seminar secara virtual di Jakarta, Jumat (11/4/2025).

    Iman menyebut antisipasi berikutnya yakni menyesuaikan aturan perdagangan pada 8 April 2025 lalu melalui batas trading halt serta penyesuaian batas auto rejection bawah (ARB). Ini menjadi upaya BEI dalam menjaga keseimbangan perlindungan pasar dan efisiensi serta likuiditas pasar.

    “Yang ketiga yang dilakukan oleh OJK adalah penyesuaian aturan buyback,” papar dia.

    Sedangkan strategi keempat adalah penguatan pengawasan pasar. Iman bilang bahwa BEI tetap melakukan pemantauan intensif terhadap transaksi yang tidak wajar serta melakukan koordinasi dengan OJK dan SRO. Hal ini dilakukan untuk memitigasi dalam merespons potensi kepanikan pasar.

    “Tidak hanya kami lakukan penyesuaian aturan yang kami lakukan juga, ada penguatan pengawasan karena kami ingin bahwa confidence market ini atau pengawasan pasar ini juga kami lakukan,” terangnya.

    Sementara strategi jangka panjang yakni melalui diversifikasi produk single stock future, ETF, ETF Gold maupun SW. Lalu, melakukan peningkatan kualitas serta efisiensi proses IPO.

    “Jadi selama ini kalau kami bicara bursa sebagian besar orang melihat bahwa oh ini trading saya rugi ketika indeksnya naik dan turun, tapi jangan lupa bahwa di pasar modal itu justru adalah tempat bagi fund raising atau bagi perusahaan-perusahaan untuk mencatatkan sahamnya lewat IPO atau right issue juga melakukan penerbitan obligasi,” tutur Iman.

    Adapun hal lain yakni dengan meningkatkan likuiditas dan modernisasi infrastruktur perdagangan. Kata Iman, salah satu isu di pasar modal adalah market yang belum dalam. Sehingga peningkatan ini perlu dilakukan.

    “Terkait dengan likuiditas, karena salah satu isu di pasar modal kita adalah bahwa market kami belum deep market, belum dalam dan market kami secara sizeable sekitar 800 miliar USD itu dari transaksinya belum cukup dalam bagi investor asing. Sehingga kita melakukan beberapa upaya peningkatan likuiditas dan modernisasi,” ujar Iman.

  • BEI Perkuat Stabilitas Pasar, Atur Ulang Strategi Hadapi Sentimen

    BEI Perkuat Stabilitas Pasar, Atur Ulang Strategi Hadapi Sentimen

    Jakarta, Beritasatu.com – Gejolak global dan tekanan dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) kembali mengguncang pasar keuangan dunia, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI pun mengatur ulang strategi untuk memperkuat pasar keuangan domestik.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, sejak awal Maret 2025, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku pasar secara aktif menjaga stabilitas pasar. Hal ini menyusul melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode 2-19 Maret akibat tekanan eksternal.

    Sebagai respons cepat, BEI bersama OJK dan pelaku pasar, termasuk pemegang saham besar mengambil langkah taktis. Beberapa kebijakan penting dikeluarkan, seperti penundaan short selling dan pelonggaran aturan buyback tanpa perlu RUPS.

    “Situasi sempat memuncak pada Selasa (18/3/2025) ketika perdagangan harus dihentikan selama 30 menit akibat koreksi indeks lebih dari 5%. Hal serupa kembali terjadi pada Selasa (8/4/2025) setelah saat Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor, membuat IHSG sempat turun lebih dari 8%,” ujar Iman dalam webinar bersama Universitas Paramadina, Jumat (11/4/2025).

    Sebagai tindak lanjut, BEI mengubah strategi, seperti mekanisme circuit breaker pada Selasa (8/4/2025). Ambang batas trading halt kini dinaikkan menjadi 8%, 15%, dan 20%. Lalu, apabila penurunan melewati 20%, perdagangan dapat dihentikan satu hingga dua sesi. Selain itu, batas auto rejection bawah (ARB) kini ditetapkan tunggal sebesar 15% untuk semua kategori saham, sedangkan batas atas tetap.

    Iman mencatat bahwa IHSG telah turun 11,67% secara year to date hingga 10 April. Dana asing juga keluar besar-besaran hingga hampir Rp 30 triliun, menyeret saham-saham blue chip, seperti BCA, BRI, Mandiri, dan BNI.

    Meski demikian, aktivitas perdagangan tetap tinggi. Pada 8 April, nilai transaksi mencapai Rp 21 triliun, dan Rp 16 triliun sehari setelahnya. Menariknya, investor domestik ritel mencatatkan pembelian bersih Rp 3,9 triliun, mengimbangi penjualan bersih asing senilai Rp 3,8 triliun.

    Pada Kamis (10/4/2025), IHSG berbalik menguat hampir 5%. Saat itu investor ritel mulai merealisasikan keuntungan, sementara investor institusi domestik aktif kembali masuk pasar. Ini menunjukkan peran signifikan investor dalam menjaga kestabilan.

    Iman menegaskan, sebagai regulator, BEI tidak bisa melakukan intervensi langsung seperti Bank Indonesia. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan lebih pada komunikasi aktif, edukasi publik, serta kebijakan yang adaptif.

