Kementrian Lembaga: BRIN

  • RI Lepas Perdana Ekspor Udang Bersertifikat Bebas Cs-137 ke AS

    RI Lepas Perdana Ekspor Udang Bersertifikat Bebas Cs-137 ke AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas ekspor perdana udang bersertifikat bebas Cesium 137 (Cs-137) ke Amerika Serikat (AS) di terminal kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

    Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP) Ishartini mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan skema sertifikasi bebas Cs-137 sesuai dengan standar Food and Drug Administration (FDA) AS dan Import Alert #99-52. Hal ini dilakukan untuk memastikan udang Indonesia aman dan berkualitas tinggi.

    “Hal ini untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan tentunya mendorong kegiatan ekspor udang yang sehat, bermutu serta aman dikonsumsi untuk keberterimaan di negara tujuan,” kata Ishartini dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (2/11/2025).

    Lebih lanjut, Ishartini menyatakan FDA AS telah menunjuk KKP sebagai Certifying Entity (CE) untuk udang Indonesia yang diekspor ke AS.

    Dalam hal ini, sambung dia, KKP bekerja sama dengan BAPETEN dan BRIN untuk melakukan scanning dan testing pada titik kritis rantai produksi udang, khususnya di wilayah Jawa dan Lampung, untuk memastikan udang yang diekspor ke AS bebas Cs-137.

    “Hari ini 31 Oktober 2025 adalah tanggal entry into effect aturan Import Alert 99-52 di AS dan juga merupakan ekspor perdana udang Indonesia bebas Cs-137. Kami ingin tunjukkan bahwa Indonesia memiliki sistem jaminan mutu level internasional,” imbuhnya.

    Ishartini menuturkan, ekspor perdana udang bebas Cs-137 ini terdiri dari dua pengiriman (shipment) dengan tujuan pelabuhan New York (NY) dan Los Angeles (LA). Nantinya, periode shipment berikutnya dijadwalkan pada 1 November dengan tujuan Miami dan Jacksonville.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen KKP sebagai otoritas kompeten jaminan mutu produk perikanan dalam memberikan quality assurance di setiap rantai produksi perikanan, sehingga produk yang dihasilkan bermutu dan aman bagi konsumen.

    Dalam catatan Bisnis, Trenggono mengakui penghentian sementara ekspor udang ke AS berdampak pada kinerja ekspor udang Indonesia. Namun, dia optimistis situasi ini hanya bersifat sementara.

    “Ya itu dampaknya karena kemarin ditemukan ada paparan radioaktif di daerah Cikande sebetulnya, karena di situ kan ada pabrik peleburan baja ya dan itu ditemukan scrap yang berasal dari impor itu ada kandungan cesium,” kata Trenggono saat ditemui di sela-sela acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

    Dia menyatakan KKP tengah mempercepat langkah agar ekspor udang dapat segera dipulihkan, termasuk ke Negara Paman Sam. Dalam hal ini, proses sertifikasi keamanan radioaktif akan dipercepat saat peralatan laboratorium yang dibutuhkan tersedia lengkap.

    “Kalau peralatannya lengkap, semestinya cepat, apalagi itu dimiliki oleh UPI [Unit Pengolahan Ikan] sendiri. Mudah-mudahan November sudah bisa kirim lagi [ke AS],” tuturnya.

    Trenggono menambahkan, KKP juga telah ditunjuk sebagai otoritas resmi yang berwenang dalam memberikan sertifikasi keamanan radioaktif bagi produk seafood yang akan diekspor ke AS.

    Terlebih, sebelumnya sertifikasi khusus radioaktif belum diterapkan di sektor perikanan. Namun, setelah adanya temuan tersebut, ujar dia, KKP mulai membangun sistem pengujian dan sertifikasi agar produk udang dan seafood Indonesia tetap dipercaya oleh pasar global.

  • Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun

    Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun

    GELORA.CO –  Komet 3I/Atlas menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sejumlah unggahan menyebut benda langit itu sebagai “kapal induk alien”.

    Spekulasi tersebut muncul karena komet ini sempat memancarkan sinyal tak biasa saat pertama kali terdeteksi di luar angkasa.

    Namun, klaim tersebut ditepis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa tidak ada dasar ilmiah untuk menyebut komet 3I/Atlas sebagai pesawat luar angkasa milik makhluk asing.

