Kementrian Lembaga: BPIP

  • Istana Kukuhkan 76 Anggota Paskibraka Nasional 2025, Siap Bertugas di Upacara HUT ke-80 RI – Page 3

    Istana Kukuhkan 76 Anggota Paskibraka Nasional 2025, Siap Bertugas di Upacara HUT ke-80 RI – Page 3

    Pembacaan ikrar dipimpin oleh Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang diikuti seluruh Paskibraka, dengan bunyi sebagai berikut:

    Ikrar putera Indonesia

    Aku mengaku putera Indonesia dan berdasarkan pengakuan itu 

    Aku mengaku bahwa aku adalah makhluk Tuhan Sang Maha Pencipta, dan bersumber pada-Nya

    Aku mengaku bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia 

    Aku mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia

    Aku mengaku bernegara satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945

    Aku mengaku berjiwa dan berideologi satu, jiwa dan ideologi Pancasila, dan satu UUD negara republik indonesia tahun 1945

    Aku mengaku bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila 

    Aku mengaku kemerdekaan dalam kesatuan budaya bangsa

    Aku mengaku sebagai generasi penerus, perjuangan besar kemerdekaan dengan akhlak dan ihsan menurut ridha Tuhan Yang Maha Esa, 

    Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini dan demi kehormatanku sebagai kader bangsa, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku untuk mengamalkan semua pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari

    Semoga Tuhan yang Maha Esa memberkati niatku ini dengan taufik dan hidayah-Nya serta inayah-Nya

     

  • Dihadiri Megawati, Mensesneg kukuhkan 76 anggota Paskibraka 2025

    Dihadiri Megawati, Mensesneg kukuhkan 76 anggota Paskibraka 2025

    Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini dan demi kehormatanku sebagai kader bangsa, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku untuk mengamalkan semua pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengukuhkan 76 orang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas pada Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8), yang juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri.

    Dalam acara yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Sabtu, Prasetyo bertindak sebagai pembina, sementara Presiden RI Prabowo Subianto tidak turut serta menghadiri acara pengukuhan itu. Pemimpin upacara adalah seorang anggota Paskibraka 2025 bernama Ritha Lovely CF Ayomi yang berasal dari Papua Barat.

    Upacara diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lalu dilanjutkan pembacaan Ikrar Putra Indonesia Paskibraka Nasional oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang diikuti oleh seluruh anggota Paskibraka.

    Dia meminta pemimpin upacara untuk memegang bendera Merah Putih dengan tangan kanan dan meletakkan di dada kiri.

    Ikrar tersebut, antara lain menegaskan bahwa Paskibraka sebagai putra Indonesia mengakui bertumpah darah satu dan berbangsa satu, Indonesia.

    Paskibraka juga mengaku bernegara satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta mengaku berjiwa dan berideologi satu, Pancasila.

    Selanjutnya, anggota Paskibraka mengaku bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan mengakui kebhinekaan dalam kesatuan budaya bangsa.

    Sebagai generasi penerus bangsa, mereka berjanji akan meneruskan perjuangan besar kemerdekaan Indonesia dengan ridho Tuhan.

    “Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini dan demi kehormatanku sebagai kader bangsa, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku untuk mengamalkan semua pengakuan ini dalam karya hidupku sehari-hari. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati niatku ini dengan taufik serta inayah-Nya,” kata para anggota Paskibraka.

    Yudian kemudian memandu pemimpin upacara untuk melepaskan Sang Merah Putih. Selanjutnya memerintahkan untuk kembali memegang dengan kedua tangan dan mencium Sang Merah Putih.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)

    Megawati Soekarnoputri menyalami satu persatu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka)

    dalam acara pengukuhan di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (16/8/2025). (ANTARA/Fathur Rochman)

    Acara dilanjutkan dengan pernyataan pengukuhan oleh Prasetyo selaku Pembina Upacara.

    “Dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan ini saya kukuhkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Tingkat Pusat tahun 2025 yang akan bertugas di Istana Merdeka pada tanggal 17 Agustus 2025. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat dan kemudahan dalam menjalankan tugas negara,” ujar Prasetyo.

