Kontainer Cengkih Suspek Radioaktif Cs-137 Tiba di Surabaya, Khofifah Pastikan BRIN Tangani
Editor
SURABAYA, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turun ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk menangani satu kontainer berisi cengkih yang dinyatakan sebagai suspek radioaktif Cesium (Cs)-137.
“BRIN turun untuk mengidentifikasi,” katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (29/10/2025).
Satu kontainer cengkih telah diekspor tetapi dinyatakan sebagai suspek radioaktif Cs-137 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sehingga dikembalikan ke Tanah Air.
Kontainer itu telah tiba di Dermaga Terminal Petikemas Surabaya.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 melakukan penanganan lebih lanjut dengan menutup kawasan Terminal Petikemas Surabaya.
Sementara itu, pihak Terminal Petikemas Surabaya ketika dihubungi sejak sepekan yang lalu terkait persiapan penanganan kedatangan kontainer cengkih suspek Cs-137 menyatakan kewenangan untuk menyampaikan keterangan pers terpusat di Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak Surabaya.
Saat dihubungi, Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya Agustinus Maun menegaskan bahwa wewenang penanganannya terpusat di Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137.
Gubernur Jatim Khofifah mengungkapkan, kontainer cengkih suspek Cs-137 ini harus ditangani dengan serius.
Untuk itu, gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menghubungi sendiri secara langsung Kepala BRIN Laksana Tri Handoko untuk minta bantuan penanganan saat kontainer cengkih Cs-137 tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Dua hari lalu, saya berdiskusi panjang dengan Kepala BRIN Pak Laksana terkait tahapan-tahapan penanganannya,” ujarnya.
Khofifah khawatir jika kedatangan kontainer cengkih Cs-137 di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tidak ditangani dengan serius akan berdampak pada ekonomi, terutama produk-produk yang ekspor.
“Juga jangan sampai produk-produk yang domestik tidak sehat. Produk-produk domestik pun harus sehat dan saya telah berdiskusi cukup panjang dengan Pak Laksana terkait penanganan kontainer cengkih suspek Cs-137 ini,” ucap Khofifah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BPOM
-
/data/photo/2025/10/02/68de512868f83.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kontainer Cengkih Suspek Radioaktif Cs-137 Tiba di Surabaya, Khofifah Pastikan BRIN Tangani Surabaya 30 Oktober 2025
-

Apa Itu Asam Benzoat? Bikin Basreng Asal Indonesia Ditarik ‘BPOM’ Taiwan
Jakarta –
Taiwan Food and Drug Administration (TFDA) pada Selasa (28/10/2025), mengumumkan produk bakso goreng atau basreng dari Indonesia telah ditahan di perbatasan karena kandungan pengawet asam benzoat melebihi batas aman.
Menurut Standar Spesifikasi, Cakupan, Penerapan dan Batasan Bahan Tambahan Pangan Taiwan, produk semacam ini tidak termasuk dalam daftar jenis pangan yang diizinkan mengandung pengawet buatan tersebut, membuatnya melanggar Undang-Undang tentang Keamanan dan Sanitasi Pangan.
Dalam laporan resmi TFDA, produk tersebut berasal dari Isya Food, produsen asal Indonesia, dan diimpor oleh Taiwan Sheba Enterprise Co. Berikut detail produknya.
Bakso goreng dengan jumlah 1.072 KGM / 1.072 kg dengan asam benzoat pada konsentrasi 0,05 g/kg.Bakso goreng gurih dengan jumlah 1.008 KGM/1.008 kg, ditemukan asam benzoat pada konsentrasi 0,02 g/kg.
Penahanan ini terjadi sepekan setelah produk serupa juga sempat dihentikan masuk pada pada Selasa (21/10/2025). TFDA juga mengumumkan penahanan produk serupa dari perusahaan yang sama, Isya Food. Sebanyak 1.008 kilogram produk Basreng Cracker kala itu ditemukan mengandung pengawet asam benzoat sebesar 0,93 gram per kilogram.
“Produk yang tidak sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen akan dikembalikan atau dimusnahkan sesuai dengan peraturan,” kata TFDA, dikutip dari laman resminya.
Apa Itu Asam Benzoat?
