Kementrian Lembaga: BPOM

  • BPOM Masih Temukan Penjual Takjil Pakai Bahan Berbahaya, Ini Daftarnya – Halaman all

    BPOM Masih Temukan Penjual Takjil Pakai Bahan Berbahaya, Ini Daftarnya – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Direktur Standarisasi Pangan Olahan, Badan POM RI Dra. Dwiana Andayani, Apt. menuturkan, pihaknya masih menemukan penjual takjil yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.

    Hal itu diungkap dia dalam kegiatan temu media di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

    Adapun bahan-bahan berbahaya yang dicampurkan ke panganan dan minuman berupa pewarna buatan, formalin, borax maupun pemanis buatan yang melebihi ambang batas.

    Bahan-bahan yang tidak seharusnya untuk makanan itu ditemukan pada pemilik usaha kecil dan menengah.

    “Sampai saat ini masih banyak yang menggunakan pewarna untuk pacar china agar menarik diberi warna merah terang. Pengawet supaya tahan lama serta pemanis buatan,” kata Dwiana.

    Penjual takjil kata dia, sering menggunakan pewarna tekstil untuk panganan kerupuk dan mi berupa metanil yellow, rhodamin b serta boraks.

    “Kami mendorong untuk para pedagang menggunakn bahan yang alami,” tutur dia.

    Pihaknya sudah melaksanakan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H/Tahun 2025.

    Intensifikasi pengawasan ini dilakukan untuk mencegah peningkatan peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas.

    Intensifikasi pengawasan pangan saat hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idulfitri sangat penting mengingat tingginya permintaan akan pangan di masyarakat pada waktu tersebut.

     Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan (2024), terjadi peningkatan konsumsi pangan sekitar 20 persen-30% selama Ramadan tahun lalu.

  • Video Kepala BPOM soal Progres NutriGrade: Proses Harmonisasi

    Video Kepala BPOM soal Progres NutriGrade: Proses Harmonisasi

    Video Kepala BPOM soal Progres NutriGrade: Proses Harmonisasi

  • Video: BPOM Pastikan MBG Selama Ramadan Aman-Bertahan Lama

    Video: BPOM Pastikan MBG Selama Ramadan Aman-Bertahan Lama

    Video: BPOM Pastikan MBG Selama Ramadan Aman-Bertahan Lama

  • Video: BPOM Kejar Status WHO-Listed Authority

    Video: BPOM Kejar Status WHO-Listed Authority

    Video: BPOM Kejar Status WHO-Listed Authority

  • Seberapa Bahaya Mengonsumsi Obat yang Sudah Kedaluwarsa?

    Seberapa Bahaya Mengonsumsi Obat yang Sudah Kedaluwarsa?

    Jakarta

    Tidak hanya makanan dan minuman, obat juga memiliki tanggal kedaluwarsa. Sama halnya dengan produk lain, obat kedaluwarsa memiliki risiko jika dikonsumsi.

    Dikutip dari laman Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) batas kedaluwarsa obat ditetapkan berdasarkan uji stabilitas yang dilakukan pada suhu dan kondisi sesuai dengan kondisi ideal penyimpanan obat. Lamanya kedaluwarsa dihitung sejak tanggal obat diproduksi hingga waktu uji terakhir dimana obat tersebut dinyatakan masih memenuhi persyaratan mutu atau lamanya uji stabilitas obat yang datanya tersedia dengan hasil obat memenuhi syarat.

    Produk medis yang kedaluwarsa dapat menjadi kurang efektif atau berisiko karena adanya perubahan komposisi kimia atau penurunan kadar obatnya.

    Laman FDA menuliskan untuk obat-obatan yang memerlukan dosis yang tepat, kurangnya efektivitas setelah melewati titik tertentu juga berarti ada risiko beberapa konsekuensi kesehatan yang serius. Insulin, misalnya, tidak boleh digunakan setelah tanggal kedaluwarsa; insulin tidak seefektif dalam mengendalikan kadar glukosa darah, yang berarti ada peningkatan risiko hiperglikemia.

    Risiko obat kedaluwarsa

    Dikutip dari Cleveland Clinic, meski sangat sedikit kemungkinan obat menjadi racun ketika melewati kedaluwarsa, seseorang tetap tidak dianjurkan mengonsumsinya. Ada beberapa risiko dari obat kedaluwarsa di antaranya:

    Menjadi tidak efektif, sehingga tidak dapat mengobati masalah medis dengan benar.

