Kementrian Lembaga: BPS

  • Pangsa Pasar Smartphone Kuartal I/2025: Apple – Vivo Gerus Oppo

    Pangsa Pasar Smartphone Kuartal I/2025: Apple – Vivo Gerus Oppo

    Bisnis.com, JAKARTA — Produsen smartphone Apple dan Vivo mencatatkan peningkatan pangsa pasar di global pada kuartal I/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu Oppo dan Samsung tergerus.

    Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), dikutip Rabu (23/4/2025) total pengiriman smartphone di dunia atau secara global pada kuartal I/2025 tercatat sebanyak 304,9 juta unit pengiriman. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,5% secara tahunan dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang mencapai 300,3 juta unit.

    Jika dilihat berdasarkan pangsa pasar, Samsung masih memimpin dengan menguasai 19,9% pada kuartal I/2025. Namun, pasar Samsung menurun 200 basis points (bps) dari periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 20,1%.

    Sementara itu Apple mengikuti di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 19%, naik 1500 bps dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang sebesar 17,5%. Peningkatan Apple adalah yang tertinggi pada periode ini dibandingkan dengan produsen smartphone lainnya.

    Peningkatan pasar juga terjadi di Xiaomi dan Vivo. Pangsa pasar Xiaomi naik 100 bps dari 13,6% menjadi 13,7% pada kuartal I/2025. Sementara itu Vivo tumbuh dari 7,1% menjadi 7,4% secara tahunan.

    Vivo dan Xiaomi menggerus pasar Oppo yang mengalami koreksi sebesar 700 bps dari 8,4% menjadi 7,7%.

    Pasar smartphone

    Sementara itu, jika dilihat berdasarkan merek, menurut laporan DataIndonesia, Samsung menjadi merek smartphone dengan jumlah pengiriman unit terbanyak di dunia pada kuartal I/2024 dan kuartal I/2025. 

    Pengiriman smartphone Samsung pada kuartal I/2025 mencapai 60,6 juta unit. Jumlah tersebut meningkat sebesar 0,6% dari kuartal I/2024 yang sebanyak 60,2 juta unit. 

    Hal ini didorong oleh keberhasilan Samsung dalam smartphone Galaxy S25 dan seri Galaxy A untuk kelas menengah, khususnya Galaxy A36 dan A56 yang menawarkan teknologi AI dengan harga lebih terjangkau. Namun, pangsa pasar Samsung sedikit menurun dari 20,1% menjadi 19,9%.

    Di posisi kedua, terdapat Apple dengan jumlah pengiriman smartphone sebanyak 57,9 juta unit pada kuartal I/2025. Jumlah tersebut meningkat sebesar 10% dibandingkan kuartal I/2024 yang sebanyak 52,6 juta unit. 

    Ini menjadikan Apple sebagai merek dengan pertumbuhan tahunan tertinggi dibandingkan merek lainnya.

    Adapun Apple mencatat kuartal I terbaik dalam jumlah pengiriman unit smartphone, didorong oleh penimbunan stok untuk menghindari tarif AS dan potensi gangguan rantai pasok. Namun, kinerjanya di China menurun karena model pro tidak mendapat subsidi dari pemerintah setempat.

    Sementara itu, Xiaomi menempati posisi ketiga dengan jumlah pengiriman smartphone sebesar 41,8 juta unit pada kuartal I/2025, meningkat 2,5% secara tahunan dari 40,8 juta unit pada kuartal I/2024.

    Kemudian, Oppo menempati posisi keempat dengan jumlah pengiriman smartphone sebesar 23,5 juta unit. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 6,8% dari kuartal I/2024 yang mencapai 25,2 juta unit. 

    Lalu, Vivo berada di posisi kelima dengan jumlah pengiriman 22,7 juta unit, naik sebesar 6,3% dibandingkan kuartal I/2024 yang sebanyak 21,3 juta unit. 

  • Krisis Beras Hantui Negeri Jiran, Peluang RI Genjot Produksi

    Krisis Beras Hantui Negeri Jiran, Peluang RI Genjot Produksi

    Bisnis.com, JAKARTA — Malaysia dikabarkan berencana mengimpor beras dari Indonesia. Negeri Jiran kesulitan dan hanya mampu memenuhi 50% dari kebutuhan beras.

    Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohamad Bin Sabu di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa pagi (22/4/2025).

    “[Soal pertemuan dengan Malaysia] menarik, tadi menanyakan apa bisa kami [Malaysia] impor beras dari Indonesia?” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Selasa (22/4/2025).

