Kementrian Lembaga: BPOM

  • Kunjungi industri farmasi, WHO dorong kolaborasi penguatan fitofarmaka

    Kunjungi industri farmasi, WHO dorong kolaborasi penguatan fitofarmaka

    Jakarta (ANTARA) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan kunjungan ke fasilitas manufaktur farmasi di Indonesia, dan mendorong kolaborasi antara industri, pemerintah dan lembaga internasional dalam pengembangan obat berbahan herbal (fitofarmaka) di Tanah Air.

    Kunjungan Delegasi WHO itu dilakukan ke fasilitas Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Bekasi, Jawa Barat, Kamis, dengan tujuan untuk meninjau langsung penerapan riset farmasi berbasis biodiversitas Indonesia untuk pengembangan Obat Modern Alami Integratif (OMAI).

    “Ini adalah sebuah inisiatif di mana regulator dan pelaku industri berkolaborasi. Kami berharap kolaborasi lintas sektor antara berbagai bidang dan pemerintah di negara-negara anggota dapat semakin ditingkatkan,” kata WHO-IRCH Secretariat Pradeep Dua.

    Disampaikan dia, selama kunjungan, para delegasi meninjau fasilitas laboratorium bioteknologi, pusat ekstraksi bahan alam, serta area pengembangan OMAI. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu mendorong Indonesia menjadi pusat riset biodiversitas farmasi tropis yang diakui dunia.

    Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Pradeep Dua menekankan pentingnya pengembangan fitofarmaka yang memenuhi standar global. WHO menilai pengembangan obat berbasis biodiversitas yang dilakukan industri farmasi Indonesia sejalan dengan strategi WHO dalam pengembangan obat bahan alam yang komplementer dan integratif.

    Lebih lanjut, Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Dian Putri Anggraweni menyampaikan bahwa inovasi yang dilakukan perusahaan menjadi contoh pengembangan obat bahan alam Indonesia menjadi produk berkelas global.

    Hal ini yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ekosistem riset obat bahan alam dan fitofarmaka nasional.

    Director of Business Development and Scientific Affairs PT Dexa Medica Raymond Tjandrawinata menyatakan pihaknya mengintegrasikan teknologi 4.0 dalam setiap tahapan riset dan pengembangan produk, mulai dari penemuan bahan aktif berbasis Tandem Chemistry Bioassay System (T-CEBS) hingga pemantauan kualitas dari produk setelah diproduksi.

    Adapun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penggunaan fitofarmaka berpotensi membuat layanan kesehatan di Tanah Air menjadi lebih terjangkau sekaligus aman.

    “Penggunaan fitofarmaka membuka peluang bagi layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan aman, sekaligus mendukung industri herbal dalam negeri yang berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Jumat (4/10).

    Dirinya mengatakan guna mewujudkan hal tersebut, pihaknya mendorong pemanfaatan obat berbahan alam yang telah teruji secara klinis di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia, serta menargetkan peningkatan penggunaan fitofarmaka dalam layanan kesehatan nasional.

    Kemenperin mencatat, saat ini terdapat beberapa komponen perusahaan industri obat bahan alam di Indonesia, seperti Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), dan Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendag Klaim Ekspor Udang-Cengkih RI Tak Terdampak Kasus Radioaktif

    Mendag Klaim Ekspor Udang-Cengkih RI Tak Terdampak Kasus Radioaktif

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan temuan zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) pada produk udang dan cengkih Indonesia tidak berdampak terhadap kinerja ekspor nasional.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan pemerintah telah mengambil mitigasi melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137.

    “Pokoknya yang mengandung Cs-137, apakah itu cengkih atau udang, kan sekarang semuanya ditangani oleh Satgas. Penanganan ini dinilai bagus, langkah-langkahnya bagus, mitigasinya bagus. Artinya Indonesia itu serius menanganinya, sehingga itu citra produk kita tidak berubah, makin bagus, tetap bagus,” kata Budi saat ditemui di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).

