Kementrian Lembaga: BPOM

  • Isu BPA dalam Air Galon Terbantahkan, Ini Temuan Terkini

    Isu BPA dalam Air Galon Terbantahkan, Ini Temuan Terkini

    Jakarta

    Isu migrasi Bisphenol A (BPA) dari galon polikarbonat atau guna ulang ke dalam air minum kembali mendapat bantahan melalui hasil penelitian independen. Bantahan kali ini datang dari penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU).

    Penelitian ini dilakukan dengan menguji migrasi BPA pada empat merek air minum dalam kemasan (AMDK) galon yang populer di Kota Medan, Sumatera Utara. Keempat sampel tersebut terdiri dari dua merek nasional serta dua merek lokal.

    Dari masing-masing merek, tiga sampel diambil dari titik distribusi yang berbeda. Pengujian dilakukan dalam tiga kondisi penyimpanan: normal (tidak terpapar sinar matahari langsung), serta terpapar sinar matahari selama 5 dan 10 hari.

    Pengujian dilakukan menggunakan High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), alat yang dapat mendeteksi kandungan BPA hingga level mikrogram per liter (µg/L). Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada migrasi BPA ke dalam air minum, baik dalam kondisi normal maupun setelah terpapar sinar matahari.

    Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si., menyatakan bahwa temuan ini menegaskan keamanan penggunaan galon polikarbonat untuk air minum.

    “Meskipun galon didistribusikan pada siang hari, migrasi BPA ke dalam air minum tidak akan terjadi apabila suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius. Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius,” ujar Prof. Juliati dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).

    Penelitian serupa juga dilakukan oleh Universitas Islam Makassar (UIM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketua Program Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti, menjelaskan bahwa penelitian mereka menguji beberapa merek air galon yang beredar di Kota Makassar.

    Sampel dikumpulkan dari lima kecamatan dan diuji menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon tersebut.

    “Setelah dianalisis dengan instrumen GC-MS, hasilnya negatif, menunjukkan tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon tersebut,” kata Endah.

    Penelitian berjudul ‘Analisis Bisphenol-A dan Di-ethylhexyl Phthalates dalam air galon yang beredar di Kota Makassar’ ini telah diterbitkan di Food Scientia, Journal of Food Science and Technology, Universitas Terbuka pada Juni 2023 lalu.

    Sementara itu, penelitian ITB juga dilakukan terhadap empat merek air galon ternama di Bandung menggunakan HPLC dengan Limit of Detection (LoD) sebesar 0,0099 µg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel yang diuji tidak mengandung BPA dalam kadar terdeteksi.

    Penelitian tersebut mengikuti metode uji baku keamanan dan kualitas air minum nasional dan internasional, baik standar dari BPOM, SNI, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), maupun American Public Health Association (APHA), dengan menggunakan detail analisis kimia dari Association of Official Analytical Chemist International (AOAC).

    Menurut Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin, penelitian ini menunjukkan bahwa air minum dalam galon polikarbonat memenuhi standar keamanan yang telah ditetapkan.

    “Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi (non-detected/ND) BPA di semua sampel AMDK yang diuji,” kata Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran IT,” ujarnya.

    Ketiga penelitian ini mengikuti metode uji baku yang telah ditetapkan oleh BPOM, SNI, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), serta standar internasional seperti American Public Health Association (APHA) dan Association of Official Analytical Chemist International (AOAC).

    Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan kepastian bahwa penggunaan galon polikarbonat untuk air minum tetap aman dan sesuai dengan standar yang berlaku.

    (akn/akn)

  • Video: BPOM Kena Efisiensi Anggaran Sebesar 41 Persen

    Video: BPOM Kena Efisiensi Anggaran Sebesar 41 Persen

    Video: BPOM Kena Efisiensi Anggaran Sebesar 41 Persen

  • Tempo Scan Group Dukung Program Pemerintah Wujudkan Swasembada Susu untuk Anak Indonesia – Page 3

    Tempo Scan Group Dukung Program Pemerintah Wujudkan Swasembada Susu untuk Anak Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Cikarang PT. Kian Mulia Manunggal, anak perusahaan dari PT Tempo Scan Pacific, Tbk, menerima kunjungan kerja Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Bapak Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D dalam rangka mendukung program pemerintah khususnya Swasembada Pangan Susu untuk pemenuhan Nutrisi anak Indonesia.

