Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Begini Nasib 280 Pekerja Korban PHK Massal Pabrik Ban Michelin

    Begini Nasib 280 Pekerja Korban PHK Massal Pabrik Ban Michelin

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen ban Michelin, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) mengakui telah melakukan efisiensi berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap karyawannya.

    Corporate Communication Manager Michelin Indonesia, Monika Rensina mengatakan, perseroan mengambil langkah proaktif untuk menyesuaikan kapasitas produksi dan tenaga kerja agar tetap selaras dengan tujuan strategis perusahaan, serta menjawab dinamika permintaan pasar yang terus berkembang. 

    “Kami memahami bahwa situasi ini tidak mudah, namun keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang. Penyesuaian ini merupakan langkah penting untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan jangka panjang organisasi,” ujar Monika kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025).

    Lebih lanjut, perseroan menegaskan komitmennya untuk memperlakukan setiap individu dengan rasa hormat dan empati sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi selama proses berlangsung. Michelin Indonesia pun memastikan kompensasi yang layak bagi karyawan terdampak.

    “Kami juga berupaya mendukung rekan-rekan yang terdampak melalui pemberian paket kompensasi yang kompetitif, pendampingan karier, serta akses terhadap berbagai sumber daya untuk membantu mereka dalam menjalani langkah berikutnya,” jelasnya.

    Pihak Michelin Indonesia pun menyatakan akan tetap berpegang pada prinsip keterbukaan dan terus memberikan pembaruan terkait rencana serta perkembangan yang terjadi sepanjang proses tersebut.

    Sebelumnya, isu PHK massal Michelin Indonesia diungkapkan oleh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi, yang menyebut bahwa perusahaan secara mendadak mengumumkan PHK terhadap sekitar 280 pekerja yang akan dilakukan secara bertahap dalam waktu dekat.

    Ketua PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Guntoro mengatakan bahwa Michelin, melalui PT Multistrada Arah Sarana Tbk, harus patuh terhadap perjanjian kerja bersama (PKB) dan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. 

    “PHK harus berdasarkan kesepakatan, bukan dilakukan secara sepihak. Tidak bisa hari ini dipanggil, lalu hari ini juga diberikan surat PHK,” ujar Guntoro mengutip laman resmi SPSI Bekasi.

    Guntoro menjelaskan, seluruh ketentuan terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) telah diatur secara rinci dalam perjanjian kerja bersama (PKB) yang masih berlaku di perusahaan. 

    Menurutnya, perusahaan wajib melakukan perundingan terlebih dahulu sebelum melaksanakan PHK. Ketentuan ini tercantum jelas dalam PKB dan menjadi dasar perlindungan bagi pekerja.

    Delisting Saham di BEI

    Di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) juga mengambil langkah strategis dengan menarik sahamnya dari Bursa Efek Indonesia (BEI) alias delisting.

    Bursa Efek Indonesia resmi menghapus pencatatan saham MASA dari papan Pengembangan, efektif per Kamis (30/10/2025), setelah seluruh persyaratan dan prosedur sesuai Peraturan Pencatatan No. I-N tentang Delisting dan Relisting dipenuhi.

    Langkah tersebut dilakukan usai BEI menerima surat permohonan delisting dan suspensi efek dari perusahaan pada 25 Juli 2024. Sebelumnya, perdagangan saham MASA telah dihentikan sementara sejak 26 Juli 2024.

    “Dengan penghapusan pencatatan ini, status perseroan sebagai emiten di BEI resmi dicabut, dan perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat,” tulis manajemen BEI dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (30/10).

    Kendati demikian, BEI menegaskan bahwa apabila PT Multistrada Arah Sarana Tbk. bermaksud untuk kembali mencatatkan sahamnya di kemudian hari, proses pencatatan ulang (relisting) dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

    Sebagai informasi, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. merupakan produsen ban yang berdiri pada 20 Juni 1998 dengan nama awal PT Oroban Perkasa. Perusahaan ini melantai di bursa pada 22 Desember 2004 dengan kode saham MASA.

    Dalam perjalanan bisnisnya, MASA aktif memperluas jaringan pemasaran dan menghadirkan beragam varian produk baru untuk menjaga kinerja di tengah ketatnya persaingan industri ban.