    “Astronom tidak akan berspekulasi di luar hasil observasi ilmiah. Tidak ada alasan untuk menduganya sebagai pesawat alien,” ujar Thomas saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (1/11/2025).

    Menurut Thomas, komet 3I/Atlas merupakan benda langit yang sangat tua dan berasal dari luar tata surya.

    Dalam klasifikasi astronomi, komet ini termasuk dalam kategori interstellar object atau benda antarbintang—yakni objek yang berasal dari luar sistem tata surya dan melintas tanpa kembali.

    “Usianya diperkirakan 7 miliar tahun, lebih tua dari tata surya kita yang usianya 4,5 miliar tahun,” jelas Thomas.

    Penamaan komet ini juga mengikuti standar astronomi internasional.

    Angka “3” menunjukkan urutan penemuan sebagai objek antarbintang ketiga yang terdeteksi, huruf “I” merujuk pada istilah interstellar, dan “Atlas” adalah nama teleskop yang pertama kali mengamati komet tersebut.

    Komet 3I/Atlas memiliki kecepatan luar biasa, yakni sekitar 215 ribu kilometer per jam.

    Ukurannya pun mencengangkan, yakni inti komet diperkirakan berdiameter 25 ribu kilometer atau dua kali diameter Bumi.

    Estimasi terbaru bahkan menyebutkan bahwa kepala komet yang tersusun dari gas karbon dioksida (CO₂) bisa mencapai 700 ribu kilometer, atau lima kali diameter planet Jupiter.

    Orbit komet ini juga tidak biasa. Jika kebanyakan komet memiliki lintasan elips dan kembali mengelilingi matahari secara periodik, 3I/Atlas justru memiliki orbit berbentuk hiperbola.

    Artinya, ia hanya akan melintas satu kali melewati tata surya dan tidak akan kembali.

    “Dia hanya melintas satu kali melewati tata surya dan tidak kembali mengorbit,” kata Thomas.

    Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena langka ini, komet 3I/Atlas diperkirakan bisa diamati dari wilayah Indonesia pada Desember 2025.

    Pada Oktober dan November, posisinya terlalu dekat dengan arah matahari sehingga sulit terlihat.

    “Desember baru bisa diamati lagi, lalu kemudian meredup dan tak terlihat lagi karena menjauh,” ujar Thomas.

    Fenomena ini menjadi pengingat pentingnya literasi sains di tengah derasnya arus informasi di media sosial.

    Klarifikasi dari lembaga riset seperti BRIN menjadi krusial untuk mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan publik.

  • Perkembangan Penanganan Radioaktif Cesium-137 di Cikande Serang, Lima Titik Cemaran Bakal Dicor

    Perkembangan Penanganan Radioaktif Cesium-137 di Cikande Serang, Lima Titik Cemaran Bakal Dicor

    Disampaikan usai bertemu dengan warga yang direlokasi di Cikande, Serang, Jumat (31/10), Hanif mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mempercepat pemulihan lingkungan melalui Satgas Penanganan Bahaya Radiasi Cs-137 yang kini melakukan dekontaminasi di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande.

    Demi keselamatan, Pemerintah Kabupaten Serang telah merelokasi 27 keluarga dari zona paparan ke dua lokasi di Desa Sukatani, sambil memastikan layanan dasar tetap terpenuhi.

    “Tim kami akan memeriksa rumah masing-masing untuk memastikan proses dekontaminasi selesai. Untuk barang-barang pribadi seperti kasur atau pakaian yang perlu diambil atau diselamatkan, koordinasi akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten setempat,” ujar Menteri LH/Kepala BPLH yang juga menjadi Ketua Harian Satgas.

    Satgas sendiri beroperasi secara terpadu di bawah komando KLH/BPLH dengan keterlibatan BAPETEN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KBRN Gegana Polri, Nubika TNI AD, serta Pemerintah Kabupaten Serang.

  • Laut Alor Mendadak Dingin! Bikin Ikan Pingsan dan Lumba-Lumba Bermunculan

    Laut Alor Mendadak Dingin! Bikin Ikan Pingsan dan Lumba-Lumba Bermunculan

    Jakarta

    Fenomena laut yang tak biasa terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur. Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis itu mendadak anjlok dari 28°C menjadi hanya 12°C, penurunan ekstrem yang belum pernah tercatat sebelumnya di dunia.

