Kementrian Lembaga: BRIN

  • Tank Hybrid Buatan Lokal Unjuk Gigi, Cocok Buat Operasi Pengintaian

    Tank Hybrid Buatan Lokal Unjuk Gigi, Cocok Buat Operasi Pengintaian

    Jakarta

    PT Sentra Surya Ekajaya (SSE), perusahaan industri pertahanan lokal unjuk gigi menampilkan kendaraan tempur modern dalam ajang Indo Defence 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta yang berlangsung 11-14 Juni 2025.

    Empat kendaraan lansiran SSE yang menjadi sorotan pameran ini adalah prototipe tank ringan P8 Light Tank, kendaraan taktis (rantis) ringan P6 Atav, kendaraan intai ringan P2 KM Recon, dan kendaraan angkut personel lapis baja (APC) P2 Tiger APC. Setiap kendaraan itu menampilkan teknologi terkini yang dirancang untuk menjawab tantangan medan operasi kavaleri modern.

    Bintang utama dari SSE ini adalah prototipe P8 Light Tank. Kendaraan tempur tank ringan pertama di kelasnya yang mengusung teknologi penggerak diesel-electric hybrid.

    “Dengan sistem penggerak hybrid, tank ini dapat bergerak dalam mode senyap (silent mode) menggunakan tenaga baterai. Fitur ini sangat ideal untuk operasi penyusupan atau pengintaian di garis depan, di mana jejak suara dan getaran harus diminimalisir,” ungkap Direktur SSE, Surya Ekajaya dalam keterangannya dikutip Kamis (12/6/2025).

    Lebih lanjut, keunggulan lain dari P8 Light Tank adalah penggunaan ban karet (rubber track) yang tidak hanya mengurangi jejak suara dan getaran, tetapi juga menawarkan mobilitas yang lebih baik di berbagai medan, serta mengurangi kerusakan infrastruktur jalan. P8 Light Tank ini hasil kolaborasi dengan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD.

    Ranpur buatan SSE, P8 Light Foto: Dok. SSE

    “Ini merupakan hasil kolaborasi intensif kami dengan Pussenkav TNI AD serta riset internal kami yang berkelanjutan,” tambahnya.

    Kepala Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD, Mayjen TNI R. Teguh Wardoyo, menyampaikan kolaborasi ini diperlukan untuk meningkatkan daya tempur kavaleri di masa mendatang.

    “P8 Light Tank ini kami dorong terus karena sudah melalui prototipe awal. Kita lihat potensinya untuk mendukung mobilitas tinggi dan daya gempur satuan kavaleri ke depan,” kata Teguh

    Ranpur selanjutnya, P6 ATAV (All-Terrain Assault Vehicle). Varian terbaru dari mobil tempur 4×4 ini telah ditingkatkan secara signifikan untuk memenuhi standar keamanan dan operasional yang lebih tinggi.

    P6 ATAV terbaru ini dilengkapi dengan pelindung balistik STANAG 4569 Level 1, yang memberikan perlindungan terhadap tembakan senjata ringan dan fragmentasi artileri. Untuk meningkatkan daya gempur dan keamanan kru, P6 ATAV juga kini mengintegrasikan RCWS (Remote Control Weapon Station), memungkinkan operator mengendalikan senjata dari dalam kendaraan. Fitur canggih lainnya adalah sistem pendeteksi tembakan (Shot Detection System) yang dapat memberikan informasi lokasi dan arah tembakan musuh secara instan.

    Ranpur buatan SSE, P2 KM Recon Foto: Dok. SSE

    SSE juga memamerkan P2 KM Recon, sebuah kendaraan intai ringan yang dirancang untuk lima personel. Kendaraan ini ideal untuk misi pengintaian, pengawasan, dan pengumpulan informasi di garis depan. Desainnya yang ringkas dan lincah memungkinkan mobilitas tinggi di berbagai medan, termasuk area sulit.

    Ranpur buatan SSE, P2 Tiger APC Foto: Dok. SSE

    Melengkapi lini kendaraan tempur, turut ditampilkan P2 TIGER APC (Armoured Personnel Carrier). Kendaraan angkut personel ini merupakan hasil kerja sama strategis SSE dengan perusahaan pertahanan terkemuka asal Prancis, Texelis.

    Perlu diketahui, P2 TIGER menggunakan platform 6×6 Celeris yang dikenal tangguh dan andal. Untuk daya gempur, P2 TIGER dilengkapi dengan turret 20 mm dan sistem kendali senjata jarak jauh, memberikan perlindungan dan daya tembak yang signifikan bagi personel yang diangkut.

    Pradhana mengungkap penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama strategis dengan mitra dalam dan luar negeri. Mitra-mitra tersebut meliputi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Texelis (Prancis), KNDS (Jerman/Prancis), dan MBDA (Eropa).

    “Kami ingin menunjukkan bahwa industri dalam negeri bisa ikut menjawab tantangan kebutuhan militer modern, bukan hanya dari sisi fungsi, tapi juga efisiensi dan inovasi teknologinya,” tutup Surya.

    (riar/dry)

  • Deretan produk alutsista dalam negeri yang hadir di Indo Defence

    Deretan produk alutsista dalam negeri yang hadir di Indo Defence

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan kendaraan listrik taktis terbaru produksi PT Pindad, yakni MV3-EV \”PANDU\” pada pameran pertahanan Indo Defence 2025 Expo & Forum, yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (11/6/2025). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

    Deretan produk alutsista dalam negeri yang hadir di Indo Defence
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 13 Juni 2025 – 12:55 WIB

    Elshinta.com – Pameran industri pertahanan berskala internasional Indo Defence telah berlangsung sejak 11 Juni 2025 hingga 14 Juni 2025.

    Tercatat ada 1.180 perusahaan dari 55 negara yang ikut serta memamerkan alutsistanya. Beberapa negara besar yang sudah menjalin kerja sama militer dengan Indonesia pun turut hadir, salah satunya Amerika Serikat dan Turki.

