Kementrian Lembaga: BRIN

  • Kunjungi Situs Gunung Padang, Fadli Zon Dukung Penelitian Mengungkap Jejak Peradaban Nenek Moyang – Halaman all

    Kunjungi Situs Gunung Padang, Fadli Zon Dukung Penelitian Mengungkap Jejak Peradaban Nenek Moyang – Halaman all

    Kunjungi Situs Gunung Padang, Fadli Zon Dukung Penelitian Mengungkap Jejak Peradaban Nenek Moyang

    Willem Jonata/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM – Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, merupakan punden berundak terbesar dan tertua di Indonesia sekaligus warisan budaya megalitikum yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional (CBN). 

    Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mendukung penelitian lebih lanjut terhadap situs tersebut.

    “Banyak yang berpendapat bahwa Situs Gunung Padang ini sudah ada sejak belasan hingga puluhan ribu tahun lalu. Situs ini membutuhkan penelitian lebih dalam untuk mengungkap sejarah dan jejak peradaban nenek moyang kita,” kata Fadli Zon saat kunjungan kerja ke Situs Gunung Padang di Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

    Fadli juga menekankan pentingnya pelestarian Situs Gunung Padang melalui kolaborasi lintas sektoral. 

    Dengan luas sekitar 291.800 meter persegi, Situs Gunung Padang telah diakui sebagai salah satu warisan budaya yang penting di Indonesia. 

    Ia berharap agar situs ini tidak hanya dilihat sebagai artefak, tetapi juga menjadi sumber informasi hidup yang mengokohkan kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia. 

    “Kita ingin Situs Gunung Padang menjadi tempat yang memberikan banyak informasi tentang peradaban masa lalu. Kolaborasi dengan BRIN diharapkan mampu mengungkap lebih dalam tentang sejarah situs ini,” tambah Fadli Zon.

    Fadli Zon mengajak generasi muda untuk menghargai budaya Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa.

    “Situs ini adalah bukti bahwa peradaban kita lebih tua daripada yang selama ini diperkirakan. Kami berharap generasi muda dapat terus mendukung pelestarian budaya sebagai wujud kecintaan terhadap warisan bangsa,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Retno Raswaty, menyampaikan Situs Gunung Padang adalah salah satu aset budaya yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. 

    “Kami di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX berkomitmen untuk mendukung pelestarian dan pengembangan situs ini agar generasi mendatang dapat terus menikmati dan mempelajari warisan budaya kita.”

    “Harapan kami, Situs Gunung Padang dapat dinobatkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, karena nilai sejarah dan arkeologinya yang luar biasa. Upaya ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun komunitas budaya untuk menjaga keberlanjutannya,” ujar Retno.

    Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dan sejumlah pejabat, antara lain PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudi.

    Hadir pula Komandan Distrik Militer Cianjur, Letkol Kav Yerry Bagus Merdiyanto, Wakil Bupati Kabupaten Cianjur TB Mulyana, dan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Metty Triantika.

    Di momen tersebut Giring menambahkan penelitian terhadap umur Situs Gunung Padang menjadi kunci untuk memahami fungsinya. 

    “Kami di Kementerian Kebudayaan berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kekayaan budaya melalui berbagai program seperti festival budaya dan diplomasi budaya. Situs Gunung Padang ini harus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” jelasnya.

    Kementerian Kebudayaan, lanjut dia, berkomitmen untuk terus mendorong pelestarian dan pengembangan Situs Gunung Padang.

    Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan menjadi salah satu langkah strategis untuk mendalami penelitian dan ekskavasi situs ini.

    Ke depannya, Situs Gunung Padang diharapkan dapat menjadi salah satu ikon budaya Indonesia yang dikenal luas baik di tingkat nasional maupun internasional.

     

     

  • Harga Pembelian (HPP) Gabah & Jagung Petani Naik, Segini Besarannya

    Harga Pembelian (HPP) Gabah & Jagung Petani Naik, Segini Besarannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan penyesuaian kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP), beras, dan jagung pakan. Langkah ini sebagai dasar Perum Bulog menyerap hasil produksi petani.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, penyesuaian HPP ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Penyesuaian HPP gabah, beras, dan jagung pakan ini diklaim dapat menyejahterakan petani Indonesia dan meningkatkan produktivitas.

