Kementrian Lembaga: BRIN

  • Ramai Air Aqua Disebut dari Sumur Bor Biasa, Peneliti BRIN Ungkap Faktanya

    Ramai Air Aqua Disebut dari Sumur Bor Biasa, Peneliti BRIN Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Belakangan warganet ramai menyoroti sumber air Aqua pasca konten Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi pabrik perusahaan, viral di media sosial. Pasalnya, muncul anggapan sumber air didapat dari sumur bor biasa.

    Aqua mengklarifikasi bila sumber air yang dimaksud adalah ‘akuifer dalam’, memang apa sih maksudnya?

    Peneliti hidrologi dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rachmat Fajar Lubis menekankan sumber air di alam secara umum terbagi menjadi tiga, yakni air hujan, air permukaan, dan air tanah. Dari ketiganya, air tanah merupakan sumber utama bagi banyak perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK).

    “Air tanah sendiri ada dua karakter,” jelasnya, kepada detikcom Minggu (26/10/2025).

    “Ada yang disebut air tanah bebas, dan ada air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air tanah yang tekanannya sama dengan udara di sekitarnya, berada dekat permukaan, dan sering dikenal sebagai air tanah dangkal.”

    Air tanah bebas ini, lanjutnya, sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah, kalau hujan bisa ikut meluap atau banjir, dan kalau kemarau ikut kering. Karena itu, masyarakat biasa umumnya menggunakan air jenis ini untuk sumur rumah tangga, terlebih pengambilannya mudah dan tidak terlalu dalam.

    Air Tanah Tertekan

    Berbeda dengan air tanah bebas, air tanah tertekan yang kemudian disebut akuifer dalam, memiliki tekanan lebih tinggi dari permukaan tanah dan dilindungi oleh lapisan kedap air di atasnya. Jenis air ini tidak mudah terpengaruh oleh musim maupun aktivitas di permukaan.

    “Air tanah tertekan bisa tetap mengalir meskipun kemarau panjang. Inilah yang menjelaskan mengapa sungai meski kemarau panjang, sungai-sungai tetap ada airnya,” lanjutnya.

    Namun, karena letaknya yang dalam dan terlindung, pengambilan air tanah tertekan harus melalui izin resmi dan dikenakan pajak air tanah, tidak bisa dilakukan sembarangan.

    Beralihnya Perusahaan AMDK

    Peneliti BRIN menjelaskan baik mata air maupun air tanah yang didapat dengan dibor sebenarnya bisa sama-sama mengambil air dari lapisan akuifer yang sama. Hanya saja, cara pengambilannya berbeda.

    “Sekarang, jika disurvei, hampir semua perusahaan AMDK memang menggunakan metode bor, meskipun lokasinya berdekatan dengan mata air,” katanya.

    “Tujuannya untuk menjaga kualitas air, terutama dari risiko kontaminasi bakteri. Salah satu kemajuan pemahaman yang paling pesat adalah terkait aspek mikrobiologis, khususnya bakteri. Jadi, meskipun mata air berasal langsung dari bawah permukaan tanah, potensi terpapar bakteri tetap ada. Misalnya, di sekitar mata air sering tumbuh lumut atau terdapat aktivitas biologis di tanah, yang secara alami mengandung berbagai jenis bakteri.”

    Menurutnya, penelitian menunjukkan mata air alami tetap berpotensi mengandung bakteri, terutama jika di sekitar lokasi banyak aktivitas manusia, hewan, atau vegetasi padat.

    Pemerintah pun, lanjutnya, mendorong penggunaan tersebut untuk menjaga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat.

    “Kualitas air adalah jaminan utama bagi konsumen. Perusahaan yang profesional biasanya memantau data mikrobiologi secara rutin antara air di mata air dan air hasil bor mereka,” ujarnya.

    Selain aspek teknis, Fajar juga menyinggung soal keadilan dalam pemanfaatan sumber daya air, terutama di tengah potensi bonus demografi, saat kebutuhan air meningkat akibat pertumbuhan penduduk.

