Kementrian Lembaga: BPOM

  • Gaduh Residu di Anggur Muscat, BPOM Sarankan Konsumsi Anggur Lokal Dulu

    Gaduh Residu di Anggur Muscat, BPOM Sarankan Konsumsi Anggur Lokal Dulu

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mencoba meredam ketakutan masyarakat terkait kabar anggur shine muscat impor yang diduga mengandung senyawa kimia dan pestisida melebihi ambang batas aman. BPOM memastikan, sejauh ini belum ditemukan anggur impor berbahaya di pasar Indonesia.

    Sebagai informasi, sebelumnya The Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) memperingatkan tentang kontaminasi anggur shine muscat impor, setelah menemukan sebagian besar sampel mengandung residu bahan kimia berbahaya di atas tingkat maksimum yang diizinkan beredar di pasar Thailand.

    “Untuk sementara, data yang kami dapatkan tidak ada (anggur shine muscat) yang di atas nilai ambang. Kemarin sudah turun tim kami dan sudah melanjutkan ke penilaian, intinya tidak ada yang di atas nilai ambang (di Indonesia),” kata Taruna saat ditemui detikcom di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024).

    “Tetapi tim kami masih terus bergerak ya, ada beberapa poin yang masih belum dilaporkan ke kami. Tim kami Deputi 3 sudah kami perintahkan untuk (mengambil) sampling ke beberapa tempat, bahkan di seluruh Indonesia,” lanjut dia.

    Taruna mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir terkait keamanan buah-buahan impor, termasuk anggur shine muscat yang ada di Indonesia.

    “Untuk sementara, masyarakat yang masih ragu yang nggak usah pakai produk ini (anggur impor shine muscat) itu jalan yang terbaik. Anggur kan banyak variasi, ada banyak anggur hijau lokal bukan hanya dari muscat itu,” kata Taruna.

    BPOM berharap masyarakat juga bisa bekerja sama dengan pemerintah dengan cara melapor jika terjadi efek samping yang dirasakan ketika mengonsumsi anggur shine muscat impor yang diduga mengandung pestisida berbahaya.

    “BPOM sangat berharap misalnya ada yang telanjur memakan dan ada efek yang dirasakan misalnya mual, diare, bahkan diarenya sampai di tahap yang dehidrasi, nah itu disampaikan ke BPOM,” tegas Taruna.

    “Melalui HALO BPOM sebagai laporan, karena ini salah satu tugas kami juga untuk melindungi masyarakat dari pangan dan makanan termasuk buah-buahan yang berbahaya,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Pulihkan Luka Pasca Operasi dengan Kapsul OLIMEX Minyak Ikan Gabus

    Pulihkan Luka Pasca Operasi dengan Kapsul OLIMEX Minyak Ikan Gabus

    Jakarta

    Proses penyembuhan setelah operasi, baik operasi caesar maupun operasi lainnya, sering kali menjadi tantangan bagi sebagian besar orang. Kini hadir solusi alami dan efektif: Kapsul OLIMEX Minyak Ikan Gabus, yang terbukti mampu mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh.

    Kapsul OLIMEX mengandung 500 mg minyak ikan gabus (Channa Striata) per kapsul. Produk ini telah mendapatkan sertifikasi HALAL dan terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi TR 153384701, sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk ibu hamil dan menyusui.

    Manfaat Luar Biasa dari Minyak Ikan Gabus

    (Foto: OLIMEX)

    Minyak ikan gabus dikenal kaya akan albumin, sebuah protein penting yang memiliki peran krusial dalam proses penyembuhan. Albumin membantu meningkatkan kadar protein dalam tubuh, yang esensial untuk perbaikan dan regenerasi sel.

    Khasiat Kapsul OLIMEX

    (Foto: OLIMEX)

    Mempercepat Penyembuhan Luka

    Sangat efektif untuk mempercepat penyembuhan luka jahitan pasca operasi caesar dan jenis luka lainnya.

    Mendorong Pertumbuhan Sel Kulit

    Mendorong pertumbuhan sel kulit baru, membantu memperbaiki kulit yang rusak.