    Menanggapi permintaan tersebut, Amran menyebut bahwa Indonesia untuk sementara waktu belum bisa mengekspor beras. Pasalnya, Indonesia saat ini fokus menjaga stok beras dalam negeri.

    “Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” ujarnya. 

    Amran mengungkap, harga beras di Negeri Jiran saat ini cukup tinggi lantaran kurangnya pasokan. Dia menyebut, Malaysia saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 40%-50% dari kebutuhan nasional.

    Selain Malaysia, Amran mengatakan bahwa Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang juga berencana untuk datang ke Indonesia  pada 29 April 2025 untuk membahas mengenai stok beras.

    Sama seperti Malaysia, Amran menyebut bahwa harga beras di Negeri Sakura melambung, bahkan mencapai sekitar Rp93.000 – Rp100.000 per kilogram (kg).

    Bekerja mengangkut karung beras

    Stok Indonesia 

    Di tengah potensi permintaan beras, Amran menuturkan stok beras yang ada per hari ini mencapai 3,3 juta ton. Stok tersebut diperkirakan terus bertambah pada musim panen Mei 2025.

    Amran memperkirakan, stok beras nasional dapat tembus 4 juta ton pada Mei 2025. Menurutnya, pasokan beras 4 juta ton tidak pernah terjadi selama Indonesia merdeka. 

    “Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton dan itu tidak pernah terjadi selama merdeka. Ini kerja keras kita semua,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, produksi beras dalam negeri diproyeksi cukup bagus tahun ini. 

    Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Februari 2025, total produksi padi pada Januari-Mei 2025 diperkirakan mencapai 34,47 ton GKP. 

    Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi masyarakat, produksi beras sementara mencapai sekitar 16,62 juta ton beras pada periode Januari-Mei 2025.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton beras atau 12,40% dibandingkan produksi beras pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 14,78 juta ton beras. 

    Malaysia Menunggu

    Sementara itu, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohamad Bin mengatakan bahwa meski pun saat ini belum ada arahan resmi untuk mendatangkan beras dari Indonesia, pihaknya akan membahas lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

    “Sekarang ini belum lagi, tapi kita akan bincang,” kata Mohamad dalam konferensi pers.

    Kendati begitu, dia menegaskan bahwa Malaysia berencana untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia, seperti pertukaran teknologi pertanian dan pelatihan,  utamanya dalam meningkatkan produksi beras di negaranya. 

    Peluang Ekspor Beras

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan kemungkinan Indonesia membuka keran ekspor untuk komoditas beras seiring dengan melimpahnya stok dalam negeri.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, Indonesia bisa saja ekspor beras selama cadangan pangan dalam negeri tercukupi dan produksi melimpah. Adapun, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Perum Bulog minimal 1 juta ton.

    “Kalau cadangan pangan kita sudah siap, kemudian produksinya melimpah, misalnya 32 juta ton, kenapa nggak?” kata Arief ketika ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (22/4/2025).

    Ilustrasi beras impor

    Kendati begitu, Arief menyebut bahwa keputusan untuk membuka keran ekspor beras ada di tangan Presiden Prabowo Subianto. Mengingat, rencana ekspor dan impor harus melalui rapat terbatas (ratas) bersama dengan Kepala Negara.

    “Terserah Pak Presiden, karena kalau mau ekspor, mau impor, itu ratas dengan Pak Presiden,” ujarnya.

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori sebelumnya mengatakan, produksi tahun ini memiliki pola yang mirip dengan pola produksi di 2022, dengan puncak produksi terjadi pada Maret. 

    “Ini berbeda dengan pola produksi tahun lalu yang puncak panennya di April,” kata Khudori kepada Bisnis, Kamis (10/4/2025). 

    Dia mengatakan, produksi yang cukup baik ini didukung oleh iklim cuaca yang normal. Khudori merujuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, cuaca tahun ini diperkirakan normal. 

    Dengan demikian, besar kemungkinan di bulan-bulan berikutnya, produksi juga tidak tertekan seperti 2023 imbas adanya fenomena El Nino. 

    Melihat kondisi tahun ini, Khudori meyakini produksi tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu.  

    Merujuk data KSA BPS, produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan masyarakat mencapai 30,62 juta ton. Jumlah tersebut turun sebanyak 480.040 ton atau 1,54% dibanding produksi beras di 2023 yang mencapai 31,10 juta ton.  

    Khudori mengatakan, produksi di 2024 merupakan yang terendah dalam 7 tahun terakhir.  

    Sementara itu, Khudori memperkirakan bahwa produksi beras tahun ini tak jauh berbeda dengan produksi di 2022. Masih merujuk data KSA BPS, produksi beras di tahun tersebut mencapai sekitar 31,54 juta ton, atau naik sebesar 184,50 ribu ton atau 0,59% dibandingkan produksi beras di 2021. 

