Kementrian Lembaga: BPS

  • Orang Indonesia Banyak Melancong ke Malaysia, Arab Saudi, dan Singapura Awal 2025 – Page 3

    Orang Indonesia Banyak Melancong ke Malaysia, Arab Saudi, dan Singapura Awal 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2025, jumlah perjalanan wisatawan nasional (Wisnas) mencapai 582.078 perjalanan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yaitu turun 223,32 persen secara bulanan.

    “Pada Maret 2025, sebanyak 582.078 perjalanan wisatawan nasional, dimana angka ini turun baik secara bulanan 23,32 persen maupun secara tahunan yaitu turun 13,74 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

    Adapun secara kumulatif pada triwulan I-2025 jumlah perjalanan wisnas mencapai 2.331.252 perjalanan, atau meningkat sebesar 6,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    BPS menyebut, Malaysia tercatat sebagai negara tujuan favorit wisatawan Indonesia sepanjang periode tersebut. Pada Januari, sebanyak 286.676 wisatawan Indonesia bepergian ke Malaysia, namun angka ini menurun menjadi 210.387 di Februari dan kembali turun menjadi 161.292 pada Maret.

    Meski mengalami penurunan, Malaysia tetap menjadi tujuan utama terbanyak sepanjang triwulan pertama. Disusul, Arab Saudi menempati posisi kedua, dengan jumlah kunjungan tertinggi pada Februari sebanyak 184.099 wisatawan.

    Sementara Singapura berada di peringkat ketiga, mencatat 136.128 kunjungan pada Januari dan menurun signifikan menjadi 81.970 di Maret.Negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, Thailand, dan Tiongkok juga mengalami fluktuasi serupa.

    Thailand, misalnya, menerima 50.003 wisatawan Indonesia di Januari, namun hanya 27.588 di Maret. Sementara itu, jumlah perjalanan ke negara-negara seperti Kamboja, Korea Selatan, dan Australia tetap stabil meskipun dalam skala lebih kecil.Menariknya, pada Februari 2025, Turki muncul sebagai negara tujuan yang masuk dalam 10 besar, menggantikan Australia, yang kemudian kembali muncul pada bulan Maret.

     

     

  • Perjalanan Wisata Domestik Tembus 282 Juta pada Kuartal I 2025 – Page 3

    Perjalanan Wisata Domestik Tembus 282 Juta pada Kuartal I 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2025, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (Wisnus) mencapai 88.909.481 perjalanan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 90,50 juta perjalanan atau turun 1,76 persen secara bulanan.

    “Sementara, dibandingkan Maret 2024 perjalanan wisnus pada Maret 2025 ini mengalami peningkatan 12,61 persen secara yoy,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

    Adapun pada triwulan I-2025 jumlah perjalanan wisnus mencapa 282.406.229 perjalanan, atau meningkat 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Pudji menjelaskan, dari total 88.909.481 perjalanan yang dilakukan Wisnus pada Maret 2025 sebanyak 66,08 persennya banyak melakukan perjalanan ke pulau Jawa.

    Berdasarkan data Januari 2025, Jawa Timur mencatatkan jumlah perjalanan tertinggi sebesar 19,592 ribu perjalanan. Jumlah ini sedikit menurun pada Februari (16,476 ribu) dan Maret (16,431 ribu), namun tetap menempatkan Jawa Timur di peringkat pertama secara konsisten.

    Disusul oleh Jawa Barat dan Jawa Tengah yang juga menunjukkan angka perjalanan tinggi, masing-masing mencatat lebih dari 15 ribu dan 11 ribu perjalanan di setiap bulan.

    DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera Utara juga termasuk dalam lima besar destinasi favorit wisatawan nusantara. Meskipun jumlah perjalanan ke provinsi-provinsi ini tidak sebanyak Jawa, konsistensinya di daftar 10 besar menunjukkan daya tarik yang tetap kuat.

