Survei The Republic Institute: Menteri Desa PDT Yandri Dinilai Paling Sukses Bangun Desa
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Survei terbaru dari The Republic Institute mengenai Refleksi Asta Cita dan Evaluasi Kepuasan Publik terhadap Kinerja 100 Hari
Kabinet Merah Putih
menempatkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Menteri Desa PDT)
Yandri Susanto
sebagai salah satu menteri dengan kinerja terbaik.
Dalam survei tersebut, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Yandri mencapai 75,5 persen. Tingginya tingkat kepuasan ini didorong oleh kepercayaan dan harapan masyarakat pedesaan terhadap program aksi
pembangunan desa
dan swasembada pangan, yang mendapatkan respons positif dari masyarakat.
“Kunjungan kerja menteri Yandri Susanto yang menginap di rumah warga desa juga menciptakan citra positif kedekatan pemerintah dengan masyarakat desa,” ungkap hasil survei The Republic Institute.
Yandri juga dinilai sebagai Menteri Terbaik dalam aspek pembangunan desa,
pemerataan ekonomi
, dan pemberantasan kemiskinan, dengan tingkat kepuasan sebesar 77,9 persen.
Secara keseluruhan, mantan wakil ketua MPR RI ini menempati peringkat ketiga sebagai menteri dengan citra dan tingkat kepuasan tertinggi.
Yandri meraih predikat “Memuaskan” dengan tingkat kepuasan 75,5 persen. Survei ini dilaksanakan pada Sabtu (18/1/2025) hingga Sabtu (25/1/2025), melibatkan 1.400 responden. Metode survei dilakukan melalui tatap muka dengan kuesioner.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
stratified random sampling
, dengan proporsi pembagian sampel yang sesuai dengan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Margin of error
survei ini kurang lebih 2,6 persen.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BPS
-
/data/photo/2025/02/06/67a4ab5c72877.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Survei The Republic Institute: Menteri Desa PDT Yandri Dinilai Paling Sukses Bangun Desa Nasional 6 Februari 2025
-

Nelayan Rempang Diajak Naik Kelas Lewat Pelatihan Budidaya Perikanan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pulau Rempang merupakan salah satu pulau di Kecamatan Galang yang masuk dalam wilayah pemerintahan Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).Mayoritas penduduk di pulau ini berprofesi sebagai nelayan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi ikan di Kecamatan Galang diperkirakan 11.487 ton tahun 2020, yaitu dari 9.982 ton dari hasil tangkapan laut dan 1.505 ton hasil budidaya.
Dengan jumlah tersebut, Kecamatan Galang adalah menyumbang kedua terbanyak di Kota Batam.
Ketika melakukan riset dan advokasi di Pulau Rempang dan Galang pada tahun 2023 dan 2024, Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA) Nukila Evanty mendapati fakta bahwa para nelayan-nelayan di Rempang mengalami kendala karena sulit mendapat tangkapan ikan yang bagus.
Ini karena perubahan cuaca dan akses untuk menjual ikan yang tertutup.
”Mungkin orang -orang di luar (Rempang) ngeri mendengar berita tentang situasi panas di Rempang. Apalagi kami merasakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib nelayan,” ujar Culi, nelayan dari Sembulang Rempang kepada IMA.
Selain faktor cuaca, kisah lain diutarakan nelayan, namanya Miswadi.
”Karena ada kasus relokasi, kami jadi takut melaut, penuh kekhawatiran. Kenapa? Karena kami takut saat sedang melaut, tetapi tanah dan rumah mereka di relokasi paksa. Ini membuat kami tidak konsen melaut,” ucap Miswadi.
Apalagi dengan ramainya kasus Rempang, Miswadi mengaku kesulitan mendapat modal pinjaman dari lembaga pembiayaan buat nelayan.
”Hal ini karena pemerintah daerah menganggap kami menolak program pemerintah dan pembangkang,” kata Miswadi.
”Kami sedih, karena generasi muda kami diajarkan budaya kekerasan sejak tahun 2023. Tak ada konsep pembangunan berdasarkan kebutuhan kami, ” sambung Miswadi.
Karena melihat banyak nelayan yang kehilangan mata pencaharian, Nukila Evanty bersama Inisiasi Masyarakat Adat, tak hanya melakukan advokasi di masyarakat Rempang, tapi melakukan tindakan praksis yang berdampak dalam pergerakan ekonomi.