    Mengandung kuman berbahaya karena bahan pengawet di dalamnya telah rusak.

    Menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti resistensi antibiotik, jika tidak lagi memiliki kekuatan yang tepat.

    “Tanggal kedaluwarsa ada untuk melindungi Anda. Jika diberi cukup waktu, bahan-bahan dalam obat apa pun akan rusak dan kehilangan kualitasnya,” ungkap Simon Hodes, MD, ChB.

    (kna/kna)

  • Video: BPOM Kejar Status WHO-Listed Authority

    Puasa Bikin Ngantukan? Kata Neurosains, Justru Tingkatkan Fungsi Otak

    Jakarta – Ibadah puasa selama Ramadan punya manfaat bagi sel-sel otak manusia. Selain melatih ketahanan mental, sebulan penuh menahan lapar juga bisa memperbaiki fungsi kognitif.

    Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, dalam Kultum Harian Ramadan (KURMA) di Masjid As-Salam Kantor BPOM, Jakarta (3/3/2025). Pendapat tersebut disampaikannya, merujuk pada QS. Al-Baqarah: 183 yang menyebut kewajiban bagi orang-orang yang beriman untuk menunaikan ibadah puasa agar menjadi insan yang bertakwa.

    Ikrar yang juga seorang ilmuwan neurosains berpendapat, ayat tersebut merupakan panggilan untuk berpuasa dan menunjukkan tujuan lain berpuasa. Bukan sekadar ibadah, tapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas diri secara spiritual, mental, dan fisik.

    Dari sisi psikologis, puasa merupakan latihan psikis yang membentuk kepribadian lebih baik serta disiplin yang lebih kuat. Puasa juga menjauhkan seseorang dari perbuatan yang bisa mencederai nilai ibadahnya.

    Sementara itu, dari sisi neurosains puasa dinilainya punya manfaat besar bagi kesehatan saraf otak melalui tiga cara. Pertama, melalui neurosinaptik yakni ketika otak terlibat pembelajaran baru.

    “Jika sebulan penuh berpuasa, struktur otak kita diarahkan untuk berlatih berpikiran positif, maka ini akan terbentuk, yang dulunya suka marah jadi sabar, itu baru sinaptik,” jelas Ikrar dalam siaran pers, Selasa (4/3/2025).

    Kedua, melalui neurogenesis yakni regenerasi sel-sel saraf untuk menggantikan sel-sel yang mati di otak. Proses otofagi, lahirnya sel-sel baru dan regenerasi sel yang lebih muda, terjadi saat puasa.

    “Maka otak kita lebih fresh dan lebih mudah ingat,” terangnya.

    Ketiga, melalui neurokompensasi. Ketika plastisitas otak menurun karena termakan usia, proses pembiasaan saat puasa membuat kinerja otak makin terlatih menjadi lebih baik.

    Dalam ceramahnya, Ikrar mengajak jemaah untuk menjalankan puasa sebagai perintah Allah. Pesannya, “Berpuasalah untuk menjadi lebih sehat, lebih bagus, dan lebih terhormat.”

    “Tapi ending-nya, niat kita melakukan puasa Ramadan dalam persepsi kesehatan dan dalam persepsi neurosains memiliki manfaat yang sangat besar untuk terbentuknya pribadi-pribadi yang mulia, cerdas, dan bertaqwa, seperti tercantum dalam Al-Quran,” tandasnya.

    (up/up)

  • Detikcom Leaders Forum x BPOM: Bijak Membaca Label Nutrisi

    Detikcom Leaders Forum x BPOM: Bijak Membaca Label Nutrisi

    Jakarta – detikcom Leaders Forum kali ini mengangkat tema “Bijak Membaca Label Nutrisi” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilih makanan yang lebih sehat. Dengan menghadirkan BPOM, Kemenkes, dan para ahli industri, diskusi ini membahas pentingnya pemahaman label gizi, termasuk kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk olahan. Kurangnya edukasi mengenai label nutrisi dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Saksikan bagaimana para pakar berbagi wawasan serta solusi untuk mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan terinformasi!

    (up/up)

  • BPOM dan BNN Pamerkan Hasil Penindakan Ganja-Sabu Rp 1 T

    BPOM dan BNN Pamerkan Hasil Penindakan Ganja-Sabu Rp 1 T

    Jakarta

    Pemerintah melalui Desk Pemberantasan Narkoba memamerkan hasil penindakan kasus narkoba dalam sebuah konferensi pers di Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur. Barang bukti yang diamankan mencapai Rp 1 triliun.

    Dalam pantauan detikcom di lokasi, tampak tumpukan barang bukti berupa narkotika jenis sabu dan ganja yang disita dari berbagai operasi pemberantasan. Ada keterangan berat ganja 894.330 gram dan ekstasi 11.211,65 gram di atas barang bukti teraebut.

    Selain itu, sejumlah aset hasil tindak pidana narkoba, termasuk mobil mewah, seperti BMW hingga Marcedes-Benz juga turut diperlihatkan kepada publik sebagai bentuk transparansi atas upaya penindakan yang telah dilakukan. Mobil tersebut ada yang digunakan sebagai pengangkut narkoba, dan ada juga yang diduga merupakan hasil dari tindak pidana pencucian uang (TPPU).

    Upaya pemberantasan ini dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan pihaknya turut bertanggung jawab lantaran narkotika atau narkoba termasuk dalam bagian dari domain dari BPOM.

    Dirinya juga menyebutkan bahwa BPOM memiliki unit pelaksanaan teknis atau disebut Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan Pengawas Obat dan Makanan (PPNS BPOM) yang bertugas melakukan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan, termasuk obat-obatan terlarang.

    “Kita memiliki kerangka dan dari Sabang sampai Merauke, Unit Pelaksanaan Teknis kita ada yang disebut dengan PPNS,” katanya saat ditemui di kantor BNN, Senin (3/32025)

    “Ada 600 orang pasukan khusus yang berhubungan dengan obat-obat seperti ini. Nah, kami bekerja sama dengan BNN untuk membuka persoalan ini,” sambungnya.

    Dirinya juga mengatakan pihaknya terus berkomitmen dalam memberantas obat-obat terlarang ini agar tidak merajarela di masyarakat. Mengingat, obat tersebut dapat membuat orang yang mengonsumsinya kecanduan.

    “Efek adiktif ini sangat berbahaya karena bisa berdampak kepada hilangnya sebuah generasi,” katanya.

    “inti yang kita punya sikap adalah badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia berkomitmen. Komitmen untuk apa? Bagaimana supaya obat-obat psikotropik, narkotik ini tidak merajalela, ini akan bisa berbahaya bagi masa depan pelanjut kita,” lanjutnya.

    (suc/up)

  • Tingkatkan Mutu Obat-SDM, BPOM RI Kolaborasi dengan US Pharmacopeia

    Tingkatkan Mutu Obat-SDM, BPOM RI Kolaborasi dengan US Pharmacopeia

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan kolaborasi dengan organisasi United States of Pharmacopeia (USP) untuk meningkatkan standar mutu obat dan kapasitas sumber daya manusia. Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengungkapkan ini juga menjadi salah satu langkah yang dilakukan agar BPOM lebih dikenal secara lebih luas.

    “Presiden Prabowo setidaknya memberikan lima perintah kepada Kepala BPOM saat pelantikan Agustus tahun lalu. Yang pertama, membuat BPOM menjadi institusi yang dikenal secara global,” kata Taruna Ikrar dalam siaran pers, Jumat (1/3/2025).

    Ketika bertemu dengan delegasi USP yang dipimpin oleh Vice President of Region and Program Operations Alessandro Slama, Taruna juga mengungkapkan empat perintah Presiden lainnya untuk BPOM. Adapun perintahnya meliputi:

    Memastikan produk makanan yang beredar di Indonesia aman, bergizi, dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi antar-lembaga yang mendukung sistem pengawasan obat dan makanan.Mendukung kemandirian penyediaan obat di dalam negeri.Mempermudah akses obat yang diperlukan agar lebih terjangkau bagi masyarakat.

    Dalam pertemuan itu, mereka membahas tentang apa saja rencana yang akan dilakukan BPOM ke depan dan terkait rencana kerjasama BPOM dengan USP melalui penandatanganan nota kesepahaman.

    BPOM sudah berhasil menjadi Associate Member dari USP Convention pada tahun ini. Pihak BPOM akan diundang untuk menghadiri USP Convention Meeting dan The Asia Pacific (APAC) Regional Chapter Meeting yang akan diselenggarakan di Rockville, Maryland, Amerika Serikat pada awal Mei 2025.

    Rencananya bakal ada 40-50 regulator dari seluruh dunia berkumpul di pertemuan tersebut. Pertemuan itu akan menjadi media untuk berdiskusi dan interaksi terkait pengawasan obat dan produk biologis.

    Kerja sama antara BPOM dan USP dalam bentuk nota kesepahaman berfokus pada peningkatan standar mutu obat hingga kapasitas sumber daya manusia BPOM, khususnya di bidang adopsi standar atau monografi obat dan peningkatan kapasitas pegawai BPOM, terutama di laboratorium.

    Melalui kerja sama ini, diharapkan USP juga dapat memberikan dukungan teknis kepada BPOM yang tengah berjuang mendapatkan status WHO Listed Authority (WLA). Nota kesepahaman sudah disepakati oleh BPOM dan USP dan bakal ditandatangani dalam waktu dekat.

    (avk/up)

  • RI Bakal Punya ‘Nutri-Grade’ Ala Singapura, Sudah Sampai Mana Persiapannya?

    RI Bakal Punya ‘Nutri-Grade’ Ala Singapura, Sudah Sampai Mana Persiapannya?

    Jakarta

    Pemerintah berencana menerapkan pelabelan pangan semacam Nutri-Grade di Singapura. Regulasi pengelompokan makanan sehat dan tidak sehat berdasarkan label tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024 terkait pelaksanaan Undang Undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023.

    Sebagai gambaran, pelabelan makanan dan minuman sehat semacam ini sudah lebih dulu diterapkan di Singapura dan sempat viral di media sosial. Penerapan ‘Nutri-Grade’ dinilai dapat mengubah perilaku dalam memilih makanan dan minuman.

    Lantas Sudah Sejauh Mana Persiapannya?

    Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengatakan draft ranangan aturan terkait pelabelan ala Nutri-Grade, yang di Indonesia nantinya akan dinamakan Nutri-Level, sudah selesai disusun sebagai bagian dari turunan PP 28 Tahun 2024. Saat ini, BPOM sedang dalam tahap konsultasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk pengusaha makanan, untuk memastikan sinkronisasi dengan industri makanan siap saji.

    BPOM disebutnya masih terbuka soal teknis pelabelan, baik menggunakan kode warna maupun kode huruf. Harapannya, konsumen dapat dengan lebih mudah memahami informasi yang sebenarnya sudah ada di label nutrisi yang tercantum saat ini.

    “Jadi itu lebih ilustratif sebetulnya. Sebetulnya nanti tidak mengubah, kandungan yang sekarang, cuma memberikan supaya masyarakat lebih bijak dan mudah memahami dalam bentuk ilustrasi semacam itu,” kata Ikrar dalam diskusi detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’, Jumat (28/2/2025).

    detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ Foto: Grandyos Zafna/detikHealth

    Senada, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M Epid, juga mengatakan bahwa sistem pelabelan bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memahami kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Salah satu gagasan yang muncul adalah dengan menerapkan warna tertentu.

    “Kita tuh pasti kenal ya, kalau merah apa, kuning apa, hijau apa, semua hampir dianalogikan. Makanya kemudian salah satunya Nutri-Gride itu adalah pilihan kita untuk sebenarnya yang di tahap awal ini supaya memudahkan masyarakat,” kata dr Siti Nadia dalam detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’, Jumat (28/2/2025).

    Berbeda dengan BPOM yang mengawasi pangan siap saji, Kemenkes dalam hal pelabelan ala Nutri-Grade ini bertanggung jawab terhadap pangan siap saji. Pihaknya, menurut dr Nadia, juga masih dalam tahap sosialisasi dan menerima masukan dari industri, dimulai dari industri kelas menengah ke atas dan nantinya juga menyasar UMKM.

    “Nah jadi saat ini kita sudah mulai untuk melakukan edukasi, jadi kami mengajak industri siap saji khususnya dan Badan POM juga bersama dengan industri pengemasan. Jadi untuk sudah mulai, ayo sama-sama nih edukasi, menaruh Nutri-Grade di dalam kemasannya,” kata dr Siti Nadia.

    Selain menyiapkan label ala Nutri-Grade, BPOM saat ini juga memiliki label ‘Pilihan Lebih Sehat’. Label yang mencantumkan tanda centang hijau ini ditempatkan pada bagian utama label produk pangan olahan yang memenuhi kriteria tertentu terkait kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).

    (suc/up)