Kementrian Lembaga: BPJS

  • RSCM Catat Lonjakan Pasien Judi Online, Rawat Inap Meningkat 3 Kali Lipat

    RSCM Catat Lonjakan Pasien Judi Online, Rawat Inap Meningkat 3 Kali Lipat

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Pelayanan Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Kristiana Siste K, mengungkapkan bahwa jumlah pasien yang menjadi korban judi online mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2024. Peningkatan ini terlihat baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.

    Menurut Siste, sejak Januari hingga Oktober 2024, jumlah pasien rawat jalan yang dirawat di RSCM mencapai 126 orang. Sementara itu, untuk pasien rawat inap, tercatat 46 orang.

    “Untuk rawat jalan, jumlahnya mencapai 126 pasien. Sedangkan untuk rawat inap, pada periode yang sama, ada sekitar 46 pasien. Kami mencatat peningkatan jumlah pasien rawat jalan yang dua kali lipat dibandingkan pada 2023,” ujar Siste kepada wartawan di Gedung A RSCM, pada Jumat (15/11/2024).

    Siste juga menambahkan, untuk pasien rawat inap, jumlahnya meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

    Sebagian besar pasien rawat inap, lanjut Siste ,mereka yang berulang kambuh karena kecanduan judi online.

    “Jika seseorang mengalami kekambuhan lebih dari tiga kali, maka akan diputuskan untuk menjalani rehabilitasi secara rawat inap,” jelasnya.

    Dalam perawatan korban judi online, RSCM menyediakan pendekatan komprehensif, termasuk penggunaan obat-obatan untuk mengurangi keinginan pasien untuk bermain judi.

    Siste juga menegaskan, seluruh biaya perawatan pasien korban judi online di RSCM dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

  • Rehabilitasi Pecandu Judi Online akan Dibantu Pemerintah – Espos.id

    Rehabilitasi Pecandu Judi Online akan Dibantu Pemerintah – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Ilustrasi judi online. (freepik)

    Esposin, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebutkan, rehabilitasi pecandu judi online akan mendapat bantuan dari pemerintah.
     
    Beberapa di antaranya seperti bantuan biaya perawatan rehabilitasi di rumah sakit melalui skema Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, serta bantuan sosial dari Kementerian Sosial.
     
    “Pasti, karena ini bagian dari korban sosial. Dan tentu, selain BPJS, kemudian kita juga ada berbagai bantuan-bantuan dari Kementerian Sosial,” katanya seusai mengunjungi pasien rehabilitasi kecanduan judi online di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Jumat (15/11/2024). 
     
    Tak hanya sekadar bantuan, Cak Imin juga menegaskan pihaknya akan memberikan berbagai modal pelatihan kepada korban agar dapat mencari nafkah, setelah korban kembali pulih.
     
    “Pasti (pelatihan korban), akar masalahnya adalah dua. Yang pertama tentu kemiskinan dan pengangguran, akar yang kedua adalah ya psikologis, ya kecanduan dan berbagai aspek-aspek non-ekonomi,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. 

    Promosi
    Waspada Penipuan, Ini Cara Bedakan BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu!

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RSCM dr Kristiana Siste Kurniasanti mengonfirmasi bahwa para pasien rehabilitasi kecanduan judi online mendapatkan perawatan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
     
    “Ter-cover oleh BPJS, (baik) rawat inap dan rawat jalan,” ungkapnya sebagaimana diansir Antara. 
     
    Sepanjang 2024, Siste mengungkapkan terdapat sebanyak 46 pasien rawat inap yang menjalani rehabilitasi kecanduan judi online. Angka tersebut meningkat sebesar tiga kali lipat dibandingkan dengan 2023.
     
    Adapun pasien rawat jalan, kata dia, terdapat sebanyak 126 orang pasien sepanjang 2024 ini, meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2023.
     
