Kementrian Lembaga: BPOM

  • Tak Cuma Picu Keracunan, Jajanan China Latiao Berisiko Ganggu Sistem Saraf

    Tak Cuma Picu Keracunan, Jajanan China Latiao Berisiko Ganggu Sistem Saraf

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menarik 73 produk jajanan latiao, camilan viral asal China tersebut belakangan berkaitan dengan kasus kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di sedikitnya tujuh daerah.

    Sejauh ini, banyak ditemukan di lingkup sekolah dasar. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan gejala mual, muntah, hingga memerlukan perawatan lebih lanjut. Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mewanti-wanti risiko bahaya yang muncul berkaitan dengan temuan bakteri.

    “Karena di dalamnya mengandung bacelius cerius yang bisa menimbulkan toksin, dan telah berdampak di 7 daerah. Dari 341 sarana yang telah diperiksa, terdiri dari 214 ritel atau toko, 27 distributor, 100 kantin dan warung di area sekolah, sebanyak 9,68 persen atau 33 saran yaitu 20 distributor, 12 ritel dan 1 toko warung di area sekolah ditemukan menjual latio dengan total 77.219 pieces dengan 95 item atau varian,” terang Taruna, Senin (4/11/2024).

    Sebagai catatan, bakteri bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang yang sering menjadi penyebab keracunan makanan, tapi juga dapat menyebabkan infeksi di luar saluran pencernaan. Bakteri ini dapat bertahan di berbagai kondisi lingkungan dan memproduksi zat berbahaya yang disebut faktor virulensi, termasuk enterotoksin dan toksin emetik (cereulide) yang dapat menyebabkan muntah, serta berbagai enzim yang merusak jaringan tubuh.

    Walaupun dikenal sebagai penyebab keracunan makanan, Bacillus cereus juga dapat mengakibatkan infeksi serius seperti pneumonia, sepsis, dan infeksi sistem saraf pusat, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

    “Ada banyak faktor yang membuat jajanan seperti itu, kita tahu barang pangan itu terbagi dua, pangan kemasan. Ada yang high risk, dan low risk. Nah latiao termasuk sebetulnya awalnya kita anggap low risk, ternyata high risk.”

    “Karena dia high risk, kita mengambil langkah tegas dan cepat, kita tidak mau nanti tumbuh mikroorganisme yang pertama kita dapatkan uji lab baru basilus, tapi boleh jadi high risk muncul bakteri lain. Mungkin jamur, fungi dan bisa berdampak pada sistem saraf, sistem metabolisme kita, kemudian ada faktor lain lagi,” lanjut dia.

    BPOM RI masih terus melanjutkan uji sampel, saat ini baru ada 4 merek di antaranya yang teridentifikasi positif cemaran. Pengujian selambatnya dilakukan dalam waktu sepekan.

    (naf/naf)

  • Tips Memilih Minuman Kolagen agar Mendapatkan Manfaat Optimal dan Aman

    Tips Memilih Minuman Kolagen agar Mendapatkan Manfaat Optimal dan Aman

    Liputan6.com, Jakarta – Perawatan kecantikan kulit dari dalam kian digemari berbagai kalangan masa kini. Salah satu cara yang paling banyak dipilih adalah dengan mengonsumsi minuman suplemen kolagen atau  collagen drink.

    Perawatan kulit dari dalam memang sangat penting demi menjaga elastisitas, kelembaban, dan cerahnya kulit sehingga menghasilkan beauty inside.

    Berbagai produk minuman kolagen kini beredar luas di pasaran. Namun, perlu berhati-hati memilih minuman kolagen agar mendapatkan manfaat terbaik dan tidak sampai salah pilih.

    Noera Collagen Drink adalah produk minuman kolagen yang menyajikan komposisi terbaik untuk mendapatkan khasiat optimal kolagen. Sebagai produk minuman kolagen yang telah dikenal luas di Indonesia, Noera Collagen Drink kembali meraih penghargaan sebagai minuman kolagen terbaik dari Top Brand Award.

