Kementrian Lembaga: BPS

  • Pendapatan per Kapita Warga RI Naik jadi Rp 78,6 Juta per Tahun – Page 3

    Pendapatan per Kapita Warga RI Naik jadi Rp 78,6 Juta per Tahun – Page 3

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 sebesar 8,57 persen, menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,79 persen poin terhadap Maret 2023.

    Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan jumlah penduduk miskin pada September 2024 sebesar 24,06 juta orang, menurun 1,16 juta orang terhadap Maret 2024 dan menurun 1,84 juta orang terhadap Maret 2023.

    “Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2024 sebesar 6,66 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 7,09 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).

    Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2024 sebesar 11,34 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 11,79 persen.

    Dibanding Maret 2024, jumlah penduduk miskin September 2024 perkotaan menurun sebanyak 0,59 juta orang (dari 11,64 juta orang pada Maret 2024 menjadi 11,05 juta orang pada September 2024). 

    Jumlah Penduduk Miskin

    Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 0,57 juta orang dari 13,58 juta orang pada Maret 2024 menjadi 13,01 juta orang pada September 2024.

    Adapun garis Kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp 595.242,00 per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 443.433,00 (74,50 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 151.809,00 (25,50 persen).

    Pada September 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.803.590,00 per rumah tangga miskin per bulan.

     

  • KAI Ajak Emak-Emak Jadi Pengusaha Logistik, Begini Caranya – Page 3

    KAI Ajak Emak-Emak Jadi Pengusaha Logistik, Begini Caranya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta KAI Logistik, sebagai anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membuka peluang usaha bagi ibu-ibu rumah tangga alias emak-emak.

    Program kemitraan ini dirancang agar mudah diakses, memberikan kesempatan bagi ibu rumah tangga untuk memulai bisnis secara mandiri.

    Kemitraan untuk Kemandirian Finansial

    Direktur Pengembangan Usaha KAI Logistik, Riyanta, menjelaskan bahwa banyak perempuan menghadapi dilema dalam sektor formal.

    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 2,9 juta perempuan berhenti bekerja setelah menikah, dengan 1,02 juta di antaranya (35%) berhenti demi mengurus rumah tangga.

    “Hal ini menunjukkan keterbatasan peluang kerja yang memungkinkan perempuan menjalankan peran gandanya secara optimal. Melalui program kemitraan Gerai KALOG Express, KAI Logistik ingin membantu ibu rumah tangga menciptakan kemandirian finansial tanpa harus meninggalkan rumah dan tanggung jawab keluarga,” jelas Riyanta, Kamis (6/2/2025).

    Keunggulan Gerai KALOG Express

    Program kemitraan ini memanfaatkan berbagai keunggulan KALOG Express, seperti jangkauan pengiriman yang luas, variasi jenis kiriman, kecepatan pengiriman, keamanan barang, layanan digital, serta harga yang kompetitif.

    Dengan hanya bermodalkan smartphone dan ruang kecil di rumah, ibu rumah tangga bisa menjalankan usaha ini dengan mudah.

    Gerai KALOG Express berfungsi sebagai titik layanan atau dropping point, di mana pengelola cukup menerima barang dari pelanggan. Selanjutnya, petugas operasional KALOG Express akan menangani proses pengiriman hingga sampai ke tujuan.

     

  • Pertumbuhan Tinggi dan Berkualitas, Mungkinkah?

    Pertumbuhan Tinggi dan Berkualitas, Mungkinkah?

    Sejak 2013 hingga 2024, angka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkutat di level 5 persenan. Data terbaru BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persn sepanjang 2024. Pertumbuhan ekonomi 5 persenan ini belum bisa menjadi pijakan yang memadai menuju high income country di 2045.

    Presiden Prabowo Subianto menargetkan pada masa pemerintahannya, perekonomian nasional bisa tumbuh mencapai 8 persen. Mungkinkah hal itu tercapai? Tentu saja obsesi beliau sangat mungkin tercapai namun harus disertai dengan sejumlah perbaikan di sektor sektor strategis.

    Di sisi lain, kita juga perlu memberi pertimbangan kepada Presiden Prabowo, bahwa agenda pertumbuhan tinggi hendaknya menyertakan seluruh rakyat untuk menikmati kue ekonomi. Tidak ada yang tertinggal di antara mereka dalam pembangunan.