    Arief menuturkan bahwa pemerintah menetapkan HPP GKP di harga Rp6.500 per kilogram, sedangkan HPP jagung pakan di tingkat petani disesuaikan menjadi Rp5.500 per kilogram. Sebelumnya, HPP gabah dipatok sebesar Rp6.000 per kg, sementara HPP jagung Rp5.000 per kg.

    “Ini dilakukan supaya gairah produksinya sedulur petani terus terpacu dan cadangan pangan pemerintah melalui Bulog semakin kuat,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (2/1/2025).

    Di samping itu, Arief menjelaskan bahwa Perum Bulog juga harus menyerap produksi petani di dalam negeri, seiring dengan masa panen di tahun ini.

    Untuk itu, sambung dia, Bapanas akan fokus bersama Bulog memperbanyak jumlah gudang penyimpanan dan fasilitas dryer.

    Adapun, pembahasan penyesuaian HPP GKP sendiri telah dilakukan Bapanas bersama berbagai pihak antara lain Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN).

    Sementara itu, dari kalangan asosiasi antara lain Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI).

    Di samping itu, Bapanas juga melibatkan BUMN dan BUMD seperti Perum Bulog dan PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda).

  • Kapan Fenomena Parade Planet 2025? Ini Jadwalnya

    Kapan Fenomena Parade Planet 2025? Ini Jadwalnya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Parade planet menjadi salah satu momen yang dinantikan pada tahun 2025. Parade planet ini melibatkan Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Uranus tampak sejajar di langit.

    Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Gerhana Puanandra Putri mengatakan fenomena ini akan terlihat mulai 21 Januari 2025.

    “Parade planet di Januari 2025 akan memperlihatkan fenomena ketika lima planet terdekat dari Bumi, yaitu planet Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dapat diamati secara bersamaan dalam satu malam,” kata Puan, melansir laman resmi BRIN.

    Namun, hanya empat planet yang dapat dilihat oleh mata telanjang, yakni Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

    “Karena yang satu, yang Uranus itu cukup redup, cukup sulit dibedakan dengan bintang-bintang yang lain,” jelas Puan.

    Momen ini jarang terjadi karena biasanya pengamatan planet-planet tersebut harus dilakukan dalam waktu berbeda.

    Parade planet adalah istilah yang digunakan untuk menyebut empat atau lebih planet yang berbaris di langit malam sekaligus. Istilah ini bukan istilah astronomi resmi.

    Namun, NASA telah dikenal untuk menyebut fenomena ini sebagai “parade planet”. Istilah resminya adalah kesejajaran planet.

    Melansir Cnet, Beberapa interpretasi dari frasa tersebut termasuk planet-planet yang berbaris di sisi yang sama dari Matahari, tepat di samping satu sama lain. Planet-planet tidak akan pernah sepenuhnya berbaris persis seperti terlihat di foto, tapi semuanya bisa berada di sisi yang sama dari Matahari dan relatif dekat untuk berbaris.

    Namun, dalam penggunaan sehari-hari, parade dan kesejajaran planet adalah hal yang sama dan secara sederhana menggambarkan ketika ada beberapa planet yang terlihat di langit malam pada saat yang bersamaan.

    Planet-planet ini mungkin tidak saling berdekatan dalam orbitnya tapi bisa dilihat dari sudut pandang Bumi.

    Pakar astronomi BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan fenomena parade planet ini merupakan kejadian biasa dan sering terjadi karena planet-planet dekat bidang orbit Bumi mengitari Matahari, sehingga selalu berada di sekitar ekliptika. Namun, fenomena kali ini dianggap langka karena ada lebih dari tiga planet yang sejajar.

    “Fenomena enam planet berjajar ini disebut langka karena terjadi planet yang berjajar dengan jumlah lebih dari tiga,” kata Thomas beberapa waktu lalu.

    Penjajaran planet terjadi karena semua planet di Tata Surya mengitari Matahari kurang lebih pada bidang datar yang disebut ekliptika. Beberapa planet berada sedikit di atas atau di bawah bidang ini.

    Ini karena cara pembentukan bintang, termasuk Matahari. Bayi bintang dalam awan materi mulai berputar; awan di sekelilingnya berputar menjadi piringan yang menjadi makanan bagi bayi bintang.

