Kementrian Lembaga: BPS

  • Kunjungan Wisman ke Indonesia Capai 11,56 Juta hingga Oktober 2024, Naik 20,45 Persen dari Tahun Lalu

    Kunjungan Wisman ke Indonesia Capai 11,56 Juta hingga Oktober 2024, Naik 20,45 Persen dari Tahun Lalu

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hingga Oktober 2024 mencapai 11,56 juta kunjungan. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 20,45% dibandingkan periode kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2023.

    Namun demikian, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia ini masih lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19, yakni pada Januari-Oktober 2019, yang mencapai 13,44 juta kunjungan.

    “Meskipun terus meningkat, total kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif hingga Oktober 2024 masih belum pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemi,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (2/12/2024).

    Pada Oktober 2024, jumlah kunjungan wisman mencapai 1,19 juta kunjungan, yang merupakan penurunan sebesar 6,68% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Meski demikian, jika dibandingkan dengan Oktober 2023, jumlah ini mencatat kenaikan 22,01% secara tahunan (year-on-year).

    Kunjungan wisman ke Indonesia paling banyak berasal dari tiga negara yaitu, Malaysia: 16,26%, Australia: 12,61%, dan Singapura: 8,9%. “Wisman asal Malaysia paling banyak masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta, sedangkan Australia mendominasi melalui Bandara Ngurah Rai,” tambah Amalia.

    Berdasarkan jenis pintu masuk, kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 1,04 juta kunjungan. Sementara pintu masuk perbatasan mencatat 156.000 lebih kunjungan.

  • Perjalanan Wisatawan Nusantara Lampaui Sebelum Pandemi, Jatim Paling Banyak Dikunjungi

    Perjalanan Wisatawan Nusantara Lampaui Sebelum Pandemi, Jatim Paling Banyak Dikunjungi

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) Januari hingga Oktober 2024 di Indonesia mencapai 839,39 juta perjalanan. Jumlah ini naik 21,87% dibandingkan kumulatif periode yang sama pada 2023 cumulative-to-cumulative (c-to-c).

    “Perjalanan wisatawan nusantara hingga bulan ke-10 tahun ini sudah melampaui sepanjang 2019 atau periode sebelum pandemi,” ucap Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12/2024).

    Amalia mengatakan, dari 839,39 juta perjalanan yang dilakukan wisatawan nusantara tercatat 69,42% dilakukan ke Jawa. Jawa Timur tercatat sebagai provinsi tujuan utama dengan jumlah perjalanan terbanyak dan menyumbang 21,69% dari perjalanan wisatawan nusantara. “Provinsi luar Jawa yang jadi tujuan perjalanan tertinggi adalah Sumatera Utara dengan proporsi 4,19% dari jumlah perjalanan wisnus,” tutur Amalia.

    Secara kumulatif, jumlah perjalanan wisatawan nusantara per bulan sepanjang periode Januari-Oktober 2024 cukup fluktuatif, dengan angka tertinggi tercatat pada April 2024 sebesar 104,53 juta perjalanan. 

    Berdasarkan daerah tujuan, Papua Barat Daya tercatat menjadi provinsi dengan pertumbuhan jumlah perjalanan wisnus tertinggi pada Januari– Oktober 2024 (c-to-c), yaitu sebesar 111,86%. Diikuti Maluku (107,17%) dan Gorontalo (97,49%). Adapun provinsi yang mengalami peningkatan paling sedikit adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 4,56%.

    Sedangkan jika dilihat khusus pada Oktober 2024, jumlah perjalanan wisatawan nusantara 2024 tercatat sebesar 81,43 juta perjalanan. Jumlah ini turun 2,32% dibandingkan September 2024 (m-to-m), tetapi naik 29,88% dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy). Secara regional, pariwisata nusantara pada Oktober 2024 didominasi oleh arus perjalanan wisata di Pulau Jawa.

  • Kunjungan Wisman ke RI 11,56 Juta, Masih Lebih Rendah dari Sebelum COVID-19

    Kunjungan Wisman ke RI 11,56 Juta, Masih Lebih Rendah dari Sebelum COVID-19

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) periode Januari sampai Oktober 2024 sebanyak 11.565.981. Jumlah kunjungan wisman itu meningkat dibandingkan periode yang sama 2023.

    “Meskipun terus meningkat, total kunjungan wisman secara kumulatif hingga Oktober 2024 masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama sebelum pandemi yaitu Oktober 2019, 13.449.106 kunjungan,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (2/12/2024).

    Pada Oktober 2024, kunjungan wisman melalui pintu masuk utama sebanyak 1,34 juta. Sementara yang masuk melalui pintu perbatasan sebanyak 156.531.

    “Dengan demikian secara total jumlah kunjungan wisman 1.193.867 kunjungan. atau turun sebesar 6,68% secara bulanan dan naik 22,01% secara tahunan,” lanjutnya.

