Kementrian Lembaga: BPS

  • Pelunasan Bipih Haji 2025 Dimulai, 28 Ribu Jemaah Sudah Melunasi, Jangan Sampai Terlewat!

    Pelunasan Bipih Haji 2025 Dimulai, 28 Ribu Jemaah Sudah Melunasi, Jangan Sampai Terlewat!

    loading…

    Pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 1446 H/2025 M bagi jemaah reguler memasuki hari kedua. Lebih 28 ribu jemaah haji telah melakukan pelunasan. Foto/Dok.SindoNews

    JAKARTA – Pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 1446 H/2025 M bagi jemaah reguler memasuki hari kedua. Lebih 28 ribu jemaah haji telah melakukan pelunasan.

    Pelunasan Bipih 1446 H dibuka dari 14 Februari-14 Maret 2025. Tahap ini dibuka menyusul terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 Hijriah/2025 Masehi yang bersumber dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji dan Nilai Manfaat sudah terbit. Keppres Nomor 6 tahun 2025 ini ditandatangani Presiden pada 12 Februari 2025.

    Pelunasan dilakukan di Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada jam kerja, mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.

    “Pada penutupan sore ini, ada 28.120 jemaah haji reguler yang telah melakukan pelunasan,” kata Direktur Layanan Haji dalam Negeri Muhammad Zain di Jakarta, Senin (17/2/2025).

    Indonesia tahun ini mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Kuota jemaah haji reguler terdiri atas: 190.897 kuota jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi; 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia; 685 kuota pembimbing ibadah; dan 1.572 kuota petugas haji daerah.

    “Sore ini, 27.744 jemaah yang berhak lunas dan 376 jemaah lanjut usia prioritas, telah melunasi biaya haji,” papar Zain.

    “Tiga provinsi terbanyak adalah Jawa Barat dengan 5.252 jemaah, Jawa Timur 4.842 jemaah, dan Jawa Tengah 4.402 jemaah,” tandasnya.

    Kemenag telah merilis daftar nama jemaah haji reguler yang masuk alokasi kuota tahun 1446 H/2025 M. Ada dua kriteria jemaah haji reguler yang masuk dalam alokasi kuota haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    Pertama, jemaah haji masuk alokasi kuota keberangkatan pada musim haji tahun berjalan. Kedua, prioritas jemaah haji reguler lanjut usia.

    (shf)

  • Kemendag minta pelaku usaha merealisasikan importasi bawang putih

    Kemendag minta pelaku usaha merealisasikan importasi bawang putih

    PI-nya sudah diterbitkan, memang sampai saat ini untuk realisasi belum ada juga

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong importir pemilik persetujuan impor (PI) bawang putih untuk segera merealisasikan kuota importasi guna menekan kenaikan harga.

    “PI-nya sudah diterbitkan, memang sampai saat ini untuk realisasi belum ada juga,” ujar Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Pengamanan Pasar Tommy Andana di Jakarta, Senin.

    Tommy mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan PI untuk bawang putih, namun hingga saat ini belum ada realisasi importasi untuk komoditas tersebut.

    Lebih lanjut, kata Tommy, hal yang sama juga terjadi pada impor gula pasir. Menurut dia, kenaikan harga bawang putih dan gula pasir yang tinggi, salah satunya disebabkan oleh belum terealisasinya importasi tersebut.

    “Nanti kita ingatkan kepada pelaku impor yang sudah mendapatkan persetujuan, PI-nya (sudah) diterbitkan, itu akan kita ingatkan mereka untuk segera merealisasikan,” kata Tommy.

    Di sisi lain, kenaikan harga disinyalir akibat produksi bawang putih yang menurun di negara-negara produsen bawang putih seperti China, India, Spanyol dan Mesir.

    Harga bawang putih di negara asal pada Januari 2025 berada di kisaran 12,26 yuan Tiongkok per kilogram atau setara 1,68 dolar AS per kilogram.

    Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2024 sebesar 11,96 yuan Tiongkok per kilogram (tertinggi selama 5 tahun terakhir).

    Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga rata-rata bawang putih pada minggu kedua Februari 2025 masih berada di atas rentang harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp43.645 per kilogram. Namun, harga ini turun 0,32 persen dibandingkan dengan Januari 2025.

