Kementrian Lembaga: BPS

  • Ekspor Jakarta pada November 2024 capai 1,34 miliar dolar AS

    Ekspor Jakarta pada November 2024 capai 1,34 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa nilai ekspor Jakarta pada November 2024 mencapai 1,34 miliar dolar AS dan ada peningkatan 34,75 persen bila dibandingkan periode sama tahun 2023.

    “Kalau dibandingkan dengan November 2023 itu ada kenaikan secara ‘year on year’ di 34,75 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Kamis.

    Nilai ekspor Jakarta pada November 2024 mencapai 1,34 miliar dolar AS dan bila dibandingkan bulan sebelumnya di tahun sama, maka terdapat penurunan 7,01 persen.

    Penurunan nilai ekspor November 2024 terjadi pada minyak dan gas (migas) maupun non migas. Perkembangan ekspor Jakarta menurut sektornya tertinggi ada pada industri pengolahan, yaitu 95,59 persen, sedangkan sektor pertanian 4,22 persen.

    Penurunan yang cukup tinggi pada sektor industri pengolahan sebesar 8,02 persen jika dibandingkan dengan posisi ekspor industri Oktober 2024.

    “Untuk pertanian sebetulnya ada kenaikan tapi karena ‘share’-nya kecil hanya 4,22 persen tentunya dampak terhadap total ini masih belum mengangkat bahwa ekspor kita pada bulan November 2024 ini mengalami penurunan,” tuturnya.

    Hasanudin menambahkan, kinerja ekspor Jakarta menurut kelompok komoditasnya, untuk “Harmonized System” (HS) 2 digit dengan mengambil tiga besar secara nilai pada November 2024, yaitu HS 64 berupa alas kaki sebesar 275,83 juta dolar AS atau 20,55 persen.

    Nilai tersebut, kata dia, terdapat penurunan 11,60 persen jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.

    Kemudian yang kedua, yaitu HS 87 berupa kendaraan dan bagian-bagiannya sebesar 217,48 juta dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

    “Ada kenaikan 6,47 persen. Jadi di HS 87 ini memiliki ‘share’ yang cukup tinggi di 16,21 persen,” katanya.

    Yang ketiga, yaitu HS 71 berupaya ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata dengan ekspor 126,99 juta dolar AS November 2024 yang mengalami penurunan 8,05 persen. HS 71 ini “share”-nya sebesar 9,46 persen.

    Untuk negara tujuan ekspor yang dominan, yaitu Tiongkok mencapai 14,36 persen. Dari total keseluruhan ekspor ke Tiongkok ini juga ada kenaikan.

    Selanjutnya, yaitu ada ke Amerika Serikat (AS) 13,56 persen dan juga beberapa negara di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Filipina dan juga Vietnam. “Ini negara tujuan utama untuk ekspor di November 2024,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah, Ekonom: Waspada Pelemahan Daya Beli Berlanjut

    Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah, Ekonom: Waspada Pelemahan Daya Beli Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi inflasi indeks harga konsumen(IHK) 2024 sebesar 1,57% tercatat menjadi yang terendah sepanjang sejarah, bahkan lebih rendah dari masa pandemi Covid-19. 

    Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai kondisi tersebut menjadi bukti nyata bahwa pelemahan daya beli memang terjadi sepanjang 2024. 

    “Ini jadi sinyal waspada yang perlu diperhatikan pemerintah terkait daya beli melemah yang terjadi di masyarakat,” ujarnya, Kamis (2/1/2024). 

    Menurutnya, inflasi hanyalah menjadi satu dari sekian indikasi terkait masih lemahnya daya beli masyarakat. 

    Yusuf menjelaskan indikator lain seperti deflasi yang sempat terjadi dalam 5 bulan beruntun pada 2024, kemudian PMI manufaktur yang juga sempat berada pada level kontraktif sepanjang paruh kedua 2024, serta PHK yang terjadi di beberapa bulan untuk subsektor industri manufaktur. 

    Data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia Desember yang dirilis S&P Global tercatat naik menjadi 51,2 dari sebelumnya 49,6 pada November. Kondisi ini mengindikasikan ekspansi untuk pertama kalinya sejak kontraksi Juni 2024. 