    Peristiwa ini dikenal sebagai Extreme Upwelling Event (EUE), di mana massa air laut sangat dingin dari lapisan dalam naik secara tiba-tiba ke permukaan. Fenomena tersebut kini menjadi fokus penelitian para ahli oseanografi dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra dalam dan luar negeri.

    “Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya sekitar dua derajat celcius, tetapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat hanya dalam waktu singkat sekitar satu jam,” jelas Achmad Sahri, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Sistem Biota BRIN, dikutip dari website, Minggu (2/11/2025).

    Guru Besar Oseanografi Undip Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset ini, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal air laut dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik.

    “Selain suhu yang anjlok, salinitas air laut juga meningkat dari 30 PSU menjadi 36 PSU, menunjukkan bahwa air yang naik berasal dari lapisan laut yang lebih dalam, di mana suhu lebih rendah dan kadar garam lebih tinggi,” kata Anindya.

    EUE di Alor berlangsung 1-4 hari, dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti siklus pasang surut. Karena jarang terjadi di daerah tropis, fenomena ini dianggap unik secara global.

    “EUE ini unik karena belum pernah dilaporkan di wilayah tropis lainnya. Artinya, dinamika dan topografi lokal Selat Mulut Kumbang memiliki karakteristik khusus yang memicu fenomena langka ini,” tambahnya.

    Menurut Anindya, fenomena ini dipicu oleh interaksi kompleks antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam. Saat pasang naik, arus membawa air dingin dari kedalaman ke utara melalui saluran bawah laut, sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) bergerak ke selatan.

    Disampaikanya bahwa pertemuan dua arus itu menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.

    EUE juga hanya terjadi pada periode Agustus-November, saat sistem monsun tahunan mempengaruhi dinamika arus laut. Kombinasi faktor pasang surut, arus laut dalam, topografi, dan monsun menjadikan Selat Mulut Kumbang sebagai lokasi ideal bagi fenomena langka ini.

    Fenomena laut yang tak biasa terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur. Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis itu mendadak anjlok dari 28°C menjadi hanya 12°C, penurunan ekstrem yang belum pernah tercatat sebelumnya di dunia. Foto: BRIN

    Dampak Ekologis dan Potensi Wisata

    Penurunan suhu ekstrem berdampak langsung pada kehidupan laut. Banyak ikan tropis mengalami kejutan termal hingga pingsan, sehingga mudah ditangkap nelayan setempat.

    “Kondisi tersebut juga menarik perhatian lumba-lumba dan mamalia laut lainnya yang memanfaatkan momen tersebut untuk berburu ikan,” ungkap Sahri.

    Selain dampak ekologis, EUE di Alor juga dinilai memiliki potensi ekonomi dan wisata ilmiah. “Masyarakat dapat mengamati lumba-lumba dari bibir pantai atau tubir, tanpa harus menggunakan perahu yang dapat mengganggu tingkah laku biota tersebut,” tambahnya.

    Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas institusi, di antaranya BRIN, Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, Konservasi Indonesia, serta mitra internasional dari University of Maryland, Tohoku University, University of Tsukuba, dan Srinakharinwirot University Thailand. Tim juga bekerja sama dengan DKP Kabupaten Alor dan DKP Provinsi NTT.

    “Kami fokus memahami hubungan antara dinamika oseanografi ekstrem dan respons biologis lumba-lumba di wilayah tersebut,” ujar Sahri.

    Para peneliti berharap temuan ini tak hanya menambah wawasan ilmiah, tapi juga menjadi dasar pengelolaan sumber daya laut dan ekowisata berkelanjutan di Alor dan sekitarnya.

    “Fenomena ini adalah pengingat betapa dinamisnya laut Indonesia. Di balik keindahannya, terdapat sistem alam yang kompleks dan masih menyimpan banyak misteri untuk diungkap,” pungkas Sahri.

    (agt/agt)

  • Ngeri! Suhu Turun Drastis di Laut Alor, Ikan-Ikan Mendadak Pingsan

    Ngeri! Suhu Turun Drastis di Laut Alor, Ikan-Ikan Mendadak Pingsan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena laut ekstrem terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut tropis di kawasan itu mendadak turun tajam dari sekitar 28°C menjadi 12°C.