    Harga rata-rata bawang putih di wilayah Jawa Rp40.047 per kilogram, Sumatera Rp40.535 per kilogram dan di luar Jawa-Sumatera sebesar Rp47.491 per kilogram.

    Harga tertinggi berada di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, sebesar Rp100 ribu per kilogram, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan sebesar Rp25 ribu.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam dua tahun terakhir, komoditas seperti beras, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami kenaikan harga setiap  saat memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran.

    Tren ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Dalam dua tahun terakhir, komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” ungkap Pudji.

    Misalnya seperti Ramadan tahun lalu, tepatnya pada bulan Maret 2024, Pudji memaparkan bahwa harga daging ayam naik signifikan, mencapai 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bahkan, pada Januari 2025, kenaikan harga ayam masih tercatat 1,16% secara bulanan.

    “Sehingga, ini yang perlu kita waspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025,” katanya.

    Hal yang sama juga terjadi pada telur ayam, yang mengalami inflasi 9,4% secara bulanan pada Maret 2024 dan masih tercatat naik 0,44% secara bulanan pada Januari 2025.

    Sementara itu, harga beras menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Pada momen Lebaran tahun lalu, harga beras justru mengalami penurunan karena bertepatan dengan musim panen raya. Namun, kondisi berbeda terlihat pada Januari 2025, di mana harga beras mengalami inflasi sebesar 0,36% secara bulanan.

    Selain beras, bawang merah dan bawang putih juga perlu diwaspadai. Pada Maret 2024, harga bawang merah naik 2,33% secara bulanan, dan melonjak drastis hingga 30,75% secara bulanan saat Lebaran di April tahun lalu. Begitu pula dengan bawang putih, yang mengalami inflasi 3,86% secara bulanan pada Maret 2024 dan meningkat lagi 5,51% secara bulanan pada April 2024.

    “Januari 2025 tercatat bahwa beras mengalami inflasi yaitu sebesar 0,36%. Begitu juga dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025,” pungkasnya.

    Foto: Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
    Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)

    (dce)

  • Petani Belum Panen, Pemerintah Putuskan Impor 200 Ribu Ton Gula – Halaman all

    Petani Belum Panen, Pemerintah Putuskan Impor 200 Ribu Ton Gula – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan pemerintah mengimpor Gula Kristal Mentah (GKM) untuk stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

    Menurut dia, impor tersebut dilakukan karena stok dari CPP saat ini harus dikeluarkan setelah harga gula di pasaran kini sedang mengalami kenaikan.

    “Harga gula hari ini kan naik. Berarti gula yang di stok sekarang ini harus dikeluarkan segera,” kata Arief ketika ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).

    Ia menyebutkan bahwa pemenuhan stok CPP ini dilakukan melalui importasi bukan berarti pemerintah tak menyerap hasil petani.

    Pemerintah akan menyerap dari petani pada saat panen nanti di bulan April dan Mei.

    “Panennya itu nanti di April sama di Mei. Jadi tetap diserap,” ujar Arief.

    Ia menyebutkan bahwa importasi akan dilakukan oleh BUMN Pangan. Namun, kini belum ada nama perusahaan plat merah yang ditunjuk menangani impor ini.

    Sebagaimana diketahui, Pemerintah akan mengimpor 200 ribu ton raw sugar atau Gula Kristal Mentah (GKM) untuk memperkuat stok CPP.

    Arief mengatakan, 200 ribu ton gula mentah tersebut akan datang secara bertahap.

    “Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap. Tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh,” kata Arief usai Rakortas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, dikutip dari siaran pers pada Kamis (13/2/2025).

    Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang ia terima, harga gula mulai bergerak naik.

    BPS melaporkan, pada pekan pertama Februari 2025, terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir.

    Pada pekan ketiga Januari terdapat 118 kabupaten/kota. Lalu, pada pekan kelima Januari, bertambah menjadi 153 kabupaten/kota.

    Arief menekankan bahwa gula yang diimpor ini dalam rangka menaikkan stok yang dipegang pemerintah dan didatangkan bukan dalam bentuk Gula Kristal Putih (GKP).

    “Bukan karena kekurangan produksi karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan. Namun kita tidak boleh ambil risiko untuk CPP,” ujar Arief.

    Stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari total ada 34 ribu ton.

    Stok tersebut dikelola oleh ID FOOD sejumlah 22 ribu ton dan Perum Bulog sebanyak 12 ribu ton.

