Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • IHSG Kamis dibuka melemah 97,72 poin

    IHSG Kamis dibuka melemah 97,72 poin

    Ilustrasi – Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

    IHSG Kamis dibuka melemah 97,72 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 19 Desember 2024 – 11:35 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi, dibuka melemah 97,72 poin atau 1,37 persen ke posisi 7.010,16.

    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 14,62 poin atau 1,75 persen ke posisi 819,31.

    Sumber : Antara

  • Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya

    Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya

    PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau lebih dikenal dengan nama Sritex adalah salah satu perusahaan tekstil besar di Indonesia yang ternyata merupakan bisnis keluarga. Perusahaan Sritex sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan selalu eksis dari masa ke masa.

    Namun, pada 2024, Sritex menghadapi kondisi terpuruk. Sritex diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang atas permohonan dari PT Indo Bharat Rayon pada 21 Oktober lalu. Pada 20 Desember 2024, permohonan kasasi dari Sritex juga ditolak oleh Mahkamah Agung dan pihaknya juga masih mengajukan Peninjauan Kembali (PK).

    Terlepas dari itu, sebenarnya siapa pemilik Sritex? Berikut profil pendiri, perjalanan karier, dan perusahaan yang mengelolanya.

    Siapa pemilik Sritex?

    Pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex adalah Muhammad Lukminto, pengusaha keturunan Tionghoa yang lahir pada 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Lukminto mendirikan Sritex pada 1982 silam.

    Lukminto awalnya merupakan seorang pedagang kain di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Ia mendirikan pabrik tekstil pada 1968 dengan menggunakan keuntungan yang diperoleh dari usaha perdagangan kainnya.

    Awal karier Lukminto, pemilik Sritex

    Lukminto memiliki karier bisnis yang cukup sulit. Setelah tragedi Gerakan 30 September atau G30S/PKI, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melarang segala hal tentang etnis Tionghoa. Hal itu pun berdampak langsung kepada kehidupan muda Lukminto.

    Lukminto terpaksa berhenti sekolah saat kelas 2 SMA di SMA Chong Hua Chong Hui. Ia kemudian melanjutkan hidup dengan bekerja, mengikuti kakaknya, Ie Ay Djing alias Emilia, berjualan di Pasar Klewer.

    Setelah berjualan di Pasar Klewer selama dua tahun, Lukminto mendirikan pabrik cetak pertamanya di Solo yang memproduksi kain putih dan berwarna. Dilansir situs resmi Sritex, pada 1978, Lukminto mendaftarkan perusahaannya sebagai perseroan terbatas (PT) di Kementerian Perdagangan dengan nama PT Rejeki Isman atau Sritex.

    Pada 1982, ia mendirikan pabrik tenun di Desa Jetis, Sukuharjo. Pabrik Sritex diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 3 Maret 1992. Bersama dengan pabrik tekstil lainnya di wilayah Solo, Sritex diminta untuk memproduksi seragam militer bagi Indonesia.

    Dari tugas tersebut, nama Sritex makin dikenal luas. Bahkan, pada 1994, Sritex diminta untuk memproduksi seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman.

    Sritex terdaftar di BEI

    Pada 2013, Sritex resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL. Setahun setelahnya, Lukminto meninggal dunia di Singapura dan meninggalkan lima anak, yaitu Vonny Imelda, Iwan Setiawan, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.

    Setelah Sritex terdaftar di bursa, kepemilikan saham mayoritas tidak lagi dipegang oleh keluarga Lukminto.

    Berdasarkan data BEI, pemegang mayoritas saham saat ini adalah PT Huddleston Indonesia yang memiliki 59,03 persen saham. Sementara itu, publik memiliki 39,89 persen saham, dan anak-anak H.M. Lukminto masing-masing memiliki kurang dari 1 persen saham.

    Saat ini, Iwan Kurniawan Lukminto menjabat sebagai Direktur Utama. Sedangkan kakaknya, Iwan Setiawan Lukminto menjabat sebagai Komisaris Utama.