    “Sekarang dengan kondisi bonus demografi seperti ini, apakah pantas satu perusahaan mengeksploitasi mata air sendirian? Tentu tidak. Air itu harus bisa diakses bersama,” tegasnya.

    Ia menambahkan, solusi terbaik adalah dengan memanfaatkan sumur bor di sekitar mata air, sehingga perusahaan tetap mendapat pasokan air berkualitas tanpa mengganggu sumber air yang digunakan masyarakat sekitar.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Plastik Sudah Tembus Sampai Langit Jakarta, Kok Bisa?

    Plastik Sudah Tembus Sampai Langit Jakarta, Kok Bisa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Air hujan di Jakarta ternyata mengandung partikel mikroplastik. Ini adalah hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dimana kandungan partikel mikroplastik yang sangat berbahaya ini berasal dari aktivitas manusia di perkotaan.

    Temuan ini menjadi peringatan bahwa polusi plastik kini tidak hanya mencemari tanah dan laut, tetapi juga atmosfer. Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota. Partikel-partikel plastik mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara akibat aktivitas manusia.

    “Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” jelas Reza dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/10/2025).

    Reza menjelaskan, mikroplastik yang ditemukan umumnya berbentuk serat sintetis dan fragmen kecil plastik, terutama polimer seperti poliester, nilon, polietilena, polipropilena, hingga polibutadiena dari ban kendaraan. Rata-rata, peneliti menemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

    Foto: Sejumlah kendaraan bermotor melintas saat hujan deras melanda kawasan Blok A, Jakarta Selatan, (16/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Sejumlah kendaraan bermotor melintas saat hujan deras melanda kawasan Blok A, Jakarta Selatan, (16/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Menurut Reza, fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer. Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

    “Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” ujarnya.

    Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena partikel mikroplastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu biasa, sehingga dapat terhirup manusia atau masuk ke tubuh melalui air dan makanan.

    Plastik juga mengandung bahan aditif beracun seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang dapat lepas ke lingkungan ketika terurai menjadi partikel mikro atau nano. Di udara, partikel ini juga bisa mengikat polutan lain seperti hidrokarbon aromatik dari asap kendaraan.

    “Yang beracun bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain,” tegas Reza.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BPOM Perketat Aturan Terapi Stem Cell di Indonesia demi Lindungi Masyarakat

    BPOM Perketat Aturan Terapi Stem Cell di Indonesia demi Lindungi Masyarakat

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya sebagai memperkuat regulasi, terutama di bidang pengobatan dan pengembangan ilmu biologi modern ortopedi. Termasuk bagi terapi sel punca (stem cell) dan produk terapi medis lanjut (advanced therapy medicinal products/ATMPs).

    Menurut Taruna, BPOM tentunya berperan penting dalam memasikan produk ATMPs telah memenuhi standar mutu, keamanan, dan khasiatnya sebelum digunakan oleh masyarakat. Ia menekankan perkembangan riset biologis dan ATMPs di dunia sangat pesat, dengan pasar global diproyeksikan tumbuh hingga USD569,7 miliar pada 2027.

    “Data ini menunjukkan pentingnya kesiapan regulator seperti BPOM untuk melindungi kesehatan masyarakat, sekaligus memfasilitasi akses terhadap terapi inovatif yang aman dan efektif,” tegasnya dalam Kongres Indonesia Orthopaedic Mechano Biology Society (IOMBS) 2025 di Bandung, dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (25/10/2025).

    Terkait itu, BPOM menerbitkan sejumlah regulasi baru, termasuk peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Terapi Advanced. Pedoman tersebut mengatur beberapa aspek mulai dari pengembangan, uji klinik, hingga farmakovigilans ATMPs.

    Selain soal regulasi, BPOM juga menyoroti pentingnya kolaborasi triple helix antara akademi, industri, dan pemerintah. Dengan langkah ini, pihaknya berharap Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen terapi medis inovatif.