    Memenuhi Kebutuhan Albumin

    Membantu memenuhi kebutuhan albumin tubuh yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan.

    Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

    Menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh, terutama setelah operasi.

    Memperlancar ASI

    Bermanfaat untuk ibu menyusui dengan memperlancar produksi ASI.

    Aturan Pakai yang Mudah

    Untuk hasil yang optimal, konsumsi Kapsul OLIMEX sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 3 kapsul setiap kali minum. Dengan kemasan berisi 60 kapsul, produk ini menyediakan suplai yang cukup untuk kebutuhan harian Anda.

    Testimoni Pengguna

    Banyak pengguna telah merasakan manfaat nyata dari Kapsul OLIMEX. Salah satunya adalah Rini, seorang ibu muda dari Jakarta yang membagikan pengalamannya,

    “Setelah operasi caesar, luka saya cepat kering dan sembuh lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya sangat terbantu dengan Kapsul OLIMEX.

    Kesempatan Spesial

    Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba Kapsul OLIMEX Minyak Ikan Gabus. Dapatkan produk ini dengan menghubungi layanan pelanggan kami di 0813-1915-7427. Kunjungi website resmi OLIMEX https://olimex.info/pemesanan atau https://mustikajayaherbal.com/product/olimex. Olimex juga tersedia di MarketPlace kesayangan Anda, di Tokopedia dan Shopee.

    Dengan Kapsul OLIMEX Minyak Ikan Gabus, percepat penyembuhan Anda dan kembalikan kesehatan optimal pasca operasi dengan cara yang alami dan aman.

    (Content Promotion/OLIMEX)

  • Kata BPOM-Badan Pangan RI soal Temuan Residu Berbahaya Anggur Muscat Thailand

    Kata BPOM-Badan Pangan RI soal Temuan Residu Berbahaya Anggur Muscat Thailand

    Jakarta

    Sejumlah kementerian dan lembaga merespons terkait kabar anggur shine muscat di Thailand yang mengandung senyawa kimia dan pestisida melebihi ambang batas aman.

    Hasil uji sampel anggur shine muscat impor di Thailand diketahui mengandung antara tujuh dan 18 jenis residu beracun, dan 23 dari 24 sampel melebihi batas legal untuk satu hingga enam jenis bahan kimia beracun.

    Beberapa bahan kimia tersebut antara lain triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

    Bagaimana dengan keamanan anggur shine muscat di Indonesia?

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam merespons isu kontaminasi pestisida berbahaya di buah anggur shine muscat.

    BPOM uga mendorong lembaga dan kementerian berwenang dalam pengawasan, untuk melakukan sampling pada anggur shine muscat dengan sedikitnya melihat parameter uji bahan berikut:

    KlorpirifosEndrinTriasulfuronCyflumetofenChlorantraniliproleFlonicamidEtoxazoleSpirotetramat

    “Masyarakat mengurangi konsumsi anggur shine muscat selama proses pemeriksaan dan pengujian laboratorium terhadap sampel anggur shine muscat yang beredar di wilayah Indonesia,” imbau Taruna dalam keterangan tertulis yang diterima kepada detikcom Rabu (30/10).

    Sementara itu Badan Pangan Nasional mengatakan akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait kandungan residu pestisida yang melebihi ambang batas pada produk anggur Shine Muscat. Sebagai otoritas keamanan pangan, Bapanas menyatakan bertanggung jawab atas penerbitan izin edar dan pengawasan terhadap peredaran pangan segar.

    Bapanas bersama dengan dinas urusan pangan juga rutin melakukan pengawasan dan telah dilaporkan melalui Sistem Informasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

    “Hal ini akan meliputi proses sampling dan pengujian laboratorium untuk memastikan keamanan produk yang beredar di pasar Indonesia,” demikian pernyataan Bapanas dalam situs webnya, Rabu.