    Peneliti Ahli Madya BRIN, Achmad Sahri mengatakan, fenomena langka ini disebut Extreme Upwelling Event (EUE) dan belum pernah tercatat di wilayah tropis manapun di dunia. Ia menjelaskan, EUE adalah peristiwa naiknya massa air laut yang sangat dingin dari kedalaman menuju permukaan secara tiba-tiba.

    “Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya dua derajat, tapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat dalam waktu sekitar satu jam,” kata Sahri dikutip dari laman resmi BRIN, Sabtu (1/110/2025).

    Guru Besar Oseanografi Universitas Diponegoro, Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset bersama BRIN mengatakan, fenomena ini terjadi bersamaan dengan fase pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal massa air dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per detik. Selain suhu yang merosot, kata ia, kadar garam air laut meningkat dari 30 menjadi 36 PSU.

    “Ini menandakan air dingin berasal dari lapisan laut dalam,” imbuhnya.

    Anindya bilang, fenomena ini berlangsung 1-4 hari dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti pola pasang surut. Dampaknya langsung terasa bagi ekosistem laut setempat.

    Banyak ikan tropis mengalami thermal shock atau “pingsan” akibat perubahan suhu mendadak, membuatnya mudah ditangkap warga. “Fenomena ini juga menarik lumba-lumba dan mamalia laut lain yang datang untuk berburu,” ujarnya.

    Para peneliti menyebut, besarnya perubahan suhu menunjukkan adanya kombinasi unik antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam di wilayah Alor. Saat pasang naik, arus dari kedalaman bergerak ke utara sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) mengalir ke selatan.

    Pertemuan dua arus ini menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.

    “Belum ada laporan fenomena serupa di laut tropis lain. Dinamika dan topografi Selat Mulut Kumbang memang sangat khas,” jelas Anindya.

    Potensi Riset dan Wisata Ilmiah

    Selain nilai ilmiah, EUE juga membuka peluang bagi pengembangan wisata edukatif berbasis konservasi. Warga maupun wisatawan bisa menyaksikan aktivitas lumba-lumba dari tepi pantai tanpa harus mengganggu habitatnya.

    BRIN bersama sejumlah universitas dalam dan luar negeri, termasuk Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, University of Maryland, Tohoku University, dan University of Tsukuba kini meneliti lebih lanjut interaksi antara dinamika oseanografi ekstrem dan perilaku mamalia laut di Alor.

    “Fenomena ini jadi pengingat bahwa laut Indonesia sangat dinamis dan menyimpan banyak misteri. Di balik keindahannya, ada sistem alam yang kompleks yang masih terus kami pelajari,” kata Sahri.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ilmuwan BRIN: Mikroplastik di Udara Fenomena Global, Bahkan di Puncak Everest Juga Ada

    Ilmuwan BRIN: Mikroplastik di Udara Fenomena Global, Bahkan di Puncak Everest Juga Ada

    Jakarta

    Belakangan, mikroplastik menjadi perbincangan hangat di Tanah Air. Ini setelah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan, partikel plastik berukuran sangat kecil itu ada di udara dan turun bersama air hujan di Jakarta.

    Profesor Riset BRIN di bidang oseanografi, Muhammad Reza Cordova mengatakan fenomena mikroplastik di udara bukanlah suatu kondisi yang hanya terjadi di Jakarta. Namun, ini merupakan fenomena ‘umum’ yang juga terjadi di banyak negara.

    “Ternyata, sepertinya memang seluruh kota-kota besar yang ada di dunia itu, ada mikroplastik yang ada di udara termasuk yang dideposisi nanti akan bersama air hujan,” kata Reza dalam acara detikPagi, Jumat (31/10/2025).

    “Bahkan kalau menurut informasi, Gunung Everest yang tertinggi di dunia itu bahkan sudah ada mikroplastik juga di udaranya,” sambungnya.

    Reza yang juga peneliti pada temuan mikroplastik di air hujan Jakarta tersebut mengatakan dirinya menjadi penasaran, apakah gunung-gunung yang ada di Indonesia juga mengalami hal serupa, seperti Everest.