    Dengan demikian, Noera Collagen Drink telah menyabet penghargaan Top Brand Award selama 3 tahun berturut-turut sejak 2022, 2023, dan 2024.

    Pada 2024, Noera Collagen Drink juga kembali mendapat penghargaan dari Brand Choice Award untuk kategori Health and Beauty, setelah di tahun sebelumnya mendapat penghargaan yang sama untuk kategori Top Awareness, Sales, and Rating. Selain itu, pada 2023 Noera by Reisha dinobatkan sebagai #1 Top Quality Product and Brand 2023 dari Indonesia Award Magazine.

    Secara khusus, owner Noera by Reisha, Reisha Novandita, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan para customer Noera Collagen Drink. “Kepercayaan Anda adalah inspirasi bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik. Penghargaan ini bukan hanya milik kami, tapi milik kita semua yang terus berkomitmen pada gaya hidup sehat dan cantik dari dalam. Terima kasih sekali lagi atas dukungannya, mari kita teruskan perjalanan ini bersama,” ujar Reisha dalam keterangan tertulis.

    Dengan sederetan penghargaan yang berhasil didapat, tidak membuat owner Noera lantas berpuas diri. Sebagai upaya untuk terus memberikan yang terbaik bagi customer, Noera Collagen Drink kini berinovasi dengan New Improved Formula dan New Packaging.

    Noera Collagen Drink New Formula mampu mencerahkan, memutihkan, dan melembabkan kulit 10 kali lebih cepat, sehingga sangat bagus sebagai anti aging. Di dalam Noera Collagen Drink New Formula terdapat kandungan 3000mg Tripeptide Salmon Collagen yang dipadukan dengan L Glutathione Grade A, White Tomato, Birdnest Extract, dan Saffron Extract. Selain itu, tinggi kandungan Vitamin C dan Vitamin E untuk hasil kulit yang lebih memuaskan, terutama dalam treatment anti penuaan dini.

    Kandungan White Tomato pada semua varian Noera Collagen Drink dapat mencerahkan kulit, menjadi anti penuaan, melembapkan kulit, dan mengurangi peradangan pada kulit. White Tomato juga kaya antioksidan karena mengandung likopen yang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV.

    Dalam kemasan yang baru, Noera Collagen Drink tampil lebih menarik dengan desain yang lebih fresh dan elegan. Noera Collagen Drink tersedia dalam 3 varian rasa, yaitu strawberry, peach, dan watermelon. Dengan harga terjangkau, Noera Collagen Drink memberikan kualitas premium dan rasa yang enak.

    “Noera Collagen Drink kini hadir dalam kemasan baru yang lebih segar dan elegan. Formula kami juga telah diperbarui dengan New Improved Formula. Dengan rasa yang lebih nikmat dan manfaat yang lebih maksimal, kami yakin Noera Collagen Drink akan menjadi pilihan utama Anda dalam menjaga kesehatan dan kecantikan,” ungkap Reisha.

    Untuk keamanan produk, tak perlu diragukan lagi karena Noera Collagen Drink terjamin aman dan telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tersertifikasi halal MUI. Sebagai catatan, Noera Collagen Drink tidak disarankan bagi orang dengan alergi ikan/seafood. Noera Collagen Drink aman digunakan semua kalangan dari usia 12 tahun. Untuk ibu hamil sangat disarankan untuk konsultasi dengan obgyn masing-masing terlebih dahulu. Adapun untuk ibu menyusui, aman dikonsumsi.

  • BPOM Wanti-wanti Risiko Salmonella di Jajanan Latiao, Setop Dulu Konsumsinya

    BPOM Wanti-wanti Risiko Salmonella di Jajanan Latiao, Setop Dulu Konsumsinya

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI beberapa waktu lalu menarik peredaran jajanan China Latiao dari pasaran. Pasalnya, setelah dilakukan pengujian laboratorium ditemukan bakteri bacillus cereus dan diduga mengakibatkan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan beberapa wilayah di Indonesia.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan produk ini menghasilkan toksin yang bisa memicu gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah. Produk ini, lanjut Taruna, banyak ditemukan di kantin-kantin sekolah.