    Industri pertahanan dalam negeri, terutama yang masuk dalam keluarga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga memamerkan produk-produk andalannya dalam ajang pameran ini.

    Berikut adalah beberapa deretan produk industri dalam negeri yang hadir di Indo Defence 2025.

    1 Maung V3- EV (Pandu).

    Maung V3-EV atau Pandu merupakan hasil karya PT Pindad yang baru saja diluncurkan Presiden RI Prabowo Subianto dalam pembukaan Indo Defence.

    Kendaraan yang semula berbasis mesin pembakaran internal (ICE) diesel tersebut kini telah diubah menjadi kendaraan bertenaga listrik penuh

    MV3-EV “Pandu” merupakan hasil pengembangan dari platform kendaraan operasional EV3 yang sebelumnya sudah disuplai ke Kementerian Pertahanan.

    2. Senapan serbu SS3-M1

    Senapan SS3-M1 atau singkatan dari Senapan Serbu Modular 1 adalah senapan serbu yang juga diproduksi Pindad yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2022.

    3. Senjata anti drone SPS-1

    Senjata yang juga dibuat oleh PT Pindad ini merupakan alutsista yang berguna untuk menangkal serangan drone asing. Senjata ini diluncurkan PT Pindad pada 17 Agustus 2024 lalu bersamaan dengan Maung MV3 Mobile Jammer yang mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone ilegal.

    4. Anoa 6×6 Mortar

    Dilansir dari situs resmi PT Pindad, Anoa 6×6 Mortar merupakan varian Anoa 6×6 yang dilengkapi dengan pelontar mortir 81 mm dengan recoil system.

    Untuk mendukung pengoperasiannya, Anoa 6×6 Mortar juga dilengkapi dengan rak munisi serta atap yang dapat dibuka dan ditutup secara otomatis dengan sistem hidrolis.

    Tipe ini memiliki kapasitas 6 orang personel termasuk pengemudi. Pada dapur pacu, Anoa 6×6 Mortar dilengkapi dengan mesin diesel dengan tenaga 600 HP yang memiliki top speed 80 km/h.

    5. Pesawat N-219

    Pesawat hasil modifikasi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga hadir meramaikan pameran Indo Defence.

    Pesawat penumpang ini dipamerkan untuk memperkuat eksistensi Indonesia di tengah industri penerbangan dunia.

    Kekinian, PT DI terus melanjutkan pengembangan pesawat N-219 menjadi versi amphibi, yang diperuntukkan sebagai penguat konektivitas dan perekonomian wilayah terpencil, hingga kemandirian pertahanan Indonesia.

    6. UAV Wulung

    Pesawat tanpa awak UAV Wulung yang juga buatan PT DI ini juga dihadirkan dalam Indo Defence 2025.

    UAV Wulung yang merupakan drone pengintai hasil pengembangan PTDI, Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT) – saat ini BRIN, dan Badan Penelitian & Pengembangan (Balitbang) Kemhan sejak 2014, telah melalui serangkaian uji, baik ground test maupun flight test, hingga akhirnya memperoleh Type Certificate dari Indonesian Defense Airworthiness Authority (IDAA) pada 2016.

    Yang terbaru, drone UAV Wulung ini kembali diuji terbang di Lapangan Udara Suparlan Batujajar, Padalarang, Bandung Barat, Jumat (14/3) lalu.

    7. UAV Male

    UAV MALE DIikembangkan melalui konsorsium yang melibatkan sejumlah pihak lintas Kementerian/Lembaga, industri dalam negeri dan Institusi pendidikan.

    PTDI terus mengakselerasi pengembangan kedua produk UAVnya dan berupaya mendorong percepatan pemanfaatannya di sektor pertahanan dan Keamanan, sebagai bagian dari komitmen untuk mewujudkan kemandirian teknologi Pertahanan nasional.

    Sumber : Antara

  • BRIN Wanti-wanti Tambak Garam Bakal Hadapi Musim Kemarau Basah yang Panjang

    BRIN Wanti-wanti Tambak Garam Bakal Hadapi Musim Kemarau Basah yang Panjang

    Bisnis.com, JAKARTA– Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan potensi berlanjutnya musim kemarau basah di sejumlah wilayah Indonesia. 

    Peneliti Bidang Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin, menilai kondisi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas pertanian musiman, termasuk tambak garam yang sangat bergantung pada curah hujan yang rendah dan periode kering yang stabil.

    “Namun perlu dipikirkan juga misalnya tambak garam, tentu harus beradaptasi dengan kondisi ini,” kata Erma saat dihubungi Bisnis pada Rabu (11/6/2025). 

    Erma menjelaskan hingga kini para petambak garam masih sering berkonsultasi dengannya terkait waktu yang tepat untuk memulai produksi. Pasalnya, hujan masih terjadi secara konsisten di berbagai wilayah Jawa, khususnya di kawasan depan Turak, Jawa Timur. 

    Imbas kondisi basah tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga Juli, Agustus, bahkan September, dia menyarankan agar aktivitas tambak garam ditunda sementara waktu.

    Dia menjelaskan, meskipun bulan Juni hingga Juli ini berpotensi menjadi periode terkering sepanjang tahun, peluang tersebut bersifat sementara dan tidak bisa dijadikan acuan untuk memulai aktivitas produksi garam secara penuh.

    “Walaupun ada durasi yang terlama, kering, kemungkinan itu adalah bulan ini, bulan Juli dan Juli saja, itu kira-kira dampaknya,” tambahnya.

    Erma menekankan bahwa pola curah hujan dan musim di Indonesia memang telah mengalami perubahan signifikan akibat perubahan iklim. Salah satu tanda yang terus diamati adalah musim hujan yang menjadi lebih panjang, sementara musim kemarau cenderung lebih pendek dan tidak sepenuhnya kering seperti sebelumnya.

    “Yang pasti ini ada indikasi gejala yang sustain atau berlanjut atau konsisten. Sehingga ini bisa jadi yang merupakan sinyal awal dari perubahan musim,” jelasnya.

