Kementrian Lembaga: BRIN

  • Pemerintah Musnahkan 5,7 Ton Udang Terkontaminasi Radioaktif Cesium 137

    Pemerintah Musnahkan 5,7 Ton Udang Terkontaminasi Radioaktif Cesium 137

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memusnahkan 494 kotak karton alias 5,7 ton udang terkontaminasi radioaktif Cesium (Cs) 137 dari 3.250 kotak karton yang diperiksa Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

    Rasio Ridho Sani selaku Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH/BPLH menyampaikan bahwa pemusnahan ini dilakukan sebagaimana rekomendasi dari Bapeten maupun Badan Karantina (Barantin), sekaligus tindak lanjut dari temuan US FDA sebelumnya.

    “Pemusnahan dilakukan dengan insinerasi menggunakan Insinerator tipe Vertical Stoker pada suhu 800-900 derajat Celcius yang dilengkapi oleh Peralatan Pengendalian Emisi Udara dengan Continous Emission Monitoring System,” kata Rasio dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11/2025).

    Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa abu hasil insinerasi ditangani melalui makroenkapsulasi dengan melakukan pemadatan dalam HDPE box, lantas ditempatkan di lahan timbus klas 1 yang dioperasikan oleh PT PPLI/DOWA.

    Dia menyebut bahwa pemusnahan ini dilakukan sesuai dengan protokol keamanan radiasi dan keamanan lingkungan yang disupervisi langsung oleh Bapeten, Barantin, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maupun Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

    Rasio kemudian menambahkan bahwa upaya mitigasi dan dekontaminasi di kawasan Cikande, Serang, secara intensif terus dilakukan oleh Satgas Penanganan Kontaminas.

    Menurutnya, terdapat progres yang signifikan, di mana fasilitas pabrik-pabrik yang terkontaminasi Cesium 137 telah selesai didekontaminasi dan telah beroperasi kembali.

    Kendati zona merah telah dinyatakan aman, masih terdapat beberapa lokasi yang masih dipagari untuk keamanan dan keselamatan masyarakat.

    “Hingga saat ini material terkontaminasi Cesium 137 yang telah berhasil dipindahkan sebanyak 975 ton. Material tersebut saat ini ditempatkan di penyimpanan sementara di lokasi PT. PMT. Diharapkan seluruh proses dekontaminasi selesai akhir November,” terang Rasio.

    Dalam perkembangan sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut permintaan udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) masih tinggi di tengah temuan kontaminasi zat radioaktif cesium-137.

    Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ishartini optimistis udang dalam negeri masih bisa memenuhi pasar Negeri Paman Sam. 

    “Langkah kita ke depan, kita sangat optimis bahwa udang kita masih bisa memenuhi pasar Amerika. Karena Amerika pun demand masih meminta udang dari Indonesia, dia punya cita rasa yang lain dari udang yang diproduksi oleh negara lain,” kata Ishartini dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

  • Pemerintah Musnahkan 5,7 Ton Udang Terkontaminasi Radioaktif Cesium

    Pemerintah Musnahkan 5,7 Ton Udang Terkontaminasi Radioaktif Cesium

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Republik Indonesia telah memusnahkan 5,7 ton udang yang terkontaminasi kandungan radioaktif Cesium 137 (Cs-137) setelah adanya temuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat.

    Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam siaran resminya mengungkapkan telah menindaklanjuti temuan US FDA terkait kontaminasi radionuklida Cesium (Cs-137) pada udang asal Indonesia.

    “Pemerintah melalui BAPETEN melakukan pengujian terhadap 2 (dua) kontainer udang suspect. Dari total 3.250 kotak karton yang diperiksa, ditemukan 494 kotak karton (5,7 ton) terkontaminasi permukaan Cs-137 pada bagian luar karton,” sebut KLH dalam siaran resmi dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (15/11/2025).

    Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH/BPLH sekaligus Ketua Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi, Rasio Ridho Sani, menyampaikan bahwa “Hasil pengujian terhadap sampel udang menunjukkan kandungan Cs-137 sebesar 10,8 Bq/kg (uji basah). Nilai ini lebih kecil dari 100 Bq/kg atau tingkat klirens Cs-137 yang dapat dilepaskan ke lingkungan.”

