Kementrian Lembaga: BPJS

  • Program JKN Setia Menemani Wartasih Hadapi Gula Darah dan Tumor Ganas

    Program JKN Setia Menemani Wartasih Hadapi Gula Darah dan Tumor Ganas

    Pandeglang: Wartasih (50), warga Kampung Ciakar, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang saat ini tengah menggantungkan harapannya kepada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk menghadapi penyakit gula darah dan tumor ganas yang telah menjangkitnya. Ia berharap, perjuangannya bersama JKN dapat membuahkan hasil agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

    Yuli, anak pertama Wartasih kepada media menceritakan, bahwa orang tunya telah mengidap penyakit gula darah sejak 12 tahun lalu. Ia menyebut, di tahun 2024 lalu, ibunya memiliki luka di tangan dan benjolan di leher.

    Saat itu, Yuli membawa ibunya untuk berobat ke RSUD Malingping, Kabupaten Lebak Banten. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, ibunya disarankan melakukan salah satu tindakan operasi operasi baik pada tangan yang mengalami luka atau benjolan yang ada di lehernya.

    “Jadi waktu itu kata dokter yang rawat tidak bisa ditangani sekaligus, harus pilih salah satu, mau operasi tangan yang luka atau benjolan pada leher dulu. Karena saat itu yang parah kondisinyatangan, maka dilakukan operasi tangan tangan dahulu,” tuturnya, Jum’at (13/06).

    Yuli mengatakan, usai melakukan operasi pengangkatan daging pada tangan, ibunya harus menjalani pengobatan rutin hingga delapan bulan lamanya. Kemudian, setelah luka di tangannya membaik, lanjut Yuli, benjolan yang berada di leher ibunya itu semakin membesar. Saat ini benjolan yang didiagnosis sebagai tumor ganas itu sudah seukuran kepalan telapan tangan orang dewasa.

    “Pengobatannya selama delapan bulan untuk sembuh, karena ada gula darah. Jadi lama untuk sembuhnya. Terus diperiksa lagi untuk diobati ke RSUD Malingping, dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi di Rumah Sakit Dharmais. Tapi katanya untuk pemeriksaan CT scan di RSUD Malingping bisa. Kalau tumor ini sudah berjalan satu tahun,” ujarnya.

    Yuli berharap ibunya dapat kembali sembuh seperti sediakala. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, karena berkat Program JKN ibunya dapat menjalani operasi dan pengobatan secara gratis. Menurutnya, kehadiran Program JKN di tengah keluarganya yang mengalami kesulitan ekonomi merupakan secercah harapan bagi orang tuanya bisa sembuh dari penyakitnya.

    “Kita lagi berusaha ngumpulin dana dulu, untuk operasional operasi di Rumah Sakit Dharmais, semoga nanti setelah operasi di sana ibu bisa sembuh seperti sediakala belum terpikirkan kalau harus mengeluarkan dana pribadi buat berobat semua ini,” tuturnya.

    Yuli mengaku, meskipun hanya terdaftar sebagai peserta JKN kelas tiga dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh pemerintah, namun ia tidak mendapatkan perlakuan berbeda dari rumah sakit.

    Selain itu, administrasi yang ditempuh untuk mendapatkan pelayanan JKN juga sangat mudah serta tidak ada Kendala yang berarti saat ia mengurus orangtuanya menjalani operasi maupun berobat jalan.

    “Alhamdulillah tidak bayar sepeserpun, untuk syarat-syarat administrasinya juga gampang. Selain itu juga kami dilayani dengan baik oleh pihak rumah sakit meskipun kami berobat ke rumah sakit di wilayah Lebak bukan di Pandeglang, alhamdulillah dilayani dengan baik, Program JKN sangat profesional melayani pesertanya,” sambungnya.

    Ia berharap, BPJS Kesehatan melalui Program JKN dapat terus berkesinambungan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi mereka tidak mampu seperti keluarganya. Menurutnya Program JKN merupakan program yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

    “Tidak bisa membayangkan jika tidak ada Program JKN, mungkin kami sudah menyerah dari dulu. Untuk biaya operasional merawatnya saja lumayan, apalagi harus bayar biaya operasi dan pengobatannya, pokoknya terima kasih banyak BPJS Kesehatan,” ucapnya lirih. (OO/mj)

    Pandeglang: Wartasih (50), warga Kampung Ciakar, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang saat ini tengah menggantungkan harapannya kepada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk menghadapi penyakit gula darah dan tumor ganas yang telah menjangkitnya. Ia berharap, perjuangannya bersama JKN dapat membuahkan hasil agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
     
    Yuli, anak pertama Wartasih kepada media menceritakan, bahwa orang tunya telah mengidap penyakit gula darah sejak 12 tahun lalu. Ia menyebut, di tahun 2024 lalu, ibunya memiliki luka di tangan dan benjolan di leher.
     