    Next: Respons Badan Karantina Indonesia

    Simak Video “Video: BPOM Tanggapi Temuan Kandungan Berbahaya di Anggur Muscat”
    [Gambas:Video 20detik]

  • BPOM Thailand Gerak Cepat Tangani Kasus Anggur Muscat Tercemar Pestisida

    BPOM Thailand Gerak Cepat Tangani Kasus Anggur Muscat Tercemar Pestisida

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand atau Food and Drug Administration (FDA) mengatakan pada hari Senin bahwa buah-buahan dan sayuran akan diperiksa lebih ketat untuk memastikan keamanan di antara konsumen.

    Langkah ini dilakukan setelah pihak berwenang mendeteksi 50 jenis residu beracun pada anggur Shine Muscat, yang memicu kekhawatiran tentang keamanan sayur dan buah impor di kalangan konsumen Thailand.

    Thai-PAN (Jaringan Peringatan Pestisida) mengumumkan pada tanggal 24 Oktober bahwa pengujian pada 24 sampel yang dikumpulkan dari 15 lokasi berbeda di Bangkok Raya, ditemukan mengandung antara tujuh dan 18 jenis residu beracun dan 23 dari 24 sampel melebihi batas hukum hingga enam jenis racun.

    Surachoke Tangwiwat, sekretaris jenderal FDA, mengatakan asosiasi akan meningkatkan jumlah bahan kimia dan pestisida yang dilarang, sementara jumlah sampel akan ditingkatkan dari 500 menjadi 5.000 tahun depan untuk meningkatkan efisiensi pemeriksaan.

    “Dari 506 sampel sayur dan buah yang dikumpulkan pada tahun 2024, 177 tidak memenuhi standar,” katanya, dikutip The Nation.

    Ia menambahkan bahwa pemeriksaan FDA Thailand terhadap sayuran dan buah-buahan sejalan dengan standar internasional, serta standar yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian.

    “Siapa pun yang mengimpor buah dan sayuran yang tidak memenuhi standar akan dikenakan denda hingga 50.000 baht atau Rp 23,4 juta, sementara produk tersebut akan dibuang atau dikembalikan ke negara asal,” ia memperingatkan.

    Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun FDA akan fokus pada dua pestisida yang dilarang – klorpirifos dan paraquat, pihaknya juga akan memeriksa racun lainnya, terutama bahan kimia yang paling banyak digunakan oleh negara asal.

    Terkait klaim Thai-PAN tentang residu toksin tinggi pada anggur Shine Muscat, Surachoke mengonfirmasi bahwa FDA Thailand akan mengumpulkan sampel untuk diperiksa lagi guna melakukan tindakan hukum terhadap distributor.

    Ia mengatakan mengimpor produk yang mengandung bahan kimia terlarang atau melebihi batas yang ditetapkan melanggar hukum Thailand. Ia juga menyarankan untuk mencuci sayur dan buah sebelum dikonsumsi guna mengurangi bahan kimia.

    (suc/kna)

  • Gerak Lambat Pemerintah Mitigasi Residu Berbahaya Anggur Muscat China

    Gerak Lambat Pemerintah Mitigasi Residu Berbahaya Anggur Muscat China

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah baru mulai bergerak untuk melakukan investigasi setelah ramai pemberitaan mengenai residu berbahaya Anggur Muscat dari China. 

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, investigasi yang bakal dilakukan meliputi proses sampling dan pengujian laboratorium untuk memastikan keamanan produk yang beredar di pasar Indonesia.

    “Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen kita dalam memastikan pangan khususnya pangan segar yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi,” kata Arief dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).

    Merujuk Peraturan Presiden (Perpres) No.66/2021 tentang Badan Pangan Nasional, salah satu kewenangan Bapanas yakni memastikan bahwa pangan segar yang diedarkan aman. Dalam implementasinya dilaksanakan melalui dua cara yaitu penerbitan perizinan dan pengawasan di peredaran.

    Dalam hal ini, Bapanas berkomitmen untuk melindungi keamanan pangan dalam negeri dan terus melakukan pengawasan ketat terhadap komoditas pangan segar impor yang beredar di pasar domestik, termasuk anggur.

    Seiring dilakukannya investigasi, Arief mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan informasi-informasi yang belum diverifikasi. “Bapanas akan terus memberikan informasi terkait keamanan pangan segar secara transparan sesuai dengan prosedur pengawasan keamanan pangan segar yang berlaku,” tuturnya.