Yakni memberikan Pelatihan Budidaya Ikan dan Bisnis pada 25 orang nelayan, yang yang telah digelar pada 3-4 Februari 2025 di Aula Masyarakat di Sembulang Rempang.
Di hari pertama, para nelayan diberikan pelatihan budidaya ikan air tawar seperti nila, gurame dan ikan lele.
Sedangkan di hari kedua, tema pelatihan terkait cara berbisnis yang tepat agar bisa sukses dan berkembang usaha budidaya tersebut.
”Saya melihat para nelayan sangat antusias, mereka merasa ada harapan dengan pelatihan ini,” kata Nukila.
Selain melibatkan nelayan, pelatihan ini juga diikuti ibu rumah tangga agar bisa membantu para suami dalam mengembangkan budiddaya ikan air tawar ini.
”Permintaan pasar ikan air tawar ini besar sekali di Pulau Batam apalagi budidaya air tawar tidak sulit, asal tekun menjalaninya, ” ucap Nukila.
Dia juga menyiapkan satu kolam ikan budidaya kepada perwakilan nelayan di Pulau Rempang. Ini sebagai modal awal para nelayan ini memulai usaha budidaya ikan air tawar.
”Dengan pelatihan ini diharapkan semangat mereka bangkit kembali. Apabila sulit mendapatkan ikan di laut, nelayan bisa tetap memiliki penghasilan melalui usaha budidaya ikan air tawar,” ungkap Nukila.
”Pelatihan ini membantu nelayan kita mengidentifikasi pasar dan pembeli, memahami standar permintaan pasar terkait ikan air tawar, lalu memahami food production dan supply chain,” sambung Nukila.
Nukila sendiri memiliki pengalaman cukup lama dalam melakukan advokasi terhadap nelayan. Hal itu membantunya memahami bahwa para nelayan Rempang adalah pejuang tangguh.
”Karena kita mengalami perubahan iklim, musim hujan yang panjang dan angin laut yang kencang, sehingga nelayan harus punya alternatif lainnya. Salah satu yang kami bisa lakukan adalah pelatihan budidaya ikan air tawar ini,” kata Nukila.
Nukila berharap pemerintah daerah, terutama Dinas Perikanan dan Kelautan serta sektor swasta turut tergerak membantu memberikan pendampingan kepada para nelayan ini.
”Upaya yang kami jalankan ini sebagai bagian membantu pemerintah dalam penguatan masyarakat marjinal,” pungkas Nukila.(tribunnews/fin)
-

Ekonomi RI Lesu, IHSG Anjlok
Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (6/2/2025). Indeks perdagangan saham dalam negeri anjlok ke level 6.800. Dari data Refinitiv, IHSG tercatat melemah nyaris 2% atau tepatnya terkoreksi 121.45 poin (-1,81%) ke 6.894,81 jelang penutupan perdagangan pukul 11:17 WIB.
Pelemahan IHSG ini dipicu oleh aksi profit taking dalam di tengah momentum rilis laporan keuangan bank-bank besar Tanah Air. Namun, sentimen laporan keuangan ini bukan satu-satunya yang berpengaruh pada gerak IHSG hari ini. Rilis data PDB Indonesia yang meleset dari target pemerintah ikut menekan laju saham-saham di IHSG.
Hal ini diungkapkan oleh Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam catatannya, Kamis (6/2/2025). Dia mengatakan, kinerja Big Banks mengalami koreksi pada kuartal IV-2024, senada dengan iklim suku bunga tinggi dan lemahnya daya beli. Alhasil, investor asing kabur dan mencatatkan jual bersih di pasar ekuitas senilai Rp 490 miliar yang didominasi oleh Big Banks.
“Sementara, lesunya kondisi ekonomi domestik juga tercermin dari rilis pertumbuhan ekonomi (PDB). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan PDB Indonesia sepanjang tahun 2024 tumbuh 5,03% yoy atau lebih rendah dibandingkan tahun 2023 sebesar 5,05% yoy. Sementara, secara kuartalan (qoq) pada 4Q24 pertumbuhan ekonomi lebih landai sebesar 0,53%, dibandingkan kuartal sebelumnya tumbuh 1,50%,” paparnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tumbuh stabil di kisaran 5%, namun jika ditelisik lebih dalam, kondisi ini tidak sepenuhnya baik karena periode 2024 ada pemilihan presiden (pilpres) di awal tahun kemudian dilanjutkan dengan momen pemilihan kepala daerah (pilkada) di akhir tahun.