    Saat itu, Yuli membawa ibunya untuk berobat ke RSUD Malingping, Kabupaten Lebak Banten. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, ibunya disarankan melakukan salah satu tindakan operasi operasi baik pada tangan yang mengalami luka atau benjolan yang ada di lehernya.

    “Jadi waktu itu kata dokter yang rawat tidak bisa ditangani sekaligus, harus pilih salah satu, mau operasi tangan yang luka atau benjolan pada leher dulu. Karena saat itu yang parah kondisinyatangan, maka dilakukan operasi tangan tangan dahulu,” tuturnya, Jum’at (13/06).
     
    Yuli mengatakan, usai melakukan operasi pengangkatan daging pada tangan, ibunya harus menjalani pengobatan rutin hingga delapan bulan lamanya. Kemudian, setelah luka di tangannya membaik, lanjut Yuli, benjolan yang berada di leher ibunya itu semakin membesar. Saat ini benjolan yang didiagnosis sebagai tumor ganas itu sudah seukuran kepalan telapan tangan orang dewasa.
     
    “Pengobatannya selama delapan bulan untuk sembuh, karena ada gula darah. Jadi lama untuk sembuhnya. Terus diperiksa lagi untuk diobati ke RSUD Malingping, dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi di Rumah Sakit Dharmais. Tapi katanya untuk pemeriksaan CT scan di RSUD Malingping bisa. Kalau tumor ini sudah berjalan satu tahun,” ujarnya.
     
    Yuli berharap ibunya dapat kembali sembuh seperti sediakala. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, karena berkat Program JKN ibunya dapat menjalani operasi dan pengobatan secara gratis. Menurutnya, kehadiran Program JKN di tengah keluarganya yang mengalami kesulitan ekonomi merupakan secercah harapan bagi orang tuanya bisa sembuh dari penyakitnya.
     
    “Kita lagi berusaha ngumpulin dana dulu, untuk operasional operasi di Rumah Sakit Dharmais, semoga nanti setelah operasi di sana ibu bisa sembuh seperti sediakala belum terpikirkan kalau harus mengeluarkan dana pribadi buat berobat semua ini,” tuturnya.
     
    Yuli mengaku, meskipun hanya terdaftar sebagai peserta JKN kelas tiga dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh pemerintah, namun ia tidak mendapatkan perlakuan berbeda dari rumah sakit.
     
    Selain itu, administrasi yang ditempuh untuk mendapatkan pelayanan JKN juga sangat mudah serta tidak ada Kendala yang berarti saat ia mengurus orangtuanya menjalani operasi maupun berobat jalan.
     
    “Alhamdulillah tidak bayar sepeserpun, untuk syarat-syarat administrasinya juga gampang. Selain itu juga kami dilayani dengan baik oleh pihak rumah sakit meskipun kami berobat ke rumah sakit di wilayah Lebak bukan di Pandeglang, alhamdulillah dilayani dengan baik, Program JKN sangat profesional melayani pesertanya,” sambungnya.
     
    Ia berharap, BPJS Kesehatan melalui Program JKN dapat terus berkesinambungan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi mereka tidak mampu seperti keluarganya. Menurutnya Program JKN merupakan program yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
     
    “Tidak bisa membayangkan jika tidak ada Program JKN, mungkin kami sudah menyerah dari dulu. Untuk biaya operasional merawatnya saja lumayan, apalagi harus bayar biaya operasi dan pengobatannya, pokoknya terima kasih banyak BPJS Kesehatan,” ucapnya lirih. (OO/mj)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MMI)

  • 9
                    
                        BSU 2025 Segera Cair, Ini Bocoran dari Kemnaker
                        Megapolitan