    Sebuah planet terbentuk dari sisa-sisa piringan tersebut dan, jika dibiarkan begitu saja, planet akan tetap berada pada posisi yang sama.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ancaman Megathrust di Selatan Jawa Simpan Energi yang Bisa Sebabkan Gempa M 9,1

    Ancaman Megathrust di Selatan Jawa Simpan Energi yang Bisa Sebabkan Gempa M 9,1

    loading…

    BRIN mengungkap ancaman megathrust berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews

    JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ancaman megathrust berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1.

    Hal itu diungkapkan Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa. Dia menilai gempa berkekuatan sangat masif itu juga akan memancing bencana baru yaitu tsunami yang bisa mencapai Jakarta dalam waktu singkat.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami yang menjalar melalui Selat Sunda hingga Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” ujar Rahma, Kamis (2/1/2025).

    Dalam penelitian BRIN, gempa megathrust dapat membuat tsunami terjadi dengan ketinggian diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, serta sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta. Belum lagi gempa megathrust juga berpotensi mengeluarkan energi yang lebih besar seiring berjalannya waktu.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus goncangan memicu tsunami tinggi yang berdampak luas. Tidak hanya di selatan Jawa, tetapi juga wilayah pesisir lainnya,” tuturnya.

    Melalui penelitian paleotsunami, BRIN juga menemukan gempa megathrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun. Gempa megathrust yang terakhir terjadi diperkirakan pada tahun 1699.

    BRIN menilai saat ini energi yang tersimpan sudah mencapai titik kritis. “Bencana seperti tsunami Aceh mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa,” katanya.

    BRIN menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan nonstruktural. Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai.

    “Pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami,” ucapnya.

    (jon)

  • Bapanas: Penyesuaian HPP gabah-beras-jagung untuk dukung swasembada

    Bapanas: Penyesuaian HPP gabah-beras-jagung untuk dukung swasembada

    Ini dilakukan supaya gairah produksi sedulur petani terus terpacu dan cadangan pangan Pemerintah melalui Bulog semakin kuat

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa penyesuaian kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah, beras dan jagung dilakukan untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan.

    “Dalam mengejar pencapaian swasembada pangan, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menetapkan penyesuaian kebijakan harga pembelian Pemerintah gabah kering panen beras dan jagung pakan,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Dia menyampaikan bahwa harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) beras dan jagung pakan sebagai dasar Perum Bulog untuk menyerap hasil produksi petani dalam negeri.

    “Hal tersebut merupakan salah satu kesimpulan dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta pada Senin (30/12),” ujarnya.

    Arief menuturkan atas komando langsung dari Presiden Prabowo Subianto, diharapkan penyesuaian HPP gabah, beras dan jagung pakan dapat menyejahterakan petani Indonesia dan meningkatkan produktivitas pertanian.

    Ia menjelaskan bahwa dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo, disimpulkan bahwa HPP GKP dan jagung pakan di tingkat petani, disesuaikan Pemerintah menjadi GKP di Rp6.500 per kilogram (kg) dan HPP jagung pakan di harga Rp5.500 per kilogram.

    “Ini dilakukan supaya gairah produksi sedulur petani terus terpacu dan cadangan pangan Pemerintah melalui Bulog semakin kuat,” terang Arief.

    Lebih lanjut Arief memastikan bahwa semua hasil panen petani dalam negeri akan diserap oleh Perum Bulog.

    “Selanjutnya kita akan fokus bersama Bulog memperbanyak jumlah gudang penyimpanan dan fasilitas dryer,” tambah Arief.

    Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa pembahasan penyesuaian HPP GKP telah dilakukan Bapanas bersama berbagai pihak antara lain Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN).

    Sementara dari kalangan asosiasi antara lain Bapanas juga membahas hal itu bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi).

    “Bapanas juga melibatkan BUMN dan BUMD seperti Perum Bulog dan PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda),” kata Arief.