Dikutip dari Drugs dan Britannica, benzoic acid atau asam benzoat adalah senyawa kristalin tidak berwarna. Ia termasuk dalam kelompok benzoat, bersama dengan natrium benzoat dan kalium benzoat. Secara alami, asam benzoat dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan seperti cranberry, plum, prune, kayu manis, cengkeh matang, dan berbagai jenis buah beri.
Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet makanan, serta dalam pembuatan berbagai produk kosmetik, pewarna, plastik, dan obat pengusir serangga (insektisida atau repelan).
Dalam industri farmasi, asam benzoat digunakan sebagai bahan tambahan tidak aktif yang berfungsi sebagai pengawet antimikroba, antijamur, serta pelumas tablet dan kapsul. Asam benzoat juga sering dikombinasikan dengan asam salisilat, seperti pada salep Whitfield, untuk mengobati infeksi jamur kulit seperti kutu air (athlete’s foot) dan kurap (ringworm).
Selain itu, asam benzoat merupakan prekursor penting dalam berbagai reaksi kimia organik yang menghasilkan senyawa turunan lain.
Di sisi lain, terkait temuan ini detikcom telah menghubungi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), namun belum mendapat respons hingga tulisan ini dipublikasikan.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Basreng Indonesia Ditahan Taiwan gegara Pengawet Melebihi Batas Aman”
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna) -

Biang Kerok Banyak Penyakit, Berapa Batas Maksimum Konsumsi Gula Garam Lemak Harian?
Jakarta –
Penyakit degeneratif kini semakin banyak ditemui pada usia yang masih tergolong muda. Mengenali anjuran batas maksimum konsumsi gula, garam, dan lemak harian dapat mengurangi risiko tersebut.
Kondisi seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung dulu lebih sering dialami orang lanjut usia, tetapi sekarang makin banyak terjadi di usia produktif. Salah satu pemicu utamanya adalah pola makan tinggi Gula, Garam, dan Lemak (GGL).
Di tengah gaya hidup yang serba cepat, pilihan makanan sering ditentukan oleh faktor praktis dan rasa. Makanan-makanan yang tinggi gula memang terasa lebih memuaskan dan makanan asin lebih menggugah selera. Namun konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat memberi dampak besar pada kesehatan tubuh.
Apa itu Penyakit Degeneratif?
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul akibat penurunan fungsi atau kerusakan organ tubuh secara bertahap. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan berlangsung perlahan dan sering tanpa disadari.
Ada dua faktor risiko yang tidak bisa diubah, yaitu:
1. Usia
Semakin bertambah usia, metabolisme mulai melambat, pembuluh darah mengalami penurunan elastisitas, dan respons sel tubuh terhadap hormon seperti insulin ikut menurun.
2. Keturunan/Genetik
Seseorang bisa memiliki risiko/kecenderungan alami lebih tinggi mengalami hipertensi, diabetes, stroke, atau penyakit jantung karena faktor riwayat penyakit keluarga.
Meski demikian, ada satu faktor risiko yang sangat berpengaruh dan sepenuhnya dapat dikendalikan, yaitu pola makan. Jadi penyakit degeneratif dapat kita cegah dengan mengurangi konsumsi GGL.
Asupan gula yang berlebihan dapat memicu lonjakan glukosa darah yang membuat pankreas bekerja berat untuk memproduksi insulin. Garam berlebih bisa memicu peningkatan tekanan darah, sementara asupan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak trans, mempercepat pembentukan plak pada pembuluh darah. Ketiganya saling berhubungan dan penyebab kesehatan menjadi buruk.
Anjuran Batas Konsumsi GGL
Kementerian Kesehatan RI menganjurkan batas konsumsi GGL harian berikut:
Gula: maksimal 50 gram per hari.
World Health Organization tahun 2015 menjelaskan konsumsi gula tambahan di atas 10% total energi harian meningkatkan risiko inflamasi sistemik, obesitas, dan diabetes.
Garam: maksimal 5 gram per hari atau setara satu sendok teh.