    Budi menuturkan bahwa sejumlah langkah yang diambil oleh Satgas telah menjaga merek produk Indonesia di kancah global. Untuk itu, dia menilai temuan Cs-137 tidak berdampak signifikan terhadap ekspor, termasuk ke pasar Amerika Serikat (AS).

    “Sampai sekarang tidak ada masalah, produk lain-lain oke saja, terutama yang ke Amerika,” ujarnya.

    Untuk itu, dia menyebut bahwa hingga saat ini belum ada potensi penurunan pasar ekspor imbas temuan radioaktif. Menurutnya, sejauh ini produk ekspor Indonesia lainnya tetap aman dan diterima dengan baik, khususnya di pasar Negara Paman Sam. 

    “Sementara kita melihat belum ada [penurunan ekspor], karena ini kan sifatnya hanya kasus ini saja,” ujarnya.

    Ekspor Udang Berjalan

    Sebelumnya, pemerintah memastikan ekspor udang Indonesia ke AS tetap berjalan di tengah temuan zat radioaktif Cs-137 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

    Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Cs-137 Bara Hasibuan mengatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkoordinasi secara intensif dengan otoritas AS, khususnya FDA. Kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait proses sertifikasi keamanan produk udang ke depan.

    Adapun, FDA menegaskan bahwa pasar Negeri Paman Sam masih terbuka untuk produk udang Indonesia selama memenuhi ketentuan yang berlaku.

    “Pasar Amerika Serikat masih tetap terbuka untuk produk udang Indonesia selama mengikuti ketentuan dari pemerintah Amerika Serikat. Khususnya untuk kedepannya ini soal sertifikasi,” ujar Bara dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

    Berdasarkan hasil investigasi tim Satgas Cs-137, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan adanya kontaminasi Cs-137 di 22 fasilitas produksi di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Salah satu di antaranya adalah fasilitas pengolahan udang milik PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS).

    “Produksi udang tersebut fasilitasnya yaitu PT Bahari Makmur Sejahtera telah melakukan dekontaminasi secara mandiri dan dinyatakan aman oleh Bapeten [Badan Pengawas Tenaga Nuklir],” ujarnya.

    Sementara itu, sebanyak 21 fasilitas produksi lainnya akan segera melakukan dekontaminasi untuk kemudian diperiksa oleh Bapeten. Pemerintah juga telah menunjuk lokasi milik PT Peter Metal Technology (PMT) sebagai area isolasi sementara untuk barang-barang yang terpapar zat radioaktif.

    Bara menyebut bahwa pemerintah telag mengambil kebijakan pengetatan impor logam bekas (scrap metal), bahan baku yang disinyalir sebagai sumber kontaminasi Cs-137.

    “Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengetatan restrictions terhadap importasi scrap metal dalam arti Kementerian Lingkungan Hidup tidak akan memberikan rekomendasi sementara terhadap importasi scrap metal,” pungkasnya.

  • Kepala BPOM Kunjungi RSPPN, Perkuat Sinergi Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan

    Kepala BPOM Kunjungi RSPPN, Perkuat Sinergi Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar mengunjungi Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman. Kedatangannya bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara regulator dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

    Kunjungan pada Selasa (14/10/2025) ini juga merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi dan Konsultasi Teknis mengenai kerja sama antara rumah sakit dan sektor farmasi yang digelar di RSPPN Soedirman pada 7 Oktober 2025 lalu.

    Kedatangan BPOM disambut oleh Kepala RSPPN Panglima Besar Soedirman beserta seluruh jajaran manajemen dan civitas hospitalia. Pada kesempatan itu, Taruna meninjau langsung pelayanan publik di Instalasi Rawat Jalan, gudang farmasi, serta layanan unggulan dari RSPPN Soedirman.

    “Tujuan visitasi ini bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk melakukan perbaikan dan mewujudkan kesempurnaan,” kata Taruna, dikutip dari rilis BPOM.