    Di sisi lain, indikator kuat lain seperti pertumbuhan upah yang relatif marginal mengindikasikan bahwa pada 2024 pelemahan daya beli itu terjadi dan hal ini dikonfirmasi dari data pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang pertumbuhannya melambat. 

    Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung stagnan sepanjang 2024. Pada kuartal I/2024, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91%. Pada kuartal berikutnya naik tipis 4,93% dan kembali turun ke 4,91% pada kuartal III/2024. 

    Bahkan Yusuf melihat adanya potensi pelemahan daya beli akan berlanjut pada 2025, jika pemerintah belum mampu mendorong konsumsi rumah tangga untuk kelas menengah ke bawah. 

    “Maka inflasi rendah yg didorong oleh relatif lambatnya permintaan masih berpotensi berlanjut di tahun ini. Proyeksinya di rentang 1% sampai 3% untuk 2025,” tuturnya.

    Adapun depresiasi rupiah menjadi satu faktor yang berpotensi mendorong inflasi di tengah proyeksi inflasi yang cenderung rendah. 

    Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan pada dasarnya inflasi 1,57% secara tahun kalender atau year to date (YtD) tersebut memang menjadi yang terendah sepanjang BPS melakukan perhitungan indeks harga konsumen (IHK). 

    “Inflasi ini adalah terendah sejak indikator inflasi pertama kali dihitung, yaitu pada 1958,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (2/1/2025). 

    Utamanya, Pudji mennyebutkan inflasi tertekan karena efek high base harga pangan pada 2022 dan 2023. 

    Meski terendah sepanjang sejarah, inflasi tersebut tercatat masih dalam rentang target pemerintah, yakni 1,5%—3,5%. 

  • Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan, Indonesia akan menghadapi ekonomi 2025 dengan penuh optimistis. Pasalnya, seluruh proyeksi lembaga kredibel terhadap ekonomi makro Indonesia pada 2025, tampak tidak berbeda jauh dengan target target APBN 2025.

    Hanya saja, kata Said, Indonesia perlu mengantisipasi sejumlah tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada agar perubahan-perubahan proyeksi ekonomi 2025 tidak terlalu berdampak signifikan, tetapi justru menjadi peluang untuk melompat lebih maju lagi.

    “Mari kita menghitung tantangan ke depan, agar lebih dini mempersiapkan diri, sekaligus membuat langkah yang memberikan lompatan penting bagi perekonomian nasional. Tujuannya agar hitungan kita realistis, tetapi memberikan capaian yang optimistik,” ujar Said kepada wartawan, Kamis (2/1/2024).

    Said kemudian membeberkan enam tantangan dan peluang Indonesia pada 2025. Pertama, kata dia, Indonesia akan menghadapi perang tarif antara Tiongkok berhadapan dengan Amerika Serikat (AS) dan dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43% mobil listrik dari Tiongkok dan AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara-negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.

    Menurut Said, jika perang tarif tersebut makin tajam, maka Indonesia akan terkena spillover effect yang bisa berdampak negatif namun juga positif.

    “Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun, apabila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar. Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas ke depan,” tandas Said.

    Kedua, perekonomian Tiongkok yang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia mengalami penurunan. Menurut Said, jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.

    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” imbuh dia.

    Ketiga, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Belajar dari perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, kata Said, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol risk on, artinya menggenggam dolar AS lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.

    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita. Saya mengapresiasi Bank Indonesia atas upayanya menggunakan triple intervention di pasar spot, swap, dan DNDF untuk memperkuat rupiah, termasuk penggunaan underlying pembelian dolar AS dan rencana kebijakan debt switch/reprofiling,” kata dia.

    Keempat, kata Said, di dalam negeri, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurut dia, menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Kelima, data BPS memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada 2014 sebesar 21,28% dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67% atau Rp 3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp 20.892 triliun. Said mengatakan, merujuk pada data BPS tersebut, banyak pihak menilai Indonesia mengalami deindustrialisasi.

    “Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, tetapi peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ungkap Said.

    Menurut Said, perluasan hilirisasi bisa menjadi peluang bagi pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah. Karena itu, kata dia, hilirisasi tidak hanya di sektor nikel seperti saat ini, tetapi hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, seperti perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global.