    “Yang datang kemari itu kebanyakan adalah memang dari Jabodetabek, tapi ada rujukan juga dari luar kota misalnya dari Kalimantan, Sumatera, kemudian juga dari Jawa Tengah itu ada yang datang kemari, ada juga dari Sulawesi,” ucap Kristiana Siste Kurniasanti.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Menkes dan Menkeu Segera Bahas Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

    Menkes dan Menkeu Segera Bahas Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah mempertimbangkan opsi kenaikan iuran BPJS Kesehatan guna mengatasi defisit yang mengancam kelancaran layanan. Sejak 2023, BPJS mengalami ketimpangan antara biaya pengeluaran dan pemasukan iuran peserta.

    Budi mengungkapkan, keputusan mengenai iuran akan dibahas bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti.

    “Saya sudah ngobrol sama Ibu Sri Mulyani, nanti kita panggil Pak Ghufron. Karena sebenarnya kita sudah melakukan simulasi itu sejak 2022, pada saat kita naikkan tarif rumah sakit. Angka itu sudah ada,” jelas Budi kepada awak media saat ditemui di RS Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (15/11/2024).

    Budi menambahkan, pemerintah berupaya memastikan anggaran BPJS Kesehatan tetap cukup dengan berbagai strategi, termasuk meminta BPJS memonitor rumah sakit yang melakukan over-claim dan transaksi palsu.

    “Ada juga yang rumah sakit-rumah sakit ternyata over-claim atau melakukan fraudulent transaction. Kita juga minta BPJS tolong lebih teliti lagi dengan melihat pembayaran-pembayaran itu sudah dilakukan benar apa enggak,” katanya.

    Menurut Budi, kenaikan iuran ini telah melalui pertimbangan matang sejak lama, dengan berbagai aspek yang sudah dihitung dan dipelajari. Ia juga menyebut akan ada penambahan beberapa fasilitas, seperti laboratorium, fasilitas kemoterapi, dan lainnya.

    “Hal itu pasti akan menaikkan cost-nya BPJS dan semua itu ada perhitungannya. Sekarang tinggal kita lihat apakah angka perencanaan kita dan realisasinya itu dekat atau enggak. Kalau misalnya ada selisih jauh, itu seperti apa,” ucap Budi.

    Sebelumnya, Budi juga membantah terkait  rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang disebut-sebut sebagai langkah untuk menutup defisit senilai Rp 20 triliun.

    Budi menjelaskan, defisit tersebut adalah defisit berjalan, yang muncul dari selisih penerimaan iuran dan pengeluaran saat ini.

    “Jadi itu mungkin defisit berjalan sekarang dari iuran yang masuk dan keluar,” ujarnya.

    Ia menegaskan, BPJS Kesehatan masih memiliki cadangan kas di atas Rp 50 triliun, sehingga kenaikan iuran BPJS bukan untuk menambal defisit.

  • Menkes Budi Gunadi Bantah Rencana Kenaikan Iuran BPJS untuk Tambal Defisit Rp 20 Triliun

    Menkes Budi Gunadi Bantah Rencana Kenaikan Iuran BPJS untuk Tambal Defisit Rp 20 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menepis kabar mengenai rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang disebut-sebut sebagai langkah untuk menutup defisit senilai Rp 20 triliun.

    Budi menjelaskan bahwa defisit BPJS Kesehatan tersebut adalah defisit berjalan, yang muncul dari selisih penerimaan iuran dan pengeluaran saat ini.

    “Jadi itu mungkin defisit berjalan sekarang dari iuran yang masuk dan keluar,” ujarnya kepada awak media saat ditemui di RS Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat pada Jumat (15/11/2024).

    Ia menegaskan, BPJS Kesehatan masih memiliki cadangan kas di atas Rp 50 triliun, sehingga kenaikan iuran BPJS bukan untuk menambal defisit.

    “Kita mesti hati-hati ngomong defisit Rp 20 triliun karena BPJS masih punya cash puluhan triliun juga,” lanjut Budi.

    “BPJS Kesehatan masih punya cadangan cash dan saya rasa di atas Rp 50 triliun. Jadi hati-hati, itu bukan BPJS defisit atau minus Rp 20 triliun, tetapi apa yang  diterima tahun ini dan yang dikeluarkan kurang,” tambahnya.

