Kementrian Lembaga: Bursa Efek Indonesia

  • Phintraco Sekuritas Telah Mendapatkan Lisensi Liquidity Provider Saham dari BEI, AB Kini Bisa Ambil Peran Strategis

    Phintraco Sekuritas Telah Mendapatkan Lisensi Liquidity Provider Saham dari BEI, AB Kini Bisa Ambil Peran Strategis

    JAKARTA – PT Phintraco Sekuritas menjadi Anggota Bursa pertama yang memperoleh lisensi Liquidity Provider Saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini menandai dimulainya implementasi kebijakan Liquidity Provider Saham yang diatur dalam Peraturan Bursa Nomor II-Q dan III-Q, sekaligus membuka peluang bagi Anggota Bursa untuk mengambil peran strategis dalam memperkuat likuiditas pasar modal.

    “Saat ini, pihak yang dapat menjadi Liquidity Provider Saham adalah Anggota Bursa yang telah memenuhi kriteria sesuai pada Peraturan Bursa Nomor III-Q tentang Liquidity Provider Saham,” ungkap Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 November.

    Adapun, Peraturan III-Q mengatur persyaratan dan prosedur bagi Anggota Bursa yang ingin menjadi Liquidity Provider Saham. Sejumlah persyaratan yang wajib dipenuhi Anggota Bursa untuk dapat menjadi Liquidity Provider Saham meliputi, status Anggota Bursa yang tidak sedang dalam keadaan suspensi, minimum Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) senilai Rp100 miliar, memiliki Standard Operating Procedure (SOP) kebijakan internal, dan sistem untuk penyampaian kuotasi Liquidity Provider Saham.

    “Dengan menjadi Liquidity Provider Saham, Anggota Bursa memainkan peran strategis bagi investor untuk dapat memberikan jaminan likuiditas di pasar serta bagi Perusahaan Tercatat agar proses price discovery saham dapat dilakukan sesuai dengan enterprise value,” ujarnya.

    BEI juga telah menyiapkan tiga alternatif insentif khusus bagi Anggota Bursa yang bergabung menjadi Liquidity Provider Saham, yakni opsi pemotongan biaya transaksi, opsi insentif cash per bulannya, serta opsi dapat memilih lebih banyak saham yang dapat dikuotasikan. Nantinya, pemberian insentif tersebut mempertimbangkan pemenuhan kewajiban harian yang dilakukan oleh Liquidity Provider Saham.

    “Harapan kami, Liquidity Provider Saham dapat meningkatkan pendalaman dan kualitas pasar khususnya dalam pembentukan harga saham yang lebih wajar serta dapat mengurangi bid-ask spread pada saham-saham dengan likuiditas rendah,” imbuhnya.

    Sementara itu, Direktur Utama PT Phintraco Sekuritas Ferawati menyatakan bahwa pihaknya siap berperan sebagai Liquidity Provider Saham, baik secara infrastruktur maupun sumber daya manusia, serta berkomitmen untuk menjalankan fungsi penyedia likuiditas secara berkelanjutan. Ia meyakini, Liquidity Provider Saham memiliki peran strategis dalam mendukung tujuan utama BEI, yaitu meningkatkan likuiditas, efisiensi, dan transparansi pasar modal.

    “Kehadiran Liquidity Provider Saham mendorong perdagangan yang lebih stabil dan peningkatan volume transaksi, sehingga pasar modal Indonesia menjadi lebih sehat, kompetitif, dan menarik bagi investor ritel maupun institusi,” kata Fera.

    Saat ini, lanjut Fera, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan tercatat potensial untuk berpartisipasi dalam program Liquidity Provider Saham. Phintraco Sekuritas telah mulai menghubungi investor relations perusahaan tercatat, terutama yang masuk daftar Liquidity Provider Saham dengan fundamental baik namun likuiditas terbatas, sekaligus menindaklanjuti minat dari beberapa perusahaan tercatat yang belum masuk daftar Liquidity Provider Saham.

    “Kami berharap kehadiran Liquidity Provider Saham dapat meningkatkan likuiditas dan kedalaman pasar saham Indonesia, sehingga transaksi lebih efisien dan harga saham mencerminkan nilai wajar,” pungkasnya.

  • IHSG Menguat Usai Pengumuman Pertumbuhan, Bos Bursa Buka Suara

    IHSG Menguat Usai Pengumuman Pertumbuhan, Bos Bursa Buka Suara

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat usai pemerintah mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 sebesar 5,04%. Hal ini dinilai sebagai sinyal positif dari pasar.

    IHSG sebelumnya dibuka di zona merah pada level 8.213,60 pada awal perdagangan hari ini. Lalu menjelang pukul 11.00 WIB, waktu pengumuman pertumbuhan ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilainya berbalik arah ke zona hijau.

    “Iya (pertanda baik IHSG menghijau usai pengumuman). Ekspektasi orang berarti bahwa ini lebih baik setelah pengumuman. Tadi kan bisa kelihatan ya,” ujar Direktur Utana Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachma usai acara Economic Outlook di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    IHSG dibuka melemah 28,31 poin atau 0,34% ke posisi 8.213,60 pagi tadi. Nilainya bahkan sempat menyentuh level terendah 8.181,90.

    Namun usai pengumuman pertumbuhan ekonomi hingga penutupan, IHSG konsisten bergerak positif. Bahkan, nilainya ditutup pada level tertinggi 8.318,52, menguat 76,61 poin atau 0,93%.

    Nilai transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp 18,51 triliun dengan melibatkan 35,26 miliar lembar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.199.263 kali.

    Kemudian, sebanyak 284 saham hari ini mengalami penguatan. Lalu ada sebanyak 357 saham melemah dan 168 saham stagnan.

    Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III tumbuh 5,04% secara year on year (yoy). Jika dibandingkan kuartal sebelumnya tumbuh 1,43% (qtq).

    “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 bila dibandingkan dengan triwulan III 2024 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,04%,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Bila dibandingkan dari triwulan II 2025 atau secara q to q, tumbuh sebesar 1,43%. Secara c to c pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,01% sepanjang Januari sampai September 2025

    (shc/hns)

  • 2 Emiten Naungan ASG, PANI dan CBDK Serentak Catat Rekor Laba Impresif

    2 Emiten Naungan ASG, PANI dan CBDK Serentak Catat Rekor Laba Impresif

    Jakarta

    PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) PANI menutup sembilan bulan pertama tahun 2025 dengan pencapaian yang mengesankan. Hingga 30 September 2025, pendapatan PANI mencapai Rp3,1 triliun, naik 48% dibanding periode yang sama tahun lalu sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak PANI berdiri.