    Terakhir, kata Said, Indonesia perlu menurunkan angka angka incremental output ratio (ICOR) yang dalam 2 tahun terakhir berturut-turut berada di angka 6. Penyebabnya adalah masih tingginya praktik korupsi dan problem struktural seperti ketidakefisienan birokrasi serta perizinan.

    “Indonesia memiliki peluang menurunkan ICOR jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan ekonomi 2025. Dengan ICOR yang rendah maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global, menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” pungkas Said.

  • Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Jakarta: Indonesia bisa memaksimalkan peluang guna membuat ekonomi menjulang tinggi di 2025. Proyeksi atas pertumbuhan ekonomi RI juga bisa saja melesat ke atas, jika pemerintah siap dan waspada terhadap sejumlah tantangan, baik dari domestik maupun internasional.
     
    Adapun, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,1 persen. Sementara Bank Dunia atau World Bank, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5,1 persen.
     
    Sedangkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 sebesar 5,2 persen.
    “Proyeksi ini sesungguhnya tidak terlalu berbeda jauh dengan target pertumbuhan ekonomi pada APBN 2025 sebesar 5,2 persen,” kata Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 2 Januari 2025.
     
    Menurut Said, Indonesia berpotensi masih menghadapi pelemahan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan perekonomian. Merosotnya daya beli berdampak pada rendahnya tingkat permintaan. “Gejala ini sesungguhnya sudah nampak sejak pasca pandemi,” tutur dia.
     
    Ia pun membeberkan sederet tantangan yang harus dihadapi agar pemerintah siap dan mawas diri. Hal ini juga agar Indonesia bisa memanfaatkan peluang ekonomi sehingga bisa melambung tinggi.
     
    1. Perang tarif

    Tiongkok dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok.
     
    AS juga akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika. AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.
     
    “Jika perang tarif ini semakin menajam di tahun ini, maka Indonesia akan terkena spillover effect, bisa negatif namun juga positif,” terang Said.
     
    Negatifnya, ungkap dia, ketidakpastian bisnis global semakin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar.
     
    “Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas kedepan,” tuturnya.
     
    2. Perekonomian Tiongkok melempem

    Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025 berada di kisaran 4,5 persen, perkiraan ini lebih rendah dari prediksi pertumbuhan Tiongkok di tahun 2024 sebesar 4,8 persen.
     
    Jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.
     
    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi resiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” tutur Said.
     
    3. Dolar AS makin kuat

    Said menuturkan, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi dolar AS (USD) terhadap rupiah. Belajar perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol ‘risk on’, artinya menggenggam USD lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.
     
    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita,” urai dia.
     
    Said mengungkapkan efek penguatan USD akan berlangsung lama jika perang tarif berkepanjangan. Indonesia harus memanfaatkan diplomasi perdagangan internasional untuk membuat tata perdagangan dunia lebih adil, setidaknya tidak merugikan kepentingan nasional Indonesia.
     
    “Sedangkan di dalam negeri, BI, OJK, dan pemerintah perlu mengatur lebih ketat lagi atas devisa hasil ekspor untuk kepentingan nasional,” jelas Said.
     

     

    4. Turunnya kelas menengah

    Di dalam negeri, sambung Said, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
     
    Said bilang, pemerintah bisa mengombinasikan program makan siang bergizi gratis untuk siswa guna meningkatkan gizi anak, sekaligus menggerakan ekonomi UMKM. Libatkan para pelaku UMKM dalam rantai pasok makan bergizi gratis.
     
    “Langkah ini akan berdampak multiplier ekonomi, sebab sektor UMKM akan menyerap produk produk petani dan peternak. Apalagi sektor UMKM menopang tenaga kerja terbesar di Indonesia,” tutur dia.
     
    5. Industri nonmigas susut

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2014 sebesar 21,28 persen dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67 persen atau Rp3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp20.892 triliun.
     
    “Banyak pihak menilai kita mengalami deindustrialisasi. Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, namun peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ucap Said.
     
    Menjawab tantangan tersebut, kata Said, peluang yang bisa ditempuh oleh pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah hanya dengan perluasan program hilirisasi, yang saat ini masih di sektor nikel.
     
    “Perluasan hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global,” jelasnya.
     