    Dengan demikian pekerjaan rumah kita ada dua hal, pertama; keluar dari jebakan pertumbuhan lima persenan, kedua; mengoreksi pertumbuhan ekonomi dengan model rembesan ke bawah (trickle down effect) yang diperkenalkan oleh Albert Hirschman, dan dijalankan oleh Presiden Ronald Reagen di Amerika Serikat (AS). Sejak Orde Baru hingga kini, kebijakan ini terus kita jalankan.

    Model kebijakan ekonomi yang memberikan insentif ekonomi bagi kalangan atas, oleh Hirschman diyakini akan memberikan spillover effect positif. Asumsi ini mengandaikan, bila perekonomian kelas atas tumbuh karena berbagai kemudahan akan membuka lapangan kerja baru. Pilihan kebijakan seperti ini menyisakan masalah, sebab laju pertumbuhan ekonomi kelas atas yang mendapat insentif jauh lebih besar dibandingkan golongan menengah bawah. Menengah bawah hanya menerima rembesan ekonomi yang terbatas.

    Angka statistik membuktikan angka rasio gini Indonesia tergolong tinggi dengan menjalankan model kebijakan trickle down effect. Rasio gini di akhir orde baru mencapai 0.33, dan kritikus ekonomi saat itu sudah membunyikan suara kesenjangan sosial kita tinggi. Paska orde baru hingga kini, rasio gini tidak pernah turun dibawah 0.33, bahkan pernah mencapai 0.437 di 2013. Sepuluh tahun terakhir, rasio gini di rentang 0,38 hingga 0,40, artinya kesenjangan sosial masih tinggi.

    Pembuktian kedua bisa kita gunakan analisa Thomas Piketty tentang ketidaksetaraan terjadi bila kekayaan privat berkembang lebih cepat dari pendapatan nasional. Data credit Suisse, 2022 menunjukkan 66,8 persen penduduk Indonesia dewasa memiliki kekayaan di bawah 10 ribu USD, dikelompok atas, sebanyak 2 persen penduduk dengan kekayaan 100 ribu–1 juta USD, dan sebanyak 0,1 persen penduduk dewasa dengan kekayaan diatas 1 juta USD. Rasio gini kekayaan makin senjang, mencapai skor 0,78.

    Pertumbuhan Inklusif
    Saya mengapresiasi berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Prabowo dalam mengonsolidasikan sumber-sumber anggaran pembangunan agar pertumbuhan ekonomi bisa melampaui target APBN 2025 sebesar 5,2 persen. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonominya agar lebih inklusif. Terbaru melalui instruksi presiden (inpres), pemerintah melakukan langkah efisiensi belanja negara. Dengan demikian, APBN diharapkan lebih fokus untuk membiayai program-program strategis, seperti; perbaikan gizi anak, kesehatan, pendidikan, kemandirian pangan, dan energi.

    Dengan program gizi dan pendidikan yang baik, permintaan tenaga kerja sehat dan terdidik di pasar tenaga kerja bisa kita penuhi. Tentu ini bukan program sekali jadi, akan tetapi harus berkelanjutan. Bila dijalankan secara massif dan sistematis, maka outcome-nya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas bisa diharapkan lebih cepat.

    Menyelam sambil minum susu, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hendaknya bisa dijalankan lebih inklusif. Badan Pangan Nasional (Bapanas) dapat mengorganisir para pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di tiap-tiap wilayah. Dengan standar produk dan layanan yang telah ditetapkan, mereka dapat menjadi pemasok MBG. Langkah ini bisa menjadi penggerak kebangkitan UMK yang berjumlah lebih dari 65 juta, serta mendongkrak daya beli menengah bawah yang terus menurun sejak paska pandemi.

    Pada sektor hulu, Program MBG dapat mendorong permintaan kebutuhan bahan makanan. Dengan demikian Bapanas juga bisa bersinergi dengan pemerintah daerah dan desa untuk menata rantai pasoknya di tiap-tiap wilayah. Permintaan berskala besar ini akan memberi nyawa rangkap bagi para petani dan peternak lokal. Dari sisi subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah bisa fokuskan pada petani, peternak dan UMK yang menopang Program MBG ini. Program MBG juga bisa menjadi pijakan awal kita memulai kemandirian pangan nasional.

    Selain itu, jika langkah besar ini bisa diorganisir dengan baik, dengan sendirinya akan mengurangi alokasi subsidi program bantuan sosial, yang alokasinya sangat besar dalam 10 tahun terakhir namun tidak membawa dampak pemberdayaan dan malah menjelma menjadi alat politik.