    Pada 2020, Iwan Setiawan Lukminto masuk dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes, menduduki peringkat 49 dengan kekayaan mencapai 515 juta dolar AS, atau setara Rp8,3 triliun.

    Sritex resmi pailit

    Setelah beroperasi hampir enam dekade, Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang pada Oktober 2024 lalu. Sritex juga gagal mengajukan kasasi ke MA dan saat ini mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) setelah melakukan konsolidasi internal pada Jumat (20/12).

    “Upaya hukum ini kami tempuh, agar kami dapat menjaga keberlangsungan usaha, dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi 50 ribu karyawan yang telah bekerja bersama-sama kami selama puluhan tahun. Langkah hukum ini kami tempuh, tidak semata untuk kepentingan perusahaan tetapi membawa serta aspirasi seluruh keluarga besar Sritex,” tulis Direktur Utama Sritex Iwan Kurniawan Lukminto dalam keterangan resmi, Jumat (20/12).

    Selama proses pengajuan kasasi ke MA, Sritex telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan usahanya, dan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sebagaimana pesan yang disampaikan pemerintah.

    “Kami berupaya semaksimal mungkin menjaga situasi perusahaan agar tetap kondusif, di tengah berbagai keterbatasan gerak akibat status pailit kami. Upaya kami tidak mudah karena berkejaran dengan waktu dan keterbatasan sumber daya,” ujar dia.

    Iwan menjelaskan, pilihan untuk menempuh upaya hukum lanjutan berupa PK dilakukan agar pekerja Sritex tetap dapat bekerja, bertahan hidup dan menghidupi keluarga di tengah situasi perekonomian yang sedang sulit.

    Jumlah utang Sritex

    Laporan keuangan perusahaan Sritex menunjukkan bahwa perusahaan memiliki liabilitas atau utang sebesar 1,59 miliar dolar AS atau sekitar Rp26 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang jangka panjang sebesar 1,46 miliar dolar AS dan utang jangka pendek sebesar 131,41 juta dolar AS.

    Di antara utang-utang tersebut, Sritex memiliki utang kepada beberapa bank, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Terbesar, utang jangka pendek Sritex kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai 11,36 juta dolar AS. Sementara utang jangka panjangnya kepada bank yang sama mencapai 71,31 juta dolar AS.

    Itulah penjelasan tentang siapa pemilik Sritex yang belum lama ini dinyatakan pailit.

  • IHSG ditutup melemah dipimpin sektor transportasi dan logistik

    IHSG ditutup melemah dipimpin sektor transportasi dan logistik

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah dipimpin sektor transportasi dan logistik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 18 Desember 2024 – 17:20 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor transportasi dan logistik.

    IHSG ditutup melemah 49,85 poin atau 0,70 persen ke posisi 7.107,88. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,40 poin atau 1,00 persen ke posisi 833,93.

    “Investor mengambil sikap ekstra hati-hati menjelang pengumuman kebijakan moneter terakhir oleh bank sentral AS (Federal Reserve) untuk tahun ini,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (18/12).

    Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen.

    Suku bunga deposit facility juga tetap ditahan pada level 5,25 persen serta suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

    Dari mancanegara, data penjualan ritel Amerika Serikat (AD) keluar lebih tinggi dari ekspektasi, indikasi bahwa belanja konsumen tetap solid meskipun data Industrial Production AS secara tak terduga memperpanjang tren  penurunan menjadi tiga bulan beruntun.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat yaitu sektor barang konsumen non primer yang menguat sebesar 0,43 persen.

    Sementara itu, sepuluh melemah yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam minus sebesar 1,29 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang baku yang masing- masing minus sebesar 0,81 persen dan 0,54 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KJEN, DOSS, SONA, SKBM dan LION. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SAPX, POLU, BEBS, INPS dan KOPS.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 987.500 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,47 miliar lembar saham senilai Rp11,77 triliun. Sebanyak 224 saham naik 399 saham menurun, dan 323 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 12,95 poin atau 0,03 persen ke level 39.457,49, indeks Shanghai menguat 5,55 poin atau 0,16 persen ke posisi 3.386,33, indeks Kuala Lumpur menguat 1,90 poin atau 0,12 persen ke posisi 1.606,85, dan indeks Straits Times melemah 10,68 poin atau 0,28 persen ke 3.821,03.