    Ia menambahkan, kunjungan ini juga merupakan salah satu bentuk apresiasi dan persetujuan bahwa RSPPN telah memenuhi standar yang ditetapkan.

    Visitasi BPOM disambut baik oleh Kepala RSPPN Panglima Besar Soedirman, Kolonel Ckm, dr Markus Wibowo. Bersama jajaran yang mendampinginya, dr Markus menjelaskan seluruh proses di site yang dikunjungi jajaran BPOM, termasuk layanan unggulan yang dimiliki RSPPN.

    “Kehadiran Kepala BPOM dan jajaran hari ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara Kementerian Pertahanan dan BPOM dalam bidang pengawasan serta peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dan distribusi obat di lingkungan Kementerian Pertahanan,” ujar Kolonel Markus dalam sambutannya.

    Kunjungan BPOM diharapkan bisa mempererat koordinasi serta meningkatkan pemahaman terhadap regulasi yang berlaku. Kolaborasi dengan BPOM juga diharapkan bisa memperkuat dukungan dalam pembinaan dan pengawasan fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.

    Di sisi lain, Taruna menegaskan bahwa BPOM berkomitmen untuk mendukung percepatan sertifikasi sarana sesuai standar internasional, serta pengembangan penelitian bebasis bukti di RSPPN Soedirman. BPOM siap mendampingi rumah sakit ini dalam menerapkan aspek regulasi, fasilitas, dan bimbingan teknis untuk memastikan mutu dan keamanan pelayanan kesehatan.

    “Kami harapkan RSPPN Soedirman bisa menjadi center of excellent dunia, dengan memulai pentahelix menjadi center of excellent untuk pelayanan, center of excellent pendidikan yang memiliki sumber daya yang terspesialisasi, dan center of excellent untuk penelitian,” ungkap Taruna.

    Dengan standar tersebut, diharapkan RSPPN Soedirman menjadi rumah sakit unggulan tingkat nasional, bahkan dunia. Sebagai informasi, RSPPN Panglima Besar Soedirman merupakan rumah sakit kelas A yang memberikan layanan kesehatan bagi prajurit TNI, veteran, maupun masyarakat umum. Rumah sakit ini telah memperoleh akreditasi tingkat Paripurna dari Kementerian Kesehatan sebagai bentuk pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan.

    (elk/naf)

  • Fakta-fakta Kasus Paparan Radioaktif Cs-137 di Kawasan Industri Cikande

    Fakta-fakta Kasus Paparan Radioaktif Cs-137 di Kawasan Industri Cikande

    Bisnis.com, JAKARTA – Insiden paparan radiasi Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten tak hanya menjadi sorotan di dalam negeri, tetapi dunia internasional. 

    Bahkan, pemerintah saat ini menaikkan status penanganan kasus paparan radiasi Cesium-137 di kawasan industri Cikande ke tahap penyidikan. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan langkah hukum ini menjadi bagian dari upaya terpadu pemerintah dalam menuntaskan kasus yang dinilai serius dan berdampak luas terhadap keselamatan publik.

    “Dari sisi hukum, hari ini status penanganan kasus telah dinaikkan oleh penyidik Bareskrim Polri, dari penyelidikan menjadi penyidikan,” kata Hanif dilansir dari Antara, Rabu (15/10/2025). 

    Menurut dia, penelusuran sumber radiasi dilakukan secara masif dari dua sisi utama. Pertama, kemungkinan berasal dari importasi scrap besi dan baja yang mengandung bahan radioaktif.

    Kedua, lanjutnya, dari potensi kebocoran atau pelimbahan penggunaan Cesium-137 untuk kepentingan komersial.

    “Dua sisi ini sedang didalami oleh Bareskrim dengan sangat serius, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama diharapkan penelusuran dapat menghasilkan kesimpulan yang cermat,” ujarnya.

    Hanif menambahkan penyelidikan tersebut melibatkan dukungan dari BIN dan BAPETEN untuk memastikan sumber radiasi bisa diidentifikasi dengan tepat.

