Kementrian Lembaga: BPS

  • Kementan dukung restorasi air dan iklim demi swasembada pangan

    Kementan dukung restorasi air dan iklim demi swasembada pangan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung restorasi sumber daya air dan iklim untuk memperkuat ketahanan pangan serta mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.

    “Kementan mendukung restorasi air melalui teknologi pertanian cerdas iklim, seperti sensor tanah, irigasi tetes, dan pemantauan cuaca berbasis satelit,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Mentan menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada Simposium Nasional Restorasi Sumber Daya Air dan Iklim untuk Kemandirian Pangan di Bandung, yang dibacakan oleh Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan Fadjry Djufry.

    Kementan terus mendukung upaya restorasi sumber daya air dan iklim guna memperkuat ketahanan pangan nasional, pasalnya ketersediaan air dan iklim yang stabil menjadi kunci untuk mencapai kemandirian pangan.

    “Teknologi ini membantu petani membuat keputusan yang tepat, memperkuat kemampuan petani, serta memberi akses informasi iklim akurat lewat aplikasi digital,” ujarnya.

    Mentan menegaskan pentingnya restorasi sumber daya air dan iklim sebagai salah satu solusi mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.

    “Pada 2024 ini, Kementerian Pertanian telah mencapai beberapa hasil signifikan, terutama di bidang pengelolaan air dan perubahan iklim dengan melakukan terobosan solusi cepat peningkatan produksi padi,” tuturnya.

    Disebutkan bahwa terobosan melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan pompanisasi, optimalisasi lahan rawa dan tumpang sisip padi gogo serta cetak sawah telah berhasil meningkatkan produksi beras dalam tiga bulan terakhir.

    “Data proyeksi BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan terjadi kenaikan produksi beras pada Agustus sebesar 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton, jika dibandingkan dengan tahun 2023 pada bulan yang sama,” lanjutnya.

    Menurut Mentan, hal ini menunjukkan bahwa peran restorasi sumber daya air menjadi vital dalam mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

    Atas dasar itu, Kementan bersama Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) dan IPB University menyelenggarakan simposium nasional yang untuk strategi restorasi sumber daya air dan iklim, guna mendukung kemandirian pangan Indonesia.

    “Melalui kegiatan ini, para akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan terkait, dapat berdiskusi dan bertukar informasi mengenai tantangan dan solusi dalam menghadapi krisis pangan akibat perubahan iklim,” terangnya.

    Dalam dukungannya pada program utama Kementerian Pertanian, Perhimpi melalui berbagai anggotanya yang berasal dari BSIP, Badan Informasi Geospasial, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait, telah melahirkan SNI 9230:2023 tentang Spesifikasi Informasi Geospasial – Zona Indikatif Pengembangan Infrastruktur Panen Air Pertanian.

    Melalui SNI ini, dapat dihasilkan informasi zona indikatif dari lahan-lahan yang memerlukan optimalisasi air dan berpotensi untuk dibangun infrastruktur panen air seperti embung, dam parit, long storage, irigasi pompa, sumur dangkal atau pun sumur bor.

    Sehingga pada lahan tersebut dapat terjadi peningkatan indeks pertanaman yang berujung pada peningkatan produksi padi nasional.

    Sejak berdiri pada 45 tahun yang lalu, Perhimpi telah memberikan kontribusi dalam berbagai hal untuk mendukung program dan kebijakan pembangunan nasional dalam konteks iklim dan cuaca.

    “Perhimpi berperan secara aktif melalui anggota yang tersebar pada berbagai instansi dan lembaga pemerintah serta swasta yang tersebar di seluruh Indonesia,” terangnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Penasehat Perhimpi sekaligus akademisi IPB University Yonny Koesmaryono menjelaskan pentingnya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian yang perlu terus dioptimalkan.

    Baca juga: Kementan inventarisasi lahan sapi di Sulawesi dukung investasi Vietnam

    Baca juga: Kementan jalin komitmen pasokan 2 juta sapi hidup untuk makan bergizi

    “Intensifikasi seperti di lahan marjinal dilakukan melalui pompanisasi, laju penurunan lahan terus terjadi sehingga harus dijaga keseimbangan melalui ekstensifikasi dengan perluasan atau pencetakan lahan,” jelasnya.

    Yonny juga menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

    Menurutnya, sinergi antara pemerintah, akademisi dan pemerintah daerah harus terjalin dengan baik. Inovasi perlu terus dilakukan, termasuk dalam penyiapan sumber daya manusia pertanian.