    Presiden Direktur PANI, Sugianto Kusuma mengungkapkan bahwa capaian sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 ini memperkuat posisi PANI sebagai pengembang properti premium dengan fundamental semakin solid. Diketahui, PANI capai laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp791 miliar, tumbuh 62% pencapaian tahunan (year on year/yoy).

    “Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, PANI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, naik 48% YoY, dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp791 miliar, tumbuh 62% YoY. Peningkatan ini turut diikuti penguatan margin laba kotor menjadi 66% dan margin laba operasi mencapai 56%, menegaskan efisiensi yang semakin baik di seluruh lini bisnis. Capaian tersebut menjadi rekor tertinggi sejak PANI berdiri dan mencerminkan kepercayaan pasar yang terus tumbuh,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu, (5/11/2025).

    Sebagai emiten properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PANI menawarkan peluang investasi menjanjikan melalui portofolio proyek yang solid serta pertumbuhan kawasan PIK 2 yang pesat dan adaptif. Dengan reputasi dan komitmen tinggi terhadap kualitas, PANI menjadi salah satu pilihan investor, baik bagi investor lokal maupun asing, baik institusional maupun retail.

    Tak hanya itu, capaian ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah PANI seiring dengan percepatan serah terima unit rumah tapak, produk komersial seperti Ruko, Rukan, SOHO dan penguatan tanah komersial di kawasan PIK 2.

    Lebih lanjut, sepanjang Januari – September 2025 diketahui penjualan kaveling tanah komersial menjadi pendorong utama pertumbuhan PANI yang mencatatkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya.

    Segmen residensial tetap menunjukkan kinerja stabil, didukung oleh permintaan yang kuat di berbagai proyek hunian unggulan seperti Rumah Milenial, Permata Hijau Residences, Pantai Bukit Villa, Pasir Putih Residences, Manhattan Residences, dan Bukit Nirmala.

    Sementara itu, produk komersial mencatatkan lonjakan tertinggi tumbuh 114% YoY seperti SOHO Manhattan, SOHO Wallstreet, Bizpark PIK2, Rukan Milenial, Rukan Asia Afrika, dan Rukan Marina Bay.

    Pada kuartal III 2025, pendapatan PANI meningkat 41% dibanding kuartal sebelumnya mencapai hingga Rp1,45 triliun dengan laba bersih entitas induk melonjak 114% QoQ menjadi Rp505 miliar. Peningkatan ini didorong oleh tingginya serah terima produk dan efisiensi biaya pemasaran di kuartal tersebut. Total aset PANI mencapai Rp49,5 triliun, naik 6% dibanding akhir 2024 ditopang oleh peningkatan properti investasi sebesar 142% seiring kemajuan pembangunan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE).

    Lebih lanjut, PANI saat ini mengelola total cadangan lahan seluas 1.855 ha melalui 12 entitas anak dengan total nilai perolehan sejak akuisisi mencapai Rp37 triliun yang diperoleh dari hasil rights issue dan non preemptive rights issue dalam tiga tahun terakhir. Hal ini didukung oleh fundamental yang kuat dan portofolio lahan yang luas untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan terus memberikan nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

    “Dengan total cadangan lahan seluas 1.855 ha yang dikelola melalui 12 entitas anak, PANI memanfaatkan kekuatan portofolio tersebut untuk menghadirkan proyek-proyek bernilai tambah yang relevan dengan kebutuhan pasar dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Perusahaan,” tuturnya.

    CBDK Tumbuh Positif, Naik 74% YoY di Q3 2025

    Di sisi lain, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) juga menorehkan pertumbuhan impresif di seluruh lini pada Kuartal III 2025. CBDK mencatat kinerja keuangan luar biasa hingga kuartal ketiga tahun 2025 dengan menembus rekor tertinggi sejak berdiri.

    Pada periode ini, CBDK mencatat laba bersih Rp1,4 triliun dengan pertumbuhan 74% YoY seiring momentum positif pasca IPO dan realisasi proyek-proyek strategis di kawasan ikonik PIK 2.

    Diketahui, hingga 30 September 2025, pendapatan CBDK mencapai Rp2,3 triliun, tumbuh 45% YoY dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Pertumbuhan ini turut mengangkat laba kotor sebesar 71% YoY menjadi Rp1,6 triliun, sementara laba operasi meningkat 76% YoY menjadi Rp1,4 triliun.

    Presiden Direktur CBDK, Steven Kusumo menuturkan bahwa capaian kinerja yang kuat hingga Kuartal III 2025 menjadi bukti konsistensi CBDK dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kepercayaan investor pasca keberhasilan IPO.

    “Kami bersyukur atas pencapaian luar biasa yang diraih hingga kuartal ketiga tahun ini. Momentum positif pasca IPO, ditambah dengan serah terima proyek-proyek strategis di PIK 2, menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba CBDK secara signifikan,” ungkap Steven.

    Tak hanya itu, kinerja margin CBDK juga menunjukkan peningkatan yang signifikan di seluruh lini profitabilitas. Margin laba kotor naik dari 59% menjadi 69%, mencerminkan efisiensi operasional yang semakin baik dan tingginya kontribusi dari segmen kaveling tanah komersial sebagai pendongkrak utama pertumbuhan pendapatan pada periode ini.

    Lebih lanjut, penguatan berlanjut hingga ke tingkat operasional dengan margin laba operasi meningkat dari 51% menjadi 62%, sementara margin laba bersih tumbuh dari 44% menjadi 57%.

    Diketahui, pendapatan CBDK hingga akhir September 2025 ini didominasi oleh penjualan kaveling tanah komersial yang mencatat pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

    Segmen residensial juga menunjukkan performa stabil dengan kontribusi positif dari berbagai proyek unggulan mencakup proyek Rumah Milenial, Permata Hijau Residences, dan Manhattan Residences. Sementara produk komersial seperti SOHO Manhattan, SOHO Wallstreet, Bizpark PIK 2, Rukan Milenial, dan Rukan Asia Afrika turut mencatat peningkatan penjualan seiring percepatan serah terima unit pada kuartal ketiga 2025.