    Sementara itu, provinsi seperti Bali, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta juga masih menjadi tujuan favorit, meskipun angka kunjungannya relatif lebih rendah dibanding provinsi-provinsi di Pulau Jawa.

     

  • Tren Wisata Indonesia 2025: Wisatawan Nusantara Kian Aktif, Turis Asing Turun – Page 3

    Tren Wisata Indonesia 2025: Wisatawan Nusantara Kian Aktif, Turis Asing Turun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) melalui pintu masuk utama mencapai 841.030 kunjungan pada Maret 2025.

    “Pintu masuk utama adalah bandar udara internasional, pelabuhan internasional, dan pos lintas batas. Pada Maret 2025, kunjungan wisman melalui pintu utama ada 841.030 kunjungan,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

    Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 2,18 persen secara bulanan, dan 5,63 persen secara tahunan. Adapun secara kumulatif sepanjang Januari hingga Maret 2025, total kunjugan wisman melalui pintu masuk utama mencapai 2.73.472 kunjungan.

    “Meningkat 7,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dari segi pengeluaran wisatawan mancanegara, pada triwulan I-2025 rata-rata pengeluaran wisman perkunjungan mencapai USD1.277 atau mengalami penurunan dibandingkan rata-rata pengeluaran baik pada triwulan IV-2024 dan triwulan I-2024.

    “Rata-rata tinggal wisman pada triwulan I-2025 yaitu selama 10,94 malam,” ujarnya.

    Berdasarkan Jenis Pengeluaran

    Pudji mengatakan, pada triwulan I-2025 proporsi pengeluaran terbesar wisman dialokasikan untuk akomodasi yaitu sebesar 38,07 peren, kemudian diikuti oleh pengeluaran makan dan minum sekitar 19,40 persen, belanja dan cinderamata 11,90 persen.

    Kemudian untuk hiburan para wisman tercatat mengeluarkan anggaran rata-rata 8,22 persen, paket tour lokal 5,36 persen, transportasi lokal 4,91 persen, penerbangan domestik 3,52 persen, sewa kendaraan 3,24 persen, kesehatan dan kecantikan 1,54 persen, biaya pelatihan 0,35 persen, dan untuk biaya lainnya para wisman mengeluarkan 3,50 persen.

    “Angka pengeluaran ini relatif tidak berubah, jika dibandingkan dengan pola pengeluaran pada triwulan IV-2024,” ujarnya.

    Perjalanan Wisnus

    BPS mencatat pada Maret 2025, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (Wisnus) mencapai 88.909.481 perjalanan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 90,50 juta perjalanan atau turun 1,76 persen secara bulanan.

    “Sementara, dibandingkan Maret 2024 perjalanan wisnus pada Maret 2025 ini mengalami oenignkatan 12,61 persen secara yoy,” ujarnya.

    Adapun pada triwulan I-2025 jumlah perjalanan wisnus mencapa 282.406.229 perjalanan, atau meningkat 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

  • Produksi Beras hingga Juni Diramal Tembus 18,76 Juta Ton

    Produksi Beras hingga Juni Diramal Tembus 18,76 Juta Ton

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah produksi beras nasional untuk konsumsi pangan masyarakat pada Maret 2025 mencapai 5,14 juta ton. Angka itu naik sebesar 49,90% dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, produksi beras di periode yang sama tahun lalu adalah sebesar 3,43 juta ton.

    “Produksi beras untuk konsumsi pangan masyarakat pada Maret 2025 diperkirakan mencapai 5,14 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 49,90% dibandingkan dengan Maret 2024 yang sebesar 3,43 juta ton,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

    Perkiraan produksi beras itu sejalan dengan proyeksi produksi padi pada Maret 2025 yang sebesar 8,93 juta ton gabah kering giling (GKG). Pada Maret 2025, luas panen padi mencapai 1,67 juta hektare atau meningkat 50,60% dibandingkan dengan Maret 2024 yang sebesar 1,11 juta hektare.