    “Kami berkomitmen mendorong hilirisasi riset dan mempercepat ketersediaan obat inovatif bagi masyarakat. Sehingga Indonesia mampu mandiri sekaligus berkontribusi dalam inovasi kesehatan global,” jelas Taruna.

    Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, berharap akan ada kolaborasi yang terbentuk dengan para ahli ortopedi.

    “Kami harapkan nantinya akan ada pusat kolaborasi yang terbentuk antara BRIN dengan bapak ibu di ahli ortopedi dan juga kampus. Saya harapkan ada pusat kolaborasi yang lahir dari pertemuan kita hari ini,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • BMKG Bilang Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    BMKG Bilang Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat Indonesia agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa besar akibat Megathrust.

    Menurut BMKG, wilayah Indonesia memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap ancaman bencana gempa dan tsunami. Hal ini karena Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire).

    BMKG menyatakan, ada dari 13 segmen Megathrust yang ‘mengepung’ wilayah Indonesia. Di antaranya, ada dua segmen yang memiliki potensi risiko tertinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono sudah memberikan peringatan bahwa gempa dari 2 zona Megathrust tinggal menunggu waktu.

    Masing-masing zona tersebut adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Kedua zona itu sudah lama tidak mengalami gempa atau seismic gap, yakni berabad-abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 7 Mei 2025, gempa berkekuatan M5,2 yang mengguncang wilayah Nias Barat dikaitkan dengan Megathrust Mentawai-Siberut.

    Daryono mengungkapkan, gempa di Nias Barat merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai Siberut,” kata Daryono, dikutip beberapa waktu lalu.

    Gempa Dahsyat Ancam Jawa Barat

    Secara terpisah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan perlunya sikap waspada terhadap dampak Megathrust untuk selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda.

    Para peneliti memperingatkan, energi yang terkunci di zona subduksi ini terus bertambah seiring waktu. Jika energi ini dilepaskan sekaligus, maka bisa menimbulkan dampak berupa gempa besar hingga magnitudo 8,7.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menjelaskan, pelepasan energi ini tidak hanya memicu guncangan kuat, melainkan juga menggerakkan kolom air laut dan membentuk tsunami besar.

    Mengacu pada hitungannya, jika Megathrust di wilayah Pangandaran pecah, maka gelombang tsunami setinggi 20 meter bisa terjadi dan menjalar ke berbagai wilayah, termasuk Banten, Lampung, bahkan sampai ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Di kawasan pesisir Banten, tsunami diprediksi bisa mencapai ketinggian antara 4 meter hingga 8 meter. Sementara di pesisir Lampung, kata dia, seluruh wilayah yang menghadap Selat Sunda disebut akan terkena dampaknya.

    Untuk kawasan Jakarta, bencana tsunami diperkirakan mencapai pesisir utara dengan ketinggian sekitar 1 hingga 1,8 meter. Namun, waktu kedatangannya lebih lambat dibanding daerah lain. Tsunami diperkirakan baru tiba di Jakarta setelah 2,5 jam sejak gempa terjadi.

    “Kalau di selatan Jawa, tsunami sampai dalam waktu 40 menit, bahkan di Lebak hanya 18 menit. Tapi di Jakarta Utara, tsunami datang 2,5 jam setelah gempa,” jelas Rahma.

    Lantas, BRIN mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Risiko Megathrust bukan hanya gempa dan tsunami, melainkan juga kerusakan infrastruktur, gangguan layanan dasar, dampak sosial ekonomi, hingga korban jiwa.

    Kapan Megathrust Hantam RI?

    Belum ada yang dapat memastikan kapan bencana alam besar tersebut akan terjadi, termasuk BMKG. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari Megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita.

    Pembahasan mengenai isu Megathrust ini disebut BMKG memiliki tujuan untuk mitigasi, edukasi, persiapan, dan kesiapsiagaan dari seluruh masyarakat.