    Dia menambahkan bahwa kajian lebih lanjut tengah dilakukan untuk memahami karakteristik musim kemarau yang kini tidak bisa lagi disamakan dengan kondisi beberapa dekade lalu. Meskipun musim hujan memanjang, justru jumlah dry spell atau jeda hari tanpa hujan di tengah musim hujan malah meningkat.

    Wilayah Tenggara Indonesia menjadi salah satu lokasi yang sedang dikaji BRIN untuk melihat adanya potensi pergeseran musim, di mana kemarau cenderung menjadi lebih basah dibanding sebelumnya.

    “Apakah ada daerah-daerah di Indonesia ini yang sudah mulai mengalami pergeseran? Misalnya adalah wilayah Tenggara. Karena penelitian kami juga sedang mengkaji adanya kondisi di mana musim kemarau di wilayah Tenggara Indonesia itu berubah menjadi sedikit lebih basah,” ujarnya.

    Menurutnya, adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh pihak, terutama mereka yang pekerjaannya berkaitan erat dengan pola musim, seperti petambak garam, petani, dan pelaku usaha agrikultur lainnya.

    “Kita perlu beradaptasi dengan perubahan iklim. Salah satunya yaitu berjalan terhadap perubahan musim yang sudah nyata dan memang sudah dikaji terjadi di wilayah Indonesia,” pungkasnya.

  • Ortu Wajib Tahu! Ini 5 Tempat Liburan Anak Paling Seru di Jabodetabek

    Ortu Wajib Tahu! Ini 5 Tempat Liburan Anak Paling Seru di Jabodetabek

    Bisnis.com, JAKARTA – Masa liburan sekolah segera tiba. Kini tinggal hitungan hari saja, destinasi wisata akan ramai dikunjungi kalangan keluarga. Namun, alih-alih merayakan masa libur sekolah dengan suka cita, liburan bisa garing dan tak berkesan apa-apa tanpa terencana.     

    Nah, agar liburan menjadi momen yang berkesan, ada baiknya untuk mengajak anak-anak ke tempat wisata ramah anak yang memungkinkan mereka melupakan sejenak kebiasaan bermain gawai, dan menarik minat mereka untuk aktif bergerak, belajar, serta berinteraksi.

    Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) atau yang mau berkunjung ke kawasan ini, TRAC telah merekomendasikan sejumlah destinasi wisata anak yang seru dan edukatif. Berikut rekomendasinya:

    1.Taman Mini Indonesia Indah

    Anda dapat mengajak anak-anak atau si kecil untuk melihat wajah baru TMII sambil mengenang masa lalu. Di pusat rekreasi ini, anak-anak dapat belajar seputar kebudayaan dari berbagai daerah Nusantara melalui anjungan provinsi.

    Selain itu, terdapat pula museum dengan berbagai tema di antaranya Museum Transportasi, Museum Olahraga serta Museum Komodo dan Taman Reptil.

    Orang tua dapat mendampingi anak-anak yang sudah mulai belajar ilmu pengetahuan alam untuk mengunjungi Indonesia Science Center atau anjungan yang dahulu dikenal dengan nama PP Iptek ini.

    Momen ke TMII menjadi lebih bernilai bila anak-anak juga bisa belajar banyak ataupun bereksperimen dengan alat peraga yang tersedia dan belajar pengetahuan dasar fisika, kimia, serta biologi lewat cara yang menyenangkan.

    Lokasi: Jl. Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
    Harga tiket: Rp25.000 untuk tiket masuk ke Kawasan TMII
    Harga tiket museum: gratis Rp75.000

    2.Kidzania Jakarta

    Liburan juga dapat diisi dengan bermain peran di Kidzania, pusat rekreasi yang menyediakan replika kota mini dimana anak-anak bisa berperan sebagai profesional seperti menjadi seorang dokter, polisi, pilot, juru masak, bahkan pembawa berita. Di tempat ini, anak-anak juga dapat berkreasi membuat berbagai sample produk yang bisa dibawa pulang di antaranya makanan ringan, mie instan dan sebagainya.

    Kota interaktif ini tidak sekadar menyenangkan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kerja sama tim, bahkan belajar mengelola keuangan melalui sistem “uang” Kidzos yang dapat digunakan sebagai alat bertransaksi, belanja ataupun bermain di area tertentu.

    Lokasi: Pacific Place Mall, Jakarta
    Harga tiket: Rp275.000-Rp350.000

    3. Animalium BRIN Bogor

    Destinasi edukatif yang tak kalah menarik yang bisa dijadikan alternatif pengisi liburan sekolah adalah Animalium yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pusat sains ini menghadirkan pengalaman belajar yang interaktif seputar dunia fauna melalui koleksi replika hewan berukuran asli. 

    Science center ini dilengkapi fasilitas layar sentuh interaktif hingga satwa hidup dari berbagai spesies, seperti burung, reptil, mamalia, hingga serangga. 

    Alamat: Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 46, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 
    Harga tiket: Rp95.000-Rp120.000

    4.D’Kandang Amazing Farm Depok

    Pusat wisata edukasi favorit berikutnya yang berbasis alam dan peternakan yang biasa menjadi tujuan field trip sekolah adalah D’Kandang Amazing Farm Depok. Di destinasi ini anak-anak dapat berinteraksi secara langsung dengan hewan ternak seperti kambing, sapi, dan kelinci. 

    Di lokasi ini, anak-anak tidak hanya diajarkan cara untuk memerah susu, tetapi juga dapat belajar cara menanam sayur, termasuk mengenal siklus hidup tanaman.

    Selain memiliki kelebihan berupa suasananya yang sangat asri, D’Kandang juga memungkinkan bagi anak-anak bahkan orang tua pendamping untuk bersentuhan dan menikmati alam dengan udaranya yang segar.