    9 BSU 2025 Segera Cair, Ini Bocoran dari Kemnaker Megapolitan

    BSU 2025 Segera Cair, Ini Bocoran dari Kemnaker
    Penulis

    KOMPAS.com – 
    Dana program
    Bantuan Subsidi Upah
    (
    BSU
    ) 2025 dipastikan segera cair dalam waktu dekat.
    Kabar ini disampaikan langsung oleh Kementerian Ketenagakerjaan (
    Kemnaker
    ) sebagai respons atas antusiasme para pekerja yang menanti pencairan bantuan tersebut.
    “Dalam waktu dekat ini (BSU) akan diberikan. Mohon teman-teman pekerja supaya bersabar karena ini adalah wujud perhatian dari pemerintah,” ujar Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, Sabtu (21/6/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Meski demikian, untuk jadwal dana
    BSU 2025
    kapan cair, Kemnaker tidak memberikan keterangan rincian tanggalnya.
    BSU 2025 sebelumnya direncanakan dapat mulai disalurkan pada pekan kedua Juni 2025. Namun, hingga pekan ketiga, dana bantuan belum dapat disalurkan.
    Menurut Sunardi, keterlambatan pencairan BSU 2025 terjadi karena adanya proses pemadanan dan validasi data yang cukup kompleks.
    Namun, seluruh proses tersebut kini telah rampung dan bantuan siap memasuki tahap finalisasi dan pencairan.
    BSU 2025 menyasar 17,3 juta penerima, yang terdiri dari pekerja swasta, buruh, serta guru honorer termasuk guru PAUD.
    Penerima akan mendapatkan Rp300 ribu per bulan, yang dicairkan sekaligus dua bulan (Juni–Juli 2025) sebesar Rp600 ribu.
    Data penerima BSU 2025 untuk pekerja dan buruh diperoleh dari BPJS Ketenagakerjaan.
    Sedangkan, untuk guru honorer dan PAUD, data dikoordinasikan melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
    “Data yang sudah masuk dan diverifikasi saat ini sekitar 4 juta orang. Itu dari peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan,” tambah Sunardi.
    Kriteria penerima BSU mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2025, yang merupakan perubahan dari Permenaker No. 10 Tahun 2022.
    Adapun persyaratan utama penerima BSU 2025, yakni sebagai berikut:
    BSU 2025 merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi nasional. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,72 triliun untuk penyaluran bantuan ini.
    Tujuan pemberian BSU 2025 untuk menjaga daya beli masyarakat, serta mendukung stabilitas ekonomi selama periode pertumbuhan kuartal tengah tahun.
    Penerima BSU 2025 diminta segera memverifikasi data rekening melalui laman resmi
    bsu
    .bpjsketenagakerjaan.go.id atau aplikasi JMO, agar pencairan tidak tertunda.
    Jika Anda termasuk dalam kategori penerima, siapkan rekening aktif di bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri, BTN, atau BSI) dan pastikan data Anda sudah valid dan terbaru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengapa 43.000 Warga Majalengka Dicoret dari BPJS PBI? Dinsos Angkat Bicara
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        23 Juni 2025

    Mengapa 43.000 Warga Majalengka Dicoret dari BPJS PBI? Dinsos Angkat Bicara Bandung 23 Juni 2025

    Mengapa 43.000 Warga Majalengka Dicoret dari BPJS PBI? Dinsos Angkat Bicara
    Editor
    MAJALENGKA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 43.137 warga Kabupaten
    Majalengka
    mendapati kepesertaan
    BPJS Kesehatan
    mereka dalam kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dinonaktifkan.
    Pencoretan itu dilakukan berdasarkan hasil pemutakhiran data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan melalui Kementerian Sosial.
    Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka, Nasrudin, mengaku pihaknya tidak mendapatkan penjelasan rinci mengenai alasan penghapusan tersebut. Pemerintah daerah hanya menerima data jadi dari pusat.
    “Kita Majalengka tercatat 43.137 peserta BPJS yang dicoret, artinya di-off-kan. Mereka dianggap tidak layak lagi untuk menerima BPJS. Itu berdasarkan data dari BPS. Kami tidak bisa menjelaskan alasan spesifiknya karena itu murni kiriman dari pusat,” ujar Nasrudin dikutip dari Tribun Jabar, Senin (23/6/2025). 
    Meski demikian, Dinas Sosial tetap memberikan kesempatan bagi warga yang merasa masih layak menerima bantuan untuk melakukan verifikasi ulang. Caranya, warga dapat datang langsung ke kantor Dinsos Majalengka.
    “Dari 43.137 orang, selama dua minggu sejak data itu kami terima, belum sampai 10 persen yang datang ke kami untuk minta diaktifkan kembali. Tapi kami tetap terbuka, siapa pun yang merasa masih layak bisa datang,” jelasnya.
    Terkait batas waktu pengajuan ulang, Nasrudin memastikan tidak ada tenggat waktu tertentu. Saat ini, pemerintah daerah bersama Dinas Kesehatan masih menyusun langkah kebijakan lebih lanjut.
    “Nanti ketika mereka mau diaktifkan lagi, kita akan buat formulasi. Apakah mereka bisa masuk bantuan sosial lain, atau bisa diaktifkan kembali sebagai peserta BPJS, itu sedang kami koordinasikan dengan Dinkes,” kata Nasrudin.
    Nasrudin menambahkan, pencoretan ini hanya berlaku untuk kategori PBI BPJS, tidak berlaku untuk jenis bantuan sosial lainnya.
    Pemerintah daerah, lanjutnya, tetap memiliki kewenangan untuk mengusulkan kembali nama-nama warga ke dalam program bantuan, asalkan memenuhi kriteria.
    “Mereka ini warga Majalengka. Pemerintah hadir untuk bantu mereka yang memang membutuhkan. Tugas kami adalah memfasilitasi itu. Yang penting datang dulu ke Dinsos untuk diidentifikasi, diverifikasi, dan asesmen,” tuturnya.
    Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik atau terprovokasi terkait kebijakan ini.
    “Yang merasa dinonaktifkan, jangan terlalu risau, jangan gaduh, apalagi bikin onar. Santai saja. Selama memang masih layak dibantu, kami akan akomodir,” pungkas Nasrudin.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 43 Ribu Lebih Peserta BPJS PBI di Majalengka Dicoret, Dinsos: Warga Masih Bisa Ajukan Ulang
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencairan BSU 2025 Segera Disalurkan Kemnaker, Ini Jadwalnya!