    Pada kunjungan kerja tersebut, Taruna Ikrar menyampaikan untuk mencapai swasembada susu, perlu ditingkatkan kemampuan industri secara holistik dari hulu sampai hilir. 

    “Pada bagian hulu peningkatan produksi susu segar dengan peningkatan jumlah populasi sapi perah di Indonesia. Sedangkan pada bagian intermediary dan bagian hilir, kesiapan industri pengolahan susu juga perlu didukung agar semakin siap untuk mengolah hasil produksi susu segar yang meningkat tersebut untuk menjadi produk yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak dan konsumen Indonesia dan bernilai tambah tinggi bagi perekonomian Indonesia serta tercapai swasembada sesuai sasaran Pemerintah,” kata Taruna.

    Perbesar

    Kunjungan Kerja Kepala Badan POM RI ke PT Kian Mulia Manunggal (Tempo Scan Group) dalam Rangka Mendukung Program Swasembada Pangan Pemerintah di Bidang Susu…. Selengkapnya

    Oleh karena itu, Taruna mengapresiasi upaya yang telah dijalankan oleh Tempo Scan, dalam membangun industri pengolahan susu di Indonesia.

    “Upaya yang telah dijalankan oleh perusahaan dalam negeri seperti Tempo Scan dalam membangun industri pengolahan susu patut didukung dan menjadi contoh bagi pengusaha lainnya dalam berkontribusi bagi upaya swasembada pangan (susu),” tambah Taruna.

    Pada kunjungan kerja tersebut, Kepala Badan POM berkesempatan untuk melihat fasilitas pengolahan susu PT. Kian Mulia Manunggal dan memastikan bahwa proses produksi susu vidoran telah memenuhi standard untuk menjaga kualitas nutrisi & gizi, mulai dari penerimaan bahan baku susu dan bahan- bahan lainnya hingga tahapan pemrosesan akhir.

    Perbesar

    Presiden Komisaris dan Pendiri Tempo Scan Group Handojo S. Muljadi di Pabrik PT Kian Mulia Manunggal yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi…. Selengkapnya

    Sebagai industri pengolahan susu, Tempo Scan yang telah beroperasi lebih dari 71 tahun di Indonesia melalui anak perusahaannya PT. Kian Mulia Manunggal dan PT. Polari Limunusainti yang bergerak di bidang Industri Pangan Olahan khususnya produk susu bayi dan anak yaitu Infant Formula & Follow On atau IFFO, Growing Up Milk atau GUM dalam bentuk Bubuk (powder) dan Susu Cair UHT, berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah khususnya swasembada pangan susu, melalui pengolahan susu bubuk dan susu cair yang berkualitas. 

    PT. Kian Mulia Manunggal sejak akhir tahun 2022 telah mengoperasikan fasilitas produksi bahan baku intermediary susu untuk mengurangi ketergantungan pada importasi bahan baku susu sehingga berkontribusi dalam upaya peningkatan kemandirian industri dalam negeri, peningkatan pertumbuhan produk dalam negeri dan meningkatkan pemakaian komponen dalam negeri atau TKDN.

    “Fasilitas produksi pengolahan susu ini merupakan wujud nyata dari Nilai Inti Tempo Scan group yaitu Bertanggung Jawab menghasilkan produk nutrisi yang berkualitas untuk mendukung pemenuhan nutrisi dan gizi anak Indonesia agar tumbuh sehat, siap jadi kuat dan cerdas menyongsong Generasi Emas,” kata Handojo S. Muljadi, Presiden Komisaris dan Pendiri Tempo Scan Group.

     

    (*)

  • Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan saat ini vaksin dengue yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena dan keparahan demam berdarah dengue (DBD) bisa didapatkan di fasilitas kesehatan (fakses) swasta karena belum menjadi program wajib pemerintah.

    “Vaksin dengue yang sifatnya berbayar itu sudah disediakan oleh banyak sekali fasilitas kesehatan swasta kita. Itu ada merknya,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Budi Setiawan dalam acara bertema “Cegah DBD? Yuk PSN 3M Plus!” di Jakarta, Rabu.