    Terpisah, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, potensi defisit tahun ini disebabkan oleh peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan.

    Menurut Ghufron, peningkatan ini sangat signifikan, dari rata-rata 252.000 kunjungan per hari pada beberapa tahun lalu menjadi 1,7 juta per hari saat ini.

    “Yang bikin defisit tentu utilisasi. Utilisasi itu meningkat dari dahulu cuma 252.000 sehari, sekarang 1,7 juta sehari,” ucap Ghufron di kompleks DPR, Senayan pada Rabu (13/11/2024).

    Pernyataan Menkes Budi menegaskan bahwa kenaikan iuran BPJS Kesehatan bukan untuk menambal defisit Rp 20 triliun, lantaran lembaga asuransi kesehatan masyarakat itu masih memiliki cash lebih dari Rp 50 triliun.

  • Perdagangan Orang Berkedok Pekerjaan di Luar Negeri, Raup Cuan dari Janji Kerja Fiktif

    Perdagangan Orang Berkedok Pekerjaan di Luar Negeri, Raup Cuan dari Janji Kerja Fiktif

    JABAR EKSPRES – Bermodalkan janji pekerjaan di luar negeri, LF (50), seorang perempuan asal Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), meraup keuntungan jutaan rupiah dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang digelutinya selama empat tahun terakhir.

    Meskipun LF tidak memiliki pengalaman sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), ia menguasai cara memberangkatkan orang untuk bekerja ke luar negeri.

    “Pelaku ini memanfaatkan masyarakat di wilayah hukum Polres Cimahi yang tidak mengerti dan dijanjikan pekerjaan di luar negeri tidak sesuai prosedur yang resmi,” ujar Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, saat ditemui di Mapolres Cimahi, Kamis (14/11/24).

    Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwa pekerjaan yang dijanjikan tidak jelas dan menggunakan visa wisata.

    “Jadi posisi kerjanya pun tidak diketahui apa dan menggunakan visa wisata,” katanya.

    BACA JUGA: Driver Ojol Dibegal Pria Bersajam di Bandung Barat, Pelaku Pura-pura jadi Penumpang

    Kasus ini terungkap setelah jajaran Sat Reskrim Polres Cimahi mendapatkan informasi dan melakukan penggerebekan di sebuah kontrakan yang dijadikan tempat penampungan.

    “Saat penggerebekan, kami menemukan enam korban yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Bandung Barat,” jelasnya.

    Para korban dijanjikan pekerjaan di Arab Saudi dan dikumpulkan di Bandung untuk persiapan keberangkatan.

    “Paspor mereka dipersiapkan, kemudian direncanakan akan dipindahkan ke penampungan kedua di Kendal, Jawa Tengah,” tambah Tri.

    Namun, lanjutnya, sebelum rencana itu terwujud, polisi berhasil menggagalkan operasi tersebut.

    BACA JUGA: Benarkah Aplikasi XGHG Penghasil Uang? Ini Bukti Aplikasi ini Penipuan

    LF, yang telah beroperasi selama empat tahun, mengaku merekrut masyarakat yang tidak mengerti dan sangat membutuhkan pekerjaan. Pelaku dijerat Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman penjara minimal 15 tahun.

    “Dari setiap korban yang diberangkatkan, pelaku mendapatkan komisi mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 juta, dan memotong dua bulan gaji korban,” terang Tri.

    Kepala BP3MI Jawa Barat, KBP Mulia Nugraha, mengimbau masyarakat agar selalu menggunakan jalur resmi jika ingin bekerja di luar negeri.

    “Penuhi persyaratan seperti usia minimal 18 tahun, terdaftar sebagai peserta BPJS, memiliki kompetensi, dan dokumen resmi seperti paspor serta visa kerja,” tegasnya.