    Beralih ke catatan keuangan CBDK secara kuartalan, kinerja perusahaan ini semakin impresif ditandai dengan pendapatan kuartal III 2025 mencapai Rp1,1 triliun, naik 43% dibanding kuartal sebelumnya dengan laba kotor tumbuh 79% QoQ dan laba operasi melonjak 90% QoQ (Quarter-on Quarter).

    Peningkatan ini terutama ditopang oleh tingginya volume serah terima unit serta penurunan biaya pemasaran selama periode tersebut. Sebagai hasilnya, laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp794 miliar dan meningkat lebih dari dua kali lipat sebesar 105% dari kuartal sebelumnya.

    Selain itu, CBDK juga memperkuat portofolio aset strategis dengan pembangunan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) dan proyek Hotel Hilton Jakarta PIK 2 yang masing-masing berkontribusi pada peningkatan aset tetap dan properti investasi sebesar 142% YoY.

    Sebagai perusahaan pengembangan real estat di kawasan Tangerang, Banten dengan total land bank (luas bank tanah) 705 ha, CBDK fokus memenuhi permintaan pasar properti di dalam kawasan terintegrasi dengan menyediakan pusat distrik bisnis yang strategis sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional.

    “Dengan total land bank mencapai 705 hektare, kami berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pengembangan proyek-proyek bernilai tinggi. CBDK akan terus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan dan memperkuat posisi kami sebagai pengembang utama kawasan PIK 2,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Steve mengungkapkan peningkatan margin di seluruh lini juga mencerminkan fundamental bisnis CBDK yang semakin efisien dan kokoh.

    “Kinerja keuangan yang solid ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam pengelolaan proyek, tetapi juga hasil dari strategi efisiensi operasional yang konsisten kami terapkan di seluruh aspek bisnis,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Tesla Catat Rekor Pendapatan, Tapi Profitnya Justru Menyusut” di sini:

    (ega/ega)

  • Intip Kondisi Keuangan Pabrik Ban Michelin (MASA) usai PHK Massal

    Intip Kondisi Keuangan Pabrik Ban Michelin (MASA) usai PHK Massal

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen ban Michelin, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) tengah dilanda pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sekitar 280 karyawannya.

    Corporate Communication Manager Michelin Indonesia Monika Rensina mengatakan, langkah efisiensi ini ditempuh perusahaan untuk menyesuaikan kapasitas produksi dan tenaga kerja agar tetap selaras dengan tujuan strategis perusahaan, serta menjawab dinamika permintaan pasar yang terus berkembang. 

    “Kami memahami bahwa situasi ini tidak mudah, namun keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang. Penyesuaian ini merupakan langkah penting untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan jangka panjang organisasi,” ujar Monika kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025) pekan lalu.

    Menilik laporan keuangan terakhir, Multistrada (MASA) membukukan penjualan bersih sebesar US$212,24 juta per 30 Juni 2025, atau sekitar Rp3,39 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).

    Kendati demikian, penjualan bersih itu turun 3,22% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2024 senilai US$219,31 juta.

    Secara terperinci, penjualan ekspor masih jadi penopang utama kinerja MASA, yakni sebesar US$187,62 juta. Beberapa negara tujuan ekspor meliputi Timur Tengah, Eropa, Australia, Afrika, Asia dan Amerika. Sementara itu, penjualan lokal berkontribusi sebesar US$24,62 juta.

    Dari sisi beban pokok, tercatat sebanyak US$126,7 juta pada 6 bulan 2025, atau turun 1,74% yoy. Sementara laba bruto terpangkas 5,34% menjadi US$85,53 juta.

    Setelah dikurangi beban dan biaya-biaya lainnya, laba bersih MASA tercatat sebesar US$22,28 juta per Juni 2025, atau naik tipis 1,44% dari periode sama tahun lalu sebesar US$21,96 juta.

    Terkait PHK massal, Michelin Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperlakukan seluruh karyawan dengan penuh rasa hormat dan empati sesuai nilai-nilai perusahaan. Perseroan juga memastikan pemberian kompensasi yang layak bagi pekerja yang terdampak.

    “Kami juga berupaya mendukung rekan-rekan yang terdampak melalui pemberian paket kompensasi yang kompetitif, pendampingan karier, serta akses terhadap berbagai sumber daya untuk membantu mereka dalam menjalani langkah berikutnya,” pungkas Monika.

    Adapun, di tengah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) mengambil langkah strategis dengan menarik sahamnya dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

    BEI resmi menghapus pencatatan saham MASA dari papan Pengembangan per Kamis (30/10/2025), setelah seluruh ketentuan dan prosedur sesuai Peraturan Pencatatan No. I-N tentang Delisting dan Relisting terpenuhi.

    Langkah ini dilakukan setelah BEI menerima surat permohonan delisting dan suspensi efek dari perusahaan pada 25 Juli 2024. Adapun perdagangan saham MASA telah dihentikan sementara sejak 26 Juli 2024.

    “Dengan penghapusan pencatatan ini, status perseroan sebagai emiten di BEI resmi dicabut, dan perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat,” tulis manajemen BEI dalam keterangan resmi.

  • Konglomerat Properti Pendiri Alam Sutera The Ning King Meninggal Dunia

    Konglomerat Properti Pendiri Alam Sutera The Ning King Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Indonesia, The Ning King dikenal sebagai pendiri Argo Manunggal Group meninggal dunia di Singapura pada hari ini, Minggu (2/11/2025).

    Informasi mengenai meninggalnya The Ning King semula diunggah oleh akun instagram resmi Alam Sutera Realty. Namun tidak lama berselang, kabar itu dibenarkan oleh pihak Alam Sutera.

    “Dengan duka yang mendalam, kami menyampaikan kabar bahwa Bapak The Ning King, pendiri Argo Manunggal Group, telah berpulang ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Bapak The Ning King pendiri Argo Manunggal Group memulai kiprahnya di industri tekstil dan berkembang menjadi salah satu grup tekstil terbesar di Indonesia serta kelompok usaha terdiversifikasi di Indonesia, yang mencakup berbagai sektor industri, termasuk properti,” demikian bunyi keterangan resmi dari pihak Alam Sutera.