    Vaksin dengue ini bisa diakses oleh masyarakat dengan syarat, yakni berusia 6-45 tahun dan diberikan dua dosis dengan jarak antara dosis pertama dan kedua, yakni tiga bulan.

    Pemberian dua dosis vaksin, kata dia, dapat memberikan perlindungan terhadap DBD setidaknya sampai lima tahun ke depan.

    “Efektivitasnya vaksin ini sebenarnya kita masih bisa lihat 60-70 persen. Jadi, kita tetap anggap efektif pemberian vaksinnya,” kata Budi.

    Adapun vaksin dengue masuk dalam Rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa tahun 2023. Alasan usia 45 tahun sebagai usia batasan seseorang diberikan vaksin merujuk pada tinjauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

    Kementerian Kesehatan pada 2024 pernah menyatakan akan menjadwalkan introduksi atau pengenalan vaksin dengue untuk menjadi program nasional demi mencegah penyebaran demam berdarah, pada tahun 2025.

    Hasil pengenalan inilah yang menjadi pertimbangan sampai akhirnya vaksin dengue menjadi program nasional.

    Di sisi lain, vaksin ini dapat menjadi pilihan cara untuk mencegah terkena DBD. Merujuk data tahun 2024, Dinas Kesehatan DKI mencatat jumlah kasus DBD mencapai 12 ribu pada September dengan lonjakan kasus cukup tinggi pada April dan Mei yakni sekitar 2.000 hingga 3.000 kasus.

    “Bulan Oktober, November, Desember 2024 itu mungkin angka DBD masih ada, tetapi landai. Tapi mulai Januari, memang angkanya naik secara signifikan,” kata Budi.

    Adapun pada 10 Februari 2025 ini, terdapat sebanyak 729 kasus DBD.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kena Efisiensi Anggaran 41 Persen, BPOM Pastikan Pengawasan Obat-Makanan Tak Terdampak

    Kena Efisiensi Anggaran 41 Persen, BPOM Pastikan Pengawasan Obat-Makanan Tak Terdampak

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) terkena efisiensi anggaran sebesar 41 persen dari total anggaran Rp2,65 triliun. Meski terjadi efisiensi, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar optimistis hal ini tidak berdampak pada pelayanan maupun pengawasan pangan serta obat di masyarakat.

    “Kita kena efisiensi anggaran sebesar 41 persen,” kata dia saat ditemui di gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025).

    “Efisiensi Rp1,1 triliun 60 miliaran, persisnya saya tidak hafal. (Efisiensi anggaran) dari Rp2,65 triliun,” katanya lagi.

    Dirinya juga yakin bahwa pihaknya tetap bisa bekerja secara optimal meskipun terkena efisiensi anggaran.

    “Dan dengan sisa anggaran yang kami miliki, kami yakin masih mampu bertindak, berbuat, dan melaksanakan tugas secara maksimal. Dan itu didukung oleh Komisi IX hari ini,” katanya.

    “Kami akan melakukan yang terbaik dengan efisiensi anggaran ini. Dan saya melihat efisiensi anggaran ini pasti punya manfaat, punya hikmah,” sambungnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait pemangkasan anggaran. Inpres tersebut ditindaklanjuti dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025, yang mengamanatkan penghematan anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 256,10 triliun.

    (suc/up)

  • IPB Bangun Pusat Riset untuk MBG, BPOM Siapkan 3 Program

    IPB Bangun Pusat Riset untuk MBG, BPOM Siapkan 3 Program

    Jakarta, FORTUNE – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mendukung maksimal keberlangsungan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut dia, ada tiga program yang secara langsung berkaitan dengan tugas dan fungsi BPOM.

    “Mulai dari keamanan pangan saat di dapur, penyiapan MBG, distribusi, hingga pada tahap [tindak lanjut terhadap] kejadian luar biasa, keracunan, dan sebagainya. BPOM dari awal sudah komit untuk mendukung MBG ini,“ ujar Taruna dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/2).

    Pada Selasa (11/2), telah digelar Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking Ceremony) Center Of Excellence (CoE) Program MBG di Agribusiness and Technology Park, Institut Pertanian Bogor (IPB). CoE tersebut ditujukan sebagai pusat riset unggulan untuk program MBG.