  • Siasat Cegah Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Perkuat Akses Obat Inovatif

    Siasat Cegah Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Perkuat Akses Obat Inovatif

    Jakarta

    Ketersediaan obat inovatif di Indonesia masih termasuk rendah. Sejauh ini hanya ada sembilan persen obat inovatif atau temuan obat baru yang beredar di Indonesia.

    Kondisi ini disebut bisa berdampak kepada kualitas kesehatan yang kurang optimal. Hal ini salah satu yang memicu banyak warga Indonesia yang lebih memilih mengakses pengobatan ke luar negeri.

    “Saat ini, akses Indonesia terhadap obat-obatan baru terbatas hanya 9 persen, salah satu yang terendah di kawasan Asia-Pasifik,” ujar Ketua Umum International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Dr Ait-AIlah Mejri saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).

    Minimnya ketersediaan produk inovatif ini mengurangi akses pasien terhadap obat yang berkualitas dan efektif bagi pengobatan. Jika tidak tersedia di dalam negeri, sangat mungkin masyarakat memilih mendapatkannya di luar negeri.

    Selain itu tersedianya akses bagi penerima manfaat BPJS Kesehatan terhadap sebagian obat-obatan baru pada umumnya membutuhkan rata-rata waktu 71 bulan sejak pertama kali diluncurkan di tingkat dunia.

    “Keterlambatan ini menyebabkan sekitar 2 juta orang Indonesia tidak memiliki pilihan lain selain mencari pengobatan di luar negeri setiap tahunnya, yang berkontribusi pada kerugian devisa hingga USD 11,5 miliar atau sekitar Rp 180 triliun,” katanya menambahkan.

    Menurut Mejri, perlu upaya yang serius bagi pemangku kepentingan untuk menjamin ketersediaan obat baru yang inovatif di Indonesia. Kolaborasi berbagai pihak dibutuhkan khususnya dalam mengatasi hambatan percepatan ketersediaan obat baru.

    Upaya peningkatan kualitas obat di Indonesia

    Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini meluncurkan penilaian teknologi kesehatan atau Health Technology Assessment (HTA) sebagai salah satu upaya strategis dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap obat dan teknologi medis yang aman, efektif, dan efisien.

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya mengatakan HTA ini ditujukan agar warga Indonesia memiliki akses ke produk kesehatan dengan kualitas yang bagus, harga terjangkau, dan dapat dibayarkan lewat prosedur Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    “Bukan hanya obat-obatan, tapi juga prosedur klinis serta alat-alat kesehatan. Kita harus melakukannya dengan lebih cepat, jadi saya minta untuk mengubah prosedur dan mengadopsi dari negara lain yang telah sukses menerapkannya seperti Singapura. Obat-obatan, prosedur, dan alat kesehatan yang masuk harus berkualitas terbaik, dengan harga terjangkau dan relatif cepat,” beber Menkes Budi dikutip dari laman resmi Kemenkes.

    (kna/kna)

  • Video: Dirut BPJS Kesehatan Jawab Isu Kenaikan Iuran di 2025

    Video: Dirut BPJS Kesehatan Jawab Isu Kenaikan Iuran di 2025

    Video: Dirut BPJS Kesehatan Jawab Isu Kenaikan Iuran di 2025

  • Buka Lowongan Kerja Pegawai BPJS Kesehatan, Cek Syarat dan Cara Daftarnya! – Page 3

    Buka Lowongan Kerja Pegawai BPJS Kesehatan, Cek Syarat dan Cara Daftarnya! – Page 3

    Sebelumnya, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Profesor Ali Ghufron Mukti berharap para peneliti dapat menemukan obat kanker dengan harga lebih terjangkau.

    Pasalnya, kontrol kualitas dan kontrol biaya menjadi hal penting agar standarisasi layanan dan fasilitas kesehatan di Indonesia berjalan dengan baik. Untuk itu, antara lain dibutuhkan obat-obatan dengan harga yang lebih terjangkau untuk mendukung cakupan layanan yang lebih luas.