    Saat ini, Argo Manunggal Group tercatat memiliki saham mayoritas PT Alam Sutera Realty Tbk.

    “Segenap keluarga besar Alam Sutera Group mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian Bapak The Ning King. Kami mengenang beliau sebagai sosok visioner dan inspiratif. Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan YME dan damai kasih Kristus menyertai keluarga yang ditinggalkan. Amin.”

    Kiprah The Ning King

    Dalam catatan Bisnis, The Ning King membesarkan kerajaan bisnisnya di berbagai bidang, salah satunya pengembangan properti melalui Alam Sutera Realty.

    Melansir Forbes, Selasa (27/6/2023) lalu, The Ning King pernah masuk dalam 50 Orang Terkaya di RI pada 2017 dengan kekayaan mencapai US$450 juta atau setara dengan Rp6 triliun (kurs Rp14.000). Bisnis properti disebut berkontribusi besar terhadap harta kekayaan konglomerat The Ning King.

    Adapun, kiprah bisnis Argo Manunggal Group dimulai pada 1949 yang berawal dari perdagangan tekstil, kemudian konglomerasi bisnis The Ning King merambah ke sektor pertambangan, energi, perpipaan, properti, kawasan industri, hingga agrikultural.

    Pria yang lahir di Bandung tahun 1931 itu mendirikan PT Argo Pantes Tbk. (ARGO) sekaligus pabrik tekstil pertamanya pada 1977. Saat ini, gurita bisnis Argo Manunggal Group telah masuk ke berbagai kota besar di Indonesia.

    Kini berbagai bisnis The Ning King dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti Lifestyle by Argo Manunggal Group yang mencakup ARGO dan PT Argo Manunggal Triasta, perusahaan tekstil yang kini beroperasi di Tangerang, Salatiga, Bandung, dan Semarang. 

    Kemudian, Industrial by Argo Manunggal (IAM) yang merupakan holding dari Cakrasteel, Pralon, dan Fumira. Dalam hal ini, IAM memproduksi berbagai produk konstruksi, seperti baja hingga perpipaan yang telah tersebar di lebih dari 100 kota di Indonesia.

    Bisnis Properti

    PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) didirikan oleh keluarga The Ning King pada 1993. Dalam laporan tahunan 2022, The Ning King tercatat sebagai pemegang saham utama sekaligus pengendali ASRI. 

    Tercatat dalam laporan tersebut bahwa The Ning King mengendalikan ASRI melalui PT Tangerang Fajar Industrial Estate, PT Manunggal Prime Development dan PT Argo Manunggal Land Development dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 25,72 persen, 21,66 persen dan 0,66 persen.

    Namun, pendirian ASRI tak terlepas dari nama Haryanto Tirtohadiguno (61) yang merupakan menantu dari The Ning King. Dia diberi kepercayaan penuh oleh sang mertua untuk mendirikan dan mengelola ASRI pada 1993 silam, bersama 3 orang tim yaitu arsitek junior, senior keuangan, dan istrinya (anak The Ning King) yaitu Angeline Sutedja sebagai human resources.

    Haryanto kini merupakan Komisaris Utama ASRI. Pria yang lahir di Surabaya tahun 1962 ini merupakan sarjana ekonomi dari University of Missouri, Columbia, USA.

    Kariernya bermula sebagai Sales Representatives di PT Argo Pantes pada 1987-1988, Marketing Manager di PT Alfa Goldland Realty pada 1988-1989, General Manager di PT Megalopolis Manunggal Indonesia Development pada 1990-1993.

    Kemudian sebagai pendiri ASRI, dia menjabat sebagai Direktur Utama ASRI pada 1993-2007. Saat itu dia juga merangkap sebagai Managing Director PT Alfa Goldland Realty pada 2003-2012 dan Komisaris ASRI pada 2007-2015.

    Haryanto sempat menempati kembali posisi Direktur Utama ASRI pada 2013-2015, dan menjadi Komisaris Utama sejak 2015 hingga sekarang.

    Sebelumnya, perusahaan tersebut dikenal dengan nama PT Adhihutama Manunggal yang kemudian diganti menjadi Alam Sutera Realty pada September 2007 sehubungan dengan rencana jangka panjang perusahaan. Selanjutnya, Alam Sutera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2007.

    Pada 1994, ASRI mengembangkan kawasan hunian terpadu yang berdiri di atas lahan 800 hektare di Serpong, Tangerang. Peluncuran perdana perumahan Alam Sutera, lebih dari 1.100 unit hunian terjual dalam waktu 2 minggu. 

    Hingga tahun 2013 lalu, kawasan Alam Sutera telah menghadirkan lebih dari 37 kluster perumahan dengan 150-300 unit rumah di setiap klusternya. Produk residensialnya mencakup 3 apartemen Paddington Heights, Silkwood, EleVee Penthouses & Residences dan 1 low-rise apartment yaitu Lloyd.

    Kota mandiri lainnya yang telah dikembangkan ASRI yaitu Suvarna Sutera di Tangerang dengan pengembangan seluas 2.600 hektare. Tak hanya itu, ASRI juga menunjukkan mahakarya lain yang menjadi ikon Indonesia, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

    Selain township yang menghadirkan berbagai residensial mulai dari rumah tapak hingga apartemen, ASRI juga mengembangkan gedung perkantoran yaitu The Tower, The Prominence, Synergy Building.

    Di sisi lain, ASRI juga mengembangkan sejumlah properti komersial seperti Mall @ Alam Sutera, Flavor Bliss, Pasar 8 & Gudang T8 (149 ruko, 238 kios, 204 lapak) dan Ruko di berbagai lokasi. 

  • Kinerja Cemerlang, COIN Bukukan EBITDA Rp100,7 Miliar dan Laba Bersih Rp41,1 Miliar hingga Kuartal III-2025

    Kinerja Cemerlang, COIN Bukukan EBITDA Rp100,7 Miliar dan Laba Bersih Rp41,1 Miliar hingga Kuartal III-2025

    Liputan6.com, Jakarta PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) mencatat kinerja keuangan yang solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Sebagai emiten pertama di ekosistem aset kripto yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), COIN berhasil membukukan EBITDA sebesar Rp100,7 miliar dan laba bersih mencapai Rp41,1 miliar. Capaian tersebut menjadi cerminan dari kuatnya performa operasional perusahaan.

