Kementrian Lembaga: BRIN

  • Kekayaan Sederet Miliarder Amblas US0 Miliar Lebih Imbas Tarif Trump

    Kekayaan Sederet Miliarder Amblas US$200 Miliar Lebih Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kedekatan dengan Donald Trump tidak membuat Elon Musk lolos dari dampak tarif yang diberlakukan Presiden AS tersebut. 

    Tarif Trump yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, yang melanda negara-negara dan mengirimkan gelombang kejut di seluruh pasar global, telah merugikan para miliarder terkaya di dunia seperti Jeff Bezos, Elon Musk, dan Mark Zuckerberg.

    Gelombang tarif terbaru memicu badai keuangan, yang menyebabkan salah satu kemerosotan pasar terburuk sejak era pandemi.

    Lantaran menyebabkan kemerosotan di pasar global, Indeks Miliarder Bloomberg mengalami penurunan harian terbesar keempat dalam sejarah, dan terbesar sejak puncak pandemi Covid-19.

    Sebagian besar miliarder yang terpukul keras berasal dari Amerika sendiri. Kemerosotan tersebut menghapus ratusan miliar kekayaan orang-orang terkaya di dunia, bahkan tidak terkecuali para orang dekat Trump seperti Elon Musk.

    Lalu, siapa saja miliarder yang kekayaannya terseret paling dalam imbas tarif Trump?

    1. Elon Musk

    Ternyata, bahkan persahabatan Presiden tidak dapat menyelamatkannya dari nasib buruk. CEO Tesla dan pemimpin DOGE, dan salah satu ‘sahabat’ terdekat Trump, Elon Musk, kehilangan US$11 miliar pada hari Kamis, karena saham perusahaan mobilnya turun 5,5% menyusul pengumuman tarif Trump.

    2. Jeff Bezos

    Seorang miliarder yang akan melangsungkan pernikahannya dalam beberapa bulan lagi, nampaknya tak bertemu takdir baik. Jeff Bezos adalah pecundang terbesar berikutnya dalam daftar ini, kehilangan kekayaan sebesar US$15,9 miliar setelah saham Amazon anjlok 9% pada Kamis (3/4/2025), menandai penurunan terbesar sejak 2022.

    3. Mark Zuckerberg

    Salah satu pendiri Meta itu juga mengalami kerugian terbesar! Mark Zuckerberg adalah yang paling merugi dalam dolar AS, dengan penurunan 9% perusahaan media sosial tersebut yang menyebabkan kerugian bagi kepala eksekutifnya sebesar US$17,9 miliar, atau sekitar 9% dari kekayaannya.

    Dilansir Bloomberg, 500 orang terkaya di dunia mengalami penurunan kekayaan gabungan sebesar US$208 miliar pada Kamis, segera setelah tarif yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump membuat pasar global terguncang.

    Penurunan kekayaan gabungan sebesar US$208 miliar menandai penurunan terbesar keempat dalam satu hari sejak Bloomberg mulai melacak kekayaan para miliarder 13 tahun lalu, dan yang terburuk sejak jatuhnya pasar yang disebabkan oleh pandemi.

    Miliarder AS kehilangan sebagian besar kekayaan, dengan sembilan dari 10 yang mencatat rugi paling besar berasal dari Amerika. 

    Lebih dari separuh dari mereka yang dilacak oleh indeks kekayaan Bloomberg mengalami penurunan kekayaan, dengan penurunan rata-rata sebesar 3,3%.

    Berikut adalah daftar 10 miliarder teratas yang muncul sebagai pecundang terbesar setelah pengumuman tarif Trump, menurut Bloomberg Billionaires Index pada tanggal 4 April:

    1. Mark Zuckerberg: Turun US17,9 miliar menjadi US$189 miliar

    2. Jeff Bezos : Turun US$15,9 miliar menjadi US$201 miliar

    3. Elon Musk: Turun US$11 miliar menjadi US$322 miliar

    4. Michael Dell: Turun US$9,53 miliar menjadi US$92,1 miliar

    5. Larry Ellison: Turun US$8,10 miliar menjadi US$160 miliar

    6. Jensen Huang: Turun US$7,36 miliar menjadi US$89,6 miliar 

    7. Bernard Arnault: Turun US$6,22 miliar menjadi US$163 miliar

    8. Larry Page: Turun US$4,79 miliar menjadi US$138 miliar 

    9. Sergey Brin: Turun US$4,46 miliar menjadi US$130 miliar 

    10. Thomas Peterffy: Turun US$4,06 miliar menjadi US$49,4 miliar

  • Dua CEO Paling Cerdas Menurut Elon Musk, Siapa?