    Di luar APBN, tampaknya Presiden Prabowo juga mendorong konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya, pembentukan super holding Danantara. Danantara bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, sebab dengan capital expenditure (capex) yang besar dari Danantara lebih memungkinkan mengelola arah investasi strategis, setidaknya untuk membangkitkan industri nasional.

    Dua kata kunci dari Danantara; investasi dan industrialisasi yang terarah. Langkah ini bisa menjadi tonggak penting bagi perluasan program hilirisasi yang dikelola langsung oleh BUMN. Namun, sasarannya harus fokus, yakni pengelolaan sumber daya alam menjadi barang industri yang menjadi rantai pasok global.

    Saya berkeyakinan, jika dua pilar APBN dan BUMN programnya dapat teroganisasi dengan baik, maka kita bisa meraih dual hal sekaligus, yakni pertumbuhan ekonomi tinggi, keluar dari jebakan 5 persenan, dan pertumbuhan ekonomi yang di topang oleh para pelaku ekonomi arus bawah hingga menengah, dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih inklusif.

    Said Abdullah,
    Ketua Bidang Sumber Daya DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

  • Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Imbas Kelas Menengah Tertekan?

    Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Imbas Kelas Menengah Tertekan?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi tercatat terus melambat dalam dua tahun terakhir. Para ekonom meyakini ketidakberpihakan pemerintah terhadap kelas menengah menjadi penyebab utamanya.

    Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 5,31%, sedangkan pada 2023 sebesar 5,05%. Lalu, pada tahun lalu, meski masih berada pada level 5%, tetapi melambat ke 5,03%.

    Selama ini, konsumsi rumah tangga kerap menjadi komponen terbesar pembentuk produk domestik bruto (PDB). Misalnya pada 2024, distribusi konsumsi rumah tangga mencapai 54,04% terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Secara historis, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak pernah lebih dari 5% sejak 2020. Selama itu juga, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kerap di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

    Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto meyakini belakangan beban hidup masyarakat kelas menengah semakin besar.

    Perbesar

    Sumber: BPS

    Masalahnya, kelas menengah merupakan kelompok masyarakat yang paling berkontribusi atas pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Misalnya selama 2024, Eko melihat banyak barang/jasa kebutuhan kelas menengah yang terus naik harganya seperti transportasi untuk liburan hingga pulsa/paket data.

    Dia melihat pemerintah selama ini seakan hanya fokus mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada kelas bawah seperti lewat bantuan sosial (bansos). Sementara itu, kelas menengah malah terbebani dengan berbagai pungutan pajak dan sejenisnya.

    Oleh sebab itu, Eko tidak heran apabila konsumsi rumah tangga tidak bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

    “Itu tanda-tanda perlambatan daya beli. Jelas sekali karena dulu-dulunya itu kita pertumbuhan konsumsinya lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi atau setidaknya setara,” kata Eko kepada Bisnis, Kamis (6/2/2025).

    Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan sejak pandemi Covid-19, daya beli kelas menengah belum pulih. Padahal, menurutnya, kelas menengah berkontribusi lebih dari 60% dari total konsumsi rumah tangga.

    Sementara itu, dia mencatat daya beli kelas bawah sudah setara seperti masa pra-pandemi dan daya beli kelas atas sudah pulih sejak lama.

    “Karena ternyata setelah pandemi intervensi kebijakan yang kaitannya memengaruhi income [upah] dan juga biaya hidup ini tidak cukup, bahkan bertambah bebannya misalkan pungutan-pungutan perpajakan dan lain-lain,” ujar Faisal kepada Bisnis, Rabu (5/2/2025).

    Akibatnya, terjadi tren perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31% pada 2022, kemudian melemah ke 5,05% pada 2023, dan terakhir kembali melemah menjadi 5,03% pada 2024.

    Waswas Target Pertumbuhan

    Pernyataan kini, dengan pelemahan daya beli kelas menengah, mungkinkah target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025 bisa tercapai? Apalagi, Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun.

    Eko melihat target tersebut masih realistis tercapai, tetapi pemerintah harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kelas menengah.

    Mantan analisis Badan Supervisi Bank Indonesia ini pun mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang melakukan penghematan belanja pemerintah hingga Rp306,69 triliun untuk tahun anggaran 2025.

    Kendati demikian, Eko menekankan agar hasil penghematan anggaran tersebut harus dialokasikan untuk pembiayaan sektor produktif. Dia mencontohkan, pemerintah harus mendorong produktivitas industri. “Sektor yang menaungi kelas menengah kan rata-rata ya industri,” ujar Eko.