    Pendapatan COIN juga menunjukkan lonjakan signifikan, yakni Rp204,6 miliar, atau naik sekitar 19 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Tak hanya dari sisi pendapatan, perseroan berhasil memangkas liabilitas jangka pendek secara drastis, dari Rp231,9 miliar di akhir 2024 menjadi Rp45,9 miliar per 30 September 2025. Selain itu, arus kas bersih dari aktivitas operasional juga positif, mencapai Rp99,6 miliar selama sembilan bulan pertama tahun ini.

    Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk, Ade Wahyu, menjelaskan bahwa capaian tersebut turut didorong oleh membaiknya kondisi pasar aset kripto sepanjang 2025, terutama pada periode Juli hingga September.

    “Kinerja solid Perseroan didukung oleh volume transaksi aset kripto yang mengalami kenaikan baik di pasar spot maupun derivatif kripto di Bursa CFX pada kuartal III-2025. Bahkan, porsi perdagangan derivatif kripto terhadap keseluruhan transaksi aset kripto mencapai 28% dibanding kuartal sebelumnya yang 17%. Kondisi ini memperlihatkan minat dan kepercayaan konsumen terhadap produk milik anak perusahaan COIN juga meningkat,” kata Ade di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

    Sebagai informasi, nilai transaksi derivatif kripto di Bursa CFX melonjak 118% dari Rp24,17 triliun di kuartal II-2025 menjadi Rp52,71 triliun pada kuartal III-2025. Sehingga secara kumulatif, total transaksi derivatif telah mencapai Rp86,25 triliun untuk periode Januari hingga September 2025.

  • PHK Massal Pabrik Michelin, Industri Ban Nasional Mulai Gembos?

    PHK Massal Pabrik Michelin, Industri Ban Nasional Mulai Gembos?

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen ban Michelin di Indonesia, PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA), tengah menjadi sorotan setelah resmi dihapus pencatatannya dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada saat bersamaan MASA diguncang isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ratusan karyawannya.

    BEI menyatakan bahwa delisting saham MASA mulai berlaku efektif pada Kamis (30/10/2025) setelah seluruh ketentuan dalam Peraturan Pencatatan No. I-N tentang Delisting dan Relisting terpenuhi. Langkah ini diambil setelah BEI menerima surat permohonan penghapusan pencatatan saham dari perusahaan pada 25 Juli 2024, dengan suspensi perdagangan yang telah diberlakukan sejak 26 Juli 2024.

    “Dengan penghapusan pencatatan ini, status perseroan sebagai emiten di BEI resmi dicabut, dan perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat,” tulis manajemen BEI dalam keterangan resminya.

    Meski begitu, BEI membuka kemungkinan bagi Multistrada untuk kembali mencatatkan sahamnya di kemudian hari, sesuai ketentuan yang berlaku.

    Multistrada Arah Sarana, yang berdiri sejak 20 Juni 1988 dengan nama awal PT Oroban Perkasa, sempat melantai di bursa melalui penawaran umum perdana (IPO) pada 22 Desember 2004 dengan kode saham MASA.

    Perusahaan ini berkembang pesat dan dikenal sebagai salah satu produsen ban terbesar di Indonesia. Setelah diakuisisi oleh Compagnie Générale des Etablissements Michelin (Michelin) pada 2020, Multistrada mulai memproduksi ban dengan merek Uniroyal dan BFGoodrich yang dipasarkan di dalam dan luar negeri.

    Namun, di tengah proses restrukturisasi bisnisnya, perusahaan yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat itu kini diterpa isu PHK massal. Berdasarkan informasi dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi, perusahaan secara mendadak mengumumkan pengurangan sekitar 280 pekerja yang akan dilakukan secara bertahap dalam waktu dekat.

    Lebih lanjut, Corporate Communication Manager Michelin Indonesia, Monika Rensina, membenarkan bahwa perusahaan melakukan langkah efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja. Menurutnya, langkah tersebut diambil sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika pasar dan kebutuhan operasional.

    “Kami memahami bahwa situasi ini tidak mudah, namun keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang. Penyesuaian ini merupakan langkah penting untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan jangka panjang organisasi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025).

    Monika menegaskan, perusahaan tetap berkomitmen memperlakukan setiap individu dengan rasa hormat dan empati selama proses berlangsung. Michelin Indonesia juga memastikan pemberian kompensasi yang layak, pendampingan karier, serta akses terhadap sumber daya untuk membantu karyawan terdampak.

    Di sisi lain, serikat pekerja menilai kebijakan PHK dilakukan secara sepihak dan tidak sesuai dengan perjanjian kerja bersama (PKB) yang berlaku. Ketua PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana Tbk., Guntoro, menegaskan bahwa setiap langkah PHK harus melalui proses perundingan terlebih dahulu.

    “PHK harus berdasarkan kesepakatan, bukan dilakukan sepihak. Tidak bisa hari ini dipanggil, lalu hari ini juga diberikan surat PHK,” ujarnya. Ia menambahkan, perusahaan wajib berunding dengan pekerja sebelum mengambil keputusan, sesuai aturan ketenagakerjaan dan kesepakatan PKB yang berlaku.

    Respons Asosiasi Pekerja

    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, turut menyoroti kasus ini. Ia menyebut penurunan permintaan global terhadap produk ban menjadi penyebab utama pengurangan karyawan di pabrik Michelin Indonesia.

    “Akibat permintaan yang menurun, maka terjadi pengurangan produksi dan karyawan atau PHK,” kata Said.

    Ia menambahkan, pemerintah perlu mengambil langkah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, karena penurunan konsumsi domestik turut berdampak pada sektor manufaktur, termasuk otomotif dan komponen kendaraan.

    Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menilai langkah efisiensi yang diambil Michelin Indonesia tidak terlepas dari tekanan biaya produksi dan tingginya beban gaji karyawan.

    Ketua Umum APBI Aziz Pane mengatakan, situasi industri ban saat ini memang menantang, di tengah melambatnya sektor manufaktur nasional dan daya beli yang menurun.

    “Mungkin karena beban gaji karyawan terlalu tinggi, tetapi kami imbau perusahaan anggota kami agar tetap membuka ruang dialog dengan pekerja untuk mencari opsi terbaik. Misalnya, dirumahkan sementara, lalu dipekerjakan lagi dengan gaji yang negotiable,” ujar Aziz kepada Bisnis.