    Jika dibandingkan dengan rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235 ribu ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47 persen.

    Arief menyebut yang harus dijamin saat ini adalah harga di tingkat petani karena akan mulai panen di April, Mei, Juni.

    “Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya,” ucap Arief.

    Berdasarkan proyeksi neraca gula konsumsi yang diolah Badan Pangan Nasional per 21 Januari, diestimasikan kebutuhan konsumsi bulanan di Maret 2025 akan meningkat karena berbarengan dengan momentum bulan Ramadan.

    Pada Maret nanti, proyeksi kebutuhan konsumsi akan meningkat 13,39 persen atau menjadi 251,8 ribu ton dibandingkan Februari sebesar 222 ribu ton.

    Sementara estimasi produksi GKP akan mulai meningkat pada Mei 2025 di kisaran sejumlah 166 ribu ton.

    Lalu Juni di 392 ribu ton dan Juli di 555 ribu ton. Proyeksi puncak panen raya GKP diperkirakan akan terjadi pada Agustus di 621 ribu ton.

    Dari itu, total kebutuhan konsumsi tahunan diproyeksikan mencapai 2,841 juta ton.

    “Jumlah 200 ribu ton raw sugar itu di bawah kebutuhan konsumsi sebulan. Kita coba sesuaikan karena kita juga harus tahu harga gula dunia dan currency rate, itu jadi pertimbangan,” tutur Arief.

    “Tetapi yang jelas pemerintah harus punya cadangan pangan dan itu harus dikuasai oleh BUMN,” pungkasnya.

  • Kemendag: Tingginya harga minyak goreng dipengaruhi kenaikan CPO

    Kemendag: Tingginya harga minyak goreng dipengaruhi kenaikan CPO

    Harga CPO mengikuti harga standar internasional, saat mereka naik berimbas pada harga minyak (goreng) juga naik

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut kenaikan harga minyak goreng secara keseluruhan di tanah air, turut disumbang oleh tingginya harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dunia.

    Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Pengamanan Pasar Tommy Andana menyampaikan harga minyak goreng premium, curah dan juga minyak goreng rakyat atau MinyaKita mengalami kenaikan di 166 daerah di Indonesia.

    Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) per 14 Februari 2025, harga rata-rata nasional minyak goreng premium Rp22.147 per liter, minyak goreng curah Rp17.672 per liter dan MinyaKita Rp17.234 per liter.

    “Terkait dengan harga minyak goreng keseluruhan, trennya naik, karena minyak goreng ini kan harganya tergantung sama CPO. Harga CPO mengikuti harga standar internasional, saat mereka naik berimbas pada harga minyak (goreng) juga naik,” ujar Tommy dalam Rapat Inflasi Kementerian Dalam Negeri secara daring di Jakarta, Senin.

    Terkait dengan MinyaKita, kata Tommy, Kemendag telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan satuan tugas (satgas) pangan untuk turut mengawasi minyak goreng rakyat agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700 per liter.

    Kemendag juga meminta kepada pasar-pasar rakyat dan pemerintah daerah untuk membuat spanduk yang menginformasikan harga HET. Selain itu, diharapkan ada partisipasi warga untuk melaporkan kepada aparat maupun satgas pangan agar bisa ditindaklanjuti.

    Lebih lanjut, Kemendag berkolaborasi dengan BUMN Pangan untuk membantu pendistribusian MinyaKita, khususnya untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh distributor swasta.

    “Kita juga meminta Bulog dan ID Food untuk operasi pasar dengan menyediakan MinyaKita di pasar rakyat,” kata Tommy.

    Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada minggu kedua Februari 2025, harga rata-rata minyak goreng untuk kualitas premium secara nasional tercatat Rp21.545 per liter, minyak curah Rp17.620 per liter dan MinyaKita Rp17.411 per liter.

    Minyak goreng mengalami kenaikan di 46,11 persen dan pada minggu kedua Februari 2025, kenaikan minyak goreng tercatat sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan Januari 2025. Harga tertinggi berada di kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah sebesar Rp60 ribu per liter.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mentan: Operasi pasar pangan besar-besaran disiapkan jelang Ramadhan

    Mentan: Operasi pasar pangan besar-besaran disiapkan jelang Ramadhan

    Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran, khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan operasi pasar besar-besar untuk menjaga stabilitas harga pangan menghadapi bulan suci Ramadhan hingga Lebaran 2025.