    “Semua lini dilakukan penyelidikan secara seksama untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak boleh terjadi lagi di Republik ini,” katanya.

    Ia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil investigasi. Saat ini, tutur Hanif, Bareskrim Polri telah memperluas tim penyidik dan meminta keterangan dari sejumlah pihak yang diduga terkait.

    “Dalam waktu yang tidak terlalu lama, mudah-mudahan permasalahan radiasi Cesium-137 ini dapat segera terurai,” ujarnya.

    Anggota Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-13 dari Gegana Polri dan KLH memasang pembatas dari lokasi dengan tingkat paparan Cesium-137 di atas batas normal di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Selasa (7/10/2025) ANTARA/HO-KLH

    Dekontaminasi radiasi Cesium-137

    Selain langkah hukum, pemerintah juga melakukan dekontaminasi di sepuluh titik yang telah teridentifikasi terpapar radiasi. Pembersihan menyeluruh ditargetkan selesai dalam waktu paling lama satu bulan, sementara untuk unit-unit yang tercemar diharapkan rampung dalam satu minggu.

    Hanif menegaskan penanganan kesehatan masyarakat akan terus dilakukan secara berkesinambungan oleh Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian Sosial.

    “Langkah-langkah terpadu ini dilakukan agar masalah ini dapat segera diselesaikan, memberikan rasa aman, dan kepastian kepada masyarakat,” katanya.

    Ia juga menyebut momentum kasus ini sebagai titik balik untuk memperketat regulasi dan pengawasan bahan radioaktif di Indonesia. “Kementerian Lingkungan Hidup telah menghentikan sementara importasi scrap baja dan besi. Kementerian Perdagangan juga menghentikan importasi sampai ada penataan tata laksana yang lebih ketat,” ujar Hanif.

    Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen menuntaskan kasus ini hingga tuntas untuk menjamin keamanan publik dan menjaga kepercayaan terhadap sistem pengawasan lingkungan.  

    Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengungkapkan terdapat 9 orang yang positif hasil whole-body counter (WBC) dalam pemeriksaan paparan radioaktif CS-137 di Cikande yang saat ini sudah ditangani RS Fatmawati Jakarta. Hasil itu ditemukan dari pemeriksaan sekitar 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande sebagai tindak lanjut kasus udang yang terpapar material radioaktif. 

    “Sembilan orang itu tidak bergejala dan dalam kondisi baik. Untuk perawatannya diberikan obat prussian blue. Proses deteksi dilakukan berlapis dengan alur pemeriksaan. Survey meter untuk mendeteksi paparan eksternal radiasi pada tubuh dan pakaian. Jika positif, dilakukan dekontaminasi. Mandi, ganti pakaian, lalu diperiksa ulang,” tuturnya dilansir Antara. 

    Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan darah untuk melihat indikasi penurunan limfosit. Bagi yang limfositnya rendah, dilakukan WBC untuk mendeteksi paparan radiasi internal, guna mengetahui kadar cesium yang masuk ke tubuh.

    “Jika terindikasi serius, dirujuk ke RS rujukan nasional RS Fatmawati untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut,” ujarnya.

    Sejumlah efek dan dampak dari paparan Cs-137 ke tubuh manusia, meliputi efek jangka pendek, seperti sindrom radiasi akut, yakni mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, hingga penurunan sel darah putih. Selain itu, kerusakan kulit dan jaringan dengan tanda kemerahan, lepuh, luka bakar radiasi. Pada paparan radiasi yang tinggi, ada risiko perdarahan, infeksi berat, kerusakan organ, dan kematian.

    Dalam jangka panjang paparan rendah berulang atau internal akan berdampak pada peningkatan risiko kanker akibat kerusakan DNA, penurunan daya tahan tubuh karena gangguan sumsum tulang dan imunitas. Apabila paparan pada ibu hamil, maka risiko kelainan janin meningkat.