    “Perkiraan saya, produksi tahun ini tak jauh dari produksi 2022,” ujarnya.

  • Ratusan orang ikuti pelatihan kerja berbasis kompetensi 

    Ratusan orang ikuti pelatihan kerja berbasis kompetensi 

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan pelatihan kerja berbasis kompetensi kepada 260 orang melalui program Mobile Training Unit (MTU) sebagai upaya membantu masyarakat membangun usaha mandiri.

    “Kami akan memulai MTU angkatan kedua dengan jumlah peserta sebanyak 260 orang. Saya berharap pelatihan ini dapat membuka kesempatan bagi para peserta untuk membangun usaha mandiri ataupun bekerja di berbagai perusahaan,” kata Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno di Jakarta, Selasa.

    Rano yang sempat menjadi inspektur dalam “Apel Launching Pelatihan Mobile Training Unit (MTU)” di Silang Monumen Nasional, Jakarta berharap hadirnya MTU meningkatkan kompetensi masyarakat secara langsung dan praktis.

    Kemudian, memperluas akses pelatihan kerja yang cepat, fleksibel, dan mampu menjangkau masyarakat yang belum bekerja.

    Pihak kelurahan akan mendata warganya yang masih menganggur untuk mengikuti MTU. Dengan demikian, MTU dirancang untuk menjadikan setiap kelurahan sebagai pusat pengembangan keterampilan kerja.

    Pada angkatan pertama MTU, Pemprov DKI melibatkan 400 peserta. Mereka ini terbagi ke dalam berbagai program pelatihan yang mulai dilaksanakan pada 3 Februari hingga 16 April 2025 di 28 kelurahan.

    Program yang dimaksud antara lain pelatihan las, tata rias, teknik komputer, teknik pendingin, tata boga, desain grafis, dan jaringan komputer.

    Adapun urgensi dihadirkan pelatihan tersebut karena Jakarta masih dihadapkan dengan tantangan besar, yaitu tingginya tingkat pengangguran terbuka, khususnya di kalangan usia produktif.

    Berdasarkan data BPS Provinsi DKI Jakarta pada Agustus 2024, tingkat pengangguran terbuka mencapai 6,21 persen atau sekitar 338 ribu orang yang belum bekerja.

    “Program ini juga merupakan bagian dari upaya pembangunan manusia yang berkelanjutan dan akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan serta hasil pemetaan wilayah,” ujar Rano.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kepala BPS Dukung Revisi UU Statistik, Singgung Data Diserang Virus

    Kepala BPS Dukung Revisi UU Statistik, Singgung Data Diserang Virus

    Jakarta

    Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (RUU Statistik) terus digodok oleh Badan legislasi (Baleg) DPR RI. Aturan baru soal statistik dinilai dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

    Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, undang-undang statistik belum pernah direvisi sejak 1997. Artinya, BPS sudah melewati tiga kali krisis, tepatnya krisis moneter 1997, krisis keuangan 2008, hingga Pandemi COVID-19 pada 2020.

    “Kita sudah melewati tiga kali periode krisis, tahun 1997, 2008 dan terakhir 2020 kemarin Covid. Tapi undang-undang statistik ini belum ada revisi dan belum ada perubahan. Apalagi dengan perkembangan big data dan AI, perkembangan teknologi, ini belum dicakup di UU tahun 1997,” katanya dalam RDP dengan Baleg DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

    Ia juga menyinggung pentingnya penguatan data statistik demi memperoleh jaminan keamanan yang lebih kuat. Menurutnya, saat ini banyak virus yang mencoba masuk ke data milik BPS.

    “Kami juga memandang perlu adanya penguatan data statistik supaya lebih secure, karena sekarang banyak virus-virus yang mau mencoba memasukkan ke data. Penguatan data statistik di kami itu penting, tidak hanya dari segi security, tapi dari segi capacity juga perlu dikembangkan,” jelasnya.

    Ia juga menyampaikan beberapa urgensi soal perubahan UU Statistik, misalnya untuk penyediaan data yang lebih cepat, granular atau terperinci, serta beragam. Aturan baru juga diperlukan untuk menangani kurang terpadunya tata kelola statistik nasional.

    “Ketiga, lemahnya pembangunan statistik sektoral, keempat tuntutan modernisasi penyelenggaraan statistik, kelima perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan statistik. Kami berharap UU Statistik lama ini dapat segera diperbaharui supaya mewujudkan penyediaan data statistik yang berkualitas dan relevan terhadap pembangunan negara,” beber Amalia.