    Sesuai rekomendasi Badan Karantina Indonesia (BARANTIN) dan BAPETEN tentang pemusnahan udang terkontaminasi Cs-137, serta arahan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq, pemusnahan terhadap 494 kotak karton udang yang terkontaminasi tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (precautionary principle).

    Rasio Ridho Sani menegaskan, “Pemusnahan dilakukan dengan insinerasi menggunakan insinerator tipe Vertical Stoker pada suhu 800-900 °C, dilengkapi Peralatan Pengendalian Emisi Udara dan Continuous Emission Monitoring System (CEMS).”

    Abu hasil insinerasi ditangani melalui makro enkapsulasi dengan solidifikasi/concrete dalam HDPE box, kemudian ditempatkan di landfill klas 1 yang dioperasikan PT PPLI/DOWA. Proses ini dilakukan sesuai protokol keamanan radiasi dan lingkungan, serta disupervisi langsung oleh:

    1. Haendra Subekti, Deputi Keselamatan Nuklir BAPETEN

    2. Yudi Pramono, Direktur Keteknikan dan Kesiapan Nuklir BAPETEN

    3. Syaiful Bahri, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN

    4. Akhmad Alfaraby, Direktur Tindakan Karantina Ikan BARANTIN

    5. Edward Nixon Pakpahan, Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara KLH/BPLH

    Rasio menambahkan bahwa upaya mitigasi dan dekontaminasi cemaran Cs-137 di Kawasan Cikande, Serang, terus dilakukan secara intensif oleh Satgas. Progres menunjukkan hasil signifikan: fasilitas pabrik yang terkontaminasi telah selesai didekontaminasi dan kembali beroperasi. Lokasi zona merah A, C1, D, H, dan I telah dinyatakan aman oleh BAPETEN dan BRIN. Lokasi B, E, F, F1 sedang dalam tahap cementing dengan beton K-350, sementara F2 finalisasi stripping untuk persiapan cementing. Lokasi C di belakang Pabrik PT VP sedang dipersiapkan untuk containment dengan pemagaran demi keselamatan masyarakat. Hingga kini, material terkontaminasi Cesium 137 yang berhasil dipindahkan mencapai 975 ton, ditempatkan di Interim Storage PT PMT. Seluruh proses dekontaminasi ditargetkan selesai akhir November.

    Berkaitan dengan dekontaminasi Cesium 137 di Lampung Selatan, Yudi Pramono dari BAPETEN menyampaikan bahwa lokasi terdeteksi paparan di Pemakaman Jl Marga Dantaran No.11, Penengahan, Kecamatan Penengahan, telah ditangani dengan penyemenan. Paparan Cesium 137 di tiga lokasi yang disemen turun hingga di bawah 0,5 uSv/jam dan dinyatakan aman. “Untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat, kami akan terus melakukan monitoring pada lokasi tersebut,” ujar Yudi Pramono.

    Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menegaskan “pemusnahan udang terkontaminasi dan dekontaminasi kawasan terpapar Cesium 137 adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan pangan, keselamatan masyarakat, dan perlindungan lingkungan hidup. Tidak ada kompromi dalam melindungi rakyat dan lingkungan dari ancaman radioaktif.”

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Satgas Telah Pindahkan 975 Ton Material Terkontaminasi Cesium-137

    Satgas Telah Pindahkan 975 Ton Material Terkontaminasi Cesium-137

    JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137) mengatakan sampai saat ini telah memindahkan 975 ton material terkontaminasi zat radioatkfi Cesium-137 dan menargetkan seluruh proses dekontaminasi selesai akhir November.

    Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani selaku Ketua Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi Satgas Penanganan Cs-137 di Jakarta, Sabtu menyampaikan upaya mitigasi dan dekontaminasi cemaran Cesium 137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang di Banten secara intensif terus dilakukan.

    “Hingga saat ini material terkontaminasi Cesium-137 yang telah berhasil dipindahkan sebanyak 975 ton. Material tersebut saat ini ditempatkan di penyimpanan sementara di lokasi PT. PMT. Diharapkan seluruh proses dekontaminasi selesai akhir November,” ujarnya.