Studi dari jurnal Frontiers in Physiology tahun 2015 menunjukkan bahwa penurunan asupan garam
Lemak: maksimal sekitar 67 gram per hari
Laporan American Heart Association tahun 2019 menyebutkan bahwa mengurangi lemak jenuh dan trans menurunkan kadar kolesterol LDL serta risiko penyakit jantung koroner.
Anjuran pembatasan GGL oleh Kementerian Kesehatan RI, bukan hanya angka yang dibuat tanpa dasar, melainkan hasil tinjauan ilmiah jangka panjang terhadap data kesehatan masyarakat dunia. Konsumsi yang melebihi batas yang dianjurkan dalam waktu lama akan meningkatkan beban kerja organ, mempercepat peradangan, dan memicu kerusakan jaringan.
Penyakit Degeneratif yang Berkaitan dengan Konsumsi GGL Berlebih
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan konsumsi GGL berlebih adalah sebagai berikut.
1. Stroke
Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau berkurang. Kondisi ini sangat berkaitan dengan hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Penelitian dari Jurnal Lancet Neural tahun 2021 menjelaskan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan penyumbang utama risiko stroke secara global.
Gula berlebih dapat merusak pembuluh darah halus (kapiler) di otak. Garam berlebih meningkatkan tekanan darah sehingga pembuluh darah dapat pecah. Kolesterol berlebih mempersempit aliran darah. Ketiganya saling berinteraksi dan mempercepat kerusakan.
2. Hipertensi
Garam menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh. Semakin banyak garam yang dikonsumsi, tubuh akan menahan air lebih banyak untuk menyeimbangkannya. Hal ini menyebabkan volume darah meningkat dan tekanan pada dinding pembuluh darah naik.
Studi ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Nutrients tahun 2019 menunjukkan bahwa pengurangan garam secara konsisten menurunkan tekanan darah, termasuk pada individu yang sebelumnya tidak memiliki hipertensi.
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sering berlangsung tanpa gejala, tetapi menjadi penyebab penyakit yang lebih berat seperti serangan jantung dan stroke.
3. Diabetes
Konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang memicu resistensi insulin. Tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga gula tidak dapat masuk ke sel dan tetap tinggi dalam darah. Diabetes tipe 2 kemudian dapat memicu komplikasi lain seperti kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf.
4. Penyakit Jantung Koroner
Asupan lemak jenuh dan lemak trans berlebih meningkatkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. LDL yang tinggi dapat memicu pembentukan plak di dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Ketika plak menebal, pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke jantung berkurang. Kondisi ini dapat memicu nyeri dada (angina) hingga serangan jantung.
Penelitian yang berjudul Reduction in Saturated Fat Intake for Cardiovascular Disease tahun 2020 menyatakan bahwa pengurangan lemak trans dan jenuh secara konsisten menurunkan risiko penyakit jantung koroner dalam jangka panjang.
5. Penyakit Ginjal Kronis
Tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi merupakan dua penyebab utama kerusakan ginjal. Pembuluh darah pada ginjal menjadi kaku dan rusak, menyebabkan fungsi filtrasi menurun. Data dari National Kidney Foundation tahun 2025 mencatat bahwa 66% kasus penyakit ginjal kronis berhubungan dengan diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol.
Kesimpulan
Penyakit degeneratif bukan terjadi tiba-tiba. Ia terbentuk dari kebiasaan sehari-hari yang tampak sederhana tetapi berlangsung bertahun-tahun. Usia dan faktor keturunan memang tidak dapat diubah, namun pola makan dan gaya hidup dapat dikendalikan sepenuhnya.
Membatasi konsumsi GGL bukan berarti harus menghindari penggunaan GGL dalam makanan, tetapi memahami bahwa tubuh harus membatasi konsumsi GGL. Apabila konsumsi GGL dilewati terus-menerus dari batas anjuran, akan berujung pada peningkatan risiko penyakit degeneratif.
Terkait asupan GGL, detikcom Leaders Forum akan hadir dengan tema ‘Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat’. Hadir sebagai pembicara, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu mewakili pelaku usaha pangan, dan dokter spesialis penyakit dalam dari Brawijaya Hospital dr Erpryta Nurdia Tetrasiwi, SpPD.
Nantikan penayangannya, Jumat (31/10/2025) di detikcom.