    Revisi UU Statistik juga diharapkan dapat mendorong penyelenggaraan statistik yang lebih profesional, transparan dan terstandardisasi. Ia juga mengusulkan nama BPS tidak berubah saat aturan baru diterbitkan demi menyesuaikan dengan standar internasional.

    “Nama lembaga tetap BPS, karena ini merupakan praktik standar penamaan kantor statistik di negara lain,” tutupnya.

    Lihat juga Video: BPS Sebut Cuma 10,2 Persen Penduduk RI Lulus Perguruan Tinggi

    (ily/ara)

  • RI Harus Siapkan Cadangan dan Produksi yang Melimpah Jika Ingin Ekspor Beras ke Malaysia – Halaman all

    RI Harus Siapkan Cadangan dan Produksi yang Melimpah Jika Ingin Ekspor Beras ke Malaysia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membeberkan syarat agar Indonesia bisa mengekspor beras ke negeri tetangga seperti Malaysia.

    Menurut dia, Indonesia harus siap dengan cadangan pangan yang dimiliki. Selain itu, produksi juga harus melimpah dengan jumlah mencapai 32 juta ton dalam setahun.

    “Kalau cadangan pangan kita sudah siap, kemudian produksinya melimpah misalnya 32 juta ton, ya kenapa enggak?” kata Arief ketika ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

    Namun, ia mengatakan bahwa keputusan ekspor dan impor tetap ada di tangan Presiden Prabowo Subianto.

    Keputusan ekspor dan impor disebut harus melalui rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Prabowo.

    “Terserah Pak Presiden karena kalau mau ekspor, mau impor, itu ratas dengan Pak Presiden,” ujar Arief.

    Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu di kantornya.

    Dalam pertemuan tersebut, satu dari sekian pembahasan yang dibicarakan adalah keinginan Malaysia mengimpor beras dari Indonesia.

    “Tadi menteri pertanian Malaysia bertanya, ‘Apa bisa kami impor beras dari Indonesia?’” kata Amran ketika ditemui di kantornya.

    Mendengar permintaan tersebut, Amran menegaskan bahwa Indonesia saat ini masih memprioritaskan ketersediaan stok beras dalam negeri.

    “Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu,” ujarnya.

    Menurut Amran, permintaan dari Malaysia ini tak lepas dari kondisi harga beras di Negeri Jiran yang tengah melonjak.

    Dalam kesempatan sama, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu mengatakan bahwa pembahasan mengenai rencana impor beras dari Indonesia masih akan berlanjut di masa mendatang.

    “Sekarang ini belum, tapi kami akan bincang,” katanya.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah produksi beras di Indonesia pada 2024 turun 1,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Pada 2024, jumlah produksi beras hanya mencapai 30,62 juta ton, atau turun 480 ribu ton bila dibandingkan tahun 2023 dengan produksi beras sebanyak 31,10 juta ton.

    Penurunan produksi beras disumbang oleh penurunan produksi pada subround I (periode Januari-April 2024) akibat El-Nino berkepanjangan.

    Pada 2025, produksi beras nasional ditargetkan meningkat menjadi 32 juta ton.

     

  • Temui Mentan Amran, Menteri Pertanian Malaysia Tertarik Impor Beras dari RI – Halaman all

    Temui Mentan Amran, Menteri Pertanian Malaysia Tertarik Impor Beras dari RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, satu dari sekian pembahasan yang dibicarakan adalah keinginan Malaysia mengimpor beras dari Indonesia.

    “Tadi menteri pertanian Malaysia bertanya, ‘Apa bisa kami impor beras dari Indonesia?’” kata Amran ketika ditemui di kantornya.

    Mendengar permintaan tersebut, Amran menegaskan bahwa Indonesia saat ini masih memprioritaskan ketersediaan stok beras dalam negeri.

    “Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu,” ujarnya.

    Menurut Amran, permintaan dari Malaysia ini tak lepas dari kondisi harga beras di Negeri Jiran yang tengah melonjak.

    Dalam kesempatan sama, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu mengatakan bahwa pembahasan mengenai rencana impor beras dari Indonesia masih akan berlanjut di masa mendatang.

    “Sekarang ini belum, tapi kami akan bincang,” katanya.

    Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu pun mengapresiasi kemajuan teknologi pertanian Indonesia, khususnya dalam produksi beras.

    “Kami lebih fokus kepada teknologi yang dilihat di Indonesia ini lebih advanced dalam hal menemukan teknologi baru, sehingga hasilnya sampai 12 ton, 13 ton, yang paling tinggi dan rata-rata sudah ada di peringkat 7 ton. Ini satu kejayaan besar yang kami lihat di Indonesia,” ujarnya.