    Paparan kronis pada organ tubuh dapat memicu gangguan metabolisme dan degeneratif. Namun, mayoritas paparan yang ditemukan masih pada level yang bisa ditangani dengan dekontaminasi, obat khusus, dan pemantauan kesehatan jangka panjang.

    Pemerintah melalui Satgas Penanganan CS-137 telah melakukan langkah cepat penanganan di wilayah Cikande dan sekitarnya yakni dalam radius 5 km. Sejumlah langkah yang dilakukanyakni edukasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada, serta pemantauan kesehatan masyarakat akan dilakukan termasuk pemantauan kepada keluarga dan kontak serumah.

    “Pemeriksaan akan diperluas menunggu hasil pemetaan dari Bapeten dan BRIN. Masyarakat mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk pemerintah karena radiasi tidak bisa dilihat, didengar, atau dicium sehingga pemeriksaan kesehatan sangat penting untuk mengetahui dampaknya. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Rajin cuci tangan, mandi setelah beraktivitas di area berisiko, konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup,” katanya.

    Pembatasan keluar masuk kendaraan pengangkut material untuk mencegah paparan radiasi cesium-137 di kawasan Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (7/10/2025).ANTARA/Susmiatun Hayati.

    22 Pabrik Diduga Terkontaminasi Cesium-137

    Satuan Tugas Khusus Kontaminasi Radioaktif (Satgas Kontaminasi Radioaktif) Indonesia telah menemukan jejak Cesium-137 di 22 fasilitas produksi di sebuah kawasan industri dekat Jakarta. Kontaminasi tersebut pertama kali terdeteksi pada sejumlah udang yang dikirim ke Amerika Serikat pada bulan Agustus oleh perusahaan lokal, PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS).

    Juru Bicara Satgas Bara Hasibuan mengatakan Indonesia kemudian melakukan pemindaian radiasi menyeluruh di Kawasan Industri Modern Cikande, tempat BMS berada.

    “Fasilitas Produksi Udang [BMS= telah menjalani dekontaminasi independen dan dinyatakan aman oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BTN),” ujarnya dilansir Reuters, Kamis (9/10/2025).

    Satgas tidak menyebutkan nama 22 fasilitas produksi lainnya tetapi menyatakan bahwa mereka akan segera menjalani prosedur dekontaminasi yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional.

    Kawasan Modern Cikande yang lokasinya 68 kilometer dari Jakarta mencakup luas 3.175 hektare dan menampung lebih dari 270 perusahaan lokal dan asing di berbagai sektor, mulai dari pengolahan makanan hingga komponen otomotif. 

    Berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, Cesium-137 merupakan isotop radioaktif berbahaya yang biasanya mencemari lingkungan akibat uji coba nuklir atau setelah kecelakaan seperti Chernobyl dan Fukushima.

    Selain itu, Indonesia tidak memiliki senjata nuklir atau pembangkit listrik tenaga nuklir, yang menunjukkan bahwa cesium-137 masuk ke Indonesia dari luar negeri.

    Satgas juga telah menetapkan lokasi pabrik besi tua PT Peter Metal Technology (PMT) sebagai tempat isolasi untuk menyimpan barang-barang yang ditemukan terkontaminasi Cesium-137.

    “Pemerintah telah memutuskan untuk memperketat pembatasan impor besi tua, yang berarti Kementerian Lingkungan Hidup tidak akan mengeluarkan rekomendasi impor besi tua,” kata Hasibuan.

  • BPOM RI Lagi Lobi US FDA soal Warning Khusus Produk Cengkeh-Udang

    BPOM RI Lagi Lobi US FDA soal Warning Khusus Produk Cengkeh-Udang

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan pihaknya masih berusaha bernegosiasi dengan BPOM Amerika Serikat atau United States Food and Drug Administration (US FDA) berkaitan dengan kebijakan import alert produk cengkeh dan udang dari Indonesia. Ini menyusul temuan paparan radioaktif cesium-137 pada produk udang dan cengkeh di Indonesia.