    “Gunung yang kalau kita healing ke sana (gunung di Indonesia) seharusnya bisa membersihkan paru-paru dari berbagai macam polutan, apakah di sana juga sudah terkontaminasi,” katanya.

    “Kemungkinan iya (terkontaminasi). Tetapi kita harus lebih aware lah. Plastik yang tadinya kita sebarkan saja, kita nggak peduli, ternyata lambat laun bisa kembali ke badan kita,” tutupnya.

    Mikroplastik di Hujan Bukan Berarti Bahaya

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menegaskan keberadaan mikroplastik di air hujan tidak berarti air hujan berbahaya secara langsung bagi kesehatan.

    “Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujar Aji, dikutip dari laman resmi Kemenkes RI.

    Tapi, Kemenkes tidak menampik bahwa paparan dalam jangka panjang dapat memicu adanya masalah kesehatan yang serius.

    Manusia dapat terpapar mikroplastik lewat dua jalur utama, yakni melalui makanan dan minuman (seperti garam, seafood, dan air minum dalam kemasan) serta melalui udara, karena serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan dapat terhirup.

    Beberapa studi menunjukkan paparan jangka panjang dalam jumlah besar dapat berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh. Bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel di mikroplastik juga dapat mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Peneliti BRIN Ungkap Air Hujan Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Threads Luncurkan Fitur Persetujuan Balasan dan Filter Feed Terbaru

    Threads Luncurkan Fitur Persetujuan Balasan dan Filter Feed Terbaru

    JAKARTA – Threads, platform mikroblog yang terintegrasi dengan Instagram, akan menambahkan fitur baru dalam waktu dekat. Platform tersebut akan menghadirkan fitur persetujuan balasan.

    Dengan adanya fitur ini, pengguna dapat menentukan balasan mana yang dapat ditampilkan di postingan mereka. Fitur ini akan memberikan kontrol yang lebih besar terhadap pembuat postingan sehingga mereka bisa menyingkirkan balasan yang mengganggu.

    Saat ini, Threads sudah menyediakan kontrol balasan untuk pembuat postingan, tetapi hanya fokus pada pembatasan balasan untuk pengikut atau orang yang disebut. Artinya, hanya dua kategori tersebut yang bisa meninggalkan komentar.

    Namun, dengan adanya fitur persetujuan balasan, pengguna dapat menjaga kolom balasan tetap terbuka untuk semua orang. Jika ada pembahasan di luar topik yang masuk ke dalam kolom balasan, pengguna bisa menyingkirkannya.

    see_also]

    – https://voi.id/teknologi/528920/samsung-siapkan-inovasi-besar-untuk-2026-era-ponsel-lipat-tiga-layar-segera-dimulai

    – https://voi.id/teknologi/528922/gara-gara-epic-games-google-akhirnya-bongkar-monopolinya-sendiri

    – https://voi.id/teknologi/529013/pemerintah-indonesia-dan-inggris-bangun-kolaborasi-di-bidang-keamanan-siber

    – https://voi.id/teknologi/529033/brin-targetkan-kelahiran-4-000-talenta-iptek-per-1-juta-penduduk-pada-2045

    [/see_also]

    Selain itu, Threads juga meluncurkan filter feed Aktivitas terbaru. Filter ini akan membantu pengguna dalam melihat balasan dari orang yang mereka ikuti atau yang me-mention mereka sehingga pengguna dapat menavigasikan platform dengan lebih mudah.

    Filter balasan ini akan melengkapi filter yang sudah ada sebelumnya seperti Terverifikasi, Kutipan, dan Repost. Dengan menambahkan filter ini, pengguna dapat memilah balasan secara efisien.

    Kedua fitur ini merupakan bagian dari upaya Meta dalam meningkatkan jumlah pengguna Threads. Sejak diluncurkan, platform pesaing X ini berhasil tumbuh secara signifikan. Threads kini mencapai 150 juta pengguna aktif harian.

  • Ahli Ungkap Cara Selamat Hidup di Atas Megathrust

    Ahli Ungkap Cara Selamat Hidup di Atas Megathrust

    Daftar Isi

    Mitigasi Gempa Bumi

    Mitigasi Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Potensi gempa megathrust terus menjadi perhatian di Indonesia. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan sejumlah temuan penting terkait potensi megathrust di Tanah Air.