    Pencairan BSU 2025 Segera Disalurkan Kemnaker, Ini Jadwalnya!

    Bisnis.com, JAKARTA – Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk karyawan bergaji Rp3,5 juta akan segera diberikan dalam waktu dekat.

    Para pekerja diimbau untuk bersabar menunggu pencairan bantuan sebesar Rp600.000 untuk 2 bulan.

    “Dalam waktu dekat ini (BSU) akan diberikan. Mohon teman-teman pekerja supaya bersabar karena ini adalah wujud perhatian dari pemerintah kepada teman-teman pekerja,” kata Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga usai acara diskusi Double Check di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).

    Sunardi mengatakan, pencairan BSU mengalami keterlambatan karena masih berlangsungnya proses pemadanan dan validasi data pada beberapa waktu lalu. Namun, seluruh proses tersebut kini sudah selesai dan saat ini sedang dalam tahap finalisasi.

    Kemudian, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemnaker Estiarty Haryani menyampaikan bahwa anggaran program BSU sudah dicairkan oleh Kemenkeu.

    Anggaran tersebut tengah diproses oleh Kemnaker untuk kemudian dicairkan kepada pekerja/buruh yang memenuhi syarat.

    “[Pencairan BSU] Lagi proses di Kementerian Ketenagakerjaan. [Anggaran BSU dari Kemenkeu] sudah [cair],” kata Estiarty usai menghadiri Peluncuran Futuremakers Youth Employability Programme (YEP), di Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).

    Estiarty mengatakan, BSU akan dicairkan kepada 17,3 juta pekerja dengan upah di bawah Rp3,5 juta dalam waktu dekat. Kendati begitu, dia tidak menyebut tanggal pasti pencairan BSU 2025.

    “Sesegera mungkin pastinya,” ujarnya.

    Untuk diketahui, BSU ini ditujukan bagi 17,3 juta pekerja dan guru honorer dengan besaran Rp300.000 per bulan per penerima.

    BSU akan diberikan sekaligus untuk dua bulan (Juni-Juli 2025), sehingga total yang dicairkan Rp600.000 per penerima.

    Program BSU berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian. Data penerima BSU dari kalangan pekerja/buruh berasal dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan dikonsolidasikan bersama Kemnaker. Sementara data guru honorer dikoordinasikan melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

    “Target 17 juta tenaga kerja. Sekarang kalau tidak salah, data yang sudah masuk dan verifikasi sudah sekitar 4 jutaan. Dan para pekerja ini anggota BPJS Ketenagakerjaan aktif. Khusus untuk honorer dan guru PAUD, ini datanya melalui Kemendikdasmen. Jadi nanti kita (Kemnkaer) khusus yang dari pekerjanya saja, yang di luar guru honorer dan PAUD,” kata Sunardi.

    Sebagai informasi, aturan terkait BSU tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 5 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh.

    Dalam Permenaker tersebut, pekerja/buruh yang mendapatkan BSU harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti seorang warga negara Indonesia dengan kepemilikan nomor induk kependudukan; peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan April 2025 dan menerima gaji/upah paling banyak sebesar Rp3,5 juta per bulan.

    BSU merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat serta menstabilkan perekonomian selama Juni hingga Juli 2025. Adapun anggaran yang digelontorkan untuk penyaluran BSU mencapai Rp10,72 triliun.

  • Tanda Jantung Bermasalah yang Sering Dianggap Biasa

    Tanda Jantung Bermasalah yang Sering Dianggap Biasa

    Jakarta

    Tanda jantung bermasalah tidak selalu spesifik, kerap dianggap biasa karena mirip seperti keluhan sehari-hari. Dampaknya, banyak masalah jantung tidak segera teratasi dan menjadi beban pembiayaan kesehatan yang signifikan.

    Hal ini tergambar dari beban pembiayaan penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan dalam 11 tahun terakhir, yang mencapai Rp 1.087,4 triliun. Sebagian besar di antaranya untuk membiayai masalah jantung, diikuti stroke, kanker, dan gagal ginjal.

    “Kasus jantung terbesar, menempati posisi di atas, lebih dari 70 persen dari total utilisasi,” tandas Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (26/5/2025).

    Apa Itu Penyakit Jantung?

    Dikutip dari Medlineplus, penyakit jantung atau heart disease merupakan istilah yang mencakup berbagai tipe masalah jantung dan termasuk dalam kelompok penyakit kardiovaskular. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian paling besar di seluruh dunia.

