Kementrian Lembaga: BPOM

  • Polisi amankan ribuan butir obat keras dari tiga pelaku di Tangsel

    Polisi amankan ribuan butir obat keras dari tiga pelaku di Tangsel

    Jakarta (ANTARA) – Pihak kepolisian mengamankan ribuan butir jenis obat keras tanpa izin dari tangan tiga pelaku di kawasan Tangerang Selatan pada Senin (18/8).

    “Ketiga pelaku masing-masing berinisial RK (33), SPU (21), dan FY (22). Mereka diketahui menjual obat keras daftar G melalui media sosial dengan sistem pengantaran langsung (COD) maupun jasa ekspedisi,” kata Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq dalam keterangannya, Kamis.

    Dia menjelaskan dari lokasi, pihaknya menyita barang bukti berupa 2.600 butir Trihexyphenidyl, 4.700 butir Tramadol, 5.315 butir Hexymer dan 746 butir Yarindu.

    “Selain itu, ditemukan pula uang tunai Rp2,38 juta hasil penjualan, kartu identitas, ATM, hingga buku catatan transaksi juga 4 unit handphone, 1 printer label, puluhan kardus kemasan, plastik pembungkus, serta koper dan tas ransel berisi obat,” ujar Bambang.

    Salah satu obat keras yang diamankan dari para pelaku pengedar obat keras tanpa izin. ANTARA/HO-Polsek Ciputat Timur

    Lebih lanjut, dia menyebutkan para pelaku tersebut diduga mengedarkan obat keras yang tidak memenuhi standar keamanan, khasiat, maupun mutu dengan memasarkannya secara daring tanpa izin edar dari pihak berwenang.

    “Kasus ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan di sebuah kontrakan di kawasan Rengas. Setelah dilakukan penyelidikan, petugas mendapati para pelaku tengah menyiapkan obat-obatan untuk dipasarkan,” tutur Bambang.

    Dia mengungkapkan ketiga pelaku tersebut saat ini ditahan di Polsek Ciputat Timur untuk penyidikan lebih lanjut. Mereka dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 Ayat (2) dan (3) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara.

    “Kasus ini akan kami kembangkan lebih lanjut, termasuk jaringan distribusi obat ilegal yang melibatkan para tersangka,” jelas Bambang.

    Ia juga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pemeriksaan laboratorium terhadap barang bukti yang diamankan itu.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis Jadi Pusat RnD Satu-Satunya Bayer di Asia Pasifik

    Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis Jadi Pusat RnD Satu-Satunya Bayer di Asia Pasifik

    Jakarta: Bayer Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat posisi Indonesia di peta industri farmasi global melalui Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis. Fasilitas yang diperkenalkan sebagai Center of Excellence ini bukan hanya pabrik yang menghasilkan produk kesehatan tetapi juga pusat riset dan inovasi. 

    Pusat riset dan inovasi ini tidak hanya menghadirkan produk kesehatan mandiri berstandar internasional, tetapi juga menjadi pionir dalam mengintegrasikan sains, teknologi, dan keberlanjutan untuk menjawab kebutuhan konsumen di dalam maupun luar negeri.
    Padukan Sains dan Teknologi Manufaktur Berstandar Tinggi

    Head of Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis, Priscilla Silvan Prarizta, mengatakan “Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis merupakan wujud nyata kemampuan Indonesia bersaing di panggung industri farmasi global. 

    “Di pusat inovasi ini, kami memadukan terobosan berbasis sains, teknologi manufaktur berstandar internasional, dan komitmen keberlanjutan untuk menghasilkan produk kesehatan berkualitas tinggi yang dipercaya konsumen di dalam dan luar negeri. Peran kami tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi kesehatan masyarakat dunia,” beber Priscilla di lokasi, Rabu, 20 Agustus 2025.

    Bayer Supply Center Heatlhcare Cimanggis dilengkapi dengan teknologi manufaktur canggih yang berstandar Eropa yang tersertifikasi internasional seperti BPOM, ISO, PIC/S, EU, TGA, HALAL, dan HACCP. Otomasi terintegrasi dan digitalisasi produksi memastikan efisiensi dan kualitas terbaik.
     

    Melalui program Factory of the Future (FoF), pabrik ini berkomitmen untuk menerapkan sistem digitalisasi dan automasi yang berkelanjutan dan berorientasi pada manusia, dengan tujuan mencapai Industri 5.0 pada tahun 2030. Inisiatif ini bertujuan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi sambil mengurangi lebih dari 30% Global Warming Potential (GWP) per tablet.