    Selanjutnya, potensi produksi beras sepanjang April hingga Juni 2025 diperkirakan mencapai 10,15 juta ton. Jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 1,04 juta ton atau sekitar 9,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Adapun perkiraan produksi beras sepanjang Januari hingga Juni 2025 mencapai 18,76 juta ton. Jumlah itu meningkat 1,89 juta ton atau 11,17% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.

    “Dengan demikian, produksi beras sepanjang Januari hingga Juni 2025 ini diperkirakan akan mencapai 18,76 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 1,89 juta ton atau 11,17% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024,” bebernya,

    Secara umum, sepanjang April hingga Juni 2025 potensi panen sebagian besar terkonsentrasi untuk Pulau Jawa yang mencakup Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Kemudian Pulau Sumatra yaitu di Sumatra Selatan, Sumatra Utara Sumatra Barat, Lampung dan Aceh. Selanjutnya Pulau Sulawesi yaitu di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, kemudian Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Serta Kalimantan Selatan.

    (acd/acd)

  • Data Kemiskinan RI Versi Bank Dunia & BPS Berbeda, Ini Penjelasannya!

    Data Kemiskinan RI Versi Bank Dunia & BPS Berbeda, Ini Penjelasannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Dunia atau World Bank dalam Macro Poverty Outlook menyebutkan bahwa pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

    Kendati demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 sebesar 8,57 persen atau sekitar 24,06 juta jiwa.

    Dalam keterangan resminya, BPS menjelaskan kedua data dengan angka yang jauh berbeda tersebut tidak saling bertentangan. Namun, perbedaan muncul karena adanya perbedaan standar garis kemiskinan yang digunakan dan untuk tujuan yang berbeda.

    Bank Dunia, menggunakan standar garis kemiskinan global yang disesuaikan dengan daya beli atau purchasing power parity (PPP) dan menilai kemiskinan di Indonesia berdasarkan standar negara upper-middle income. Yakni US$ 6,85 per kapita per hari.

    “Nilai dollar yang digunakan bukanlah kurs nilai tukar yang berlaku saat ini melainkan paritas daya beli. US$ 1 PPP tahun 2024 setara dengan Rp5.993,03,” ujar BPS dalam keterangan resminya dikutip Jumat (2/5/2025).

    Sementara BPS mengukur kemiskinan di Indonesia dengan pendekatan kebutuhan dasar atau Cost of Basic Needs (CBN). Jumlah rupiah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini dinyatakan dalam Garis Kemiskinan.

    Garis kemiskinan dihitung berdasarkan pengeluaran minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan. Komponen makanan didasarkan pada standar konsumsi minimal 2.100 kilokalori per orang per hari, disusun dari komoditas umum seperti beras, telur, tahu, tempe, minyak goreng, dan sayur, sesuai pola konsumsi rumah tangga Indonesia. Komponen non-makanan mencakup kebutuhan minimum untuk tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, pakaian, dan transportasi.

    “Oleh karenanya, garis kemiskinan yang dihitung oleh BPS dapat mencerminkan kebutuhan riil masyarakat Indonesia. Penghitungan serta rilis angka garis kemiskinan BPS dilakukan secara rinci berdasarkan wilayah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, dengan membedakan antara perkotaan dan perdesaan,” ujar BPS dalam keterangan resminya dikutip Jumat (2/5/2025).

    BPS mengingatkan perlu kehati-hatian dalam membaca angka garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah angka rata-rata yang tidak memperhitungkan karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, atau jenis pekerjaan. Secara mikro, angka ini tidak bisa langsung diartikan sebagai batas pengeluaran orang per orang.

    Sebagai contoh, di DKI Jakarta, garis kemiskinan per kapita pada September 2024 adalah Rp846.085 per bulan. Jika ada satu rumah tangga dengan lima anggota (ayah, ibu, dan tiga balita) maka tidak tepat jika diasumsikan bahwa kebutuhan atau pengeluaran ayah sama dengan balita.