    “Program Presiden Prabowo selama lima tahun ke depan, kita harus gerak cepat hingga tercapai swasembada, dan kita pernah mencapai swasembada, pengalaman itu bisa menjadi modal,” kata Yonny.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sektor Pariwisata Pulih, Perjalanan Wisnus Naik 21 Persen Capai 757,9 Juta

    Sektor Pariwisata Pulih, Perjalanan Wisnus Naik 21 Persen Capai 757,9 Juta

    Jakarta, Beritasatu.com – Sektor pariwisata di Indonesia semakin menggeliat. Tidak hanya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang meningkat, perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) juga terus menunjukkan tren naik.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (1/11/2024), selama periode Januari-September 2024, jumlah perjalanan wisnus tercatat sebanyak 757,96 juta perjalanan. Capaian ini meningkat 21,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebanyak 626,09 juta perjalanan.

    Khusus September 2024, perjalanan wisnus sebanyak 83,36 juta, naik 9,86% dibandingkan bulan sebelumnya, dan naik 38,58% dibandingkan September 2023.

    Pulau Jawa masih menjadi daerah tujuan utama wisnus mencapai 57 juta perjalanan atau sekitar 68,37%. Provinsi Jawa Timur paling banyak dikunjungi hingga 15,45 juta perjalanan, disusul Jawa Barat 14,51 juta perjalanan, dan Jawa Tengah 11,68 juta perjalanan.

    Provinsi lainnya yang juga paling banyak dikunjungi adalah Jakarta, Banten, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

    Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada September 2024 mencapai 43,03%. Untuk TPK hotel bintang mencapai 54,68%. Secara kumulatif pada Januari-September 2024, TPK hotel bintang mencapai 51,33%.

  • BPS catat inflasi bulanan 0,80 persen pada Oktober 2024

    BPS catat inflasi bulanan 0,80 persen pada Oktober 2024

    Jumat, 1 November 2024 13:03 WIB

    ANTARA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara bulanan pada Oktober 2024 mencapai 0,80 persen. Inflasi pada Oktober memutus rantai deflasi yang terjadi sejak Mei 2024. (Sanya Dinda Susanti/Yovita Amalia/Gracia Simanjuntak)

  • BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    Surabaya (ANTARA) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2024 adalah sebesar 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024.

    “NTP Oktober mencapai 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 111,61,” katanya dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Zulkipli menuturkan kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) turun 0,02 persen yaitu 135,71 sementara indeks harga yang dibayarkan petani (lb) naik 0,24 persen yaitu 121,91.

    Turunnya harga yang diterima petani disebabkan turunnya harga komoditas jagung, tembakau, cabai merah, dan telur burung puyuh karena beberapa wilayah sudah mulai terjadi panen sehingga stok menjadi banyak.

    Sedangkan naiknya indeks harga bayar petani didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, tomat sayur, kacang panjang, dan cabai rawit.

    “Seperti tomat sayur itu harganya naik 4,32 persen sedangkan harga bawang merah naik lebih dari 10 persen,” ujar Zulkipli.

    NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

    NTP juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga petani.

    Apabila dilihat dari subsektor, penurunan terdalam terjadi pada NTP Tanaman Pangan (NTPP) yaitu 1,03 persen atau 113,17 dari 114,35 sementara penurunan lain terjadi di NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) yaitu 0,28 persen atau 114,34 dari 114,66 serta NTP Peternakan (NTPT) yaitu 0,35 persen atau 103,67 dari 104,03.

    Baca juga: Pengertian nilai tukar petani dan cara menghitungnya

    Untuk subsektor lain yang mengalami kenaikan adalah NTP Hortikultura (NTPH) yaitu sebesar 3,73 persen dan NTP Perikanan (NTP-PI) 0,39 persen.

    Sementara itu, penurunan turut terjadi terhadap Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada September 2024 yaitu 0,10 persen dibandingkan September 2024.

    Baca juga: BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    Hal itu disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) yaitu 0,02 persen atau 135,71 sedangkan indeks biaya produksi dan barang modal (BPPM) naik sebesar 0,08 persen atau 118,59.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kunjungan Wisman ke Indonesia Sudah Lampaui 10 Juta

    Kunjungan Wisman ke Indonesia Sudah Lampaui 10 Juta

    Jakarta, Beritasatu.com – Sektor pariwisata Indonesia semakin pulih. Hal ini ditandai dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang semakin meningkat.

    Dari data yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (1/11/2024), kunjungan wisman selama periode Januari-September 2024 telah mencapai 10,37 juta, naik 20,28% dibandingkan periode yang sama pada 2023. Capaian ini mulai mendekati target 14 juta kunjungan wisman pada 2024.

