Kementrian Lembaga: BPS

  • Mentan Amran Bongkar dan Tunjuk Pelaku yang Bikin Harga Beras Naik

    Mentan Amran Bongkar dan Tunjuk Pelaku yang Bikin Harga Beras Naik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan penyebab kenaikan harga beras yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, kenaikan harga beras terjadi akibat adanya permainan oleh pihak tertentu.

    “Harga grosir turun, tapi di hilir naik, kan dikit. Ngerti nggak apa maksudnya? Kalau di petani turun, di grosir turun, di tingkat eceran menurut Anda apa?,” ujar Amran saat ditemui di komplek Istana Presiden di Jakarta, dikutip Minggu (8/6/2025).

    Amran pun membenarkan bahwa kenaikan harga beras di Indonesia disebabkan oleh permainan. “(Ada permainan?). Ah itu jawabannya, tulis saja,” ucapnya tersenyum.

    Dia melanjutkan, rencana pemerintah yang mengembangkan Koperasi Merah Putih diyakini dapat mengatasi praktik-praktik permainan harga beras di Indonesia. Sebab, Koperasi Merah Putih dapat membuat distribusi beras menjadi lebih efisien.

    “Jadi middleman-nya. Nanti ke depan, itu fungsi dari Koperasi Merah Putih, memotong rantai pasok. Dari 3, kita hitung sampai 8 sekarang, nanti tinggal jadi 3 dari produsen, koperasi, langsung ke pembeli,” imbuh dia.

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengingatkan adanya tren kenaikan harga beras ketika menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada 26 Mei 2025 lalu. Bahkan, dalam kesempatan yang sama, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengingatkan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi seiring kenaikan harga beras yang terjadi di pasar.

    Foto: Harga beras medium dan premium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)
    Harga beras medium dan premium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)

    Sementara itu, Amran menyampaikan, kemungkinan pada bulan Juni ini, Bulog akan mampu menyerap 400.000-500.000 ton setara beras produksi gabah petani dalam negeri.

    Sebagaimana diketahui, BPS mencatat bahwa harga beras mengalami kenaikan 2,37% secara tahunan di bulan Mei 2025. Namun, secara bulanan harga beras turun tipis 0,01% dibandingkan April 2025.

    Sementara itu, harga beras di tingkat grosir dan eceran mengalami lonjakan, baik secara tahunan maupun bulanan. Di tingkat grosir, harga beras di bulan Mei 2025 naik 0,05% dan secara tahunan naik 2,07%. Sedangkan di tingkat eceran, harga beras bulan Mei 2025 ternyata sudah lebih mahal 2,46% dibandingkan Mei 2024, dan naik 0,20% dibandingkan April 2024.

    Padahal, menurut BPS, Angka Tetap Subround I produksi beras nasional pada periode Januari-April 2025 justru melonjak 26,54% atau 2,94 juta ton menjadi 14,01 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang hanya 11,07 juta ton.

    Tak hanya itu, Kementan mencatat bahwa pada 31 Mei 2025 lalu stok cadangan beras pemerintah (CBP) sudah menembus angka 4 juta ton. Angka ini diklaim sebagai capaian tertinggi sejak Bulog berdiri tahun 1969.

    Lebih lanjut, Kementan memaparkan, serapan beras lokal oleh Bulog hingga 31 Mei 2025 pukul 12.14 WIB mencapai 2,429 juta ton. Pencapaian ini pun diklaim sebagai yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Angka serapan beras lokal ini melonjak lebih dari 400% dibandingkan dengan periode sama dalam 5 tahun terakhir.

    (fys/wur)

  • Rp 4,48 Triliun Modal Asing Kabur dari Indonesia, Ada Apa? – Page 3

    Rp 4,48 Triliun Modal Asing Kabur dari Indonesia, Ada Apa? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada pekan Pertama Juni 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

    Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, data transaksi 2 hingga 4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,48 triliun.

    “nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,48 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,98 triliun di pasar saham dan Rp5,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta beli neto sebesar Rp5,19 triliun di pasar SBN.,” kata Ramdan dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (7/6/2025).