    Tidak Impor 

    Kabar menggembirakan datang dari sektor pangan nasional. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor beras hingga tahun depan.

    Pernyataan ini disampaikan Zulhas menjelang acara Halalbihalal dan Pengumuman Pengurus DPP PAN di Jakarta, Minggu (20/4/2025).

    Menurutnya, hasil serapan beras nasional sejauh ini sudah sangat menjanjikan. Hingga April 2025, serapan beras nasional sudah mencapai 1,5 juta ton dan ditargetkan tembus 2 juta ton pada akhir tahun ini.  

    “Saya barusan ditelepon Mentan, Mentan lagi di Makassar sana. Wamentan besok ada di Sukabumi. Mentan melaporkan pada kami, kita sampai akhir April ini sudah berhasil menyerap 1,5 juta (ton) beras yang baru. Baru sampai April nih,” kata Zulhas.

    Zulhas menilai capaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa swasembada pangan bukan lagi mimpi. 

    Ia menyebut, jika dengan capaian 1,5 juta ton saja kebutuhan dalam negeri bisa tertutupi, maka tambahan hingga 2 juta ton di akhir tahun akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara mandiri pangan.

    “Bahasa terangnya kita kalau dikatakan swasembada sudah kita capai sampai April, itu contohnya,” ujarnya.

    Ia menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari sejumlah langkah strategis, seperti pemangkasan birokrasi yang menghambat, hingga distribusi pupuk yang lebih merata dan efisien.

    “Insya Allah di akhir tahun, produksi kita akan meningkat lagi. Ini bukti pelayanan yang baik, dan arah kebijakan pangan yang semakin jelas,” tutup Zulhas.

    Prabowo target Swasembada Pangan 2025, Impor Beras hingga Gula Dihentikan
    Apa yang disampaikan Zulhas juga sejalan dengan target ambisius Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa pemerintah tidak akan lagi mengimpor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam mulai tahun 2025.

    “Kalau swasembada pangan, saya juga gembira. Target yang saya berikan 4 tahun, tapi saya percaya akan tercapai jauh sebelum tahun keempat,” kata Prabowo saat meresmikan puluhan proyek strategis bidang ketenagalistrikan di Sumedang, Jawa Barat, pada 20 Januari 2025 lalu.

    “Saya dapat laporan dari menteri-menteri bidang pangan bahwa sebelum tahun kedua kita sudah swasembada pangan. Kita tidak akan impor pangan lagi. Energi saya kira dengan kemampuan kita menuju swasembada energi dalam waktu tidak lama,” tambah Prabowo.

    Bahkan, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa perintah untuk menghentikan impor pangan adalah mandat langsung dari Presiden Prabowo-Gibran.

    “Ini target namanya perintah (dari Prabowo) nih, kita tidak boleh impor beras di tahun ini 2025. Tidak impor beras, tidak impor jagung, tidak impor gula konsumsi, dan tidak impor garam konsumsi,” kata Sudaryono usai bertemu Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, 20 Januari 2025.

    Targetkan 2 Juta Ton

    Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan produksi gabah musim tanam MT 1 mencapai 2 juta ton. Jika target itu tercapai maka Indonesia tak lagi mengimpor beras mulai tahun ini. 

    Hal itu diungkapkannya usai menemui Presiden ke 7 RI Joko Widodo di kediaman pribadinya, Sumber, Banjarsari, Solo, Minggu (20/4/2025) petang. 

    “Insya Allah kita hitung lagi, kalau akhir April ini kita bisa produksi 2 juta ton beras, kita mungkin tahun ini kita tidak akan impor beras,” ujar Sudaryono.

    Politikus Partai Gerindra itu mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah menargetkan untuk tidak impor tahun ini. “Nah kita alhamdulillah kita bisa melihat, memang produksinya melimpah. Dan gabah dibeli dari rakyat Rp6.500 per kilogram,” ujarnya.

    Ia menekankan produksi beras tahun ini melimpah di tengah negara tetangga yang kesulitan beras. 

    “Produksi kita melimpah di tengah negara-negara tetangga kita kesusahan beras, Malaysia susah beras, Filipina susah beras termasuk Jepang juga susah. Mereka krisis beras, di Jepang dari sekian puluh ribu menjadi Rp 90.000 dan Rp 100.000 per kilogram,” katanya, membeberkan.

    Termasuk di tengah isu-isu negatif tentang serapan beras yang kurang maksimal, ia memastikan petani tetap senang. Ia mengakui masih ada beberapa komplain terkait serapan gabah di tingkat bawah. Namun ia memastikan akan memperbaikinya.