    Dia memaparkan bahwa proses dekontaminasi telah mencapai progres signifikan, dengan fasilitas pabrik-pabrik yang terkontaminasi Cs-137 telah selesai didekontaminasi dan sudah beroperasi kembali.

    Sementara itu di lokasi Zona Merah, yaitu di lokasi A, C1, D, H, I telah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

    Sedangkan lokasi B, E, F, F1, sedang tahapan penyemenan (cementing) dengan beton K-350 dan titik F2 finalisasi dilakukan proses cementing. Untuk lokasi C yang berada di belakang Pabrik PT VP sedang dilakukan persiapan untuk proses pembatasan (containment).

    “Containment dilakukan untuk keamanan dan keselamatan masyarakat, saat ini lokasi tersebut dilakukan pemagaran,” jelasnya.

    Sementara itu, terkait proses dekontaminasi di Lampung Selatan, Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DKKN) Bapeten Yudi Pramono menjelaskan lokasi yang terdeteksi paparan Cesium 137 di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan telah dilakukan penanganan dengan melakukan penyemenan.

    “Paparan Cesium 137 di ketiga lokasi yang disemen telah turun dan dinyatakan aman di bawah 0,5 mikroSievert/Jam. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat, kami akan terus melakukan monitoring pada lokasi tersebut,” tutur Yudi Pramono.

  • Menko PM Serahkan Penghargaan pada Desa dan Pondok Pesantren di Lamongan

    Menko PM Serahkan Penghargaan pada Desa dan Pondok Pesantren di Lamongan

    Lamongan (beritajatim.com) – Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat RI terus mendorong upaya penghapusan kemiskinan di daerah, termasuk Jawa Timur.

    Salah satunya melalui kegiatan pilot project “Optimalisasi Peran Pondok Pesantren dan Lembaga Ekonomi Desa di Perdesaan Jawa Timur”, yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar, Karanggeneng, Kabupaten Lamongan. Kegiatan dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Desa, Desa Tertinggal dan Desa Tertentu Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Prof. Abdul Haris, Jumat (14/11/2025).

    Pilot project ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Penguatan Perlindungan Sosial yang Inklusif, dengan fokus memperkuat kolaborasi antara pondok pesantren, koperasi desa, dan badan usaha milik desa (BUMDes) serta UMKM sebagai mitra strategis pemerintah di tingkat akar rumput.

    Dalam arahannya, Haris menekankan pentingnya peran pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat desa.

    “Pesantren tidak hanya mencetak generasi berilmu, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi umat. Melalui kolaborasi dengan lembaga ekonomi desa, kita ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi juga berarti peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penghapusan kemiskinan,” kata Haris.

    Prof. Abdul Haris dari Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyerahkan penghargaan kepada desa dan pondok pesantren, Jumat (14/11/2025).

    Kegiatan pilot project ini diisi dengan sesi workshop yang menghadirkan berbagai pihak lintas sektor, antara lain Pondok Pesantren Sunan Drajat, Ponpes Sido Giri, Kementerian Agama, Kementerian Koperasi dan UKM, BRIN, Rumah Zakat, BRI, serta Dinas PMD Lamongan, yang memaparkan praktik baik, inovasi, serta model kolaborasi pemberdayaan masyarakat melalui unit usaha pesantren dan koperasi desa.

    Selain itu, kegiatan juga menampilkan Sesi Sinergi dan Booth Pameran Program yang mempertemukan berbagai mitra strategis seperti Bank BRI, BNI, Mandiri, BTN, BSI, Rumah Zakat, BAZNAS, Kemenkop UKM, Kemenag, BRIN, serta pesantren mitra daerah, guna memperkuat kemitraan konkret dan konsultasi program pemberdayaan di tingkat lokal.

    Haris menjelaskan bahwa pilot project ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di perdesaan. Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana pesantren dan lembaga ekonomi desa bisa menjadi pusat sinergi ekonomi rakyat.