    Ramdan menambahkan sepanjang 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen sampai dengan 4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp46,67 triliun di pasar saham dan Rp19,34 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp46,70 triliun di pasar SBN.

    Adapun untuk Premi CDS Indonesia 5 tahun per 4 Juni 2025 sebesar 76,99 bps, turun dibanding dengan 30 Mei 2025 sebesar 78,12 bps. Kemudian Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.250 per dolar AS. SedangkanYield SBN 10 tahun turun ke 6,78%. 

     

  • Lelang Surat Utang Negara Diyakini Alami Kelebihan Permintaan

    Lelang Surat Utang Negara Diyakini Alami Kelebihan Permintaan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 50–75 bps menjadi narasi dominan yang membentuk persepsi positif terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah yang terjaga turut memperkuat daya tarik investasi.

    “Ketika suku bunga turun, imbal hasil obligasi di pasar sekunder juga cenderung turun. Ini menciptakan peluang capital gain bagi investor yang sudah memegang obligasi atau masuk sebelum yield lebih rendah. Kondisi ini menjadikan SBN sangat menarik saat ini,” jelas peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet.

    Meskipun, sepanjang awal tahun 2025 investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sekira Rp 49 triliun di pasar keuangan, pasar obligasi menunjukkan arah berbeda.

    Data per akhir Mei mencatat, kepemilikan asing di SBN naik menjadi sekira Rp 926 triliun atau setara 14,60% dari total outstandin, tingkat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa minat asing terhadap instrumen berdenominasi rupiah mulai pulih, bahkan sebelum keputusan suku bunga BI diumumkan.

    Menurut Yusuf, kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan prospek capital gain dari yield tinggi menjadi modal penting menjelang pekan depan, di mana pasar akan mencermati dua hal: rilis data inflasi Amerika Serikat dan sinyal kebijakan dari Bank Indonesia.

    Pemerintah dijadwalkan akan melelang tujuh seri SBSN dengan target indikatif sebesar Rp 8 triliun. Seri benchmark seperti PBS tenor 5 dan 10 tahun diprediksi akan menjadi incaran utama investor institusi karena menawarkan kombinasi likuiditas yang baik dan durasi yang menarik.

  • Pemangkasan Suku Bunga BI Bisa Buat Surat Utang Negara Lebih Menarik

    Pemangkasan Suku Bunga BI Bisa Buat Surat Utang Negara Lebih Menarik

    Jakarta, Beritasatu.com – Ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) hingga 75 basis poin (bps) dipandang sebagai angin segar bagi pasar keuangan nasional, terutama pasar Surat Berharga Negara (SBN).

    Kebijakan moneter yang lebih akomodatif dinilai akan memperkuat daya tarik instrumen utang pemerintah Indonesia, tidak hanya bagi investor domestik, tetapi juga asing.

    Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menjelaskan bahwa penurunan suku bunga BI akan menciptakan efek berantai terhadap penurunan suku bunga deposito dan produk perbankan lainnya. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke instrumen yang menawarkan imbal hasil lebih menarik, salah satunya surat utang negara (SUN).

    “Yield SUN yang ditawarkan pemerintah akan terlihat jauh lebih atraktif dibandingkan instrumen lainnya. Oleh karena itu, baik investor lokal maupun asing akan kembali melirik pasar SBN. Namun saya melihat, saat ini minat investor domestik tetap lebih dominan dibandingkan asing,” ujar Huda, Minggu (8/6/2025).

    Dia juga menyoroti potensi tingginya permintaan terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk, terutama untuk tenor jangka panjang seperti 10 tahun, yang umumnya menawarkan tingkat pengembalian lebih tinggi. Namun, keputusan investor asing masih sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan suku bunga The Fed.

    “Penurunan suku bunga BI memang memberi sentimen positif, tetapi bukan faktor utama bagi investor asing untuk masuk. Mereka lebih memperhatikan kondisi eksternal seperti inflasi AS dan suku bunga global,” tambahnya.