Ini memberikan harapan bahwa dengan momen penting tersebut, konsumsi masyarakat bisa meningkat secara signifikan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melesat. Sayangnya, data berkata lain. Target pertumbuhan pemerintah 5,2% meleset. Bahkan, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia setahun penuh pada 2022 dan 2023 tercatat lebih tinggi dibandingkan 2024 yakni masing-masing sebesar 5,31% dan 5,05%.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menegaskan bahwa fokus pasar pelaku pasar minggu ini adalah rilis pertumbuhan ekonomi. Mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, seiring dengan konsumsi domestik yang mengalami stagnasi.
“Pelaku pasar tetap khawatir terkait adanya pelemahan konsumsi mengingat inflasi inti tetap didorong oleh harga emas, sementara indeks penjualan ritel sejak Agustus 2024 mengalami tren yang menurun, mengkonfirmasi berlanjutnya pelemahan daya beli pada kelas menengah ke bawah,” paparnya, Rabu (5/3/2025).
Biang Kerok Ekonomi Memburuk
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu lebih disebabkan menurunnya net ekspor ketimbang tahun lalu. Disebabkan tumbuh tingginya kinerja impor dibanding ekspor pada 2024.
“Satu komponen yang menahan laju pertumbuhan ekspor lebih tinggi adalah dari net ekspor,” kata Amalia saat konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Total net ekspor atas dasar harga konstan pada 2024 memang hanya sebesar Rp 513,7 triliun, lebih rendah dari catatan pada 2023 yang sebesar Rp 514,36 triliun. Kondisi itu dipicu pertumbuhan ekspor pada 2024 kalah dibanding impornya, berkebalikan dari kondisi pada 2023.
Pada tahun lalu, pertumbuhan ekspor sebesar 6,51% sedangkan impornya tumbuh kencang sebesar 7,95%. Sedangkan pada 2023, pertumbuhan ekspornya meski hanya sebesar 1,32% namun impornya terkontraksi atau minus hingga sebesar 1,65%.
“Karena positifnya (net ekspor) sedikit lebih kecil dibanding 2023 maka sumbangan ke pertumbuhan ekonominya terlihat negatif 0,01%, ini salah satu faktor yang agak menahan dari pertumbuhan lebih tinggi,” ucap Amalia.
(haa/haa)
-

The Republic Institute: Yandri Menteri Terbaik Bangun Desa-Pemerataan Ekonomi
Jakarta –
Lembaga The Republic Institute merilis hasil survei kepuasan publik terkait kinerja menteri di kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hasilnya, Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto menjadi menteri terbaik dalam membangun desa, pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Survei dilakukan pada 18-25 Januari 2025 terhadap 1.400 responden. Metode survei dilakukan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Teknik pengambilan sampel dengan stratified random sampling secara proporsional pembagian sampel sesuai data BPS terbaru. Margin of error ±2,6%.
Responden kemudian ditanya seberapa puas bapak/ibu dengan kinerja menteri. Hasilnya, tiga menteri dengan tingkat kepuasan tertinggi yakni Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menkes Budi Gunadi dan Mendes Yandri Susanto.
Berikut survei Menteri Kabinet Merah Putih citra dan tingkat kepuasan tertinggi:
1. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti 76,4%
2. Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin 75,7%
3. Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto 75,5%
4. Menteri Agama Nasaruddin Umar 74,5%
5. Menteri Luar Negeri Sugiono 70,1%
6. Menteri BUMN Erick Thohir 69,9%
7. Menteri Keuangan Sri Mulyani 67,3%
8. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid 66,7%
9. Menteri ketenagakerjaan Yassierli 65,4%
10. Menteri Sosial Syaifullah Yusuf 63,2%Dijabarkan juga mengapa para menteri ini dipilih responden sebagai menteri dengan kepuasan tertinggi. Abdul Mu’ti mendapatkan tingkat kepuasan dan citra positif 76,4% karena inovasi program Pendidikan dasar dasar bermutu untuk semua. Yang fokus pada Pendidikan karakter seperti program 7 Kebiasan anak Indonesia hebat dan komitmen peningkatan kesejateraan dan kopetensi guru mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Lalu Budi Gunadi karena rencana program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang mendapatkan atensi dan respon positif yang besar dari masyarakat. Selain pembangunan rumah sakit dan peningkatan fasilitas Kesehatan di Daerah terpencil juga mendapatkan respon positif masyarakat.