    Wisman ke Indonesia berdasarkan asal negara, paling banyak dari Malaysia, disusul Australia dan Singapura.

    “Kunjungan wisman dari Malaysia ini mengalami penurunan sebesar 17,22% secara bulanan tetapi meningkat 40,05% secara tahunan,” terangnya.

    Wisman berkebangsaan Malaysia dan China paling banyak masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Sementara itu wisatawan berkebangsaan Australia paling banyak masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai.

    “Dalam hal rata-rata lama tinggal Oktober 2024 wisma termasuk pelintas batas menghabiskan sekitar 7,28 malam di Indonesia,” pungkasnya.

    (ada/ara)

  • Lima Daerah Alami Deflasi: Sulawesi Barat hingga Papua Pegunungan

    Lima Daerah Alami Deflasi: Sulawesi Barat hingga Papua Pegunungan

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat lima provinsi yang mengelami deflasi indeks harga konsumen atau IHK pada November 2024, sementara 33 provinsi lainnya mengalami inflasi.

    “Sebanyak 33 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 5 provinsi lainnya deflasi,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Senin (2/12/2024).

    Amalia menyampaikan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,17% (month to month/MtM) kemudian diikuti Provinsi Papua Pegunungan yang alami deflasi sebear 0,15%.

    Provinsi lainnya yang alami deflasi, yakni Kalimantan Utara, Papua Barat Daya, dan Sulawesi Tengah yang masing-masing sebesar 0,12%, 0,04%, dan 0,01%.

    Menurut pulau, inflasi di Sumatra tertinggi berada di Sumatra Selatan 0,58% dan terendah di Kepulauan Bangka Belitung 0,01%. Di Jawa, inflasi bulanan tertinggi terjadi di Banten sebesar 0,45% dan terendah di Jawa Barat dan Jawa Timur sebesar 0,24%.

    Kalimantan Selatan mengalami inflasi tertinggi di Pulau Kalimantan sebesar 0,5% MtM, sementara Kaimantan Utara tercatat sebagai deflasi terdalam sebesar 0,12%.

    Untuk Bali Nusa Tenggara, inflasi tertinggi di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,56% sementara inflasi terendah di Nusa Tenggara Timur 0,19%.

    Pada wilayah Timur Indonesia, Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi tertinggi sebesar 0,46% MtM) di Sulawesi. Kemudian di Maluku dan Papua, Provinsi Papua mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,41%.

    Secara umum, pada November 2024 tingkat inflasi month to month (MtM) November 2024 sebesar 0,3% dan tingkat inflasi year to date (YtD) November 2024 sebesar 1,12%.

    Secara tahunan, terjadi inflasi year on year (YoY) sebesar 1,55% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,33.

    Inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,68%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,20%, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,59%.

    Inflasi dan deflasi di daerah pada November 2024. / dok BPSPerbesar

  • Dari Bawang, Tomat, hingga Emas, Ini Daftar Barang Penyumbang Inflasi November 2024

    Dari Bawang, Tomat, hingga Emas, Ini Daftar Barang Penyumbang Inflasi November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada November 2024 mencapai 0,30% secara bulanan (month to month/MtM), dengan sejumlah komoditas pangan tercatat menjadi penyumbang kenaikan.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa laju inflasi bulanan itu lebih tinggi dari posisi Oktober 2024, yakni 0,08%. Namun demikian, secara tahunan inflasi November 2024 yang sebesar 1,55% lebih rendah dari posisi Oktober 2024 dengan inflasi 1,71% (year on year/YoY).

    Amalia menjabarkan bahwa kelompok pengeluaran inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau yakni sebesar 0,78%. Kelompok itu memberikan andil inflasi 0,11%.

    “Komoditas yang mendorong inflasi adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,1%,” ujar Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Senin (2/11/2024).

    Setelah itu, komoditas lain yang memberikan andil inflasi di antaranya adalah emas perhiasan (0,04%), daging ayam ras dan minyak goreng (masing-masing 0,03%), serta bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan kopi bubuk (masing-masing 0,01%).

    Adapun, inflasi tahunan pada November 2024 utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni sebesar 1,68%. Kelompok itu memberikan andil 0,48% terhadap inflasi secara umum.

    Komoditas dengan andil inflasi terbesar per November 2024 adalah sigaret kretek mesin yakni 0,13%, serta beras dan bawang merah yang masing-masing memberi andil 0,11%.

    “Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi [secara tahunan] ada kopi bubuk, minyak goreng, tomat, bawang putih, dan daging ayam ras,” ujar Amalia.

    Di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lainnya yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi November 2024 adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk, yang masing-masing memberi andil 0,36% dan 0,06%.