    “Para peneliti diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menemukan obat-obatan dengan harga terjangkau, terutama untuk penyakit kanker,” katanya dalam acara The 6th International Seminar on Pharmaceutical Sciences and Technology (ISPT) di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, pada 31 Oktober 2024.

    “Harapan kami, ada banyak tersedia obat-obat yang cost effective sehingga BPJS Kesehatan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi,” ujar Ghufron.

    Dia menambahkan, BPJS Kesehatan terus melakukan transformasi kualitas. Yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah, lebih cepat, dan yang paling penting adalah pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi.

    Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Prof. Ajeng Diantini mengatakan, obat-obatan berkualitas baik dengan harga terjangkau memang diperlukan untuk mendukung layanan BPJS Kesehatan. Tujuannya, agar bisa memberikan fasilitas pengobatan yang lebih luas lagi.

    “Penyakit itu macam-macam, dari yang biayanya ringan sampai yang pengobatan mahal seperti kanker. Tidak semua obat bisa di-cover, hanya yang cost effective saja dalam arti memiliki efektivitas yang baik, efek samping rendah dan harga terjangkau. Itu yang diupayakan oleh semua yang terlibat dalam penyediaan obat baik industri farmasi dan para peneliti,” ujar Ajeng megutip laman resmi Unpad, Senin (11/11/2024).

     

  • Dikabarkan Defisit dan Gagal Bayar, Bos BPJS Kesehatan Buka Suara

    Dikabarkan Defisit dan Gagal Bayar, Bos BPJS Kesehatan Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan buka suara soal potensi defisit yang dikabarkan bakal menimpa badan untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan itu, Rabu (13/11/2024). Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menegaskan bahwa saat ini aset BPJS Kesehatan yang bersumber dari iuran dan investasi masih tergolong aman.

    Ia memastikan, pengaliran dana dari BPJS Kesehatan ke rumah sakit akan tetap lancar pada 2025 mendatang.

    “Sekali lagi, BPJS Kesehatan itu asetnya sehat. Tahun 2025 kami pastikan kami lancar membayar rumah sakit,” tegas Ghufron usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dewan Pengawas dan Direktur Utama BPJS Kesehatan dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

    “Jangan sampai pelayanan dipikir-pikir sulit atau apa, tiga hari belum terkendali, pasien disuruh pulang gara-gara takut enggak dibayar. Kami bayar tahun 2025,” sambungnya.

    Ghufron menegaskan, saat ini tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap BPJS Kesehatan meningkat tajam berkat utilisasi layanan yang membaik. Pada sisi lain, utilisasi itulah yang diklaim menjadi biang kerok defisit BPJS Kesehatan.

    “Yang bikin defisit tentu utilisasi. Utilisasi itu meningkatnya, dulu cuma 252 ribu sehari, sekarang 1,7 juta sehari. Melompatnya berapa? Itu. Kalau utilisasi kita harus bayar,” jelas Ghufron.

    Sementara itu, peserta yang menunggak iuran BPJS Kesehatan disebut tidak terlalu membebani karena tergolong kecil dalam beban defisit badan tersebut.

    Ghufron mengaku kenaikan iuran BPJS Kesehatan memang bisa menjadi salah satu cara mengatasi defisit tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa opsi itu belum tentu akan diambil.

    Foto: Detikcom
    BPJS Kesehatan

    “[Kenaikan iuran] itu salah satu cara, tetapi cara lain banyak. Contohnya kita mungkin tidak banyak cost sharing, Indonesia enggak ada cost sharing, setiap orang datang ke RS ada bayar sedikit yang tidak memberatkan tetapi mengendalikan,” beber Ghufron.

    Dalam kesempatan yang sama, Ghufron menyebut bahwa BPJS Kesehatan ingin penetapan terkait iuran, manfaat, dan tarif pelayanan pada maksimal 1 Juli 2025 mendatang disesuaikan dengan berbagai pertimbangan, termasuk politik hingga kemampuan membayar.

    “Iya bisa naik bisa tetap. Ini, kan, skenario. Namun, BPJS sebagai badan yang mengeksekusi, bukan yang bikin regulasi, ya,” tegas Ghufron.