    Disebutkan, sebagian besar gempa megathrust disertai tsunami kerap terjadi di wilayah Sumatra, beberapa kali mengguncang Jawa, serta cukup sering muncul di kawasan timur Indonesia.

    Meski ada wilayah yang kosong, bukan berarti tidak ada potensi tsunami. Namun ini disebut sebagai seismic gap, yakni area yang bisa terjadi gempa besar kapan saja.

    “Hasil riset yang telah banyak dilakukan dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko gempa,” ujar Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (31/10/2025). “Megathrust beserta potensi gempanya adalah nyata, tetapi hal ini sebagai bagian dari fenomena alam yang harus dihadapi dengan adaptasi dan mitigasi,” imbuhnya.

    Megathrust berada di sepanjang 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km yang menghunjam hingga kedalaman sekitar 60 km di bagian selatan Jawa. Ini juga terus mengakumulasi energi yang siap dilepas kapan saja.

    “Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” jelasnya. “Di bawah Pulau Jawa, terdapat lempeng samudera Indo-Australia yang menghujam ke bawah selatan Jawa, sedangkan di atasnya ada lempeng kontinental. Pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng kontinental inilah yang disebut bidang megathrust,” jelasnya.

    Dia juga berbicara cara mitigasi dari bencana megathrust. Untuk mengurangi risiko bencana, kapasitas adaptasi penduduk perlu ditingkatkan. Jika tidak dilakukan namun sebaliknya tahu ada bencana, kapasitas masyarakat menjadi rendah. Dia mengatakan bakal meningkatkan risiko bencana.

    Rahma menekankan pentingnya pemahaman soal megathrust. Dengan begitu bisa meningkatkan kapasitas adaptasi.

    “Kita bisa hidup berdampingan dengan fenomena megathrust, dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kita memang harus hidup bersama dengan megathrust, apalagi kita berada di negara kepulauan,” pungkasnya.

    Mitigasi Gempa Bumi

    Dalam buku “Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana” terbitan BNPB, berikut cara mitigasi gempa yang dikutip dari detikcom:

    Prabencana

    Menyiapkan rencana untuk menyelamatkan diri.
    Melakukan latihan rutin yang bermanfaat, seperti merunduk, melindungi kepala, dan bersembunyi di bawah meja.
    Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan obat-obatan.
    Membangun konstruksi rumah yang tahan gempa.
    Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan penggunaan lahan dari pemerintah.

    Saat Bencana

    Berlindung di bawah meja. Bila sudah aman, keluar dari rumah.
    Saat keluar rumah, perhatikan pecahan kaca, genteng, atau material lain yang berpotensi melukai.
    Hindari lift dan pilih tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan.

    Pascabencana

    Waspada terhadap gempa bumi susulan.
    Periksa keberadaan api dan penyebab lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
    Berdiri di tempat terbuka.
    Hindari daerah rawan longsor.
    Jika berada di dalam mobil, hindari berhenti di bawah dan atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

    Mitigasi Tsunami

    Berikut adalah mitigasi tsunami menurut BNPB:

    Prabencana

    Pelajari tanda-tanda sebelum tsunami.
    Pantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami.
    Berlari ke tempat tinggi dan berdiam di sana sementara waktu.
    Jauhi area pantai.
    Pahami wilayah tempat tinggal dan rute tercepat untuk evakuasi ke dataran yang lebih tinggi.

    Saat Bencana

    Waspadai gempa susulan yang mungkin terjadi.
    Usahakan tetap tenang dan ajak keluarga untuk evakuasi ke tempat tinggi.
    Jauhi daerah pantai.
    Bila telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah di sana. Sebab, gelombang kedua dan ketiga tsunami biasanya lebih besar.

    Pascabencana

    Utamakan keselamatan dan waspadai instalasi listrik serta pipa gas.
    Kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
    Jauhi area tergenang dan rusak sampai ada informasi lebih lanjut.
    Hindari area menggenang karena berpotensi mengandung zat-zat berbahaya.
    Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Heboh Mikroplastik di DKI, Ilmuwan BRIN Wanti-wanti Ukuran Mr P Bisa Mengkerut

    Heboh Mikroplastik di DKI, Ilmuwan BRIN Wanti-wanti Ukuran Mr P Bisa Mengkerut

    Jakarta

    Jakarta belakangan dihebohkan dengan mikroplastik yang ikut turun bersamaan dengan air hujan. Meskipun tidak berdampak pada kesehatan secara langsung, paparan mikroplastik jangka panjang punya risiko mengganggu kesehatan, tak terkecuali ukuran penis laki-laki.

    Profesor Riset BRIN di bidang oseanografi, Muhammad Reza Cordova mengatakan masalah pada ukuran penis ini disebabkan oleh salah satu jenis bahan aditif kimia bahan pembuatan plastik.

    “Bahkan ada beberapa kajian kan yang menyatakan, bahan aditif material seperti ftalat (phthalates) dapat mengurangi ukuran penis,” kata Reza dalam acara detikPagi Jumat (31/10/2025).

    Tak hanya ukuran, zat-zat aditif dalam mikroplastik juga bisa mengganggu kesuburan pria.

    “Ini jadi satu problematika besar. Kita baru tahu tuh masalah plastik selama ini masalahnya kotor dan lain-lain. Ternyata ada banyak masalah kesehatan yang muncul yang baru diketahui sekarang nih,” katanya.

    “Mikroplastik kan baru diteliti di Indonesia kan mungkin baru sekitar 10-12 tahun terakhir,” sambungnya.

    Reza berharap dirinya bersama para peneliti lain di BRIN dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait bahaya mikroplastik pada kesehatan.

    (dpy/up)

  • Disbudpar Cianjur masih gratiskan biaya masuk kawasan Cibodas

    Disbudpar Cianjur masih gratiskan biaya masuk kawasan Cibodas

    Cianjur (ANTARA) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih menggratiskan biaya retribusi masuk kawasan wisata Cibodas sambil menunggu jawaban dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Kebun Raya Cibodas guna melakukan satu tiket masuk.

    Sekretaris Disbudpar Kabupaten Cianjur Nenden Nurjanah di Cianjur Jumat, mengatakan ke depan Pemkab Cianjur tidak akan melibatkan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan retribusi di kawasan wisata Cibodas.

    “Kebijakan gratis ini merupakan hasil kesepakatan bersama berbagai pihak termasuk tokoh masyarakat sekitar kawasan wisata, sehingga pengawasan dilakukan bersama agar tidak ada pungutan liar,” katanya.

    Pihaknya akan menjalin kembali kerja sama dengan BRIN Kebun Raya Cibodas dalam mengelola pungutan retribusi sehingga satu pintu atau wisatawan cukup satu kali membayar tiket masuk di Kawasan Wisata Cibodas.

    Bahkan pihaknya sudah bersurat ke BRIN dan tinggal menunggu balasan, sehingga selama proses hingga dicapai kesepakatan tidak ada pungutan apapun masuk ke dalam kawasan wisata Cibodas alias gratis.

    “Kami sudah bersurat tinggal menunggu keputusannya bagaimana hasilnya dari BRIN, selama belum ada keputusan tidak ada biaya masuk atau retribusi apapun masuk kawasan Cibodas,” katanya.

    Dia menjelaskan sejak digratiskannya biaya retribusi di gerbang masuk, angka kunjungan ke Cibodas kembali meningkat, pengawasan rutin dilakukan petugas dari dinas dan masyarakat sekitar serta pelaku usaha agar tidak terjadi pungutan liar oleh oknum.

    Sanksi tegas dijatuhkan kalau terdapat oknum yang melakukan pungutan liar di kawasan wisata Cibodas, bahkan wisatawan dapat melapor jika mendapati oknum yang menagih atau meminta uang di pintu masuk kawasan.

    “Kalau data rinci kami belum mengantongi, namun laporan di lapangan setiap akhir pekan dan hari biasa angka kunjungan terlihat meningkat dan kami harap terus meningkat ke depannya,” kata dia.

    Dia menambahkan selama diterapkan-nya retribusi masuk di pintu gerbang masuk kawasan Cibodas, banyak dikeluhkan masyarakat terutama wisatawan karena mereka kembali harus membayar tiket ketika masuk kawasan Kebun Raya Cibodas atau Taman Komodo dan pendakian ke Gunung Gede-Pangrango.

    Pewarta: Ahmad Fikri
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.