Kementrian Lembaga: BPOM

  • Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Berkunjung ke China, BPOM Dorong Modernisasi Sistem Pengawasan Berbasis AI

    Jakarta

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar melakukan kunjungan resmi ke Tsinghua Changgung Hospital di Beijing, China. Rumah sakit ini dikenal sebagai pelopor dalam penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam layanan kesehatan dan menjadi rumah sakit AI pertama di dunia yang berafiliasi dengan Tsinghua University.

    Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya strategis BPOM dalam menjajaki pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia.

    Di tengah transformasi digital global, BPOM menapaki jejak inovasi kesehatan masa depan dengan menyaksikan langsung bagaimana AI mengubah wajah pelayanan medis, dari diagnosis hingga manajemen rumah sakit.

    Tsinghua Changgung Hospital mengembangkan sistem ‘agent hospital’, yang memungkinkan dokter virtual berbasis AI melakukan diagnosis, konsultasi, dan rekomendasi pengobatan secara mandiri. Teknologi ini telah diterapkan di berbagai departemen, termasuk oftalmologi, radiologi, dan pernapasan, dengan hasil yang menunjukkan peningkatan efisiensi, akurasi, dan kecepatan layanan.

    Pemeriksaan medis berbasis AI di rumah sakit ini mampu memproses data pasien secara real-time, mengintegrasikan rekam medis elektronik, dan memberikan analisis komprehensif yang mendukung pengambilan keputusan klinis.

    Pihak manajemen Tsinghua Changgung Hospital menerangkan bahwa fasilitas ini baru saja melakukan ekspansi ke tahap II.

    “Tahap selanjutnya, kami akan meningkatkan kapasitas menjadi 1.500 tempat tidur yang mampu melayani hingga 10.000 pasien rawat jalan per hari,” ujar salah satu dokter kepada Kepala BPOM RI.

    “Desain interior rumah sakit menggabungkan elemen seni dan teknologi, menciptakan suasana penyembuhan yang humanis dan modern,” lanjutnya.

    Bagi BPOM, kunjungan ini memiliki relevansi yang kuat dalam konteks penguatan sistem pengawasan berbasis digital. Pemanfaatan AI berpotensi besar dalam mendeteksi dini efek samping obat dan makanan melalui analisis big data, mengintegrasikan sistem rekam medis dengan database pengawasan, serta meningkatkan efisiensi inspeksi dan audit fasilitas produksi.

    Teknologi ini juga membuka peluang pengembangan platform edukasi publik berbasis AI yang interaktif dan personal, serta mendukung pengujian cepat berbasis machine learning untuk mendeteksi kontaminan atau bahan berbahaya.

    Ikrar menegaskan bahwa BPOM siap bertransformasi menuju sistem pengawasan yang lebih cerdas dan terintegrasi. Menurutnya, teknologi seperti AI saat ini bukan hanya alat, tetapi faktor penting dalam mengoptimalkan perlindungan kesehatan masyarakat.

    “Kami melihat langsung bagaimana kecerdasan buatan mampu menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. BPOM berkomitmen untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia, agar lebih responsif terhadap tantangan zaman,” ujar Ikrar.

    Menurutnya, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama bilateral antara BPOM dan institusi kesehatan Tiongkok, khususnya dalam pengembangan sistem e-health, pertukaran data, dan peningkatan kapasitas tim BPOM dalam menjalankan tugas.

    “Teknologi bukan sekadar alat, tetapi mitra strategis dalam melindungi kesehatan masyarakat. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas negara seperti ini akan memperkuat kapasitas pengawasan, termasuk kualitas tim BPOM, dan membuka jalan bagi inovasi yang berdampak luas untuk kepentingan masyarakat kita,” tambahnya.

    Dengan menggabungkan teknologi, seni, dan pelayanan humanis, Tsinghua Changgung Hospital menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat memperkuat sistem kesehatan dan pengawasan publik. BPOM menapaki jejak tersebut sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga keamanan dan mutu produk obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Senat AS Bahas Paket Anggaran Sementara untuk Akhiri Shutdown Pemerintah

    Senat AS Bahas Paket Anggaran Sementara untuk Akhiri Shutdown Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemimpin Partai Republik di Senat AS, John Thune, menyebut kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 40 hari mulai mengerucut, dengan rencana pemungutan suara uji coba pada Minggu (9/11/2025) waktu setempat untuk paket anggaran terbatas.