    Pemerintah terus bekerja keras untuk mempercepat target swasembada pangan, yang sebelumnya ditetapkan pada 2028, menjadi 2027. Hal itu sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ada Fenomena Parade Planet di Januari 2025, Cek Info Waktunya

    Ada Fenomena Parade Planet di Januari 2025, Cek Info Waktunya

    Jakarta

    Akan ada fenomena parade planet di bulan Januari 2025. Diprakirakan sebanyak lima planet terdekat dari Bumi dapat diamati secara bersamaan dalam satu malam, namun hanya empat planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

    “Parade planet di Januari 2025 akan memperlihatkan fenomena ketika lima planet terdekat dari Bumi, yaitu planet Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dapat diamati secara bersamaan dalam satu malam. Namun, hanya empat planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang, yaitu Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus,” ungkap Gerhana Puananadra Putri, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN dalam keterangan yang dilansir BRIN.

    Apa Itu Parade Planet?

    Mengutip dari Star Walk Space, parade planet adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika beberapa planet terlihat sejajar di langit pada malam yang sama. Fenomena planet sejajar ini terjadi saat sejumlah planet berada di sisi yang sama dari Matahari dalam waktu bersamaan.

    Namun, istilah “sejajar” di sini tidak berarti planet-planet tersebut benar-benar membentuk satu garis lurus di ruang angkasa. Sebaliknya, fenomena ini menggambarkan planet-planet yang tampak berkumpul dekat di sisi yang sama dari Matahari.

    Secara alami, planet-planet di tata surya tidak pernah membentuk garis lurus sempurna karena orbitnya berada pada bidang yang berbeda. Meski demikian, pada momen tertentu, planet-planet ini dapat berkumpul di satu sisi Matahari sehingga terlihat bersama di langit.

    Ilustrasi planet sejajar (Foto: Starwalk Space)

    Menurut NASA, di sepanjang bulan Januari 2024, empat planet dapat dilihat, yakni pada beberapa jam pertama setelah gelap. Planet yang akan ditemukan adalah Venus dan Saturnus di barat daya, Jupiter di atas kepala, dan Mars di timur. (Uranus dan Neptunus juga ada, tapi dibutuhkan teleskop untuk melihatnya).

    Terkait kapan waktunya, seperti dilansir CNET, parade enam planet di bulan ini akan terlihat pada hari-hari menjelang tanggal 21 Januari 2025, dan sekitar empat minggu setelahnya. Mars, Venus, Jupiter, dan Saturnus akan terlihat dengan mata telanjang. Sementara untuk melihat Neptunus dan Uranus dibutuhkan perangkat pengamatan berkekuatan tinggi seperti teleskop.

    (wia/imk)

  • Hujan Meteor hingga Parade Planet

    Hujan Meteor hingga Parade Planet

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama bulan Januari ini, mulai dari hujan meteor Quadrantid hingga fenomena planet sejajar. Simak daftar lengkapnya.

    Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Januari ini dapat dinikmati dengan mata telanjang, tetapi beberapa fenomena lain perlu dilihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.

    Untuk dapat menikmati fenomena-fenomena ini, kita perlu memastikan langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.

    Mengutip berbagai sumber, berikut adalah fenomena astronomi yang bakal menghiasi langit bulan Januari ini:

    Hujan meteor Quadrantid

    Hujan meteor Quadrantid akan menghiasi langit pada awal tahun 2025 ini. Puncak hujan meteor Quadrantid diprediksi bakal terjadi pada 3-4 Januari mendatang.

    Saat mencapai puncaknya, meteor ini menyajikan 40 meteor per jam di langit malam.

    Hujan meteor diberi nama sesuai dengan rasi bintang tempat hujan meteor tersebut muncul, dan dalam kasus Quadrantid, itu diambil dari rasi bintang Quadrans Muralis. Rasi ini berada di antara rasi Bootes dan Draco.

    Dikarenakan posisinya di langit, hujan meteor Quadrantid hanya bisa dilihat di Belahan Bumi Utara.

    Hujan meteor ini berasal dari butiran debu yang sisa-sisa komet 2003 EH1 yang telah punah. Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari tanggal 1-5 Januari.

    Elongasi maksimum Venus

    Planet Venus mencapai elongasi timur maksimum yaitu 47,2 derajat dari Matahari pada 10 Januari.

    Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Venus karena planet ini akan berada pada titik tertingginya di atas cakrawala di langit malam. Carilah planet yang terang di langit barat setelah matahari terbenam.