  • 27.805 Titik Terkoneksi Internet Satelit Satria-1 Bakti Mei 2025

    27.805 Titik Terkoneksi Internet Satelit Satria-1 Bakti Mei 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) telah menyalurkan internet ke 27.805 titik di seluruh wilayah tertinggal di Indonesia. Melalui program Akses Internet (AI) puluhan ribu titik tersebut mendapat internet dari satelit Multifungsi Satria-1. 

    Satelit Satria-1 merupakan satelit Geostasioner yang mengorbit pada ketinggian 36.000 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps, dan menjadi satelit GEO dengan kapasitas terbesar di Indonesia saat ini.

    Direktur Utama Bakti Fadhilah Mathar mengatakan Satelit Satria-1 berperan penting dalam menghubungkan daerah yang belum terkoneksi. Berbagai sektor menerima manfaat besar dari teknologi ini. 

    “Terdapat puluhan ribu titik mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan terlayani Satelit Satria-1,” kata Indah dalam acara APSAT 2025, dikutip Minggu (8/6/2025). 

    Fadhilah mengatakan total ada 27.805 titik yang telah menerima akses internet Satria-1. Bakti berharap pada tahun ini jumlahnya dapat menyentuh 30.000 titik.

    Sementara itu berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, sektor yang paling banyak mendapat manfaat dari Akses Internet Bakti adalah sektor pendidikan dengan 19.598 titik. Kemudian sektor pemerintahan (5.287 titik), sektor kesehatan (1.362 titik), pertahanan dan keamanan (455 titik), komunitas (394 titik), tempat ibadah (368 titik), pariwisata (132 titik), layanan bisnis (188 titik), dan transportasi publik (21 titik). 

    Adapun berdasarkan wilayahnya, sebanyak 7.464 titik (26,85%) berada di Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi sebanyak 4.816 titik (17,32%), Pulau Jawa sebanyak 4.738 titik (17,03%), Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 3.857 titik (13,88%), Kalimantan sebanyak 3.791 titik (13,63%), Maluku sebanyak 1.514 titik (5,45%), dan terakhir Papua sebanyak 1.625 titik (5,84%). 

    Langkah Bakti dalam menyalurkan internet 4G ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menghasilkan efek domino yang cukup besar. Salah satunya naiknya kemampuan dan daya saing digital masyarakat Indonesia di daerah tertinggal. 

    East Ventures melaporkan daya saing digital Indonesia meningkat lebih tinggi pada 2025 dibandingkan dengan 2025.  

    Melalui Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025, East Ventures menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. 

    Laporan 2020 hingga 2025 menunjukkan peningkatan daya saing digital antarprovinsi yang konsisten, sebagaimana tercermin dari skor EV-DCI 2025 sebesar 38,8 atau naik 70 basis points (Bps). Lebih tinggi dibandingkan dengan 2024 yang naik 40 bps menjadi sebesar 38,1.    

    Peningkatan paling signifikan yang terlihat dalam pelaporan tahun ini adalah meningkatnya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 3G dan 4G di desa desa. 

    Kesenjangan digital antardaerah juga terus menyempit, mencerminkan kemajuan yang stabil menuju pemerataan digital regional yang semakin baik.

    Sepuluh provinsi teratas dengan skor indeks tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Jawa, dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat secara konsisten menempati peringkat pertama dan kedua selama lima tahun terakhir. 

    Di antara 10 provinsi teratas, Banten mengalami peningkatan kinerja yang paling signifikan. Secara berurutan, 10 provinsi teratas adalah: (1) DKI Jakarta, (2) Jawa Barat, (3) Banten, (4) Jawa Timur, (5) DI Yogyakarta, (6) Bali, (7) Kepulauan Riau, (8) Kalimantan Timur, (9) Jawa Tengah, dan (10) Sumatera Utara. 

    Selain itu, laporan ini juga menyoroti perbaikan skor di 34 provinsi, termasuk Papua yang mencatat peningkatan paling signifikan dalam skor EV-DCI, naik 14 peringkat dari peringkat 34 ke 20. 

    Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan tersebut, yang mencapai 7,8% pada tahun 2024, melampaui angka pertumbuhan nasional sebesar 5,0%.

    Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca mengatakan tujuan pihaknya tetap sama, yaitu menyajikan wawasan dan analisis mendalam mengenai dampak perkembangan ekonomi digital di seluruh nusantara.

    “Laporan tahun ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dan menegaskan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Indonesia. Hal yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang menjanjikan,” kata Wilson dalam keteranganya, Selasa (27/5/2025).

  • Kemendag Dorong Ekspor ke Jepang, Mitra Dagang Terbesar Keempat Indonesia

    Kemendag Dorong Ekspor ke Jepang, Mitra Dagang Terbesar Keempat Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menggelar rangkaian kegiatan misi dagang Indonesia ke Jepang pada 9—13 Juni 2025. Misi dagang ini diharapkan bisa mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan misi dagang ke Jepang bertujuan untuk memperkuat penetrasi pasar Jepang dan membangun jejaring bisnis pelaku Indonesia dan Jepang.

    “Melalui kegiatan ini, diharapkan kemitraan kedua negara makin kuat dan menguntungkan. Selain itu, kami berharap terjadi sejumlah transaksi yang mampu mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang,” kata Roro dalam keterangan tertulis, Minggu (8/6/2025).

    Untuk diketahui, Jepang merupakan mitra utama perdagangan terbesar keempat bagi Indonesia. Tercatat, selama lima tahun terakhir, kinerja perdagangan bilateral mencatatkan tren positif sebesar 10,32%. Pada periode yang sama, ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang juga menunjukkan tren positif sebesar 8,80%.

    Sementara itu, Jepang juga merupakan mitra investasi terbesar keenam bagi Indonesia dengan total investasi sebesar US$3,46 miliar atau sekitar Rp52 triliun pada 2024.

    Adapun, Kemendag mengungkap investasi Jepang di Indonesia mencakup berbagai sektor, termasuk elektronik.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) teranyar menunjukkan, Jepang menjadi negara keempat terbesar dengan ekspor nonmigas senilai US$1,16 miliar per April 2025. Sepanjang Januari—April 2025, nilainya mencapai US$4,68 miliar, turun 22,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$6,03 miliar.

    Sementara itu, impor nonmigas dari Jepang mencapai US$1,4 miliar per April 2025, atau menempati posisi terbesar kedua setelah China dengan nilai US$7,07 miliar. Pada Januari—April 2025, impor nonmigas dari Jepang mencapai US$5,04 miliar atau naik 17,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di level US$4,3 miliar.

    Lebih lanjut, Roro menuturkan bahwa misi dagang ke Jepang akan diikuti perwakilan Kadin Indonesia dan asosiasi, serta pelaku usaha di berbagai kelompok produk, mulai dari energi terbarukan dan produk berkelanjutan yang meliputi sektor bahan bangunan, dekorasi rumah, fesyen dan aksesori, makanan dan minuman, hingga sektor lainnya yang memiliki potensi untuk masuk ke pasar Jepang.

    Nantinya, Kemendag bekerja sama dengan Konsul Jenderal RI Osaka, Atase Perdagangan RI Tokyo, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka akan memfasilitasi 27 pelaku usaha untuk bertemu dengan calon pembeli (buyer) melalui penyelenggaraan forum bisnis dan kegiatan penjajakan bisnis (one on one business matching).

    Selain itu, seiring dengan partisipasi Indonesia pada Expo 2025 Osaka, Roro juga akan memimpin pelaksanaan kegiatan Kemendag di Paviliun Indonesia, yaitu berupa penampilan produk unggulan Indonesia yang mengusung konsep berkelanjutan di area rolling exhibition dan presentasi produk di area forum bisnis.

    “Ini akan menjadi momentum tepat untuk memberikan ekspose yang lebih luas lagi bagi produk-produk Indonesia ke mata dunia,” pungkasnya.

  • Kepala Bapanas Jamin Kualitas Baik Bansos Beras 10 Kg, Anggaran Rp4,9 Triliun

    Kepala Bapanas Jamin Kualitas Baik Bansos Beras 10 Kg, Anggaran Rp4,9 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras 10 kilogram (kg) per bulan untuk Juni—Juli 2025 memiliki kualitas yang baik.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bansos beras 10 kilogram selama Juni—Juli ini untuk membantu 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang membutuhkan.