    Mentan dalam jumpa pers seusai melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) lintas kementerian/lembaga di bidang pangan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pemerintah segera melakukan operasi pasar berbagai komoditas pangan.

    “Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran, khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya,” kata Mentan.

    Mentan mengaku bahwa pihaknya segera melakukan operasi pasar murah dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Hal itu penting karena masih ditemukan adanya kenaikan harga pangan di pasaran.

    “Karena kami memantau ada pergerakan harga naik. Minyak goreng, gula pasir, ini ada pergerakan harga naik,” ujarnya.

    Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan secara detail kenaikan harga yang terjadi pada sejumlah komoditas pangan.

    Selain itu, Mentan juga mengaku bahwa rencana pelaksanaan operasi pasar tersebut belum dapat diputuskan, karena pihaknya masih akan melaksanakan rapat lanjutan yang diagendakan pada Rabu (19/2).

    Pada rapat tersebut nantinya akan diputuskan jadwal pelaksanaan operasi pasar besar-besaran nantinya.

    Ia menambahkan, pemerintah berharap di bulan suci Ramadhan, masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dapat tersenyum karena harga pangan stabil, bahkan lebih rendah dari tahun lalu.

    “Karena nanti kita masih rapat, keputusan terakhir itu pada tanggal 19 Februari 2025, insya Allah kita putuskan nanti di tanggal di tanggal 19 Februari 2025,” ujar Mentan.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) menyalami tamu undangan Rapat Koordinasi Terbatas di Kantor Kementan Jakarta, Senin (17/2/2025). ANTARA/Harianto

    Diketahui, Mentan melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya.

    Rapat tersebut juga diikuti oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Badan Pusat Statistik, hingga BUMN di bidang pangan seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari dan pihak terkait lainnya.

    Mentan mengaku bahwa rapat tersebut diselenggarakan untuk bersinergi dengan lintas sektor agar harga pangan saat Ramadhan relatif dapat terkendali.

    “Hari ini kita rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadhan. Kita harapkan harganya stabil, bila perlu harganya lebih rendah dari pada tahun sebelumnya,” kata Mentan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tren Impor Komoditas Jelang Ramadan: Gula, Daging, dan Gandum Bergejolak – Page 3

    Tren Impor Komoditas Jelang Ramadan: Gula, Daging, dan Gandum Bergejolak – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang bulan Ramadan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor sejumlah komoditas penting seperti gula, daging, dan gandum mengalami fluktuasi pada awal 2025.

    Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti, menyampaikan pada Januari 2025, total impor gula, baik untuk konsumsi maupun industri tercatat mencapai 308,8 ribu ton dengan nilai USD162,8 juta.

    Jika dibandingkan dengan Desember 2024, impor gula ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 42,39%. Ia menilai penurunan ini dapat menjadi pertanda adanya perubahan kebutuhan atau kebijakan yang mempengaruhi pasokan gula di pasar domestik menjelang Ramadan.

    “Ini secara bulanan, kalau kita bandingkan dengan Desember 2024, nilainya turun sebesar 42,39%,” kata Amalia dalam konferensi pers Ekspor-Impor Janauri 2025, Senin (17/2/2025).

    Sementara itu, impor daging jenis lembu juga mengalami penurunan pada Januari 2025. Impor daging tercatat sebesar 18,2 ribu ton dengan nilai USD61,2 juta, turun sebesar 39,62% dibandingkan dengan bulan Desember 2024.

    Meskipun terjadi penurunan, impor daging tetap menjadi salah satu komoditas penting dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di bulan Ramadan.

    “Untuk impor daging jenis lembu, pada Januari 2025, ini sebesar 18,2 ribu ton atau sekitar USD61,2 juta, di mana nilainya turun juga 39,62%,” ujar dia.

    Impor Gandum Mengalami Kenaikan Nilai

    Berbeda dengan gula dan daging, impor gandum tercatat mengalami sedikit kenaikan dalam nilai pada Januari 2025. Impor gandum dan meslin tercatat mencapai 728 ribu ton dengan nilai USD208,4 juta, mengalami kenaikan sebesar 8,29%.