    Selain itu, dia menegaskan pentingnya agar UMKM sebagai penyerap tenaga kerja terbanyak naik level. Menurutnya, UMKM didominasi oleh usaha mikro sehingga usaha menengahnya harus diperbanyak.

    Oleh sebab itu, Eko mendorong agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bisa mendorong agar UMKM menerima bunga yang lebih terjangkau.

    Lebih lanjut, dia meyakini perlunya pemerintah mengoptimalkan kerja sama internasional yang sudah dibangun sehingga bisa menarik investasi yang lebih besar dan menjangkau pasar ekspor yang lebih luas bagi Indonesia. “Kalau itu bisa dilakukan sih, saya rasa 5,2% itu bisa tercapai bahkan lebih,” titip Eko.

    Sementara itu, Faisal meyakini nasib kelas menengah harus menjadi perhatian utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan. Dia menyarankan tiga langkah yang perlu diikuti pemerintah untuk memulihkan daya beli masyarakat.

    Pertama, pemerintah tidak boleh menambah beban kelas menengah dari sisi biaya hidup. Menurutnya, pemerintah pusat maupun daerah tidak menambah beban pajak, cukai, hingga retribusi kelas menengah.

    Kedua, pemerintah memberikan insentif dari sisi biaya. Dia mengapresiasi insentif potongan tarif listrik 50% yang diberikan pemerintah.

    Hanya saja, dia menyayangkan insentif tersebut hanya berlaku selama dua bulan. Padahal, menurutnya, pemulihan daya beli masyarakat perlu berbulan-bulan.

    “Jadi, tidak bisa intervensi hanya dua bulan atau enam bulan. Memang perlu lebih banyak dan lebih panjang,” katanya.

    Ketiga, perlunya kebijakan yang mendorong peningkatan upah masyarakat kelas menengah. Faisal mencontohkan, perlunya insentif lebih banyak untuk mendukung usaha mikro dan kecil, memberikan akses pasar melalui kebijakan perdagangan.

    “Kemudian yang kaitannya untuk supaya menghindari misalkan terjadinya PHK, deal-deal-an dengan perusahaan di sektor yang rentan,” tutupnya.

  • Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Wholesale – Halaman all

    Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Wholesale – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mengoptimalkan ekosistem wholesale guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menekankan bahwa strategi ini merupakan bagian dari upaya perseroan dalam memperluas jangkauan ke sektor-sektor potensial yang masih dapat dikembangkan, khususnya dalam hal penyaluran kredit di berbagai daerah di Indonesia.

    Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

    Darmawan menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar secara merata di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini merupakan wujud komitmen perseroan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” kata Darmawan.

    Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

    “Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (5/2).

    Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah. Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen secara YoY menjadi Rp913,3 triliun pada akhir tahun 2024. 

    Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6 persen yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

    Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko. 

    Tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304 persen pada akhir 2024. “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.

    Dorong Inklusi Keuangan dengan Transformasi Digital

    Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat.

    Hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah menembus 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38 persen secara tahunan.

    Sementara itu, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17 persen YoY, dengan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21 persen secara YoY. Platform ini terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.

    Darmawan menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia.

    “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” tambahnya.

    Di tengah tantangan ekonomi yang dinamis, Bank Mandiri terus mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendapatan.

    Sepanjang tahun 2024, fee-based income Bank Mandiri menunjukkan tren positif, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi. 

    Hasilnya, pendapatan non-bunga Bank Mandiri berhasil mencapai Rp42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12 persen secara yoy secara konsolidasi. Bank berkode emiten BMRI ini menyatakan, sejalan dengan optimalisasi ekosistem bisnis dan penguatan strategi digital, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun pada akhir tahun 2024. Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh. 

    “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ujar Darmawan. 

    Selain itu, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

    Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73 persen YoY menjadi Rp1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.

    Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen YoY menjadi Rp606 triliun.

    “Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale,” terangnya.

    Pada saat yang sama, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung Program Strategis Nasional melalui ekspansi kredit berkelanjutan, salah satunya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM yang mencapai Rp135 triliun dengan pertumbuhan di kisaran 6 persen YoY, dengan kualitas kredit yang terjaga.

    Langkah ini lanjut Darmawan, sejalan dengan upaya perseroan dalam memperkuat ekosistem ekonomi berbasis kerakyatan, sekaligus mendorong ketahanan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, melalui kehadiran platform digital, Bank Mandiri memastikan kemudahan akses keuangan bagi pelaku usaha serta masyarakat luas. Digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga mendukung berbagai sektor strategis seperti energi, pangan, dan pendidikan dalam rangka mencapai target pertumbuhan GDP 8 persen pada 2028-2029.