    Sumber : Antara

  • Resmi IPO, MR.DIY raih dana segar Rp4,15 triliun untuk ekspansi

    Resmi IPO, MR.DIY raih dana segar Rp4,15 triliun untuk ekspansi

    Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang inklusif dan efisien, MR.DIY mampu menjadi solusi utama bagi keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan harga yang terjangkau,

    Jakarta (ANTARA) – PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau MR.DIY resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, dengan meraih dana segar senilai Rp4,15 triliun.

    Dalam IPO, MR.DIY menerbitkan sebanyak 2,51 miliar saham atau setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan menetapkan harga IPO senilai Rp1.650 per lembar saham.

    Presiden Direktur MR.DIY Indonesia Edwin Cheah menjelaskan, dana hasil IPO akan difokuskan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru, serta memperluas jaringan untuk memperkuat kehadiran perseroan di pasar ritel domestik.

    Selain itu, lanjutnya, dana juga akan digunakan sebagai modal kerja operasional guna memastikan kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

    Melansir data Frost & Sullivan, segmen ritel non-grocery di Indonesia memiliki Total Addressable Market (TAM) sebesar 18,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

    Adapun, segmen ini diproyeksikan tumbuh dengan CAGR delapan persen pada periode 2023 sampai 2028, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan populasi, serta kenaikan pendapatan masyarakat.

    “Dengan penetrasi pasar sebesar 1,9 persen pada 2023, MR. DIY melihat peluang besar untuk memperluas pangsa pasar di tengah momentum positif ini,” ujarnya.

    Edwin menjelaskan, perseroan berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi makro dan dinamika populasi Indonesia yang semakin kompleks.

    Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan pola konsumsi yang dinamis, pihaknya melihat peluang besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi.

    “Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang inklusif dan efisien, MR.DIY mampu menjadi solusi utama bagi keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan harga yang terjangkau,” ujar Edwin.

    Ia menekankan bahwa fokus perusahaan bukan hanya pada satu segmen masyarakat, namun juga pada penciptaan akses yang lebih luas bagi pelanggan di seluruh Indonesia.

    Ia menyebut salah satu kekuatan utama perseroan yaitu strategi operasional yang efisien dan adaptif, dengan mengonsolidasikan pesanan dalam jumlah besar dari seluruh jaringan toko, sehingga mampu mencapai skala ekonomi yang signifikan.

    Selain itu, perseroan terus mendorong ekspansi yang berkelanjutan dengan menjangkau daerah-daerah baru, termasuk kota-kota kecil secara merata.

    Adapun, strategi ini bertujuan untuk mendekatkan produk-produk MR.DIY kepada lebih banyak pelanggan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Kami berkomitmen untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dengan terus meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan, MR.DIY siap memperkuat posisinya sebagai pemimpin di pasar ritel non-grocery, terutama di sektor peralatan rumah tangga,” ujar Edwin.

    Pada semester I-2024, MR. DIY membukukan pendapatan sebesar Rp3,21 triliun, atau naik 93 persen year on year (yoy), dengan laba bersih senilai Rp532 miliar, atau meningkat 228 persen (dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pergerakan Saham MR DIY usai IPO, Sempat Anjlok 24,55%

    Pergerakan Saham MR DIY usai IPO, Sempat Anjlok 24,55%

    PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau lebih dikenal MR DIY resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham dengan kode emiten MDIY ini mulai diperdagangkan seiring dengan pencatatan saham (listing) pada Kamis (19/12).

    MR DIY menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) sebesar Rp1.650 per lembar saham. Kemudian, MDIY menerbitkan 2.519.039.400 saham yang berasal dari portepel.

    Jumlah tersebut mewakili 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Terdiri dari 1 persen saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan 9 persen saham milik Azara Alpina Sdn. Bhd. selaku pemegang saham penjual. Dengan demikian, total dana yang berhasil dihimpun dari IPO MR DIY mencapai Rp4,15 triliun.