    Industri Ban Mulai ‘Gembos’?

    Aziz mengakui bahwa industri ban sedang mengalami tekanan akibat melambatnya sektor manufaktur serta daya beli masyarakat yang mengalami penurunan.

    Adapun, Indeks produktivitas manufaktur nasional mengalami perlambatan. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur di level 50,4 pada September 2025 atau turun dari bulan sebelumnya 51,5.

    Namun, menurut Aziz, industri ban relatif lebih resilien di tengah pelemahan pasar. Sebab, komponen ban selalu dibutuhkan oleh setiap pemilik kendaraan, serta memerlukan penggantian secara berkala.

    “Semua manufaktur sedang turun, karena daya beli yang rendah ditambah ketidakpastian geopolitik global. Tetapi industri ban tidak terlalu parah, karena ban itu sudah seperti kebutuhan bagi yang punya kendaraan,” jelasnya.

    Di lain sisi, industri ban juga menghadapi tantangan kelebihan pasokan (oversupply). Pada pertengahan 2025 lalu, APBI sempat menolak investasi baru pabrik ban dari China yang semula direncanakan mencapai US$2 miliar tahun ini. Musababnya, penambahan investasi ban khusus pertambangan dan truk itu dinilai akan memicu oversupply.

    Sebagai gambaran, saat ini Indonesia telah dipenuhi oleh pabrik ban multinasional dari seluruh dunia termasuk tiga pabrik ban baru dari China yang akan memproduksi ban pertambangan dan ban truk atau bus.

    Dalam catatan APBI, pada 2024 industri ban roda 4 atau lebih kapasitas terpasang sebesar 97,6 juta unit, sedangkan yang diproduksi hanya sebesar 68,1 juta unit. Estimasi tahun ini kapasitas meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, dengan produksi masih meningkat dibandingkan 2024.

    Sementara itu, kapasitas terpasang ban vulkanisir ban 23 juta unit, dengan produksi 14,7 juta unit. Dia memprediksi pada 2025 kapasitas dan produksinya lebih besar dari 2024.

    Kasus Multistrada mencerminkan tekanan yang tengah dihadapi sektor manufaktur nasional, di tengah menurunnya permintaan global dan kondisi ekonomi domestik yang belum sepenuhnya pulih.

  • Respons 6 Emiten soal Heboh Kontaminasi Radioaktif di Cikande

    Respons 6 Emiten soal Heboh Kontaminasi Radioaktif di Cikande

    Jakarta

    Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebut ada sebanyak 22 industri terdampak kontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137) yang beroperasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang Banten. Saat ini, Satgas Penanganan Cesium-137 tengah melakukan dekontaminasi terhadap industri-industri tersebut.

    Dikutip dari laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 Oktober 2025, terdapat enam emiten buka suara ihwal kondisinya menyusul upaya dekontaminasi radioaktif. Salah satu dari keenam emiten itu juga menegaskan, paparan tersebut menyasar ke fasilitas produk, bukan industri.

    Respons 6 Emiten

    PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) misalnya, menegaskan tidak masuk daftar 22 industri yang terdampak proses dekontaminasi radioaktif. sehingga operasional DGWG masih tetap berjalan normal hingga hari ini.

    “Hal ini diperkuat dengan tidak adanya surat pemberitahuan dari otoritas terkait maupun pengelola Kawasan Industri Modern Cikande bahwa fasilitas produksi milik PT Delta Giri Wacana Tbk masuk ke dalam daftar 22 (dua puluh dua) industri yang terdampak,” tulis Corporate Secretary, Denny Loryta Davinci, dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/10/2025).

    Sementara itu, manajemen PT Kino Indonesia Tbk (KINO) menjelaskan, yang masuk dalam daftar kontaminasi adalah fasilitas produksi. Perseroan sendiri tidak termasuk dalam bagian tersebut. KINO juga memastikan rutin melakukan tes radioaktif, khususnya untuk operasionalnya di Cikande.

    “Yang terkontaminasi radioaktif adalah 22 fasilitas produksi dan bukan industri. Dapat diinformasikan bahwa Perseroan bukan termasuk ke dalam 22 fasilitas produksi yang dimaksud pada berita tersebut,” ungkap Sekretaris Perusahaan KINO, Anggara Andrian Linanda.

    Kemudian PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) yang memiliki fasilitas operasional di Cikande juga memastikan tidak terdampak kontaminasi. Perseroan juga memastikan produk gas industrinya memiliki sifat fisik inert dan diproduksi dalam sistem tertutup berdasarkan hasil penyelidikan tim HSE.

    “Seluruh produk Samator aman, tidak terkontaminasi radioaktif Cesium-137, dan memenuhi standar keamanan tertinggi. Pabrik kami di Cikande tetap berjalan seperti biasa. Berdasarkan hasil penyelidikan tim HSE serta referensi ilmiah, dapat dipastikan bahwa produk gas industri secara sifat fisik inert dan diproduksi dalam sistem tertutup, sehingga tidak dapat terkontaminasi zat radioaktif,” tulis Manager AGII, Meyliana.

    Sikap yang sama juga ditegaskan oleh tiga emiten lainnya, yakni PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Ketiga kompak mengaku fasilitas produksi tidak terdampak kasus kontaminasi tersebut sehingga operasional perseroan masih tetap berjalan normal.

    Progres Dekontaminasi

    KLH menyebut ada 22 industri yang terdampak kasus kontaminasi. Namun hingga saat ini, 20 industri terdampak telah berhasil didekontaminasi. KLH juga menegaskan, dekontaminasi perlu dilakukan sebelum kembali beroperasi.

    “Dari 22 industri terdampak, 20 sudah selesai didekontaminasi, dan dua sisanya diharapkan selesai pada hari Jumat ini. Setelah itu, industri dapat beroperasi kembali,” kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani, dikutip dari detikNews, Kamis (23/10).

    Berdasarkan catatan detikcom, terdapat ratusan ton material dari sejumlah fasilitas produksi di kawasan industri Cikande yang terpapar radiasi. Meski begitu, material tersebut telah diangkut untuk dilakukan dekontaminasi.

    Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani, menjelaskan seluruh proses penanganan dilakukan dengan prinsip hati-hati. Satgas memastikan keselamatan warga dan petugas di lokasi tetap menjadi prioritas utama.

    Saat ini, Satgas Penanganan Cesium-137 juga masih melakukan proses dekontaminasi di 12 lapak besi dan rongsokan. Sebanyak 5 lapak dinyatakan sudah bersih dari kontaminasi Cs-137. Selain itu, terdapat 29 ribu kendaraan telah diperiksa saat keluar-masuk kawasan industri Cikande. Dari jumlah tersebut, sempat ditemukan 47 kendaraan yang terkontaminasi Cesium-137.

    “Hingga saat ini, total material yang sudah berhasil dipindahkan mencapai 325,7 ton atau sekitar 205,2 meter kubik. Semua material tersebut kami bawa ke interim storage PT PMT untuk penyimpanan sementara yang aman,” ujar Rasio Ridho.

    Halaman 2 dari 2

    (acd/acd)

  • IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

    IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia.

    IHSG ditutup menguat 17,84 atau 0,22 persen ke posisi 8.184,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,22 poin atau 0,03 persen ke posisi 836,94.

    “Ketua The Fed Jerome Powell gagal meyakinkan pasar dengan mengatakan bahwa tidak ada kepastian mengenai pemangkasan suku bunga di Desember 2025,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps periode Oktober 2025 atau sesuai ekspektasi pasar, dan mengumumkan akan kembali melakukan pembelian terbatas surat utang pemerintah AS.

    Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 belum dapat dipastikan.

    The Fed mengakui bahwa penutupan (shutdown) aktivitas dan pelayanan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung telah mempersulit upaya pengumpulan data dan menghalangi pejabat The Fed mendapatkan gambaran lengkap tentang ekonomi AS.

    Dengan demikian, penilaian terhadap kondisi kesehatan ekonomi AS didasarkan hanya pada indikator yang tersedia.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Metro TV Lahir dan Mengubah Wajah Televisi Berita Indonesia

    Metro TV Lahir dan Mengubah Wajah Televisi Berita Indonesia

    Jakarta: Setiap era memiliki tonggak yang mengubah arah sejarah. Di dunia pertelevisian Indonesia, tonggak itu muncul saat Metro TV resmi mengudara pada 25 November 2000. Tak sekadar menyiarkan berita, kehadirannya menandai lahirnya televisi yang membawa semangat mencerdaskan bangsa.

    Izin siaran dari departemen penerangan
    Cikal bakal Metro TV dimulai pada 13 Oktober 1999, ketika Departemen Penerangan mengumumkan lima perusahaan televisi swasta baru yang lolos seleksi pendirian stasiun TV.
    Salah satunya adalah PT Media Televisi Indonesia, yang kelak dikenal dengan nama Metro TV.

    Hanya dua belas hari kemudian, tepatnya 25 Oktober 1999, izin siaran resmi diterbitkan. Ini menjadi langkah besar pertama menuju lahirnya sebuah televisi yang kelak berfokus penuh pada berita dan informasi.
    Nama “Metro TV” dan Filosofinya
    Pada 25 November 1999, izin penggunaan nama “Metro TV” diberikan. Nama ini diusulkan langsung oleh Surya Paloh, sang pendiri, karena stasiun tersebut lahir dan bersiaran dari kawasan metropolitan Jakarta.

    Nama ini sekaligus mencerminkan semangat modernitas dan keterbukaan informasi yang ingin dibawa Metro TV sejak awal berdirinya.
     

    Membangun identitas
    Identitas Metro TV mulai diperkenalkan ke publik pada 4 Mei 2000 lewat iklan satu halaman di Harian Media Indonesia. Logo khas burung dan tulisan Metro TV dirancang oleh Tatang Ramadhan Bouqie, seorang seniman dan perancang grafis.

    Hanya seminggu berselang, Metro TV membuka lowongan kerja besar-besaran untuk berbagai posisi. Ribuan pelamar mendaftar, dan proses seleksi ketat dimulai pada 7 Juli 2000.

    Tim liputan pertama kemudian tampil ke publik pada 7 Agustus 2000, melakukan simulasi peliputan yang membuat masyarakat penasaran, kapan Metro TV akan mulai siaran?
    Simulasi peliputan dan orientasi intensif
    Kru Metro TV pertama kali melakukan simulasi liputan pada Sidang Tahunan MPR 2000, tepat pada 8 Agustus 2000. Mereka juga melakukan liputan lapangan di berbagai acara resmi di Jakarta. Semua ini menjadi latihan nyata menjelang masa siaran perdana.

    Seluruh karyawan Metro TV kemudian menjalani orientasi dan pelatihan intensif selama tiga bulan, dimulai pada 14 Agustus 2000.

    Tak tanggung-tanggung, Peter Arnett, jurnalis legendaris CNN yang dikenal sebagai wartawan perang, turut memberikan pelatihan.
     

    Peter Arnett membakar semangat para kru Metro TV untuk menghadirkan liputan yang kredibel dan berani di lapangan.

    Pada 18 Agustus 2000 kru Metro TV kembali melakukan peliputan Penutupan Sidang Tahunan MPR. Pada hari itu kru yang ditejunkan mencapai puluhan orang.

    Tak hanya peliputan soal megapolitan dan politik, Metro TV pada 19 Agustus 2000 menandatangani kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Penandatangan kerja sama ini dilakukan untuk menyiarkan secara langsung aktivitas perdagangan saham di lantai bursa. Metro TV akan siaran langsung dari bursa pada pagi, siang, dan sore selama hari kerja bursa.
    Menuju siaran perdana
    Menjelang akhir 2000, segala persiapan dilakukan dengan serius. Studio 1 Metro TV, yang dibangun dengan peralatan mutakhir dari Roscor Corporation (AS), rampung pada 5 Oktober 2000.

    Simulasi siaran terus dilakukan, termasuk uji coba siaran langsung menggunakan satelit Flyaway pada 1 Oktober 2000, teknologi yang kala itu masih jarang digunakan di Indonesia.

    Tepat setahun setelah izin siaran keluar, 25 Oktober 2000, Metro TV mulai uji coba tayangan luar negeri sebagai pemanasan sebelum benar-benar mengudara.