    “Dengan berbagai inisiatif ini, kami optimis dapat memperluas peran Bank Mandiri dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” tegas Darmawan.

    Komitmen pada Keberlanjutan dan ESG

    Dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp11,8 triliun naik 21 persen YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global.

    “Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.

    Selain itu, Bank Mandiri terus berusaha meningkatkan jangkauan pembiayaan berkelanjutan ke berbagai sektor strategis dengan potensi pertumbuhan tinggi. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia.

    Bank Mandiri tidak hanya fokus pada sektor pembiayaan, tetapi juga terus memperluas inisiatif ESG ke seluruh rantai bisnisnya. Hal ini mencakup penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor cabang, serta edukasi keuangan bagi masyarakat. Melalui berbagai langkah tersebut, Bank Mandiri optimis dapat menjadi pelopor dalam mendorong transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. (*)

  • Pertumbuhan 2024 Tak Capai Target, Begini Upaya BI Dongkrak Ekonomi 2025

    Pertumbuhan 2024 Tak Capai Target, Begini Upaya BI Dongkrak Ekonomi 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 berada dalam kisaran 4,7%–5,5% secara tahunan atau dengan nilai tengah 5,1%, usai tumbuh 5,03% pada 2024. 

    Meski ekonomi 2024 tak mencapai target pemerintah maupun perkiraan Bank Indonesia, permintaan domestik masih akan mendukung ekonomi pada 2025. 

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. 

    “Untuk itu, Bank Indonesia memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, serta bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2025). 

    Adapun, Bank Indonesia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. 

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi kuartal IV/2024 tumbuh sebesar 5,02% year on year (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya sebesar 4,95%. 

    Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada kuartal IV/2024 didukung oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap terjaga. Konsumsi rumah tangga meningkat dengan tumbuh sebesar 4,98% YoY, seiring dengan aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat yang tinggi selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

    Pertumbuhan investasi tetap kuat sebesar 5,03% YoY didukung oleh realisasi penanaman modal yang meningkat. Konsumsi Pemerintah melanjutkan pertumbuhan sebesar 4,17% YoY seiring dengan penyelesaian belanja akhir tahun. 

    Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh tinggi sebesar 6,06% YoY sejalan dengan peningkatan aktivitas pada periode Pilkada 2024. 

    Sementara itu, ekspor tumbuh sebesar 7,63% YoY ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap tumbuh positif,  kenaikan harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia, dan peningkatan ekspor jasa yang didorong oleh kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

    Pertumbuhan ekonomi yang tetap baik juga tecermin dari sisi Lapangan Usaha (LU) dan spasial. Dari sisi LU, seluruh LU pada kuartal IV/2024 menunjukkan kinerja positif. LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan sebagai kontributor utama pertumbuhan juga tumbuh baik seiring dengan permintaan domestik yang terjaga. 

    LU Akomodasi dan Makan Minum serta LU Transportasi dan Pergudangan juga tumbuh positif seiring dengan tingginya mobilitas pada momen HBKN Nataru. 

    Sementara itu, dari sisi spasial, pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, kecuali di wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinusra). Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Balinusra.

    Dari sisi pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% pada 2024, meski angka tersebut tidak mencapai target APBN 2024 sebesar 5,2%.

    Sri Mulyani menyatakan 2024 merupakan merupakan tahun yang tidak mudah. Selama tahun lalu, sambungnya, Indonesia dihadapi dengan berbagai tantangan global maupun domestik. 

    “Namun, berkat kerja keras, sinergi yang solid, dan peran strategis APBN sebagai instrumen dalam mengawal perekonomian Indonesia, kita mampu menjaga stabilitas dan pertumbuhan hingga akhir tahun 2024,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).

  • BPS: Jumlah perjalanan wisnus di Sulteng naik 48,34 persen

    BPS: Jumlah perjalanan wisnus di Sulteng naik 48,34 persen

    Palu (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) tujuan Sulteng mencapai 9,33 juta perjalanan sepanjang Januari-Desember 2024.

    “Pada Januari-Desember 2024, perjalanan wisatawan nusantara berdasarkan kabupaten/kota tujuan di Sulawesi Tengah mencapai 9,33 juta perjalanan atau naik 48,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023,” kata Kepala BPS Sulteng Simon Sapary di Palu, Kamis.