Dan, Yandri Susanto karena kepercayaan dan harapan masyarakat di wilayah pedesaan pada program aksi bangun desa, dan program swasembada pangan dari desa yang mendapatkan banyak respon yang positif dari masyarakat. Kunjungan kerja Menteri dengan menginap di rumah warga di desa juga menciptakan citra positif kedekatan pemerintah dan masyarakat di pedesaan.
Kemudian, responden ditanya lagi terkait tingkat kepuasan Menteri yang punya kontribusi terbaik selama 100 hari kerja dalam membangun desa, pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Hasilnya, angka kepuasan terhadap Yandri Susanto berada di urutan tertinggi. Berikut hasil surveinya.
3 Menteri terbaik dalam membangun desa, pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan:
1. Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto 77,9%
2. Menteri Sosial Syaifullah Yusuf 71,6%
3. Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (CakImin)70,5%.(idn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
-

Rupiah melemah karena pelaku pasar “wait and see” jelang rilis NFP AS
Jakarta (ANTARA) – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi sikap pelaku pasar yang masih wait and see jelang rilis data Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS).
“Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan melemah di kisaran Rp16.300 – Rp16.350 dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang wait and see menjelang rilis data tenaga kerja AS besok malam,” ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Kamis di Jakarta melemah hingga 49 poin atau 0,30 persen menjadi Rp16.341 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.292 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.330 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.308 per dolar AS.
Selain NFP AS, para pelaku pasar juga wait and see rilis cadangan devisa Tanah Air yang akan dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Jumat (7/2).
Sentimen pelemahan terhadap kurs rupiah juga seiring data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 yang tak mencapai target dan adanya kekhawatiran terhadap stagnasi ekonomi domestik.
Seperti diketahui, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen year on year (yoy) pada triwulan IV 2024. Adapun secara kumulatif, perekonomian Indonesia tumbuh 5,03 persen. Capaian pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 yang sebesar 5,03 persen.
“Ekonomi Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto pada triwulan IV 2024 atas dasar harga berlaku Rp5.674,93. triliun, atas dasar harga konstan Rp3.296,74 triliun, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2024 jika dibandingkan triwulan IV 2023 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,02 persen,” ujar Amalia, Rabu (5/2).
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025 -
/data/photo/2024/11/26/6745025353c98.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PBPGSI Minta Inpassing Guru Non-ASN Kemendikdasmen Dibuka Lagi Nasional 6 Februari 2025
PBPGSI Minta Inpassing Guru Non-ASN Kemendikdasmen Dibuka Lagi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pengurus Besar Persatuan
Guru
Seluruh Indonesia (
PBPGSI
) mengusulkan agar program penyetaraan jabatan fungsional bagi
guru
non-Aparatur Sipil Negara (ASN) atau inpassing di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (
Kemendikdasmen
) dibuka kembali.
Pasalnya, penyetaraan jabatan serupa sudah dibuka oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk guru madrasah pada tahun 2023.
Diketahui, program penyetaraan ini bertujuan agar
guru non-ASN
bisa mendapatkan golongan layaknya guru ASN. Hal ini merupakan pengakuan terhadap kualifikasi akademik, masa kerja, dan sertifikat pendidik guru non-ASN.
“Inpassing atau penyetaraan ini usulan kami untuk dibuka kembali yang mana di Kementerian Dikbud sekarang Kemendikdasmen. Kenapa? Karena di Kemenag sudah dibuka tahun 2023,” kata Ketua Dewan Kehormatan PBPGSI Suparman Marzuki Nahali dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).
Dia menyebut, pembukaan inpassing dilakukan agar kebijakan pemerintah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang menyebut Tunjangan Profesi Guru (TPG) harus setara dengan gaji pokok guru ASN.
Terlebih, pemerintah Presiden Prabowo Subianto telah menaikkan tunjangan bagi guru tersertifikasi atau yang telah menempuh Pendidikan Profesi Guru (TPG) sebesar Rp 500.000, dari sebelumnya Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta.
“Kenyataannya dengan tidak dibukanya kembali maka guru-guru yang mendapatkan TPG tanpa inpassing hanya mendapat Rp 1,5 juta. Nah ini tidak sesuai dengan UU (Guru),” ujar Suparman.
Di sisi lain, dia juga mengusulkan adanya afirmasi pengangkatan otomatis guru swasta yang berusia minimal berusia 50 tahun yang sudah tersertifikasi dan lolos inpassing sebagai ASN PPPK mulai tahun 2025 – 2026.