    CoE MBG untuk pusat kajian dan penelitian

    Adapun Center of Excellence untuk Program Makan Bergizi Gratis akan difungsikan sebagai fasilitas untuk melakukan kajian atau penelitian, memberikan rekomendasi, dan menciptakan model pengembangan MBG. Rektor IPB, Arif Satria menyambut baik atas pemilihan IPB sebagai CoE MBG.

    “CoE ini memiliki luas area lebih kurang 9.000 meter persegi, luas lantai 3.500 meter persegi, dilengkapi dengan fasilitas area memasak, koridor observasi dan ruang pelatihan, dan mampu memasak 6.000 makanan per hari,” ulas Arif.

    Kemudian dia meyakini IPB bisa menjalankan operasionalisasi CoE untuk MBG. IPB mempunyai fakultas dan pusat studi yang berfokus pada produksi primer pangan dan pengolahannya, didukung dengan laboratorium modern untuk produksi dan pemantauan (monitoring) keamanan pangan olahan.

    Lanjut Arif, IPB pun sudah berpengalaman dalam pengembangan ekosistem bisnis produk pangan desa. Jumlah desa yang bermitra dengan IPB terus meningkat setiap tahunnya.

    Bapanas: MBG untuk membangun generasi sehat

    Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy memaparkan tujuan program makan bergizi gratis adalah upaya mendukung pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

    “Tujuan utamanya MBG ini adalah membangun generasi sehat, cerdas, produktif menuju Indonesia Emas 2045,” kata dia.

    Rachmat mengeklaim bahwa makan bergizi gratis bisa berperan dalam berbagai aspek. Aspek gizi, mencakup peningkatan pemenuhan gizi yang bakal menyasar pada sasaran program MBG, yaitu anak sekolah di seluruh jenjang, santri, ibu hamil, ibu menyusui dan balita bergizi normal, serta ibu hamil dan balita bermasalah gizi.

    Lanjut dia, ditinjau dari aspek pendidikan, MBG dapat mendukung peningkatan prestasi, partisipasi, dan kehadiran siswa, serta mengurangi angka anak putus sekolah. Selain itu, dari aspek ekonomi, MBG dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, peternak, nelayan, pelaku UMKM, dan koperasi.

    Rachmat menambahkan, aspek kemiskinan pun bisa dituntaskan dengan menciptakan lapangan kerja dan pengurangan beban dari penduduk miskin. Menurut dia, program MBG telah tersinkronisasi dengan tugas, pokok, dan fungsi kementerian, lembaga, dan daerah (K/L/D).

    “Harapan kami, CoE ini dapat menjadi inovasi baru dalam penyiapan makanan, mengembangkan modalitas untuk daerah terpencil, dan mengembangkan unsur atau muatan edukasi gizi,” tutur Rachmat.

  • 80 Persen Anak RI Hadapi Masalah Nutrisi, Ini Pesan BPOM untuk Industri Pangan

    80 Persen Anak RI Hadapi Masalah Nutrisi, Ini Pesan BPOM untuk Industri Pangan

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Taruna Ikrar, mengatakan kondisi kesehatan anak-anak di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Sekitar 80 persen anak-anak mengalami masalah gizi.

    Ikrar mengatakan masalah tersebut meliputi stunting, kekurangan gizi, dan kelebihan gizi yang salah satunya bisa menyebabkan penumpukan lemak tubuh, hingga mengganggu kesehatan, kegemukan bahkan obesitas.

    “Dari data yang kami miliki, 100 persen (anak) yang ada, sekitar 80 persen mereka bermasalah (terkait kesehatan),” katanya di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (12/2/2025).

    “Ini terbagi 21,6 persen mengalami stunting, terus tambah 40 persennya mengidap (kekurangan) mikronutrien, kekurangan ferrum, anemia, dan sebagainya. Ditambah 20 persen mengalami over food atau over nutrisi,” sambungnya.

    Ikrar menambahkan angka kelahiran anak menyentuh angka 4,8 juta per tahun. Kondisi kesehatan anak yang mengkhawatirkan ini tentu wajib menjadi perhatian.

    Oleh karena itu, Taruna mendorong para industri pangan untuk gotong royong bersama pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan anak. BPOM sendiri akan lebih mengoptimalkan aturan terkait produksi, izin edar, hingga distribusi pangan.

    “Ini untuk memastikan agar apa yang dijalankan (industri pangan) sudah sesuai dengan sebagaimana mestinya,” tambah Ikrar.