    Sejak diakuisisi oleh Compagnie Générale des Etablissements Michelin (Michelin) pada 2020, MASA mulai memproduksi ban dengan merek Uniroyal dan BFGoodrich. Kedua merek tersebut mulai dipasarkan pada tahun yang sama.

  • Tanggapi Purbaya, BEI bentuk tim kerja atasi “saham gorengan”

    Tanggapi Purbaya, BEI bentuk tim kerja atasi “saham gorengan”

    Jakarta (ANTARA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan telah membentuk Tim Kerja, sebagai upaya untuk menangani saham-saham yang mengalami pergerakan tidak wajar alias “saham gorengan” di pasar saham Indonesia sebagai respons terhadap pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa beberapa waktu lalu.

    Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memastikan perlindungan investor tetap selalu menjadi prioritas dan akan terus bekerja keras dalam menjalankan tugas tersebut.

    “Kemarin Pak Irvan (Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, Red.) sudah menyampaikan tentang Tim Kerja itu. Tetapi tadi saya sampaikan juga, intinya terkait dengan perlindungan investor selalu menjadi prioritas kami,” ujar Jeffrey saat ditemui seusai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2025 di Jakarta, Rabu.

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya meminta para pemangku kepentingan terkait untuk merapikan perilaku investor, khususnya dalam melakukan transaksi tidak wajar alias “menggoreng saham” di pasar modal Indonesia.

    Apabila upaya tersebut berhasil, pihaknya berjanji akan memberikan insentif perpajakan bagi pasar modal Indonesia.

    “Tadi direktur bursa minta insentif terus, yang belum tentu saya kasih. Jadi saya bilang akan saya beri insentif kalau anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya goreng-gorengan dikendalikan, supaya investor kecil terlindungi, baru saya pikir insentifnya,” ujar Purbaya.

    Sebelumnya, telah diselenggarakan dialog bersama antara Menkeu Purbaya dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI, dan Self Regulatory Organization (SRO), serta para pelaku pasar modal Indonesia lainnya.

    Dialog dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI Iman Rachman bersama jajaran direksi BEI, serta jajaran direksi SRO lainnya.

    Sementara itu, dalam RUPSLB hari ini Rabu (29/10), para pemegang saham BEI memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan Tahun Buku 2026, serta Perubahan Anggaran Dasar.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG ditutup menguat seiring sentimen positif insentif BI ke bank

    IHSG ditutup menguat seiring sentimen positif insentif BI ke bank

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat seiring adanya sentimen positif upaya Bank Indonesia (BI) akan memberikan insentif kepada perbankan yang menurunkan suku bunga kredit lebih cepat.

    IHSG ditutup menguat 73,59 poin atau 0,91 persen ke posisi 8.166,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 14,11 poin atau 1,72 persen ke posisi 836,72.

    “IHSG dibuka menguat dan sempat melemah, namun kemudian berbalik arah di teritori positif yang antara lain ditopang oleh penguatan saham perbankan besar dan pertambangan,” ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

    Dari dalam negeri, Ratna mengatakan sentimen positif berasal dari upaya BI yang akan memberikan insentif berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menurunkan suku bunga kredit lebih cepat mulai 1 Desember 2025.

    Insentif yang didasarkan suku bunga kredit/pembiayaan (interest rate channel) tersebut yakni paling tinggi sebesar 0,5 persen dari DPK.

    Secara rinci, bank yang memiliki elastisitas suku bunga kredit baru kurang dari 0,3, tidak bisa mendapatkan insentif. Sebaliknya, bank dengan elastisitas suku bunga kredit baru di kisaran 0,3 hingga lebih dari 0,6, maka akan diberikan insentif.

    Untuk elastisitas bunga kredit baru antara 0,3-0,6, insentif yang diberikan sebesar 40 basis poin (bps) atau 0,4 persen dari DPK. Sementara, elastisitas bunga lebih dari 0,6, insentif sebesar 50 bps atau 0,5 persen dari DPK.

    Selain itu, sentimen positif juga berasal dari ekspektasi mulai memulihnya ekonomi domestik pada kuartal IV-2025, serta indikasi harga komoditas emas yang rebound.

    Dari mancanegara, sentimen positif berasal dari ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan disampaikan Kamis (30/10) dini hari waktu Indonesia.

    Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke kisaran 3,75-4 persen, yang mana akan menjadi level terendah sejak Desember 2022.

    Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 3,46 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor keuangan yang masing-masing naik sebesar 1,45 persen dan 1,32 persen.

    Sedangkan empat sektor melemah yaitu sektor industri turun paling dalam sebesar 0,75 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor teknologi yang turun masing-masing sebesar 0,67 persen dan 0,59 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu INOV, FISH, TOOL, PORT dan STRK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni TOBA, LABA, MICE, BBSS dan OBAT.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.239.884 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 28,37 miliar lembar saham senilai Rp22,75 triliun. Sebanyak 335 saham naik, 316 saham menurun, dan 140 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 120,32 poin atau 0,24 persen ke 50.392,00, indeks Hang Seng melemah 87,56 poin atau 0,33 persen ke 26.346,14, indeks Shanghai menguat 8,72 poin atau 0,22 persen ke 3.988,22, dan indeks Strait Times melemah 10,06 poin atau 0,23 persen ke 4.450,36.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BEI Targetkan Pencatatan 555 Efek Baru pada 2026

    BEI Targetkan Pencatatan 555 Efek Baru pada 2026

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025. Pada agenda tersebut, BEI melaporkan proyeksi performance keuangan pada 2026.

    BEI menetapkan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makroekonomi. Asumsi tersebut meliputi tren suku bunga global, kebijakan ekonomi pemerintah baru, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal.

    “Rerata Nilai Transaksi Harian (RNTH) 2026 mencapai Rp 14,6 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 239 hari. Jumlah pencatatan efek pada 2026 mencapai 555 efek yang terdiri atas pencatatan efek saham, efek obligasi, dan pencatatan efek lainnya,” tulis BEI dalam keterangan resminya, Rabu (29/10/2025).

    Selain itu, BEI juga memproyeksikan pendapatan yang diperkirakan naik 9,54% menjadi Rp 1,94 triliun, meningkat dibandingkan revisi RKAT 2025 sebesar Rp 1,77 triliun.

    Dalam keterangan yang sama, BEI menuliskan proyeksi laba bersih naik 18,02% menjadi Rp 300,81 miliar dari Rp 254,9 miliar pada revisi RKAT 2025. Cost to income ratio perseroan diprediksi mencapai 80,5%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata sejak 2015.

    “Perseroan juga telah memperhitungkan kecukupan belanja investasi pada 2026, tercermin dari total kas, setara kas, dan asset keuangan lainnya yang masih terjaga di atas Rp 3,41 triliun atau naik 8,62% dari RKAT 2025 revisi.

    Atas seluruh kegiatan perseroan tahun depan, proyeksi total aset akan mencapai Rp 7,49 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6,41 triliun pada akhir 2026,” ungkap keterangan tersebut.

  • BEI target transaksi harian Rp14,5 T dan 50 IPO baru di 2026

    BEI target transaksi harian Rp14,5 T dan 50 IPO baru di 2026

    Jakarta (ANTARA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dapat mencapai Rp14,5 triliun pada 2026, atau meningkat dibandingkan target RNTH sebesar Rp13,25 triliun dalam revisi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan target RNTH tahun 2026 tersebut ditetapkan secara konservatif, mengingat realisasi RNTH telah mencapai Rp16,46 triliun per 24 Oktober 2025.

    “Dari hasil forecast modeling, kita melihat bahwa peningkatan signifikan transaksi harian (tahun 2025) baru terjadi tiga bulan terakhir. Jadi, kita masih melihat perlu sustainability atas rata-rata transaksi yang tiga bulan terakhir,” ujar Iman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2025, di Jakarta, Rabu

    Ia melanjutkan, penetapan target RNTH tahun 2026 juga berkaca dari tren penurunan inflasi maupun tingkat suku bunga di tingkat global, serta kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintahan baru.

    “Yang kita lihat bahwa BI (Bank Indonesia) mempertahankan suku bunga dan The Fed target di meeting terakhir akan menurunkan suku bunga,” ujar Iman.

    Sementara itu, untuk aksi Initial Public Offering (IPO), BEI menargetkan ada sebanyak 50 perusahaan dapat menggelar IPO pada tahun 2026.