Kemudian, memberikan penghargaan bagi guru yang purnabakti terhadap guru-guru swasta.
“Kami harap guru-guru swasta ini juga mencerdaskan anak-anak bangsa, bukan anak-anak swasta ya, tapi anak-anak bangsa. Oleh karena itu, berikanlah penghargaan dalam bentuk penghargaan dana apresiasi dalam pengabdiannya dan sertifikat pengabdiannya mulai tahun 2025,” kata Suparman.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Dua di antaranya meningkatkan tunjangan bagi guru tersertifikasi dan memberikan bantuan
cash
transfer kepada para guru.
Penerima bantuan itu rencananya bakal digodok tahun ini lewat pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Komdigi Janji Kecepatan Internet Fixed 100 Mbps Harga Rp 100 Ribuan
Jakarta –
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjanjikan akan meningkatkan kecepatan internet fixed broadband Indonesia. Tak hanya cepat, harganya pun akan lebih terjangkau dari yang diperjualkan saat ini.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengatakan pemerintah ingin meningkatkan koneksi internet dalam negeri. Untuk itu, Komdigi akan melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz pada kuartal pertama 2025 ini.
Melalui spektrum tersebut, Komdigi akan mengalokasikannya untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA).
“Kita berharap di dalam nanti kita minta harga internet murah, tapi juga menjaga kualitasnya ya. Jadi, kualitasnya berharap itu dengan tarif yang murah bisa minimal 100 Mbps,” ujar Wayan saat ditemui beberapa waktu lalu.
Adapun terkait perkiraan tarif internet tetap yang diharapkan terjadi usai lelang frekuensi 1,4 GHz itu berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.
“Jadi, ingat ini (lelang frekuensi 1,4 GHz) untuk packed switched, bukan untuk seluler,” ucapnya.
Sebelum berdasarkan keterangan tertulis Komdigi dalam konsultasi publik RPM tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz, Indonesia tengah dihadapi tantangan besar dalam meningkatkan layanan Fixed Broadband.
Dari segi penetrasi dan kualitas saat ini hanya mencapai 21,31% rumah tangga berdasarkan data Komdigi di 2024 dari sekitar 69 juta rumah tangga di Indonesia yang diungkap oleh BPS. Sedangkan, menurut laporan Ookla pada Oktober 2024 itu, kecepatan download rata-rata internet tetap Indonesia itu. 32,10 Mbps masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga.
Selain itu, harga rata-rata bulanan untuk kecepatan internet mencapai hingga 100 Mbps masih cukup mahal. Tingginya biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan Fiber Optic, terutama di daerah rural dan sub-urban, serta regulasi dan infrastruktur yang belum mendukung secara optimal, menjadi tantangan utama.
Oleh karena itu, Komdigi mengatakan dibutuhkan sebuah terobosan kebijakan untuk mendorong pembangunan layanan akses internet di rumah secara masif dan cepat dengan biaya yang relatif terjangkau sesuai kemampuan masyarakat.
Rencana kebijakan untuk internet murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.
(agt/fay)
-

DeepSeek AI dan masa depan AI Indonesia
Jakarta (ANTARA) – Jika terbukti benar, teknologi DeepSeek bisa menjadi revolusi dalam model bahasa besar (LLM) sebagaimana terobosan Nikola Tesla dengan arus bolak-balik (AC) dalam elektrifikasi.
Meskipun tidak dapat mengatasi keterbatasan mendasar dari model statistik yang berbasis pada data masa lalu, teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi biaya hingga ke tingkat yang lebih luas.
Thomas Edison sering dianggap sebagai penemu terbesar sepanjang masa, sementara Nikola Tesla, yang pernah bekerja untuk perusahaan Edison di Paris, sebelum bermigrasi ke Amerika Serikat, kurang dikenal. Namun, terobosan Tesla dengan AC-lah yang memungkinkan elektrifikasi massal yang terjangkau, dibandingkan dengan teknologi arus searah (DC) Edison yang mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan kaya.
Hal serupa kini terjadi dalam dunia akal imitasi (AI). DeepSeek AI, hasil inovasi investor China Liang Wenfeng, diklaim memiliki performa sekelas OpenAI dan Google, tetapi dibuat dengan biaya lebih rendah dan perangkat keras yang lebih murah. Jika klaim ini terbukti benar, dampaknya bisa sangat besar, termasuk terhadap industri chip global yang selama ini mendominasi pengembangan AI.
Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir 2022, revolusi AI semakin terasa. Dalam lima hari, ChatGPT meraih satu juta pengguna, dan dalam dua tahun, jumlah pengguna mingguan mencapai 300 juta.
Raksasa teknologi, seperti Microsoft, Meta, dan Alphabet, menginvestasikan miliaran dolar ke pusat data dan pengembangan AI, dengan harapan dapat mendominasi industri ini. Pada tahun 2024, Nvidia, perusahaan pembuat chip AI, mencapai valuasi tertinggi di dunia dengan kapitalisasi pasar meningkat sembilan kali lipat dalam dua tahun, mencapai lebih dari 2 triliun dolar AS.
Namun, investasi besar ini belum tentu menghasilkan nilai yang sepadan bagi pengguna akhir. Model AI yang ada masih bergantung pada pola statistik, yang berarti bahwa prediksinya sangat dipengaruhi oleh data historis.
AI tidak bisa berimajinasi atau melakukan interpretasi kreatif seperti manusia. Namun, dalam banyak kasus, AI cukup baik untuk tugas-tugas tertentu, seperti analisis data dan pengolahan teks otomatis. Keberhasilan DeepSeek dalam mengembangkan model AI yang lebih murah dan hemat daya bisa menjadi tantangan besar bagi industri chip.
Berita tentang teknologi DeepSeek menghapus sekitar 600 miliar dolar AS dari kapitalisasi pasar Nvidia dalam satu hari. Ini juga mempengaruhi harga saham perusahaan semikonduktor lainnya dan perusahaan penyedia listrik untuk pusat data.
Di Indonesia, adopsi AI masih dalam tahap awal, tetapi berkembang pesat. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), nilai pasar AI di Indonesia diproyeksikan mencapai 1,2 miliar dolar AS Open AIpada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 40 persen sejak 2020. AI mulai diterapkan di berbagai sektor, seperti perbankan, layanan pelanggan, dan industri manufaktur.
Namun, ada tantangan besar terkait infrastruktur dan biaya. Implementasi AI saat ini membutuhkan perangkat keras mahal, seperti chip Nvidia yang dominan di pasaran. Jika teknologi DeepSeek terbukti mampu menjalankan model AI dengan perangkat keras yang lebih murah, ini bisa membuka peluang besar bagi perusahaan dan perusahaan tintisan di Indonesia untuk mengadopsi AI dengan biaya lebih rendah.
Salah satu sektor yang dapat diuntungkan adalah sektor keuangan. Bank Indonesia telah mulai menerapkan AI dalam analisis risiko kredit dan deteksi fraud. Dengan model AI yang lebih hemat biaya, perbankan nasional dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan layanan keuangan digital.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penggunaan AI dalam industri keuangan dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30 persen dan mengurangi biaya layanan pelanggan hingga 40 persen.
Di sektor manufaktur, penggunaan AI untuk optimasi produksi dan pemeliharaan prediktif juga sedang berkembang. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor manufaktur berkontribusi sekitar 19 persen terhadap PDB Indonesia pada 2023. Implementasi AI yang lebih murah dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional. Penerapan AI dalam manufaktur dapat meningkatkan efisiensi produksi hingga 25 persen dan mengurangi limbah bahan baku sebesar 15 persen.
Salah satu model AI yang paling dikenal saat ini adalah ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT telah digunakan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, pemasaran, dan layanan pelanggan. Menurut laporan OpenAI, ChatGPT telah membantu meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dalam industri penulisan dan penerjemahan, serta mengurangi waktu pengerjaan tugas administratif hingga 30 persen.
Namun, ada keterbatasan dalam model AI generatif, seperti ChatGPT. Model ini masih memerlukan daya komputasi besar dan biaya operasional tinggi, yang menjadi tantangan bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Dengan adanya teknologi DeepSeek yang diklaim lebih hemat daya, ada kemungkinan bahwa model seperti ChatGPT bisa dijalankan dengan biaya yang lebih rendah dan diakses lebih luas oleh masyarakat Indonesia.
Selain itu, ChatGPT dan AI generatif lainnya sering kali terbatas dalam memahami konteks lokal. Model seperti DeepSeek bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan AI yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasional, misalnya dengan mendukung lebih banyak bahasa daerah dan konteks budaya yang lebih relevan.