    6. Pecut investasi

    Said menuturkan, Indonesia memiliki peluang menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan, jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan perekonomian lima tahun kedepan.
     
    “Dengan ICOR yang rendah, maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global. Menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” terang Said.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Telur Ayam Ras dan Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama Inflasi Jateng Desember 2024

    Telur Ayam Ras dan Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama Inflasi Jateng Desember 2024

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kenaikan harga telur ayam ras dan minyak goreng menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada Desember 2024.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,57 persen dan year to date (y-to-d) sebesar 1,67 persen pada bulan tersebut.

    Telur ayam ras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dengan andil 0,11 persen, disusul cabai merah (0,08 persen), mobil (0,05 persen), cabai rawit (0,03 persen), dan minyak goreng (0,03 persen).

    Kepala BPS Provinsi Jateng, Endang Tri Wahyuningsih, menyebut kenaikan harga komoditas seperti telur ayam, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng pada Desember merupakan tren selama lima tahun terakhir.

    “Telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng selalu naik di bulan Desember 2020-2024. Telur ayam ras, misalnya, meningkat karena permintaan tinggi menjelang Natal dan tahun baru,” jelas Endang, Kamis (2/1/2025).

    Sementara itu, inflasi pada cabai dipengaruhi oleh musim hujan yang menurunkan produksi, sedangkan harga minyak goreng meningkat akibat panjangnya rantai distribusi.

    Permintaan mobil baru juga berkontribusi pada inflasi karena tingginya pembelian menjelang akhir tahun.

    Namun, beberapa komoditas justru menyumbang deflasi, seperti tarif angkutan udara (-0,01 persen) dan daging ayam ras (-0,01 persen). Penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10 persen selama periode Natal dan Tahun Baru menjadi penyebab utama deflasi pada angkutan udara.

    Inflasi year on year (y-on-y) di Jawa Tengah pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,67 persen, dengan Kota Tegal mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,19 persen, sedangkan Kota Surakarta terendah dengan 1,50 persen.

    “Inflasi y-on-y di Jateng masih dalam rentang target nasional, yaitu 1 persen dengan deviasi 2,5 persen,” imbuh Endang.

    Kelompok pengeluaran yang berkontribusi terhadap inflasi y-on-y meliputi makanan, minuman, dan tembakau (2,13 persen); pendidikan (1,74 persen); dan perawatan pribadi serta jasa lainnya (5,59 persen).

    Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,73 persen.

    BPS berharap koordinasi berbagai pihak mampu menjaga kestabilan harga, khususnya pada komoditas pangan dan kebutuhan pokok, guna menekan angka inflasi di bulan-bulan mendatang.

  • Inflasi 2024 Terendah sepanjang Sejarah, Ini Penjelasan BPS – Page 3

    Inflasi 2024 Terendah sepanjang Sejarah, Ini Penjelasan BPS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender (year to date) Desember 2024 sebesar 1,57% merupakan yang terendah dalam sejarah penghitungan inflasi yang dilakukan BPS.

    “Jadi, inflasi tahun kalender atau year to date Desember 2024 sebesar 1,57% adalah inflasi terendah selama ini atau sejak dilakukannya penghitungan inflasi oleh BPS,” kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers BPS, Kamis (2/1/2025).

    Sebelumnya, kata Pudji, BPS pernah mencatat inflasi terendah pada 2020, yang mencapai 1,68%. Data ini mencerminkan adanya penurunan signifikan dalam laju inflasi yang terjadi pada tahun ini.

    “Terakhir BPS pernah mencatat inflasi tahun kalender yang juga rendah yaitu di tahun 2020 yaitu sebesar 1,68%,” ujarnya.

    Menurut Pudji Ismartini, rendahnya inflasi 2024 disebabkan oleh berbagai faktor, terutama stabilitas harga pangan pokok yang sempat melonjak pada 2022 dan 2023. Harga pangan yang kembali stabil menjadi faktor utama dalam menekan inflasi pada tahun ini.

    “Rendahnya inflasi 2024 ini disebabkan oleh sejumlah faktor, namun melandainya harga pangan pokok setelah sempat naik di tahun 2022 dan juga 2023 ini bisa dikatakan menjadi faktor utama,” jelasnya.