    “Model seperti ini dapat mempertemukan potensi lokal, lembaga keuangan, dan inovasi teknologi agar menghasilkan dampak ekonomi yang berkelanjutan. Kami berharap praktik baik yang muncul dari Lamongan ini dapat direplikasi di wilayah lain. Prinsipnya sederhana: pemberdayaan yang inklusif harus dimulai dari akar, dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.

    Haris menekankan, praktik baik dari pilot project ini akan menjadi dasar penguatan jejaring pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren dan ekonomi desa di berbagai daerah.

    “Dari Lamongan, kita ingin mengirim pesan bahwa kemandirian ekonomi masyarakat bisa tumbuh dari akar, dari desa, dari pesantren. Inilah makna sejati pemberdayaan,” katanya.

    Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menegaskan Pemkab Lamongan siap mendukung program pemerintah pusat, melalaui berbagai program yang difokuskan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

    “Pesantren tidak hanya menjadi pusat syiar islam tetapi juga berperan sebagai lokomotif pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia), pemberdayaan sosial ekonomi umat serta benteng daripada ketahanan moral bangsa,” ujarnya.

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menyampaikan, program yang dijalankan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi dan SDM antara lain Meg Preneur, UMKM Naik Kelas serta beasiswa Perintis.

    “Kami juga melakukan kolaborasi multi pihak yang telah berjalan dengan baik di Lamongan, dalam membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Sinergi tersebut diharapkan dapat menjadikan Pesantren sebagai penggerak sosial, pilar pemberdayaan ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai motor percepatan pengentasan kemiskinan,” tuturnya.

    Lebih lanjut Pak Yes mengatakan, saat ini di Lamongan sudah ada sebanyak 96 koperasi merah putih (KMP) yang aktif di 21 Kecamatan.

    “Kegiatan usaha KMP meliputi perdagangan bahan pokok, penyediaan sarana produksi pertanian, pangkalan elpiji, perlengkapan olahraga, hingga suplai bahan 0angan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” kata Pak Yes. (fak/but)

  • Satgas CS-137 Tegaskan Produk Olahan Charoen Pokphand Aman dari Paparan Radioaktif

    Satgas CS-137 Tegaskan Produk Olahan Charoen Pokphand Aman dari Paparan Radioaktif

    Surabaya (beritajatim.com) – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Radioaktif Cs-137 menegaskan produk ayam olahan dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, aman untuk dikonsumsi masyarakat. Penegasan ini disampaikan Ketua Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Bara Krishna menjelaskan bahwa seluruh fasilitas milik CPI di kawasan tersebut telah melalui proses dekontaminasi dan dinyatakan bersih dari paparan Cesium-137.

    “Saya tegaskan sekali lagi, bahwa pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) telah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean. Artinya produk CPI yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande Banten aman dari paparan radioaktif,” ujarnya di Kemenko Pangan, melalui keterangan tertulis diterima beritajatim.com, Kamis (13/11/2025).

    Bara juga meluruskan informasi yang sempat beredar bahwa fasilitas CPI termasuk dalam daftar lokasi terdampak kontaminasi radioaktif. Ia menegaskan, status terkini menunjukkan tidak ada residu paparan pada fasilitas maupun produk yang dihasilkan.

    Lebih lanjut, Bara menjelaskan bahwa tidak terdapat peternakan di area fasilitas CPI. Proses produksi di lokasi tersebut bersifat hit and run, artinya ayam yang datang langsung dipotong dan diolah tanpa proses pemeliharaan di tempat. “Hewan dimaksud di sana itu bukan farm atau peternakan. Kalau misalkan ada hewan atau unggas, itu adalah milik warga sekitar,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Wirata, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan pengujian menyeluruh terhadap seluruh sampel produk dari Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) milik CPI. “Dari hasil uji menggunakan metode spektrometri gamma, hasilnya menyatakan bahwa seluruh sampel itu tidak terdeteksi atau tidak ada paparan radioaktif, termasuk isotop cesium-137,” paparnya.

    Ketut memastikan bahwa hasil uji laboratorium tersebut menunjukkan seluruh produk olahan ayam dari pabrik CPI, termasuk merek-merek seperti Champ dan Fiesta, aman dan layak dikonsumsi. Pengujian dilakukan setelah sempat diberlakukannya penghentian sementara aktivitas produksi di fasilitas tersebut untuk keperluan verifikasi.