    Lokasi: Jl. Penarikan (PGRI), Pasir Putih, Sawangan, Depok
    Harga tiket: Rp20.000-Rp.40.000
    Harga tiket wahana: Rp10.000-Rp65.000

    5. BXSea Bintaro

    Bagi Anda yang mencari lokasi indoor, BXSea Bintaro dapat menjadi pertimbangan. BXSea Bintaro bukan saja menjadi  tempat wisata anak indoor yang menyenangkan, bahkan mengesankan. Pasalnya, dengan luas lebih dari 7.000 meter persegi, BXSea menghadirkan puluhan display aquarium air laut dan tawar hingga terrarium. 

    BXSea Bintaro tidak cuma memiliki daya tarik terowongan kaca yang membentang 35 meter yang menghadirkan sensasi dan memacu adrenalin saat pengunjung merasakan sensasi berjalan di bawah laut. Terowongan tersebut bahkan diklaim menjadi terowongan akuarium terbesar di kawasan Asia Tenggara.

    Menariknya lagi, wahana di destinasi ini dilengkapi dengan jendela akuarium setinggi 7,5 meter yang menyuguhkan keindahan perairan tropis seperti di Raja Ampat. 

    Bertempat di dalam mall, BXSea Bintaro cocok buat keluarga yang mempertimbangkannya sebagai pusat wisata edukatif dadakan yang menarik terutama pada saat cuaca tidak kondusif. 

    Di samping puas dengan menikmati pemandangan laut versi mini, para orang tua dapat mengajak anak-anak untuk makan atau belanja.

    Lokasi: Bintaro Jaya Xchange Mall 2 Lt. B1-B2 CBD Bintaro Jaya, Tangerang Selatan
    Harga tiket: Rp155.000-Rp180.000

    Liburan Seru dan Nyaman dengan Rental Mobil TRAC

    Pelesiran ke destinasi wisata anak tentu membutuhkan persiapan yang matang, terlebih bagi keluarga yang ingin menyambangi sejumlah destinasi sekaligus. Namun, agar perjalanan Anda dan keluarga terasa lebih nyaman dan efisien, rental mobil Jakarta dari TRAC bisa menjadi solusi terbaik.

    TRAC menghadirkan beragam pilihan mobil yang terawat dan nyaman bagi keluarga yang dapat dipilih dengan opsi rental mobil lepas kunci atau dengan pengemudi. Pilihan yang memungkinkan Anda tidak perlu pusing dalam urusan lalu-lintas bahkan drama dalam mencari lokasi parkir.

    Proses pemesanan rental mobil TRAC dihadirkan secara praktis dimana Anda dapat melakukan reservasi melalui halaman utama website ataupun aplikasi TRACtoGo dengan terlebih dahulu mengunduhnya melalui Google Playstore dan Apple Appstore.

    Dapatkan referensi destinasi wisata serta informasi penawaran menarik lainnya dengan berlangganan newsletter TRAC, serta follow media sosial TRAC di instagram @trac_astra, facebook TRAC-Astra Rent a Car dan twitter (X) @TRACastra.

    Jadi, ke manapun treknya, pakai TRAC aja!

  • 7
                    
                        Kemendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut: Kronologi, Siap Digugat dan Pertemukan 2 Gubernur
                        Nasional

    7 Kemendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut: Kronologi, Siap Digugat dan Pertemukan 2 Gubernur Nasional

    Kemendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut: Kronologi, Siap Digugat dan Pertemukan 2 Gubernur
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Dalam Negeri (
    Kemendagri
    ) menjelaskan perihal keputusan pemerintah pusat menetapkan empat pulau wilayah Provinsi
    Aceh
    masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi
    Sumatera Utara
    .
    Penetapan itu berdasarkan Keputusan Mendagri (Kepmendagri) Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode serta Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau, yang ditetapkan pada 25 April 2025.
    Keempat pulau yang statusnya dialihkan ke wilayah
    Sumut
    tersebut adalah Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang.
    Kemendagri memberikan penjelasan karena keputusan tersebut direspons beragam kedua daerah. Sebab, konflik perebutan wilayah ini sudah berlangsung puluhan tahun.
    Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri, Safrizal Zakaria Ali, menjelaskan bahwa polemik status kewilayahan empat pulau tersebut berawal pada 2008.
    Saat itu, Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi yang terdiri dari sejumlah kementerian dan instansi pemerintah melakukan verifikasi terhadap pulau-pulau yang ada di Indonesia.
    “Di Banda Aceh, tahun 2008, Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi, kemudian memverifikasi dan membakukan sebanyak 260 pulau di Aceh, namun tidak terdapat empat pulau, Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Pulau Lipan, Pulau Panjang,” kata Safrizal di Kantor Kemendagri, Rabu (11/6/2025), dikutip dari
    Antaranews
    .
    Hasil verifikasi tersebut, pada 4 November 2009, mendapatkan konfirmasi dari Gubernur Aceh saat itu, yang menyampaikan bahwa Provinsi Aceh terdiri dari 260 pulau.
    Pada lampiran surat tersebut, tercantum perubahan nama pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, semula bernama Pulau Rangit Besar; Pulau Mangkir Kecil yang semula Pulau Rangit Kecil; Pulau Lipan sebelumnya Pulau Malelo. Lampiran tersebut juga menyertakan perubahan koordinat untuk keempat pulau tersebut.
    “Jadi setelah konfirmasi 2008, di 2009 dikonfirmasi terjadi perubahan nama dan perpindahan koordinat,” ujar Safrizal.
    Selanjutnya, saat melakukan identifikasi dan verifikasi di Sumatera Utara pada 2008, Pemerintah Daerah Sumatera Utara melaporkan sebanyak 213 pulau, termasuk empat pulau yang saat ini menjadi sengketa.
    “Pemda Sumatera Utara memverifikasi, membakukan sebanyak 213 pulau di Sumatera Utara, termasuk empat pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, koordinat sekian; Pulau Mangkir Kecil, koordinat sekian; Pulau Lipan, koordinat sekian; dan Pulau Panjang, koordinat di sekian,” kata Syafrizal.
    Pada 2009, hasil verifikasi Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi di Sumut mendapat konfirmasi dari Gubernur Sumatera Utara saat itu, yang menyatakan bahwa provinsi Sumatera terdiri di 213 pulau, termasuk empat pulau yang kini disengketakan.
    Namun, setelah Kemendagri melakukan konfirmasi koordinat, keempat pulau yang diusulkan dengan titik koordinat masing-masing tidak menunjukkan posisi yang dimaksud.
    Koordinat yang berada dalam surat gubernur Aceh berada di wilayah Kecamatan Pulau Banyak, bukan di wilayah Kecamatan Singkil Utara.
    Kemendagri melihat ada kejanggalan nama pulau dengan titik koordinat yang berbeda. Karena empat pulau yang dimaksud berjarak 78 kilometer dari titik koordinat yang diberikan Aceh.
    Kemendagri kemudian melakukan rapat pembahasan melakukan analisa spasial terhadap empat pulau yang menjadi konflik, dan hasilnya pada 8 November 2017, Dirjen Bina Adwil Nomor Nomor 125/8177/BAK menegaskan empat pulau masuk dalam cakupan Provinsi Sumatera Utara.
    Aceh kemudian kembali mengeluarkan surat merevisi koordinat empat pulau tersebut yang semula titiknya berada di Pulau Banyak berpindah ke Singkil Utara.
    Dalam surat itu juga dijelaskan bahwa koordinat yang semula dicantumkan adalah milik pulau Rangit Besar, Rangit Kecil, Malelo dan Panjang yang berada di Pulau Banyak.
    Namun, setelah rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritime dan Investasi (Kemenkomarves) , KKP, dan berbagai lembaga/kementerian pada 2020 disepakati empat pulau itu masuk wilayah Provinsi Sumatera Utara.
    Pada 13 Februari 2022, kembali dibahas empat pulau tersebut bersama dengan Pemda Aceh dan Pemda Sumut, namun tidak terjadi kesepakatan.
    Sehingga pada 14 Februari 2022, Kemendagri menerbitkan Keputusan Nomor 050-145 tentang pemutakhiran kode, data wilayah administrasi yang memasukkan empat pulau tersebut masuk ke wilayah Sumut.
    Keputusan ini disomasi Gubernur Aceh yang akhirnya kembali difasilitasi survei faktual ke empat wilayah pada 31 Mei-4 Juni 2022.
    Dari hasil survei dijelaskan, empat pulau tidak berpenduduk, ditemukan tugu yang dibangun pemerintah
    aceh
    dan makam aulia yang sering dikunjungi masyarakat unutk berziarah.
    Pulau Lipan hanya ada pasir putih dan dalam kondisi tenggelam. Kemduian beberapa dokumen baru disampaikan pemerintah Aceh yang menjadi pertimbangan lanjutan.
    Konflik ini terus berlanjut hingga akhirnya pada 16 Juli 2022 Pemda Sumut menyampaikan empat pulau tersebut sebagai bagian dari mereka.
    Konflik yang berkepanjangan ini membuat Pemerintah Pusat mengambil tindakan.
    Dari hasil konfirmasi kepada Gubernur Aceh beserta hasil konfirmasi Gubernur Sumatera Utara saat itu beserta hasil pelaporan pada PBB tahun 2012 dan pemerintah pusat kemudian menetapkan status empat pulau menjadi wilayah Sumatera Utara.
    Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi tersebut terdiri dari antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang saat ini menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Hidrografi dan Oseanologi TNI AL, Direktorat Topografi TNI AD, serta pemerintah provinsi dan kabupaten.
    Safrizal mengatakan, empat pulau itu dialihkan karena lokasinya lebih dekat ke Sumut.
    Dia menyebut, jarak geografis antara empat pulau dengan dua provinsi yang sedang berebut wilayah ini menjadi dasar keputusan Kemendagri.
    “Empat pulaunya persis di hadapan pantai Tapanuli Tengah,” kata Safrizal
    Menurut Safrizal, batas wilayah darat menjadi patokan pengambilan keputusan karena wilayah laut antara Aceh dan Sumut belum ditentukan hingga saat ini.
    “Jadi kalau batas ini sudah disepakati bersama antara pemerintah Aceh dan pemerintah Sumatera Utara, batas laut masih belum ditegaskan atau diputuskan oleh Mendagri karena masih komplain soal empat pulau ini,” ujarnya.
    Dalam kesempatan berbeda, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan, penetapan empat pulau di Aceh yang kini masuk wilayah Sumut telah melewati proses yang panjang dan melibatkan banyak instansi.
    “Ada delapan instansi tingkat pusat yang terlibat, selain Pemprov Aceh, Sumut, dan kabupaten-kabupatennya. Ada juga Badan Informasi Geospasial, Pus Hidros TNI AL untuk laut, dan Topografi TNI AD untuk darat,” ujar Tito saat ditemui di Kompleks Istana Negara pada 10 Juni 2025.
    Dia juga menyebut, batas wilayah darat sudah disepakati oleh pemerintah daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
    Namun, untuk batas wilayah laut, kedua pemerintah daerah belum menyepakati hal tersebut. Oleh karenanya, keputusan mengenai status empat pulau diambil oleh pemerintah pusat.
    “Tidak terjadi kesepakatan, aturannya diserahkan kepada pemerintah nasional, pemerintah pusat di tingkat atas,” kata Tito Karnavian.
    Lebih lanjut, Safrizal mengatakan, Kemendagri siap menghadapi gugatan Pemprov Daerah Istimewa Aceh jika tidak menerima keputusan yang menyatakan empat pulau dialihkan statusnya ke wilayah Sumatera Utara.
    “Bisa diajukan kepada pengadilan negeri pusat, tetapi jika lama bersidangnya misalnya karena banyak sekali diajukan ke pengadilan, maka dapat diajukan lewat pengadilan PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara),” kata Safrizal.
    Selain PTUN, Pemprov Aceh juga bisa menggugat melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, ada beberapa sengketa terkait batas wilayah pemerintah daerah juga telah disidangkan oleh MK.
    “Beberapa (sengketa) batas daerah juga mengajukan ke Mahkamah Konstitusi, ada yang ditolak karena di luar kewenangan, ada juga dibahas (bahkan diputus) oleh MK,” ujarnya.
    Namun, Safrizal juga mengatakan, Kemendagri juga bakal menempuh upaya dialog dengan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf.
    Bahkan, menurut dia, Kemendagri dan Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) bakal memfasilitasi pertemuan Gubernur Aceh dan Sumut terkait peralihan empat pulau di wilayah Tapanuli Tengah.
    “Terbuka sekali kemungkinan gubernur difasilitasi oleh Kemenko (Polkam) dan Menteri Dalam Negeri (Tito Karnavian) untuk bertemu dengan kedua gubernur dan Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi untuk memperoleh penjelasan,” kata Safrizal.
    Namun, dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait waktu pertemuan tersebut akan dilaksanakan. Sebab, masih menunggu arahan dari Mendagri.
    “Jadi, kapan? Tunggu kami laporkan, kemarin pihak Kemenko Polkam sudah melaporkan kepada Pak Menko, saya melaporkan kepada Pak Mendagri. Kita tunggu nanti waktunya,” ujarnya.
    Safrizal hanya mengatakan, pertemuan terebut juga menjadi ajang bagi Kemendagri menjelaskan pertimbangan memutuskan empat pulau masuk wilayah Sumut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Kemendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut: Kronologi, Siap Digugat dan Pertemukan 2 Gubernur
                        Nasional