Halaman 2 dari 5
Simak Video “BPOM Akan Edukasi Masyarakat soal Labeling Gula, Garam, Lemak”
[Gambas:Video 20detik]
(mal/up) -

Kementerian UMKM fasilitasi legalitas untuk 1.000 usaha mikro di NTT
Kupang (ANTARA) – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama sejumlah pemangku kepentingan memfasilitasi lebih dari 1.000 pengusaha mikro di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), agar mendapatkan sertifikasi, legalitas dan perluasan akses pembiayaan.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman dalam ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di Kupang, Rabu, menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen membangun ekosistem usaha yang aman, inklusif dan kompetitif bagi pengusaha UMKM di seluruh Indonesia.
“Kehadiran kami melalui festival ini adalah untuk menjawab tantangan dan harapan besar para pengusaha mikro dan kecil dalam mengurus perizinan, sertifikasi, legalitas usaha, pembiayaan, serta layanan lain yang mereka butuhkan,” katanya.
Sejalan dengan arahan Presiden, Kementerian UMKM mendorong integrasi berbagai layanan perizinan dan sertifikasi dalam satu ekosistem terpadu. Upaya kolaboratif tersebut, katanya, telah menunjukkan hasil yang signifikan, katanya, menjelaskan.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 29 jenis layanan dihadirkan untuk memberikan kemudahan bagi sekitar 1.000 pengusaha UMKM.
Layanan tersebut mencakup antara lain penerbitan sertifikasi halal, Nomor Induk Berusaha (NIB), izin PIRT dan BPOM, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, hingga fasilitasi pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menurut Maman, kemudahan itu menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong transformasi UMKM dari sektor informal menjadi sektor formal, sehingga lebih siap bersaing di pasar nasional maupun global.
“Sekarang tantangan kita adalah bagaimana bisa menggeser para pekerja di sektor UMKM yang rata-rata masih informal menjadi formal. Lewat program KUR, tercatat telah mampu menyerap hingga kurang lebih 11 juta tenaga kerja. Inilah yang secara bertahap kita dorong agar UMKM dapat beralih dari sektor informal ke formal,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan legalitas bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga strategi penting agar pengusaha dapat bertahan dan berkembang di tengah dinamika ekonomi yang terus bergerak maju.
Sementara itu, Gubernur Provinsi NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan menyambut positif langkah tersebut dan menilai pola kolaborasi yang diterapkan Kementerian UMKM layak direplikasi di seluruh wilayah provinsi.
“Acara ini luar biasa. Pemerintah Provinsi NTT akan mereplikasi pola yang sudah dibuat oleh Kementerian UMKM agar bisa diterapkan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dengan begitu, seluruh layanan untuk UMKM bisa dikumpulkan bersama agar prosesnya cepat, mudah, dan tetap sesuai regulasi,” ujar dia.
Ia juga menegaskan Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di NTT menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antarlembaga dan pemerintah daerah mampu mempercepat pelayanan bagi pengusaha, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi rakyat di kawasan timur Indonesia
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Siasat BPOM RI Tanggapi Kasus Keracunan MBG yang Masih Berulang
Jakarta –
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menyebut hingga saat ini ada hampir 10 ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah mendapatkan rekognisi dari BPOM. Sebagai langkah pencegahan keracunan program makan bergizi gratis (MBG), sebelumnya pemerintah mewajibkan dapur SPPG untuk memiliki tiga sertifikat yaitu Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), sertifikat laik higiene dan sanitasi (SLHS), dan sertifikat halal, ditambah rekognisi dari BPOM RI.
“Updatenya sampai sekarang ini angka pastinya kemarin katanya sudah hampir 10 ribuan. Jadi kita tunggu tahap berikutnya,” ucap Taruna ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).
Menurut Taruna, rekognisi yang diberikan BPOM untuk SPPG sangat penting. Ia berharap ini menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya keracunan kembali. BPOM RI semula sempat menargetkan pemberian rekognisi pada 30 ribu SPPG hingga akhir tahun, tetapi di tengah insiden kasus keracunan pangan yang belum sepenuhnya teratasi, pihaknya bersama BGN masih fokus dalam perbaikan tata kelola SPPG yang saat ini tersedia.