    Ada berbagai jenis penyakit jantung, salah satunya congenital heart disease yakni penyakit jantung bawaan yang didapat sejak lahir. Jenis lain yang paling banyak ditemui adalah coronary artery disease atau dikenal sebagai penyakit jantung koroner.

    Berbagai masalah jantung yang terkait penyakit jantung koroner antara lain:

    Angina, yakni nyeri dada akibat sumbatan atau penyempitan aliran darah ke jantungSerangan jantung (heart attack), yakni ketika sel-sel jantung mati karena tidak teraliri darah dan oksigenGagal jantung (heart failure), yakni ketika jantung gagal memompa darah dengan efektif ke seluruh tubuhAritmia, yakni gangguan irama jantung.Tanda-Tanda Jantung Bermasalah yang Sering Dianggap Biasa

    Ada banyak gejala yang menandakan jantung bermasalah, namun banyak juga di antaranya tidak spesifik. Artinya, gejala tersebut umum dialami sehari-hari dan memang tidak selalu dipicu oleh masalah jantung.

    Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

    1. Nyeri dada

    Dikutip dari WebMD, nyeri dada merupakan gejala paling umum yang muncul ketika mengalami serangan jantung atau penyumbatan arteri jantung. Umumnya disertai sesak napas dan rasa tertekan di area dada.

    Kenapa dianggap biasa? Penggambaran nyeri dada pada setiap orang berbeda-beda, sehingga kadang sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain. Banyak yang mengalaminya, namun ternyata karena GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) alias asam lambung.

    2. Mudah letih

    Mudah letih dan ngos-ngosan saat melakukan aktivitas ringan sehari-hari juga bisa menjadi pertanda masalah jantung. Misalnya saat menaiki tangga, atau sekadar jalan-jalan di pusat perbelanjaan.

    Kenapa dianggap biasa? Ada banyak faktor yang menyebabkan tubuh cepat merasa letih. Pada gangguan jantung, biasanya terjadi secara ekstrem dan tidak ada sebab yang jelas.

    3. Batuk yang tidak sembuh-sembuh

    Batuk yang tidak sembuh-sembuh juga bisa menjadi pertanda jantung bermasalah, khususnya gagal jantung. Saat jantung tidak bisa mengimbangi kebutuhan tubuh, terjadi kebocoran darah di paru-paru yang memicu batuk, kadang disertai mucus atau lendir berwarna pink.

    Kenapa dianggap biasa? Pada kebanyakan kasus, batuk yang tidak sembuh-sembuh memang tidak terkait langsung dengan penyakit jantung dan lebih berhubungan dengan infeksi pernapasan.

    4. Kaki bengkak

    Bengkak di area kaki bisa menandakan kerja jantung yang tidak efektif, sehingga darah menumpuk di vena yang membuatnya melebar. Gagal jantung juga menyebabkan ginjal melepas kelebihan air dan natrium, yang membuat kaki bengkak.

    Kenapa dianggap biasa? Kaki bengkak juga sangat umum dialami ketika berdiri terlalu lama, meski tanpa masalah jantung.

    5. Denyut jantung tidak teratur

    Palpitasi, yakni ketika jantung berdebar lebih cepat dan tidak teratur, bisa menandakan masalah jantung yakni atrial fibrillation yang butuh penanganan segera. Segera periksakan jika mengalaminya.

    Kenapa dianggap tidak biasa? Perubahan denyut jantung sangat wajar terjadi antara lain saat merasa cemas, terkejut, atau sangat gembira. Efek minum kopi dan kurang tidur juga bisa berpengaruh pada irama jantung.

    Kapan Harus Periksa?

    Pada prinsipnya, berbagai keluhan yang tidak biasa dan tanpa penyebab yang bisa dijelaskan sebaiknya diperiksakan ke dokter. Syukur jika ternyata bukan gejala penyakit jantung, namun jika ternyata berbahaya bisa segera ditangani.

    Berdebar-debar saat bangun tidur misalnya, walaupun banyak dialami dalam keseharian, tetap disarankan periksa jika mengalaminya tidak seperti biasanya. Terlebih, tidak ada penyebab seperti minum kopi.

    “Yang nggak normal adalah saat tidak ada apa-apa, tidak ada pemicu, bangun tiba-tiba berdebar,” kata dokter jantung dr Yuri Afifah, SpJP dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu silam.

    “Kalau denyutannya tidak teratur, berarti itu salah satu tanda aritmia. Tanda lain mungkin saja denyutnya teratur tapi di atas 150 kali per menit,” jelas dr Yuri.