    Dengan status clear and clean yang telah diperoleh, Satgas Cs-137 memberikan izin kepada CPI untuk kembali beroperasi secara normal.

    Terpisah, Communication & Public Affair Coordinator PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Gun Affandy, menegaskan bahwa pernyataan Satgas Cs-137 merupakan bukti resmi atas keamanan produk CPI. “Jadi konsumen tak perlu meragukan atas produk kami. Semua telah diuji di laboratorium resmi dan termasuk oleh BRIN dengan hasil Clear and Clean,” ujarnya.

    Gun juga menambahkan bahwa pihaknya menerapkan pengamanan ketat dari proses awal hingga akhir produksi untuk memastikan seluruh produk bebas dari kontaminasi. “PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik melalui quality control yang ketat,” tegasnya. [beq]

  • Satgas Cs-137 Sebut Produk Alas Kaki Terkontaminasi Radioaktif Sejak Mei 2025

    Satgas Cs-137 Sebut Produk Alas Kaki Terkontaminasi Radioaktif Sejak Mei 2025

    JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Radioaktif Cs-137 mengungkapkan kasus kontaminasi pada produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) telah terjadi sejak Mei 2025. Namun, laporan resmi mengenai temuan ini baru diterima beberapa waktu terakhir.

    Ketua Satgas Cs-137 Bara Krishna Hasibuan menjelaskan, kasus tersebut terdeteksi melalui laporan dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat terhadap produk alas kaki asal Indonesia yang diekspor ke negara tersebut.

    “Kami mendapatkan informasi lanjutan bahwa memang terdapat temuan kontaminasi Cs-137 pada produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat,” ujar Bara dalam konferensi pers di Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu, 12 November.

    Setelah ditelusuri, sambung Bara, ada dua kontainer produk alas kaki yang dicurigai terkontaminasi dan telah dipulangkan ke Indonesia. Kontainer pertama tiba sebulan lalu di Indonesia dan belum diproses oleh pihak produsen, sehingga belum dilakukan pemeriksaan.

    Sementara itu, sambung Bara, kontainer kedua tiba pada 29 Oktober lalu dengan notifikasi adanya kontaminasi Cs-137 dan telah diperiksa oleh Bapeten pada 30 Oktober.

    “Hasil pemeriksaan dari kontainer kedua tidak ditemukan kontaminasi di permukaan, sehingga aman untuk disimpan di pelabuhan. Namun sekarang sedang dilakukan uji pada produk alas kaki, pada isi kontainer tersebut, produk footwear atau alas kaki yang dilakukan oleh BRIN,” jelasnya.

    Kata Bara, produk alas kaki itu berasal dari perusahaan industri yang berlokasi di Cikande, namun berada di luar kawasan industri dengan radius 5 kilometer (km) dari sumber kontaminasi, yaitu fasilitas peleburan baja milik PT Peter Metal Technology (PMT).

    “Jadi itu memang pabrik sepatu, tapi saya tegaskan itu bukan di dalam kawasan industri Cikande, tapi di luar, tapi memang dekat dengan kawasan industri,” ucapnya.

    Di samping itu, Bara mengakui kontaminasi terhadap pabrik sepatu tersebut sudah lama terjadi, namun baru diketahui oleh pihak berwenang beberapa waktu terakhir.

    “Itu yang soal footwear, sebetulnya itu juga sudah agak lama terjadi, tapi memang laporan resminya baru kita terima,” jelasnya.

    Bara mengatakan, awal temuan kasus dugaan kontaminasi pada produk alas kaki asal Cikande ini terjadi hampir bersamaan dengan temuan radiasi Cs-137 pada udang dan cengkeh beberapa waktu lalu.

    “Kelihatannya Mei. Itu (kasus udang) ketahuannya pertama kali Agustus. Tapi kelihatannya airborne-nya kontaminasinya terjadi bulan Mei,” ucapnya.