    Namun, belum jelas apakah Partai Demokrat akan mendukung langkah tersebut. Sebagian besar anggota Demokrat tetap bersikeras agar perpanjangan subsidi Obamacare bagi warga berpenghasilan rendah selama satu tahun dimasukkan dalam kesepakatan pembukaan kembali pemerintahan.

    Melansir Bloomberg pada Senin (10/11/2025), Thune mengatakan di Gedung Capitol bahwa dia akan mengamati hasil pemungutan suara untuk melihat apakah ada 10 suara tambahan dari Demokrat yang mendukung. 

    Dia menambahkan, teks paket baru tersebut akan segera dirilis, dan pemungutan suara diperkirakan berlangsung dalam 4 hingga 6 jam setelahnya.

    Sementara itu, Menteri Perhubungan Sean Duffy memperingatkan lalu lintas udara bisa melambat drastis selama libur Thanksgiving jika kebuntuan anggaran tidak segera berakhir. 

    Senat menyiapkan rancangan undang-undang sementara yang akan mendanai Departemen Pertanian, Departemen Urusan Veteran, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), serta lembaga legislatif hingga 30 September 2026. Lembaga pemerintah lainnya kemungkinan akan mendapatkan dana hingga 31 Januari 2026.

    Untuk pertama kalinya sejak penutupan dimulai, para senator tetap berada di Washington selama akhir pekan setelah Presiden Donald Trump menegur mereka agar tidak meninggalkan kota sebelum kebuntuan anggaran terselesaikan.

    Partai Demokrat, yang baru saja meraih kemenangan besar dalam pemilu lokal di sejumlah negara bagian, sempat melunakkan tuntutan mereka dengan menawarkan perpanjangan kredit pajak untuk subsidi Obamacare selama satu tahun sebagai imbalan pembukaan kembali pemerintahan. 

    Namun, Partai Republik langsung menolak usulan itu, meski kedua kubu mulai melakukan pembicaraan informal untuk mencari jalan tengah.

    Trump terus menekan senator Partai Republik melalui media sosial agar menghapus aturan filibuster, sehingga partainya bisa meloloskan RUU dengan suara mayoritas sederhana tanpa memerlukan 60 suara dukungan. 

    Dia juga melontarkan ide memberikan bantuan langsung kepada warga untuk membayar biaya kesehatan, tanpa menunjukkan keinginan bernegosiasi dengan Demokrat.

    “Selama beberapa minggu terakhir, ia lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan golf ketimbang berbicara dengan anggota Demokrat yang mewakili setengah populasi negara ini untuk mencari solusi bipartisan,” ujar Pemimpin Demokrat di DPR Hakeem Jeffries.

    Dampak penutupan pemerintahan kian terasa seiring berlarutnya krisis ini. Pegawai federal belum menerima gaji, sementara dana darurat untuk membiayai tunjangan dan membayar personel militer semakin menipis. Tumpukan permohonan pengembalian pajak, pinjaman usaha kecil, dan aplikasi federal lainnya juga terus meningkat.

    Para anggota parlemen memperingatkan sejumlah titik kritis — mulai dari kekacauan penerbangan hingga keterlambatan bantuan pangan — yang bisa menjadi pemicu diakhirinya shutdown. Namun, sejauh ini belum ada tanda-tanda jelas kapan kebuntuan tersebut akan berakhir, meningkatkan ketidakpastian politik dan ekonomi.

    Penutupan pemerintahan ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$15 miliar per pekan bagi perekonomian AS. Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan, shutdown dapat memangkas pertumbuhan PDB riil tahunan sebesar 1,5% pada kuartal keempat tahun ini. 

    Sentimen konsumen juga turun ke level terendah dalam tiga tahun pada Jumat lalu di tengah kekhawatiran terhadap harga, pekerjaan, dan dampak penutupan pemerintahan yang berkepanjangan.

  • Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba

    Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Uni Emirat Arab (UEA) atau The Emirates Drug Establishment (EDE) menarik produk inhaler viral asal Thailand, Hong Thai (Yadom) dari pasaran. Pengumuman ini diterbitkan oleh otoritas pada 3 November 2025.

    “Uji laboratorium telah mengonfirmasi adanya kontaminasi mikroba dalam beberapa batch inhaler hidung herbal Thailand yang didistribusikan secara lokal,” tambah surat edaran tersebut, dikutip dari Khaleej Times.

    Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah menarik satu batch inhaler populer tersebut pada Oktober 2025. Alasannya karena inhaler tersebut gagal memenuhi standar yang dipersyaratkan dalam uji kontaminasi mikroba.