    Kemendagri Akan Pertemukan Gubernur Aceh dan Sumut soal Peralihan 4 Pulau

    Kemendagri Akan Pertemukan Gubernur Aceh dan Sumut soal Peralihan 4 Pulau
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Dalam Negeri (
    Kemendagri
    ) membuka peluang untuk mempertemukan Gubernur
    Sumatera Utara
    (
    Sumut
    ) Bobby Nasution dan Gubernur
    Aceh
    Muzakir Manaf terkait peralihan empat
    pulau
    di wilayah Tapanuli Tengah.
    Keempat pulau yang statusnya dialihkan ke wilayah Sumut tersebut adalah
    Pulau
    Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang.
    Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal Zakaria Ali mengatakan, pertemuan itu bisa difasilitasi oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (menko Polkam).
    “Terbuka sekali kemungkinan gubernur difasilitasi oleh Kemenko (Polkam) dan Menteri Dalam Negeri (Tito Karnavian) untuk bertemu dengan kedua gubernur dan Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi untuk memperoleh penjelasan,” kata Safrizal di kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu (11/6/2025), dikutip dari
    Antaranews
    .
    Namun, dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait waktu pertemuan tersebut akan dilaksanakan. Sebab, masih menunggu arahan dari Mendagri.
    “Jadi, kapan? Tunggu kami laporkan, kemarin pihak Kemenko Polkam sudah melaporkan kepada Pak Menko, saya melaporkan kepada Pak Mendagri. Kita tunggu nanti waktunya,” ujarnya.
    Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat melalui Kepmendagri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode serta Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau, menyatakan bahwa empat pulau milik Aceh masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
    Kepmendagri (Keputusan Menteri Dalam Negeri) itu ditetapkan pada 25 April 2025.
    Keputusan tersebut direspons beragam kedua daerah. Sebab, konflik perebutan wilayah ini sudah berlangsung puluhan tahun.
    Safrizal menjelaskan bahwa polemik status kewilayahan empat pulau tersebut berawal pada 2008. Saat itu, Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi yang terdiri dari sejumlah kementerian dan instansi pemerintah melakukan verifikasi terhadap pulau-pulau yang ada di Indonesia.
    “Di Banda Aceh, tahun 2008, Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi, kemudian memverifikasi dan membakukan sebanyak 260 pulau di Aceh, namun tidak terdapat empat pulau, Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Pulau Lipan, Pulau Panjang,” kata Safrizal.
    Hasil verifikasi tersebut, pada 4 November 2009, mendapatkan konfirmasi dari Gubernur Aceh saat itu, yang menyampaikan bahwa Provinsi Aceh terdiri dari 260 pulau
    Pada lampiran surat tersebut, tercantum perubahan nama pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, semula bernama Pulau Rangit Besar; Pulau Mangkir Kecil yang semula Pulau Rangit Kecil; Pulau Lipan sebelumnya Pulau Malelo. Lampiran tersebut juga menyertakan perubahan koordinat untuk keempat pulau tersebut.
    “Jadi setelah konfirmasi 2008, pada 2009 dikonfirmasi terjadi perubahan nama dan perpindahan koordinat,” ujar Safrizal.
    Selanjutnya, saat melakukan identifikasi dan verifikasi di Sumatera Utara pada 2008, Pemerintah Daerah Sumatera Utara melaporkan sebanyak 213 pulau, termasuk empat pulau yang saat ini menjadi sengketa.
    “Pemda Sumatera Utara memverifikasi, membakukan sebanyak 213 pulau di Sumatera Utara, termasuk empat pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, koordinat sekian; Pulau Mangkir Kecil, koordinat sekian; Pulau Lipan, koordinat sekian; dan Pulau Panjang, koordinat di sekian,” kata Syafrizal.
    Pada 2009, hasil verifikasi Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi di Sumut mendapat konfirmasi dari Gubernur Sumatera Utara saat itu, yang menyatakan bahwa provinsi Sumatera terdiri di 213 pulau, termasuk empat pulau yang kini disengketakan.
    Dari hasil konfirmasi kepada Gubernur Aceh beserta hasil konfirmasi Gubernur Sumatera Utara saat itu beserta hasil pelaporan pada PBB tahun 2012 dan pemerintah pusat kemudian menetapkan status empat pulau menjadi wilayah Sumatera Utara.
    Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi tersebut terdiri dari antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang saat ini menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Hidrografi dan Oseanologi TNI AL, Direktorat Topografi TNI AD, serta pemerintah provinsi dan kabupaten.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BRIN Temukan Katak Baru di Hutan Sulawesi, Diberi Nama untuk Sang Legenda

    BRIN Temukan Katak Baru di Hutan Sulawesi, Diberi Nama untuk Sang Legenda

  • Masih Ada Hujan pada Juni, Begini Penjelasan BRIN

    Masih Ada Hujan pada Juni, Begini Penjelasan BRIN

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut fenomena hujan yang masih terjadi pada Juni disebabkan oleh kondisi kemarau yang cenderung basah. Pola tersebut secara konsisten terpantau sejak 2018, kecuali pada 2023 ketika El Nino mendominasi. 