    “Karena konsumsi terjadi dalam satu rumah tangga, pendekatan yang lebih tepat adalah melihat garis kemiskinan rumah tangga. Dalam kasus ini, garis kemiskinan rumah tangga tersebut adalah Rp4.230.425 per bulan. Angka inilah yang lebih representatif untuk memahami kondisi sosial ekonomi rumah tangga tersebut,” ujarnya.

    (mij/mij)

  • Peringati May Day 2025, Menaker Dorong Kolaborasi untuk Jawab Tantangan Ketenagakerjaan

    Peringati May Day 2025, Menaker Dorong Kolaborasi untuk Jawab Tantangan Ketenagakerjaan

    Peringati May Day 2025, Menaker Dorong Kolaborasi untuk Jawab Tantangan Ketenagakerjaan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci utama dalam menghadapi berbagai
    tantangan ketenagakerjaan

    Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri peringatan
    May Day 2025
    yang digelar di Pertamina Arena Simprug, Jakarta Selatan, Kamis (1/5/2025).
    Dengan mengusung tema “Merajut Kebersamaan untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja dan Produktivitas Nasional” serta
    tagline
    “May Day is Kolaborasi Day”, Yassierli menyampaikan bahwa bangsa Indonesia mendapat pelajaran berharga tentang arti kolaborasi dari dua peristiwa besar yang berlangsung serentak hari ini.
    “Pagi tadi (di Monas), kita menyaksikan momen bersejarah ketika sebagian serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) menyelenggarakan peringatan May Day secara bersama. Mereka mampu bersatu menggelar acara besar, bahkan mengundang Presiden RI Prabowo Subianto. Ini adalah bentuk kolaborasi yang luar biasa,” ujar Yassierli melalui siaran pers, Jumat (2/5/2025).
    Kolaborasi kedua, lanjut dia, terlihat dari sinergi antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP). 
    Dalam kesempatan itu, keduanya secara simbolis menyerahkan kunci rumah subsidi kepada 13 pekerja/buruh.
    Yassierli menambahkan, dalam Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian dan lembaga. 
    Oleh karena itu, Kemenaker terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjawab persoalan ketenagakerjaan secara menyeluruh.
    “Sebagai kementerian yang berada di posisi hilir, kebijakan teknis dari kementerian lain sering berdampak langsung terhadap sektor ketenagakerjaan. Di sisi lain, kondisi global juga memberikan pengaruh besar terhadap pasar kerja kita,” jelas Yassierli.
    Ia menyoroti beberapa tantangan utama ketenagakerjaan saat ini. Di antaranya adalah peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh, penyempurnaan regulasi dan norma ketenagakerjaan,.
    Tantangan lainnya adalah kesiapan menghadapi perubahan struktur tenaga kerja, serta perlindungan sosial bagi pekerja informal seperti pengemudi dan kurir daring.
    “Tantangan akan semakin besar. Pekerja informal akan terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan pun dituntut untuk bertransformasi menuju ekonomi hijau,” ucap Yassierli.
    Pada kesempatan tersebut, Yassierli mengapresiasi PT Pertamina (Persero) yang telah menjadi salah satu episentrum peringatan May Day 2025. 
    Pertamina dinilai berhasil menjadi contoh kolaborasi antara dunia usaha dan pekerja.
    Menurut Yassierli, kolaborasi bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Salah satunya adalah membangun hubungan harmonis antara pekerja dan manajemen. 
    Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah dalam menciptakan hubungan industrial yang kondusif.
    “Berbagai tantangan besar di bidang ketenagakerjaan tidak akan bisa diselesaikan jika hubungan industrial tidak berjalan dengan baik,” tegas Yassierli. 
    “Melalui hubungan yang harmonis, kita bisa bersama-sama meningkatkan
    kesejahteraan buruh
    , memperhatikan pertumbuhan perusahaan, dan pada akhirnya memberi dampak positif bagi perekonomian serta memperkuat daya saing bangsa,” sambungnya.
    Dalam peringatan May Day 2025, juga hadir Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan, dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo.
    Hadir pula Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, serta pimpinan konfederasi, federasi, dan SP tingkat perusahaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Video: Bank Dunia Sebut 60,3% Penduduk RI Miskin, Ini Kata BPS

    Video: Bank Dunia Sebut 60,3% Penduduk RI Miskin, Ini Kata BPS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) menanggapi laporan Bank Dunia yang menyebut penduduk miskin Indonesia mencapai 60,3% dari total 284 juta penduduk Indonesia alias 171 juta orang.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Jumat, 02/05/2025) berikut ini.