    Jenis-Jenis Tes Jantung

    Dikutip dari Mayo Clinic, ada banyak tes yang bisa dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung. Di antaranya:

    Tes darah, mulai dari pemeriksaan kolesterol sebagai faktor risiko penyakit jantung, hingga pemeriksaan berbagai macam protein yang terkait gangguan jantung.X-ray, untuk melihat adanya pembengkakan jantung.EKG atau ECG (Electrocardiogram), untuk merekam dan mendeteksi denyut jantung yang tidak teratur.Echocardiogram, atau dikenal juga sebagai USG jantung, untuk mengamati detail pergerakan jantung.Stress test, pengamatan denyut jantung yang dilakukan dengan treadmill atau alat lain untuk melakukan aktivitas fisik.Dan sebagainya.

    (up/up)

  • BSU 2025 Segera Cair, Cek Berkala di bsu.kemnaker.go.id – Page 3

    BSU 2025 Segera Cair, Cek Berkala di bsu.kemnaker.go.id – Page 3

    Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja sedang dalam proses pencairan. Kepala Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Sunardi Manampiar Sinaga mengatakan, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyelesaikan proses pemadanan dan validasi data yang sebelumnya menjadi kendala dalam penyaluran.

    Saat ini, program BSU tersebut tengah memasuki tahap finalisasi sebelum dana disalurkan ke pekerja. “Memang kemarin sempat ada keterlambatan karena proses pemadanan dan validasi data. Tapi saat ini semuanya sudah selesai,” ujar Sunardi di Jakarta, Santu (21/6/2025).

    BSU kali ini menargetkan 17 juta pekerja penerima. Dari jumlah tersebut, sudah ada sekitar 4 juta pekerja yang datanya berhasil diverifikasi. “Penerima ini adalah anggota aktif BPJS Ketenagakerjaan,” jelasnya.

    Ia menegaskan, penerima BSU hanya mereka yang masuk dalam kategori pekerja formal yang telah terdaftar.

    Fokus ke Pekerja Formal, Bagaimana Nasib Pekerja Sektor Informal?Meski BSU menargetkan jumlah besar, bantuan ini masih terbatas untuk pekerja formal yang datanya tercatat di BPJS Ketenagakerjaan.

    Pemerintah menegaskan, pekerja honorer dan outsourcing juga akan mendapatkan bantuan, tetapi pendataan mereka dilakukan melalui jalur terpisah. Di antaranya ada yang dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk guru PAUD misalnya.

    “Jadi, penerima yang kami maksud ini adalah dari kalangan pekerja formal, bukan termasuk honorer dan outsourcing,” ujar dia.

     

     

  • Tunggakan BPJS Capai Rp334 Miliar, Dedi Mulyadi: Tahun Ini Kita Bayar

    Tunggakan BPJS Capai Rp334 Miliar, Dedi Mulyadi: Tahun Ini Kita Bayar

    Liputan6.com, Bandung – Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan, total tunggakan iuran BPJS Provinsi Jawa Barat mencapai lebih dari Rp 334 miliar. Ia mengklaim akan mulai membayar kewajiban itu tahun ini. 

    “Pada tahun ini kita bisa membayarnya,” katanya lewat media sosial, Jumat, 20 Juni 2025.

    Pemerintah Provinsi, katanya, sudah mengalokasikannya lewat anggaran pada ABDD perubahan.

    “Mungkin ini dulu lupa untuk dianggarkan sehingga belanjanya lebih mementingkan belanja-belanja yang lain,” katanya.

    “Tetapi karena ini menjadi kewajiban pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada tahun ini di perubahan anggaran saya sudah meminta kepada Saudara Sekretaris Daerah, Selaku Ketua TAPD, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Kesehatan untuk memasukkan di APBD perubahan,” imbuh Dedi.

    Memasukkan anggaran sebesar itu di APBD perubahan, kata Dedi, memiliki konsekuensi. Maka, belanja-belanja yang dianggap tidak penting, yang sifatnya pemborosan, harus dihapuskan.

    “Kita fokus pada apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Kebutuhan dasar masyarakat adalah terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan, terpenuhinya sarana dan prasarana infrastruktur jalan dan irigasi, serta listrik, air bersih, kemudian juga terpenuhinya sarana dan prasarana kesehatan masyarakat,” tegasnya.

    Dedi Mulyadi juga menyerukan agar para kepala daerah baik bupati walikota dan jajaran ASN untuk meninggalkan belanja yang tidak penting pada anggaran masing-masing.

    “Kita utamakan layanan kita pada masyarakat. Apa artinya kita makan di hotel, rapat di hotel, tidur di hotel, kalau rakyat di rumah sakit, menangis, dan tidak bisa dilayani oleh rumah sakit karena BPJS-nya belum dibayar. Apalagi kalau sampai meninggal karena tidak adanya pelayanan. Kita berdosa terhadap itu semua,” katanya.

     

    Detik-Detik Evakuasi Penumpang saat Kapal Tenggelam

  • Pemprov Jabar Punya Utang BPJS Kesehatan Rp311 Miliar, Gara-Gara Pilkada?