    “Di tengah isu negatif yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, alhamdulillah rakyat happy. Kalau ada satu dua misalnya orang komplain terhadap serapan gabah, gabahnya enggak diambil, kita akan berusaha memperbaiki. Tapi tidak kemudian satu kasus menutup 10.000 atau jutaan kasus. Jadi bahwa yang baik kita sampaikan baik,” katanya menegaskan.

    Sementara itu, pada masa tanam pertama serapan gabah mencapai 1,3 juta ton. Ia menargetkan jumlah tersebut menyentuh 2 juta ton pada akhir April 2025. “Kalau akhir bulan April ini 2 juta ton sudah top sudah,” ucap dia. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, volume impor komoditas beras turun drastis pada Januari-Maret 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunannya bahkan mencapai 92,26 persen pada periode tersebut.

    Berdasarkan data BPS, Senin (21/4/2025), Indonesia tercatat melakukan impor beras sebanyak 112.123 ton pada Januari-Maret 2025, atau turun 92,26 persen (C-to-C) dari Januari-Maret 2024 yang tercatat sebanyak 1,44 juta ton.

  • Duet Kompak Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Capai Swasembada Pangan Nasional – Halaman all

    Duet Kompak Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Capai Swasembada Pangan Nasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM — Upaya percepatan swasembada pangan nasional tidak lepas dari peran duet kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Keduanya tampil sebagai ujung tombak di Kementerian Pertanian (Kementan), menggerakkan mesin pertanian nasional dengan strategi yang kompak, cepat, dan terarah.

    Duet kompak Mentan dan Wamentan ini tidak bisa dilepaskan dari kejelian Presiden Prabowo Subianto dalam memilih pasangan kerja yang saling melengkapi. Wamentan Sudaryono mampu mengimbangi kecepatan kerja Mentan Amran yang dikenal sebagai sosok pekerja keras, penuh dedikasi, dan tidak kenal waktu. Kombinasi ini menjadikan keduanya duet yang efektif dalam menjalankan visi besar Presiden Prabowo, yaitu meraih swasembada pangan secepat-cepatnya.

    “Kalau kita kompak, program cepat jalan dan hasilnya langsung dirasakan rakyat. Ini bukan hanya soal kebijakan, tapi soal keberpihakan pada petani,” tegas Mentan Amran.

    Sosok Wamentan Sudaryono kerap mendapat pujian dari Mentan Amran. Pada awal duet mereka, Wamentan Sudaryono disebut Mentan Amran sebagai energi baru bagi Kementerian Pertanian. 

    “Alhamdulillah, ada Wamen. Ini energi baru, sebab tantangan pertanian ke depan makin kompleks, semua harus diselesaikan dengan secepatnya,” sebut Mentan Amran.

    Maka tak heran, dengan besarnya tugas yang dijalani, mereka pun berbagi tugas secara terstruktur. Mentan Amran memimpin pada tataran kebijakan makro, menyusun langkah strategis serta melakukan diplomasi pangan di tingkat nasional dan internasional. Sementara itu, Wamentan Sudaryono mengawal langsung teknis pelaksanaan di lapangan, memastikan program berjalan tepat sasaran dan berdampak langsung bagi petani.

    “Pak Menteri selalu menekankan pentingnya eksekusi cepat dan kerja konkret. Kami bergerak bersama dengan semangat yang sama untuk memastikan petani benar-benar merasakan hasilnya,” ujar Wamentan Sudaryono beberapa waktu lalu.

    Pembagian tugas ini mempercepat berbagai agenda prioritas seperti Optimasi Lahan (Oplah), peningkatan pupuk bersubsidi, percepatan tanam, dan penguatan infrastruktur pertanian. Keduanya juga aktif turun langsung ke lapangan dan berbagi wilayah kerja agar seluruh potensi lahan di Indonesia dimanfaatkan secara optimal.

    Penunjukan Wamentan sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog pun memperkuat sinergi antara Kementan dan Bulog. Hingga pertengahan April 2025, Bulog tercatat telah menyerap 2,7 juta ton gabah. Langkah ini menjadi salah satu strategi kunci dalam menjaga harga di tingkat petani serta ketahanan stok nasional.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi beras nasional sepanjang Januari–Mei 2025 mencapai 16,62 juta ton, mengalami peningkatan 1,83 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Dengan tingginya kapasitas penyerapan gabah dan potensi produksi sejauh ini, Mentan Amran bahkan memprediksi stok beras yang ada di gudang Perum Bulog dapat mencapai 3,3 juta ton pada musim panen Mei 2025.  Stok beras ini merupakan yang tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.