    Produk-produk pangan bergizi dan sesuai standar BPOM, lanjut Taruna, akan mampu memperbaiki masalah kesehatan anak-anak. Hal ini juga sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis (MBG).

    “Dalam konteks ini, kalau hanya pemerintah yang menjalankan lewat APBN tentu (sulit). Sementara ada sumber lain yang bisa dijalankan lewat (bantuan) industri pangan dan masyarakat,” kata Ikrar.

    “Kami ingin mempromosikan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pangan, juga berkontribusi dalam bentuk yang disebut makan bergizi gratis itu, lewat jalur gotong royong,” sambungnya.

    Taruna menambahkan bantuan dari segala pihak, baik industri pangan dan masyarakat diharapkan bisa membuat program makan bergizi gratis mampu berjalan lama.

    “Kalau dia (MBG) bisa menjadi bagian gerakan masyarakat, bisa saja (MBG) jadi program selamanya,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Ada Upaya Pengaburan Fakta Bahaya BPA, Konsumen Bingung Memilih Galon Aman

    Ada Upaya Pengaburan Fakta Bahaya BPA, Konsumen Bingung Memilih Galon Aman

    Jakarta – Minimnya sosialisasi terkait BPA pada galon guna ulang, termasuk risikonya terhadap kesehatan, membuat banyak konsumen bingung dalam memilih galon yang aman. Terlebih, beberapa pihak bahkan ada yang berupaya melakukan pengaburan fakta bahaya BPA, baik itu melalui opini beberapa pakar. Salah satu pengaburan fakta yang beredar adalah leaching tak akan terjadi apabila galon yang digunakan tak terpapar suhu di atas lebih 60 derajat celcius, sehingga aman untuk dikonsumsi.

    “Ada yang mengatakan, ‘wes nggak bisa dengan demikian saja kemudian terjadi leaching tadi. Wah, rupanya apa ya penyebab lain? Penyebab lain rupanya dia harus suhunya di atas 60 derajat celcius, pernah dengar kan?” kata Pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng, dalam diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2025).

    “Ibarat kalung ada mata rantai kalungnya. Nah itu bisa terputus dan putusannya itu yang disebut dengan bagian kecil tadi, itu disebut dengan leaching, yang disebut dengan BPA tadi,” jelas Prof Chalid.

    Faktanya, lanjut Prof Chalid, beberapa riset yang sudah ada mengatakan tak perlu sampai 60 derajat celcius untuk terjadinya peluruhan BPA terhadap galon guna ulang. Suhu kamar dengan derajat 25 hingga 30 derajat celcius sudah bisa terjadi leaching BPA terhadap galon guna ulang.

    “Teorinya, sekarang kita lihat besi dibandingkan dengan galon kerasa mana? Besi. Kebayangkan oleh kita berat tanpa mana? Besi, kenapa berat? Karena dia rapat dibandingkan dengan galon. Sekarang besi dalam suhu biasa seperti ini, bisa tahan lama gak? Kalau tanpa dicat, tidak, bisa karat. Apalagi (galon) yang ada trigger berupa air,” imbuhnya lagi.

    Senada, Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap upaya pengaburan fakta terkait bahaya BPA. Ketua KKI, David Tobing, menyoroti maraknya opini yang mengklaim BPA aman tanpa dasar riset ilmiah yang jelas, sehingga berpotensi membingungkan konsumen.

    Padahal, David melanjutkan, pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mewajibkan peringatan label bahaya BPA pada galon guna ulang dari plastik jenis polikarbonat.

    “Karena sudah diatur oleh BPOM ya makanya bahaya. Jangan lagi dibilang, ‘Ah kalau kadarnya sekian gak bahaya’, Wah itu malah, jangan menyesatkan. Nah, karena banyaknya silang pendapat ya, maka kami melakukan penelitian,” ucapnya dalam acara yang sama.

    Beberapa negara juga telah melarang dan membatasi penggunaan BPA pada produk tertentu. Sebut saja Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan beberapa negara Asia seperti Malaysia, China, dan Jepang.

    Menurut KKI, klaim yang menyatakan BPA aman sering kali tidak disertai bukti ilmiah yang kredibel. Padahal, berbagai riset menunjukkan potensi bahaya BPA, terutama terhadap kesehatan anak-anak dan keluarga yang mengonsumsi air minum dari galon berbahan polikarbonat dalam jangka panjang.