    Dalam surat edaran setebal 3 halaman tersebut, otoritas Thailand menyatakan bahwa batch ‘000332’ dari ‘Formula Inhaler Herbal 2’ gagal memenuhi standar kontaminasi mikroba. Perusahaan manufaktur, Hong Thai, segera mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa keselamatan pelanggan adalah prioritas utama mereka.

    Pada kesempatan yang sama, pihak Hong Thai juga memberi tahu publik terkait masalah tersebut.

    Setelah peringatan dari Thailand keluar, EDE segera mengambil tindakan dan menguji semua batch yang tersedia di pasar lokal untuk memverifikasi keamanannya. Dan analisis laboratorium mengonfirmasi tingkat kontaminasi mikroba yang melebihi batas yang diizinkan untuk produk inhalasi yang ditetapkan oleh standar farmakope internasional.

    “Tingkat yang tinggi tersebut berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna,” beber EDE.

    Akibatnya, EDE memerintahkan penarikan semua batch produk dari peredaran, bukan hanya yang diidentifikasi oleh regulator Thailand.

    Batch yang ditarik memiliki nomor registrasi G 309/62, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027). Sekitar 200.000 unit dari batch yang terdampak ditarik di UEA.

    “Penarikan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan otoritas regulasi lainnya untuk memastikan produk tersebut ditarik sepenuhnya dari semua tempat penjualan, termasuk platform daring,” tegas EDE.

    EDE mengimbau masyarakat untuk berhenti menggunakan produk tersebut dan membuang unit apapun yang mereka miliki dengan aman. Konsumen yang telah membeli Hong Thai Herbal Inhaler atau Yadom, batch 000332 (diproduksi pada 9 Desember 2024, kedaluwarsa 8 Desember 2027) disarankan untuk segera menghentikan penggunaannya.

    Selain itu, EDE menyarankan penduduk di UEA untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala tidak biasa setelah menghirup inhaler Hong Thai. Mulai dari sesak napas, iritasi hidung, atau pusing yang terus-menerus.

    Sebelumnya, Kementerian Malaysia telah resmi melarang penjualan inhaler viral asal Thailand itu. Pihak Malaysia menyebut produk tersebut belum terdaftar secara resmi di negaranya, dan inhaler ‘Hong Thai Formula 2’ dipastikan tidak memiliki izin edar.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Ini Influencer yang Diperiksa Terkait Jual Kosmetik Bermerkuri di Sidrap, Klaim Tetap Laris Usai Diperiksa BPOM

    Ini Influencer yang Diperiksa Terkait Jual Kosmetik Bermerkuri di Sidrap, Klaim Tetap Laris Usai Diperiksa BPOM

    Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, aktivitas penjualan kosmetik di toko milik Paramita masih berlangsung ramai. Meski BBPOM Makassar telah memastikan bahwa toko tersebut menjual kosmetik tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya, pengunjung masih tampak berdatangan.

    Dalam unggahannya di Instagram, toko milik Paramita tersebut terlihat tetap menjual kosmetik-kosmetik bermerkuri asal Thailand yang sebelumnya sempat diamankan dalam operasi yang digelar oleh BBPOM Makassar.

    Selain menjual produk impor asal Thailand, Paramita juga diketahui menjual kosmetik racikan sendiri dengan label MJB Beauty. Produk tersebut dijual dalam bentuk paket dan diklaim mampu memutihkan kulit dengan cepat, sehingga tetap laris di pasaran.

    Menariknya, meski tengah tersangkut kasus, Paramita sempat menulis unggahan bernada sesumbar di akun Instagram pribadinya @paramitamytha. Dalam unggahan itu, ia menyinggung bahwa upaya pihak-pihak tertentu menjatuhkan produknya tidak akan berpengaruh terhadap popularitas brand miliknya.

    Ia menulis dalam campuran bahasa Bugis dan Indonesia:

    “Podona kasi tappa-tappa mu mau jatuhkan brandku, oh dak mempan sygg, testi yang berbicara dan personal branding yang kuat. Sekalipun saya tulis di kemasannya bedakku dapat membunuhmu, nelli to tauwee. Dk belajar dari kasus kemarin, sebut-sebut brandku malah tambah naik.”

    Jika diterjemahkan, kalimat itu berarti:

    “Percuma orang-orang mau menjatuhkan brand-ku. Tidak mempan, sayang. Testimoni yang berbicara dan personal branding yang kuat. Sekalipun saya tulis di kemasan ‘produk ini bisa membunuhmu’, orang tetap akan beli. Belajar dari kasus kemarin, justru makin terkenal.”