  • Listrik & Emas Jadi Penyebab Inflasi April Tembus 1,17%

    Listrik & Emas Jadi Penyebab Inflasi April Tembus 1,17%

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi Indonesia pada April 2025 tercatat 1,17% secara bulanan (month-to-month) yang dipengaruhi oleh kenaikan tarif listrik dan harga emas perhiasan. Meskipun demikian, beberapa komoditas pangan mengalami deflasi, seperti cabai rawit dan daging ayam ras.

    BPS juga melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan April 2025 naik menjadi 108,47, dari sebelumnya 107,22 pada Maret 2025. Secara tahunan (year-on-year, YoY), inflasi tercatat sebesar 1,95%, sementara inflasi tahun kalender (YTD) berada di angka 1,56%.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan tarif listrik menjadi komoditas dominan yang mendorong inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan kontribusi inflasi sebesar 0,97%.

    “Emas perhiasan juga memberikan andil inflasi sebesar 0,16%, sedangkan komoditas lain seperti bawang merah, cabai merah, dan tomat masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,06%, 0,04%, dan 0,03%,” ungkap Pudji, di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

    Pudji menambahkan, di sisi lain, beberapa komoditas mengalami deflasi, seperti cabai rawit, yang mencatatkan deflasi 0,08%, diikuti oleh daging ayam ras dengan deflasi 0,06%, dan telur ayam ras yang juga mengalami deflasi sebesar 0,04%.

    BPS juga mencatatkan inflasi tertinggi pada April 2025 terjadi pada komponen harga yang diatur pemerintah, yang mengalami kenaikan sebesar 5,21% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,98%. Komoditas yang dominan dalam kelompok ini adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.

    Selain itu, komponen inti tercatat mengalami inflasi 0,31%, dengan andil inflasi 0,20%, yang dipengaruhi oleh harga emas perhiasan dan mobil. Sementara itu, komponen harga bergejolak mencatatkan deflasi sebesar 0,04%, memberikan andil deflasi 0,01%, dengan cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis sebagai komoditas utama penyebab deflasi.

    “Meskipun inflasi bulanan pada April 2025 sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, kenaikan harga di sektor perumahan, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi faktor utama penyumbang inflasi bulan ini,” ungkap Pudji lagi.

    (rrd/rrd)

  • BPS: Inflasi April Tembus 1,17%

    BPS: Inflasi April Tembus 1,17%

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia pada bulan April 2025 tercatat sebesar 1,17% secara bulanan (month-to-month). Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk normalisasi tarif listrik, penurunan produksi cabai dan bawang merah, serta kenaikan harga emas dunia.

    Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menyatakan beberapa peristiwa mempengaruhi inflasi bulan April 2025. Pertama, tarif listrik untuk pelanggan PLN pascabayar kembali normal tanpa diskon sejak pemakaian Maret 2025 yang dibayarkan pada bulan April 2025.

    Kedua, produksi cabai besar dan bawang merah tercatat menurun dibandingkan bulan sebelumnya, sementara produksi cabai rawit mengalami peningkatan.

    Selain itu, pemerintah bersama penyelenggara layanan telekomunikasi memberikan diskon internet sebesar 50% dan memastikan kestabilan jaringan selama mudik dan perayaan Nyepi 2025. Terakhir, tren kenaikan harga emas dunia yang masih terus berlanjut turut berkontribusi terhadap inflasi bulan ini.