Ia juga menegaskan, SPPG yang sudah mendapatkan rekognisi dari BPOM tetap akan diawasi dengan ketat. Bukan berarti bebas dari pengawasan BPOM.
“Nah, SPPG ini direkognisi tentu kita tetap awasi, supaya tidak terjadi kejadian keracunan seperti sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional,” ujar Taruna.
“Bukan hanya SPPG-nya yang kita lihat, tapi kita siapkan mulai dari SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indnesia)-nya, termasuk penjama pangannya juga kita sudah latih. Jadi nanti SPPI nanti yang tanggung jawab terhadap pangan ini,” tandasnya.
(avk/naf)
-

Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah mengeluarkan pengumuman terkait inhaler herbal Thai Eagle Brand, yang juga dikenal sebagai “Hong Thai” atau “Yadom”, setelah produk tersebut gagal memenuhi standar keamanan.
Inhaler herbal Thailand ini merupakan obat tradisional untuk meredakan mabuk perjalanan, meningkatkan kewaspadaan, dan melawan rasa lelah. Inhaler ini juga semakin populer sebagai oleh-oleh bagi mereka yang bepergian ke Thailand.
Kelainan dalam Hasil Uji
Sampel produk telah dikumpulkan oleh FDA dan dikirim untuk analisis laboratorium, lapor Thai PBS. Kelainan ditemukan pada jumlah total mikroba aerobik, jumlah total gabungan ragi dan jamur, serta Clostridium spp.
Produk yang dimaksud adalah Inhaler Herbal Hong Thai Brand, Formula 2, No. Registrasi G 309/62.
Batch produksi: 000332Tanggal produksi: 9 Desember 2024Tanggal kedaluwarsa: 8 Desember 2027
Berdasarkan Undang-Undang Produk Herbal, siapa pun yang memproduksi atau menjual “produk herbal di bawah standar” dapat dikenakan denda atau hukuman penjara, atau keduanya.
Badan ini juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap pelanggar.
Dalam pengumuman yang dikaitkan dengan produk tersebut, Withit Supachaiyagul, wakil sekretaris jenderal dan pelaksana tugas kepala FDA Thailand, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat membeli atau mengonsumsi produk herbal tersebut.
Apa itu Yadom?
Yadom merupakan inhaler hidung yang umum digunakan di Thailand yang mengandung herba aromatik dan minyak esensial. Namanya (ยาดม) secara harfiah berarti Ya, yang berarti obat, dan Dom, yang berarti mencium.
Untuk menggunakannya, orang-orang diminta untuk membuka produk, meletakkannya di bawah hidung, dan menghirup aromanya dengan lembut. Meskipun menggoda, usahakan untuk tidak berlebihan dan batasi penggunaan inhaler beberapa kali setiap hari.
Yadom umumnya tersedia dalam kemasan tabung plastik genggam, dengan merek-merek populer seperti Hong Thai yang menampilkan merek khas berwarna hijau atau kuning. Salah satu merek inhaler hidung tertua dan paling awet di Thailand, Poy Sian, telah tersedia sejak tahun 1936 dan mudah dikenali dari tabung putihnya yang ramping.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Viral Inhaler Herbal Thailand Ditarik gegara Kontaminasi Bakteri
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand telah mengeluarkan pengumuman terkait inhaler herbal Thai Eagle Brand, yang juga dikenal sebagai “Hong Thai” atau “Yadom”, setelah produk tersebut gagal memenuhi standar keamanan.
Inhaler herbal Thailand ini merupakan obat tradisional untuk meredakan mabuk perjalanan, meningkatkan kewaspadaan, dan melawan rasa lelah. Inhaler ini juga semakin populer sebagai oleh-oleh bagi mereka yang bepergian ke Thailand.
Kelainan dalam Hasil Uji
Sampel produk telah dikumpulkan oleh FDA dan dikirim untuk analisis laboratorium, lapor Thai PBS. Kelainan ditemukan pada jumlah total mikroba aerobik, jumlah total gabungan ragi dan jamur, serta Clostridium spp.
Produk yang dimaksud adalah Inhaler Herbal Hong Thai Brand, Formula 2, No. Registrasi G 309/62.