    Meski kini telah dihapus, unggahan tersebut menuai sorotan warganet dan menambah perhatian publik terhadap kasus ini. Sementara itu, BBPOM Makassar memastikan proses hukum terhadap Paramita akan terus berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.

     

  • Ilmuwan Klaim Temukan Cara Permanen yang Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi

    Ilmuwan Klaim Temukan Cara Permanen yang Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Para ilmuwan menemukan harapan baru bagi jutaan orang yang bergulat dengan kolesterol tinggi. Dalam sebuah penelitian kecil, tetapi relatif menjanjikan, para dokter menemukan cara untuk menurunkan kolesterol jahat hingga 50 persen secara permanen.

    Hanya dengan satu kali penyuntingan gen menggunakan teknologi CRISPR-Cas9. Jika hasil ini terbukti aman dan efektif dalam skala besar, ada kemungkinan seseorang tak perlu lagi mengonsumsi obat penurun kolesterol seumur hidupnya.

    Dikutip dari CNN, penelitian ini melibatkan 15 pasien dengan kadar kolesterol sangat tinggi yang berisiko besar mengalami penyakit jantung. Para peneliti menggunakan terapi gen berbasis CRISPR, alat biologis yang bekerja seperti ‘gunting molekuler’ untuk mengedit dan memastikan gen tertentu.

    Hasil awal menunjukkan penurunan hampir 50 persen kadar low density lipoprotein LDL (kolesterol jahat) dan 55 persen trigliserida, dua jenis lemak darah yang menjadi faktor utama penyakit jantung, penyebab kematian nomor satu di dunia.

    “Kami berharap ini bisa menjadi solusi permanen,” kata Dr Steven Nissen, peneliti senior sekaligus Kepala Akademik di Cleveland Clinic, Ohio.

    “Bayangkan jika pasien muda dengan penyakit berat hanya perlu menjalani terapi gen sekali seumur hidup, dan kadar kolesterolnya tetap rendah selamanya, itu impian yang jadi nyata.”

    Gagasan terapi ini muncul dari sebuah temuan menarik dalam dunia genetika. Beberapa orang memiliki mutasi alami pada gen ANGPTL3, yang membuat gen tersebut tidak berfungsi.

    Akibatnya, mereka memiliki kadar LDL dan trigliserida sangat rendah seumur hidup, tanpa efek samping apa pun, bahkan nyaris tidak pernah mengalami penyakit jantung.

    “Mutasi ini sebenarnya melindungi tubuh dari penyakit jantung,” jelas Nissen.

    “Dengan CRISPR, kini kita bisa meniru efek alami itu pada orang lain.”

    Dalam uji klinis, obat berbasis CRISPR ini disuntikkan melalui infus. Dosis tertinggi sekitar 0,8 miligram per kilogram berat badan, menghasilkan efek paling signifikan: menurunkan LDL hingga separuh dan trigliserida lebih dari 50 persen.

    Menariknya, kadar kolesterol baik (HDL) memang sedikit turun, tapi penurunan itu juga ditemukan pada pembawa mutasi alami dan tidak berbahaya.

    Bagi sebagian orang, disiplin minum obat kolesterol setiap hari, bahkan hingga tiga atau empat jenis sekaligus, bisa menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, terapi gen satu kali ini dianggap revolusioner.

    “Bayangkan Anda berusia 20 tahun dan memiliki kolesterol sangat tinggi. Lebih masuk akal jika menjalani satu terapi gen yang efeknya bertahan puluhan tahun,” ujar Dr. Ann Marie Navar, ahli jantung preventif dari UT Southwestern Medical Center, Texas.

    “Potensinya benar-benar luar biasa.”

    Keamanan jangka panjang masih dikaji. Berbeda dengan mutasi alami yang mematikan gen di seluruh tubuh, terapi ini hanya menargetkan hati, organ yang memproduksi dan mengatur kolesterol.

    Pendekatan ini dianggap lebih aman karena mengurangi risiko terjadinya perubahan gen di jaringan lain.

    Efek samping sejauh ini tergolong ringan, seperti iritasi di lokasi infus. Dua peserta sempat mengalami masalah ringan, satu hernia tulang punggung dan satu peningkatan enzim hati sementara, tetapi keduanya pulih dalam dua minggu.

    Satu pasien meninggal enam bulan setelah terapi, tetapi pada dosis terendah yang tidak efektif, dan kematiannya diyakini tidak berkaitan dengan pengobatan.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS meminta agar seluruh peserta tetap dipantau selama 15 tahun untuk memastikan keamanan jangka panjang.