    Dalam catatan Bisnis, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengeluarkan peringatan terhadap produk anggur impor shine muscat lantaran adanya temuan kandungan residu kimia berbahaya yang melebihi tingkat yang diizinkan.

    Berdasarkan hasil pengambilan sampel yang dilakukan pada 2-3 Oktober 2024 itu ditemukan kandungan pestisida melebihi ambang batas dalam 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok.

    Sampel kemudian dikirim ke Laboratorium BVAQ yang terakreditasi ISO 17025 untuk dianalisis residu pestisida dan ditemukan hasil bahwa hanya 9 sampel yang ditemukan bahwa produk tersebut berasal dari China. Lainnya tidak memiliki informasi mengenai asalnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebut BPOM akan menindaklanjuti temuan anggur muscat impor asal China yang diduga mengandung residu kimia berbahaya melebihi tingkat yang diizinkan. 

    BPOM akan segera berkomunikasi dengan badan-badan lainnya yang berkaitan dalam penelitian kandungan anggur muscat tersebut.

    “Dari teman-teman Badan POM belum ada, belum ada laporan [temuan langsung kandungan kimia berbahaya], tapi kami akan mulai bertindak hari ini. Jadi setelah acara ini kami akan komunikasi,” tuturnya, Selasa (29/10/2024).

    Lebih lanjut, dia menyatakan BPOM tidak menerbitkan izin untuk peredaran anggur muscat. Pasalnya, izin peredaran buah-buahan impor ada pada Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan).

    “Kementan sudah ada. Kan itu [tugasnya] badan karantina dan kedua hubungannya juga dengan Badan Pangan Nasional ya ada yang mengurusi untuk itu. [izin dari] Badan POM kalau sudah masuk ke Indonesia dan dipasarkan,” pungkasnya.

    Kendati demikian, dia menegaskan jika memang nantinya ditemukan zat berbahaya dalam kandungan anggur muscat, maka anggur jenis tersebut akan ditarik dari pasar Indonesia dan sama sekali tidak boleh didistribusikan di Tanah Air. 

    “Ya, tentu kan dia tidak bisa didistribusikan di Indonesia. Kalau didistribusikan di indonesia kan berarti termasuk ilegal dan itu bisa ditarik. Jadi kami akan bertindak dan kami akan koordinasi dengan badan badan,” tandasnya.

    Thailland 

    Sebelumnya, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengeluarkan peringatan terhadap produk anggur impor yang miliki nama “shine muscat”.

    Peringatan tersebut berkaitan dengan banyaknya kandungan residu kimia berbahaya melebihi tingkat yang diizinkan, yang ada di dalam anggur tersebut.

    Ditemukan kandungan pestisida melebisi ambang batas dalam 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok.

    “Satu sampel mengandung Chlorpyrifos, bahan kimia berbahaya (Tipe 4) yang dilarang. Sedangkan 22 sampel lain mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas wajar (ditetapkan tidak lebih dari 0,01 mg/kg),” demikian bunyi temuan Thai-PAN, dikutip dari The Nation.

    Thai-PAN kemudian merinci sebanyak 50 jenis residu beracun yang berbeda terdeteksi di anggur. Terdapat dua residu Tipe 4 yakni Chlorpyrifos dan Endrin aldehyde, dan 26 residu Tipe 3, yang tak disebutkan secara detail.

    Kemudian ada 22 residu yang tak terdaftar di bawah peraturan zat berbahaya Thailand. Mereka adalah Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat.

    Temuan tersebut juga menyebutkan bahwa residu tersebut berpotensi tertinggal di dalam jaringan anggur sehingga sulit untuk dicuci.

  • Label BPA di Kemasan Air Minum, Kenapa Penting? Ini Alasan Sebenarnya

    Label BPA di Kemasan Air Minum, Kenapa Penting? Ini Alasan Sebenarnya

    Jakarta

    Paparan Bisphenol A (BPA) dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan. Dokter menyebut salah satu dampaknya adalah pada tumbuh kembang anak.

    Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), yang juga spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ulul Albab, SpOG, mengatakan dampak bahaya BPA pada tubuh telah dibuktikan dalam berbagai penelitian.

    “Memang sebenarnya sudah ada warning bahwa BPA berbahaya, sejak dia dia pertama kali digunakan pada 1950 sebenarnya. Di beberapa negara di Eropa sebenarnya sudah melakukan pelarangan terkait BPA,” kata dr Ulul dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    “Kita tahu bahwa ada sekitar 130 penelitian yang menyatakan bahwa BPA ini berbahaya jangka panjangnya,” lanjut dia.

    Menurut dr Ulul, sejumlah regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sebenarnya telah mengatur penggunaan BPA pada kemasan produk makanan. Terbaru adalah Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

    Aturan ini menganjurkan untuk membuat label, yang menginformasikan suatu produk free BPA, berpotensi mengandung BPA, atau mengandung BPA. Menurut dr Ulul, kebijakan ini perlu didukung.

    “Paling tidak dengan adanya labeling ini adalah sebuah langkah, karena sebelumnya belum pernah ada dan kita harus mencoba itu,” tutupnya.

    dr Ulul mengatakan sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk terhindar dari bahaya yang bisa saja muncul dari paparan BPA. Di antaranya dengan selektif memilih packaging untuk bahan pangan.

    “Hindari penggunaan botol atau packaging (plastik) yang berulang-ulang, hindari merebus atau menggunakan zat kimia tertentu, menyikat, dan sebagainya karena bisa mengikis mikroplastiknya,” katanya

    (dpy/up)

  • BPKN Desak BPOM Tegas soal Penerapan Label BPA di Air Minum Kemasan

    BPKN Desak BPOM Tegas soal Penerapan Label BPA di Air Minum Kemasan

    Jakarta

    Ketua Umum Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhmmad Mufti Mubarok menilai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) perlu segera memperketat pelaksanaan regulasi terkait keamanan air minum dalam kemasan. Mengingat, risko paparan bisphenol A (BPA) dari kemasan bisa berdampak pada sejumlah organ tubuh, dalam level atau kadar tertentu.

    Mengacu peraturan BPOM RI Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan, syarat keamanan batas maksimal migrasi BPA adalah 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) pada kemasan polikarbonat. Produsen kini wajib mencantumkan potensi label bahaya BPA dalam kemasan polikarbonat.

    Temuan BPOM pada 2021 hingga 2022 menunjukkan 3,4 persen sampel di sarana peredaran maupun produksi yang tidak memenuhi syarat batas maksimal migrasi BPA.

    BPOM menganalisis hasil uji migrasi BPA yang mengkhawatirkan, berada di rentang 0,05 sampai dengan 0,6 bpj. Uji tersebut ditemukan dari 46,97 persen sarana peredaran dan 30,91 persen di sarana produksi.

    “Kita ingin mendorong pelaksanaannya cepat, jangan sampai ditunda-tunda. Regulasi itu langsung dijalankan. Jangan sampai karena persoalannya tidak sederhana itu ketika memberikan tegang waktu kepada pelaku usaha untuk waktu yang cukup lama,” sebut dia saat ditemui di sela diskusi detikcom Leaders Forum, Kamis (30/10/2024).

    “Nanti ada kompromi-kompromi lagi kan gitu. Artinya BPOM menyatakan harus tegas kan, ketika dilarang ya sudah,” lanjut dia.

    Desakan semacam ini disebutnya penting untuk menjaga keamanan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan (AMDK). Pemerintah diminta untuk tidak setengah hati dalam menjalani regulasi risiko bahaya BPA.

    “Jadi kita mendesak BPOM untuk secara dalam ternyata bisa memaksa pelaku usaha untuk mempercepatkan gitu,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Meski Diduga Mengandung Zat Kimia Berlebih, Anggur Shine Muscat Masih Dijual di Pasaran

    Meski Diduga Mengandung Zat Kimia Berlebih, Anggur Shine Muscat Masih Dijual di Pasaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggur shine muscat masih diperjualbelikan di pasaran. Anggur ini menjadi sorotan karena buah impor tersebut diduga mengandung residu kimia atau pestisida di ambang batas aman berdasarkan temuan di Thailand.