    Taruna menuturkan negosiasi saat ini masih terus berjalan. Diharapkan dalam waktu dekat kategori red list atau yellow list yang diberikan oleh FDA bisa diangkat.

    “Dan dengan keyakinan itu, saya yakin kita bisa tindak lanjuti dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama (selesai). Baik red list itu sudah hilang maupun yellow list,” ucap Taruna ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).

    Aturan import alert dari FDA akan efektif berlaku pada 31 Oktober 2025. Kebijakan tersebut mewajibkan setiap pengiriman udang dan rempah dari Jawa dan Lampung ke Amerika Serikat harus disertai sertifikat Certifying Entity (CE) dan bebas radioaktif bagi perusahaan yellow list.

    Sedangkan, untuk perusahaan yang masih red list, harus melalui tahapan pengajian petisi, verifikasi, dan sertifikasi oleh lembaga independen yang terakreditasi oleh FDA.

    “Dengan kepentingan nasional tentu Badan POM harus bersikap untuk menyelamatkan, mengamankan industri kita, produk-produk kita, karena ini kan international global relationship,” sambungnya.

    Taruna mengatakan BPOM akan meyakinkan pihak FDA dengan menunjukkan keseriusan penanganan kasus ini.

    Melalui kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan satgas yang sudah dibentuk, Taruna menuturkan pihaknya akan berkomitmen mencegah kejadian ini berulang. Jika kembali ditemukan, BPOM juga akan tegas melakukan pemusnahan produk untuk memastikan produk yang diekspor ke Amerika Serikat benar-benar aman.

    “Badan POM akan meyakinkan lewat petunjuk bahwa kita betul-betul serius. Secara profesional lewat keterlibatan satgas, kita betul-betul serius bahwa hal-hal yang tercemar, kita tidak akan gunakan, kita dekontaminasi, dan destroy produk itu,” ujar Taruna.

    “Tentu secara bertahap, kita lakukan juga setting point untuk memberikan informasi-informasi bahwa Badan POM Indonesia, termasuk satgas tadi menangani ini serius, secara profesional, terukur dan sesuai dengan ilmu,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Taruna Ikrar Kunjungi RSPPN Jenderal Soedirman: BPOM Tegaskan Sinergi Pertahanan dan Kesehatan demi Kedaulatan Obat Nasional

    Taruna Ikrar Kunjungi RSPPN Jenderal Soedirman: BPOM Tegaskan Sinergi Pertahanan dan Kesehatan demi Kedaulatan Obat Nasional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kepala BPOM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar melakukan kunjungan strategis ke Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Oktober 2025.

    Kunjungan ini menandai langkah konkret BPOM dalam memastikan bahwa sistem pertahanan kesehatan nasional memiliki instalasi farmasi yang kuat, aman, dan berdaulat sesuai standar nasional dan internasional.

    RSPPN Soedirman, yang diresmikan pada Februari 2024, kini menjadi salah satu rumah sakit rujukan modern dengan teknologi tinggi seperti MRI 3 Tesla, CT Scan generasi terbaru, Cat Lab, hingga robotic surgery.

    Bukan hanya fasilitas pelayanan, rumah sakit ini juga dipandang sebagai benteng pertahanan kesehatan nasional, terutama dalam menghadapi potensi ancaman biologis, kedaruratan medis, dan skenario pertahanan negara berbasis kesehatan.

    BPOM Kawal Instalasi Farmasi: Obat sebagai Aset Strategis Pertahanan Negara

    Didampingi tim BPOM, Taruna Ikrar meninjau langsung Instalasi Farmasi RSPPN yang telah menerapkan sistem digitalisasi logistik, e-resep, dan pengawasan obat berbasis data real-time.

    Langkah ini dilakukan untuk memastikan:

    Obat tersimpan dengan aman dan sesuai standar penyimpanan BPOM

    Sistem rantai pasok berjalan transparan, akuntabel, dan bebas potensi penyalahgunaan

    Fasilitas kesehatan pertahanan memiliki kemandirian pasokan obat, tidak tergantung impor secara berlebihan.