    “BPJS itu kita tidak ingin defisit dan kita ingin membayar itu sesuai dengan harga. Kalau ada inflasi, setiap tahun, kan, inflasi. Di bidang kesehatan itu tertinggi dibanding inflasi tempat lain, tentu itu dihitung,” imbuhnya.

    Sebelumnya, BPJS Kesehatan dihadapkan dengan kemungkinan defisit dan gagal bayar jika tidak melakukan perbaikan. Sejak 2023, terjadi ketimpangan antara biaya pengeluaran BPJS Kesehatan dan pemasukan yang didapatkan dari premi atau iuran peserta.

    “2026 (potensi gagal bayar), makanya, kan, 2025 mau disesuaikan,” ujar Ghufron Mukti di kantor Bapennas, Senin (11/11/2024) lalu.

    Direktur Perencanaan dan pengembangan bPJS Kesehatan, Mahlil Ruby turut mengungkapkan bahwa kesenjangan antara besaran premi yang diterima dan dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk membiayai layanan kesehatan masyarakat penerima manfaat berpotensi menyebabkan defisit anggaran yang serius.

    “Hampir 70% peserta BPJS Kesehatan itu kelas 3, jadi kan, sudah nggak sesuai antara iuran dan kontribusi yang seharusnya,” beber Mahlil, dikutip dari detikhealth.

    Mahlil mengatakan fenomena premi stagnan ini dipicu banyak hal, termasuk kenaikan kelas peserta yang tergolong rendah. Banyak peserta JKN kelas 3 yang upahnya cenderung stagnan sehingga kontribusi iuran tidak cukup menutupi peningkatan biaya pelayanan kesehatan.

    Di samping itu banyak Pemerintah Daerah yang berutang biaya premi dalam jumlah ekstrem. Belum lagi adanya peningkatan kasus penyakit kronis yang diidap masyarakat, memicu tingginya biaya pelayanan kesehatan.

    “Jika kita tidak mengambil kebijakan apapun maka pada 2025 atau 2026, aset BPJS Kesehatan bisa saja negatif,” tandas Mahlil.

    (rns/wur)

  • Cara Mudah Daftar Rujukan BPJS ke Rumah Sakit Secara Online

    Cara Mudah Daftar Rujukan BPJS ke Rumah Sakit Secara Online

    Jakarta: Mendaftar rujukan BPJS Kesehatan ke rumah sakit kini semakin mudah dilakukan. Dengan kemajuan teknologi, kamu bisa mengurusnya secara online tanpa perlu datang ke fasilitas kesehatan terlebih dahulu.
     
    Hal ini tentu mempermudah kamu dalam mendapatkan layanan kesehatan yang lebih cepat dan praktis. Jadi, buat kamu yang ingin tahu caranya, berikut adalah langkah-langkah mudah untuk daftar rujukan BPJS ke rumah sakit secara online, dilansir laman UMSU.
     
     

     

    Cara daftar rujukan BPJS online ke rumah sakit

    Rujukan BPJS ke rumah sakit kini bisa dilakukan secara online, salah satunya melalui aplikasi Mobile JKN. Berikut langkah-langkah untuk mendaftar:

    Buka aplikasi Mobile JKN di ponselmu.
    Masuk dengan e-mail atau nomor kartu BPJS dan masukkan kata sandi.
    Pilih menu Pendaftaran Pelayanan.
    Klik opsi Faskes Rujukan Tingkat Lanjut.
    Pilih peserta yang akan diajukan rujukan.
    Nomor rujukan akan muncul otomatis jika peserta sudah mendapat rujukan sebelumnya.

     

    Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan rujukan BPJS ke rumah sakit dengan lebih mudah tanpa harus datang ke puskesmas atau klinik terlebih dahulu.
     
    Teknologi yang semakin berkembang memudahkan kita untuk mengakses layanan kesehatan dengan cepat dan praktis. (Nanda Sabrina Khumairoh)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)