  • Kasus Viral ‘Rahim Copot’ Jadi Pengingat Pentingnya Edukasi Reproduksi Sejak Dini

    Kasus Viral ‘Rahim Copot’ Jadi Pengingat Pentingnya Edukasi Reproduksi Sejak Dini

    Jakarta

    Belakangan ini warganet dihebohkan dengan kisah seorang ibu yang disebut mengalami “rahim copot” usai melahirkan di tangan dukun beranak. Cerita tersebut viral di TikTok dan membuat banyak orang, terutama perempuan muda, merasa takut dan ngeri membayangkannya.

    Namun, menurut dr Andon Hestiantoro, SpOG(K), pakar obstetri dan ginekologi, istilah rahim copot yang ramai dibicarakan itu kemungkinan besar merupakan inversio uteri, yaitu kondisi ketika rahim terbalik dan sebagian keluar melalui vagina akibat proses persalinan yang tidak tepat.

    Kondisi ini bisa terjadi bila penolong persalinan menarik tali pusat terlalu cepat saat plasenta belum lepas sempurna.

    “Biasanya ini terjadi pada persalinan yang ditangani penolong yang kurang sabar atau belum berpengalaman. Kalau dilakukan bidan terlatih, tidak akan ditarik paksa karena mereka tahu cara melepaskan plasenta dengan aman,” jelas dr Andon kepada detikcom, Rabu (12/11/2025).

    Selain faktor teknis, risiko gangguan pada rahim juga bisa meningkat bila kondisi tubuh ibu tidak optimal saat hamil.

    “Banyak perempuan di Indonesia yang HB-nya rendah karena asupan gizi yang kurang. Padahal, rahim yang sehat butuh otot yang kuat dan suplai darah yang baik,” ucap dia.

    Gangguan rahim perlu dicegah sejak remaja

    Menurut dr Andon, persoalan ini sebetulnya berakar dari minimnya edukasi kesehatan reproduksi sejak remaja. Banyak perempuan muda yang belum memahami pentingnya menjaga gizi, melakukan pemeriksaan rutin, dan mempersiapkan kehamilan dengan benar.

    “Kalau sejak remaja sudah paham pentingnya nutrisi dan kesehatan reproduksi, maka saat hamil pun tubuhnya lebih siap. Persalinan jadi lebih aman,” ujarnya.

    Kasus viral ini, kata dr Andon, seharusnya tidak menimbulkan ketakutan berlebihan, tetapi menjadi pengingat pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi.

    Alih-alih panik, ada baiknya mulai peduli dengan hal-hal dasar seperti gizi seimbang, pemeriksaan rutin, dan memilih tenaga medis yang tepat saat persalinan.

    “Jangan takut melahirkan secara normal. Kalau tubuh ibu sehat dan ditangani tenaga medis yang terlatih, prosesnya bisa berjalan lancar dan aman,” tutup dr Andon.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Studi BRIN Sebut Pola Makan Anak Indonesia Jauh dari Gizi Seimbang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/up)

  • BPOM belum temukan kontaminasi radioaktif Cesium-137 di dalam negeri

    BPOM belum temukan kontaminasi radioaktif Cesium-137 di dalam negeri

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum menemukan kontaminasi zat radioaktif Cesium 137 (Cs-137) pada produk-produk yang beredar di dalam negeri.

    “Belum, belum (ditemukan),” ucap Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Elin Herlina dalam media briefing “Perkembangan Diplomasi Penanganan Produk Udang dan Cengkeh dengan Pemangku Kepentingan di Amerika Serikat” yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator bidang Pangan, Jakarta, Rabu.

    Untuk menyaring produk-produk di dalam negeri, Herlina menyampaikan BPOM secara rutin melakukan sampling dan pengujian yang terkait dengan keamanan, mutu, dan lainnya terhadap produk-produk yang beredar di dalam negeri.

    BPOM juga bekerja sama dengan BRIN untuk mendeteksi cemaran cesium atau radioaktif. Bahkan, lanjut dia, BPOM juga sedang menjajaki perluasan cakupan laboratorium, agar mampu melakukan pengujian cemaran radioaktif.

    “Sehingga banyak alternatif yang bisa digunakan percepatan untuk pengujiannya,” kata Herlina.

    Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan mengatakan pemerintah telah bekerja keras untuk memastikan pencemaran zat radioaktif Cesium 137 tidak meluas.

    Saat ini, selain udang dan cengkih, produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat dan Belanda juga terdeteksi terkontaminasi oleh zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

    Meskipun baru menerima informasi tersebut secara resmi setelah bertemu dengan pihak Amerika Serikat, Bara menjelaskan peristiwa kontaminasi sepatu berlangsung pada rentang waktu yang sama dengan udang dan cengkih.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Selain udang dan cengkih, sepatu juga terkontaminasi radioaktif Cs-137

    Selain udang dan cengkih, sepatu juga terkontaminasi radioaktif Cs-137

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan menyampaikan selain udang dan cengkih, produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat juga terdeteksi terkontaminasi oleh zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

    “Ada temuan kontaminasi Cs-137 pada produk footwear, alas kaki,” ucap Bara dalam media briefing “Perkembangan Diplomasi Penanganan Produk Udang dan Cengkeh dengan Pemangku Kepentingan di Amerika Serikat” yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator bidang Pangan, Jakarta, Rabu.

    Amerika Serikat mengembalikan dua kontainer produk alas kaki ke Indonesia sebab dideteksi terkontaminasi Cs-137. Setelah ditelusuri, tutur Bara, produk alas kaki tersebut berasal dari sebuah perusahaan industri yang juga berlokasi di Cikande, Banten, namun di luar kawasan industri.

    “Dengan radius 5 km dari sumber kontaminasi Cs-137, yaitu fasilitas PT PMT,” kata Bara.

    Meskipun baru menerima informasi tersebut secara resmi setelah bertemu dengan pihak Amerika Serikat, Bara menjelaskan peristiwa kontaminasi sepatu berlangsung pada rentang waktu yang sama dengan udang dan cengkih.

    “Kontainer pertama sudah tiba bulan lalu di Indonesia dan belum diproses oleh pihak produsen, sehingga belum ada pemeriksaan. Kontainer kedua sudah tiba 29 Oktober lalu dengan notifikasi adanya kontaminasi CS-137,” kata Bara.

    Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) pun melakukan pemeriksaan terhadap kontainer kedua. Hasil pemeriksaan dari kontainer kedua tidak ditemukan kontaminasi di permukaan, sehingga aman untuk disimpan di pelabuhan.

    “Namun sekarang sedang dilakukan uji pada produk alas kaki, pada isinya kontainer tersebut, yaitu produk footwear, alas kaki, yang dilakukan oleh BRIN,” ucapnya.

    Saat ini, tutur dia melanjutkan, proses dekontaminasi kawasan tersebut sudah berjalan dan 22 pabrik yang terkontaminasi di kawasan Cikande sudah dinyatakan bersih, termasuk pabrik alas kaki yang mengekspor sepatu ke Amerika Serikat.

    “Sudah kami bersihkan semuanya, sudah clean and clear, sudah fully decontaminated. Alas kaki ini memang informasi baru, tetapi sebetulnya kejadian itu hampir bersamaan,” ujar dia.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan sebanyak 22 fasilitas produksi di Kawasan Industri Modern Cikande (MCIE), Serang, Banten sudah selesai didekontaminasi dari Cesium 137 (Cs-137), dan tujuh lokasi di luar kawasan dalam proses pembersihan.

    ‎Dekontaminasi tersebut merupakan salah satu upaya penanganan yang dilakukan pemerintah melalui Satuan Tugas (satgas) Penanganan Bahaya Radiasi Cs-137, bersama pemangku kepentingan terkait seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

    ‎Disampaikan pula, sebelum United States Food and Drugs Administration (USFDA) merilis import alert 99-51 terhadap produk udang yang berasal dari Indonesia setelah ditemukan adanya kontaminasi radiasi Cs-137, pihak Bea Cukai Belanda melaporkan temuan kontaminasi radionuklida pada produk sepatu kets asal Indonesia.