  • Nilai Tukar Petani November 2024 Naik 0,49%, Paling Tinggi di Bengkulu

    Nilai Tukar Petani November 2024 Naik 0,49%, Paling Tinggi di Bengkulu

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,49% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 121,29 pada November 2024. Adapun, Bengkulu menjadi provinsi dengan perolehan NTP tertinggi pada periode ini.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan sebanyak 23 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tertinggi di Bengkulu sebesar 4,79%.

    “Peningkatan NTP tertinggi di provinsi tersebut [Bengkulu] didorong oleh kenaikan harga komoditas kelapa sawit, karet, tomat, kol atau kubis, dan kakao atau cokelat biji,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (2/12/2024).

    Di sisi lain, BPS mencatat terdapat 15 provinsi yang mengalami penurunan NTP, dengan penurunan terdalam terjadi di Gorontalo sebesar 2,64%. Penurunan ini imbas dari merosotnya harga komoditas seperti cabai rawit, jagung, sapi potong, dan gabah.

    Secara keseluruhan, Amalia menyampaikan bahwa kenaikan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 0,86%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37%.

    Dari sana terungkap komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kelapa sawit, bawang merah, karet, dan tomat sayur.

    Lebih jauh, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik 3,46%. Kenaikan ini terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 3,85% lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebsar 0,38%.

    Sementara itu, komoditas dominan yang mempengaruhi indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini di antaranya meliputi bawang merah, tomat, kol kubis, dan jeruk.

    Di sisi lain, BPS juga menyampaikan bahwa penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun 1,78%. Imbas indeks harga yang diterima petani turun 1,35%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,44%.

    Adapun, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

    Pada November 2024, BPS juga mengungkap nilai tukar usaha petani (NTUP) mengalami naik 0,8% secara bulanan menjadi 123,77.

    Amalia menjelaskan, kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,86% menjadi 146,82. Angkanya lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang naik 0,06% menjadi 118,62.

    BPS menjelaskan, komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM nasional adalah bibit bawang merah, upah penanaman, benih padi, dan dedak.

    Sementara itu, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik 3,64% menjadi 116,14. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 3,85% atau lebih tinggi dibandingkan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan 0,21%.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM adalah bibit bawang merah, pupuk kandang, dan upah menuai atau memanen,” jelasnya.

    Sementara itu, penurunan NTUP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun 1,41%. Penurunan ini terjadi imbas indeks harga yang diterima petani turun 1,35%, sedangkan indeks BPPBM naik 0,06%.

    Lebih lanjut, Amalian menuturkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM antara lain upah penanaman, benih padi, upah membajak, dan upah mencangkul.

    Adapun, BPS mencatat sebanyak 25 provinis mengalami kenaikan NTUP dengan pemningkatan tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar  5,01%. Di sisi lain, sebanyak 13 provinsi mengalami penurunan NTUP, dengan penurunan terdalam terjadi di Gorontalo, yakni 3,12%.

  • Jelang Akhir Tahun, Turis Asing Masuk ke Indonesia 11,56 Juta

    Jelang Akhir Tahun, Turis Asing Masuk ke Indonesia 11,56 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi masih didominasi dari Malaysia pada Oktober 2024. Namun, turun 17,22% dibandingkan September 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan wisman asal Malaysia yang masuk ke Indonesia mencapai 194.100 kunjungan, atau mengambil porsi sebesar 16,3% terhadap total kunjungan pada September 2024.

    Meski secara bulanan turun, BPS mencatat wisman Malaysia mengalami kenaikan sebesar 40,05% secara tahunan (year-on-year/yoy). “Kunjungan wisman dari Malaysia mengalami penurunan 17,22% secara bulanan, tetapi meningkat 40,05% secara tahunan,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (2/12/2024).

    Amalia menjelaskan, wisman berkebangsaan Malaysia paling banyak masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Demikian juga dengan wisman berkebangsaan China. Sementara itu, wisman berkembangsaan Australia paling banyak masuk melalui bandara Ngurah Rai, Bali.

    Menyusul Malaysia, BPS juga mencatat kunjungan wisman menurut kebangsaan tertinggi kedua adalah Australia, yakni sekitar 150.500 kunjungan atau mengambil porsi sebesar 12,6%. Serta, wisman asal Singapura sebanyak 106.300 kunjungan atau 8,9% terhadap total kunjungan pada Oktober 2024.

    Pada Oktober 2024, Amalia menyampaikan jumlah kunjungan wisman mencapai 1.193.867 kunjungan, atau turun 6,68% dibandingkan bulan sebelumnya. Kendati demikian, angkanya naik 22,01% dibandingkan Oktober 2023.

    Secara kumulatif, sepanjang Januari—September 2024, BPS mengungkap total kunjungan wisman tembus 11.565.981 kunjungan. Posisinya meningkat 20,45% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    Meski terus meningkat, kata Amalia, total jumlah kunjungan wisman secara kumulatif hingga Oktober tahun ini masih lebih rendah dibandingkan peridoe yang sama saat sebelum pandemi. Di mana, Januari—September 2019 yang mampu mencapai 13.449.106 kunjungan.