    Ia juga mencatat adanya optimisme baru, terbukti dari lebih 35.000 investor baru yang bergabung selama libur Lebaran.

    Ke depan, BEI akan mendorong diversifikasi instrumen investasi, seperti derivatif saham tunggal, ETF berbasis emas, dan produk lindung nilai lainnya. Proses IPO pun terus dipercepat dan didigitalisasi melalui kerja sama dengan bursa global serta penguatan riset dan peluang dual listing.

    Langkah lain termasuk pengembangan skema liquidity provider dan peningkatan infrastruktur perdagangan, dengan target kapasitas sistem BEI meningkat tiga kali lipat pada 2026.

    “Semua ini butuh kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Pasar yang sehat bergantung pada sinergi antara regulator, pelaku pasar, investor, dan emiten. Kepercayaan publik adalah pondasi utama,” tutup Iman terkati strategi BEI hadapi tekanan ekonomi global.

  • OJK Terapkan ARB 15 Persen Demi Jaga Stabilitas dan Lindungi Investor

    OJK Terapkan ARB 15 Persen Demi Jaga Stabilitas dan Lindungi Investor

    Jakarta, Beritasatu.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi menetapkan batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 15 persen, sebagai bagian dari langkah strategis menjaga stabilitas pasar modal dan melindungi kepentingan investor di tengah fluktuasi pasar yang meningkat.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyatakan, kebijakan ini merupakan hasil kajian menyeluruh bersama pelaku pasar dan self-regulatory organization (SRO).

    “Pendekatan ini bertujuan mencapai keseimbangan antara proteksi investor dan efisiensi pasar,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Maret 2025, Jumat (11/4/2025) di Jakarta.

    Berbeda dengan kebijakan saat masa pandemi Covid-19 yang dilandasi ketidakpastian tinggi, keputusan ini mencerminkan keyakinan bahwa kondisi pasar saat ini lebih stabil dan matang.

    OJK menilai bahwa fleksibilitas dalam pergerakan harga menjadi penting untuk menjaga likuiditas serta pembentukan harga yang wajar.

    Penyesuaian batas ARB 15 persen ini berlaku mulai Selasa (8/4/2025), meliputi seluruh saham yang tercatat di papan utama, papan pengembangan, papan ekonomi baru, termasuk ETF dan DIRE pada semua level harga.

    Seiring dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memperbarui ketentuan terkait penghentian sementara perdagangan. Trading halt akan dilakukan selama 30 menit jika IHSG turun lebih dari 8 persen, dan tambahan 30 menit bila penurunan berlanjut hingga melewati 15 persen. Jika IHSG terperosok lebih dari 20 persen, maka perdagangan bisa dihentikan hingga akhir sesi, atas persetujuan OJK.

    Sebagai langkah antisipatif lainnya, OJK dan BEI menangguhkan implementasi short selling dan membuka opsi pembelian kembali saham (buyback) oleh emiten tanpa perlu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 13 Tahun 2023.

    Kebijakan ini berlaku hingga enam bulan ke depan, terhitung sejak 18 Maret 2025. Hingga 9 April 2025, tercatat 21 emiten telah menyampaikan rencana buyback dengan total anggaran mencapai Rp 14,97 triliun. Dari jumlah tersebut, 15 emiten telah mengeksekusi buyback senilai Rp 429,72 miliar.

    “Kami akan terus mengevaluasi efektivitas kebijakan dan siap melakukan penyesuaian jika dibutuhkan untuk merespons dinamika pasar ke depan,” tegas Inarno terkait kebijakan batas ARB 15 persen.

  • IHSG ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi AS-China

    IHSG ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi AS-China

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

    IHSG ditutup menguat tipis 8,20 poin atau 0,13 persen ke posisi 6262,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,41 poin atau 0,06 persen ke posisi 706,70.

    “Pasar masih diselimuti oleh tingginya volatilitas dan ketidakpastian pasar keuangan global, menyusul risiko meningkatnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Meskipun ada penangguhan tarif selama 90 hari, pelaku pasar tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Presiden Trump dinilai dapat menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi.

    Pemerintah AS telah mengonfirmasi bahwa tarif kumulatif atas barang-barang dari China telah meningkat menjadi 145 persen, yang memicu kekhawatiran terhadap pembalasan lebih lanjut dari China, yang saat ini telah mengenakan pungutan 84 persen atas impor dari AS.

    Gayung bersambut, China tengah mempersiapkan tindakan balasan tambahan yang menargetkan perusahaan-perusahaan asal AS, yang semakin meningkatkan ketidakpastian dan memicu kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan yang berkepanjangan dapat mendorong ekonomi global menuju resesi.

    Dari dalam negeri, demi menjaga iklim usaha dari dampak kebijakan tarif perdagangan tinggi yang diterapkan oleh AS, pemerintah membuka ruang untuk melakukan revisi ketentuan perpajakan, terutama terkait aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.

    Melalui revisi ini, diharapkan pelaku usaha yang terdampak oleh beratnya kondisi perdagangan global tidak semakin terbebani.

    Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat 2,87 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 1,27 persen dan 0,77 persen.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025