    Khusus September 2024, kunjungan wisman mencapai 1,28 juta, naik 19,53% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

    Kunjungan wisman selama September 2024 ini didominasi oleh wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 234.470 kunjungan (18,33%), diikuti wisman Australia sebanyak 159.310 (12,45%), wisman China sebanyak 114.260 (8,93%), dan wisman Singapura sebanyak 106.960 (8,36%).

    Rata-rata wisman menghabiskan waktu selama 7,43 malam di Indonesia. Wisman asal negara ASEAN memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat selama 3,39 malam, sedangkan wisman dari Afrika memiliki rata-rata lama tinggal paling lama selama 13,88 malam.

  • BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    Surabaya (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatatkan inflasi sebesar 0,15 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024 yang di antaranya dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan unggas serta harga emas.

    “Ini (realisasi inflasi Jatim) sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional (sebesar 0,08 persen),” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

    Zulkipli menjelaskan pada Oktober terjadi kenaikan harga pakan unggas di sebagian wilayah Jawa Timur sehingga mendorong produsen untuk menaikkan harga jual produk hasil peternakan khususnya daging ayam ras dan telur ayam ras.

    Selain pakan unggas, pada bulan itu juga terjadi kenaikan pada harga emas dunia yang pada akhirnya mempengaruhi harga emas di Indonesia seperti emas Antam yang berada di kisaran Rp1,5 juta per gram.

    Dengan terjadinya inflasi pada Oktober maka inflasi tahun kalender Oktober 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,81 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2024 terhadap Oktober 2024 sebesar 1,66 persen.

    “Ini masih pada kisaran aman yang ditetapkan pemerintah,” ujar Zulkipli.

    Ia melanjutkan, seluruh 11 kabupaten/kota pun mengalami inflasi dengan yang tertinggi adalah Sumenep yaitu sebesar 0,36 persen sedangkan yang terendah adalah Gresik sebesar 0,07 persen.

    Untuk daerah lain yaitu Bojonegoro mengalami inflasi 0,22 persen, Madiun 0,2 persen, Tulungagung 0,25 persen, Kediri 0,16 persen, Malang 0,2 persen, Jember 0,14 persen, Probolinggo 0,2 persen, Banyuwangi 0,26 persen, dan Surabaya 0,11 persen.

    Zulkipli menuturkan apabila dilihat berdasarkan kelompok pengejaran, kelompok penyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

    Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,41 persen (mtm) dengan andil pada inflasi Oktober 0,12 persen sedangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 1,12 persen (mtm) dengan andil 0,07 persen.

    Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menjadi penahan inflasi Oktober adalah kelompok transportasi karena mengalami deflasi hingga 0,7 persen (mtm).

    Zulkipli mengatakan kelompok transportasi mengalami deflasi karena PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi yang berlaku mulai Oktober 2024.

    Baca juga: Pj Gubernur: Inflasi Jatim terkendali bahkan turun selama 2024

    Baca juga: Awal November harga emas merosot Rp20.000 jadi Rp1,547 juta per gram
     

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • BPS catat harga gabah dan beras turun tipis pada Oktober 2024

    BPS catat harga gabah dan beras turun tipis pada Oktober 2024

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di tingkat petani dan penggilingan mengalami penurunan ringan pada Oktober 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

    Demikian juga dengan harga beras yang menurun, baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran, dibandingkan bulan lalu.

    Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan bahwa selama Oktober 2024, rata-rata harga GKP di tingkat petani adalah Rp6.422,00 per kg atau turun 0,85 persen, dan di tingkat penggilingan Rp6.571,00 per kg atau turun 0,92 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

    Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp7.089,00 per kg atau turun 0,07 persen dan di tingkat penggilingan Rp7.212,00 per kg atau turun 0,11 persen.

    Untuk rata-rata harga beras pada Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar 0,34 persen secara bulanan, dan turun 3,08 persen secara tahunan.

    BPS mencatat rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.724 per kg, sedangkan di tingkat grosir mencapai Rp13.563 per kg, dan di tingkat eceran Rp14.643 per kg.

    “Harga beras yang kami sampaikan adalah rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” kata Amalia.

    Baca juga: Perpadi: Anomali harga gabah indikasi produksi padi lokal berlimpah

    Harga rata-rata beras pada berbagai kualitas beras juga turun. Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.996,00 per kg, atau turun sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.555,00 per kg atau turun sebesar 0,42 persen, beras kualitas sub medium sebesar Rp12.365,00 atau turun sebesar 0,82 persen, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp12.763,00 per kg atau naik sebesar 3,24 persen.

    BPS melaporkan indeks harga beras grosir mencatat deflasi bulanan sebesar 0,35 persen, namun mengalami inflasi tahunan sebesar 1,86 persen. Indeks harga beras eceran menunjukkan deflasi bulanan 0,08 persen, tetapi mengalami inflasi secara tahunan mencapai 3,83 persen.

    Baca juga: BPS catat inflasi tahunan pada Oktober 2024 sebesar 1,71 persen

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • BPS Catat BBM Nonsubsidi Deflasi 2 Bulan Beturut-turut

    BPS Catat BBM Nonsubsidi Deflasi 2 Bulan Beturut-turut

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi telah mengalami deflasi selama 2 bulan berturut-turut. Hal ini seiring dengan kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menurunkan harga BBM nonsubsidi.

    “Untuk komoditas bensin sudah mengalami deflasi selama 2 bulan berturut-turut. Hal ini seiring dengan penyesuaian harga BBM dan subsidi yang dilakukan oleh Pertamina dan sejalan dengan tren penurunan harga minyak di pasar global,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferesi pers, Jumat (1/11/2024).

    BPS mencatat kelompok transportasi mengalami deflasi dengan andil deflasi 0,06%. Kelompok ini masuk dalam meredam inflasi pada Oktober 2024.

    Komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok tersebut adalah bensin dan tarif angkutan udara dengan andil masing-masing 0,06% dan 0,01%.

    Sebagai informasi, Pertamina memang menurunkan harga non subsidi pada September dan Oktober 2024. Harga BBM non subsidi yang turun mencakup Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

    Lihat Video: Jumlah Wisman Melonjak di Februari 2024, Walau Tak Setinggi Sebelum Pandem

    (ada/eds)

  • Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Jakarta

    Indonesia akhirnya mengakhiri tren deflasi pada Oktober 2024 dengan mencatatkan inflasi sebesar 0,08% secara bulanan. Meski demikian, masih terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi dalam waktu yang cukup lama.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,11%. Komponen ini memberikan andil deflasi 0,01%.

    “Komponen harga bergejolak mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut namun tekanan deflasinya semakin berkurang pada Oktober ini.”

    Adapun komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai rawit, kentang, dan ikan segar.

    Jika sebuah harga barang mengalami deflasi, artinya harga barang tersebut mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Deflasi pada harga barang biasanya menunjukkan bahwa harga barang tersebut lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, sehingga konsumen bisa membelinya dengan harga lebih murah dibandingkan sebelumnya.

    Kelompok transportasi juga mengalami deflasi 0,52% dengan andil deflasi 0,06%. Komoditas yang dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah bensin dan tarif angkutan udara.

    “Komoditas bensin sudah terjadi dua bulan berturut-turut, sejalan dengan tren penurunan harga minyak pada global.” jelas Amalia.

    Deflasi sendiri masih terjadi pada 10 provinsi di Indonesia sepanjang Oktober 2024. Deflasi tertinggi disumbangkan oleh provinsi Maluku Utara.

    Sedangkan inflasi terjadi pada 28 Provinsi lainnya. Sebanyak 7 dari 9 komoditas utama pendorong inflasi pada Oktober 2024 disumbang oleh kelompok makanan minuman dan tembakau.

    Amalia menjelaskan, setelah mengalami deflasi sejak April 2024, kelompok makanan dan minuman kembali inflasi pada Oktober 2024 dan memberikan andil inflasi 0,03%.

    “Komoditas bawang merah dan telur ayam ras juga demikian, setelah beberapa sebelumnya deflasi.” katanya.

    Lihat Video: Harga Cabai Mahal, Petani di Lumajang Semringah

    (eds/eds)

  • Dari Emas hingga Kopi, Ini yang Bikin RI Akhirnya Inflasi Lagi

    Dari Emas hingga Kopi, Ini yang Bikin RI Akhirnya Inflasi Lagi

    Jakarta

    Inflasi Oktober yang dialami Indonesia akhirnya mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan Indonesia mengalami inflasi 0,08% sepanjang Oktober (mtm) atau 1,71% secara tahunan (yoy).

    Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar disumbang oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan inflasi sebesar 0,94%. Kelompok ini memberikan andil inflasi 0,06%.

    “Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,06%.” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,04%, bawang merah 0,03%, tomat dan nasi dengan lauk 0,02%, serta kopi bubuk, minyak goreng, cigaret kretek mesin, dan telur ayam ras masing-masing 0,01%.

    Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,22%. Komponen ini mengalami andil inflasi sebesar 0,14%.

    “Komoditas yang memberikan andil inflasi secara dominan pada komponen inti adalah emas perhiasan, nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng.” kata Amalia.

    Sementara komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,25%, dengan andil deflasi 0,05%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bensin dan harga tiket pesawat.

    (eds/eds)