    Selain itu, pabrik ini akan tetap mempertahankan nilai efisiensi yang tinggi melalui pemanfaatan sumber daya yang adaptif dan inovatif, sehingga menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan produktivitas.
    Satu-satunya Pusat R&D Bayer Consumer Health di Asia Pasifik
    Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis juga menegaskan posisinya sebagai pusat riset dan inovasi yang menjadi satu-satunya fasilitas R&D Bayer Consumer Health di Asia Pasifik. Menariknya fasilitas ini sepenuhnya dijalankan oleh peneliti lokal loh. 

    Para peneliti lokal ini ini tidak hanya mengadaptasi formulasi global, tetapi juga mengembangkan inovasi berbasis kebutuhan konsumen yang kini dipasarkan di Australia, Eropa, dan Asia Pasifik. 

    “Dengan adanya local R&D, kita dapat mempercepat pengembangan produk dan memastikan alignment yang cepat antara product supply dan R&D. Sehingga kita bisa berkontribusi untuk mengembangkan “fit to purpose” formula dari skala lab ke skala produksi. Di tahun 2025 ini, 24% volume dari product Supply Cimanggis berasal dari produk baru yang dikembangkan oleh R&D lokal kami,” tambah Priscilla.
    74 persen produksinya diekspor ke 32 negara

    Berdiri di atas lahan seluas 10 hektar di Depok, Jawa Barat, Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis telah menjadi salah satu pabrik strategis Consumer Health Bayer untuk pasar regional dan global. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 2,5 miliar tablet per tahun. Sebanyak 74% produksinya diekspor ke 32 negara, termasuk ke pasar dengan regulasi ketat seperti Australia, Inggris, Korea, dan negara-negara Eropa.

    Inovasi ini berjalan beriringan dengan komitmen Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis untuk menghasilkan produk berkualitas dan memastikan proses bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai inisiatif yang mendukung empat pilar prioritas SDGs nasional: pengembangan manusia, ekonomi berkelanjutan, ketahanan lingkungan, dan tata kelola yang baik.  Inisiatif-inisiatif tersebut antara lain:

    Aksi Iklim dan Energi Bersih

    Penerapan sistem energi surya berkapasitas 2.054 kW yang menyuplai 19% kebutuhan listrik pabrik, mengurangi 2.073 ton emisi CO₂ per tahun, serta menghasilkan penghematan energi senilai €22.300 (sekitar 423 juta rupiah) setiap tahun. Langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai 23% renewable energy mix pada 2025.
     

    Pendidikan Vokasi dan Kesetaraan Gender

    Pelaksanaan Program Mechatronic Apprenticeship bersama AHK EKONID dan SMK 56 Jakarta yang mengadopsi model dual-education Jerman. Dari 30 peserta program, 56% dari angkatan kedua merupakan siswi perempuan, sehingga turut mendorong peningkatan partisipasi perempuan di sektor teknik serta mendukung transformasi pendidikan vokasi di Indonesia.

    Pembangunan Masyarakat

    Pembangunan masyarakat melalui program kesehatan masyarakat dan air bersih untuk pencegahan stunting “CETING” (Cegah Stunting) di Kelurahan Cisalak bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia telah melatih 25 kader kesehatan, menjangkau 500 perempuan dan anak, serta membangun 3 stasiun air komunal yang melayani 150 rumah tangga, dan program Urban Farming bermitra dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan TP PKK Cisalak untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan sumber pangan bergizi terutama untuk ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting. 

    “Melalui pendekatan Empowering Local Action for National and Global Goals, Bayer membuktikan bahwa investasi industri farmasi dapat menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting di pasar kesehatan global,” tutup Priscilla.

    Jakarta: Bayer Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat posisi Indonesia di peta industri farmasi global melalui Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis. Fasilitas yang diperkenalkan sebagai Center of Excellence ini bukan hanya pabrik yang menghasilkan produk kesehatan tetapi juga pusat riset dan inovasi. 
     
    Pusat riset dan inovasi ini tidak hanya menghadirkan produk kesehatan mandiri berstandar internasional, tetapi juga menjadi pionir dalam mengintegrasikan sains, teknologi, dan keberlanjutan untuk menjawab kebutuhan konsumen di dalam maupun luar negeri.
    Padukan Sains dan Teknologi Manufaktur Berstandar Tinggi

    Head of Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis, Priscilla Silvan Prarizta, mengatakan “Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis merupakan wujud nyata kemampuan Indonesia bersaing di panggung industri farmasi global. 
     
    “Di pusat inovasi ini, kami memadukan terobosan berbasis sains, teknologi manufaktur berstandar internasional, dan komitmen keberlanjutan untuk menghasilkan produk kesehatan berkualitas tinggi yang dipercaya konsumen di dalam dan luar negeri. Peran kami tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi kesehatan masyarakat dunia,” beber Priscilla di lokasi, Rabu, 20 Agustus 2025.

    Bayer Supply Center Heatlhcare Cimanggis dilengkapi dengan teknologi manufaktur canggih yang berstandar Eropa yang tersertifikasi internasional seperti BPOM, ISO, PIC/S, EU, TGA, HALAL, dan HACCP. Otomasi terintegrasi dan digitalisasi produksi memastikan efisiensi dan kualitas terbaik.
     

    Melalui program Factory of the Future (FoF), pabrik ini berkomitmen untuk menerapkan sistem digitalisasi dan automasi yang berkelanjutan dan berorientasi pada manusia, dengan tujuan mencapai Industri 5.0 pada tahun 2030. Inisiatif ini bertujuan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi sambil mengurangi lebih dari 30% Global Warming Potential (GWP) per tablet.
     
    Selain itu, pabrik ini akan tetap mempertahankan nilai efisiensi yang tinggi melalui pemanfaatan sumber daya yang adaptif dan inovatif, sehingga menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan produktivitas.
    Satu-satunya Pusat R&D Bayer Consumer Health di Asia Pasifik
    Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis juga menegaskan posisinya sebagai pusat riset dan inovasi yang menjadi satu-satunya fasilitas R&D Bayer Consumer Health di Asia Pasifik. Menariknya fasilitas ini sepenuhnya dijalankan oleh peneliti lokal loh. 
     
    Para peneliti lokal ini ini tidak hanya mengadaptasi formulasi global, tetapi juga mengembangkan inovasi berbasis kebutuhan konsumen yang kini dipasarkan di Australia, Eropa, dan Asia Pasifik. 
     
    “Dengan adanya local R&D, kita dapat mempercepat pengembangan produk dan memastikan alignment yang cepat antara product supply dan R&D. Sehingga kita bisa berkontribusi untuk mengembangkan “fit to purpose” formula dari skala lab ke skala produksi. Di tahun 2025 ini, 24% volume dari product Supply Cimanggis berasal dari produk baru yang dikembangkan oleh R&D lokal kami,” tambah Priscilla.
    74 persen produksinya diekspor ke 32 negara

    Berdiri di atas lahan seluas 10 hektar di Depok, Jawa Barat, Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis telah menjadi salah satu pabrik strategis Consumer Health Bayer untuk pasar regional dan global. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 2,5 miliar tablet per tahun. Sebanyak 74% produksinya diekspor ke 32 negara, termasuk ke pasar dengan regulasi ketat seperti Australia, Inggris, Korea, dan negara-negara Eropa.
     
    Inovasi ini berjalan beriringan dengan komitmen Bayer Supply Center Healthcare Cimanggis untuk menghasilkan produk berkualitas dan memastikan proses bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai inisiatif yang mendukung empat pilar prioritas SDGs nasional: pengembangan manusia, ekonomi berkelanjutan, ketahanan lingkungan, dan tata kelola yang baik.  Inisiatif-inisiatif tersebut antara lain:
     
    Aksi Iklim dan Energi Bersih
     
    Penerapan sistem energi surya berkapasitas 2.054 kW yang menyuplai 19% kebutuhan listrik pabrik, mengurangi 2.073 ton emisi CO₂ per tahun, serta menghasilkan penghematan energi senilai €22.300 (sekitar 423 juta rupiah) setiap tahun. Langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai 23% renewable energy mix pada 2025.
     

     
    Pendidikan Vokasi dan Kesetaraan Gender
     
    Pelaksanaan Program Mechatronic Apprenticeship bersama AHK EKONID dan SMK 56 Jakarta yang mengadopsi model dual-education Jerman. Dari 30 peserta program, 56% dari angkatan kedua merupakan siswi perempuan, sehingga turut mendorong peningkatan partisipasi perempuan di sektor teknik serta mendukung transformasi pendidikan vokasi di Indonesia.
     
    Pembangunan Masyarakat
     
    Pembangunan masyarakat melalui program kesehatan masyarakat dan air bersih untuk pencegahan stunting “CETING” (Cegah Stunting) di Kelurahan Cisalak bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia telah melatih 25 kader kesehatan, menjangkau 500 perempuan dan anak, serta membangun 3 stasiun air komunal yang melayani 150 rumah tangga, dan program Urban Farming bermitra dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan TP PKK Cisalak untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan sumber pangan bergizi terutama untuk ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting. 
     
    “Melalui pendekatan Empowering Local Action for National and Global Goals, Bayer membuktikan bahwa investasi industri farmasi dapat menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting di pasar kesehatan global,” tutup Priscilla.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)

  • Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Agustus 2025

    Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat Megapolitan 20 Agustus 2025

    Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Polisi menggerebek rumah di Gang H. Saodah, Rengas, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, dan menemukan 13.361 butir obat keras daftar G tanpa izin edar.
    Tiga orang pelaku berinisial RK (33), SPU (21), dan FY (23) ditangkap dalam penggerebekan yang berlangsung pada Senin (18/8/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.
    Kapolsek Ciputat Timur Komisaris Bambang Askar Sodiq mengatakan, ribuan obat keras tersebut telah dipasarkan secara
    online
    menggunakan sistem pembayaran di tempat (COD) maupun jasa ekspedisi.
    “Ketiga pelaku kami tangkap bersama ribuan butir obat keras yang dipasarkan secara
    online
    dan dikirim melalui sistem COD maupun jasa ekspedisi,” ujar Bambang kepada
    Kompas.com,
    Rabu (20/8/2025).
    Bambang merinci, obat keras yang disita terdiri dari 2.600 butir trihexyphenidyl, 4.700 butir tramadol, 5.315 butir hexymer, dan 746 butir yarindu.
    Selain obat-obatan, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain telepon genggam, printer label, bubble wrap, tas, koper, serta uang tunai Rp 2,3 juta yang diduga hasil penjualan.
    Menurut Bambang, kasus ini terungkap berkat laporan masyarakat mengenai aktivitas penjualan obat daftar G di kawasan Ciputat Timur. Polisi kemudian melakukan penyelidikan, hingga akhirnya menangkap para pelaku.
    “Obat-obatan keras ini berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Bahkan, kerap disalahgunakan oleh kalangan pelajar dan bisa menjadi pemicu tawuran,” tegas Bambang.
    Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan awal, obat-obatan tersebut dipasarkan melalui media sosial tanpa izin edar resmi dari instansi terkait.
    Ketiga pelaku kini ditahan di Polsek Ciputat Timur. Mereka dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
    “Kasus ini akan kami kembangkan dan koordinasikan dengan BPOM,” kata Bambang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendag Pastikan Ekspor Lain Tetap Jalan Meski Ada Temuan Udang Kena Zat Radioaktif

    Mendag Pastikan Ekspor Lain Tetap Jalan Meski Ada Temuan Udang Kena Zat Radioaktif

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (19/8/2025) waktu setempat mengumumkan penarikan udang beku yang diimpor dari Indonesia karena berpotensi terkontaminasi isotop radioaktif, Cesium-137. Soal ini, pemerintah mengaku kegiatan ekspor masih akan tetap berjalan sembari melakukan inspeksi dengan kementerian dan lembaga (K/L) terkait.

    Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengaku pihaknya masih dalam proses menginspeksi tuduhan yang dilayangkan AS atas produk udang beku yang diimpor dari Indonesia. Ia bilang, pihak AS sudah menghentikan peredaran produk tersebut yang telah beredar di ritel AS.

    “Baru yang kasus itu ‘kan yang ditemukan, yang lain ‘kan tidak ada masalah. Sementara kita inspeksi, benar-tidak itu tuduhan yang dari Amerika. Kita harus memastikan bahwa semua itu benar atau tidak, biar semua menjadi valid,” ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Melansir dari laman resmi FDA, produk udang yang dimaksud diimpor dari PT Bahari Makmur Sejati dan dijual di sejumlah gerai Walmart di AS. Sejauh ini, FDA masih menyelidiki laporan adanya kontaminasi Cesium-137 dalam kontainer pengiriman dan produk udang beku tersebut.

    Ketika ditanya perihal penghentian sementara ekspor produk dari perusahaan terkait, Budi mengatakan sejauh ini pihaknya masih berkoordinasi dengan K/L terkait untuk langkah lanjutan. Budi bilang, ia sudah berbicara dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam memutuskan langkah lanjutan dari temuan ini.

    “Kita yang lain tidak ada masalah, ‘kan itu yang ditemukan satu itu, ya. Nanti kalau yang lain juga ternyata oke, ya ‘kan tidak ada masalah. Sementara itu ‘kan yang menghentikan ‘kan Amerika, produk yang sudah masuk. Yang belum masuk ‘kan tidak ada masalah. Jadi, kita koordinasinya dengan KKP ya, dengan perwakilan kita di luar negeri. Mudah-mudahan tidak ada masalah,” ucapnya.

    Untuk diketahui, sampai saat ini FDA masih menyelidiki laporan adanya kontaminasi Cesium-137 dalam kontainer pengiriman dan produk udang beku tersebut. FDA mengatakan bahwa tingkat radioaktif yang terdeteksi minimal dan produk tersebut tidak akan menimbulkan ‘bahaya akut’ bagi konsumen.

    Tidak ada udang yang diimpor oleh perusahaan tersebut dan dijual di toko-toko AS yang dinyatakan positif radioaktif, kata FDA. Namun, FDA menambahkan bahwa udang beku dari perusahaan tersebut tampaknya telah disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi yang tidak higienis sehingga mungkin terkontaminasi Cs-137 dan dapat menimbulkan masalah keamanan.

    Tonton juga video “Temuan Kontaminasi Cs-137 Bikin Udang Beku dari RI Ditarik AS” di sini:

    (eds/eds)

  • Penghapusan Beras Medium dan Premium Tak Selesaikan Masalah – Page 3

    Penghapusan Beras Medium dan Premium Tak Selesaikan Masalah – Page 3

    Peraturan BPOM untuk beras produksi lokal belum seketat beras impor, sementara Peraturan BPOM No. 31/2018 tentang Label Pangan Olahan tidak mewajibkan produsen mencantumkan label dan izin edar pada beras. Peraturan Badan Pangan Nasional No. 2/2023 sudah mengatur mutu beras, tetapi belum ada turunan yang mewajibkan produsen beras premium mematuhi standar mutu tersebut.

    “Dibutuhkan penyesuaian regulasi untuk memastikan produsen menjamin mutu beras yang dihasilkannya. Beras premium harus memenuhi standar mutu ketat karena banyak dikonsumsi kelas menengah atas, sementara kenaikan harga beras medium akan langsung mempengaruhi kalangan menengah bawah,” terang Rahmad.

    Rahmad menambahkan, kebijakan yang mendorong intensifikasi dan modernisasi pertanian jauh lebih efektif. Alih-alih menetapkan harga acuan, pemerintah bisa membuka investasi di sektor pertanian beras, memberikan insentif bagi penggiling dan produsen, serta mendorong adopsi teknologi untuk efisiensi produksi.

    Ia menegaskan, HPP yang terlalu tinggi justru memicu beras oplosan, pasar gelap, dan risiko kelangkaan. Petani seringkali harus menjual beras di bawah ongkos produksi, sementara Bulog menghadapi kesulitan menyerap beras karena keterbatasan anggaran dan persaingan harga pasar.

  • Larangan Vape Kian Ketat, Singapura Samakan Vaping dengan Masalah Narkoba

    Larangan Vape Kian Ketat, Singapura Samakan Vaping dengan Masalah Narkoba

    Singapura

    Otoritas Singapura akan memperlakukan kasus vaping atau penggunaan vape yang kini dilarang sebagai “masalah narkoba”. Singapura juga menegaskan akan meningkatkan penegakan hukum, termasuk memberlakukan hukuman lebih berat, terhadap setiap pelanggaran yang terjadi.

    Langkah tersebut diambil otoritas Singapura yang, beberapa waktu terakhir, semakin memperketat sikapnya terhadap vape atau rokok elektrik yang telah ditetapkan ilegal, namun justru semakin merajalela di kalangan anak muda di negara tersebut.

    “Sejauh ini kita memperlakukan vaping seperti tembakau — paling-paling kita hanya memberikan denda. Tetapi itu tidak lagi cukup,” tegas Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong dalam pernyataannya, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (19/8/2025).

    Pernyataan itu disampaikan Wong saat berpidato pada National Day Rally yang digelar di kantor pusat Institut Pendidikan Teknik di Ang Mo Kio pada Minggu (17/8) waktu setempat.

    Vaping telah dilarang di Singapura sejak tahun 2018 lalu. Di bawah aturan hukum yang kini berlaku di negara tersebut, menurut The Straits Times, tindakan memiliki, menggunakan, atau membeli vape memiliki ancaman hukuman denda SG$ 2.000 atau setara Rp 25,2 juta.

    Wong, dalam pidatonya, menambahkan bahwa otoritas Singapura akan mengenakan hukuman yang “jauh lebih berat”, termasuk hukuman penjara dan hukuman yang lebih berat lagi bagi mereka yang menjual vape dengan zat-zat berbahaya.

    Disebutkan Wong dalam pidatonya bahwa sebuah “upaya edukasi publik secara besar-besaran” akan digalakkan, yang dimulai di sekolah-sekolahh, lembaga pendidikan tinggi, dan selama Dinas Nasional.

    Wong mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan akan memimpin upaya tersebut. Wong menggambarkannya sebagai “latihan menyeluruh yang kuat dari seluruh jajaran pemerintahan”.

    Dalam pidatonya, Wong menyebut vaping sebagai salah satu masalah serius. Dia mengatakan bahwa vape masih diselundupkan, meskipun telah dilarang.

    Kebanyakan vape ini, sebut Wong, mengandung zat adiktif dan berbahaya, termasuk etomidate — obat bius yang bekerja cepat dan dapat berbahaya jika digunakan di luar lingkungan medis yang terkendali.

    Vape yang mengandung etomidate, atau yang dikenal sebagai Kpod, belakangan ini menjadi sorotan di Singapura.

    “Vape itu sendiri hanyalah alat pengantar. Bahaya sebenarnya adalah isi yang ada di dalamnya. Saat ini, isinya adalah etomidate. Di masa mendatang, bisa jadi obat-obatan yang lebih buruk, lebih kuat, dan jauh lebih berbahaya,” kata Wong dengan nada memperingatkan.

    Tonton juga Video: Apakah Rokok Elektrik atau Vape Sudah Ada Izin Edar dari BPOM?

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • BPOM Menjulang, Membumi, Mengakar untuk Indonesia Emas 2045

    BPOM Menjulang, Membumi, Mengakar untuk Indonesia Emas 2045

    Jakarta

    Tanggal 19 Agustus 2025 menandai setahun saya dipercaya Presiden Republik Indonesia untuk menakhodai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Waktu yang singkat ini bagi saya adalah perjalanan panjang doa dan ikhtiar demi menjaga kesehatan bangsa.

    Pengawasan obat dan makanan bukanlah perkara teknis semata, melainkan amanah mulia: menyelamatkan nyawa dan menjaga masa depan generasi. Setiap izin edar, setiap peringatan publik, dan setiap langkah penegakan hukum, saya niatkan sebagai ibadah untuk melindungi rakyat.

    Memimpin BPOM adalah jalan pengabdian. Saya percaya, setiap butir kerja yang kita persembahkan akan bernilai ibadah jika diniatkan untuk melindungi rakyat.

    Reformasi dan Inovasi

    Dalam setahun terakhir, BPOM bertransformasi menjadi lembaga yang lebih terbuka, dekat dengan rakyat, sekaligus tegas terhadap mafia obat, obat bahan alam, kosmetik, dan pangan berbahaya. Pengawasan kini hadir bukan hanya di meja regulator, tetapi juga di laboratorium, pasar tradisional, bahkan di tengah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Salah satu inovasi utama adalah percepatan perizinan melalui digitalisasi dan integrasi data lintas sektor. Proses izin edar yang lebih cepat memberi kepastian hukum tanpa mengorbankan kualitas pengawasan. Dengan begitu, produk aman, berkhasiat, dan berkualitas dapat segera dinikmati masyarakat.

    Di sisi lain, BPOM memperkuat operasi intelijen serta kerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberantas obat ilegal/palsu, kosmetik ilegal, dan pangan berbahaya. Perlindungan rakyat adalah garis merah yang tidak bisa ditawar.

    UMKM dan Sinergi ABG

    Saya percaya, BPOM tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu, kami menghidupkan kembali konsep ABG (Academic, Business, Government) sebagai poros kolaborasi. Perguruan tinggi kami ajak memperkuat riset dan inovasi; dunia usaha kami dampingi agar bertumbuh sehat; pemerintah daerah kami libatkan agar pengawasan lebih merata.

    Data menunjukkan, sektor obat, makanan, kosmetik, dan produk kesehatan lain memiliki perputaran ekonomi lebih dari Rp6.000 triliun per tahun. Farmasi tumbuh hampir 10% per tahun, kosmetik 4,7%, sementara pangan diproyeksikan mencapai Rp4.388 triliun pada 2025. Angka-angka ini sejatinya merepresentasikan jutaan pekerja: petani bahan baku, teknisi laboratorium, hingga pengemudi truk distribusi.

    UMKM menjadi nadi penting dari ekosistem ini. BPOM mencatat lebih dari 12.000 UMKM telah mendapat fasilitasi, mulai dari sertifikasi hingga pelatihan keamanan pangan. Rinciannya: 1.043 di sektor obat bahan alam, 1.153 di kosmetik, dan hampir 9.800 di pangan olahan. Dukungan ini memastikan UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga naik kelas, menembus pasar nasional hingga global.

    Menjulang, Membumi, Mengakar

    Tiga kata kunci menjadi kompas visi BPOM ke depan: menjulang, membumi, mengakar. Menjulang berarti BPOM harus berkelas dunia, bereputasi global, dan mampu bersaing secara internasional. Membumi berarti tetap berpijak pada kebutuhan rakyat, dekat dengan masyarakat, dan responsif terhadap masalah sehari-hari. Mengakar berarti bekerja dengan fondasi pengetahuan, profesionalisme, dan integritas yang kokoh. Visi ini sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045: membangun generasi sehat, produktif, dan berdaya saing global.

    Setahun kepemimpinan ini menjadi cermin bahwa kesehatan adalah nikmat terbesar. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, melainkan juga bebas dari ancaman obat palsu, makanan berbahaya, dan zat beracun yang mengintai rakyat.

    Dalam setiap langkah pengawasan, saya selalu teringat doa seorang ibu agar anaknya tumbuh sehat, atau harapan seorang ayah agar keluarganya selamat. Itulah jiwa dari tugas BPOM: menjaga kehidupan, menjaga masa depan.

    Dengan fondasi yang telah dibangun, saya optimistis BPOM akan terus menjadi garda terdepan menuju cita-cita besar bangsa: Indonesia Sehat, Indonesia Berdaulat, Indonesia Emas 2045.

    Catatan: Prof dr Taruna Ikrar, M.Biomed, PhD adalah Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI)

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: BPOM Kukuhkan Peningkatan Status 11 Loka dan 2 Balai “
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)

  • Kepala BPOM Temui Mendiktisains, Bicarakan Rencana Buka PoltekPOM

    Kepala BPOM Temui Mendiktisains, Bicarakan Rencana Buka PoltekPOM

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Dr Ir Brian Yuliarto, Ph.D, mengenai rencana mendirikan Politeknik Pengawasan Obat dan Makanan (PoltekPOM). Pertemuan tersebut digelar di Kampus Center Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (16/8/2025).

    Prof Ikrar mengatakan PoltekPOM dirancang sebagai lembaga pendidikan vokasi di bidang pengawasan obat, makanan, kosmetik, dan produk kesehatan.

    Kehadiran politeknik ini diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, berintegritas, dan siap menjaga kesehatan masyarakat.

    “Saya percaya, pengawasan obat dan makanan adalah soal nyawa manusia dan masa depan bangsa,” ucapnya, dikutip dari Instagram pribadinya @taruna_ikrar, Minggu (17/8/2025).

    Lebih lanjut, Prof Ikrar menyebut PoltekPOM bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan investasi jangka panjang untuk melindungi kesehatan bangsa.

    “Karena itu, SDM yang lahir dari PoltekPOM akan menjadi garda terdepan-menjaga kedaulatan kesehatan Indonesia, memastikan setiap produk yang dikonsumsi masyarakat aman, bermutu, dan menyehatkan,” lanjutnya.

    (suc/suc)

  • 80 Tahun Indonesia Merdeka: Ikrar Senyap BPOM Demi Kedaulatan Kesehatan Bangsa

    80 Tahun Indonesia Merdeka: Ikrar Senyap BPOM Demi Kedaulatan Kesehatan Bangsa

    Jakarta

    Delapan puluh tahun Indonesia merdeka adalah simbol kedewasaan bangsa yang ditempa sejarah panjang pengorbanan. Kemerdekaan hari ini tidak lagi hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga perjuangan merdeka dari ancaman yang mencederai kehidupan: obat palsu, makanan berbahaya, dan praktik curang yang merugikan kesehatan rakyat.

    Kemerdekaan sejati bukan sekadar hak berdaulat atas tanah air, melainkan hak dasar setiap warga: hak untuk sehat, untuk mengonsumsi makanan aman, dan memperoleh obat yang berkualitas. Dalam setiap butir nasi seorang anak, dalam setiap kapsul obat seorang pasien, kedaulatan bangsa sejatinya sedang dijaga.

    Badan POM hadir bukan di medan perang dengan senjata, melainkan di medan pengawasan yang senyap. Kami bekerja di laboratorium, pasar tradisional, pelabuhan, hingga pelosok desa. Kami memeriksa, menguji, dan menindak-seringkali tanpa sorotan publik namun dengan satu harapan: agar rakyat terlindungi dan generasi bangsa tumbuh sehat.

    Seperti para pejuang kemerdekaan yang berkorban jiwa dan raga, kami pun meyakini bahwa menjaga kesehatan adalah jihad kemanusiaan. Pengawasan bukan sekadar birokrasi, melainkan amanah moral dan tanggung jawab sejarah untuk menjaga kehidupan.

    Kini musuh bangsa hadir dalam rupa yang lebih halus: obat palsu yang merenggut nyawa, makanan berbahaya yang merusak kesehatan, hingga mafia yang mengabaikan keselamatan demi keuntungan.

    Jika dulu bambu runcing diacungkan melawan penjajah, maka kini regulasi, laboratorium, dan integritas adalah senjata kami. Jika dulu rakyat mempertaruhkan nyawa, maka kini kami mempertaruhkan kepercayaan publik di medan pengawasan.

    Sebagaimana Bung Karno pernah mengingatkan: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai pengorbanan para pahlawannya.”

    Tugas kita hari ini adalah memastikan pengorbanan itu tidak sia-sia dengan menjaga generasi tetap sehat dan berdaya.

    Perjalanan bangsa 80 tahun menunjukkan setiap generasi memiliki ladang perjuangannya sendiri. Bagi BPOM, ladang itu adalah kesehatan rakyat.

    Kami sadar, perjuangan senyap ini tidak selalu dipuji, bahkan kerap dianggap biasa. Namun seperti tetesan air yang mengikis batu, pengawasan yang konsisten adalah penopang bangsa agar tetap tegak. Di balik setiap izin edar ada doa dan harapan, di balik setiap barang yang ditahan ada tekad agar tidak ada keluarga yang berduka.

    Delapan puluh tahun Indonesia merdeka adalah momentum memperbarui ikrar. Kami di BPOM berkomitmen menjaga nyawa dan asa bangsa, meski mungkin perjuangan ini tak selalu tercatat dalam buku sejarah.

    Ancaman mafia obat dan makanan adalah wajah baru penjajahan yang harus kita lawan bersama. Kemerdekaan sejati adalah ketika anak-anak bangsa tumbuh sehat, kuat, dan berpendidikan, sehingga siap membawa Indonesia melangkah lebih jauh.

    Mari di usia 80 tahun kemerdekaan ini kita jadikan kesehatan sebagai pondasi kedaulatan. Mari bersama memilih makanan sehat, mendukung produk lokal yang aman, dan menolak praktik curang yang membahayakan hidup.

    Selamat Ulang Tahun ke-80, Indonesia Merdeka. Jayalah bangsaku, sehatlah rakyatku.

    Catatan: Penulis saat ini merupakan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI)

    (up/up)

  • Aturan Baru! BPOM Kini Ikut Awasi Vape, Wanti-wanti Produk Seperti Ini Bisa Ditarik

    Aturan Baru! BPOM Kini Ikut Awasi Vape, Wanti-wanti Produk Seperti Ini Bisa Ditarik

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memperbarui regulasi rokok elektronik atau vape sebagai tindak lanjut pengawasan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, serta zat adiktif. Tertuang dalam Peraturan BPOM (PerBPOM) Nomor 19 Tahun 2025.

    Wewenang BPOM juga diperluas dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2023 dan turunannya yang ditetapkan di PP Nomor 28 Tahun 2024.

    “Berdasarkan PerBPOM Nomor 19 Tahun 2025 ini, kewenangan pengawasan BPOM terhadap zat adiktif diperluas, tidak hanya untuk rokok konvensional, tetapi juga mencakup rokok elektronik,” tegas Taruna Ikrar dalam keterangan resminya, Jumat (15/8/2025).

    BPOM RI kini disebut berwenang memberikan rekomendasi penarikan produk rokok elektronik yang ditemukan mengandung bahan tambahan terlarang. Rekomendasi nantinya disampaikan kepada Kementerian Perdagangan yang memiliki otoritas terkait.

    Rokok elektronik termasuk zat adiktif dalam PerBPOM Nomor 19 Tahun 2025. Definisi zat adiktif dalam peraturan ini yaitu produk mengandung tembakau atau tidak mengandung tembakau, baik berupa rokok atau bentuk lain bersifat adiktif yang penggunaannya bisa menimbulkan kerugian bagi dirinya dan atau masyarakat. Dapat berbentuk padat, cairan, dan gas.

    Taruna menekankan perubahan ini menjadi keseriusan pemerintah untuk mengawasi zat adiktif berupa produk tembakau termasuk rokok elektronik. Demi menekan kemungkinan terjadinya penyimpangan kandungan kadar nikotin dan tar, serta peringatan kesehatan.

    Pengawasan ini juga untuk mencegah penyimpangan informasi pada label kemasan produk zat adiktif, daftar kandungan bahan, dan penggunaan bahan tambahan yang dilarang.

    “Kami berkomitmen untuk terus melindungi masyarakat dari risiko kesehatan terhadap penggunaan zat adiktif,” beber Taruna.

    (naf/up)