    Dua CEO Paling Cerdas Menurut Elon Musk, Siapa?

    Jakarta

    Bos SpaceX dan Tesla, Elon Musk, menyebut dua nama ini sebagai orang yang cerdas. Mereka berhasil menyelesaikan hal sulit dan signifikan.

    Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) tersebut menyampaikan hal itu saat diundang ke podcast ‘Verdict’. Di sana dia memprediksi kecerdasan buatan akan melampaui otak manusia dalam satu dekade.

    “Menurut saya dalam 10 tahun, berdasarkan tingkat kemajuan saat ini, AI akan lebih cerdas daripada manusia tercerdas,” kata Musk, sebagaimana dikutip detikINET dari Entrepreneur.

    Namun, ketika Cruz bertanya kepada Musk siapa CEO tercerdas, jawabannya mengejutkan. Dia memuji saingannya, pendiri Amazon Jeff Bezos, yang juga memiliki perusahaan antariksa Blue Origin.

    “Sampai taraf tertentu, cerdas adalah sebagaimana orang cerdas melakukannya. Apa yang telah mereka lakukan yang sulit dan signifikan? Anda tahu, Jeff Bezos telah melakukan banyak hal yang sulit dan signifikan,” pujinya.

    Bagi yang mengikuti drama keduanya, Bezos dan Musk beberapa kali bertengkar (dan sebagian besar secara terbuka di media sosial) selama beberapa dekade. Bermacam hal, dari perekrutan karyawan hingga kontrak luar angkasa.

    Musk juga memasukkan salah satu pendiri Google Larry Page ke dalam daftar CEO cerdas dan mengatakan salah satu pendiri Oracle Larry Ellison adalah salah satu orang tercerdas yang dikenalnya.

    Page mendirikan Google bersama Sergey Brin pada tahun 1998 dan menjabat sebagai CEO hingga tahun 2001. Ia kemudian kembali menjadi CEO perusahaan induknya, Alphabet, dari tahun 2015 hingga 2019. Ellison mendirikan Oracle pada tahun 1977 dan menjabat sebagai CEO hingga tahun 2014. Ia masih menjabat sebagai Chief Technology Officer perusahaan tersebut.

    Saat ini, Elon Musk adalah orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih sebesar USD 312 miliar (sekitar Rp 5.166 triliun), menurut Bloomberg. Bezos berada di peringkat kedua dengan USD 217 miliar atau setara Rp 3.593 triliun, dan Ellison di peringkat nomor lima dengan USD 174 miliar (Rp 2.881 triliun). Sementara Page, ada di peringkat nomor delapan dengan USD 149 miliar yang bila dikonversikan senilai Rp 2.467 triliun.

    (ask/ask)

  • Momentum Lebaran 2025: Merajut persatuan di tengah polarisasi politik

    Momentum Lebaran 2025: Merajut persatuan di tengah polarisasi politik

    Mari jadikan Lebaran 2025 sebagai momentum untuk merajut kembali tenun kebangsaan yang mungkin sempat terkoyak, demi Indonesia yang lebih harmonis, kuat, dan bersatu.

    Jakarta (ANTARA) – Lebaran selalu menjadi momen istimewa bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari sekadar perayaan keagamaan, Lebaran adalah ajang mempererat silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan menumbuhkan kembali semangat kebersamaan.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa polarisasi politik yang semakin tajam. Pemilu 2024 yang baru saja berlalu meninggalkan residu ketegangan, membuat perbedaan politik merasuk hingga ke ranah keluarga, komunitas, dan media sosial.

    Apakah Lebaran 2025 bisa menjadi momentum untuk merajut kembali persatuan? Bagaimana kita sebagai bangsa dapat bergerak maju tanpa harus mengorbankan kebebasan berpendapat dan semangat demokrasi?

    Ancaman bagi kohesi sosial

    Polarisasi politik di Indonesia bukan lagi sekadar perbedaan pendapat, tetapi telah berkembang menjadi sekat-sekat sosial yang menghambat komunikasi dan kerja sama antarwarga.