    Pergerakan saham MDIY saat debut IPO

    Setelah resmi melantai di bursa, harga saham MDIY langsung mengalami penurunan drastis dan mencapai auto reject bawah (ARB), atau turun 24,85 persen ke harga Rp1.240 pada pukul 09.01 WIB, dari Rp1.650 per lembar saham.

    Namun, pada pukul 10.00 WIB, data perdagangan mencatat harga saham MDIY menguat 7,58 persen ke level Rp1.775 per lembar saham.

    Adapun volume saham yang diperdagangkan tercatat mencapai 309,78 juta saham dengan total transaksi senilai Rp511,5 miliar. Frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 71.646 kali.

    Sementara itu, kapitalisasi pasar MDIY berada di level Rp44,71 triliun. MDIY tercatat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 1,04 kali dalam penawaran umum perdana.

    Fokus penggunaan dana MDIY

    Dalam prospektus, dana yang dikumpulkan MDIY dari IPO ini akan difokuskan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru serta memperluas jaringan guna memperkuat kehadiran MDIY di pasar ritel domestik.

    Selain itu, dana akan digunakan sebagai modal kerja operasional untuk memastikan kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

    Menurut data Frost & Sullivan, pasar ritel non-grocery di Indonesia memiliki potensi pasar (Total Addressable Market/TAM) sebesar 18,4 miliar dolar AS. Segmen ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 8 persen per tahun (CAGR) pada 2023 hingga 2028, didorong oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan kenaikan pendapatan.

    Dengan pangsa pasar hanya 1,9 persen pada 2023, perseroan melihat peluang besar untuk memperbesar posisi pasarnya di tengah kondisi yang positif tersebut.

  • Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pengelola jaringan ritel MR DIY, mengalami penurunan signifikan hingga hampir menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB), melemah 6,06% ke level Rp 1.550 per saham dari harga penawaran awal Rp 1.650 per saham.

    Dalam penawaran umum perdana (IPO), MDIY berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 4,15 triliun dengan melepas 2,51 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO ditetapkan sebesar Rp 1.650 per saham, dan total pesanan saham tercatat mencapai 2,62 miliar lembar.

    MDIY merencanakan penggunaan dana IPO untuk tiga tujuan utama, yakni pelunasan utang sebesar 60% atau sekitar Rp 2,49 triliun, yang akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

    Hingga 30 Juni 2024, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,71 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,05 triliun.

    Kemudian, MR DIY/MDIY akan ekspansi dengan dana sekitar 30% atau Rp 1,2 triliun. Dana itu akan digunakan untuk memperluas jaringan toko MR DIY di berbagai wilayah. Dana ini juga mencakup biaya renovasi, deposit uang muka sewa, pengadaan perabotan, serta perlengkapan toko.

    Presiden Direktur MR DIY Edwin Cheah menyebut, langkah ini sebagai strategi penting untuk mendorong pertumbuhan signifikan. “Salah satu target utama kami adalah memperluas jaringan toko di berbagai wilayah,” ujar Edwin dalam acara pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12/2024).

    Selain itu, sisa sekitar 10% dari dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan operasional seperti pembelian persediaan dan biaya logistik. Diketahui, saat ini, MR DIY mengelola 824 toko yang semuanya dioperasikan secara langsung tanpa sistem waralaba.

    Edwin optimistis terhadap masa depan industri ritel non-grocery di Indonesia yang diproyeksikan tumbuh rata-rata 8% per tahun hingga 2028.

    Stabilitas ekonomi nasional dan meningkatnya pendapatan masyarakat menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini. “Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini,” ungkap Edwin.

    Hingga semester pertama 2024, MR DIY mencatatkan laba bersih sebesar Rp 532,15 miliar, melonjak 228,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 162,02 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan penjualan sebesar 92,54% (yoy), mencapai Rp 3,2 triliun pada periode Januari–Juni 2024.