    Dwikorita melanjutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi Megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi Megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi terhadap masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) untuk menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, BMKG juga berkolaborasi dengan Indian Ocean Tsunami Information Center. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami. “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, BMKG senantiasa mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, BMKG berupaya terus menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” tandas dia.

    Berdasarkan pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut ini daftar 13 segmen Megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simeulue dengan potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ramai-ramai Warga RI Kumpul Kebo, Ternyata Paling Banyak di Area Ini

    Ramai-ramai Warga RI Kumpul Kebo, Ternyata Paling Banyak di Area Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasangan laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan marak terjadi di Indonesia. Masyarakat umum kerap mengistilahkan fenomena ini sebagai ‘kumpul kebo’.

    Menurut laporan dari The Conversation beberapa saat lalu, fenomena ‘kumpul kebo’ bisa dipicu oleh pergeseran pandangan terkait relasi dan pernikahan. Banyak anak muda di era sekarang yang memandang pernikahan adalah hal normatif dengan aturan rumit.

    Alhasil, mereka memandang ‘kumpul kebo’ sebagai alternatif relasi romantis yang lebih murni. Di wilayah Asia yang menjunjung tinggi budaya, tradisi, serta agama, ‘kumpul kebo’ masih menjadi hal tabu. Kalaupun terjadi, ‘kumpul kebo’ biasanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan dinilai sebagai langkah awal menuju pernikahan.

    Pada 2021 lalu, studi di Indonesia berjudul The Untold Story of Cohabitation mengungkapkan bahwa ‘kumpul kebo’ lebih banyak terjadi di wilayah bagian Timur yang mayoritas penduduknya non-Muslim.

    Peneliti ahli muda dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yulinda Nurul Aini, mengatakan setidaknya ada 3 alasan pasangan di Manado yang merupakan lokasi penelitiannya memilih untuk ‘kumpul kebo’ bersama pasangan. Masing-masing terkait beban finansial, prosedur perceraian yang terlalu rumit, hingga penerimaan sosial.

    “Hasil analisis saya terhadap data dari Pendataan Keluarga 2021 (PK21) milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 0,6 persen penduduk kota Manado, Sulawesi Utara, melakukan kohabitasi,” ungkap Yulinda beberapa saat lalu.

    “Dari total populasi pasangan kohabitasi tersebut, 1,9% di antaranya sedang hamil saat survei dilakukan, 24,3% berusia kurang dari 30 tahun, 83,7% berpendidikan SMA atau lebih rendah, 11,6% tidak bekerja, dan 53,5% lainnya bekerja secara informal,” lanjutnya.

    Dampak Kumpul Kebo

    Yulinda menyebut, pihak yang paling berdampak secara negatif akibat ‘kumpul kebo’ adalah perempuan dan anak. Dalam konteks ekonomi, tidak ada jaminan keamanan finansial bagi anak dan ibu, seperti yang diatur dalam hukum terkait perceraian. Dalam kohabitasi, ayah tidak memiliki kewajiban hukum untuk memberi dukungan finansial berupa nafkah.

    “Ketika pasangan kohabitasi berpisah, tidak ada kerangka regulasi yang mengatur pembagian aset dan finansial, alimentasi, hak waris, penentuan hak asuh anak, dan masalah-masalah lainnya,” terang Yulinda.

    Sementara itu dari segi kesehatan, ‘kumpul kebo’ dapat menurunkan kepuasan hidup dan masalah kesehatan mental. Sejumlah penyebab dampak negatif akibat kohabitasi adalah minimnya komitmen dan kepercayaan dengan pasangan dan ketidakpastian tentang masa depan.

    Menurut data PK21, sebanyak 69,1% pasangan kohabitasi mengalami konflik dalam bentuk tegur sapa, 0,62% mengalami konflik yang lebih serius seperti pisah ranjang hingga pisah tempat tinggal, dan 0,26% lainnya mengalami konflik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

    Lalu, anak-anak yang lahir dari hubungan kohabitasi juga cenderung mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, dan emosional.