    “BPS mencatatkan bahwa indeks harga konsumen pada April 2025 mencapai 108,47, meningkat dari 107,22 pada Maret 2025. Secara tahunan (year-on-year), inflasi tercatat sebesar 1,95%, sedangkan inflasi tahun kalender (YTD) mencapai 1,56%,” ungkap Pudji di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2025)

    Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulan ini adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan inflasi sebesar 6,60% dan kontribusi sebesar 0,98%. Meskipun demikian, tingkat inflasi bulan April 2025 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    (ily/rrd)

  • Danamon Bukukan Laba Rp757 Miliar di Kuartal I-2025, Kredit Tumbuh 7 Persen – Halaman all

    Danamon Bukukan Laba Rp757 Miliar di Kuartal I-2025, Kredit Tumbuh 7 Persen – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) membukukan laba bersih Rp757 miliar di kuartal I 2025, didorong oleh pertumbuhan kredit yang solid dan kualitas aset yang terjaga.

    Dalam laporan kinerja keuangan dan operasional konsolidasian yang dirilis Selasa (29/4/2025), Danamon mencatat total penyaluran kredit dan trade finance mencapai Rp192,7 triliun, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

    Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 6% yoy menjadi Rp151,7 triliun.

    Direktur Utama Danamon, D. Ejima, menyampaikan bahwa Perseroan berhasil menjaga momentum pertumbuhan bisnisnya di tengah tantangan ekonomi.

    “Kami mencatat pertumbuhan positif baik di sisi pembiayaan maupun penghimpunan dana, dengan tetap menjaga kualitas aset dan efisiensi operasional,” ujar Ejima dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).

    Danamon menunjukkan perbaikan dalam pengelolaan risiko kredit.

    Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 10,4%, membaik 160 basis poin dari tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto (NPL gross) berada di level 1,9%, turun 30 bps secara tahunan.

    Rasio cakupan NPL (NPL coverage ratio) juga meningkat menjadi 283,3%, naik 21,5 poin persentase.

    Pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) tercatat Rp2,0 triliun, sedangkan total pendapatan operasional stabil di angka Rp4,7 triliun.

    Margin bunga bersih (NIM) Danamon berada pada level 7,1%. Sementara itu, biaya kredit (cost of credit) turun 11% yoy, memberikan kontribusi positif terhadap laba bersih.

    Strategi Satu Grup Finansial Dorong Sinergi Bisnis

    Danamon terus melanjutkan strategi jangka menengah “Tumbuh Bersama sebagai Satu Grup Finansial” untuk periode 2024–2026. 

    Pendekatan berbasis ekosistem dan kolaborasi lintas entitas grup seperti Adira Finance, Home Credit, dan Zurich menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan.

    Sepanjang kuartal pertama, sinergi bisnis di sektor otomotif melalui keikutsertaan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 berhasil mendorong penyaluran kredit sinergi sebesar Rp989 miliar.

    Di sisi lain, ekosistem haji dan umrah mencatat pertumbuhan signifikan, dengan peningkatan dana pihak ketiga sebesar 468% yoy, serta kenaikan jumlah nasabah sebesar 57% yoy.

    Pinjaman sinergi mencapai Rp27,3 triliun atau tumbuh 18% yoy, sementara jumlah kesepakatan sinergi naik 21% yoy.

    Akselerasi Transformasi Digital dan Cabang

    Transformasi digital juga menjadi pilar penting pertumbuhan Danamon. Aplikasi D-Bank PRO mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 37% yoy dan pertumbuhan nilai transaksi sebesar 32% yoy.

    Untuk segmen korporasi, layanan Danamon Cash Connect mencatat kenaikan volume transaksi sebesar 17?n nilai transaksi 21% yoy.

    Di sisi jaringan fisik, Danamon telah mentransformasi 12 kantor cabang sepanjang kuartal pertama tahun ini, dengan peningkatan akuisisi nasabah baru sebesar 44% yoy.

    Program keterlibatan nasabah yang digelar di cabang turut meningkatkan loyalitas dan pengalaman nasabah.