    Kepemimpinan yang saling melengkapi antara Mentan dan Wamentan menjadi kekuatan utama di tubuh Kementan. Duet yang solid di level tertinggi kementerian ini terbukti menjadi ujung tombak dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. (*)

  • Surplus Perdagangan RI-AS US$ 4,32 Miliar, Komoditas Ini Paling Laris

    Surplus Perdagangan RI-AS US$ 4,32 Miliar, Komoditas Ini Paling Laris

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) mencatatkan surplus sebesar US$ 4,32 miliar pada periode Januari hingga Maret 2025. Selama kuartal I tahun ini, nilai ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam mencapai US$ 7,3 miliar, sementara impornya hanya sebesar US$ 2,98 miliar.

    Kontribusi terbesar terhadap ekspor Indonesia ke AS berasal dari sejumlah komoditas unggulan, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya baik yang berbahan rajutan maupun bukan rajutan.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, ekspor keempat komoditas tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Mesin dan perlengkapan elektrik mencatat nilai ekspor sebesar US$ 1,2 miliar, menyumbang 16,71% dari total ekspor ke AS, dengan pertumbuhan 17,65%. Sementara itu, ekspor alas kaki mencapai US$ 657,9 juta atau 9,01% dari total ekspor,” ucapnya pada Senin (21/4/2025).

    Ia melanjutkan, produk alas kaki Indonesia juga paling banyak diekspor ke AS, yakni mencapai 34,16% dari total ekspor alas kaki nasional, disusul oleh Belanda, Belgia, Jepang, dan China.

    Kemudian, produk pakaian rajutan juga menjadi primadona dengan nilai ekspor sebesar US$ 629,25 juta atau setara 8,61% dari total ekspor ke AS.

    “Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan sebesar 20,46%. Pangsa pasar ekspor pakaian rajutan Indonesia ke Amerika Serikat mencapai 63,4%, menjadikannya yang tertinggi, diikuti Jepang dan Korea Selatan,” tambah Amalia terkait surplus perdagangan.

    Untuk produk pakaian bukan rajutan, ekspor ke AS tercatat sebesar US$ 568,46 juta atau 7,78% dari total ekspor, dengan pertumbuhan 1,47%. Pangsa ekspor komoditas ini ke Amerika Serikat mencapai 42,96%, disusul Jepang dan Korea Selatan sebagai pasar utama berikutnya.

    Amalia menegaskan bahwa AS masih menjadi pasar utama bagi produk tekstil dan alas kaki Indonesia hingga catat surplus perdagangan. Hal ini juga menunjukkan kekuatan industri nasional di sektor tersebut dalam persaingan global.

  • Sempat Menghijau, Pagi Ini IHSG Melemah 0,19%

    Sempat Menghijau, Pagi Ini IHSG Melemah 0,19%

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada pembukaan perdagangan hari ini. Setelah nilainya sempat menghijau, IHSG turun ke posisi 6.433,89.

    Dikutip dari data RTI, Selasa (22/4/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.455,07. Lalu nilainya sempat naik, sebelum akhirnya sekitar pukul 09.05 turun 12,06 poin atau 0,19% ke posisi 6.433,89.

    Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 6.468,16. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 6.428,10.

    Volume transaksi tercatat 1,49 miliar dengan turnover Rp 754,02 miliar. Frekuensi transaksi tercatat 90.599 kali. Ada 191 saham yang menguat dan 208 saham yang melemah, serta 186 saham stagnan.

    Dalam sepekan terakhir IHSG tercatat mengalami penguatan 1,05%, lalu dalam satu bulan terakhir pergerakannya turun 3,19%. Sedangkan tiga bulanan terakhir nilainya melemah 9,11%.

    Selanjutnya pergerakan IHSG dalam 6 bulan terakhir tercatat melemah 14,52%. Kemudian secara year-to-date (YTD) melemah 9,11%, dan dalam setahun melemah 12,73%.

    Sementara itu, Pada perdagangan kemarin, Senin (21/4/2024) IHSG ditutup naik +0,12% atau +7,69 poin ke level 6.445. Riset Financial Expert Ajaib Sekuritas memproyeksikan, IHSG hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.340-6.520.

    “Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG rebound dalam 2 hari beruntun, namun dalam fase sideways jangka pendek. Kondisi pelaku pasar yang wait and see tercermin dari terbatasnya jumlah transaksi harian,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dalam keterangan tertulis.

    Sementara itu, investor asing outflow senilai Rp 686,59 miliar (21/4), jika diakumulasi sejak awal tahun (ytd) total outflow sebesar Rp 50,23 triliun. Senada dengan masifnya outflow, Rupiah JISDOR stagnan di level Rp 16.800-an per USD (21/4).