    Sebagai informasi, pada April 2024, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) tela mengharuskan para industri air minum dalam kemasan (AMDK) untuk memasang label peringatan BPA pada semua galon polikarbonat selambat-lambatnya April 2028.

    Aturan ini tertuang pada Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018.

    Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Komunitas Konsumen Indonesia (KKI), hampir separuh atau 43,4 persen dari 495 responden tidak mengetahui adanya peraturan pelabelan peringatan BPA yang telah ditetapkan oleh BPOM.

    Lebih lanjut sebanyak 96 persen responden mendesak pelabelan BPA harus segera diterapkan tanpa masa tenggang selama 4 tahun.

    (suc/up)

  • Sinergi Herbal dan Medis: Sido Muncul Gelar Seminar Kesehatan Bahas Manfaat Jamu di Era Modern – Halaman all

    Sinergi Herbal dan Medis: Sido Muncul Gelar Seminar Kesehatan Bahas Manfaat Jamu di Era Modern – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Minat masyarakat terhadap jamu makin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, seperti kesadaran akan pentingnya kesehatan alami, efek samping obat-obatan kimia dan dukungan pemerintah. 

    Menurut BPOM, pada tahun 2024, hampir 50 persen masyarakat Indonesia telah menggunakan jamu, yang artinya 6 dari 10 orang Indonesia mengonsumsi jamu. Selain itu, sebanyak 2.848 spesies tumbuhan telah teridentifikasi sebagai bahan obat tradisional dan 32.013 ramuan obat tradisional, mengutip dari data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) Kementerian Kesehatan RI. Banyaknya keberagaman hayati Indonesia tersebut tentu menjadi potensi untuk pengembangan jamu ke depan.

    PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) sebagai perusahaan jamu dan herbal terbesar di Indonesia membawa misi khusus untuk mengenalkan ke para dokter mengenai khasiat, keamanan, dan cara penggunaan jamu yang tepat. 

    Melalui produk Sido Muncul Natural, Sido Muncul bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Depok, dan Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok mengadakan seminar sehari dengan tema “Peran Dokter pada Transformasi Jamu dalam Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern”, di RSU Bunda Margonda, Depok, pada 8 Februari 2025.

    Seminar yang dihadiri dari kalangan kedokteran ini, menghadirkan lima narasumber, yaitu  Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, dr. Yuliandi,M.Kes, dan Mia Permawati, S.Farm,Apt.M.Farm. Dilanjutkan pada sesi kedua dengan narasumber dr. Resna Murti Wibowo,Sp.PD,FINASIM,Mkes,CH,CHT dan dr. Hardhi Pranata,Sp.N,MARS.

    Hadir pada kesempatan ini Ketua IDI Cabang Depok dr. Arif Budiman Sp.M, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok dr. Yuliandi, M.Kes, Ketua Umum PB IDI diwakili oleh Sekjen PB IDI dr. Ulul Albab Sp.OG, President Director PT Bundamedik Tbk Dr. Agus Heru Darjono, Chief Digital & Technology PT Bundamedik Tbk Bayu Janitra, dan Hospital Director RSU Bunda Margonda Depok dr. Myrna Octaviany, MARS.

    Jamu Berkembang Menjadi Obat Herbal untuk Penanganan Kesehatan Holistik 

    Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengungkapkan agar jamu dan herbal bisa dimanfaatkan dengan maksimal mengingat sudah banyaknya penelitian dan uji klinis yang dilakukan.

    “Harapan saya yang pertama ini semua bisa dimanfaatkan dalam hal ini Sido Muncul akan melakukan penelitian-penelitian untuk mengembangkan produk berdasarkan literatur atau jurnal ilmiah. Lalu, membuat program yang terstandarisasi dan agar dokter bisa tahu menggunakan obat herbal dan jamu lewat buku yang akan kami buat dari literatur dan jurnal ilmiah,” ujar Irwan.

    Terkait riset dan pengembangan, Sido Muncul mengembangkan obat herbal lewat standarisasi, uji toksisitas, mendaftarkan paten produksi terkait obat herbal dan jamu tersebut, dan mengkomunikasikan ke rumah sakit.