    Dalam istilah astronomi, elongasi berarti jarak sudut antara dua benda langit terhadap satu titik acuan tertentu. Elongasi terbesar atau maksimum yang mungkin terjadi pada dua planet interior atau planet-planet dalam (istilah yang merujuk pada planet-planet yang lebih dekat daripada Bumi ke Matahari) adalah sekitar 48 derajat untuk Venus dan sekitar 28 derajat untuk Merkurius.

    Wolf Moon

    Bulan purnama pertama setiap tahunnya, yang dikenal sebagai Wolf Moon atau Bulan Serigala akan menghiasi langit malam pada 13 Januari.

    Melansir panduan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), istilah ini diadopsi dari terminologi suku asli Amerika, Indian. Almanak Maine Farmers mulai memakai nama-nama ‘Indian’ untuk bulan purnama pada 1930-an.

    Menurut almanak ini, pada purnama Januari terdengar lolongan kawanan serigala di luar desa di tengah dinginnya salju musim dingin. Meski sebenarnya, menurut Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute, serigala melolong ke arah bulan purnama “adalah mitos!”

    NASA melanjutkan bulan purnama pertama di awal tahun juga punya istilah lain. Nama-nama Eropa antara lain ‘Bulan Es’ (Ice Moon) dan ‘Bulan Tua’ (Old Moon). Di Sri Lanka, Duruthu Poya, dirayakan pada bulan purnama pertama di bulan Januari, menandai kunjungan pertama Sang Buddha ke Sri Lanka.

    Parade planet sejajar

    Parade planet menjadi salah satu momen yang dinantikan pada tahun 2025. Parade planet ini melibatkan Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Uranus tampak sejajar di langit. Fenomena ini akan terlihat mulai 21 Januari 2025.

    Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Gerhana Puanandra Putri mengatakan dari lima planet tersebut, empat di antaranya (Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) dapat diamati dengan mata telanjang. Uranus, yang memiliki kecerahan rendah, membutuhkan teleskop untuk dapat diamati dengan jelas.

    “Karena yang satu yang Uranus itu cukup redup, cukup sulit dibedakan dengan bintang-bintang yang lain,” jelas Puan.

    Momen ini jarang terjadi karena biasanya pengamatan planet-planet tersebut harus dilakukan dalam waktu berbeda.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Anies-Ahok Beri Kode Bikin Kejutan di 2025: Tunggu Tanggal Mainnya – Halaman all

    Anies-Ahok Beri Kode Bikin Kejutan di 2025: Tunggu Tanggal Mainnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberi kode akan memberi kejutan pada tahun 2025. 

    Hal itu disampaikan keduannya saat sama-sama menghadiri acara Bentang Harapan JakASA di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Selasa, (31/12/2024). 

    Keduannya tampak akrab saat bersua di acara tersebut.

    Anies dan Ahok bahkan tampak bisik-bisik saat duduk bersanding di acara tersebut.

    Saat ditanyakan apa yang diperbincangkannya, baik Ahok dan Anies nampak sungkan menjawab.

    “Mesti tanya sama Pak Anies dong,” kata Ahok, Selasa. 

    Ahok enggan merinci apa yang diperbincangkan dengan Anies. 

    “Ini urusan beda. Tadi urusan sama Pak Anies beda urusan. Tunggu bulan depan tanggal main,” kata Ahok.

    “Bulan depan, tunggu aja,” tegas Ahok sambil mendekat ke arah Anies.

    Anies kemudian menimpali pernyataan Ahok. 

    Ia juga meminta publik meminta kejutan tersebut. 

    “Tunggu, tunggu tanggal mainnya. Nanti dong, kan sudah dibilang tunggu. Kalau tunggu ya harus tunggu dong kita,” timpal Anies.

    Dalam kesempatan yang sama, Mantan Gubernur Jakarta di tahun 2017, Djarot Saiful Hidayat juga menimpali bahwa akan ada kejutan di tahun 2025.

    “Ada kejutan di tahun depan. Pasti ada kejutan,” kata Djarot sambil tertawa. 

    Dalam kesempatan itu, Anies juga ditanya terkait hubungannya dengan Ahok saat ini.

    Sebab, Anies dan Ahok pernah menjadi rival dengan simpatisan yang kuat masing-masing.

    Bentang Harapan JakASA digelar Pemprov DKI Jakarta dalam rangka menyambut usia Jakarta menuju 500 tahun.