    Taruna menambahkan, latiao saat ini masuk ke dalam jajanan ‘berisiko tinggi’, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak lagi mengonsumsinya.

    “Latiao ini awalnya kita anggap low risk, ternyata high risk, karena dia high risk kami mengambil langkah tegas dan cepat,” kata Taruna kepada awak media di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

    “Kami tidak mau nanti tumbuh mikroorganisme, yang kami dapatkan dari laboratorium baru bacillus cereus, tapi karena dia high risk bisa muncul bakteri lain seperti salmonella atau jamur,” lanjut dia.

    Taruna menegaskan kepada masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi produk latiao agar menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

    “Untuk produk ini sebaiknya masyarakat jangan mengonsumsi. Kalau sudah ada (yang mengonsumsi) segera dilaporkan ke BPOM,” tegas Taruna.

    Saat ini BPOM telah menarik sementara sekitar 73 produk la tiao yang terdaftar di BPOM RI, hingga dipastikan jajanan ini benar-benar aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    (dpy/naf)

  • Heboh Anggur Muscat Berbahaya, Bapanas Sarankan Warga RI Konsumsi Anggur Lokal

    Heboh Anggur Muscat Berbahaya, Bapanas Sarankan Warga RI Konsumsi Anggur Lokal

    Jakarta

    Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan anggur shine muscat impor yang kabarnya mengandung residu kimia berbahaya. Anggur muscat berbahaya ini sebelumnya telah ditemukan di Thailand.

    Merespons hal ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Karantina Indonesia, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampling sejumlah anggur muscat yang ada di Indonesia.

    Hasilnya, Bapanas hingga BPOM memastikan buah-buahan yang masuk ke Indonesia, termasuk anggur muscat aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    Meskipun begitu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo meyakini banyak masyarakat yang saat ini masih ragu untuk mengonsumsi anggur impor seperti muscat. Dirinya menyarankan masyarakat untuk bisa beralih memilih anggur lokal saja.

    “Kita sudah punya Perpres (Peraturan Presiden) 81 Tahun 2024 tentang percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal,” kata Arief dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

    “Jadi kita imbau pada masyarakat untuk bisa sama-sama mengonsumsi pangan lokal. Bapanas berkomitmen dalam memastikan pangan segar bagi masyarakat,” lanjut dia.

    Bapanas juga sudah melakukan sampling pada buah-buahan lokal, termasuk anggur aman dikonsumsi masyarakat.

    Senada, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean menegaskan kualitas buah lokal kita tidak kalah dengan buah-buah impor.

    “Saya tetap mengimbau masyarakat untuk mengedepankan konsumsi buah-buahan lokal kita, yang mana kualitas dan nutrisinya tidak kalah dengan buah impor,” kara Sahat.

    “Kita juga mengekspor buah-buahan ke luar negeri. Tidak kalah sebenarnya buah-buahan lokal kita, diminati di luar negeri sana,” lanjut dia.

    (dpy/kna)

  • Tanggapan Orang Tua Terkait Camilan Latiao dari China yang Ditarik BPOM

    Tanggapan Orang Tua Terkait Camilan Latiao dari China yang Ditarik BPOM

    Jakarta, Beritasatu.com – Informasi tentang kasus keracunan pada anak-anak di beberapa daerah akibat camilan dari China, Latiao, telah beredar luas. Menanggapi hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menarik sementara peredaran makanan tersebut.

    Para orang tua memberikan tanggapan positif terhadap langkah BPOM yang menindaklanjuti kasus makanan ringan yang terkontaminasi zat berbahaya tersebut. Tak sedikit yang khawatir makanan itu juga dapat membahayakan pertumbuhan anak-anak. 