    Dengan dukungan strategi yang matang dan potensi pertumbuhan pasar, MR DIY atau MDIY optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri ritel perlengkapan rumah tangga di Indonesia.
     

  • MR. DIY Resmi IPO, Bidik Punya Toko Lebih dari 1.000 di 2025

    MR. DIY Resmi IPO, Bidik Punya Toko Lebih dari 1.000 di 2025

    Jakarta, FORTUNE – Emiten pemilik MR. DIY, PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), resmi debut di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12). Pada awal perdagangan, sahamnya menurun 6,06 persen.

    Dikutip dari IDX Mobile, MDIY dibuka di harga Rp1.550 per saham pada pembukaan hari debutnya, lebih rendah dari harga penawaran final Rp1.795 per saham. Bahkan, MDIY sempat menyentuh harga terendah di Rp1.240 sejak sahamnya dicatatkan di bursa.

    “Pasar global kan turun, itu pasti kan berdampak, sekarang juga masih berlangsung. Nanti kan investor akan melihat, kalau prospeknya bagus tentu akan menjadi aset yang menarik,” demikian komentar Komisaris MR. DIY, Darwin Cyril Noerhadi saat ditemui di gedung BEI selepas seremoni pencatatan saham perseroan, Kamis.

    Per pukul 10.44 WIB, MDIY telah berbalik menguat 12,42 persen ke harga Rp1.855. Volume transaksinya berjumlah 337 juta saham, dengan nilai transaksi Rp560 miliar, dan frekuensi transaksi 82.700 kali.

    Selanjutnya, bagaimana langkah bisnis perseroan setelah IPO? Menurut Darwin, ekspansi akan jadi fokus. “Ekspansi akan dilakukan secara nasional di Indonesia,” ujarnya kepada Fortune Indonesia.

    Untuk saat ini, MR. DIY telah memiliki 900 toko. Angka itu sudah bertambah signifikan dari data per paruh I 2024, yakni 824 toko, yang mana 73 persen adalah toko berdiri sendiri (stand alone) dan sisanya toko ritel berbasis pusat perbelanjaan.

    Dalam beberapa tahun ke depan, perseroan menargetkan mempunyai lebih dari 1.000 toko di 2025. Ke mana tujuan ekspansinya? Di kesempatan yang berbeda, Head of Marketing Communication MR DIY Indonesia Ria Sutrisno mengatakan, lokasi tujuan ekspansi akan dipilih dengan mempertimbangkan dinamika pasar dan kebutuhannya. 

    Melalui IPO, MR. DIY menerbitkan hampir 2,52 miliar saham yang berasal dari portepel. Jumlah itu mewakili 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor peuh perseroan setelah IPO, yang mencakup 1 persen saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan 9 persen saham milik Azara Alpina Sd. Bhd. selaku pemegang saham penjual.

    Dus, total dana yang perseroan dapat lewat IPO adalah Rp4,15 triliun. Selain digunakan untuk ekspansi, dana hasil IPO juga akan perseroan gunakan sebagai modal kerja operasional. 

    Terkait IPO MDIY, Indo Premier Sekuritas sebelumnya menjelaskan, berdasarkan masukan dari investor, valuasi MDIY pada 2025 diproyeksi mencapai 28–32 kali PE (price to earning), yang mengimplikasikan pertumbuhan pendapatan 39,5 persen (YoY) dibandingkan perkiraan pendapatan 2024.

    “Kami pikir valuasi MDIY yang tinggi didorong oleh ROE yang kuat sebesar 25,1 persen pada paruh I 2024,” demikian menurut Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dalam risetnya.

    Gross profit margin MDIY sendiri berada di angka 54,7 persen pada semester I 2024. Angka itu ditopang oleh kontribusi pendapatan di luar Pulau Jawa, yakni sebesar 65,8 persen di periode tersebut. 

  • Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    MDIY Catat Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Signifikan pada Semester I 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Daya Intiguna Yasa Tbk, yang lebih dikenal sebagai MR DIY (MDIY), mencatatkan pertumbuhan pendapatan luar biasa sebesar 93% secara tahunan atau year on year (yoy) pada semester I 2024. Pendapatan perusahaan mencapai Rp 3,21 triliun, sebuah pencapaian yang mencerminkan keberhasilan strategi ekspansi dan efisiensi operasional yang dilakukan perseroan.

    Perseroan juga melaporkan bahwa laba bersihnya melonjak hingga 228% yoy, mencapai Rp 532 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sekaligus menegaskan posisi MR DIY sebagai salah satu pemain utama di sektor ritel perlengkapan rumah tangga di Indonesia.

    Direktur Utama MR DIY Edwin Cheah Yew Hong menyampaikan, keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi solid dan sinergis antara berbagai pihak, mulai dari konsumen, pemegang saham, mitra bisnis, hingga karyawan.

    “Capaian ini tidak lepas dari dedikasi tinggi seluruh tim kami. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat posisi MR DIY sebagai pemimpin pasar di sektor ritel perlengkapan rumah tangga,” ujar Edwin di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) seusai IPO MDIY, Kamis (19/12/2024).

    Edwin menegaskan, MDIY memiliki visi untuk menghadirkan produk perlengkapan rumah tangga yang lengkap, terjangkau, dan mudah diakses oleh keluarga di seluruh Indonesia. Saat ini, MR DIY telah memiliki jaringan lebih dari 900 toko yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

    “Kami berdedikasi untuk memberikan solusi kebutuhan rumah tangga kepada masyarakat dengan harga kompetitif, tanpa mengurangi kualitas dan aksesibilitas. Jaringan toko kami yang luas adalah bagian dari komitmen tersebut, yang kami yakini dapat mendukung gaya hidup keluarga Indonesia,” jelas Edwin.

    Selain itu, MR DIY juga menunjukkan pertumbuhan yang dinamis dalam beberapa tahun terakhir. Pendapatan perusahaan selama periode 2021 hingga 2023 meningkat secara signifikan dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 109%.

    Pendapatan tumbuh dari Rp 894 miliar pada 2021 menjadi Rp 3,9 triliun pada 2023. Hal ini disertai dengan transformasi kinerja laba bersih, yang berbalik dari kerugian sebesar Rp 80 miliar menjadi laba mencapai Rp 353 miliar pada akhir 2023.

    Edwin menyebutkan, pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan strategi bisnis perusahaan, tetapi juga respons MR DIY atau MDIY terhadap meningkatnya permintaan konsumen.

    “Kami terus memperluas jaringan toko kami ke berbagai wilayah untuk memastikan ketersediaan produk perlengkapan rumah tangga berkualitas bagi masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di setiap daerah tempat kami hadir,” tambahnya.

    Melihat prospek ke depan, MR DIY optimistis dapat melanjutkan tren pertumbuhan positif ini. Dengan permintaan yang terus meningkat dan ekspansi agresif ke berbagai wilayah, perusahaan menargetkan dapat memperkuat posisinya sebagai merek ritel terpercaya yang melayani kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia.

    MR DIY percaya bahwa kunci keberlanjutan perusahaan adalah terus berinovasi dalam menghadirkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Perseroan juga berkomitmen untuk mempertahankan standar pelayanan yang tinggi sambil memperluas aksesibilitas melalui jaringan tokonya.

    “Kami percaya bahwa pertumbuhan MR DIY atau MDIY bukan hanya keberhasilan perusahaan, tetapi juga kontribusi nyata kami untuk meningkatkan kenyamanan hidup masyarakat Indonesia. Dengan semangat yang sama, kami siap melangkah lebih jauh untuk memenuhi harapan konsumen dan memperkuat ekonomi nasional,” tutup Edwin.

  • MDIY Resmi IPO di BEI, MR DIY Himpun Dana Rp 4,15 Triliun

    MDIY Resmi IPO di BEI, MR DIY Himpun Dana Rp 4,15 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), yang lebih dikenal sebagai MR DIY, secara resmi mencatatkan sahamnya (penawaran saham perdana/initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MDIY pada hari ini, Kamis (19/12/2024).