    Dalam acara ini, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan atau membentangkan sebuah kain putih sepanjang 80 meter.

    Nantinya, masyarakat bisa menuliskan berbagai harapannya untuk Kota Jakarta menjelang usia 5 abad pada tahun 2027.

    Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting Jakarta. 

    Di antaranya, ada Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI sekaligus Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2020-2022 Ahmad Riza Patria, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi.

    Lalu, Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo dan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama. 

    Ada pula Gubernur DKI Jakarta periode 2017 Djarot Saiful Hidayat, Plt Gubernur DKI Jakarta periode 2016-2017 Soni Sumarsono, dan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan.

    Hadir juga Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, serta Calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1 Suswono dan Calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 2 Kun Wardana.

    (Tribunnews.com/Milani) 

  • Ancaman Megathrust Selat Sunda, Jakarta Bisa Diguncang Gempa M9,1

    Ancaman Megathrust Selat Sunda, Jakarta Bisa Diguncang Gempa M9,1

    Jakarta, CNN Indonesia

    Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap zona megathrust segmen Selat Sunda jadi ancaman nyata buat wilayah Jakarta. Jika megathrust ini pecah, Jakarta bisa diguncang gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 9,1.

    Selain itu, gempa tersebut juga berpotensi memicu tsunami yang bakal menghantam wilayah Jakarta. Masyarakat diminta waspada.

    Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengatakan potensi bencana gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa terjadi kapan saja dan dapat memicu tsunami dengan skala besar seperti yang terjadi di Aceh 20 tahun silam.

    Melansir laman resmi BRIN, berdasarkan hasil risetnya, segmen megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, “menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.”

    Potensi gempa megathrust ini juga dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam.

    Hasil simulasi yang dilakukan BRIN dan tim peneliti berbagai institusi, tinggi gelombang tsunami imbas gempa megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    Penelitian ini juga menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, seperti tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” jelas Rahma.

    Menurutnya, lembaga terkait dan pemerintah harus memastikan masyarakat memiliki pemahaman tentang potensi bahaya tsunami, sistem peringatan dini yang efektif, serta kemampuan merespons dengan cepat.

    Selain itu, daerah perkotaan seperti Jakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” tuturnya.

    Sedangkan, untuk kawasan industri seperti Cilegon, potensi gempa juga dikhawatirkan dapat memicu kebakaran akibat kebocoran bahan bakar atau bahan kimia di pabrik-pabrik besar. Hal ini menjadi salah satu secondary hazard yang perlu diantisipasi melalui penerapan standar keamanan yang ketat.

    Bisa ‘pecah’ kapan saja

    BMKG mencatat saat ini ada dua zona megathrust yang masih jadi ancaman karena sudah lama tak melepaskan energi besarnya. Dua zona ini diprediksi dapat ‘meledak’ secara berulang dengan jeda hingga ratusan tahun.

    Dua zona itu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Sibert. Kedua zona ini disebut seismic gap, yakni zona sumber gempa potensial tapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.

    Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menuturkan dua zona megathrust ini “tinggal menunggu waktu” untuk pecah. Meski begitu, tidak diketahui pasti kapan zona megathrust ini bakal mengguncang daratan.

    “Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

    Megathrust Selat Sunda, yang punya panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran (slip rate) 4 cm per tahun, tercatat pernah ‘pecah’ pada 1699 dan 1780 dengan Magnitudo 8,5.

    Sementara, Megathrust Mentawai-Siberut, dengan panjang 200 km dan lebar 200 km, sertaslip rate 4 cm per tahun, pernah gempa pada 1797 dengan M 8,7 dan pada 1833 dengan M8,9.

    Bisa seperti Aceh

    Megathrust Selat Sunda menjadi ancaman serius karena zona ini bisa pecah kapan saja.

    Eks Ketua Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) Subardjo dalam acara Sarasehan Nasional IKAMEGA pada 2018 silam sempat menyampaikan ancaman tersebut.

    “Berdasarkan segmentasi megathrust pada Peta Gempa Bumi Nasional pada tahun 2017, kita ketahui ada dua megathrust yang dekat dengan Jakarta, yang bisa mempengaruhi kerusakan bangunan atau infrastruktur yang ada di Jakarta,” kata Subardjo saat itu.