    “Apabila memang ada masalah seperti ini, seharusnya makanan tidak bisa diedarkan sembarangan, terutama untuk anak-anak, karena sangat berbahaya bagi pertumbuhan mereka,” kata seorang ibu, Hani warga Jakarta Pusat, kepada Beritasatu.com, Senin (4/11/2024).

    Beberapa orang tua lainnya menyoroti, banyak makanan yang masuk ke Indonesia belum diseleksi dengan baik. Mereka berharap adanya standar ketat untuk makanan anak-anak. 

    “Makanan yang dikonsumsi anak-anak seharusnya diseleksi dengan ketat dan tidak mengandung zat kimia berbahaya. Makanan yang disajikan di sekolah harus sehat, misalnya makanan yang dibuat sendiri,” ujar wali murid di salah satu sekolah Jakarta.

    Para orang tua menyebut pentingnya pengawasan terhadap jajanan yang masuk ke sekolah. Mereka berharap adanya pengawasan dalam pemesanan makanan di sekolah karena anak-anak tidak mengetahui bahaya makanan tersebut.

    Langkah BPOM ini diambil sebagai respons terhadap laporan keracunan Latiao yang terjadi di tujuh wilayah, yaitu Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan. Hingga saat ini, BPOM menemukan empat dari 73 jenis Latiao yang beredar mengandung bakteri Bacillus cereus.

    Sebelumnya, BPOM juga memeriksa sarana distribusi, termasuk gudang importir dan distributor, dan menemukan bahwa mereka tidak mematuhi Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB). BPOM telah menginstruksikan importir untuk menarik dan memusnahkan produk yang terkontaminasi.

  • Begini Mekanisme Pemblokiran Situs Judi Online di Komdigi

    Begini Mekanisme Pemblokiran Situs Judi Online di Komdigi

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memiliki kewenangan untuk mengawasi dan memutus akses Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) bila melanggar peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Begitu juga konten-konten negatif, termasuk judi online.

    Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) bahwa pemerintah yang dalam hal ini Komdigi memiliki kewenangan untuk mengendalikan segala informasi dan transaksi elektronik yang memuat konten negatif dan melanggar peraturan perundang-undangan nasional.

    Maka dari itu, Komdigi dapat melakukan pemutusan akses atau pemblokiran terhadap akses PSE. Amanah undang-undang itu diturunkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik yang kemudian dituangkan lagi secara detail dalam Peraturan Menteri (PM) Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat.

    Berdasarkan catatan pemberitaan detikINET, Senin (19/9/2022) Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Teguh Arifiyadi mengatakan, pemerintah memiliki kewajiban untuk mengendalikan konten-konten internet negatif yang dilarang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    “Adapun kluster jenis konten yang dilarang dalam PP No 71/2019 disebutkan ada tiga jenis, yang pertama adalah konten yang melanggar peraturan perundang-undangan, yang kedua adalah konten yang meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum, dan yang ketiga adalah konten yang menyediakan cara untuk mengakses konten-konten yang dilarang tersebut,” ujar Teguh.

    Lebih lanjut, Teguh menyampaikan, contoh riil dari konten yang melanggar peraturan perundang-undangan seperti konten yang berkaitan dengan pornografi, perjudian, separatisme, radikalisme, dan konten-konten yang berkaitan dengan produk yang harus mendapatkan izin yang dijual secara ilegal.

    Di samping, Komdigi juga mengawasi konten-konten terkait aplikasi atau situs-situs layanan fintech ilegal ataupun konten yang menurut masyarakat dianggap dapat mengganggu ketertiban umum.

    Auto Blokir

    Satu hal, Komdigi tidak memiliki wewenang untuk memutus secara langsung semua situs konten negatif yang tersebar di internet. Dalam hal pemblokiran ada beberapa batasan kewenangan Kominfo dalam memutus akses pemblokiran situs atau aplikasi internet.