    “Anak dapat mengalami kebingungan identitas dan memiliki perasaan tidak diakui karena adanya stigma dan diskriminasi terhadap status ‘anak haram’, bahkan dari anggota keluarga sendiri,” kata Yulinda.

    “Hal ini menyulitkan mereka untuk menempatkan diri dalam struktur keluarga dan masyarakat secara keseluruhan,” ia menjelaskan.

    Itu dia penjelasan terkait fenomena kumpul kebo yang makin marak di Indonesia. Semoga informasi ini menambah wawasan Anda!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meland-1: Varietas Bawang Daun Unggul dari Wonosobo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Oktober 2025

    Meland-1: Varietas Bawang Daun Unggul dari Wonosobo Regional 24 Oktober 2025

    Meland-1: Varietas Bawang Daun Unggul dari Wonosobo
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com
    – Kabupaten Wonosobo menunjukkan keseriusan dalam memperkuat pertanian.
    Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar uji keunggulan varietas bawang daun lokal Meland-1.
    Koordinator tim dari BRIN, Retno Pengestuti menjelaskan, bawang daun varietas Meland-1 merupakan hasil seleksi dari varietas lokal Wonosobo yang telah melalui proses karakterisasi dan pendaftaran di Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) pada akhir 2024.
    “Sebetulnya ada dua varietas yang kami daftarkan, yaitu Meland-1 dan BM-1. Namun untuk tahap uji keunggulan kali ini baru Meland-1 yang diagendakan,” jelas Retno dalam rilis resminya pada Jumat (24/10/2025).
    Uji keunggulan ini menggunakan tiga varietas pembanding yang sudah beredar di pasaran.
    Menurutnya, hingga kini masih sangat sedikit benih bawang daun yang memiliki izin pelepasan resmi dari Kementan. 
    Kepala UPT Balai Benih Pertanian Sariaji, Dwi Natali, mengungkapkan bahwa Wonosobo kini telah memiliki empat varietas lokal yang didaftarkan ke Kementan, terdiri dari dua varietas cabai dan dua varietas bawang daun.
    “Untuk tahun 2026, kami juga sudah mengagendakan kegiatan karakterisasi dan pendaftaran Cabai Garung serta Cabai Ngasinan,” katanya.
    Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya daerah untuk melestarikan plasma nutfah lokal sekaligus menciptakan kemandirian benih hortikultura di tingkat daerah.
    Melalui uji keunggulan ini, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap Meland-1 dapat segera memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah pusat sebagai varietas unggul nasional.
    Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah strategis Wonosobo dalam memperkuat posisinya sebagai sentra hortikultura unggulan di Jawa Tengah, serta wujud nyata menuju kemandirian benih lokal dan peningkatan daya saing pertanian daerah.
    “Kami ingin Wonosobo tidak hanya dikenal sebagai penghasil sayuran berkualitas, tetapi juga sebagai daerah inovatif yang mampu menciptakan benih unggul dari tangan sendiri,” tutup Dwi Natali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD: Temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta peringatan dini

    BPBD: Temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta peringatan dini

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan temuan mikroplastik di dalam air hujan di Jakarta menjadi peringatan dini bagi warga agar menerapkan perilaku yang bersahabat dengan alam, bukan bersikap takut.

    “Ini adalah informasi, peringatan dini, sehingga jangan disalahpahami memberi efek menakutkan,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bidang Pencegahan BPBD DKI Jakarta Rian Sarsono di Jakarta, Jumat.

    Perilaku yang bersahabat dengan alam itu, antara lain tidak lagi membakar sampah secara terbuka (open burning), khususnya plastik, mengelola sampah dari sumber, serta menerapkan gaya hidup sehat sebagai pencegahan paparan mikroplastik yang dapat merusak kesehatan.

    “Informasi ini kita olah dengan bijaksana untuk membentuk keseimbangan antara perilaku manusia dengan dengan alam di sekitarnya. Perilaku kita dalam melakukan, pola hidup bersih dan sehat,” ujar Rian.