    Peneliti Bidang Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin mengatakan perubahan musim tersebut memang diteliti telah terjadi dalam dua dekade terakhir dan merupakan bukti dari perubahan iklim di Indonesia.

    “Yang pasti ini ada indikasi gejala yang sustain atau berlanjut atau konsisten. Sehingga ini bisa jadi yang merupakan sinyal awal dari perubahan musim,” kata Erma saat dihubungi Bisnis pada Rabu (11/6/2025). 

    Erma mengatakan perubahan musim tersebut menyebabkan musim kemarau lebih pendek, sementara musim hujan lebih panjang.

    Namun demikian, Erma mengatakan aspek yang belum diteliti secara mendalam adalah karakteristik musim kemaraunya. Selama ini, fokus studi lebih banyak mengarah pada musim hujan yang memang menunjukkan pola perubahan, seperti durasinya yang cenderung lebih panjang dari biasanya.

    Meski demikian, musim hujan itu sendiri kini diselingi oleh semakin banyak periode kering (dry spell), yaitu hari-hari tanpa hujan yang terjadi di tengah musim hujan. Fenomena ini menunjukkan bahwa intensitas dan kontinuitas hujan tidak selalu konsisten, bahkan ketika musim hujan masih berlangsung.

    “Nah yang harus membutuhkan penelitian lebih lanjut adalah sifat musim kemarau-nya seperti apa,” katanya. 

    Erma menyampaikan sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya kawasan Tenggara, mulai menunjukkan gejala pergeseran pola musim. Ia menuturkan, musim kemarau di wilayah tersebut kini cenderung lebih basah dibanding sebelumnya. Menurutnya, jika pola ini sudah terjadi dalam satu dekade terakhir, maka hal tersebut bisa menjadi sinyal dari perubahan iklim yang nyata. Karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran dan langkah antisipatif dari semua pihak yang aktivitasnya bergantung pada kondisi musim.

    “Kita perlu beradaptasi dengan perubahan iklim. Salah satunya yaitu berjalan terhadap perubahan musim yang sudah nyata dan memang sudah dikaji terjadi di wilayah Indonesia,” katanya. 

    Menurutnya, kemarau basah ini membawa dampak yang beragam. Di satu sisi, kondisi ini berpotensi menguntungkan sektor pertanian karena adanya kecukupan air hujan di musim kemarau.

    Namun, di sisi lain, sektor-sektor lain seperti pertambakan garam dan budidaya tanaman yang sensitif terhadap kelembaban, harus menyesuaikan diri.

    Begitu pula pertanian yang sifatnya hanya sedikit minim hujan, seperti bawang atau jenis lain yang hanya tumbuh baik saat air tidak terlalu banyak tentu harus mulai beradaptasi dengan kondisi ini.

    Erma menambahkan bahwa para petambak garam kini banyak yang masih meminta saran terkait waktu mulai produksi, sebab hujan masih terus turun di wilayah pesisir, terutama di Jawa Timur. Dia menyarankan agar petambak menunda aktivitas mereka hingga kondisi lebih memungkinkan.

    “Saya sarankan untuk menunda, karena kondisi basah yang konsisten ini kemungkinan akan berlanjut terus di bulan Juli, Agustus, September, dan seterusnya,” tandasnya. 

  • Kemendagri akan pertemukan Gubernur Aceh-Sumut selesaikan status pulau

    Kemendagri akan pertemukan Gubernur Aceh-Sumut selesaikan status pulau

    kemarin pihak Kemenko Polkam sudah melaporkan kepada Pak Menko, saya melaporkan kepada Pak Mendagri, kita tunggu nanti waktunya

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal Zakaria Ali mengatakan Kemendagri akan membuka opsi untuk mempertemukan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf untuk menyelesaikan persoalan status kewilayahan empat pulau di wilayah Tapanuli Tengah.

    “Terbuka sekali kemungkinan gubernur difasilitasi oleh Kemenko (Polkam) dan Menteri Dalam Negeri (Tito Karnavian) untuk bertemu dengan kedua gubernur dan Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi untuk memperoleh penjelasan,” kata Safrizal di kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu.

    Safrizal belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut soal kapan pertemuan tersebut akan dilaksanakan. Dirinya mengaku telah memberikan kronologi lengkap soal kepemilikan pulau tersebut pada Mendagri.

    “Jadi, kapan? Tunggu kami laporkan, kemarin pihak Kemenko Polkam sudah melaporkan kepada Pak Menko, saya melaporkan kepada Pak Mendagri, kita tunggu nanti waktunya,” ujarnya.

    Safrizal mengatakan polemik status kewilayahan empat pulau tersebut berawal pada 2008, saat itu Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi yang terdiri dari sejumlah kementerian dan instansi pemerintah melakukan verifikasi terhadap pulau-pulau yang ada di Indonesia.

    “Di Banda Aceh, tahun 2008, Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi, kemudian memverifikasi dan membakukan sebanyak 260 pulau di Aceh, namun tidak terdapat empat pulau, Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Pulau Lipan, Pulau Panjang,” kata Safrizal

    Hasil verifikasi tersebut pada 4 November 2009 mendapatkan konfirmasi dari Gubernur Aceh saat itu, yang menyampaikan bahwa Provinsi Aceh terdiri dari 260 pulau.