    BEI telah melakukan revisi target IPO menjadi sebanyak 45 perusahaan sepanjang tahun 2025, dari target sebelumnya sebanyak 66 perusahaan.

    “Target tahun ini kita 45 (IPO), tahun depan kita targetnya 50 IPO saham,” ujar Iman.

    Lebih lanjut, BEI menargetkan penambahan sebanyak 2 juta investor baru pada 2026, atau sama dengan target pada tahun sebelumnya.

    Per 24 Oktober 2024, telah terdapat lebih dari 4,2 juta investor baru atau tumbuh 28 persen year to date (ytd) dibandingkan akhir tahun 2024, yang menjadikan jumlah investor di pasar modal Indonesia saat ini mencapai 19,1 juta investor.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Terealisasi 23, BEI pangkas target IPO jadi 45 perusahaan pada 2025

    Terealisasi 23, BEI pangkas target IPO jadi 45 perusahaan pada 2025

    Target tahun ini kita 45 (IPO), tahun depan kita targetnya 50 IPO saham

    Jakarta (ANTARA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan revisi terhadap target Initial Public Offering (IPO) menjadi sebanyak 45 perusahaan sepanjang tahun 2025, dari target sebelumnya sebanyak 66 perusahaan.

    Revisi itu berkaitan dengan baru adanya sebanyak 23 perusahaan yang menggelar IPO di pasar modal Indonesia per 29 Oktober 2025, dengan sebanyak 13 perusahaan masih berada dalam pipeline (antrean) menggelar IPO.

    “Target tahun ini kita 45 (IPO), tahun depan kita targetnya 50 IPO saham,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2025 di Jakarta, Rabu.

    Namun demikian, Iman mengatakan bahwa BEI berfokus terhadap kualitas atau tidak hanya mengejar kuantitas perusahaan untuk menggelar IPO

    Fokus itu tercermin dari sebanyak lima perusahaan merupakan lighthouse IPO dari sebanyak 23 perusahaan IPO, yaitu IPO dengan kriteria kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta free float sebesar 15 persen atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar.

    Sementara itu, sebanyak 13 perusahaan dalam antrean IPO terdiri dari dua perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar, dan sebanyak enam perusahaan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, serta lima perusahaan aset skala besar di atas Rp250 miliar.

    Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna memproyeksikan mayoritas perusahaan yang berada dalam pipeline akan melaksanakan IPO pada tahun 2025

    Hal itu tercermin dari hanya dua perusahaan di dalam pipeline yang menggunakan laporan keuangan per Juli 2025, sementara sisanya menggunakan laporan keuangan di semester I- 2025.

    “Dengan catatan tidak terdapat concern terkait penawaran umum dan pencatatan oleh OJK dan BEI mempertimbangkan perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam review evaluator BEI dan OJK,” ujar Nyoman.

    Ia memastikan BEI senantiasa melakukan evaluasi pencatatan perusahaan tidak hanya dari sisi pemenuhan persyaratan pencatatan namun juga dari sisi kinerja perusahaan secara komprehensif untuk memastikan perusahaan yang tercatat memiliki kualitas yang baik.

    “Kami berharap perusahaan-perusahaan yang saat ini berada di pipeline pencatatan saham dapat memenuhi hal tersebut sehingga dapat memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan dan meramaikan pencatatan perdana saham pada sisa akhir tahun 2025 ini,” ujar Nyoman.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BEI Targetkan Pencatatan 555 Efek Baru pada 2026

    IHSG Sesi I Hari Ini 29 Oktober 2025 Turun Tipis

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah tipis pada akhir sesi I perdagangan Rabu (29/10/2025). IHSG turun 6,05 poin atau 0,07% ke level 8.086,57 setelah bergerak di rentang 8.042–8.115 sepanjang sesi.

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total 16,19 miliar saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,27 triliun dari 1,32 juta kali transaksi. Sebanyak 316 saham menguat, 326 saham melemah, dan 164 saham stagnan.

    Mayoritas sektor saham tertekan pada penutupan sesi I. Sektor industri memimpin pelemahan dengan koreksi 1,13%, diikuti sektor teknologi 1,05%, properti 0,45%, infrastruktur 0,44%, dan kesehatan 0,29%.