    Pedagang buah di Pasar Palmeriam, Jakarta Timur Rama (20) mengatakan, dirinya belum mengetahui adanya kabar terkait kandungan residu pestisida yang melebihi ambang batas pada produk anggur shine muscat.

    Dia juga mengaku belum ada imbauan dari pemerintah dan pihak terkait untuk menghentikan penjualan anggur impor tersebut.

    “Belum tahu (kabar zat kimia berlebih pada anggur shine muscat). Sejauh ini belum ada imbauan juga buat stop jualan anggur muscat,” kata Rama kepada Beritasatu.com, Rabu (30/10/2024).

    Rama mengatakan, pasokan anggur shine muscat di kiosnya datang dari Pasar Induk Kramat Jati. Dikatakannya, sejauh ini belum ada keluhan yang dialami para pembeli anggur muscat di kiosnya.

    “Sejauh ini belum ada keluhan, aman,” ujar Rama.

    Hal senada juga disampaikan oleh pedagang buah lainnya, Pandi (62). Dia juga mengaku belum mengetahui kabar soal residu pestisida berlebih pada anggur shine muscat.

    Pandi pun masih berjualan anggur muscat dan belum ada pelanggan yang mengutarakan keluhan seusai mengonsumsi anggur yang identik dengan warna hijau tersebut.

    Namun, dia mengatakan akan berhenti jualan anggur muscat jika mendapatkan imbauan dari pemerintah.

    “Saya belum tahu kabarnya, tetapi saya akan berhenti kalau diminta berhenti jualan anggur itu,” ucap Pandi.

    Sebelumnya, isu ini mencuat setelah di Thailand ditemukan residu kimia atau pestisida dalam anggur shine muscat yang dijual di pasaran dengan kadar yang melampaui ambang batas aman.

    Dewan Konsumen Thailand mencatat, 23 dari 24 sampel anggur shine muscat yang mereka uji positif terkontaminasi dengan residu kimia berbahaya.

    Masalah tersebut juga memicu Malaysia untuk melakukan pemeriksaan pada anggur muscat yang dijual di negaranya.

    Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Irma Suryani meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk berkoordinasi dengan badan karantina terkait dugaan adanya kandungan berbahaya dalam varietas anggur premium tersebut.

    “Koordinasikan dengan mereka, dengan badan karantina karena dikatakan anggur itu sangat berbahaya,” ujarnya dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar, Selasa (29/10/2024).

    Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan melakukan investigasi terkait kabar pemeriksaan anggur shine muscat oleh otoritas Thailand yang mengandung residu pestisida di atas batas aman.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, proses investigasi ini mencakup pengambilan sampel dan pengujian di laboratorium guna memastikan keamanan produk yang dijual di Indonesia.

    “Bapanas akan terus menyampaikan informasi mengenai keamanan pangan secara transparan sesuai dengan prosedur yang berlaku,” kata Arief Prasetyo dalam pernyataan resminya, Rabu (30/10/2024). 

  • Bahaya Anggur Shine Muscat Lagi Diselidiki, BPOM RI Sarankan Batasi Konsumsinya

    Bahaya Anggur Shine Muscat Lagi Diselidiki, BPOM RI Sarankan Batasi Konsumsinya

    Jakarta

    Heboh temuan Thailand terkait kemungkinan residu kimia berbahaya yang berisiko memicu gangguan hormon hingga merusak ginjal. Hal ini memicu kekhawatiran di masyarakat akan keamanan buah tersebut.

    Menanggapi kegaduhan terkait anggur shine muscat, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) mendorong lembaga dan kementerian berwenang dalam pengawasan, untuk melakukan sampling pada komoditi tersebut dengan sedikitnya melihat parameter uji bahan berikut:

    KlorpirifosEndrinTriasulfuronCyflumetofenChlorantraniliproleFlonicamidEtoxazoleSpirotetramat

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar bahkan mengimbau masyarakat untuk sementara membatasi konsumsi anggur shine muscat selama proses investigasi berjalan.