    Pemprov Jabar Punya Utang BPJS Kesehatan Rp311 Miliar, Gara-Gara Pilkada?

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memiliki utang tunggakan iuran BPJS Kesehatan senilai Rp311 miliar kepada kabupaten dan kota.

    Terkait itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengungkap penyebab tunggakan iuran tersebut. Dia menjelaskan, kondisi itu disebabkan fiskal daerah yang bergeser untuk pembiayaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

    “Kenapa seperti ini? Karena tahun ini kan ada Pilkada serentak ya, dan itu perencanaannya di 2024. Kita kan membutuhkan anggaran cukup besar, jadi memang ada beberapa atensi kepentingan bersama yang harus diselesaikan, sementara fiskal kan terbatas,” ucapnya pada Selasa, 17 Juni 2025.

    Meski terjadi keterlambatan, Herman mengeklaim Pemprov Jawa Barat tidak mengabaikan pembiayaan jaminan kesehatan.

    “Tentu itu ada konsekuensinya pembiayaan. Tapi itu ada hal yang barangkali belum optimal, pembiayaannya BPJS. Tapi bukan berarti tidak penting, BPJS sangat penting, makanya kami sekarang akan seriusi kronologinya akan kami bedah seperti apa,” ucapnya.

    Adapun untuk saat ini, Pemprov Jawa Barat tengah memetakan proporsi kewajiban yang harus disalurkan kepada kabupaten dan kota sesuai dengan aturan dalam Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD) yang baru.

    “Jangan-jangan ada yang miss, kabupaten dan kota merasa bantuan harus seperti tahun sebelumnya, padahal dengan HKPD ada konsekuensinya. Jadi akan kami formulasikan ulang pembagian dan solusinya,” pungkas Herman.

    Di sisi lain, Herman mengatakan bahwa tunggakan semacam itu bukanlah hal yang baru. Maka dari itu, dia memastikan bahwa layanan kesehatan akan tetap berjalan seperti biasa.

    “BPJS juga kan sering punya tunggakan ke RSUD. Jadi kita fair. Kami punya tunggakan, dan akan kami selesaikan,” tandasnya.

    Penulis: Arby Salim

     

    Duel Berdarah 2 Pemuda di Ruang Karaoke, 1 Tewas

  • Kapan BSU 2025 Cair? Ini Jawaban Kemnaker

    Kapan BSU 2025 Cair? Ini Jawaban Kemnaker

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan bantuan subsidi upah (BSU) segera cair dalam waktu dekat. Oleh karena itu, para pekerja yang menjadi penerima bantuan diimbau untuk bersabar menunggu pencairan.

    “Dalam waktu dekat ini (BSU) akan diberikan. Mohon teman-teman pekerja supaya bersabar karena ini adalah wujud perhatian dari pemerintah kepada teman-teman pekerja,” kata Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga usai acara diskusi Double Check di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).

    Sunardi mengatakan, pencairan BSU mengalami keterlambatan karena masih berlangsungnya proses pemadanan dan validasi data pada beberapa waktu lalu. Namun, seluruh proses tersebut kini sudah selesai dan saat ini sedang dalam tahap finalisasi.

    Untuk diketahui, BSU ini ditujukan bagi 17,3 juta pekerja dan guru honorer dengan besaran Rp300.000 per bulan per penerima. BSU akan diberikan sekaligus untuk dua bulan (Juni-Juli 2025), sehingga total yang dicairkan Rp600.000 per penerima.

    Program BSU berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian. Data penerima BSU dari kalangan pekerja/buruh berasal dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan dikonsolidasikan bersama Kemnaker. Sementara data guru honorer dikoordinasikan melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

    “Target 17 juta tenaga kerja. Sekarang kalau tidak salah, data yang sudah masuk dan verifikasi sudah sekitar 4 jutaan. Dan para pekerja ini anggota BPJS Ketenagakerjaan aktif. Khusus untuk honorer dan guru PAUD, ini datanya melalui Kemendikdasmen. Jadi nanti kita (Kemnkaer) khusus yang dari pekerjanya saja, yang di luar guru honorer dan PAUD,” kata Sunardi.

    Sebagai informasi, aturan terkait BSU tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 5 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh.

    Dalam Permenaker tersebut, pekerja/buruh yang mendapatkan BSU harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti seorang warga negara Indonesia dengan kepemilikan nomor induk kependudukan; peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan April 2025 dan menerima gaji/upah paling banyak sebesar Rp3,5 juta per bulan.

    BSU merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat serta menstabilkan perekonomian selama Juni hingga Juli 2025. Adapun anggaran yang digelontorkan untuk penyaluran BSU mencapai Rp10,72 triliun.