    Arief mengestimasikan penyaluran bansos beras ini dilakukan pada akhir Juni hingga Juli 2025. Adapun, dia mengungkap pemerintah mengalokasikan anggaran senilai sekitar Rp4,9 triliun untuk bantuan pangan beras di tahun ini.

    “Bantuan pangan beras 10 kilogram per bulan untuk Juni—Juli 2025. Beras yang disalurkan harus kualitas yang baik,” kata Arief kepada Bisnis, Minggu (8/6/2025).

    Arief menjelaskan bahwa bantuan pangan beras ini menjadi salah satu bagian dari stimulus pertumbuhan perekonomian kuartal II/2025. Keputusan ini mengacu pada rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto pada 2 Juni 2025 di Istana Merdeka.

    Nantinya, penerima bansos beras ini mengacu Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Hal ini sebagaimana amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (Inpres 4/2025).

    Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa saat ini Bapanas tengah dalam proses administrasi penganggaran untuk selanjutnya menugaskan Perum Bulog menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP).

    “Paralel Badan Pangan Nasional sudah menugaskan Bulog untuk persiapan packaging dan logistik penyaluran beras kepada KPM,” terangnya.

    Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga beras di pasar akan turun seiring dengan adanya bansos beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari gudang Perum Bulog sebanyak 360.000 ton beras untuk Juni—Juli 2025.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah akan mengintervensi harga beras yang melambung melalui bansos beras ini, terutama untuk daerah dengan inflasi tinggi.

    “Ya [bansos beras bisa mengendalikan harga yang naik di pasar], karena di daerah inflasi terjadi inflasi, beras diintervensi di sana, tetapi yang daerah rendah jangan dong, terpuruk nanti,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Amran mengungkap bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) berada di level 106,51 pada April 2025. Angkanya lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 108,95.

    “Artinya produksi banyak. Ini juga menunjukkan bahwa produksi di lapangan masih tinggi,” sambungnya.

    Tercatat, sampai dengan 3 Juni 2025 pukul 04.30 WIB, stok beras yang diamankan Bulog telah mencapai 4,05 juta ton. Angkanya tertinggi sepanjang 57 tahun terakhir.

    “Kita pakai stok ini [4 juta ton stok di gudang Bulog]. kita pakai stok ini kan ada 360.000 [ton beras] untuk dua bulan. Caranya adalah supaya harga di tingkat petani tidak tertekan,” jelasnya.

    Dia menjelaskan penerima bansos beras ini terdiri dari tiga kategori. Pertama, bansos beras yang akan disalurkan dari stok di gudang Bulog akan diprioritaskan kepada daerah bukan penghasil padi. Kedua, penerima bansos beras adalah daerah yang harga sudah tinggi.

    Kemudian, ketiga adalah daerah kota. Dia berharap dengan adanya bansos beras ini akan mengintervensi harga beras di masyarakat tanpa mengganggu kesejahteraan petani.

    “Jadi semua nyaman konsumennya nyaman, petani yang tersenyum,” terangnya.

    Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan menyalurkan 10 kg bantuan beras gratis selama dua bulan ke depan, di samping memberikan tambahan kartu sembako senilai Rp200.000 per bulan.

    “Mereka juga akan mendapatkan 10 kg beras bantuan beras gratis untuk 2 bulan, jadi akan dapat 20 kg beras. Dalam hal ini, total anggaran yang disediakan untuk pemberian tambahan kartu sembako dan bantuan pangan adalah Rp11,93 triliun,” jelas Menkeu Sri Mulyani seusai rapat terbatas yang dikutip di YouTube Sekretaris Presiden, Selasa (3/6/2025).

    Dia menjelaskan bansos beras ini akan dilaksanakan oleh Bapanas dan Kementan. Dalam hal ini, Kementan akan menjaga agar penyaluran beras bisa membantu kelompok paling miskin dan rentan tanpa menyebabkan harga beras turun di tingkat petani.