    Disampaikannya, ada beberapa batasan kewenangan dari institusi atau instansi, termasuk Kominfo dalam melakukan pemutusan akses atau pemblokiran konten digital. Sesuai PP Nomor 71 Tahun 2019 yang kemudian dituangkan secara detail dalam PM Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat, Komdigi hanya punya kewenangan untuk melakukan pemutusan akses secara langsung pada konten perjudian dan pornografi.

    Tercatat mulai dari Januari hingga 22 Agustus 2022, Komdigi telah melakukan pemutusan akses terhadap 118.320 konten kategori perjudian online. Menyangkut konten di luar judi dan pornografi, Teguh menjelaskan apabila itu berkaitan dengan kewenangan dari sektor lain, maka Komdigi hanya bisa dapat memutus konten tersebut setelah menerima rekomendasi dari instansi atau institusi pengawas atau sektor masing-masing.

    Misalnya konten yang berkaitan dengan obat-obatan dan kesehatan, Komdigi tidak bisa memblokir langsung, baik itu di market place atau media sosial. Dalam hal ini. Komdigi harus mendapatkan rekomendasi dari BPOM atau Kemenkes untuk pemblokiran tersebut.

    Halaman selanjutnya mekanisme pemblokiran

  • Banyak Temuan Galon Usia 10-15 Tahun, Pengelola Depot Air Minum Dukung Pelabelan Bahaya BPA

    Banyak Temuan Galon Usia 10-15 Tahun, Pengelola Depot Air Minum Dukung Pelabelan Bahaya BPA

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mewajibkan air minum dalam galon kemasan plastik polikarbonat untuk mencantumkan peringatan tentang adanya risiko kontaminasi BPA (Bisphenol A).

    Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan menyebut 34 persen atau sekitar 50 hingga 60 juta rumah tangga Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk kebutuhan minum sehari-hari. Dari pantauan selama ini, galon guna ulang yang digunakan kerap kali dalam kondisi buruk.

    “Kondisinya bukan sudah kuning lagi, bahkan cokelat. Itu kita kan bisa lihat umur galonnya dari keterangan produksi kemasan di bagian bawah, terlihat di situ,” jelas Budi saat ditemui di sela diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2024).

    Lazimnya, kode produksi setiap galon bermerek tertera jelas di badan galon, seringkali tercetak di bagian dasar. Kode produksi tersebut biasanya berupa barisan angka yang melingkari dua digit angka lainnya ditambah marka sebuah anak panah.

    Metode pembacaannya sebagai berikut: angka 1 hingga 12 yang tersusun melingkar menunjukkan bulan dalam kalender dari Januari sampai Desember. Sementara dua digit angka di tengah lingkaran merujuk pada tahun pembuatan galon. Bila misalnya pada dasar galon tertera angka 18 di tengah lingkaran dan anak panah menunjuk angka 5, ini berarti galon tersebut diproduksi pada bulan 5 (Mei) tahun 2018. Yang berarti galon tersebut usianya telah mencapai enam tahun per 2024.

    Budi memperkirakan, banyak di antara galon guna ulang yang digunakan masyarakat sudah berusia 10-15 tahun. Ia menyadari adanya risiko leaching atau luruhnya partikel BPA ke dalam air minum, sehingga dapat memahami urgensi adanya aturan tentang pelabelan.

    “Intinya Apdamindo mendukung itu,” katanya.

    Ketua Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) Budi Darmawan. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    BPA merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Bersama bahan lainnya, BPA digunakan untuk mendapatkan karakteristik tertentu sehingga plastik yang dihasilkan dapat dipakai ulang berkali-kali.

    Dalam praktiknya, proses distribusi dan pemakaian oleh masyarakat sulit dikontrol. Akibatnya, potensi kerusakan polimer menyebabkan partikel BPA luruh dan mengkontaminasi air minum yang dikemasnya lalu berdampak pada tubuh manusia.

    “Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng.

    Hal ini sejalan dengan hasil pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 yang menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.