    Uji klinis fase 2 akan segera dimulai, diikuti fase 3 yang melibatkan lebih banyak peserta.

    “Kami ingin menyelesaikan semua tahap ini sebelum akhir tahun depan,” kata Nissen.

    “Kebutuhan medisnya besar sekali, jutaan orang punya kolesterol tinggi, banyak yang berhenti minum obat karena efek samping atau lupa. Ini masalah yang belum tertangani dengan baik.”

    Halaman 2 dari 2

    (naf/naf)

  • Kaledonia Baru Tarik Obat Herbal Asal RI, BPOM Bilang Begini

    Kaledonia Baru Tarik Obat Herbal Asal RI, BPOM Bilang Begini

    Jakarta

    Pemerintah Kaledonia Baru baru-baru ini mengumumkan penarikan obat herbal asal Indonesia dengan merek Tawon dan Tawon Liar dari peredaran. Alasannya, produk tersebut terbukti mengandung bahan kimia obat (BKO) berupa tramadol dan zat antiinflamasi (antiradang).

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan produk yang ditarik di Kaledonia Baru tidak terdaftar secara legal di Indonesia.

    Produk Tawon dan Tawon Liar yang beredar di Nouméa, Kaledonia Baru, diekspor dari Indonesia melalui jalur tidak resmi (ilegal) oleh importir bernama Stone Fish Import dan Naouli Import NC.

    Kedua produk tersebut mencantumkan nomor izin edar BPOM TR090234332, tetapi setelah dilakukan penelusuran, nomor tersebut terbukti fiktif. Artinya, produk tidak pernah terdaftar secara resmi di BPOM.

    “Hasil penelusuran menunjukkan produk ekspor tersebut merupakan obat bahan alam yang tidak terdaftar dan mengandung bahan kimia obat (BKO) yang dilarang digunakan dalam OBA,” beber Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dalam keterangannya, Senin (3/11/2025).

    Taruna mengingatkan sejak tahun 2013 hingga 2025, lembaga tersebut berulang kali mengeluarkan peringatan publik terhadap produk dengan nama serupa seperti Tawon Liar, Tawon Sakti, dan Jamu Serbuk Tawon.

    BPOM menegaskan penggunaan bahan-bahan tersebut dalam obat herbal dapat menimbulkan efek samping serius, mulai dari gangguan ginjal, lambung, dan hati, hingga risiko ketergantungan obat.

    “Kami mengajak masyarakat untuk melaporkan ke BPOM jika menemukan obat herbal atau jamu yang dicurigai mengandung bahan kimia obat atau tidak memiliki izin edar,” imbau Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Susul yang Lain, Giliran UEA Tarik Inhaler Hong Thai Imbas Kontaminasi Mikroba

    Inhaler Viral Thailand Tak Terdaftar di BPOM RI, Warga Diimbau Tak Beli Online

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menanggapi viralnya produk Hong Thai Brand Herb Inhaler Formula 2 asal Thailand yang belakangan ramai diperbincangkan lantaran terkontaminasi mikroba. BPOM menegaskan produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia alias dinyatakan ilegal.

    Inhaler ini memang terkenal di kalangan ‘jastipers’ atau jasa titip produk saat seseorang ke luar negeri.

    Dalam keterangan resminya, BPOM menjelaskan apapun barang ilegal tidak bisa terjamin keamanannya. Mengutip hasil uji laboratorium otoritas Thailand (Thailand Food and Drug Administration/Thailand FDA), produk tersebut juga dinyatakan tidak memenuhi syarat keamanan.

    “Berdasarkan hasil penelusuran database BPOM, produk Hong Thai Brand Herb Inhaler Formula 2 tidak terdaftar di BPOM sehingga merupakan produk ilegal dan tidak dapat diedarkan di Indonesia,” tulis BPOM dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).

    Sejak Februari 2025, BPOM telah memantau peredaran dan iklan produk Hong Thai Brand Herb Inhaler Formula 2 di berbagai platform daring, termasuk e-commerce dan media sosial.

    Dari hasil operasi siber, BPOM menemukan 539 tautan penjualan dengan estimasi penjualan mencapai 29.589 pieces produk dan nilai keekonomian lebih dari Rp 925 juta.

    BPOM telah menindaklanjuti temuan itu dengan berkoordinasi bersama sejumlah pihak, termasuk Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melakukan takedown terhadap tautan-tautan penjualan produk ilegal tersebut.

    “BPOM juga telah mengeluarkan negative list yang wajib ditindaklanjuti oleh idEA dan pihak e-commerce dengan melakukan penurunan tautan penjualan produk yang masuk daftar tersebut,” tulis BPOM.