    ‎Temuan Bea Cukai Belanda dikonfirmasi oleh ahli radiasi ANVS dengan hasil temuan beberapa kotak yang berisi sepatu kets memiliki peningkatan paparan radiasi maksimal 110 nanoSv/jam (radiasi latar 20 nanoSv/jam) akibat Cs-137.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabar Terbaru Kondisi Pabrik Sepatu di Banten Terkontaminasi Cs-137

    Kabar Terbaru Kondisi Pabrik Sepatu di Banten Terkontaminasi Cs-137

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan, pabrik yang memproduksi sepatu yang sebelumnya dinyatakan terkontaminasi radioaktif Cesium 137 (Cs-137) sudah dinyatakan aman. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufik Bawazier.

    “Oh udah selesai itu, udah selesai. Nikomas Gemilang kan? Sudah ada surat dari Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) sudah di-clearance, nggak ada masalah,” ujar Taufik saat ditemui di kompleks DPR, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam proses ekspor produk dari pabrik tersebut. “Nggak, nggak ada masalah ke ekspor,” kata Taufik menambahkan.

    Lebih lanjut, ia berharap kegiatan ekspor perusahaan tersebut dapat terus berjalan lancar setelah mendapatkan hasil pemeriksaan dan surat resmi dari Bapeten. “Ekspornya semoga bisa lancar. Itu aja, suratnya (Bapeten) juga sudah ada,” ujarnya.

    Sebelumnya, isu mengenai potensi kontaminasi zat radioaktif Cs-137 sempat mencuat setelah otoritas terkait melakukan pemeriksaan di sejumlah fasilitas industri. Namun, dengan hasil pemeriksaan terbaru dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Kemenperin menegaskan tidak ditemukan indikasi paparan bahan radioaktif di pabrik tersebut.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, pada awal pekan ini di Gedung DPR sembari memaparkan hasil pemeriksaan dan pemetaan yang dilakukan di Kawasan Industri Cikande, salah satu yang terpapar ialah PT Nikomas Gemilang.

    Penjelasan Satgas Penanganan Kontaminasi Radioaktif Cs-137

    Terpisah, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan mengonfirmasi adanya temuan Cs-137 pada produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat

    “Kami mendapatkan informasi lanjutan bahwa memang terdapat temuan kontaminasi Cs-137 pada produk alas kaki yang diekspor ke Amerika Serikat,” ujarnya di Kantor Kemenko Pangan Graha Mandiri Jakarta, Rabu (12/11).

    “Initial NM. NM, NM,” jawabnya saat ditanya profil perusahaan dimaksud.

    Bara menjelaskan, penemuan tersebut usai dilakukan penelusuran dari dua kontainer yang telah terkonfirmasi Cs-137. Produk alas kaki tersebut juga berlokasi di Cikande, namun di luar kawasan industri dengan jarak radius 5 km dari sumber kontaminasi Cs-137, yaitu fasilitas PT PMT yang menjadi sumber kontaminasi.

    “Jadi itu memang pakai sepatu, tapi saya tegaskan itu bukan di dalam kawasan industri Cikande, tapi di luar. Tapi memang dekat dengan kawasan industri,” sebutnya.

    Ia mengungkapkan, kontainer pertama sudah tiba sebulan yang lalu di Indonesia. Dan belum diproses oleh pihak produsen sehingga belum ada pemeriksaan. Sementara kontainer kedua sudah tiba 29 Oktober 2025 lalu dengan notifikasi adanya kontaminasi Cs-137 dan sudah dilakukan pemeriksaan pada 30 Oktober.

    “Hasil pemeriksaan pada kontainer kedua tidak ditemukan kontaminasi di permukaan. Sehingga aman untuk disimpan di pelabuhan. Namun sekarang sudah dilakukan pengujian pada barang-barang alas kaki pada isinya kontainer tersebut, barang-barang alas kaki yang dilakukan oleh BRIN,” pungkasnya.

    Foto: Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen IKTF Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier (ketiga dari kanan) bersama Asosiasi-Asosiasi Membahas Kebijakan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional, Rabu (12/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VII DPR RI Channel)
    Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen IKTF Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier (ketiga dari kanan) bersama Asosiasi-Asosiasi Membahas Kebijakan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional, Rabu (12/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VII DPR RI Channel)

    (rob)

    [Gambas:Video CNBC]