    Jika dilihat dari rata-rata lama tinggal, wisman termasuk pelintas batas menghabiskan waktu sekitar 7,28 malam di Tanah Air pada Oktober 2024.

  • Jumlah Penumpang Pesawat Turun Oktober 2024, Imbas Tiket Mahal?

    Jumlah Penumpang Pesawat Turun Oktober 2024, Imbas Tiket Mahal?

    Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah penumpang pesawat baik domestik maupun internasional kompak mengalami penurunan secara bulanan (mtm) pada Oktober 2024. 

    Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan jumlah penumpang angkutan udara domestik dan internasional mengalami penurunan secara bulanan masing-masing sebesar 1,87% dan 2,22%. 

    “Penurunan jumlah penumpang angkutan udara Oktober 2024 karena memasuki masa low season dan harga tiket pesawat yang masih tinggi,” kata Amalia dalam rilis resmi BPS, Senin (2/12/2024). 

    BPS mencatat selama Oktober 2024, jumlah penumpang angkutan udara domestik mencapai 5,3 juta orang, mengalami penurunan 1,87% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

    Sepanjang Januari hingga Oktober 2024 (year-to-date), jumlah penumpang domestik mencapai 52,8 juta orang, naik 1,94% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang tercatat sebanyak 51,8 juta orang.  

    Untuk penumpang internasional, jumlahnya pada Oktober 2024 mencapai 1,7 juta orang, turun 2,22% dibandingkan September 2024. Namun, secara year-to-date, total penumpang internasional mencapai 15,7 juta orang, meningkat signifikan sebesar 22,39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

    Sementara itu, jumlah barang yang diangkut melalui angkutan udara domestik pada Oktober 2024 tercatat sebanyak 55,6 ribu ton, naik 3,73% dibandingkan bulan sebelumnya. 

    Sepanjang Januari–Oktober 2024, jumlah barang yang diangkut mencapai 546,7 ribu ton, meningkat 8,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

  • Harga Beras di Tingkat Eceran hingga Grosir Turun pada November 2024

    Harga Beras di Tingkat Eceran hingga Grosir Turun pada November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga beras mengalami penurunan di tingkat penggilingan, grosir, hingga eceran secara bulanan (month-to-month/mtm) pada November 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa rata-rata harga beras di penggilingan mengalami penurunan 1,23% mtm pada November 2024.

    Rata-rata harga beras di penggilingan turun dari semula Rp12.724 per kilogram pada Oktober 2024 menjadi Rp12.567 per kilogram pada November 2024.

    Secara tahunan, rata-rata harga beras di penggilingan pada periode yang sama juga turun sebesar 3,79% year-on-year (yoy).

    Amalia juga menyampaikan, tingkat inflasi beras di pedagang grosir dan eceran turun dibandingkan bulan sebelumnya.

    Di tingkat grosir, Amalia menyampaikan rata-rata harga beras mengalami deflasi sebesar 0,81% mtm. Pada November 2024, rata-rata beras di tingkat grosir dibanderol seharga Rp13.453 per kilogram.

    “Di tingkat grosir [rata-rata harga beras] terjadi deflasi sebesar 0,81% secara mtm. Tetapi secara year-on-year, mengalami inflasi sebesar 0,54%,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (2/12/2024).

    Kemudian di tingkat eceran, rata-rata harga beras mengalami deflasi sebesar 0,45% mtm menjadi Rp14.534 pada November 2024. Namun, secara tahunan mengalami inflasi sebesar 2,8%.

    “Sebagai catatan, harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” jelasnya.

    Di sisi lain, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) turun 1,86% mtm dari Rp6.422 kilogram pada Oktober menjadi menjadi Rp6.303 per kilogram pada November 2024.

    Secara tahunan, harga GKP juga turun 6,18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp6.718 per kilogram.

    Begitu pula dengan rata-rata harga gabah kering giling (GKG) turun 1,48% mtm dari Rp7.089 per kg pada Oktober 2024 menjadi Rp6.984 per kilogram pada November tahun ini. Secara tahunan juga turun 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu tembus Rp7.592 per kilogram.

  • Video: BPS Catat Inflasi November 2024 Sebesar 1,55% (yoy)

    Video: BPS Catat Inflasi November 2024 Sebesar 1,55% (yoy)

    Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami kenaikan inflasi pada November 2024 sebesar 0,30% (mtm) dibandingkan Oktober 2024 yang sebesar 0,08% (mtm)

    Sementara inflasi tahunannya tercatat 1,55% yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,12% (ytd).

    Selengkapnya saksikan Breaking News, CNB CIndonesia (Senin, 02/12/2024)