    Peneliti Senior Pusat Riset Politik BRIN Lili Romli mengatakan polarisasi politik menyebabkan masyarakat terbelah dalam blok masing-masing sehingga mengganggu kohesi sosial dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

    Survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) pada Maret 2023 menunjukkan bahwa masyarakat terbagi dalam dua kelompok besar: 57 persen cenderung pro-pemerintah dan 43 persen menunjukkan sikap oposisi yang lebih konservatif.

    Adapun faktor-faktor utama yang memperparah polarisasi ini. Pertama, perbedaan pilihan politik dalam pemilu, khususnya dalam mendukung calon presiden tertentu.

    Kedua, dugaan keterlibatan penguasa dalam mendukung salah satu kandidat secara tidak netral. Ketiga, narasi yang dimainkan oleh media sosial, termasuk penggunaan buzzer dan kampanye hitam yang memperkeruh suasana.

    Tak hanya berdampak pada politik, polarisasi juga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Tradisi diskusi sehat semakin sulit dilakukan karena setiap perbedaan pendapat dianggap sebagai ancaman.

    Momen bangun kembali jembatan persatuan

    Di tengah ketegangan politik yang masih terasa, Lebaran 2025 bisa menjadi momentum strategis untuk rekonsiliasi.

    Seperti yang diungkapkan Lili Romli, tradisi halalbihalal memiliki kekuatan untuk mencairkan suasana dan menjadi ajang rekonsiliasi, tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga bagi para elit politik.

    Lebaran bisa dimanfaatkan untuk membangun dialog yang sehat. Pasalnya, silaturahim saat Lebaran memungkinkan berbagai pihak duduk bersama dalam suasana yang lebih cair, membuka ruang diskusi yang lebih terbuka, dan menghilangkan sekat-sekat politik yang selama ini membatasi interaksi.

    Kemudian, menekan ego dan dendam politik. Pemilu sudah selesai, saatnya membuka lembaran baru. Para elit politik diharapkan lebih bijak dalam meredam ketegangan dan memberikan contoh bagi masyarakat bahwa kepentingan bangsa harus diutamakan di atas kepentingan kelompok.

    Selanjutnya, meningkatkan solidaritas sosial. Tradisi berbagi di hari Lebaran bisa menjadi sarana untuk menunjukkan bahwa kepedulian dan kebersamaan jauh lebih penting dibanding perbedaan pandangan politik.

    Peran nasionalisme jaga persatuan

    Pakar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina menekankan bahwa semangat nasionalisme masih kuat di masyarakat.

    Fenomena kampanye daring seperti #KaburAjaDulu atau Indonesia Gelap justru menunjukkan betapa besarnya kepedulian publik terhadap arah kebijakan pemerintah.

    Namun, ia juga mengingatkan bahwa polarisasi sering kali terjadi karena kegagapan elit dalam merespons kritik publik. Ketika pemerintah kurang berempati dan lebih bersikap defensif terhadap aspirasi rakyat, ketegangan politik semakin meningkat.

    Oleh karena itu, diperlukan pola komunikasi yang lebih partisipatif dan dialogis antara pemerintah dan masyarakat.

    Beberapa langkah konkret yang bisa diambil untuk memperkuat semangat nasionalisme di tengah perbedaan politik, yakni meningkatkan keterbukaan pemerintah dalam merespons kritik agar tidak menimbulkan antipati dari masyarakat.

    Lalu, mendorong kesadaran masyarakat bahwa perbedaan politik bukanlah perpecahan tetapi bagian dari dinamika demokrasi yang sehat. Selanjutnya, menjadikan Lebaran sebagai momen untuk membangun narasi persatuan, baik melalui pidato kenegaraan, tokoh agama, maupun media sosial.

    Media sosial

    Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial menjadi faktor utama dalam memperkuat polarisasi di Indonesia. Sejak Pilpres 2014, Pilgub DKI 2017, hingga Pilpres 2019, penggunaan buzzer dan penyebaran hoaks telah memperparah jurang perbedaan di masyarakat.

    Caroline Paskarina menegaskan bahwa media sosial memiliki dua sisi, yaitu menjadi sarana edukasi dan demokrasi dan menciptakan perpecahan jika tidak digunakan dengan bijak.

    Untuk itu, literasi digital menjadi kunci utama dalam menangkal polarisasi di media sosial.

    Langkah-langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial. Pertama, mengecek kebenaran informasi sebelum membagikannya guna mencegah penyebaran hoaks yang dapat memicu kebencian.