Implikasi kebijakan
Jika teknologi DeepSeek terbukti efektif, ada beberapa implikasi kebijakan yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia.
Pertama, investasi dalam infrastruktur AI yang lebih murah. Pemerintah dapat mendorong investasi dalam infrastruktur AI yang lebih hemat daya dan tidak terlalu bergantung pada chip kelas atas. Ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi global dan mendukung perusahaan rintisan lokal yang mengembangkan solusi AI berbasis perangkat keras yang lebih murah.
Kedua, regulasi dan standarisasi AI. Dengan meningkatnya penggunaan AI, penting bagi Indonesia untuk mengembangkan regulasi dan standar nasional terkait AI. Ini termasuk standar transparansi algoritma, keamanan data, serta etika dalam penggunaan AI di sektor publik dan swasta.
Ketiga, dukungan peneloitian dan pengembangan (R&D) untuk pengembangan AI lokal. Pemerintah dapat meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan AI di universitas dan lembaga riset nasional. Kolaborasi dengan sektor swasta juga dapat mendorong inovasi dalam pengembangan model AI yang lebih efisien dan relevan dengan kebutuhan Indonesia.
Keempat, penguatan SDM dalam teknologi AI. Pengembangan talenta AI harus menjadi prioritas. Saat ini, Indonesia masih kekurangan tenaga ahli di bidang kecerdasan buatan. Program pelatihan dan kerja sama dengan universitas internasional dapat membantu meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja AI di Indonesia.
Kelima, diversifikasi pasar teknologi. Selama ini, perusahaan Indonesia sangat bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan Eropa. Dengan adanya alternatif, seperti DeepSeek dari China, Indonesia dapat mempertimbangkan diversifikasi sumber teknologi untuk mengurangi ketergantungan dan meningkatkan daya saing.
DeepSeek AI berpotensi menjadi game changer dalam dunia kecerdasan buatan, sama seperti bagaimana Tesla merevolusi elektrifikasi dengan arus bolak-baliknya. Jika terbukti benar, teknologi ini bisa memangkas biaya operasional AI secara drastis dan membuka peluang adopsi AI yang lebih luas, termasuk di Indonesia.
Bagi Indonesia, ini bisa menjadi kesempatan untuk mempercepat transformasi digital, tanpa harus terbebani oleh biaya infrastruktur yang mahal. Namun, keberhasilan pemanfaatan AI juga bergantung pada kebijakan yang tepat dalam hal regulasi, investasi, pengembangan SDM, serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
*) Dr.Aswin Rivai, SE, MM adalah pemerhati ekonomi dan dosen di FEB UPN Veteran, Jakarta
Copyright © ANTARA 2025
-

Menteri UMKM sebut pentingnya tanam semangat wirausaha sejak dini
Harapan saya, generasi muda kita memiliki mimpi untuk menjadi wirausaha. Mengapa demikian? Karena saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha berkualitas agar lapangan kerja dapat terbuka seluas-luasnya
Jakarta (ANTARA) – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyebut pentingnya bagi siswa untuk menanam pola pikir dan semangat berwirausaha sejak dini.
Dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis, Maman menilai upaya membangun jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk dalam menciptakan lapangan kerja baru.
“Harapan saya, generasi muda kita memiliki mimpi untuk menjadi wirausaha. Mengapa demikian? Karena saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha berkualitas agar lapangan kerja dapat terbuka seluas-luasnya,” ujar Menteri Maman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 152,1 juta orang, dengan tingkat pengangguran sebesar 4,91 persen.
Oleh karena itu, Maman menilai, menanamkan semangat wirausaha sejak usia sekolah adalah langkah strategis untuk mengurangi angka pengangguran dan memperkuat perekonomian nasional.
Selain itu, ia menekankan bahwa dorongan untuk menjadi wirausaha juga sejalan dengan momentum bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada 2030.
“Pengusaha UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional sekaligus penggerak keadilan ekonomi. Oleh karena itu, semakin banyak anak muda yang terjun ke dunia usaha, semakin kuat fondasi ekonomi kita,” kata Maman.
Sebagai langkah awal, ia mengajak para siswa untuk memulai dari hal kecil, seperti membeli dan mempromosikan produk UMKM di lingkungan sekitar mereka. Diharapkan langkah ini dapat menumbuhkan ekosistem wirausaha yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, dan membawa perubahan positif bagi perekonomian nasional.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