    Presiden Direktur PT Bundamedik Tbk, Dr. Agus Heru Darjono, mengungkapkan bahwa Bundamedik berfokus pada pembangunan ekosistem kesehatan yang menyeluruh. Salah satu tema utama yang diusung adalah family holistic care, di mana pendekatan ini tidak memerlukan dokter spesialis untuk perawatan tradisional.

    “Di Bundamedik, kami memberikan pilihan pengobatan yang tidak hanya bersifat kuratif, tetapi juga promotif dan preventif. Kami juga menyediakan terapi pendamping untuk mendukung kesembuhan pasien. Kami sangat mendorong agar kearifan lokal dapat berkembang lebih jauh,” ujar Dr. Agus.

    Kerja sama dengan Sido Muncul, lanjutnya, merupakan langkah positif untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat.

    Dr. Agus juga menambahkan, “Tak menutup kemungkinan, jika penelitian dan pengembangan obat herbal berbasis bukti terus berlanjut, obat herbal ini dapat menjadi alternatif utama dalam pengobatan.”

    Sementara itu, Ketua IDI Cabang Depok dr. Arif menyampaikan bahwa minat masyarakat terhadap kesehatan alami semakin meningkat. Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan secara alami dengan efek samping minimal, serta didukung oleh kebijakan pemerintah. 

    “Salah satu faktor yang mempercepat tren ini adalah pandemi, di mana masyarakat mulai mencari cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kita tahu bahwa bahan herbal dapat berperan dalam menjaga kesehatan,” ujar Arif.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok dr. Yuliandi mengungkapkan bahwa keberadaan jamu dan obat tradisional lain tetap memiliki tempat di mata masyarakat Indonesia. Masyarakat kini menjadi lebih sadar tentang pentingnya kesehatan dan mencari pendekatan yang lebih holistik dan peran dokter diperlukan untuk memadukan pengetahuan medis dan kearifan lokal, khususnya jamu.

    “Transformasi jamu dalam dunia kedokteran telah memanfaatkan bahan-bahan alami. Penting bagi kita untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Peran dokter menjadi krusial sebagai penghubung kesehatan tradisional dan modern,” ujar dr. Yuliandi.

    Salah satu peserta seminar yang juga dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr. Amelia Martira, Sp.An, SH, mengungkapkan bahwa pengobatan alternatif yang berasal dari budaya sendiri seperti jamu dapat membuka peluang terhadap pendekatan pengobatan holistik untuk pasien.

    “Harapan saya ke depan, research dan development tentang jamu sebagai obat tak hanya soal menjaga tubuh yang sehat tetapi juga bisa menyembuhkan pasien yang sakit, terutama untuk pasien yang kritis,” ujar dr. Amelia.

    Gerai Sehat Sido Muncul Perkenalkan Obat Herbal

    Pada kesempatan yang sama, Sido Muncul juga meresmikan Gerai Sehat Sido Muncul di RSU Bunda Margonda Depok yang menjadi bentuk inovasi untuk memperkenalkan obat herbal kepada masyarakat.

    Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan bahwa peluncuran Gerai Sehat Sido Muncul di RSU Bunda Margonda Depok merupakan bentuk kerjasama ke-sembilan antara pihaknya dengan Rumah Sakit untuk program Gerai Sehat Sido Muncul.

    “RSU Bunda Margonda Depok adalah RS kesembilan (untuk peresmian Gerai Sehat Sido Muncul). Kerjasama sebelumnya adalah dengan RS Panti Wilasa Semarang, RSUD Bung Karno Solo, RS Banyumanik Semarang, RSUD Bali Mandara, RS Ari Canti Ubud Gianyar Bali, RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS Ukrida Jakarta, serta RS Unggul Karsa Medika Bandung. Lewat kerjasama dengan dengan Rumah Sakit, Sido Muncul ingin memperkenalkan obat herbal agar bisa mendukung kesehatan masyarakat”, ujar Irwan Hidayat.

    Irwan menjelaskan bahwa Gerai Sehat Sido Muncul merupakan terobosan untuk mendukung kesembuhan pasien. Ia menambahkan bahwa langkah ini memungkinkan Sido Muncul masuk ke rumah sakit secara formal, sehingga pasien dapat menentukan alternatif pengobatan mereka sendiri.