    Kedua, menghindari debat yang provokatif dan lebih mengutamakan diskusi berbasis data dan fakta. Ketiga,tidak terprovokasi oleh buzzer atau narasi yang memecah belah.

    Keempat, menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif dan nasionalisme, seperti semangat gotong royong dan persatuan.

    Bangun bangsa dengan semangat Lebaran

    Lebaran 2025 bisa menjadi titik balik untuk mengurangi ketegangan politik dan membangun kembali persatuan bangsa. Dengan semangat silaturahim, gotong royong, dan saling memaafkan, kita bisa memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan mengurangi dampak negatif polarisasi.

    Para elit politik perlu menunjukkan sikap rekonsiliatif, sementara masyarakat harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terjebak dalam narasi yang memecah belah.

    Mari jadikan Lebaran 2025 sebagai momentum untuk merajut kembali tenun kebangsaan yang mungkin sempat terkoyak, demi Indonesia yang lebih harmonis, kuat, dan bersatu.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cerita Saat Open House di Istana: Peneliti BRIN Ungkap Harapan untuk Prabowo

    Cerita Saat Open House di Istana: Peneliti BRIN Ungkap Harapan untuk Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Gelar kriya atau open house di Istana Negara turut menjadi momen yang dinantikan masyarakat. Salah satunya adalah Nilam, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang hadir dengan harapan besar untuk bertemu Presiden Prabowo Subianto.

    “Saya ingin bertemu dengan beliau, memberikan salam, dan menyampaikan harapan agar Presiden Prabowo mendukung riset di Indonesia, terutama riset dasar,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Istana Kepresidenan, Senin (31/3/2025).

    Bukan kali pertama bagi Nilam menghadiri acara open house di Istana. Tahun lalu, dia juga datang dan berkesempatan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Kali ini, dia ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada Prabowo mengenai pentingnya pengembangan riset di Indonesia.

    Perjalanan Nilam menuju Istana tidaklah singkat. Dia datang dari Bogor sejak pagi, bahkan telah melaksanakan Salat Id sejak pukul 05.00 WIB.

    “Saya salat Id di luar, lalu langsung menuju ke Istana,” katanya.

    Sebagai seorang periset, Nilam memiliki perhatian khusus terhadap penelitian di bidang hayati.

    “Saya meneliti jamur-jamur di Indonesia dan masih banyak lagi flora serta fauna yang perlu dikaji lebih dalam. Biasanya di KSP Suparno ada beberapa pusat riset, terutama riset hayati,” jelasnya.

    Di Bogor sendiri, menurutnya, juga terdapat Animalium, yang menjadi bagian dari ekosistem penelitian hayati di Indonesia.

    Nilam telah mengabdikan dirinya sebagai peneliti sejak tahun 2005, bermula dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebelum bergabung dengan BRIN. Pengabdiannya selama 20 tahun pun akan mendapatkan penghargaan berupa Satyalancana Karya Satya.

    Dengan pengalaman panjangnya di dunia riset, ia berharap dukungan terhadap penelitian di Indonesia semakin meningkat.

    “Semoga riset di Indonesia lebih diperhatikan dan didukung oleh pemerintah ke depannya,” pungkas Nilam.

  • Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    Idul Fitri 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini akan menjadi penentu resmi Hari Raya Idulfitri bagi umat Islam di Indonesia.

    Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal. Penetapan dilakukan melalui metode hisab dan rukyat, sebagaimana yang diatur dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal pada 29 Maret 2025. Data astronomi akan diverifikasi melalui mekanisme rukyat sebelum penetapan resmi diumumkan,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa 18 Maret 2025.

    Hilal Diprediksi Tidak Terlihat

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi terkait hilal saat matahari terbenam pada 29 dan 30 Maret 2025. Berdasarkan perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 17.57 WIB. Namun, saat matahari terbenam, posisi hilal di Indonesia masih berada di bawah ufuk, dengan ketinggian berkisar antara -3,29 derajat di Merauke hingga -1,07 derajat di Sabang.

    Mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), awal bulan hijriah dapat ditetapkan jika hilal memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan posisi hilal yang masih di bawah kriteria tersebut pada 29 Maret, kemungkinan besar 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, juga memprediksi Idulfitri akan dirayakan secara seragam pada 31 Maret 2025.

    “Pada saat magrib 29 Maret, posisi bulan di Indonesia masih di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS maupun wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas Djamaludin.