    “Karena kita selalu harus mencari keseimbangan antara harga beras yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan harus dijaga nilai tukar petaninya dengan harga beras yang dijangkau oleh masyarakat, terutama kelompok miskin perkotaan agar bisa terjangkau,” tuturnya.

    Adapun, Bendahara Negara RI itu menambahkan bahwa nantinya bantuan beras ini akan ditetapkan pelaksanaannya pada Juni dan Juli tanpa mengganggu harga beras yang ada di tingkat petani.

  • Pakar Was-was Ledakan Pasokan Baja dan Aluminium RI Usai Trump Naikkan Tarif jadi 50%

    Pakar Was-was Ledakan Pasokan Baja dan Aluminium RI Usai Trump Naikkan Tarif jadi 50%

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan tarif khusus untuk impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat (AS) menjadi 50% disebut dapat mengancam pasar domestik dan iklim usaha industri nasional.

    Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Telisa  Aulia mengatakan kebijakan yang diterapkan Presiden AS Donald Trump itu akan membuat negara yang menjual baja dan aluminium ke AS beralih ke negara lain. 

    “China banyak ekspor baja dan aluminium ke AS. Dengan tarif ini artinya China bisa oversupply baja dan aluminium, sehingga China akan cari pasar ekspor, nah bisa jadi ke Indonesia,” kata Telisa kepada Bisnis, dikutip Minggu (8/6/2025). 

    Dia pun mendorong pemerintah untuk segera melakukan pengendalian dan pengawasan impor baja dan aluminium dari negara-negara produsen yang berpotensi kelebihan pasokan. 

    Sementara itu dari sisi ekspor baja dan aluminium Indonesia ke AS, menurut dia kinerja ekspor tidak akan terganggu signifikan lantaran porsinya tidak besar ke negara tersebut. 

    “Artinya waspada bertambahnya impor baja dari China dan pasar ekspor kita akan makin sulit ke pasar Amerika, tapi itu gak terlalu besar, kita lebih banyak terpengaruh di sisi impor,” tuturnya. 

    Laporan dari Wood Mackenzie menyebutkan bahwa industri baja China berada di persimpangan kritis dengan proyeksi kelebihan kapasitas mencapai 250 juta ton pada 2035.

    Saat ini, China sudah menghadapi kelebihan kapasitas baja lebih dari 50 juta ton, yang diperkirakan akan meningkat drastis dalam dekade mendatang. Di sisi lain, permintaan baja di dalam negeri China mengalami penurunan signifikan. 

    Situasi ini menggambarkan tantangan besar yang harus dihadapi China dalam menjaga keberlanjutan sektor baja mereka di tengah perubahan permintaan dan tekanan untuk mengurangi emisi karbon.

    Di  sisi lain, kinerja ekspor baja dan aluminium Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berada pada tren positif, bahkan melonjak naik secara bulanan. Kendati, industri kini dihadapkan pada lonjakan tarif bea masuk ke AS yang dipatok 50% pada Juni 2025. 

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor aluminium (HS 76) mencapai US$10,53 juta pada April 2025 dengan total volume mencapai 2,47 juta kilogram (kg). 

    Secara tahunan, nilai ekspor tersebut meningkat kisaran 98% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat senilai US$5,30 juta dengan volume mencapai 1,37 juta kg.

    Sedangkan, secara bulanan nilai ekspor aluminium ke Amerika Serikat (AS) meningkat 3,79% dari sebelumnya sebesar US$10,14 juta pada Maret 2025 dengan volume 2,4 juta kg. 

    Jika dilihat kumulatif periode Januari-April 2025 untuk komoditas tersebut secara nilai tercatat mencapai US$40,66 juta dengan volume 9,76 juta kg. Realisasi tersebut meningkat 26,44% dibandinkan periode kumulatif tahun lalu. 

    Di sisi lain, secara bulanan, kinerja ekspor pada April 2025 mencapai US$32,24 juta dengan volume 26,73 juta kg atau meningkat dari bulan sebelumnya pada Maret 2025 yang mencapai US$18,93 juta dengan volume 10,6 juta  kg. Sementara itu, secara tahunan nilai ekspor April tahun lalu sebesar US$44,89 juta dengan volume 58,68 juta kg. 