    Hal senada disampaikan oleh Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova. Dia menuturkan temuan penelitian pada 2018 itu merupakan alarm tentang kondisi lingkungan yang ditempati masyarakat saat ini, khususnya udara yang dihirup mengandung polutan tambahan, yakni berupa mikroplastik.

    Hasil penelitian tersebut memperlihatkan mikroplastik ditemukan di Jakarta, dengan 3-40 partikel/m2/hari yang jatuh dari udara ke darat. Sumbernnya berasal dari bahan pakaian, yakni poliester dan nilon, penggunaan plastik sekali pakai, serta pengelolaan sampah yang tidak baik, termasuk pembakaran sampah terbuka.

    “Walaupun fenomena ini terjadi lebih lama (dari waktu temuan), tapi ini baru terdeteksi beberapa tahun terakhir, karena alatnya semakin sensitif,” ungkap Reza.

    Lebih lanjut, dia mengatakan BRIN telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar merespon cepat dan mendorong penelitian lanjutan, baik di perairan Jakarta maupun di air hujan.

    Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bekerja sama dengan BRIN untuk melakukan penelitian lanjutan serta menyiapkan usulan standar baku mutu mikroplastik.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BRIN Ingatkan Bahaya Mikroplastik dalam Air Hujan, Bisa Sebabkan Iritasi hingga Gangguan Jantung – Page 3

    BRIN Ingatkan Bahaya Mikroplastik dalam Air Hujan, Bisa Sebabkan Iritasi hingga Gangguan Jantung – Page 3

    Lebih jauh, Reza menjelaskan bahwa bahaya mikroplastik semakin meningkat seiring dengan ukuran partikel yang semakin kecil. Jika ukurannya di bawah 50 mikron, partikel tersebut bisa lebih mudah menembus saluran pernapasan dan bahkan masuk ke sistem peredaran darah.

    “Kalau itu terjadi, partikel mikroplastik bisa masuk ke jantung dan mengganggu fungsi organ. Indikasinya memang ke arah sana semua,” ungkap Reza.

    Tingkat peradangan yang ditimbulkan akibat paparan mikroplastik, kata dia, bisa berbeda pada setiap individu tergantung pada kondisi fisik dan daya tahan tubuh masing-masing.

    Reza menekankan bahwa penanganan ancaman mikroplastik tidak bisa dilakukan oleh peneliti saja. Diperlukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga riset untuk memetakan sumber kontaminasi dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

    “Kami berkolaborasi dengan Pemprov DKI dan Kementerian Lingkungan Hidup. Setiap kali kami akan merilis hasil penelitian, kami selalu menginformasikan dulu kepada para pemangku kepentingan,” tutur Reza.

    Ia menegaskan, peningkatan kesadaran publik dan pengawasan lingkungan harus menjadi prioritas bersama untuk mencegah dampak jangka panjang dari mikroplastik yang kini mulai terdeteksi di air hujan.

  • Heboh Mikroplastik dalam Air Hujan di Jakarta, Bisakah Masuk ke Paru-paru?

    Heboh Mikroplastik dalam Air Hujan di Jakarta, Bisakah Masuk ke Paru-paru?

    Jakarta

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer.

    Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

    Lantas, apakah mikroplastik yang ditemukan di air hujan bisa masuk ke paru-paru?

    Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) menjelaskan mikroplastik yang terbawa air hujan akan mengalami pengendapan basah di permukaan bumi. Partikel ini dapat mencemari air, menempel di sayuran atau bahan makanan, dan akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui proses tertelan.

    Namun, risiko lain muncul ketika mikroplastik yang telah mengendap tersebut mengering dan terbawa kembali oleh angin. Dalam kondisi ini, partikel mikroplastik dapat melayang di udara permukaan dan terhirup melalui saluran pernapasan hingga masuk ke paru-paru.