    BPOM mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan cerdas dalam memilih produk obat herbal atau bahan alam. Masyarakat diminta selalu menerapkan prinsip Cek KLIK yakni Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa, sebelum membeli atau menggunakan produk.

    Selain itu, BPOM meminta masyarakat untuk tidak menggunakan produk herbal yang tidak memiliki izin edar atau terindikasi ilegal.

    “Segera laporkan kepada BPOM melalui Contact Center HALOBPOM 1500533 atau Balai Besar/Balai/Loka POM terdekat apabila mengetahui atau mencurigai kegiatan produksi, peredaran, promosi, atau iklan obat herbal yang tidak memenuhi ketentuan dan/atau mengandung bahan berbahaya,” tulis BPOM menutup keterangannya.

    Sebelumnya diberitakan, Pengawas Obat dan Makanan Thailand menarik sejumlah produk inhaler karena adanya kontaminasi mikroba, ragi, jamur, dan bakteri patogen. Otoritas kesehatan tersebut menyebut kontaminasi itu bisa berisiko bagi kelompok rentan dan lanjut usia.

    Supattra Boonserm, Sekretaris Jenderal FDA Thailand mengatakan bahwa FDA mengumpulkan sampel dari banyak merek inhaler herbal untuk pengujian setelah adanya laporan daring pada bulan Mei tentang kontaminasi jamur yang ditemukan dalam inhaler herbal yang dapat membahayakan paru-paru penggunanya.

    Pengujian tersebut mencari jumlah total mikroba aerobik, jumlah total ragi dan jamur, serta kontaminasi dengan bakteri tertentu, yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Clostridium spp., yang dilarang dalam produk herbal.

    Supattra mengatakan pengujian pada sampel menunjukkan tingkat yang tidak aman berdasarkan ketiga kriteria untuk inhaler herbal “Hong Thai Formula 2”, nomor registrasi G309/62, lot 000332 yang diproduksi pada 9 Desember 2024. Bakteri Clostridium yang terdeteksi adalah Clostridium perfringens.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Medsos Kosmetik Pinkflash ‘Digeruduk’ Konsumen, Keluhkan Iritasi Mata hingga Insisi

    Medsos Kosmetik Pinkflash ‘Digeruduk’ Konsumen, Keluhkan Iritasi Mata hingga Insisi

    Jakarta

    Media sosial Pinkflash mendadak ‘diserbu’ keluhan konsumen terkait produk eyeshadow yang ditarik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Ini kali kedua Pinkflash tersandung kasus kosmetik positif bahan terlarang yakni pewarna tekstil K3, yang bersifat karsinogenik atau berisiko memicu kanker.

    Dalam kolom komentar Pinkflash, terpantau lebih dari 15 orang mengalami keluhan tak jauh berbeda, yakni masalah di mata. Beberapa di antaranya ada yang harus menjalani operasi, insisi atau penyayatan kecil pada kelopak mata untuk menghilangkan benjolan, hingga penanganan lain yang tak sekadar cukup memakai obat tetes mata.

    Kepada detikcom, Danis (23), konsumen setia Pinkflash, juga menceritakan masalah serupa. Ia mengaku sudah lima kali bolak-balik ke rumah sakit.

    “Awal mulanya itu kelopak mata, sampai area bawah bulu mata aku gatal-gatal dan panas gitu, lama-lama kelopak mata aku sakit dan jadi agak membengkak merah, pas cuci muka sakit banget,” terang Danis saat dihubungi Kamis (6/11/2025).

    Keluhan itu tak kunjung membaik dan bengkak semakin besar bahkan hingga mengeluarkan nanah. Danis sudah coba mengobatinya dengan obat minum dan salep biasa dari dokter, tetapi tak kunjung mereda.

    “Total aku ke dokter 5 kali, satu kali spesialis mata dan langsung tindakan insisi mata,” sebut perempuan domisili DI Yogyakarta.

    Di tengah keluhan tersebut, Danis masih menggunakan produk eye make up dari Pinkflash. “Aku pakai lengkap dari Pinkflash semua, sampai eyeliner, dan juga maskara-nya,” sambung Danis.

    Keluhan baru membaik setelah Danis memutuskan untuk menyetop pemakaian eyeshadow tersebut. Eyeshadow yang digunakannya dan kini sudah ditarik BPOM RI adalah Pinkflash 3 Pan PF-E23 BR02.

    Danis menyesalkan temuan tersebut lantaran ia juga sebelumnya sempat memakai produk Pinkflash bermasalah yang ditarik dengan alasan serupa beberapa waktu sebelumnya, yakni Pinkflash Pallate PF-E15 02.

    Dihubungi terpisah, wanita di Palembang juga mengeluhkan hal yang sama. Citra mengaku tertarik membeli eyeshadow Pinkflash karena warnanya cukup mencolok, meski tidak dipakai setiap hari.

    “Awalnya saya beli produk itu karena tertarik warna-warna-nya cantik, tapi saya jarang menggunakannya untuk sehari-hari, saya gunakan ketika saya mau pergi acara-acara saja.”

    Sayang, tidak lama setelah menggunakannya, ia malah kerap mengalami iritasi dan bintitan. Citra sempat mengira bintitan yang dialami hanya keluhan biasa.

    “Tetapi lama kelamaan benjolan itu semakin membesar tetapi rasanya tidak sakit, setelah itu saya coba untuk konsultasi ke dokter, dokter bilang harus dioperasi karena bisa mengganggu ke-estetikan mata, dan pada keesokan nya saya disarankan untuk operasi,” sesalnya.

    Citra semula berpikir masalah yang muncul di mata tidak terkait produk Pinkflash, melainkan hanya karena masalah higiene atau kebersihan saja.

    “Maka dari itu setelah saya sudah pulih operasi saya masih tetap menggunakan produk tersebut dan setiap menggunakan produk apapun di saya selalu membersihkan double cleansing untuk menghindari hal itu terjadi lagi. Tetapi setelah itu saya tetap mengalami bintitan setelah saya menggunakan eyeshadow tersebut,” lanjutnya.

    Citra kemudian menyetop pemakaian produk tersebut dan tidak pernah mengalami keluhan yang sama lagi.

    “Saya hanya menggunakan eyeshadow dan eyeliner saja dari produk Pinkflash,” cerita dia.

  • Basreng asal RI yang Ditarik di Taiwan Dipastikan Tak Terdaftar di BPOM

    Basreng asal RI yang Ditarik di Taiwan Dipastikan Tak Terdaftar di BPOM

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) memastikan produk yang bakso goreng yang ditarik di Taiwan tidak terdaftar di BPOM. Produk tersebut ditarik lantaran mengandung bahan tambahan pangan (BTP) pengawet asam benzoat, yang tak diizinkan penggunaannya sesuai regulasi di Taiwan.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar memastikan produk basreng tersebut berasal dari industri rumah tangga pangan (RTP) yang belum terdaftar di dinas kesehatan setempat.

    “Produk dikemas dalam bentuk ruahan (bulk) tanpa label dan tidak mencantumkan nomor Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan IRT (SPP-IRT),” demikian keterangan yang diterima detikcom, Rabu (5/11/2025).

    Saat ini BPOM juga masih menelusuri bahan baku produk bakso goreng yang bermasalah, termasuk penggunaan BTP asam benzoat dan garamnya dalam produk tersebut. “Sesuai Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan, penggunaan BTP asam benzoat dan garamnya untuk kategori pangan makanan ringan (seperti basreng) tidak diatur sehingga belum ditetapkan kadar maksimal penggunaan asam benzoat dan garamnya pada kategori pangan tersebut,” tuturnya.

    Basreng Foto: Taiwan Food and Drug Administration (TFDA)

    Meskipun begitu, penggunaan benzoat dalam bentuk garam natrium benzoat diperbolehkan pada produk bakso ikan dengan batas maksimal 500 mg/Kg (500 ppm) dihitung sebagai asam benzoat.

    Temuan kandungan benzoat pada produk basreng dimungkinkan apabila bahan baku basreng berasal dari bakso ikan, yang pada proses produksinya menggunakan pengawet benzoat.

    Dampak Asam Benzoat

    Terpisah, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, mengatakan asam benzoat biasanya digunakan sebagai pengawet makanan, dan sebenarnya aman bila digunakan dalam batas yang sudah diatur.

    Namun, penggunaan asam benzoat di luar batas yang sudah diatur atau berlebihan dapat memicu efek samping pada kesehatan tubuh. dr Aru mengatakan, penggunaan asam benzoat dalam makanan, terutama dicampur dengan vitamin C atau terpapar panas dan cahaya, dapat membentuk zat kimia berbahaya bernama benzena yang bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.

    “Setiap negara memiliki aturan masing-masing dalam membatasi konsumsi benzoat. Secara umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman konsumsi natrium benzoat adalah (0-5) mg per kilogram berat badan per hari,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (31/10/2025).

    Bahkan, bagi sebagian orang yang sensitif, konsumsi benzoat bisa memicu diare, kram perut, mual, muntah, atau kembung.

    “Selain itu beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi seperti gatal atau bengkak setelah mengonsumsi makanan yang mengandung benzoat,” ucapnya lagi.

    “Masalahnya adalah batasan yg ada di makanan bila dikonsumsi berlebih akan menimbulkan efek yg tidak diinginkan,” lanjutnya lagi.

    Sebelumnya Taiwan Food and Drug Administration (TFDA) pada Selasa (28/10/2025) mengumumkan produk bakso goreng atau basreng asal Indonesia ditahan di perbatasan karena mengandung pengawet asam benzoat melebihi batas aman.

    Dalam laporan resminya, TFDA menyebut produk tersebut berasal dari Isya Food, produsen asal Indonesia, dan diimpor oleh Taiwan Sheba Enterprise Co. Produk yang dimaksud adalah bakso goreng dengan total berat 1.072 kilogram (KGM) yang mengandung asam benzoat sebesar 0,05 gram per kilogram.

    Selain itu, jenis bakso goreng gurih dengan jumlah 1.008 kilogram (KGM) juga ditemukan mengandung asam benzoat sebesar 0,02 gram per kilogram.

    Penahanan ini terjadi sepekan setelah produk serupa juga sempat dihentikan masuk pada pada Selasa (21/10/2025). TFDA juga mengumumkan penahanan produk serupa dari perusahaan yang sama, Isya Food. Sebanyak 1.008 kilogram produk Basreng Cracker kala itu ditemukan mengandung pengawet asam benzoat sebesar 0,93 gram per kilogram.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

  • BPOM AS Bakal Inspeksi Udang RI Imbas Temuan Radioaktif Cs-137

    BPOM AS Bakal Inspeksi Udang RI Imbas Temuan Radioaktif Cs-137

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA AS) akan melakukan inspeksi terhadap udang Indonesia. Hal ini menyusul temuan kontaminasi zat radioaktif cesium-137 (Cs-137).

    Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ishartini mengatakan udang yang terkontaminasi Cs-137 bersifat kasuistik dan hanya berasal dari wilayah Cikande, Serang, Banten.

    Adapun, udang yang berlokasi di Cikande masuk ke dalam ketegori yellow list dari BPOM AS. Status ini berlaku bagi eksportir udang yang berdomisili di Jawa dan Lampung.

    Ishartini menjelaskan, perusahaan yang terkena yellow list wajib memenuhi tambahan persyaratan lain sebelum mengekspor udang ke AS, yakni sertifikat bebas radioaktif yang diterbitkan oleh certifying entity melalui KKP.

    Pasalnya, KKP kini bertindak sebagai certifying entity yang diakui oleh BPOM AS sejak 9 Oktober 2025. Ini artinya, KKP berwenang menerbitkan sertifikat bebas radioaktif bagi udang yang akan diekspor ke AS, terutama di wilayah Jawa dan Lampung.

    “Nanti FDA akan melihat apabila sistem kita sudah bagus, sistem kita sudah kuat, dia [FDA/BPOM AS] akan datang inspeksi ke sini dan nanti yellow list itu pun bisa kita usulkan untuk dicabut ya,” kata Ishartini dalam konferensi pers Update Penanganan Isu Cesium-137 pada Produk Udang di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

    Di sisi lain, Ishartini menuturkan PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS) saat ini tengah menjalani audit oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh BPOM AS dan telah melakukan berbagai tindakan korektif.

    Dalam memperkuat pengawasan, KKP juga telah menyiapkan alat deteksi, laboratorium uji, serta integrasi sistem digital. Selain itu, KKP menyampaikan petugas di unit pelaksana teknis (UPT) di Jawa dan Lampung juga telah mendapat pelatihan terkait proses scanning dan sampling.

    Teranyar, KKP bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Bea Cukai melakukan pelepasan ekspor udang perdana ke AS sebanyak 7 kontainer secara bertahap dengan volume 106 ton senilai US$1,22 juta atau sekitar Rp20,14 miliar sejak 31 Oktober—4 November 2025.

    Secara terperinci, 2 kontainer udang pada 31 Oktober, 2 kontainer pada 1 November, 2 kontainer pada 3 November, serta 1 kontainer pada 4 November 2025.

    Ishartini menuturkan pelepasan ekspor udang tersebut telah memenuhi prosedur dan persyaratan sesuai ketentuan yellow list dan memastikan kontainer bebas kontaminasi Cs-137 saat melewati Radiation Portal Monitor (RPM).