    Ia menjelaskan perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, baik masuk maupun keluar Sulawesi Tengah pada periode Januari-Desember 2024 menunjukkan kondisi yang lebih meningkat ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Perjalanan wisnus berdasarkan tujuan di Sulawesi Tengah pada Desember 2024 tercatat sebesar 994,94 ribu perjalanan, mengalami kenaikan 70,69 persen bila dibandingkan November 2024 dan juga naik 0,10 persen ketimbang bulan yang sama pada tahun 2023.

    Berdasarkan daerah tujuan, Kota Palu menjadi daerah tujuan perjalanan wisata dengan angka tertinggi, yaitu mencapai 317,46 ribu perjalanan pada Desember 2024 atau sekitar 31,91 persen dari total perjalanan wisnus di Sulawesi Tengah.

    Selanjutnya, Kabupaten Sigi sebanyak 103,65 ribu perjalanan, Donggala sebanyak 91,63 ribu perjalanan, dan Morowali sebanyak 86,83 ribu perjalanan.

    Ia melanjutkan adapun dari sisi pertumbuhan pada Desember 2024, perjalanan wisata dalam Provinsi Sulawesi Tengah tertinggi secara year on year (yoy) adalah perjalanan menuju Kabupaten Banggai Laut sebesar 26,96 persen. Sedangkan perjalanan menuju Kabupaten Morowali mengalami penurunan tertinggi, yakni sebesar 30,40 persen.

    Sementara itu, lanjutnya, untuk perjalanan wisnus asal Sulawesi Tengah mencapai 9,22 juta perjalanan pada Desember 2024.

    Berdasarkan kabupaten/kota asal, jumlah perjalanan wisnus di Sulawesi Tengah pada Desember 2024 tercatat sebanyak 970,02 ribu perjalanan yang mengalami kenaikan 59,47 persen dibandingkan bulan November 2024.

    “Berdasarkan daerah asal, Kota Palu menjadi daerah asal perjalanan wisata dengan angka tertinggi, yaitu mencapai 209,40 ribu perjalanan pada Desember 2024 atau sekitar 21,59 persen dari total perjalanan wisnus di Sulawesi Tengah,” ujarnya.

    Kemudian diikuti oleh Kabupaten Morowali dengan sebanyak 122, 17 ribu perjalanan. Selanjutnya, berdasarkan daerah asal, perjalanan wisnus dengan pertumbuhan yang paling signifikan pada Desember 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Kabupaten Sigi sebesar 36,13 persen.

    Simon mengatakan bahwa dari Desember 2020 sampai dengan Desember 2024, perkembangan wisatawan nusantara baik asal maupun menuju kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah terus meningkat.

    Ia menerangkan apabila dibandingkan antara Januari-Desember 2024 dengan Januari-Desember 2023, baik perjalanan berdasarkan asal dan berdasarkan tujuan Sulawesi Tengah meningkat masing-masing 78,64 persen dan 48,34 persen.

    Pewarta: Nur Amalia Amir
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Presiden Prabowo Toreh Prestasi, 100 Hari Kerja Jumlah Kunjungan Wisatawan Naik 10,3 persen

    Presiden Prabowo Toreh Prestasi, 100 Hari Kerja Jumlah Kunjungan Wisatawan Naik 10,3 persen

    GELORA.CO  – Presiden RI Prabowo Subianto menerima Menteri Pariwisata Widiyanti Putri di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).

    Dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo, Widiyanti mengungkapkan perkembangan positif sektor pariwisata Indonesia dan pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman), maupun wisatawan nusantara (wisnus) dalam 100 hari pertama masa tugasnya.

    “Saya menyampaikan bahwa dalam periode 100 hari tersebut, Kementerian Pariwisata mampu menjaga pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dengan angka yang meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023,” ungkapnya. 

    Menurut Widiyanti, hasil positif tersebut mencerminkan kepercayaan wisatawan terhadap kebijakan dan kondisi pariwisata Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman pada kuartal keempat pada tahun 2024 tercatat sebanyak 3,37 juta kunjungan.

    “Jumlah kunjungan wisman pada kuartal keempat 2024 tercatat pada angka 3,37 juta kunjungan, tumbuh 10,3 persen dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2023,” ucapnya.

    Selanjutnya, Widiyanti melaporkan perkembangan signifikan dalam sektor wisata nusantara, dengan jumlah wisatawan pada kuartal keempat 2024 mencapai 263,13 juta perjalanan, yang meningkat sebesar 23,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

    “Secara keseluruhan, pada tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan mencapai 13,74 juta kunjungan, meningkat sekitar 18 persen dibandingkan dengan tahun 2023,” katanya. 