    “Semua orang berisiko apabila terhirup mikroplastik pada saluran napas dan paru. Tentunya orang dengan kondisi tertentu memiliki risiko lebih tinggi, seperti orang tua, orang dengan komorbid penyakit paru seperti asma, PPOK, atau dengan komorbid lain seperti Jantung, diabetes,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (23/10/2025).

    dr Agus menekankan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko paparan mikroplastik di udara, antara lain:

    Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika tingkat polusi dan debu tinggi. Ini merupakan cara efektif untuk mencegah mikroplastik terhirup ke saluran napas.

    Menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

    Mencegah pelepasan mikroplastik ke udara, misalnya dengan tidak membakar sampah secara mandiri serta memastikan pengelolaan limbah plastik dilakukan dengan benar.

    Mengurangi penggunaan produk plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menekan jumlah mikroplastik yang beredar di lingkungan.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Prabowo: Indonesia-Brazil sepakat segera mulai perundingan CEPA

    Prabowo: Indonesia-Brazil sepakat segera mulai perundingan CEPA

    “Kita juga tadi sudah melaksanakan kerja sama, secara garis besar kita sepakat ingin menuju suatu perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) yang kita sudah wujudkan dengan Uni Eropa dan Kanada, dan kita dapat dukungan dari Brazil, karena Brazi

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, menyebut dua negara telah sepakat untuk segera memulai perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA).

    Prabowo menjelaskan pembicaraan mengenai CEPA itu merupakan salah satu pembahasan dalam pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Brazil di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    “Kita juga tadi sudah melaksanakan kerja sama, secara garis besar kita sepakat ingin menuju suatu perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) yang kita sudah wujudkan dengan Uni Eropa dan Kanada, dan kita dapat dukungan dari Brazil, karena Brazil sekarang adalah Presiden dari Mercosur (blok ekonomi kawasan Amerika Latin, red.),” kata Presiden Prabowo saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Presiden Lula di Ruang Kredensial, Istana Merdeka.

    Pernyataan bersama Presiden Prabowo dan Presiden Lula merupakan agenda penutup rangkaian kunjungan Presiden Brazil di Istana Merdeka hari ini.

    Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menyebutkan Indonesia dan Brazil saat ini telah membentuk sejumlah kerja sama strategis, salah satunya perjanjian kerja sama pertahanan (DCA) yang saat ini tinggal menunggu diratifikasi. Kemudian, ada juga kerja sama bidang ekonomi dan bisnis, termasuk yang pada hari ini disepakati oleh sejumlah instansi dan badan usaha dari Indonesia dan Brazil.

    “Kita berdua adalah dua kekuatan ekonomi baru, yang sedang meningkat terus-menerus. Kita merupakan dua kekuatan Global South, karena itu kerja sama antara Indonesia dan Brazil memiliki arti strategis, dan kami berdua memandang hubungan ini sangat penting. Kami pun bertekad, setelah kami berdiskusi secara intensif, untuk mempererat dan terus meningkatkan kerja sama itu di segala bidang,” sambung Prabowo.

    Di Istana Merdeka, Kamis, Presiden Prabowo dan Presiden Lula turut menyaksikan penandatanganan delapan dokumen MoU antara Indonesia dan Brazil, yang potensi nilainya dapat mencapai lebih dari 5 miliar dolar AS.

    Delapan MoU yang diteken itu, yaitu MoU kerja sama tambang dan energi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Pertambangan dan Energi Brazil, MoU kerja sama bidang sains, teknologi, dan inovasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brazil, MoU kerja sama bidang statistik antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Institut Geografi dan Statistik Brazil, MoU kerja sama antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dengan JBS, perusahaan multinasional di Brazil yang bergerak di bidang pengolahan daging dan makanan.

    Kemudian, MoU antara Pertamina dengan Fluxus, perusahaan minyak dan gas yang berkantor pusat di Brazil, MoU kerja sama antara PT PLN (Persero) dan J&F S. A. Brazil, dan MoU kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan ApexBrasil, instansi di pemerintahan Brazil yang bertugas mempromosikan investasi, usaha, dan perdagangan.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.