    Sebaliknya, penguatan terjadi pada sektor barang baku yang naik 2,4%, transportasi 1,53%, barang konsumsi non-primer 0,96%, energi 0,4%, dan keuangan 0,26%.

    Sementara itu, bursa saham Asia mayoritas bergerak positif. Indeks Nikkei (Jepang) melonjak 2%, Straits Times (Singapura) melemah tipis 0,07%, sementara Shanghai Composite (China) naik 0,39%. Bursa Hong Kong (Hang Seng) hari ini libur perdagangan.

  • BEI Incar Kenaikan Laba 18 Persen pada 2026

    BEI Incar Kenaikan Laba 18 Persen pada 2026

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan laba bersih tumbuh 18,02 persen menjadi Rp 300,81 miliar dari Rp 254,9 miliar pada rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2025 revisi.

    Hal tersebut merupakan salah satu hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2025 pada digelar pada Rabu (29/10/2025) yang dihadiri oleh 92 pemegang saham atau 100 persen dari jumlah pemegang saham pemilik hak suara.

    “Jumlah Pendapatan BEI diproyeksikan naik sebesar 9,54 persen menjadi Rp 1,94 triliun dari RKAT 2025 revisi sebesar Rp 1,77 triliun,” ungkap Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nuramad dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/10/2025).

    Terhadap seluruh proyeksi keuangan tersebut, cost to income ratio perseroan adalah 80,5 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2015.

    “Perseroan juga telah memperhitungkan kecukupan belanja investasi pada tahun 2026, tercermin dari total kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya yang masih terjaga di atas Rp 3,41 triliun atau naik 8,62 persen dari RKAT 2025 revisi,” ucap dia.

    Atas seluruh kegiatan perseroan tahun depan, proyeksi posisi total aset perseroan akan mencapai Rp 7,49 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6,41 triliun pada akhir tahun 2026.

    Selain itu, BEI melakukan penyusunan RKAT 2026 dengan penetapan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makro ekonomi. Asumsi tersebut di antaranya adalah tren suku bunga global, kebijakan ekonomi pemerintah baru, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal.

    Oleh karena itu, BEI menyusun beberapa asumsi RKAT 2026 antara lain RNTH pada tahun 2026 mencapai Rp 14,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 239 hari.

    Selanjutnya, jumlah pencatatan efek pada tahun 2026 menjadi 555 efek yang terdiri atas dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange-traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), dana investasi infrastruktur (Dinfra), dan efek beragun aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.

    “Investor pasar modal baru sejumlah 2 juta investor baru,” jelas dia. 
     

  • IHSG Kemarin Lesu, Simak Rekomendasi Hari Ini

    IHSG Kemarin Lesu, Simak Rekomendasi Hari Ini

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis sebesar 0,30% ke level 8.092,63 pada perdagangan Senin (28/10). Sejumlah saham menjadi penopang utama seperti RISE (+19,81%), TLKM (+2,10%), dan BRPT (+3,64%). Sementara itu, tekanan datang dari saham DSSA (-4,98%), ASII (-4,17%), dan AMMN (-4,51%).

    Dari sisi arus dana, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1,20 triliun di pasar reguler dan Rp1,37 triliun di seluruh pasar. Secara sektoral, terdapat 5 dari 11 sektor yang ditutup melemah, dengan sektor industri turun paling dalam (-0,99%), sementara sektor properti justru mencatat penguatan tertinggi sebesar +3,40%.

    Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi merilis hasil evaluasi mayor indeks LQ45 yang akan berlaku efektif mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. Dari hasil evaluasi tersebut, lima saham baru resmi masuk ke dalam LQ45, yaitu BUMI, DSSA, EMTK, HEAL, dan NCKL.

    Menariknya, BUMI tak hanya masuk ke indeks LQ45, tetapi juga IDX80 dan Bisnis-27, didorong oleh kapitalisasi pasar yang mencapai Rp52 triliun (per 28/10), free float sebesar 29,19%, dan kinerja fundamental yang dinilai solid.

    Berita Emiten:

    1. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)

    DRMA sedang finalisasi rencana akuisisi Mah Sing Indonesia (MSI), perusahaan manufaktur komponen plastik untuk kendaraan roda empat. DRMA berencana mengambil alih 82% saham MSI yang sebelumnya dimiliki oleh Vital Routes Sdn. Bhd. dan Kingsanindo Perkasa Indah (KPI).

    Nilai transaksi akuisisi tersebut disebut berada di bawah ambang batas transaksi material sesuai ketentuan POJK No.17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, yakni di bawah 20% dari nilai ekuitas DRMA.

    Rekomendasi Saham Hari Ini:

    MAPI – Buy 1250-1275 | TP 1290-1310 | SL 1180
    EMTK – Buy 1165-1180 | TP 1215-1240 | SL 1090
    MBMA – Buy 620-635 | TP 645-660 | SL 580
    ARTO – Buy 2270-2300 | TP 2330-2380 | SL 2130
    DRMA – Buy 1080-1100 | TP 1125-1145 | SL 1030

    Disclaimer: Ingat, bahwa segala analisis dan rekomendasi saham dalam artikel ini bersifat informatif sekaligus bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan berinvestasi sepenuhnya berada di tangan masing-masing investor sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi. Selamat berinvestasi secara bijak.

    Lihat juga Video: Sektor Properti Jadi Penopang IHSG di Tengah Tekanan Global

    (kil/kil)

  • Laba Antam tumbuh 197 persen jadi Rp6,61 triliun di kuartal III-2025

    Laba Antam tumbuh 197 persen jadi Rp6,61 triliun di kuartal III-2025

    Capaian ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih yang tumbuh 197 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp6,61 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp2,23 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan itu, EBITDA perseroan tumbuh 137 persen (yoy) menjadi Rp9,33 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp3,93 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Direktur Utama ANTM Achmad Ardianto dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, mengatakan kinerja itu mencerminkan kekuatan fundamental, dan menjadi semangat seluruh insan perseroan dalam bertransformasi menuju bisnis yang berkelanjutan.

    “Capaian ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan,” ujar Ardianto.

    Ia mengatakan, perseroan tidak hanya berfokus terhadap peningkatan kinerja keuangan, namun juga penciptaan nilai jangka panjang melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

    “Kami terus berinovasi pada setiap aspek operasional, bisnis, dan sustainability guna menciptakan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ujar Ardianto.

    Perseroan mencatatkan penjualan komoditas emas, nikel dan bauksit yang tumbuh 67 persen (yoy) menjadi Rp72,03 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan sebesar Rp43,20 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Segmen emas berkontribusi sebesar 81 persen, segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi 15 persen, serta segmen bauksit dan alumina berkontribusi 3 persen terhadap total penjualan perseroan pada kuartal III-2025.

    Penjualan emas tumbuh 64 persen (yoy) menjadi senilai Rp58,67 triliun, penjualan nikel (produk feronikel dan bijih nikel) tumbuh 83 persen (yoy) menjadi senilai Rp11,15 triliun, dan bauksit dan alumina tumbuh 68 persen (yoy) menjadi senilai Rp1,95 triliun.

    Dari pangsa pasar, penjualan domestik perseroan berkontribusi sebesar Rp69,31 triliun atau setara 96 persen dari total penjualan bersih perseroan pada kuartal III-2025.

    Pada kuartal III-2025, perseroan mencatatkan laba kotor yang tumbuh 168 persen (yoy) menjadi senilai Rp10,98 triliun, dibandingkan senilai Rp4,10 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Seiring dengan itu, laba usaha tumbuh 323 persen (yoy) menjadi Rp7,89 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp1,86 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Pada kuartal III-2025, perseroan membukukan penurunan beban keuangan 41 persen (yoy) menjadi Rp103,68 miliar, dibandingkan senilai Rp176,49 miliar, seiring dengan upaya menurunkan interest bearing debt pada 2025 sebagai bagian dari program efisiensi.

    Peningkatan kinerja itu mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar menjadi Rp248,62 per saham dasar per kuartal III-2025, atau meningkat signifikan 171 persen (yoy) dibandingkan sebesar Rp91,60 per saham dasar pada periode saham tahun sebelumnya.

    Total aset perseroan tumbuh 17 persen (yoy) Rp48,07 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp40,98 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Nilai ekuitas perseroan tercatat senilai Rp35,20 triliun pada kuartal III-2025, atau tumbuh 16 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp30,38 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.