    “Masyarakat mengurangi konsumsi anggur shine muscat selama proses pemeriksaan dan pengujian laboratorium terhadap sampel anggur shine muscat yang beredar di wilayah Indonesia,” imbau Taruna dalam keterangan tertulis yang diterima kepada detikcom Kamis (30/10/2024).

    Meski begitu, Taruna meminta masyarakat untuk tidak panik terkait laporan temuan tersebut.

    “Selalu melakukan pengecekan apabila mendapatkan informasi terkait isu anggur shine muscat yang diduga mengandung bahan kimia berbahaya. Edukasi kepada masyarakat terkait prosedur kesehatan secara umum apabila akan mengonsumsi makanan, khususnya buah segar,” lanjutnya.

    Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman membeberkan sejumlah cara aman sebelum mengonsumsi dan memilih anggur muscat.

    Simak tips berikut:

    Mencuci buah dengan seksama dengan air mengalir atau merendam dengan larutan tertentu, seperti larutan garam atau cuka, untuk mengurangi residu pestisidaMemilih produk buah yang organik yang tidak menggunakan pestisidaMemilih buah yang bisa dikupas untuk dikonsumsiMemeriksa label untuk melihat negara asal dan informasi terkait sertifikasi keamanan pangan yang mungkin memberikan penjelasan tentang kualitas pengelolaan pestisida yang dilakukan oleh perusahaan penghasil buah tersebut.

    (naf/kna)

  • Kementan Telusuri Masalah Residu Kimia dalam Anggur Muscat

    Kementan Telusuri Masalah Residu Kimia dalam Anggur Muscat

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pertanian (Kementan) akan memeriksa produk-produk pertanian impor, termasuk varietas anggur premium, shine muscat yang kini tengah viral karena diduga tercemari zat berbahaya atau residu kimia dalam anggur berwarna hijau tersebut.

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan, pihaknya telah meminta Direktorat Jenderal Hortikultura untuk melakukan pemeriksaan terhadap produk anggur impor tersebut.

    “Kami sedang memeriksa, saya rasa di Dirjen Horti, dan saya sudah meminta mereka untuk melakukannya,” ujar Sudaryono di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

    Ia menambahkan, Kementan akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, terutama terkait keamanan produk.

    Isu ini mencuat setelah di Thailand ditemukan residu kimia atau pestisida di anggur shine muscat yang dijual di pasaran dengan kadar yang melampaui ambang batas aman.

    Dewan Konsumen Thailand mencatat, 23 dari 24 sampel anggur shine muscat yang mereka uji positif terkontaminasi dengan residu kimia berbahaya.

    Masalah tersebut juga memicu Malaysia untuk melakukan pemeriksaan pada anggur muscat yang dijual di negaranya.

    Sementara itu, anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk berkoordinasi dengan badan karantina terkait dugaan adanya kandungan berbahaya dalam varietas anggur premium asal Jepang tersebut.

    “Koordinasikan dengan mereka, dengan badan karantina. Dikatakan anggur itu sangat berbahaya,” ujarnya dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar.

    Ia menjelaskan, Komisi IX DPR tidak bisa langsung menegur badan karantina lantaran mereka bukan mitra kerja komisi tersebut. Oleh karena itu, BPOM lah yang memiliki wewenang untuk mengambil tindakan.

    Diberitakan sebelumnya, otoritas pangan Thailand menemukan minuman anggur tersebut terkontaminasi pestisida yang melebihi batas aman.

    Setelah menemukan banyak sampel yang diuji mengandung residu kimia berbahaya dalam jumlah yang tidak diperbolehkan, Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) segera mengeluarkan peringatan resmi mengenai kontaminasi Shine Muscat pada Kamis (24/10/2024).

    Terdapat 24 sampel anggur diambil dari 15 lokasi penjualan di Bangkok pada 2 dan 3 Oktober 2024. Meskipun sebagian besar negara pengimpor tidak teridentifikasi, tetapi diketahui terdapat sembilan sampel yang berasal dari China yang terkontaminasi zat berbahaya tersebut.