    “Instalasi farmasi bukan hanya ruang penyimpanan obat ini adalah ruang kendali strategis pertahanan kesehatan. Kedaulatan obat adalah bagian dari kedaulatan negara,” tegas Taruna Ikrar.

    Dalam kunjungan tersebut, Taruna Ikrar melakukan dialog terbuka dengan apoteker dan tenaga teknis farmasi yang bertugas di RSPPN. Ia menyebut mereka sebagai “prajurit tanpa seragam”, yang menjaga obat tetap aman sebelum menyentuh tangan pasien.

  • BPOM RI Lagi Lobi US FDA soal Warning Khusus Produk Cengkeh-Udang

    Udang Terkontaminasi Radioaktif Masih Bisa Dimakan? Kepala BPOM RI Bilang Gini

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar berbicara soal kemungkinan apakah udang yang sudah terkontaminasi radioaktif masih bisa dimakan. Sebelumnya, Food Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menemukan kontaminasi radioaktif Cesium-137 pada udang beku asal Indonesia.

    Pemerintah lalu menelusuri kasus tersebut dan menemukan cemaran diduga berasal dari area industri Cikande, Serang. Berkaitan dengan keamanan pangan, Taruna menyebut pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan bersama tim satgas yang sudah dibentuk untuk mengetahui apakah udang yang terpapar radioaktif masih bisa dimakan atau tidak.

    “Ya tentu itu kita akan evaluasi. Tentu komitmen kita tentu tidak ingin barang-barang yang terkontaminasi itu masuk ke tubuh manusia,” ujar Taruna ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).

    “Badan POM tentu komitmennya menjaga keamanan, keselamatan, dan yang lebih penting lagi kualitasnya harus bagus,” sambungnya.

    Imbas temuan tersebut, FDA menerapkan persyaratan sertifikasi impor dari Indonesia dalam dua kategori yaitu red list dan yellow list. Untuk produk dari perusahaan red list, proses pengiriman harus melalui tahapan pengajuan petisi, verifikasi, dan sertifikasi oleh lembaga independen.

    Sementara itu, untuk perusahaan kategori yellow list, pengiriman udang dan rempah dari Jawa dan Lampung harus menyertakan sertifikat bebas radioaktif dan Certifying Entity (CE).

    Pada saat ini, negosiasi antara pemerintah dan FDA masih berlangsung agar kategori tersebut bisa diangkat.

    “Dan dengan keyakinan itu, saya yakin kita bisa tindak lanjuti dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama (selesai). Baik red list itu sudah hilang maupun yellow list,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Puluhan Siswa Keracunan MBG di Tulungagung, BGN Pastikan SPPG Disetop Sementara

    Puluhan Siswa Keracunan MBG di Tulungagung, BGN Pastikan SPPG Disetop Sementara

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan pihaknya akan membantu pengobatan puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur yang diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Jika tidak status lain (Pemkot/Pemda menyatakan KLB), biaya ditanggung BGN. Berlaku nasional,” kata Dadan saat dihubungi detikcom, Selasa (14/10/2025).

    Tidak hanya itu, BGN juga akan mengevaluasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yakni Yayasan Gusti Maringi Mukti, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

    “Operasional (SPPG) dihentikan sementara,” kata Dadan.

    Biasanya, BGN akan menghentikan operasional SPPG minimal selama 14 hari. Periode waktu ini disesuaikan dengan proses hasil uji laboratorium dari BPOM, pengumpulan alat bukti, dan sebagainya.

    Gejala Keracunan yang Dialami Siswa

    Salah seorang siswa Andika Aldiano mengatakan, kejadian dugaan keracunan bermula pada Senin (13/10) pagi saat para siswa mendapatkan jatah MBG dengan menu ayam kecap.