    “Begitu pula dengan jumlah perjalanan wisatawan nusantara yang mencapai 1 miliar 21,56 juta perjalanan, meningkat 22 persen dibandingkan dengan tahun 2023,” lanjutnya. 

    Selain itu, Widiyanti juga menuturkan bahwa sektor pariwisata Indonesia turut memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, yaitu meningkatnya tenaga kerja pariwisata sebesar 2,5 persen dibandingkan pada tahun 2023. 

    Lantas Widiyanti pun optimistis perkembangan sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi besar, terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    “Dari sisi penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja pariwisata tahun 2024 tercatat sebesar 25,01 juta orang, tumbuh 2,5 persen dibandingkan 24,41 juta pada tahun 2023,” katanya. 

    “Sehingga saya ingin menyampaikan di sini pada rekan-rekan sekalian, saya optimis bahwa perkembangan sektor pariwisata dapat terus berlanjut dan semakin mendorong kontribusi sektor pariwisata terhadap perkembangan PDB nasional,” pungkasnya

  • Bukan Jawa, Ekonomi Papua Barat Tumbuh Paling Tinggi Capai Berkat Migas

    Bukan Jawa, Ekonomi Papua Barat Tumbuh Paling Tinggi Capai Berkat Migas

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS memaparkan pertumbuhan ekonomi tertinggi bukan berada di Jawa, melainkan di wilayah Maluku dan Papua sebesar 7,81%, khusunya Papua Barat yang menyumbang 2,58% untuk periode 2024.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa pertumbuhan Papua Barat terlihat didorong oleh pertumbuhan yang tinggi pada lapangan usaha industri pengolahan utamanya dari sektor minyak dan gas (migas).

    “Di mana peningkatan produksi migas ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi LNG yang merupakan penambahan Tangguh Train 3,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).

    Amalia menyebutkan bahwa sejalan dengan peningkatan produksi, ekspor komoditas utama berupa gas juga tumbuh hingga 17,53% pada 2024.

    Sementara menurut catatan dari BPS Papua Barat, ekonomi pada kuartal IV/2024 tumbuh 22,11% (year on year/YoY) dan tumbuh 20,8% secara kumulatif atau c-to-c pada 2024.

    Sementara membandingkan dengan kuartal III/2024, ekonomi Papua Barat kuartal IV/2024 justru terkontraksi sebesar 2,21%.

    Di mana pertumbuhan produk domestik bruto regional (PDRB) Papua Barat ditopang oleh industri pengolahan yang tumbuh mencapai 32,9% pada 2024, dibandingkan dengan 2023.

    Untuk diketahui, Tangguh Train 3 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa pengembangan kilang LNG di lapangan gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, diresmikan oleh Joko Widodo pada 24 November 2023 lalu.

    Beroperasinya Tangguh Train 3 akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan Tangguh LNG jadi 11,4 juta ton per tahun dan berkontribusi signifikan mendukung target produksi gas 12 standard kaki kubik pada 2030.

    Pertumbuhan Papua Barat ini tercatat jauh lebih tinggi dari realiasasi pertumbuhan ekonomi nasional 2024 sebesar 5,03%, dibandingkan dengan 2023.

    Bukan hanya wilayah Maluku dan Papua, Kalimantan, Bali dan Nusra, serta Sulawesi juga tumbuh lebih tinggi dari ekonomi nasional yang masing-masing sebesar 5,52%, 5,04%, dan 6,18%. 

    Sementara pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa dan Sumatera justru lebih rendah, yakni 4,92% dan 4,45%. 

  • Bank Mandiri Perkuat Wholesale dan Kredit Berkelanjutan 2024

    Bank Mandiri Perkuat Wholesale dan Kredit Berkelanjutan 2024

    Jakarta

    Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mengoptimalkan ekosistem wholesale untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya perseroan dalam menjangkau sektor potensial yang masih dapat dimaksimalkan, terutama dari sisi penyaluran kredit di berbagai wilayah Indonesia.

    Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5% secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

    Dermawan melanjutkan, Pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Kamis (6/2/2025).

    Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri. Hal ini tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97% pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

    “Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri di Jakarta.

    Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.

    Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5% secara yoy menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024.

    Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Menurut Darmawan, realisasi ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

    Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko serta tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304% pada akhir 2024.

    “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.

    Dorong Inklusi Keuangan dengan Transformasi Digital

    Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat.

    Hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah mencapai 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38% secara tahunan.

    Sementara itu, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp 22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17% YoY, dengan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21% secara YoY. Platform ini terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.

    Darmawan menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia.