    Beberapa komoditas utama yang berperan dalam meredam inflasi tahun kalender pada Desember 2024 antara lain, Cabai Merah yang mengalami deflasi signifikan sebesar 46,53% dengan andil deflasi mencapai 0,27%. Penurunan harga cabai merah sangat berpengaruh pada penurunan angka inflasi.

    Kemudian, menyusul cabai merah, harga cabai rawit juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar 39,74%, dengan andil deflasi 0,18%.

    Selanjutnya, harga bensin mengalami deflasi sebesar 1,86%, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,09%. Lalu, tarif angkutan udara mengalami penurunan sebesar 7,26%, memberikan andil deflasi sebesar 0,06%. Penurunan tarif ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh permintaan dan penyesuaian tarif maskapai.

  • Emas Perhiasan Jadi Komponen Inti Terbesar Penyumbang Inflasi 2024

    Emas Perhiasan Jadi Komponen Inti Terbesar Penyumbang Inflasi 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, komponen inti menjadi penyumbang utama inflasi 2024 adalah komoditas emas perhiasan karena memegang peranan dominan.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, emas perhiasan secara konsisten menjadi penyumbang terbesar inflasi. Hal ini terlihat dari frekuensi kemunculan komoditas tersebut sebagai kontributor inflasi bulanan dengan andil minimal 0,01%.

    “Inflasi 2024 didominasi oleh komponen inti, dengan kontribusi terbesar disumbangkan oleh komoditas emas perhiasan,” ujar Pudji dalam konferensi pers BPS, Kamis (2/1/2025).

    Menurut Pudji, emas perhiasan tercatat menyumbang inflasi sebanyak 11 kali secara bulanan sepanjang 2024. Meskipun frekuensi ini sama dengan sigaret kretek mesin (SKM), persentase kontribusinya berbeda signifikan, yaitu 0,35% untuk emas perhiasan dan 0,13% untuk SKM.

    “Komoditas emas perhiasan dan sigaret kretek mesin menjadi kontributor inflasi bulanan yang konsisten selama 2024,” tambah Pudji.

    Lebih lanjut, Pudji mengungkapkan bahwa harga emas perhiasan di Indonesia dipengaruhi oleh rata-rata harga emas di pasar internasional. Selama 2024, harga emas internasional mengalami kenaikan rata-rata sebesar 22,88% dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Kenaikan ini tercermin pada inflasi emas perhiasan yang konsisten sejak awal 2024,” tegas Pudji.

    Sementara itu, prediksi harga emas ke depan menunjukkan tren penurunan. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 2.583-2.656 pada pekan ini. Penurunan harga emas disebabkan oleh penguatan dolar AS dan lonjakan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun.

    “Penyebab utamanya adalah data tenaga kerja dan inflasi AS yang solid, ditambah prospek pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Januari 2025, yang memperkuat penguatan dolar,” jelas Ibrahim, Minggu (29/12/2024).

    Ibrahim juga mencatat penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 2025. “Dari rencana empat kali pemangkasan, kemungkinan hanya menjadi dua kali, atau bahkan bisa jadi The Fed kembali menaikkan suku bunga,” tambahnya.

    Dengan dinamika ini, emas perhiasan tetap menjadi sorotan utama dalam konteks inflasi domestik, sementara tren global menunjukkan tantangan yang signifikan terhadap harga komoditas emas.

  • 12,6 Juta Wisman Liburan ke Indonesia Sepanjang Januari-November 2024 – Page 3

    12,6 Juta Wisman Liburan ke Indonesia Sepanjang Januari-November 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2024 total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 1.092.067 kunjungan

    Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, merinci, angka ini terdiri dari 940.570 kunjungan yang masuk melalui pintu masuk utama dan 151.497 kunjungan melalui pintu masuk perbatasan.

    “Pada November 2024, kunjungan wisman melalui pintu masuk utama adalah sebanyak 940.570 kunjungan, sementara yang masuk melalui pintu masuk perbatasan sebanyak 151.497 kunjungan,” kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Kamis (2/1/2025).

    Meskipun mengalami penurunan sebesar 8,53% dibandingkan bulan sebelumnya, angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 17,27% bila dibandingkan dengan November tahun sebelumnya.