    “Setelah makan itu saya mengalami mual, pusing dan muntah-muntah. Kejadiannya tidak lama setelah makan MBG,” kata Andhika, dikutip dari detikJatim, Selasa (14/10/2025).

    Gejala serupa juga dialami puluhan siswa lainnya. Pihak sekolah akhirnya mengevakuasi puluhan siswa yang mengalami dugaan keracunan ke Puskesmas Boyolangu untuk mendapatkan penanganan medis.

    “38 anak dengan berbagai keluhan, ada salah satu yang menggigil dan nyeri perut, ini sementara mau dirujuk karena kondisinya membutuhkan perawatan intensif,” kata Kapolsek Boyolangu AKP Tarmadi.

    Menurut AKP Tarmadi, kemungkinan besar makanan yang menjadi sumber keracunan adalah ayam.

    Kalau nasinya tidak masalah, kemudian tomat yang diiris itu kelihatannya juga bau busuk. Jadi kemungkinan lauknya yang dagingnya terlalu lembek, sepertinya bukan masakan dadakan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • 94 Persen Bahan Baku Obat RI Masih Impor, BPOM Soroti Hal Ini

    94 Persen Bahan Baku Obat RI Masih Impor, BPOM Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan 94 persen bahan baku obat yang ada di Indonesia impor dari luar negeri. Taruna menyebut pihaknya akan berusaha mengurangi ketergantungan impor.

    Jika ini berhasil dilakukan, menurutnya ketahanan obat dan kesehatan masyarakat bisa lebih terjamin.

    “Secara bertahap nanti, obat-obat bahan baku obat itu mungkin akan turun dari sekarang 94 persen, Badan POM berusaha supaya turun jadi tinggal 90 persen, turun dari 80 persen, turun 70 persen. Mungkin suatu ketika tinggal 50 persen bahan baku obat yang diimpor,” ujar Taruna ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).

    Taruna menyebut ada beberapa strategi yang akan dilakukan BPOM untuk mengatasi masalah ini. Pertama adalah memperkuat potensi herbal yang ada di Indonesia.

    Taruna menyebut Indonesia memiliki setidaknya 30 ribu potensi herbal. Dari jumlah tersebut ada 18 ribu herbal yang dijadikan jamu. Namun, dari 18 ribu herbal itu baru ada 71 herbal yang masuk kategori terstandar dan baru 20 di antaranya menjadi fitofarmaka.

    Menurutnya, ini menunjukkan masih ada banyaknya produk herbal yang belum dieksplorasi dan berpotensi untuk memperkuat bahan baku obat di Indonesia.

    Selain memperkuat potensi herbal tanah air, BPOM juga membuka kerjasama atau investasi secara luas untuk pihak-pihak yang mau melakukan penelitian herbal di Indonesia. Diharapkan nantinya ada semakin banyak pabrik produk herbal terstandar yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

    “Kalau dia produksi di sini, dia transfer teknologinya di sini, maka secara bertahap logikanya, karena dia produksi dalam negeri, harga obat yang selama ini mahal, contohnya beberapa obat yang 4-5 kali lipat lebih mahal dibanding di India, kalau dia buat di sini, harga obat dalam negeri akan turun,” katanya.

    Taruna juga menuturkan saat ini sedang proses penetapan peraturan Presiden yang nantinya akan memudahkan perkembangan potensi herbal yang ada di Indonesia. Ia menyebut Indonesia harus bisa memanfaatkan potensi herbal yang ada.

    “Kita mau menjadi raja dunia yang berhubungan dengan ekspor bahan baku obat yang berasal dari alam,” tandas Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Video: RI Nego ke AS, Minta Tak Kena Kebijakan Peringatan Impor Udang

    Video: RI Nego ke AS, Minta Tak Kena Kebijakan Peringatan Impor Udang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia tengah bernegosiasi dengan badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau FDA, agar sejumlah kontainer berisi produk udang asal Indonesia tidak terkena kebijakan peringatan impor atau import alert.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Selasa, 14/10/2025) berikut ini.