    Lebaran Berpotensi Serentak

    Menteri Agama, Nasarudin Umar, sebelumnya juga memperkirakan bahwa Hari Raya Idulfitri tahun ini akan dirayakan secara bersamaan oleh pemerintah dan organisasi Islam lainnya, termasuk Muhammadiyah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya posisi hilal pada 29 Maret 2025, sehingga 1 Syawal diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.

    PP Muhammadiyah sendiri telah lebih dulu menetapkan Idulfitri 1446 Hijriah jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Jika hasil sidang isbat Kemenag juga menetapkan tanggal yang sama, maka Lebaran tahun ini akan berlangsung serempak di Indonesia.

    Sidang isbat 29 Maret 2025 akan menjadi momen penentuan resmi yang ditunggu umat Islam. Keputusan akhirnya akan diumumkan oleh Menteri Agama setelah mempertimbangkan hasil rukyat dan data hisab yang telah dikaji.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Breaking! 1 Syawal 1446 H Idulfitri Ditetapkan Senin 31 Maret 2025

    Breaking! 1 Syawal 1446 H Idulfitri Ditetapkan Senin 31 Maret 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang Isbat yang digelar di kementerian agama, Jakarta, pada pukul 19.00, Sabtu (29/3/2025) memutuskan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. 

    “Berdasarkan hisab hilal Indonesia yang tidak menenuhi MABIMS maka disepakati bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin 31 Maret 2025,” kata Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam konferensi pers di Kemenag, Sabtu (29/3/2025).

    Sidang isbat dihadiri oleh perwakilan organisasi agama, kedubes negara sahabat, hingga wakil menteri agama Raden Muhammad Syafi’i dan tokoh-tokoh lainnya.

    Keputusan ini tak jauh berbeda dengan berbagai perkiraan beberapa pihaksebalumnya. Misalnya Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN, Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    (hoi/hoi)

  • Hasil Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H: Lebaran 2025 Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

    Hasil Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H: Lebaran 2025 Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Hasil Sidang Isbat menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran Idulfitri pada 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan bahwa dari hasil sidang isbat yang dilakukan tertutup bahwa hilal belum terlihat.

    “Maka disepakati bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada hari Senin 31 Maret 2025,” kata Nasaruddin dalam konferensi pers “Penetapan 1 Syawal 1446 H” yang digelar Kementerian Agama (Kemenag), pada Sabtu (29/3/2025).Menag Nasaruddin mengatakan bahwa hal itu ditetapkan berdasarkan hisab, posisi hilal di berbagai lokasi di Indonesia yang telah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Hilal dikatakan terlihat (Imkanur Rukyat) apabila tinggi hilal mencapai 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat, sesuai dengan kriteria MABIMS. Namun demikian, dalam sidang isbat kali ini masih berada di bawah ketentuan tersebut.

    Adapun, Kemenag melakukan rukyatul hilal penentu 1 Syawal 1446 di 33 titik lokasi di seluruh Indonesia. Setiap provinsi memiliki satu titik pemantauan, kecuali Provinsi Bali yang tidak menyelenggarakan rukyat karena bertepatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi.

    Sebelumnya, sidang isbat dilaksanakan secara tertutup sekitar pukul 18.30 WIB. Sebelum sidang isbat, Kemenag juga menggelar Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H mulai pukul 16.30 WIB hingga menjelang waktu magrib.

    Sidang isbat dan seminar tersebut menghadirkan perwakilan dari komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, duta besar negara sahabat, para ahli falak (astronomi Islam), serta perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam.

    Selain itu, turut diundang juga perwakilan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Planetarium Bosscha, serta instansi terkait lainnya.

  • Hasil Sidang Isbat Lebaran 2025 Menetapkan Kapan Idul Fitri 1446 H – Page 3

    Hasil Sidang Isbat Lebaran 2025 Menetapkan Kapan Idul Fitri 1446 H – Page 3

    Abu mengungkap, Rukyat merupakan proses konfirmasi atas data-data hisab dan antronomis. Artinya, apa yang telah dihitung secara astronomi, dikonfirmasi di lapangan melalui rukyat.

    “Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” sambungnya.

    Sebagai informasi, Proses Rukyatul Hilal rencananya akan dilalukan di 33 titik. Menurut Abu Rokhmad, ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi, kecuali Bali. Sebab di provinsi Bali sedang dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati.

    Diawali Seminar

    Diketahui, proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib.