    Perusahaan ini merupakan salah satu pelaku utama di sektor konsumer siklikal, khususnya pada subsektor ritel perabotan rumah tangga di Indonesia. Dalam IPO, MR DIY menetapkan harga saham sebesar Rp 1.650 per lembar.

    Dalam IPO tersebut, MDIY menerbitkan sebanyak 2,519 miliar saham yang berasal dari portepel. Jumlah ini setara dengan 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

    Saham yang diterbitkan terdiri dari 1% saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan 9% saham yang dimiliki oleh Azara Alpina Sdn Bhd, sebagai pemegang saham penjual.

    Melalui aksi korporasi ini, MDIY berhasil menghimpun dana sebesar Rp 4,15 triliun. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru serta memperluas jaringan distribusi, dengan tujuan memperkuat kehadiran MDIY di pasar ritel domestik.

    Selain itu, sebagian dana akan dialokasikan sebagai modal kerja operasional guna memastikan kelancaran aktivitas bisnis serta mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

    Keberhasilan IPO ini menandai langkah penting dalam strategi ekspansi MDIY di Indonesia. Dengan memanfaatkan dana segar dari IPO, perusahaan berkomitmen untuk terus menghadirkan produk berkualitas dengan harga terjangkau bagi konsumen, sekaligus memperluas jangkauan pasar di seluruh pelosok Tanah Air.

  • IHSG melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan

    IHSG melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan

    IHSG hari ini (19/12) diprediksi mixed dalam range 7.130 sampai 7.000Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi, dibuka melemah di tengah sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas tingkat suku bunga acuannya.

    IHSG dibuka melemah 97,72 poin atau 1,37 persen ke posisi 7.010,16. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 14,62 poin atau 1,75 persen ke posisi 819,31.

    “IHSG hari ini (19/12) diprediksi mixed dalam range 7.130 sampai 7.000,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon negatif BI-Rate yang kembali tetap pada level 6 persen. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 perssn dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

    Apabila diakumulasi, BI-Rate tetap di level tersebut dalam 3 bulan beruntun. Suku bunga yang tetap tinggi berfungsi sebagai penopang nilai tukar rupiah, namun berpotensi melemahkan ekonomi domestik. Sektor yang berpotensi terdampak ketika tingkat suku bunga tinggi, diantaranya perbankan, non primer, konstruksi, properti, dan automotive.

    Dari mancanegara, The Fed berpotensi mengurangi setengah dari proyeksi pemangkasan suku bunga tahun depan untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen. Sementara, The Fed pada FOMC dini hari, kembali memangkas 25 bps suku bunga menjadi di level 4,25 sampai 4,5 persen.

    Dari Inggris, inflasi tahunan kembali naik ke level 2,6 persen, setelah pada bulan sebelumnya di level 2,3 persen sekaligus menjadi inflasi tertinggi dalam 8 (delapan) bulan terakhir. Kenaikan inflasi ditopang oleh harga barang-barang non-primer.

    Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, diantaranya indeks Dow merosot 1.123,03 poin, atau 2,58 persen, menjadi 42.326,87, mencatat penurunan beruntun terburuk sejak penurunan 11 hari pada tahun 1974.

    Penurunan pada hari Rabu ini merupakan yang terburuk sejak bulan Agustus dan baru kedua kalinya indeks kehilangan lebih dari 1.000 poin dalam satu sesi tahun ini. S&P 500 juga kehilangan 2,95 persen menjadi 5.872,16, sementara Nasdaq Composite anjlok 3,56 persen menjadi 19.392,69 dengan kerugian yang semakin tajam menjelang penutupan perdagangan Federal Reserve (The Fed) tahun ini.

    Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 454,17 poin atau 1,16 persen ke level 38.627,41, indeks Shanghai melemah 18,08 poin atau 0,54 persen ke posisi 3.364,57, indeks Kuala Lumpur menguat 1,14 poin atau 0,14 persen ke posisi 1.598,64, dan indeks Straits Times melemah 9,47 poin atau 0,25 persen ke 3.770,57.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024