    Dari domestik, BPS melaporkan surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar atau naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 3,10 miliar. Surplus didorong oleh komoditas non migas, seperti bijih logam, terak dan abu, nikel, besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektronik. Secara keseluruhan, Indonesia tercatat surplus neraca dagang dalam 59 bulan beruntun.

    Selanjutnya dari Mancanegara, bursa Wall Street kompak melemah, indeks NASDAQ turun -2,55% dan S&P 500 -2,36% (21/4/2025). Keinginan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memaksa Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga berdampak pada isu pemberhentian pimpinan The Fed tersebut sebelum masa jabatanya berakhir pada Mei 2026.

    Kemudian dari Asia, Bank Sentral China (PBoC) pada April 2025 kembali menahan suku bunga (LPR) tenor 1 tahun (jangka pendek) dan 5 tahun (jangka panjang) masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6%. Suku bunga tersebut tetap dalam 6 bulan beruntun.

    Pemerintah dalam kondisi wait and see atas dampak perang tarif Trump sebelum memberikan stimulus lebih lanjut untuk mengatasi deflasi. Sementara, menanggapi eskalasi tarif AS, pemerintah China menghentikan pendanaan kepada Private Equity (PE) yang berlokasi di AS, seperti Blackstone (NYSE:BX), TPG Inc (NASDAQ:TPG) dan Carlyle Group Inc (NASDAQ: CG).

    (shc/acd)

  • Prudential Apresiasi Mitra Bisnis Agency, Dorong Inklusi dan Semangat Wirausaha

    Prudential Apresiasi Mitra Bisnis Agency, Dorong Inklusi dan Semangat Wirausaha

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong literasi dan inklusi asuransi di Indonesia. Lewat ajang tahunan Prudential Agency Awards Night yang digelar di Jakarta, pada Selasa (15/4/2025), Prudential Indonesia memberikan penghargaan spesial kepada para Mitra Bisnis Agency berprestasi, termasuk dengan mempublikasikan pencapaian mereka di media sosial, media online, hingga papan billboard di ruang publik.

    Langkah ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus motivasi bagi para Mitra Bisnis Agency yang dinilai sebagai garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya proteksi finansial melalui asuransi.

    “Kami percaya bahwa Mitra Bisnis Agency memiliki peran krusial dalam memperluas jangkauan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia. Karena itu, kami terus mendukung mereka melalui pelatihan, teknologi terkini, dan apresiasi yang inspiratif,” ujar Chief Agency Officer Prudential Indonesia, Rusli Chan.

    Apresiasi inovatif seperti ini menjadi bagian dari strategi Prudential Indonesia dalam membangun ekosistem kewirausahaan berbasis perlindungan keuangan. Sejalan dengan itu, perusahaan juga memperkuat program pengembangan kapabilitas Mitra Bisnis Agency, agar tidak hanya mampu melakukan penjualan produk, tetapi juga berperan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tangguh secara finansial.

    Tantangan Literasi Asuransi

    Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan indeks literasi asuransi Indonesia baru mencapai 31,72%, dan tingkat inklusinya hanya 16,63%. Angka ini masih tertinggal jauh dibandingkan literasi dan inklusi perbankan yang masing-masing mencapai 49,93% dan 74,03%.

    Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024 mencatat jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 56,2 juta orang atau 36,95% dari total angkatan kerja. Namun, rasio wirausaha terhadap angkatan kerja nasional baru sekitar 3,57%, masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

    “Melalui profesi Mitra Bisnis Agency, kami ingin mendorong semangat entrepreneurship di masyarakat. Profesi ini bukan hanya menjanjikan dari sisi bisnis, tetapi juga berdampak sosial melalui edukasi keuangan,” tambah Rusli.

    Dengan penghargaan yang tak hanya diberikan secara internal tetapi juga ditampilkan secara luas, Prudential Indonesia berharap para Mitra Bisnis Agency dapat menjadi inspirasi dan role model bagi masyarakat yang ingin memulai karier sebagai wirausahawan di bidang asuransi.

    Selain reward perjalanan wisata, eksposur media yang diberikan kepada para peraih penghargaan diyakini dapat meningkatkan rasa bangga dan motivasi di kalangan Mitra Bisnis Agency lain untuk terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah.

    “Prudential Indonesia sangat mengapresiasi profesionalisme para Mitra Bisnis Agency yang telah mempertahankan kualitas layanannya. Ini sejalan dengan semangat kami sebagai mitra dan pelindung terpercaya untuk generasi kini dan nanti,” tutup Rusli.