    Kendati demikian, jika dilihat kinerja ekspor baja (HS 72-73) pada Januari-April 2025 nilai ekspor ke AS mencapai US$134,65 juta dengan volume 131,48 kg atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$186,98 juta dengan volume 238,20 juta kg. 

    Dari data tersebut ditunjukkan kenaikan ekspor secara bulanan sebelum Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk meningkatkan tarif bea masuk baja dan aluminium ke AS menjadi 50% dari sebelumnya 25%. 

  • Produksi Beras dan Jagung Melimpah, Presiden Prabowo Puji Peran Mentan Amran

    Produksi Beras dan Jagung Melimpah, Presiden Prabowo Puji Peran Mentan Amran

    Kalbar, Beritasatu.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengaku bersyukur atas kehadiran tokoh-tokoh berjiwa nasional seperti Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam jajaran kabinetnya, terutama dalam mewujudkan swasembada pangan yang menjadi program prioritas utama. Menurut Prabowo, keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi dalam negeri tidak lepas dari sinergi yang kuat antara Kementerian Pertanian (Kementan) maupun Polri, TNI, dan lainnya.

    “Saya bersyukur, saya bersyukur, saya merasa beruntung pada saat saya dipilih rakyat, saya kedapatan tokoh-tokoh patriotik yang ada di sekitar saya,” ujar Presiden Prabowo saat menghadiri panen raya jagung serentak kuartal II di Provinsi Kalimantan Barat, Kamis, (5/6/2025).

    Prabowo mengatakan, tanda-tanda mewujudkan swasembada pangan khususnya beras mulai terlihat. Salah satu indikatornya adalah kemampuan pemerintah dalam meningkatkan produksi nasional dan memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) yang telah mencapai stok lebih dari 4 juta ton.

    “Kita sudah diberi tanda-tanda keberhasilan, kita sedang menuju kepada kedaulatan pangan dan sebentar lagi kita bisa dengan gagah menatap muka, kita sudah bisa mengatakan Indonesia sekarang berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita tidak takut bangsa manapun tidak takut. Kita menatap masa depan dengan gembira,” katanya.

    Terkait komoditas jagung, Prabowo menyampaikan bahwa dirinya telah menerima komitmen kuat dari Menteri Pertanian dan Kapolri mengenai kesiapan Indonesia untuk mulai mengekspor jagung di tahun depan. Ia menegaskan, langkah ini menandai titik balik penting dalam kebijakan pangan nasional sebab tidak ada lagi kebijakan impor yang akan dilakukan pemerintah.

    “Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia (Mentan dan Kapolri) yang hebat untuk menjamin tahun 2026 Indonesia tidak impor lagi,” katanya.

    Presiden menambahkan bahwa swasembada pangan adalah kunci daripada keamanan negara. Lebih dari itu, swasembada pangan adalah kunci dari kemerdekaan.

    “Tidak ada bangsa yang merdeka sesungguhnya kalau bangsa itu tidak bisa produksi pangan sendiri. Karena itu perjuangan saya selama saya di politik saya selalu fokus dan tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan. Setiap provinsi harus swasembada pangan, setiap pulau harus bisa produksi pangan sendiri,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Mentan Amran menyampaikan terima kasih atas perhatian besar Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian sehingga Indonesia bisa menuju swasembada pangan.

    “Untuk itu kami pastikan produksi beras dan jagung adalah fokus yang akan kita kerjakan di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.

    Seperti diketahui, produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi beras mencapai 21,76 juta ton, meningkat 2,83 juta ton atau 14,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Selain itu, juga memperkirakan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% mampu mencapai 9,45 juta ton pada Januari-Juli 2025. Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan produksi diperkirakan akan meningkat sebesar 0,98 juta ton atau 11,08 persen dibandingkan periode Januari—Juli tahun lalu yang hanya mencapai 8,51 juta ton.