    Namun, secara volume, impor gandum ini mengalami penurunan sebesar 34,77% dibandingkan bulan sebelumnya. Indonesia, yang memang tidak memproduksi gandum, sangat bergantung pada impor komoditas ini untuk kebutuhan industri pangan.

    “Karena memang Indonesia tidak memproduksi gandum, tidak menghasilkan gandum, ini untuk kategori gandum dan meslin, pada Januari 2025, impornya adalah sebesar 728 ribu ton atau nilainya sebesar USD208,4 juta, yang naik nilainya sekitar 8,29% dan secara volume ini turun 34,77%,” jelasnya.

     

  • Neraca Dagang RI Januari 2025: Surplus dari AS, Defisit dengan China

    Neraca Dagang RI Januari 2025: Surplus dari AS, Defisit dengan China

    Bisnis.com, JAKARTA —

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Januari 2025 yang mencapai US$3,45 miliar, ditopang oleh perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) yang mencapai US$1,58 miliar.

    Secara umum, surplus neraca dagang Indonesia pada Januari 2025 tersebut terbentuk dari realisasi ekspor yang senilai US$21,45 miliar, sementara importasi barang senilai US$18 miliar.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa komoditas penyumbang surplus utamanya berasal dari Bahan Bakar Mineral (HS 27), Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15), serta Besi dan Baja (HS 72).

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar US$1,43 miliar. Penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/2/2025).

    Secara perinci, Amalia menjelaskan bahwa surplus Indonesia dengan AS utamanya berasal dari komoditas Mesin dan Perlengkapan Elektrik serta Bagiannya (HS 85) senilai US$286,2 juta.

    Kemudian, diikuti oleh komoditas Pakaian dan Aksesorisnya Rajutan (HS 61) dengan surplus senilai US$218,1 juta (bukan triliun), sementara surplus dari perdagangan Alas Kaki (HS 64) mencapai US$200 juta.

    Selain AS, perdagangan Indonesia dengan India juga mencatatkan surplus senilai US$0,77 miliar. Komoditas penyumbang surplus terbesar berasal dari Bahan Bakar Mineral (HS 27) senilai US$479,5 juta, Bahan Kimia Anorganik (HS 28) senilai US$98,5 juta, serta Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15) senilai US$76,8 juta.

    Negara lainnya yang menjadi penyumbang utama surplus adalah Filipina dengan nilai US$0,73 miliar.

    Surplus terbesar berasal dari Kendaraan dan Bagiannya (HS 87) senilai US$214,1 juta, Bahan Bakar Mineral (HS 27) senilai US$176,9 juta, serta Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15) senilai US$75,3 juta.

    Realisasi surplus yang tumbuh 1,21% secara month-to-month (MtM) dan 1,45% secara year-on-year (YoY) tersebut harus termoderasi dengan defisit oleh tiga negara.

    Pertama, defisit perdagangan Indonesia dengan China mencapai US$1,77 miliar yang disumbang oleh Mesin dan Peralatan Mekanis serta Bagiannya (HS 84) senilai US$1,42 miliar, Mesin dan Perlengkapan Elektrik serta Bagiannya (HS 85) senilai US$1,19 miliar, dan komoditas Plastik dan Barang dari Plastik (HS 39) senilai US$320,1 juta.

    Kedua, defisit perdagangan dengan Australia senilai US$185,2 juta yang berasal dari Serealia (HS 10) senilai US$80 juta, Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71) senilai US$67,7 juta, serta Bahan Bakar Mineral (HS 27) sejumlah US$65,7 juta.

    Terakhir, perdagangan Indonesia tercatat mengalami defisit dengan Ekuador senilai US$133,6 juta akibat impor yang cukup besar terhadap komoditas Kakao dan Olahannya (HS 18), Tembakau dan Rokok (HS 24), serta Bijih Logam, Terak, dan Abu (HS 26).

  • Ekspor Besi Baja RI Merosot 10,41%, Pengiriman ke China hingga Vietnam Turun

    Ekspor Besi Baja RI Merosot 10,41%, Pengiriman ke China hingga Vietnam Turun

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor besi dan baja (HS 72) mengalami penurunan dari segi volume dan nilai pada Januari 2025. Kendati demikian, besi dan baja masih masuk dalam tiga komoditas unggulan ekspor nonmigas nasional. 