  • 150 Warga di Kota Tangerang Operasi Katarak Gratis di HUT Bhayangkara ke-79

    150 Warga di Kota Tangerang Operasi Katarak Gratis di HUT Bhayangkara ke-79

    Jakarta

    Polres Metro Tangerang Kota menggelar Bakti Kesehatan berupa operasi katarak gratis dalam rangka memperingati HUT ke-79 Bhayangkara. Sebanyak 150 warga mengikuti operasi katarak gratis tersebut.

    Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (21/06/25) di RSUP Dr Sitanala. Kegiatan ini digelar Polres Metro Tangerang Kota bersama Erha Clinic, Bhayangkari, Bid Dokkes Polda Metro Jaya dan RSUP Dr Sitanala.

    Sebelum operasi, para peserta menjalani screening lebih dulu untuk memastikan kondisi mereka telah memenuhi syarat jasmani dan rohani sebelum operasi. Screening dilakukan pada Sabtu (14/6).

    Kegiatan ini dihadiri Irwasda Polda Metro Jaya Kombes NurCholis yang mewakili Kapolda Metro Jaya; Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya Ny Sari Djati; Walikota Tangerang H Sachrudin; Dirut RSUP Dr Sitanala Dr Afrisal Hasan; Pimpinan ERHA Klinik Andreas Sofianto sekaligus ketua Yayasan Perhimpunan Bersatu Teguh. Kemudian, dihadiri Forkopimda Kota Tangerang, Kadindes, pengurus Bhayangkari Daerah Metro Jaya dan Bhayangkari Cabang Tangerang Kota.

    Polres Metro Tangerang Kota menggelar operasi katarak gratis dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-79 Foto: Polres Metro Tangerang Kota menggelar operasi katarak gratis dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-79 (dok. istimewa)

    Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Polri. Dia mengatakan Polri berkomitmen untuk melayani dan melindungi masyarakat.

    “Melalui operasi katarak gratis ini, kami berharap dapat membantu masyarakat yang membutuhkan karena mengalami gangguan penglihatan agar dapat kembali beraktivitas dengan normal,” ujar Kombes Zain Dwi Nugroho.

    Dirut RSUP Dr Sitanala Dr Afrisal Hasan mengatakan mata merupakan organ utama untuk kehidupan manusia. Dia berharap semua warga yang mengikuti operasi ini dapat melihat kembali.

    “Mata (penglihatan) itu adalah organ pokok utama bagi kehidupan manusia. Dengan operasi katarak gratis ini, kami berharap pasien bisa kembali normal dan RSUP Dr. Sitanala mensupport segala kebutuhan itu,” Dirut RSUP Dr Sitanala Dr Afrisal Hasan.

    Menurut Andreas, dibutuhkan hal lain untuk mengatasi katarak selain BPJS dan dokter klinik atau rumah sakit. Dia mengatakan Erha Clinic adalah pendukung yang bisa menekan jumlah penderita katarak di Indonesia.

    150 Paket Bantuan Sosial

    Sebanyak 150 warga yang mengikuti operasi katarak gratis dalam kegiatan ini juga mendapat bantuan sosial paket sembako dalam program Bhayangkari Peduli. Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya, Ny Sari Djati yang didampingi Ketua Bhayangkari cabang Metro Tangerang Kota, Ny Wanda Zain dan pengurus bhayangkari.

    “Kegiatan Bakti kesehatan disertai Bakti sosial kepada masyarakat yang membutuhkan ini merupakan bentuk wujud nyata kehadiran Polri Untuk Masyarakat, semoga dapat membantu dan bermanfaat bagi yang menerimanya,” kata Ny Sari Djati Wiyoto Abadi mewakili Ibu Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya.

    Testimoni Peserta Operasi

    Salah seorang warga Karawaci, Kota Tangerang, Pityong mengatakan operasi berjalan lancar dan berlangsung hanya sekitar 10-15 menit. Dia mengaku sudah bisa melihat secara jelas dan normal setelah menjalani operasi tersebut.

    “Hasil operasi langsung terasa, agak lumayan penglihatan saya dari sebelumnya. 50 persen lebih bagus dari sebelumnya, operasi cuma 10 menit selesai. Alhamdulillah ini di kasih bingkisan paket sembako juga, terima kasih Bhayangkari dan Polres Metro Tangerang Kota,” kata Pityong.

    Polres Metro Tangerang Kota menggelar operasi katarak gratis dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-79 Foto: Polres Metro Tangerang Kota menggelar operasi katarak gratis dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-79 (dok. istimewa)

    Warga lainnya asal Sepatan Kabupaten Tangerang, Sardi (53) mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan Bakti Kesehatan ini. Dia bersyukur mata kirinya kini sudah kembali normal setelah menjalani operasi tersebut.

    “Saya langsung mendaftar melalui Polsek Sepatan waktu tahu ada informasi melalui media sosial operasi katarak gratis. Alhamdulillah terima kasih Polri, selamat hari Bhayangkara yang ke-79 tahun,” ujar Sardi.

    (mib/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini