Kementrian Lembaga: BPS

  • Konser Bruno Mars dan kunjungan Paus dongkrak kenaikan wisnus

    Konser Bruno Mars dan kunjungan Paus dongkrak kenaikan wisnus

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Konser Bruno Mars dan kunjungan Paus dongkrak kenaikan wisnus
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Jumat, 01 November 2024 – 14:56 WIB

    Elshinta.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada September 2024 mengalami lonjakan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, didorong oleh berbagai acara besar seperti konser Bruno Mars dan kunjungan Paus Fransiskus.

    Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan bahwa pada September 2024, jumlah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan nusantara mencapai 83,36 juta perjalanan, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 75,88 juta perjalanan. Jumlah ini juga naik 38,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Amalia menyebut ada beberapa kegiatan yang menjadi pendorong peningkatan jumlah perjalanan wisnus di beberapa provinsi.

    Pada September, kenaikan jumlah perjalanan wisnus relatif besar terjadi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 22,07 persen, 18,93 persen, dan 21,36 persen dibandingkan Agustus 2024.

    Sejumlah agenda acara yang mendorong jumlah kunjungan wisnus di provinsi-provinsi tersebut, antara lain konser musik Bruno Mars dan kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta.

    Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 yang diadakan pada September 2024 di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara juga disebut menjadi pendorong kunjungan wisnus di dua provinsi tersebut.

    Berdasarkan provinsi asal, jumlah perjalanan wisnus tertinggi pada September 2024 berasal dari provinsi Jawa Barat (15,70 juta perjalanan), dengan kontribusi sebesar 18,83 persen dari
    total perjalanan wisnus di Indonesia. Selain itu, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mencatat jumlah perjalanan wisnus yang cukup tinggi, masing-masing sebanyak 14,50 juta perjalanan dan 10,57 juta perjalanan.

    Adapun jumlah perjalanan wisnus secara kumulatif dari Januari–September 2024 telah mencapai 757,96 juta perjalanan, meningkat 21,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

    Jumlah tersebut juga telah melampaui jumlah perjalanan wisnus sepanjang 2019 atau saat sebelum pandemi.

    Sumber : Antara

  • Nilai Tukar Petani di Kaltara naik, tren positif bagi petani lokal

    Nilai Tukar Petani di Kaltara naik, tren positif bagi petani lokal

    ANTARA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) di Kaltara naik menjadi 114,07 pada Jumat (01/11). Peningkatan NTP ini menandakan tren positif bagi petani lokal, karena harga jual produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi petani. (Cica Andriyani/Rizky Bagus Dhermawan/Gracia Simanjuntak)

  • Sumsel alami inflasi 0,09 persen usai deflasi 4 bulan beruntun

    Sumsel alami inflasi 0,09 persen usai deflasi 4 bulan beruntun

    ANTARA – Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara month-to-month atau bulanan pada Oktober 2024, usai mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Mohammad Wahyu Yulianto pada Jumat (1/11) menyebut, meningkatnya permintaan saat tahun baru dan Natal nanti diharapkan mampu mendorong tercapainya level inflasi yang sesuai dengan target nasional sebesar 2,5 plus minus 1 persen. (Winda Tri Agustina/Agha Yuninda Maulana/Gracia Simanjuntak)

  • Jumlah tamu menginap di hotel berbintang di Lampung naik 2.725 orang

    Jumlah tamu menginap di hotel berbintang di Lampung naik 2.725 orang

    Bandarlampung (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang di provinsi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 2.725 orang di September dibandingkan bulan sebelumnya.

     

     

    “Tingkat hunian kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Lampung pada September tercatat memiliki persentase 49,27 persen, dengan jumlah tamu yang menginap mencapai 81.606 orang,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis berdasarkan keterangan secara daring di Bandarlampung, Jumat.

     

     

    Ia mengatakan tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Provinsi Lampung pada September itu naik sebanyak 0,64 poin dibandingkan pada Agustus yang tercatat sebesar 48,63 persen.

     

     

    “Dan bila dibandingkan dengan bulan yang sama di 2023 tingkat hunian kamar hotel berbintang turun sebesar 7,58 poin,” katanya.

     

     

    Dia melanjutkan dari jumlah total tamu yang menginap di hotel berbintang sebanyak 81.606 orang tersebut terdiri dari 405 tamu asing, dan 81.201 tamu domestik.

     

     

    “Kondisi ini mengalami peningkatan sebanyak 2.725 orang atau 3,45 persen dibandingkan Agustus yang berjumlah 78.881 orang,” ucap dia.

     

    Menurut dia, lama rata-rata menginap tamu pada hotel berbintang di Provinsi Lampung di September tercatat sebanyak 1,30 hari, turun 0,06 hari dibanding Agustus 2024 yang tercatat sebesar 1,36 hari.

     

     

    “Bila di klasifikasikan hotel berbintang di September 2024, jumlah tamu domestik dan asing di hotel bintang satu dan dua tercatat sebesar 10.946 orang, hotel bintang tiga sebanyak 32.087 orang, hotel bintang empat serta lima sebanyak 38.573 orang,” tambahnya.

    Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Menggali potensi perikanan Indonesia

    Menggali potensi perikanan Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah keterbatasan lapangan kerja di industri modern, sektor perikanan menyimpan potensi besar sebagai salah satu sumber penciptaan lapangan kerja baru. Sayangnya, sektor ini belum sepenuhnya mendapatkan perhatian, terutama di kalangan anak muda yang cenderung lebih tertarik pada bidang-bidang lain. Padahal, sektor perikanan memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional dan seharusnya bisa menjadi salah satu pilihan karier yang menjanjikan bagi generasi penerus.

    Indonesia, negara yang dikenal kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar di sektor perikanan. Dengan luasnya perairan dan keanekaragaman hayati yang melimpah, sektor ini telah menjadi salah satu penyokong utama ekonomi nasional.

    Perikanan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan domestik tetapi juga menjadi komoditas ekspor yang berharga. Namun, di balik potensi tersebut, sektor perikanan tengah menghadapi tantangan serius yang bisa mengancam keberlanjutannya di masa depan.

    Salah satu masalah krusial yang dihadapi sektor perikanan adalah penurunan jumlah pengelola usaha perikanan.

    Dalam satu dekade terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam jumlah pengelola usaha, yang sebagian besar masih didominasi oleh generasi tua dan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini mencerminkan ketimpangan dalam pengelolaan potensi perikanan di luar Jawa yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

    Selain itu, minimnya partisipasi generasi muda dalam sektor ini menambah kerumitan masalah. Jika tidak ada upaya serius untuk mengatasi persoalan ini, maka perkembangan sektor perikanan Indonesia yang vital ini bisa terhambat.

    Peran sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia sangat signifikan. BPS mencatat, pada tahun 2023, perikanan menyumbang sekitar 2,66 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    Lebih lanjut, sektor ini juga memberikan kontribusi seperlima terhadap total PDB sektor pertanian. Pertumbuhan PDB perikanan selama satu dekade terakhir mencapai 65 persen, naik dari Rp176,15 triliun pada 2013 menjadi Rp290,58 triliun pada 2023. Angka-angka ini menunjukkan besarnya peran perikanan bagi perekonomian Indonesia, baik dalam perikanan tangkap maupun budidaya.

    Selain itu, potensi ekspor produk perikanan Indonesia juga cukup bagus. Selama periode 2018 hingga 2022, nilai ekspor hasil perikanan tumbuh rata-rata 6,5 persen per tahun. Meski pada 2023 nilai ekspor menjadi USD5,6 miliar, turun 9,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun neraca perdagangan perikanan tetap surplus. Impor perikanan Indonesia pada tahun yang sama tercatat hanya sebesar USD560 juta, turun 7,3 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meski ada penurunan nilai ekspor, sektor perikanan masih mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

    Meski demikian, penurunan jumlah rumah tangga usaha perikanan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan adanya penurunan sebesar 6,19 persen, dari 1,98 juta rumah tangga pada 2013 menjadi 1,85 juta pada 2023. Penurunan ini, meski lebih kecil dibandingkan dengan subsektor pertanian lainnya, tetap menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi. Beberapa kemungkinan penyebab penurunan ini adalah adanya pergeseran skala usaha dari rumah tangga menjadi perusahaan, peningkatan produktivitas, atau bahkan penurunan minat masyarakat terhadap usaha perikanan.

    Tidak hanya itu, struktur demografi pengelola usaha perikanan juga menjadi perhatian serius. Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa pengelola usaha perikanan masih didominasi oleh generasi tua dan laki-laki. Minimnya partisipasi perempuan dan generasi muda dalam usaha perikanan menjadi tantangan yang juga harus diatasi. Jika tidak, keberlanjutan usaha perikanan bisa terancam karena kurangnya regenerasi pengelola usaha yang mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam sektor ini.

    Rendahnya adopsi teknologi dalam kegiatan usaha perikanan menjadi masalah tersendiri. Sebagian besar pengelola usaha perikanan masih menggunakan metode tradisional, yang tentunya membatasi produktivitas mereka. Padahal, penerapan teknologi modern dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil tangkapan.

    Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk mendorong adopsi teknologi di kalangan pengelola usaha perikanan. Adopsi teknologi ini juga perlu diiringi dengan program pelatihan yang menyasar generasi muda, sehingga mereka mampu mengoperasikan dan memaksimalkan potensi teknologi dalam usaha perikanan.

    Untuk menjaga keberlanjutan sektor ini, pemerintah harus mengambil langkah serius dalam mendorong regenerasi pengelola usaha perikanan. Dukungan pembiayaan yang lebih inklusif bagi nelayan dan pembudi daya ikan harus menjadi prioritas.

    Dengan memperluas akses terhadap kredit mikro dan asuransi usaha perikanan, pelaku usaha dapat lebih berani mengembangkan usaha mereka dan mengurangi risiko yang dihadapi, terutama oleh pelaku skala kecil. Skema pembiayaan ini juga dapat membantu meningkatkan ketertarikan generasi muda untuk terjun ke sektor perikanan.

    Isu regenerasi ini sejalan dengan tantangan yang dihadapi banyak sektor lain di Indonesia. Dalam hal ini, kebijakan yang mendorong minat generasi muda untuk berkecimpung di sektor-sektor strategis seperti perikanan sangatlah penting.

    Program-program yang memadukan teknologi dengan inovasi bisa menjadi daya tarik bagi kaum muda untuk terlibat dalam industri ini. Diperlukan program regenerasi yang terpadu untuk menarik minat generasi muda ke sektor perikanan.

    Pemerintah dapat menggagas program inkubasi bisnis perikanan yang menawarkan pelatihan teknis dan kewirausahaan, serta memberikan akses ke modal dan pasar. Kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memperkenalkan wirausaha berbasis perikanan juga penting untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda. Dengan adanya kompetisi inovasi nasional di sektor perikanan, potensi-potensi baru dari kalangan muda dapat dieksplorasi dan dioptimalkan.

    Selain itu, pengembangan sektor perikanan juga harus dilakukan secara inklusif. Partisipasi perempuan, yang saat ini masih sangat rendah, harus didorong melalui program-program pemberdayaan yang memberikan akses lebih besar bagi perempuan untuk terlibat dalam usaha perikanan. Dengan demikian, sektor perikanan tidak hanya menjadi tumpuan ekonomi, tetapi juga instrumen pemberdayaan sosial bagi berbagai kelompok masyarakat.

    Keberlanjutan sektor perikanan Indonesia juga sangat bergantung pada kondisi iklim usaha yang kondusif. Pemerintah perlu menjamin adanya iklim bisnis yang mendukung pengembangan usaha perikanan. Selain itu, perlindungan terhadap lingkungan laut juga harus menjadi perhatian utama. Pengelolaan yang tidak bertanggung jawab dapat merusak ekosistem laut yang menjadi sumber daya utama sektor perikanan. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan harus berjalan beriringan dengan pengembangan ekonomi sektor ini.

    Pada akhirnya, sektor perikanan memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi andalan ekonomi Indonesia di masa depan. Namun, keberlanjutan sektor ini sangat bergantung pada bagaimana kita mengatasi tantangan regenerasi pengelola usaha, meningkatkan adopsi teknologi, dan memastikan iklim usaha yang mendukung. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia dapat menjaga dan mengembangkan potensi perikanannya, menjadikannya salah satu pilar utama pembangunan nasional yang berkelanjutan.

     

    *) Lili Retnosari merupakan Statistisi di Badan Pusat Statistik ( BPS)

    Copyright © ANTARA 2024

  • Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Emas perhiasan menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,08%. Kenaikan harga emas perhiasan di dalam negeri mengikuti tren kenaikan harga emas di pasar internasional.

    Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan, emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang turut menyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil sebesar 0,06%.

    “Komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06%,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Amalia memaparkan, pergerakan harga emas mencatat pola berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali pada 2022 serta tiga kali deflasi pada 2023. Namun, sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.

    Kenaikan harga emas di pasar global didorong berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya permintaan sebagai aset aman di tengah gejolak pasar.

    Selain emas perhiasan, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi pada Oktober 2024 adalah daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah sebesar 0,03%, tomat 0,02%, serta nasi dengan lauk dan kopi bubuk masing-masing sebesar 0,02%.

    Sementara itu, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras masing-masing memiliki andil sebesar 0,01% terhadap inflasi.

  • BPS: Geopolitik dan The Fed Pengaruhi Harga Emas yang Dorong Inflasi Oktober 2024

    BPS: Geopolitik dan The Fed Pengaruhi Harga Emas yang Dorong Inflasi Oktober 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan alasan dibalik peningkatan harga emas yang menjadi pendorong utama inflasi Oktober 2024 secara bulanan dan tahunan. 

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menjelaskan harga emas yang terus menanjak sepanjang tahun ini dipengaruhi oleh penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan geopolitik di sejumlah wilayah. 

    “Kenaikan harga emas ini kita lihat memang terjadi di pasar global yang dipengaruhi ketidakpastian geopolitik dan tentunya emas dianggap sebagai aset safe haven,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (1/11/2024). 

    Kebijakan pemotongan suku bunga oleh bank sentral, utamanya The Fed, mendorong minat investor terhadap emas. Penurunan suku bunga membuat alternatif investasi lain seperti obligasi menjadi kurang menarik. Alhasil, emas menjadi pilihan utama. 

    Berdasarkan data historis BPS, inflasi emas secara tahunan pada Okotber 2024 mencapai 35,82% year on year (YoY) dengan andil 0,35% terhadap inflasi umum yang sebesar 1,71% YoY. 

    Sementara membandingkan dengan perkembangan inflasi komoditas emas perhiasaan sepanjang tahun 2020 dan 2024, inflasi emas tertinggi terjadi pada Agustus 2020. Bahkan, lebih tinggi dari Oktober 2024. 

    Amalia melihat perkembangan inflasi komoditas emas perhiasaan ini mengikuti irama harga emas dunia. 

    “Iini langsung pasti ditransmisikan dari perkembangan harga emas global, ke harga emas di pasar domestik. Para pendagang pasti mengacu kepada harga emas internasional. Jadi itu tidak ada lag, langsung secara instan,” jelasnya. 

    Dalam rilis BPS hari ini, tercatat emas perhiasan yang masuk dalam kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami inflasi 4,44% MtM dan memberikan andil 0,06% terhadap inflasi bulanan yang mencapai 0,08% pada Oktober 2024. 

    Sementara secara tahunan, komoditas ini mengalami inflasi sebesar 35,82% YoY dan memberikan andil 0,35% terhadap total inflasi sebesar 1,71% YoY. 

    Berdasarkan indeks pemberitaan Bisnis, mengutip Bloomberg, harga emas kembali memecahkan rekor tertingginya pada awal perdagangan di Asia hari Rabu (30/10/2024). 

    Harga emas batangan sempat naik hingga mencapai US$2,775.47 per troy ounce, melampaui rekor sebelumnya yang dicatat pada perdagangan Selasa (29/10/2024). 

  • Konser Bruno Mars dan Kunjungan Paus Fransiskus Dongkrak Perjalanan Wisatawan Domestik

    Konser Bruno Mars dan Kunjungan Paus Fransiskus Dongkrak Perjalanan Wisatawan Domestik

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan signifikan pada jumlah perjalanan wisatawan domestik di Indonesia. Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasant menyampaikan, sejak Januari hingga September 2024, jumlah perjalanan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 83,36 juta.

    “Perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan nusantara mencapai 83,36 juta perjalanan,” ujar Amalia dalam konferensi pers yang berlangsung di kantor BPS, Jakarta Pusat, pada Jumat (1/11/2024).

    Data BPS menunjukkan, perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) mengalami peningkatan yang konsisten. Secara month to month, tercatat ada kenaikan 9,86% pada September 2024 dibandingkan Agustus 2024.

    Sementara itu, apabila dibandingkan secara year on year, perjalanan wisnus pada September 2024 mengalami lonjakan sebesar 38,58% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

    Amalia menambahkan, sejumlah acara besar turut mendorong peningkatan perjalanan wisatawan domestik pada September 2024. Acara-acara ini mencakup berbagai kegiatan penting dan acara internasional yang digelar di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di DKI Jakarta dan wilayah Aceh serta Sumatera Utara.

    Daftar acara yang mendorong perjalanan wisatawan domestik pada September 2024:

    DKI Jakarta:

    Konser Bruno Mars (11, 13, dan 14 September 2024)
    Kunjungan Paus Fransiskus (3-6 September 2024)
    Festival Pestapora (20-22 September 2024)
    Indonesia International Sustainability Forum (5-6 September 2024)
    Indonesia International Book Fair 2024 (25-29 September 2024)
    Aceh dan Sumatera Utara:

    Selain itu, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024
    Acara-acara ini dinilai memberikan dorongan kuat terhadap pertumbuhan perjalanan wisatawan domestik.

    Amalia berharap tren peningkatan ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2024, seiring dengan banyaknya kegiatan besar lainnya yang dijadwalkan di berbagai daerah di Indonesia.

  • Kunjungan Wisman September 2024 Tembus 1,28 Juta, Turis Malaysia Terbanyak

    Kunjungan Wisman September 2024 Tembus 1,28 Juta, Turis Malaysia Terbanyak

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi masih berasal dari Malaysia pada September 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa wisman asal Malaysia naik 24,22% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September tahun ini.

    Wisman asal Malaysia mengambil porsi sebesar 18,3% terhadap total kunjungan pada September 2024 atau sebesar 234.500 kunjungan berasal dari wisman Malaysia.

    Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisman mencapai 1.279.258 kunjungan pada September 2024. Posisinya turun 4,53% dibandingkan bulan sebelumnya. Akan tetapi, naik secara tahunan sebesar 19,53% year-on-year (yoy).

    “Kunjungan wisman dari Malaysia mengalami kenaikan 24,22% secara bulanan dan meningkat 54,04% secara tahunan,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (1/11/2024).

    Mengekor di posisi kedua adalah Australia dengan pertumbuhan sebesar 3,63% mtm atau sekitar 159.300 kunjungan. Lalu, ada China yang menempati urutan ketiga mencapai 114.300 kunjungan, atau turun 9,38% dibandingkan Agustus 2024.

    Secara kumulatif, sepanjang Januari—September 2024, BPS mengungkap total kunjungan wisman tembus di atas 10 juta kunjungan, atau sebanyak 10.372.114 kunjungan. Angkanya meningkat 20,28% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

    Meskipun terus meningkat, total jumlah kunjungan wisman secara kumulatif hingga September 2024 masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama saat sebelum pandemi, yaitu Januari—September 2019 mencapai 12.102.672 kunjungan.

    Jika dilihat dari distribusi pintu masuk, mayoritas wisman berkebangsaan Malaysia masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno—Hatta. Demikian pula, dengan wisman berkebangsaan China yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta.

    Sementara itu, lanjut Amalia, wisman berkebangsaan Australia paling banyak masuk melalui Bandara Ngurah Rai.

    Dalam hal rata-rata lama tinggal, wisman termasuk pelintas batas menghabiskan waktu sekitar 7,43 malam di Indonesia pada September 2024.

    Secara total, rata-rata lama tinggal wisman pada kuartal III/2024 adalah selama 11,41 malam. Namun, angka ini turun dibandingkan dengan rata-rata kuartal II/2024 yang mencapai 12,55 malam.

    Adapun, rata-rata lama tinggal terlama adalah wisman dari benua Eropa, yaitu selama 16,97 malam. Disusul wisman dari Afrika selama 16,25 malam dan wisman dari Asia tanpa Asean selama 13,61 malam.

  • Tomat dan emas perhiasan sumbang inflasi tertinggi di NTB

    Tomat dan emas perhiasan sumbang inflasi tertinggi di NTB

    emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, komoditas tomat menyumbang inflasi hingga 0,17 persenMataram (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi bulan ke bulan di Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 0,09 persen pada Oktober 2024.

    Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan pembentuk inflasi tertinggi adalah tomat dan emas perhiasan.

    “Sekarang harga emas lagi naik Rp1,5 juta per gram,” ujar Wahyudin di Mataram, Jumat.

    Harga emas Antam yang dipantau melalui laman Logam Mulia bertengger pada angka Rp1,45 juta per gram pada 1 Oktober 2024.

    Kemudian, harga emas bergerak naik mencapai Rp1,56 juta per gram pada 31 Oktober 2024. Itu adalah harga emas tertinggi dalam lima tahun terakhir.

    Sepanjang Oktober 2024, harga emas Antam telah naik sebesar 7,92 persen atau sekitar Rp115 ribu per gram.

    Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin menuturkan komoditas emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, komoditas tomat menyumbang inflasi hingga 0,17 persen.

    Musim pancaroba atau peralihan kemarau ke hujan membuat banyak tanaman tomat mati yang membuat pasokan menurun. Harga tomat di pasar tradisional, seperti Pasar Kebon Roek di Kota Mataram hari ini menembus harga Rp20 ribu per kilogram.

    Selain tomat dan emas perhiasan, komoditas yang juga menyumbang inflasi di Nusa Tenggara Barat adalah beras sebesar 0,06 persen, bawang merah 0,03 persen, dan sigaret kretek tangan 0,03 persen.

    Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi adalah ikan layang atau ikan benggol sebesar 0,08 persen, udang basah 0,04 persen, ikan tongkol 0,04 persen, pisang 0,03 persen, dan cabai rawit 0,03 persen.

    Baca juga: BPS beri sinyal ekonomi daerah tumbuh melambat di NTB

    Baca juga: Pisang jadi penyumbang inflasi di NTB

    Baca juga: BPS: Impor NTB Agustus 2024 meningkat 59,28 persen

    Baca juga: Penjualan kapal dongkrak nilai ekspor non tambang di NTB

    Pewarta: Sugiharto Purnama
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024