    Secara kumulatif, dari Januari hingga November 2024, total kunjungan wisman mencapai 12.658.048 kunjungan. Ini menandakan peningkatan sebesar 20,17% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

    Pencapaian ini juga tercatat sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, menggambarkan tren positif bagi sektor pariwisata Indonesia pasca-pandemi.

    “Capaian kunjungan wisman dari januari hingga November 2024 ini merupakan capaian tertinggi selama 5 tahun terakhir,” ujarnya.

    Lebih lanjut, jumlah kunjungan wisman berdasarkan kebangsaan, Malaysia masih mendominasi sebagai negara asal kunjungan wisman terbesar pada November 2024. Diikuti oleh Australia dan Singapura yang juga menunjukkan kontribusi signifikan terhadap jumlah total kunjungan.

    Meskipun jumlah wisman Malaysia mengalami penurunan 10,22% pada November 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, kunjungan dari negara tersebut masih tercatat meningkat sebesar 22,94% jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

    “Jumlah kunjungan wisman menurut kebangsaan, pada November 2024 wisatawan berkebangsaan Malaysia masih mendominasi di tempat pertamaan, dan disusul Australia, dan Singapura. Kunjungan wisman dari Malaysia mengalami penurunan 10,22% secara bulana tapi meningkat 22,94% secara tahunan,” pungkasnya.

  • Kenaikan PPN 12% Berdampak ke Inflasi? Ini Penjelasan BPS – Page 3

    Kenaikan PPN 12% Berdampak ke Inflasi? Ini Penjelasan BPS – Page 3

    Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi Desember 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 1,33%, memberikan andil inflasi sebesar 0,38%. Komoditas yang mendominasi kenaikan harga di kelompok ini adalah telur ayam ras dan cabai merah, masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,06%.

    Komoditas lainnya yang turut memberikan andil inflasi dalam kelompok ini adalah ikan segar, cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng, yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,03%. Sementara itu, bawang putih, sawi hijau, daging ayam ras, dan beras turut berkontribusi dengan andil inflasi sebesar 0,01% per komoditas.

    Inflasi Desember 2024 juga dipengaruhi oleh komponen harga yang berbeda. Komponen inti, yang mencerminkan kecenderungan inflasi jangka panjang tanpa faktor sementara, mengalami inflasi sebesar 0,17%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11%, dengan komoditas yang dominan seperti minyak goreng, emas perhiasan, dan kopi bubuk.

     

  • Makanan-minuman jadi penyumbang terbesar inflasi Desember di Jakarta

    Makanan-minuman jadi penyumbang terbesar inflasi Desember di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat bahwa makanan dan minuman serta tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2024 dari 11 kelompok pengeluaran sebesar 0,26 persen.

    “Untuk DKI Jakarta inflasi pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,37 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Jakarta Nurul Hasanudin, di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, inflasi di DKI Jakarta pada Desember 2024 lebih rendah bila dibandingkan nasional di bulan yang sama yaitu 0,44 persen.

    Ia mengatakan bahwa dari 11 kelompok yang membentuk angka inflasi penyumbang terbesar pertama yaitu dari makanan, minuman dan tembakau andil 0,26 persen dengan inflasinya 1,33 persen.

    Ia menambahkan untuk penyumbang inflasi berikutnya yaitu terkait dengan kesehatan dengan inflasi 1,03 persen dengan andil cukup tinggi yakni 0,03 persen.

    Sementara lanjut Hasanudin bahwa jika dilihat dari komoditas, andil utama inflasi Desember yaitu cabai merah, dengan andil tertinggi sebesar 0,04 persen dan inflasi 21,16 persen.

    “Kondisi ini juga sama pada tingkat nasional, yakni cabai merah juga tercatat penyumbang inflasi,” katanya.

    Bukan hanya itu saja, inflasi di Jakarta kata Hasanudin, juga disumbang oleh telur ayam ras, beras bahan pokok, makanan masyarakat juga inflasi sebesar 0,03 persen, minyak goreng juga menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.

    Ia menambahkan secara tahunan inflasi di Jakarta lebih rendah dibandingkan angka nasional. Angka inflasi “year-on-year” (YoY) tercatat sebesar 1,48 persen.

    “Sementara di nasional, tadi kita menyimak sama-sama berada pada level 1,57 persen,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025