    Kemudian pada 14 dan 15 November penutupan masa orientasi dan pelatihan. Saat itu tim Metro TV juga sudah memperkenalkan seragam liputan. Ciri ini kemudian hari diikuti oleh media-media lain dengan membuat seragam liputan masing-masing.
    Metro TV Mengudara
    Setelah masa uji coba dan persiapan panjang, momen bersejarah itu akhirnya tiba. Pada 18 November 2025, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hadir langsung meresmikan stasiun televisi ini. Dalam sambutannya, Gus Dur menyampaikan pesan sederhana namun bermakna dalam Metro TV harus ikut membantu mencerdaskan masyarakat.

    Pada 25 November 2000 pukul 12.00 WIB, Metro TV resmi ON AIR untuk pertama kalinya. Di hari perdananya, Metro TV menyiarkan liputan langsung dari Aceh dan Timor Timur, sekaligus memperkenalkan diri sebagai televisi berita yang mengedepankan akurasi dan kedalaman informasi.

    Sejak saat itu, dunia penyiaran Indonesia memasuki babak baru yaitu era televisi berita.

    Jakarta: Setiap era memiliki tonggak yang mengubah arah sejarah. Di dunia pertelevisian Indonesia, tonggak itu muncul saat Metro TV resmi mengudara pada 25 November 2000. Tak sekadar menyiarkan berita, kehadirannya menandai lahirnya televisi yang membawa semangat mencerdaskan bangsa.

    Izin siaran dari departemen penerangan
    Cikal bakal Metro TV dimulai pada 13 Oktober 1999, ketika Departemen Penerangan mengumumkan lima perusahaan televisi swasta baru yang lolos seleksi pendirian stasiun TV.
    Salah satunya adalah PT Media Televisi Indonesia, yang kelak dikenal dengan nama Metro TV.
     
    Hanya dua belas hari kemudian, tepatnya 25 Oktober 1999, izin siaran resmi diterbitkan. Ini menjadi langkah besar pertama menuju lahirnya sebuah televisi yang kelak berfokus penuh pada berita dan informasi.
    Nama “Metro TV” dan Filosofinya
    Pada 25 November 1999, izin penggunaan nama “Metro TV” diberikan. Nama ini diusulkan langsung oleh Surya Paloh, sang pendiri, karena stasiun tersebut lahir dan bersiaran dari kawasan metropolitan Jakarta.
     
    Nama ini sekaligus mencerminkan semangat modernitas dan keterbukaan informasi yang ingin dibawa Metro TV sejak awal berdirinya.
     

    Membangun identitas
    Identitas Metro TV mulai diperkenalkan ke publik pada 4 Mei 2000 lewat iklan satu halaman di Harian Media Indonesia. Logo khas burung dan tulisan Metro TV dirancang oleh Tatang Ramadhan Bouqie, seorang seniman dan perancang grafis.

    Hanya seminggu berselang, Metro TV membuka lowongan kerja besar-besaran untuk berbagai posisi. Ribuan pelamar mendaftar, dan proses seleksi ketat dimulai pada 7 Juli 2000.
     
    Tim liputan pertama kemudian tampil ke publik pada 7 Agustus 2000, melakukan simulasi peliputan yang membuat masyarakat penasaran, kapan Metro TV akan mulai siaran?

    Simulasi peliputan dan orientasi intensif
    Kru Metro TV pertama kali melakukan simulasi liputan pada Sidang Tahunan MPR 2000, tepat pada 8 Agustus 2000. Mereka juga melakukan liputan lapangan di berbagai acara resmi di Jakarta. Semua ini menjadi latihan nyata menjelang masa siaran perdana.
     
    Seluruh karyawan Metro TV kemudian menjalani orientasi dan pelatihan intensif selama tiga bulan, dimulai pada 14 Agustus 2000.
     
    Tak tanggung-tanggung, Peter Arnett, jurnalis legendaris CNN yang dikenal sebagai wartawan perang, turut memberikan pelatihan.
     

    Peter Arnett membakar semangat para kru Metro TV untuk menghadirkan liputan yang kredibel dan berani di lapangan.
     
    Pada 18 Agustus 2000 kru Metro TV kembali melakukan peliputan Penutupan Sidang Tahunan MPR. Pada hari itu kru yang ditejunkan mencapai puluhan orang.
     
    Tak hanya peliputan soal megapolitan dan politik, Metro TV pada 19 Agustus 2000 menandatangani kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
     
    Penandatangan kerja sama ini dilakukan untuk menyiarkan secara langsung aktivitas perdagangan saham di lantai bursa. Metro TV akan siaran langsung dari bursa pada pagi, siang, dan sore selama hari kerja bursa.
    Menuju siaran perdana
    Menjelang akhir 2000, segala persiapan dilakukan dengan serius. Studio 1 Metro TV, yang dibangun dengan peralatan mutakhir dari Roscor Corporation (AS), rampung pada 5 Oktober 2000.
     
    Simulasi siaran terus dilakukan, termasuk uji coba siaran langsung menggunakan satelit Flyaway pada 1 Oktober 2000, teknologi yang kala itu masih jarang digunakan di Indonesia.
     
    Tepat setahun setelah izin siaran keluar, 25 Oktober 2000, Metro TV mulai uji coba tayangan luar negeri sebagai pemanasan sebelum benar-benar mengudara.
     
    Kemudian pada 14 dan 15 November penutupan masa orientasi dan pelatihan. Saat itu tim Metro TV juga sudah memperkenalkan seragam liputan. Ciri ini kemudian hari diikuti oleh media-media lain dengan membuat seragam liputan masing-masing.
    Metro TV Mengudara
    Setelah masa uji coba dan persiapan panjang, momen bersejarah itu akhirnya tiba. Pada 18 November 2025, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hadir langsung meresmikan stasiun televisi ini. Dalam sambutannya, Gus Dur menyampaikan pesan sederhana namun bermakna dalam Metro TV harus ikut membantu mencerdaskan masyarakat.
     
    Pada 25 November 2000 pukul 12.00 WIB, Metro TV resmi ON AIR untuk pertama kalinya. Di hari perdananya, Metro TV menyiarkan liputan langsung dari Aceh dan Timor Timur, sekaligus memperkenalkan diri sebagai televisi berita yang mengedepankan akurasi dan kedalaman informasi.
     
    Sejak saat itu, dunia penyiaran Indonesia memasuki babak baru yaitu era televisi berita.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)