    Subardjo mengatakan yang jadi kekhawatiran para ilmuwan adalah zona Megathrust Selat Sunda, karena saat ini merupakan zona seismic gap.

    Menurut dia jika Megathrust Selat Sunda pecah, bukan tidak mungkin Jakarta akan mengalami nasib serupa di Aceh seperti 20 tahun silam.

    “Jika terjadi, Megathrust Selat Sunda itu berpotensi gempa dengan 8,7 SR, setara dengan 9.0 Magnitude Moment atau MW. Itu setara dengan gempa di Aceh (Desember 2004), sehingga akan menimbulkan tsunami,” kata Subardjo.

    “Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi kita adalah bukan tsunaminya, tapi getarannya atau goncangannya, mengingat jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta itu sekitar 200-250 km, di bawah tanah Jakarta itu adalah tanah endapan atau aluvial yang bisa menimbulkan amplifikasi atau pun besaran-besaran amplitudo,” lanjut dia.

    Fakta-fakta Megathrust, Teror dari Lautan RI (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia) (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menhut menjajaki kerja sama dengan akademisi Nottingham soal CCS

    Menhut menjajaki kerja sama dengan akademisi Nottingham soal CCS

    Kita saling belajar dan supaya argumen geopolitik kita yang terkait masalah lingkungan hidup diperkuat dengan riset.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan penjajakan kerja sama dengan Akademisi Universitas Nottingham, Inggris, Bagus Muljadi soal riset untuk mengurangi emisi karbon yang sejalan dengan kebijakan pemerintah yakni Carbon Capture Storage (CCS).

    “Kami tadi banyak bicara tentang kemungkinan kerja sama, terutama untuk riset ya, Carbon Capture Storage (CCS) yang sebenarnya sudah ada perpresnya. Tapi kita butuh riset yang lebih mendalam untuk kemudian itu bisa dipraktikkan di Indonesia,” ujar Menhut di Jakarta, Selasa.

    Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon serta Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang CCS di industri hulu migas, Perpres Nomor 98 Tahun 2021 tentang nilai ekonomi karbon, dan Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang perdagangan karbon melalui IDXCarbon sebagai landasan hukum.

    Bagus Muljadi yang juga seorang peneliti ini menjelaskan potensi kolaborasi yang dijalin nantinya dapat menghasilkan riset untuk mendukung pemerintah dalam mengambil keputusan dan kebijakan, termasuk memastikan bahwa komoditas yang diperdagangkan tidak terkait dengan deforestasi, degradasi hutan, atau pelanggaran hukum lingkungan dan sosial di negara asal yang berkaca pada European Union Deforestation Regulation (EUDR).

    “Jadi potensi kerja samanya bisa terarah kepada misalnya join research dengan BRIN, capacity building memperkuat Indonesia agar pemangku kebijakan bisa melakukan kebijakan yang sesuai dengan EUDR dan lain-lain. Yang sangat berdampak langsung ke kehidupan masyarakat luas,” katanya.

    Lebih jauh, Bagus menjelaskan kerja sama juga dapat dilakukan untuk mengetahui potensi CCS di ladang migas, geothermal, serta riset di lahan gambut yang diketahui Indonesia memiliki lahan gambut yang cukup besar.

    “Kita saling belajar dan supaya argumen geopolitik kita yang terkait masalah lingkungan hidup diperkuat dengan riset,” katanya pula.

    Ia juga menggambarkan, jika kerja sama dengan Kemenhut telah terjalin, riset di berbagai daerah di Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan persoalan berbeda yang ada di tiap daerah. Ia mencontohkan wilayah Kalimantan memiliki lahan gambut yang berpotensi menjadi lokasi penelitian sehingga mampu menghadirkan solusi atau penyelesaian masalah lokal.

    “Di tempat-tempat seperti Kalimantan potensinya beda karena di situ ada gambut. Restorasi gambut, penghijauan, perlindungan gambut, itu sangat-sangat masalah yang kompleks di bidang riset. Kita bisa mulai dari situ,” ujarnya lagi.

    Pihaknya juga siap menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia untuk memperkuat riset dan institusi tanah air, sehingga dapat bersama-sama berkontribusi menyelesaikan persoalan dalam negeri.

    Pewarta: Sinta Ambarwati
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024