    “Produk-produk yang hadir di gerai tersebut sudah melewati dan berbagai tahapan penelitian, serta kualitas produksinya terus dijaga sesuai dengan standar yang berlaku sehingga bisa masuk ke rumah sakit”, tambah Irwan.

    Irwan menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin diharapkan dapat memperluas penerimaan obat herbal dari kekayaan alam Indonesia, sekaligus menjadikannya sebagai pendamping atau pelengkap pelayanan kesehatan formal.

    Selain itu, peresmian ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk herbal berkualitas yang telah teruji secara ilmiah. Gerai ini menyediakan berbagai produk herbal alami yang mendukung kesehatan dengan pendekatan modern dan berbasis penelitian.

  • Pria di AS Jadi Pasien Kedua yang Bertahan Hidup usai Cangkok Ginjal Babi

    Pria di AS Jadi Pasien Kedua yang Bertahan Hidup usai Cangkok Ginjal Babi

    Jakarta

    Seorang pria di New Hampshire, Amerika Serikat, menjadi orang kedua yang berhasil hidup usai menerima transplantasi ginjal babi. Ia menjalani prosedur tersebut pada 25 Januari 2025 dan sudah pulih dengan baik.

    “Ketika saya terbangun di ruangan pemulihan, saya seperti menjadi manusia baru,” tutur pria 66 tahun itu, dikutip dari AP News.

    Saat memantau pemulihan Andrews, para dokter di Mass General Brigham mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan dua transplantasi tambahan dalam studi percontohan mereka. Mereka menggunakan ginjal babi yang telah diubah gennya, dipasok oleh perusahaan bioteknologi eGenesis.

    Kondisi Awal Andrews

    Sebelumnya, Andrews mengalami gagal ginjal dua tahun lalu. Selama itu, ia berjuang melawan kelelahan dan komplikasi akibat dialisis.

    Pria itu sebenarnya masuk dalam daftar penerima transplantasi. Namun, peluangnya untuk mendapatkan donor sangat kecil karena tidak ada kecocokan golongan darah.

    Padahal kala itu kondisi Andrews sudah semakin parah. Bahkan, ia sempat mengalami serangan jantung.

    “Saya telah melihat kematian di depan mata, tetapi saya siap untuk berjuang,” kata Andrews.

    Melihat kesehatannya terus menurun, Andrews bertanya kepada Mass General tentang ketersediaan ginjal babi. Ahli nefrologi transplantasi Mass General, Dr Leonardo Riella, mengatakan kondisi Andrews sudah lemah.

    Ia juga tengah berjuang melawan diabetes, termasuk ulkus kaki diabetik yang penyembuhannya lambat, sehingga rentan menjalani prosedur semcam itu. Sebab, kondisinya harus dipastikan sehat untuk bisa menjadi kandidat penerima ginjal babi.

    Andrews memulai terapi fisik dan kembali enam bulan kemudian, dengan berat badan yang sudah turun sekitar 13 kg. Dengan kondisi tersebut, ia akhirnya memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi.

    “Jantung Andrews dalam kondisi baik,” tutur Riella.

    Proses Transplantasi Ginjal Babi

    Andrews merasa gugup menjelang prosedur transplantasinya. Ia pun meminta saran dari satu-satunya orang yang berhasil hidup dengan ginjal babi, yaitu pasien dari NYU Towana Looney.

    Melalui panggilan telepon, keduanya berdoa bersama serta berkomunikasi sebelum dan sesudah prosedur. Andrews mengatakan Looney memintanya untuk tetap kuat.

    Dokter mengatakan ginjal babi yang ada di tubuh Andrews berubah menjadi merah muda. Setelahnya, ginjal dapat memproduksi urine dan mengeluarkan kotoran tanpa tanda-tanda penolakan.

    Andrews menghabiskan seminggu setelah keluar dari rumah sakit di sebuah hotel di Boston untuk pemeriksaan harian, dan diharapkan dapat segera kembali ke New Hampshire.

    Menurut Riella, masih terlalu dini untuk mengetahui bagaimana Andrews bertahan dengan ginjal babi tersebut. Jika menunjukkan tanda-tanda kegagalan, dia masih memenuhi syarat untuk transplantasi dengan ginjal dari manusia.

    (sao/naf)