    Kementerian Agama akan mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam, perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

    Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

     

  • Link Live Streaming Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025

    Link Live Streaming Sidang Isbat Penetapan Idulfitri 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang Isbat awal Syawal 1446 Hijriah untuk menentukan Idulfitri hari ini, Sabtu 29 Maret 2025.

    Sidang Isbat akan digelar di kantor Kemenag, kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.

    Sidang Isbat itu merujuk pada pengumpulan data pemantauan hilal di 33 lokasi di seluruh Indonesia. Bali tidak diikutkan karena sedang menjalankan Hari Raya Nyepi.

    Masyarakat bisa menyaksikannya secara online konferensi pers Sidang Isbat Kemenag pada pukul 19.00 WIB melalui beberapa kanal YouTube resmi.

    Berikut daftar link live streaming Sidang Isbat Idul Fitri 2025 untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Kemenag RI: https://www.youtube.com/watch?v=yG3MzoHBbbk

    Bimas Islam: https://www.youtube.com/watch?v=DDs7vcPmsSI

    Abu Rokhmad, Dirjen Bimas Islam Kemenag, memastikan sidang Isbat ini akan diawali dengan seminar posisi hilal pada sore harinya. Kemudian, Sidang Isbat dimulai secara tertutup, dan lalu dilanjutkan dengan konferensi pers kepada media terkait hasil sidang Isbat.

    Lebih lanjut, Abu menjelaskan berdasarkan perhitungan astronomi (hisab), ijtimak menjelang Syawal 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, sekitar pukul 17.57 WIB.

    Ia menambahkan, saat matahari terbenam pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara -3° 15.47′ hingga -1° 4.57′, dengan sudut elongasi antara 1° 12.89′ hingga 1° 36.38′.

    Analisa BMKG
    Sebelumnya, analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memprediksi Idulfitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. Hari raya ini berpotensi dilaksanakan seragam antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    BMKG menghitung prakiraan hilal penentu Syawal ini berdasarkan kondisi saat ijtimak atau konjungsi, yakni pada 29 Maret sebelum magrib. Data prediksi BMKG menunjukkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua sampai dengan -1,07 derajat di Sabang, Aceh.

    Sementara itu, elongasi atau jarak sudut matahari-bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025 berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah sampai dengan 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

    Mengacu pada kategori MABIMS dengan syarat hilal punya tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, maka kemungkinan besar 1 Syawal akan jatuh pada 31 Maret, karena ketinggian hilal dan elongasi pada tanggal 29 Maret tidak memenuhi syarat.

    Analisa BRIN
    Senada, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari BRIN, Thomas Djamaludin, juga memprediksi 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Thomas menyebut posisi bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk pada waktu maghrib tanggal 29 Maret.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah,” ujar Thomas, beberapa saat lalu.

    “Keputusannya Idulfitri 1446 H: seragam 31 Maret 2025,” imbuhnya.

    Kendati begitu, Thomas meminta masyarakat untuk menanti keputusan dari Kemenag terkait kapan Hari Raya Idulfitri 2025. Kita tunggu beberapa saat lagi!

    (hoi/hoi)

  • Link Live Streaming Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025 M

    Link Live Streaming Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025 M

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang penetapan atau isbat Idulfitri 2025 atau 1 Syawal 1446 Sabtu sore (29/3/2025).

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad menyampaikan, sidang isbat akan digelar secara tertutup sekitar pukul 18.45 WIB di Kantor Kemenag yang berlokasi di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.

    “Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad dalam keterangannya, dikutip Sabtu (29/3/2025).

    Rokhmad mengatakan, hasil sidang isbat akan diumumkan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar melalui konferensi pers.

    Proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib.

    Dia menuturkan, pemerintah mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. 

    Kemenag turut mengundang perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya. 

    Lebih lanjut, Rokhmad menuturkan bahwa penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.

    Hal ini kata dia, sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2/2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. 

    Dalam fatwa itu, disebutkan bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. 

    Secara hisab atau perhitungan astronomi, Rokhmad mengatakan bahwa ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh. 

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” ujar Rokhmad.

    TV Pool Kemenag RI – Konferensi Pers 1 Syawal 1446 H / 2025 M

    rtmp://stream.kemenag.go.id:1935/live/konpres

    Link Youtube Kemenag RI – Konferensi Pers 1 Syawal 1446 H / 2025 M