    Dalam laporan terbarunya, nilai ekspor besi dan baja tercatat sebesar US$2,12 miliar atau memberikan kontribusi 10,41% terhadap nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$20,40 miliar. Secara bulanan dan tahunan, nilai ekspor tersebut turun masing-masing 10,41% month-to-month (mtm) dan 7,63% year-on-year (yoy).

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pada Desember 2024, nilai ekspor besi dan baja mencapai US$2,37 miliar, sementara pada Januari 2024, nilai ekspornya mencapai US$2,30 miliar.

    “Untuk ekspor besi dan baja terjadi penurunan dari sisi volume dan harga,” kata Amalia dalam rilis BPS, Senin (17/2/2025). 

    Hal ini tercerminkan dari volume ekspor besi dan baja ke lima negara tujuan utama yang mengalami penurunan secara bulanan, seperti China, India, Vietnam, dan Turki, sementara ekspor ke Taiwan masih mengalami peningkatan. 

    Adapun, volume ekspor besi dan baja ke China turun 4,01% mtm dengan volume mencapai 1,07 juta ton pada Januari 2025. Sementara itu, total volume ekspor ke China pada tahun 2024 sebanyak 10,94 juta ton dengan pasar ekspor mencapai 52,32%. 

    Tak hanya China, ekspor ke India juga anjlok 63,69% mtm dengan volume sebesar 50.100 ton. Selanjutnya, volume ekspor besi dan baja ke Vietnam turun 53,78% mtm menjadi 52.900 ton dan ke Turki turun 84,48% menjadi 8.900 ton pada Januari 2025. 

    Sementara itu, ekspor besi dan baja ke Taiwan masih mengalami peningkatan secara volume sebesar 41,91% menjadi 121.700 ton pada periode yang sama. Sepanjang tahun lalu, volume ekspor ke negara tersebut mencapai 1,45 juta ton. 

    Di sisi lain, BPS juga melaporkan perkembangan harga bijih besi di pasar internasional yang mengalami penurunan di kisaran US$100-US$120 per dmtu. Posisi harga saat ini masih melanjutkan penurunan sepanjang 2024 lalu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

  • BPS: China jadi pasar ekspor-impor nonmigas terbesar pada Januari 2025

    BPS: China jadi pasar ekspor-impor nonmigas terbesar pada Januari 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara China menjadi pasar ekspor sekaligus impor nonmigas terbesar Indonesia pada Januari 2025 dengan masing-masing transaksi dagang sebesar 4,57 miliar dolar AS untuk ekspor dan impor 6,34 miliar dolar AS.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan transaksi ekspor Indonesia ke China secara kumulatif mencapai 22,40 persen dari total ekspor nonmigas nasional yang sebesar 20,40 miliar dolar AS.

    Sementara, untuk transaksi impor, negara tersebut menyumbang 40,86 persen dari total impor nonmigas yang mencapai 15,52 miliar dolar AS.

    “Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan nikel dan barang daripadanya,” katanya.

    Ia mengatakan selain China, produk ekspor Indonesia juga diminati oleh pasar Amerika Serikat sebesar 2,3 miliar dolar AS, dan India 1,2 miliar dolar AS. Sedangkan, negara importir nonmigas terbesar selain China yakni Jepang 1,15 miliar dolar AS dan Amerika Serikat sebesar 0,76 miliar dolar AS.

    Lebih lanjut, dirinya menuturkan dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2025, secara kumulatif sebagian besar mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada bahan bakar mineral sebesar 787,1 juta dolar AS atau 22,01 persen.

    Sementara, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 173,3 juta dolar AS atau 25,38 persen.

    Sedangkan, untuk impor dari 10 golongan barang utama nonmigas Januari 2025, golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan tertinggi senilai 457,9 juta dolar AS atau 15,04 persen dibandingkan dengan Desember 2024.

    Sementara, golongan kakao dan olahannya mengalami peningkatan terbesar senilai 165,4 juta dolar AS atau naik 119,00 persen.

    Indonesia memperoleh surplus dagang sebesar 3,45 miliar dolar AS pada Januari 2025, dengan nilai ekspor sebesar 21,45 miliar dolar AS dan impor 18 miliar dolar AS.

    Apabila dibandingkan bulan lalu, surplus yang didapat naik 1,21 miliar dolar AS, sementara secara tahunan (year on year/yoy) surplus dagang Indonesia naik 1,45 miliar dolar AS.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025