  • Agar Bisa Impor, Data Stok Beras Dimanipulasi padahal Melimpah

    Agar Bisa Impor, Data Stok Beras Dimanipulasi padahal Melimpah

    Makassar, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya upaya manipulasi data stok beras oleh oknum tertentu yang kini tengah ditindak oleh Satgas Pangan. Pihak yang terlibat dalam manipulasi data tersebut telah mengakui kesalahannya. Namun, proses hukum akan tetap berjalan demi menegakkan keadilan bagi petani.

    “Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar (ada yang memainkan data),” kata Amran di Makassar, Jumat (6/6/2025).

    Mentan menegaskan, pemeriksaan harus tetap dilanjutkan, meskipun pihak yang terlibat dalam manipulasi data stok beras telah mengakui kesalahannya.

    “Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani. Mereka bisa tidak semangat berproduksi. Saya tidak akan biarkan pihak-pihak yang melemahkan petani,” tegasnya.

    Sebelumnya, sejumlah pihak menyebut terjadi kelangkaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Namun, Satgas Pangan Mabes Polri yang turun langsung ke lapangan justru menemukan fakta berbeda dari narasi yang berkembang di publik. Pasokan beras di PIBC dalam kondisi normal dan mencukupi. Klaim yang disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengenai kelangkaan beras medium di Cipinang tidak sesuai dengan fakta lapangan.

    Selain itu, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC, yakni Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Fakta di lapangan menemukan pasokan beras stabil dan kenaikan harga masih wajar. Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton, dan Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton. 

    “Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara,” tegas Satgas Pangan.

    Selain manipulasi data, Satgas juga mengendus adanya praktik percaloan dan monopoli yang berpotensi menekan pasar dan memengaruhi psikologis masyarakat. Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi di bawah pengelolaan PT Food Station Tjipinang Jaya masih terus berlangsung.

    Stok Beras 4 Juta Ton

    Berdasarkan data Kementan, hingga akhir Mei 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) telah menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.

    Mentan menyampaikan, ketika banyak negara mengalami tekanan pangan, Indonesia justru mencatatkan peningkatan produksi dan stok secara signifikan.

    “Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tetapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti ini, Indonesia secara tidak langsung siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia,” ujar Mentan Amran.

    Dalam beberapa waktu terakhir, menteri-menteri yang membidangi pertanian dari berbagai negara berkunjung langsung ke Indonesia, mulai dari Malaysia, Jepang, hingga Chile. Negara-negara tersebut mengapresiasi capaian serta langkah strategis yang dilakukan Indonesia dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

    Capaian ini menurut Mentan Amran tidak terlepas dari sejumlah kebijakan strategis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto yang meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga dua kali lipat, reformasi sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, serta penetapan harga gabah petani sebesar Rp 6.500 per kilogram yang memberikan kepastian dan insentif bagi petani untuk terus meningkatkan produksi.

    Kebijakan tersebut terbukti efektif terlihat dari lonjakan signifikan serapan beras lokal oleh Bulog. Hingga 31 Mei 2025, serapan mencapai 2,429 juta ton, pencapaian tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Angka ini melonjak lebih dari 400%dibandingkan dengan periode yang sama dalam lima tahun terakhir. 

    “(Pencapaian) Ini bukan kerja satu orang, tetapi kerja kita semua sebagai anak bangsa. Hari ini stok kita tembus 4 juta ton. Kami jelaskan bahwa dalam lima bulan ini pengadaan kita 2,4 juta ton dalam negeri, dari sebelumnya 1,2 juta selama dua belas bulan. Artinya, ini adalah kemajuan signifikan,” ucap mentan.

    Potensi ekspor beras juga terbuka lebar mengingat capaian saat ini. Pemerintah turut mempertimbangkan negara-negara yang meminta pasokan beras ke Indonesia. Potensi terbesar datang dari negara tetangga Malaysia dengan catatan mempertimbangkan sudah terpenuhinya pasokan dalam negeri.

    Sementara itu,  produksi beras nasional pada periode Januari hingga Mei 2025 mengalami peningkatan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras mencapai 16,55 juta ton, naik 11,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.