    Pada lampiran surat tersebut, tercantum perubahan nama pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, semula bernama Pulau Rangit Besar, Pulau Mangkir Kecil yang semula Pulau Rangit Kecil, Pulau Lipan sebelumnya Pulau Malelo. Lampiran tersebut juga menyertakan perubahan koordinat untuk keempat pulau tersebut.

    “Jadi setelah konfirmasi 2008, di 2009 dikonfirmasi terjadi perubahan nama dan perpindahan koordinat,” ujarnya.

    Selanjutnya, saat melakukan identifikasi dan verifikasi di Sumatera Utara pada 2008, Pemerintah Daerah Sumatera Utara melaporkan sebanyak 213 pulau, termasuk empat pulau yang saat ini menjadi sengketa.

    “Pemda Sumatera Utara memverifikasi, membakukan sebanyak 213 pulau di Sumatera Utara, termasuk empat pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, koordinat sekian, Pulau Mangkir Kecil, koordinat sekian, Pulau Lipan, koordinat sekian, dan Pulau Panjang, koordinat di sekian,” ujar Syafrizal.

    Pada 2009, hasil verifikasi Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi di Sumut mendapat konfirmasi dari Gubernur Sumatera Utara saat itu yang menyatakan bahwa provinsi Sumatera terdiri di 213 pulau, termasuk empat pulau tersebut di atas.

    Dari hasil konfirmasi kepada Gubernur Aceh beserta hasil konfirmasi Gubernur Sumatera Utara saat itu beserta hasil pelaporan pada PBB tahun 2012 dan pemerintah pusat kemudian menetapkan status empat pulau menjadi wilayah Sumatera Utara.

    Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi tersebut terdiri dari antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang saat ini menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Hidrografi dan Oseanologi TNI AL, Direktorat Topografi TNI AD, serta pemerintah provinsi dan kabupaten.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menbud Resmikan Museum Majapahit, Disebut Jadi Tolak Ukur Museum di RI

    Menbud Resmikan Museum Majapahit, Disebut Jadi Tolak Ukur Museum di RI

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan nama baru ‘Museum Majapahit’, yang sebelumnya Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Peresmian ini sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kerja ke wilayah yang sarat nilai sejarah dan budaya ini.

    Dalam sambutannya, Fadli menyebut kehadiran Museum Majapahit sebagai tonggak penting yang dapat menjadi tolok ukur (benchmark) bagi museum-museum lain di Indonesia dalam mengangkat kejayaan peradaban masa lampau.

    “Nama Museum Majapahit akan mendorong kita merefleksikan koleksi dan maknanya. Museum ini harus hidup, dinamis, dan menjadi sumber pengetahuan yang relevan lintas generasi,” ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).

    Fadli menegaskan perubahan nama Pusat Informasi Majapahit menjadi Museum Majapahit ini bukan sekadar simbolik, tetapi awal dari rencana besar menata ulang museum sebagai sumber ilmu dan pusat edukasi publik.

    Fadli menambahkan museum ini tidak harus terbatas pada bangunan tertutup, tetapi dapat dikembangkan menjadi open-air museum untuk mengakomodasi ruang interaksi dan edukasi publik yang lebih luas.

    “Kita tidak bisa membiarkan mereka digunakan sembarangan tanpa izin karena itu bagian dari jati diri dan sejarah bangsa,” ucap Fadli.

    Menutup kunjungan di Museum Majapahit, Fadli berharap museum ini menjadi ikon budaya Nusantara dan pusat literasi sejarah yang menginspirasi generasi muda. Fadli mengatakan Majapahit adalah peradaban besar.

    Museum ini dikembangkan menjadi museum tematik yang menyimpan sekitar 86.000 koleksi artefak, antara lain terakota (11.762), batu andesit (2.727), batu putih (477), keramik (2.974), logam (64.966), kayu (14), dan artefak prasejarah (3.339).

    Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian menyampaikan apresiasi atas kunjungan Menteri dan menjadikan momen ini sebagai penguat komitmen pelestarian budaya di Trowulan.

    “Kawasan ini bukan hanya kebanggaan Mojokerto, tapi bagian dari identitas budaya nasional. Sinergi lintas sektor dibutuhkan untuk menjaga kelestariannya,” ujar Rizal.

    Turut hadir dalam acara peresmian, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evi Afianasari; Kadisdikbud Kabupaten Jombang, Anda Warwindari; Kadisdikbud Kota Mojokerto, Rubi Hartoyo; Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto; serta jajaran pejabat Kementerian Kebudayaan: Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga, Rachmayuda; Staf Khusus Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari; Staf Khusus Bidang Sejarah dan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Direktur Bina SDM Lembaga dan Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti; Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; dan Kepala BPK Wilayah XI, Endah Budi Heryani.

    Kunjungan ke Petirtaan Jalatunda

    Terkait dengan sejarah budaya Majapahit, Fadli juga berkesempatan meninjau Petirtaan Jalatunda yang terletak di kaki Gunung Penanggungan. Situs ini dibangun sejak tahun 877 Saka (abad ke-9 Masehi) dan dikenal sebagai salah satu petirtaan tertua di Nusantara yang masih aktif.

    “Petirtaan ini adalah peninggalan luar biasa, baik secara arkeologis maupun spiritual. Airnya sangat bersih dan kaya mineral,” ungkap Fadli.

    “Kawasan ini perlu kita lindungi bersama, sembari terus membuka potensi penelitian terhadap puluhan situs lainnya di Gunung Penanggungan,” sambungnya.

    Menbud mendorong kolaborasi lintas lembaga, termasuk perguruan tinggi, BRIN, dan komunitas, untuk mengungkap lebih lanjut warisan budaya yang tersembunyi di wilayah ini. Peninjauan ke Jalatunda menjadi bagian dari komitmen negara untuk tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan pengetahuan budaya berbasis situs sejarah.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini