Kementrian Lembaga: BPOM

  • Video Label Khusus Makanan Ditunda, Menkes Tegaskan Tak Ada Intervensi Asing

    Video Label Khusus Makanan Ditunda, Menkes Tegaskan Tak Ada Intervensi Asing

    JakartaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan penerapan label Nutri-Grade atau label khusus pada produk makanan tinggi gula, garam, lemak, sedang diproses bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

    Tak hanya itu, Menkes Budi juga membantah isu intervensi dari Amerika Serikat terkait rencana RI menerapkan Nutri-Grade ini. “Tidak ada intervensi dari negara mana pun,” tegas Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Kementerian Kesehatan pada Selasa (9/9).

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

    (/)

  • Alasan Pemerintah RI Tunda Label ‘NutriGrade’, Bukan karena Lobi-lobi AS

    Alasan Pemerintah RI Tunda Label ‘NutriGrade’, Bukan karena Lobi-lobi AS

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan nihil intervensi dari negara luar terkait kebijakan penerapan label sehat di Indonesia, yakni Nutri-level atau ‘Nutri-Grade’ ala Singapura.

    Kabar yang muncul belakangan mengaitkan penundaan penerapan Nutri-level di Indonesia dengan adanya lobi dari pihak Amerika Serikat untuk mengkaji ulang.

    “Tidak ada intervensi dari negara apapun termasuk Nutri-Grade, Nutri-Grade ini memang sedang kita proses bersama dengan BPOM RI untuk bisa kita kerjakan, biar masyarakat sehat,” beber dia saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/9/2025).

    Dihubungi terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan penundaan yang dimaksud adalah grace period atau batas maksimal periode penetapan, mengacu peraturan pemerintah (PP).

    Sebelum benar-benar disahkan, menurutnya ada banyak tahapan yang dilalui termasuk sosialisasi dengan masyarakat dan pihak industri.

    “Tahapan-tahapan ini harus kita lakukan, ini juga merupakan salah satu masukan dari konsultasi publik,” tegas dia kepada detikcom Selasa (9/9).

    Hal ini menurut dr Nadia membuat sisi industri maupun masyarakat benar-benar siap saat label resmi ditetapkan. Sembari sosialisasi berjalan, dr Nadia juga menyebut tetap meningkatkan edukasi untuk pola makan sehat, tidak mengonsumsi tinggi gula, garam dan lemak (GGL), demi menekan insiden kasus penyakit tidak menular.

    “Kita juga saat ini masih melakukan penetapan kadar maksimum gula garam lemak juga bersama Kemenko PMK untuk penerapan kewajiban labelling ya,” tandas dia.

    Wacana penetapan Nutri-Level mengacu pada regulasi Singapura yang sudah lebih dulu diterapkan pada minuman tinggi gula, seperti minuman boba. Insiden kasus obesitas diklaim menurun pasca penetapan label tersebut, seiring meningkatnya kebiasaan masyarakat yang memilih minuman lebih sehat.

    Level A dikategorikan sebagai minuman paling sehat sementara level D paling tinggi gula garam lemak (GGL).

    (naf/up)

  • Menkes Bantah ‘NutriGrade’ di RI Ditunda 2 Tahun usai Dilobi AS, Ini Penjelasannya

    Menkes Bantah ‘NutriGrade’ di RI Ditunda 2 Tahun usai Dilobi AS, Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Ramai kabar penundaan label sehat ‘Nutri-level’ pada pangan olahan maupun siap saji pasca adanya lobi dari Amerika Serikat (AS). Disebut-sebut, Presiden Prabowo Subianto diminta AS untuk kembali mengkaji regulasi ini.

    Seperti diberitakan sebelumnya, ‘Nutri-level’ adalah wacana pemerintah untuk meningkatkan pola makan sehat di Indonesia, berkaca dari apa yang dilakukan Singapura dengan NutriGrade.

    Label ini bisa menunjukkan pangan apa yang paling sehat dengan tidak sehat, berdasarkan abjad A, B, C, dan D. Mengingat, tren kasus penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat signifikan.

    Misalnya, obesitas sentral, saat lingkar perut sudah melampaui 80 sentimeter bagi pria dan 90 sentimeter bagi wanita. Obesitas sentral di Indonesia meningkat lebih pesat dari semula 18,8 persen pada 2007, menjadi 36,8 persen pada 2023 dengan 56 persen lebih banyak terjadi pada perempuan dan pria 48 persen.

    Kondisi ini menjadi salah satu faktor risiko terbesar seseorang mengalami masalah jantung hingga diabetes.

    Menkes Angkat Bicara

    Menyoal kabar tersebut, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjamin tidak ada lobi-lobi dari negara lain mengenai kebijakan pemerintah.

    “Tidak ada intervensi dari negara apapun termasuk Nutri-Grade, Nutri-Grade ini memang sedang kita proses bersama dengan BPOM RI untuk bisa kita kerjakan, biar masyarakat sehat,” tandasnya.

    Adapun penundaan penetapan mengacu pada penyesuaian beberapa produsen untuk melakukan reformulasi produk sebelum akhirnya dicantumkan NutriGrade.

    Penundaan penetapan tersebut juga sempat disinggung Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Prof Taruna Ikrar.

    “Kan stakeholder yang berhubungan dengan asosiasi industri kan, mereka (industri) juga harus paraf (aturan Nutri-Grade). Kedua masih ada kontradiktif yang labeling dan yang kemasan siap saji, jadi masih complicated,” kata Taruna di Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

    Taruna Ikrar menambahkan aturan ini juga akan berdampak pada pengubahan sedikit banyak sistem bisnis industri pangan, sehingga pihaknya masih terus mengupayakan titik tengah.

    “Pastilah berpengaruh (pada bisnis mereka), karena berpengaruh makannya mereka keberatan kan,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • AS Boikot Udang Ekspor RI Buntut Isu Radioaktif, Mendag Buka Suara

    AS Boikot Udang Ekspor RI Buntut Isu Radioaktif, Mendag Buka Suara

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara ihwal ekspor udang beku ke Amerika Serikat (AS) yang diduga terpapar bahan radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa ekspor udang Indonesia ke Negara Paman Sam tidak terdampak secara signifikan di tengah adanya temuan kontainer yang mengandung zat radioaktif Cs-137.

    “Ya nggak ada masalah [ekspor udang Indonesia ke AS], kan ini yang kena kan yang berapa, 4 kontainer kan? Yang lainnya kan nggak ada masalah,” kata Budi saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (8/9/2025).

    Budi menegaskan temuan kontainer yang mengandung zat radioaktif Cs-137 tidak berdampak luas terhadap ekspor udang nasional, meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) mengimbau agar AS tidak lagi membeli udang asal Indonesia.

    Dia menjelaskan, pemerintah kini tengah memitigasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

    “Enggak enggak [memengaruhi ekspor], jadi kalau yang dikembalikan kan 4 kontainer yang mengandung Cs-137 ya. Nah yang lainnya nggak ada masalah, justru kita itu bagaimana bisa mitigasi ke depan itu tidak ada kasus itu lagi ke Amerika nggak ada masalah sepanjang memang nggak mengandung [Cs-137],” terangnya.

    Adapun, Budi menambahkan bahwa pemerintah tengah melakukan koordinasi lintas kementerian untuk menangani kasus udang yang terpapar zat radioaktif Cs-137 secara komprehensif.

    “Hari ini rapat dengan di Kemenko Pangan, kalau saya datang karena [ada agenda] ke Menko Perekonomian. Mengenai itu, mengenai pencemarannya dengan lingkungan hidup, nanti saya langsung ke sana,” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan, FDA AS mengumumkan adanya temuan kandungan Cesium-137 dalam udang beku impor. FDA secara spesifik menyebutkan bahwa temuan ini terdeteksi dari produk udang beku olahan PT Bahari Makmur Sejati yang berlokasi di Indonesia.

    FDA mengungkap, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (U.S. Customs & Border Protection/CBP) telah mendeteksi kontaminasi Cesium-137 di kontainer pengiriman di empat pelabuhan AS yaitu Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.

    “Udang beku yang diimpor dari PT Bahari Makmur Sejati melanggar Undang-Undang Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Federal. Investigasi FDA masih berlangsung,” tulis FDA.

    Namun, FDA menyatakan sejauh ini tidak ada produk yang terdeteksi positif mengandung Cesium-137 masuk ke pasar Amerika Serikat.

    Kendati begitu, FDA tengah bekerja sama dengan distributor dan pengecer yang menerima produk dari PT Bahari Makmur Sejati setelah tanggal deteksi untuk melakukan penarikan (recall).

    Berdasarkan informasi tambahan, FDA juga telah menetapkan bahwa produk dari PT Bahari Makmur Sejati melanggar Federal Food, Drug, & Cosmetic Act lantaran diduga diproduksi, dikemas, atau disimpan dalam kondisi yang tidak higienis sehingga berpotensi terkontaminasi Cs-137 dan menimbulkan risiko terhadap keamanan.

    Di samping itu, FDA juga telah menambahkan PT Bahari Makmur Sejati ke dalam daftar import alert baru terkait kontaminasi kimia, guna menghentikan produk perusahaan tersebut masuk ke AS sampai permasalahan ini diatasi.

    “Investigasi masih berlangsung dan kami akan memperbarui peringatan ini jika terdapat informasi terbaru,” pungkasnya.

  • Mendag Sebut Udang RI Ditarik AS Terpapar Radioaktif Cuma 4 Kontainer

    Mendag Sebut Udang RI Ditarik AS Terpapar Radioaktif Cuma 4 Kontainer

    Jakarta

    Udang beku dari Indonesia ditarik Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) karena berpotensi terkontaminasi isotop radioaktif, Cesium-137. Produk yang ditarik berjumlah empat kontainer.

    Demikian kata Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso. Ia memastikan ekspor udang ke AS jalan terus karena produk yang lain diklaim tidak bermasalah.

    “Nggak ada masalah (ekspor udang), kan ini yang kena kan yang empat kontainer, yang lain nggak ada masalah. Jadi kalau yang dikembalikan empat kontainer, yang lainnya nggak ada masalah,” kata Budi saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

    Budi menyebut pemerintah akan melakukan mitigasi agar kasus ini tidak terjadi lagi ke depan. Kementerian dan lembaga (K/L) terkait hari ini telah menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) di Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

    “Justru kita bagaimana bisa mitigasi ke depan itu tidak ada kasus itu lagi,” ucapnya.

    Sebelumnya, FDA telah melarang masyarakat mengonsumsi, membeli dan menjual produk udang beku yang diimpor dari Indonesia karena diduga terkontaminasi isotop radioaktif, Cesium-137.

    Produk udang beku yang dimaksud diimpor dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods) dengan merek Great Value dan dijual di sejumlah gerai Walmart di AS. Melalui situs resminya pada Selasa (19/8), FDA menyatakan tengah menyelidiki kasus tersebut.

    Senator Partai Republik dari Louisiana AS, John Kennedy mengatakan konsumsi udang impor dari Indonesia yang terkontaminasi radioaktif dapat mengubah seseorang menjadi monster dalam film horor fiksi ilmiah, Alien.

    “Seperti inilah rupa Anda jika Anda memakan udang beku mentah yang dikirim ke AS oleh negara lain. Sekarang, izinkan saya memberi tahu Anda apa yang saya bicarakan,” kata Kennedy pada Rabu (3/9), dikutip dari laman resmi kennedy.senate.gov.

    “Pada akhir Agustus, FDA menemukan bahwa udang beku mentah dari Indonesia dijual di Walmart-khususnya di toko-toko Walmart di Alabama, Arkansas, Florida, Georgia, Kentucky, Louisiana, Missouri, Mississippi, Ohio, Oklahoma, Pennsylvania, Texas, dan Virginia Barat. Produk ini dijual di bawah label Walmart yang disebut label Great Value,” lanjutnya.

    Lihat juga Video: BPOM Koordinasi dengan KKP Terkait Temuan Udang Beku Mengandung Radioaktif

    (kil/kil)

  • Stem Cell hingga Eksosom, Terobosan Baru di Kedokteran Regeneratif

    Stem Cell hingga Eksosom, Terobosan Baru di Kedokteran Regeneratif

    JAKARTA – Seiring bertambahnya usia penduduk Indonesia, kebutuhan akan perawatan kesehatan yang lebih personal dan berkelanjutan semakin meningkat. Menurut laporan Asia-Pacific Population Report 2024, sekitar 11,1 persen penduduk Indonesia kini berusia di atas 60 tahun, sementara 7,3 persen di antaranya sudah memasuki kelompok lansia 65 tahun ke atas.

    Kondisi ini memunculkan tantangan baru dalam menjaga kualitas hidup, terutama terkait penuaan, penyakit kronis, dan penurunan fungsi tubuh. Salah satu inovasi yang mulai berkembang adalah terapi berbasis sel. Terapi ini mencakup pemanfaatan sel punca (stem cell), sel natural killer (NK), hingga eksosom, yang dirancang untuk membantu proses regenerasi jaringan, memperbaiki kerusakan sel, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh.

    Konsep ini sekaligus membuka jalan menuju personalized medicine atau pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi unik setiap pasien.

    Di Indonesia sendiri, sejumlah fasilitas medis telah memperoleh standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM untuk memproduksi terapi sel dengan kualitas terjamin.

    Sertifikasi ini menjadi satu hal penting karena memastikan keamanan sekaligus membuka akses yang lebih luas bagi pasien yang membutuhkan pilihan di luar terapi standar.

    “Selain menjadi tonggak pencapaian suatu bisnis, sertifikasi CPOB ini juga menjadi bukti standarisasi dan keamanan proses produksi terapi sel kami. Sertifikasi ini memungkinkan kami menyediakan layanan terapi sel yang lebih aman dan dapat diandalkan bagi pasien di Indonesia, dan kami akan terus memperluas solusi personalisasi ke depannya,” ungkap Baik In Hyun, Head of Business Unit Daewoong Pharmaceutical Indonesia (DPI) dalam keterangannya. 

    Kehadiran terapi sel tidak hanya terkait dunia medis, tetapi juga mulai menyentuh ranah gaya hidup modern, seperti perawatan anti-penuaan, kesehatan mental, hingga wisata medis.

    Beberapa klinik di Indonesia, termasuk di Bali, bahkan menawarkan paket perawatan berbasis sel punca yang dipadukan dengan pengalaman wellness ala K-Beauty.

    Fenomena ini menunjukkan kesehatan kini dipandang bukan sekadar bebas dari penyakit, tetapi juga bagaimana menjaga vitalitas, penampilan, dan kualitas hidup di usia lanjut.

    Meski demikian, para ahli menekankan pentingnya edukasi dan regulasi agar masyarakat tidak terjebak pada klaim berlebihan terkait efektivitas dari terapi stem cell.

    Sejak mendirikan kantor perwakilan di Jakarta pada tahun 2005, Daewoong telah menjalankan pertumbuhan berkelanjutan melalui lokalisasi dan alih teknologi selama lebih dari 20 tahun.

    Pada 2012, perusahaan membangun pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, Daewoong Infion, yang memproduksi EPO (Erythropoietin) dan EGF (Epidermal Growth Factor) bersertifikat halal. Penambahan fasilitas produksi sel punca terbaru ini semakin memperkuat infrastruktur kedokteran regeneratif di Indonesia.

    “Melalui kolaborasi erat dengan rumah sakit dan tenaga kesehatan nasional, harapannya ke depan masyarakat bisa mendapatkan akses lebih luas ke terapi inovatif, baik untuk kebutuhan medis maupun peningkatan kualitas hidup,” pungkas Baik In Hyun.

  • Food Tray MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, Ini Jawaban Bea Cukai

    Food Tray MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, Ini Jawaban Bea Cukai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mengaku pihaknya tidak melakukan pemeriksaan satu per satu terhadap barang impor, termasuk wadah makan impor yang digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga mengandung minyak babi.

    Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan dalam sistem perdagangan internasional, barang yang masuk ke Indonesia dibagi dalam kategori larangan atau pembatasan. Selama importir telah memenuhi syarat perizinan yang ditetapkan, maka Bea Cukai akan melepaskan barang tersebut.

    “Kan berarti kan sudah dilihat (dikecualikan). Ya selama tidak ada persyaratan itu, ya kita kan enggak memeriksa satu persatu,” ujar Nirwala kepada wartawan, Kamis (4/9/2025).

    Nirwala mengaku bahwa dugaan wadah impor tersebut mengandung minyak babi juga baru diketahuinya dari pemberitaan. Namun dirinya menegaskan bahwa seharusnya pengawasan keamanan pangan bukanlah ranah Ditjen Bea dan Cukai.

    Melainkan kewenangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

    “Selama perizinannya sesuai ya kita lepas,” ujarnya.

    Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan pemerintah tidak akan ragu menghentikan pemasok food tray atau wadah makan impor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) apabila terbukti mengandung unsur babi.

    “Kalau misalnya terbukti ada, ya kita stop supplier-nya yang kalau pabriknya mengandung babi,” kata Budi saat saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

    Ia mengatakan, hingga kini Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh sejumlah lembaga terkait, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurutnya, isu dugaan adanya minyak babi dalam silikon food tray impor bukanlah ranah langsung dari aturan Kemendag.

    Meski begitu, Budi menilai perlu ada penguatan regulasi dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk produk food tray agar mutu serta keamanannya lebih terjamin.

    “Kami mendorong supaya food tray itu dikenakan SNI wajib. Salah satu caranya ya menjadi SNI wajib,” ujarnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kisah Pria 21 Tahun Kena Gagal Jantung, Berawal dari Kebiasaan Konsumsi Ini

    Kisah Pria 21 Tahun Kena Gagal Jantung, Berawal dari Kebiasaan Konsumsi Ini

    Jakarta

    Seorang pria di Inggris dirawat di rumah sakit karena mengalami gagal jantung dan ginjal sekaligus. Kasus ini dipublikasikan dalam BMJ Case Reports pada 15 April 2025.

    Meski berakhir pulih, pasien berusia 21 tahun itu sempat harus melakukan transplantasi organ.

    “Pasien tersebut minum empat kaleng minuman berenergi berukuran 500 ml setiap hari,” tulis para ahli dari Rumah Sakit St Thomas, London, Inggris.

    Itu berarti pasien mengonsumsi sekitar 640 mg kafein per hari. Jumlah itu jelas melebihi dosis aman yang direkomendasikan Food and Drug Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan yang berlaku, yakni 400 mg kafein.

    “Saya pikir perlu lebih banyak kesadaran tentang minuman berenergi dan efeknya. Saya yakin minuman berenergi sangat adiktif dan terlalu mudah diakses oleh anak-anak,” tutur pasien yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Business Insider.

    Gejala yang Dikeluhkan

    Selama berbulan-bulan sebelum dirawat di rumah sakit, pasien mengeluhkan beberapa gejala seperti tremor, sesak napas, dan gangguan pencernaan yang parah, sehingga harus putus kuliah. Diketahui, kebiasaan minum empat kaleng minuman berenergi ini sudah dilakukannya selama dua tahun belakangan.

    Kasus ini menyoroti potensi efek samping toksik dari minuman berenergi yang mengandung kafein dalam dosis besar. Itu dapat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius hingga mengancam keselamatan jiwa.

    Kafein merupakan zat psikoaktif yang paling populer di dunia, masih aman dikonsumsi dalam jumlah sedang untuk membantu seseorang menjalani hari. Biasanya, kafein dikonsumsi dalam bentuk kopi atau teh.

    Zat ini menawarkan manfaat kesehatan, seperti peningkatan fokus, suasana hati, dan energi. Tetapi, terlalu banyak kafein bisa menyebabkan efek samping seperti kecemasan, jantung berdebar-debar, dan tekanan darah rendah.

    Dalam kasus yang parah, overdosis kafein dapat menyebabkan kehilangan kesadaran bahkan kematian. Overdosis kafein juga dikaitkan dengan asidosis metabolik, yakni penumpukan asam yang berpotensi serius dalam tubuh yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

    Sumber kafein yang lebih pekat mungkin menyebabkan overdosis, yang berarti minuman berenergi lebih berisiko daripada kopi dan teh.

    Menurut studi kasus, yang paling berbahaya adalah bubuk kafein dalam suplemen untuk energi, olahraga, dan penurunan berat badan. Satu sendok bubuk dengan konsentrasi tinggi ini dapat mengandung kafein yang setara dengan 50 cangkir kopi atau lebih.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Pemkot Lampung Setop Distribusi MBG usai Ratusan Siswa 2 Sekolah Keracunan Akibat Bakteri Berbahaya

    Pemkot Lampung Setop Distribusi MBG usai Ratusan Siswa 2 Sekolah Keracunan Akibat Bakteri Berbahaya

    BPOM masih melakukan pengujian sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut. Mulyadi menyebut hasil uji itu akan menjadi dasar langkah lanjutan pemerintah kota.

    “Hasilnya akan menentukan arah kebijakan untuk memastikan keamanan program MBG di Bandar Lampung,” ungkap dia.

    Diketahui, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) dalam air bersih yang digunakan dapur penyedia MBG Tirtayasa.

    Dapur tersebut diketahui menyalurkan makanan ke SDN 2 Sukabumi dan SMPN 31 Bandar Lampung. Kedua sekolah itu lah menjadi lokasi puluhan siswa sempat jatuh sakit setelah makan siang bersama.

  • Video: BPOM Koordinasi dengan KKP Terkait Temuan Udang Beku Mengandung Radioaktif

    Video: BPOM Koordinasi dengan KKP Terkait Temuan Udang Beku Mengandung Radioaktif

    Video: BPOM Koordinasi dengan KKP Terkait Temuan Udang Beku Mengandung Radioaktif