    “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” tambahnya.

    Di tengah tantangan ekonomi yang dinamis, Bank Mandiri terus mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendapatan. Sepanjang tahun 2024, fee-based income Bank Mandiri menunjukkan tren positif, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

    Hasilnya, pendapatan non-bunga Bank Mandiri berhasil mencapai Rp 42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12% secara yoy dan secara konsolidasi.

    Bank berkode emiten BMRI ini menyatakan, sejalan dengan optimalisasi ekosistem bisnis dan penguatan strategi digital, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada akhir tahun 2024. Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh.

    “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ujar Darmawan.

    Selain itu, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

    Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73% yoy menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.

    Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6% YoY menjadi Rp 606 triliun.

    “Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale,” terangnya.

    Pada saat yang sama, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung Program Strategis Nasional melalui ekspansi kredit berkelanjutan, salah satunya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM yang mencapai Rp 135 triliun dengan pertumbuhan di kisaran 6% YoY, dengan kualitas kredit yang terjaga.

    Darmawan mengatakan bahwa langkah ini sejalan dengan upaya perseroan dalam memperkuat ekosistem ekonomi berbasis kerakyatan, sekaligus mendorong ketahanan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, melalui kehadiran platform digital, Bank Mandiri memastikan kemudahan akses keuangan bagi pelaku usaha serta masyarakat luas. Digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga mendukung berbagai sektor strategis seperti energi, pangan, dan pendidikan dalam rangka mencapai target pertumbuhan GDP 8% pada 2028-2029.

    “Dengan berbagai inisiatif ini, kami optimis dapat memperluas peran Bank Mandiri dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” tegas Darmawan.

    Komitmen pada Keberlanjutan dan ESG

    Dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2% YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global.

    “Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.

    Selain itu, Bank Mandiri terus berupaya memperluas penetrasi pembiayaan berbasis keberlanjutan ke sektor-sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mempercepat peralihan ke ekonomi hijau di Indonesia.

    Tidak hanya dalam sektor pembiayaan, Bank Mandiri juga memperluas inisiatif ESG di seluruh rantai nilai bisnisnya, termasuk dalam penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor-kantor cabang, serta edukasi keuangan bagi masyarakat luas.

    Dengan berbagai upaya ini, Bank Mandiri optimis dapat menjadi salah satu bank yang memimpin transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

    Tentang Bank Mandiri

    Bank Mandiri merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan layanan finansial kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Hubungan Kelembagaan, Commercial, Micro & SME, Consumer Banking, Treasury dan International Banking.

    Bank Mandiri pada saat ini bersinergi dengan beragam perusahaan anggota konglomerasi keuangan Mandiri Group untuk menyediakan bermacam produk dan jasa serta mendukung bisnis utamanya, antara lain Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Indonesia (perbankan syariah), Bank Mandiri Taspen/Mantap (kredit UMKM), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan), Mandiri Utama Finance (jasa pembiayaan), Mandiri International Remittance (remitansi), Mandiri Europe (treasury & financial institution), Mandiri Capital Indonesia (pembiayaan modal ventura), dan Mitra Transaksi Indonesia (payment point online bank).

    Melalui kolaborasi ini, seluruh anggota grup keuangan Mandiri Group memiliki kinerja solid dan menjadi pemain utama di segmen bisnis masing-masing.

    Dalam ekspansi bisnis, Bank Mandiri terus mengembangkan layanan dan produk perbankan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah korporasi dan retail.

    Kopra by Mandiri merupakan solusi digital bagi industri nasional yang menyatukan para korporasi sampai pelaku usaha kecil menengah dalam suatu ekosistem digital single access yang sangat mudah dan solutif seperti layanan Cash Management, Forex, Trade & Guarantee, Supply Chain Management, Virtual Account sampai solusi keuangan terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API).

    Sedangkan layanan digital retail meliputi aplikasi Livin’ by Mandiri, kartu prabayar Mandiri e-money, serta layanan informasi berbasis kecerdasan buatan Mandiri Intelligent Assistant (MITA) pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri di +62 811-84-14000.

    Hingga Desember 2024, jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 139 Kantor Cabang (KC) dan 2.053 Kantor Cabang Pembantu (KCP).
    Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 6306 unit ATM, 6563 unit CRM, dan 290 unit CSM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, 253.528 unit Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan e-banking yang meliputi Livin’ by Mandiri, SMS Banking, dan Call Center 14000.

    Informasi detail tentang Bank Mandiri bisa diakses melalui www.bankmandiri.co.id.

    (ega/ega)