    Di dalam tubuh, BPA dikategorikan sebagai endocrine disrupting chemicals. Paparan senyawa ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan keseimbangan hormonal, termasuk dalam kaitannya dengan fertilitas atau kesuburan.

    “Salah satunya yang paling terasa yang bisa dianggap adalah gangguan kesehatan reproduksi. Apa puncaknya? Gangguan kesuburan,” kata praktisi kesehatan reproduksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr I Made Oka Negara, M Biomed, FIAS.

    (suc/up)

  • Tak Cuma Picu Keracunan, Jajanan China Latiao Berisiko Ganggu Sistem Saraf

    Gejala Keracunan Latiao, Jajanan China yang Mengandung Bakteri Bacillius Cereus

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) menarik dan memusnahkan produk pangan impor asal China Latiao karena memicu kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) di sejumlah wilayah Indonesia.

    Berdasarkan hasil pengujian BPOM terhadap produk Latiao, ditemukan adanya kontaminasi bakteri golongan Bacillus cereus.

    “Produk ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).

    Bacillus cereus (B cereus) merupakan bakteri pembentuk spora yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop. B cereus biasanya hidup di lingkungan sekitar dan menghasilkan zat toksin yang dapat memicu masalah kesehatan.

    Setelah pemeriksaan lebih lanjut dilakukan di gudang importir, Taruna Ikrar menyebut bahwa pihak yang memasukkan produk latiao ke wilayah Indonesia menunjukkan adanya ketidakpatuhan pada aturan BPOM sehingga kontaminasi bakteri dapat terjadi.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala keracunan bakteri B Cereus dibagi antara gejala intestinal dan non intestinal. Beberapa di antaranya yakni:

    Gejala Intestinal

    Nyeri perutKram perutDiareGejala sindrom emetik meliputi mual dan muntah

    Non-Intestinal

    Gejalanya bervariasi berdasarkan jenis penyakitnya. Endoftalmitis atau infeksi pada mata menyebabkan gejala yang paling parah. Gejalanya meliputi:

    Nyeri mataKelelahanDemamSel darah putih tinggi (leukositosis)Penglihatan rendahMata merahUlkus kornea berbentuk cincin

    (kna/kna)

  • Bisa Picu Migrasi BPA, Pakar Soroti Proses Distribusi Galon Guna Ulang

    Bisa Picu Migrasi BPA, Pakar Soroti Proses Distribusi Galon Guna Ulang

    Jakarta

    Bisphenol A (BPA) merupakan salah satu senyawa kimia yang digunakan dalam proses produksi plastik. Senyawa ini biasanya ditemukan pada produk sehari-hari seperti wadah makanan, lapisan kemasan makanan, hingga kemasan air minum galon guna ulang.

    Kekhawatiran muncul ketika BPA pada kemasan galon air minum ternyata berpotensi untuk bermigrasi ke dalam air minum dan menimbulkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi.

    Dalam pembuatan plastik polikarbonat (PC), BPA digunakan bersama bahan lain untuk menghasilkan plastik dengan karakteristik tertentu. Dalam praktiknya, penggunaan oleh masyarakat sulit dikontrol sehingga berisiko menyebabkan kerusakan yang memicu leaching atau luruhnya partikel BPA.

    “Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng, dalam acara detikcom Leaders Forum, di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    Terkait risiko terjadinya kerusakan pada kemasan galon air guna ulang, Prof Chalid menyoroti proses distribusi dan penyimpanan. Dalam praktiknya, produk tersebut kerap kali terkena sinar matahari langsung sehingga terpapar suhu tinggi dalam waktu lama. Selain itu, ada faktor lain di mana galon polikarbonat bermerek masuk ke depot isi ulang, kemudian melalui proses pencucian menggunakan deterjen dan digosok tidak semestinya, kemudian kembali lagi ke pabrik untuk digunakan ulang.

    “Perlu ada prosedur di situ dengan suhu sekian atau ditransport pada suhu sekian. Sementara ini belum ada,” kata Prof Chalid.

    Pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng bicara soal BPA Foto: Rifkianto Nugroho

    Hal ini sejalan dengan hasil pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 yang menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.

    Sementara itu, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis obstetri dan ginekologi dr Ulul Albab, SpOG mengungkapkan bahwa tren penggunaan BPA sudah mulai ditinggalkan banyak negara di dunia.

    Beberapa negara termasuk Indonesia mulai memberlakukan aturan untuk meminimalisir migrasi BPA yang berisiko dikonsumsi masyarakat. Misalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengeluarkan aturan BPOM No. 20 Tahun 2019 dan perbaruan pada No. 6 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

    Aturan ini mewajibkan produk air minum dengan kemasan polikarbonat mencantumkan ‘dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan’.

    “Labeling ini adalah warning buat masyarakat terkait dengan selektif dalam penggunaan produk atau bahan yang bisa mengkontaminasi terkait dengan makanan itu sendiri,” kata dr Ulul.

    (avk/up)

  • Resmi Tercemar, BPOM Perintahkan Tarik Snack Latiao dari Peredaran

    Resmi Tercemar, BPOM Perintahkan Tarik Snack Latiao dari Peredaran

    Bisnis.com, JAKARTA – BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.

    Hasil uji laboratorium menunjukkan produk ini tercemar bakteri Bacillus cereus. Latiao diduga menjadi penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB KP) di 7 wilayah di Indonesia (Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau).

    Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan langkah yang diambil merupakan upaya pihaknya dalam melindungi masyarakat. BPOM berkomitmen penuh untuk memastikan setiap produk makanan yang beredar aman dikonsumsi.

    “Saya tegaskan perlindungan masyarakat adalah prioritas utama kami,” tegas Kepala BPOM dilansir dari laman resminya.

    Hasil pengujian laboratorium terhadap 4 jenis produk latiao positif mengandung bakteri berbahaya yang menyebabkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, dan muntah. Keempat produk tersebut yakni Luvmi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao.

    Saat ini terdapat 73 jenis produk latiao yang terdaftar di BPOM. “Jadi kalau dari apa yang kami temukan ini sebaiknya tidak usah dulu dimakan, dibuang saja daripada sakit. Dari 4 produk yang kami temukan di lapangan, boleh jadi berkembang ke depan,” jelasnya.

    Pemeriksaan BPOM di sarana peredaran gudang importir dan distributor menemukan ketidakpatuhan terhadap ketentuan penerapan cara peredaran pangan olahan yang baik (CPerPOB). Karena itu, BPOM langsung memerintahkan importir menarik segera produk dari peredaran. “Kami juga perintahkan pemusnahan produk yang diduga sebabkan KLB KP dan harus dilaporkan prosesnya ke BPOM,” ujar Taruna.

    Demi melindungi masyarakat, BPOM telah mengamankan seluruh latiao dari peredaran. Selain itu BPOM menangguhkan sementara registrasi dan importasi produk pangan olahan latiao sebagai upaya kehati-hatian sampai proses pemeriksaan dan pengujian selesai. “Kami ingin melindungi rakyat sehingga BPOM mengambil tindakan cepat bersama pihak terkait di masing-masing wilayah melalui pengambilan sampel dan pengujian laboratorium,” lanjutnya. 

    Latiao adalah pangan olahan berbahan dasar tepung dan memiliki tekstur kenyal serta rasa pedas gurih. Tekstur dan rasanya ini cukup banyak diminati konsumen. Namun demikian secara khusus BPOM mengimbau masyarakat terutama kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia untuk menghindari pangan olahan pedas menyengat. Selain itu, kenali pangan olahan yang aman dan perhatikan cara penyimpanan pangan sesuai anjuran produsen.

    Selain itu BPOM menangguhkan sementara registrasi dan importasi produk pangan olahan latiao sebagai upaya kehati-hatian sampai proses pemeriksaan dan pengujian selesai.