Batch produksi: 000332Tanggal produksi: 9 Desember 2024Tanggal kedaluwarsa: 8 Desember 2027
Berdasarkan Undang-Undang Produk Herbal, siapa pun yang memproduksi atau menjual “produk herbal di bawah standar” dapat dikenakan denda atau hukuman penjara, atau keduanya.
Badan ini juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap pelanggar.
Dalam pengumuman yang dikaitkan dengan produk tersebut, Withit Supachaiyagul, wakil sekretaris jenderal dan pelaksana tugas kepala FDA Thailand, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat membeli atau mengonsumsi produk herbal tersebut.
Apa itu Yadom?
Yadom merupakan inhaler hidung yang umum digunakan di Thailand yang mengandung herba aromatik dan minyak esensial. Namanya (ยาดม) secara harfiah berarti Ya, yang berarti obat, dan Dom, yang berarti mencium.
Untuk menggunakannya, orang-orang diminta untuk membuka produk, meletakkannya di bawah hidung, dan menghirup aromanya dengan lembut. Meskipun menggoda, usahakan untuk tidak berlebihan dan batasi penggunaan inhaler beberapa kali setiap hari.
Yadom umumnya tersedia dalam kemasan tabung plastik genggam, dengan merek-merek populer seperti Hong Thai yang menampilkan merek khas berwarna hijau atau kuning. Salah satu merek inhaler hidung tertua dan paling awet di Thailand, Poy Sian, telah tersedia sejak tahun 1936 dan mudah dikenali dari tabung putihnya yang ramping.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Waspada! Inhaler Herbal Hong Thai dari Thailand Tercemar Bakteri
Jakarta, Beritasatu.com – Bagi Anda yang kerap membeli oleh-oleh inhaler Hong Thai saat berkunjung ke Thailand perlu waspada. Begitu juga buat masyarakat yang senang membeli produk yang sama melalui e-commerce juga harus hati-hati.
Pasalnya, baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (Thai FDA) mengeluarkan peringatan resmi terkait produk inhaler herbal Hong Thai Formula 2. Peringatan ini muncul usai hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa produk tersebut tidak memenuhi standar kualitas yang berlaku di Thailand.
Produk dengan nomor registrasi G 309/62 itu diketahui diproduksi oleh perusahaan Hong Thai Panich. Sampel produk diambil oleh Departemen Ilmu Kedokteran Thailand dan kemudian diuji di laboratorium resmi pemerintah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa inhaler herbal Hong Thai Formula 2 tidak lolos uji cemaran mikroba karena melebihi batas aman yang ditetapkan. Beberapa parameter penting yang dilanggar antara lain Total Aerobic Microbial Count, Total Combined Yeasts and Mould Count, serta ditemukannya bakteri berbahaya jenis Clostridium spp.
“Temuan ini dinilai sebagai pelanggaran terhadap ketentuan Kementerian Kesehatan Thailand mengenai standar kemurnian dan karakteristik penting lainnya yang memengaruhi kualitas produk obat herbal,” tulis The Straits Times, Rabu (29/10/2025).
Produk herbal Hong Thai Formula 2 diketahui telah terdaftar secara resmi sejak tahun 2021. Namun, otoritas kesehatan Thailand menilai hasil pemeriksaan laboratorium ini perlu diumumkan ke publik demi melindungi masyarakat dari potensi risiko kesehatan.
Thai FDA pun mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam membeli atau menggunakan produk inhaler herbal Hong Thai, dan memastikan bahwa produk yang digunakan telah memenuhi standar keamanan serta memiliki izin edar resmi.
Selain itu, otoritas pengawas juga sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap perusahaan Hong Thai Panich selaku produsen, sesuai dengan peraturan yang berlaku di Thailand. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjaga keamanan konsumen serta memastikan industri obat herbal di negara tersebut tetap memenuhi standar mutu yang ketat.
Di Indonesia, produk yang sama juga dijual bebas melalui e-commerce. Pasalnya, inhaler Hong Thai merupakan produk yang sangat populer sebagai buah tangan sangat berkunjung ke negeri Gajah Putih itu. Pengumuman dari FDA Thailand itu otomatis harus jadi peringatan buat masyarakat yang ingin membeli produk tersebut.