    Mensesneg kemudian melakukan penyematan lencana dan pemasangan kendit secara simbolis sebagai tanda pengukuhan Paskibraka.

    Setelah acara pengukuhan usai, Prasetyo dan Megawati nampak menyalami para anggota Paskibraka yang telah dikukuhkan, diikuti oleh tamu undangan lainnya. Acara ditutup dengan foto bersama dan yel-yel dari para anggota Paskibraka.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Apakah Paskibraka Digaji? Cek Jawabannya di Sini

    Apakah Paskibraka Digaji? Cek Jawabannya di Sini

    YOGYAKARTA – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) menjalankan peran yang sangat penting dalam prosesi Upacara Hari Kemerdekaan Indonesia. Tugas utama mereka adalah mengibarkan dan menurunkan bendera sang Saka Merah Putih saat upacara 17 Agustus. Lantas, apakah Paskibraka digaji?

    Melansir VOI, anggota Paskibraka terdiri dari 68 individu yang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Kelompok 17, Kelompok 8, dan Kelompok 45.

    Anggota Paskibraka dipilih dari siswa SMA/SMK di seluruh Indonesia. Proses seleksinya dilakukan dengan ketat dan berjenjang, dimulai dari tingkat sekolah hingga nasional.

    Apakah Paskibraka Digaji?

    Ya, seluruh anggota Paskibraka mendapatkan honor alias gaji dari pemerintah. Para anggota berhak mendapatkan penghargaan lantaran sudah berkorban dan bekerja keras.

    Akan tapi, gaji yang diterima Paskibraka bervariasi, tergantung dengan tingkatannya, yakni nasional, provinsi, atau kabupaten. Adapun rinciannya sebagai berikut:

    Untuk Paskibraka nasional, hororarium yang diterima masing-masing angota berkisar antara Rp3 juta hingga RP10 juta. Selain itu, Tim Paskibraka Nasional juga berpeluang mendapatkan bonus berdasarkan kinerja mereka.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun VOI, Tim Paskibraka Nasional yang bertugas di Istana Negara pada HUT ke-79 RI mendapatkan bonus dari PT Pegadian. Bonus tersebut diberikan dalam bentuk beasiswa tabungan emas dengan total Rp248 juta.

    Beasiswa tersebut diberikan kepada 68 anggota Paskibraka dan 44 orang pelatih. Masing-masing anggota mendapat tabungan emas senilai Rp3 juta dan setiap melatihnya memperoleh RP1 juta.

    Sementara honorarium Paskibraka tingkat provinsi, besaran gajinya berbeda-beda, tergantung kebijakan masing-masing provinsi.

    Sebagai contoh, pada 2022, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberkan honor Rp1,5 juta untuk anggota Paskibrakan. Selain itu, masing-masing anggota juga mendapat uang pengganti transportasi, serta sertifikat untuk mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

    Gaji Paskibraka Kabupaten/Kota

    Di tingkat kabupaten/kota, honorarium anggota Paskibraka juga disesesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah.

    Kisaran gaji Paskibraka tingkat kabupaten/kota adalah Rp500 ribu-1,5 juta. Pemerintah daerah juga dapat memberikan bonus lain seperti biaya pendidikan.

    Misalnya, pada 2022 silam, 140 anggota Paskibraka Kabupaten Jombang mendapat penghargaan berupa biaya pendidikan dari pemerintah Kabupaten Jombang.

    Apa Saja Syarat Daftar Paskibraka?

    Berdasarkan Peraturan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Nomor 3 Tahun 2022, siswa SMA/SMK yang ingin daftar Paskibraka harus memenuhi syara-syarat berikut:

    Warga Negara Indonesia.Calon Paskibraka merupakan pelajar kelas X dengan usia 16 hingga 18 tahun saat pendaftaran.Memperoleh izin tertulis dari kepala sekolah.Memperoleh persetujuan tertulis dari orang tua/wali.Nilai akademik berkategori baik.Sehat jasmani dan Rohani berdasarkan surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan setempat.Memiliki berat badan ideal.Memiliki tinggi badan paling rendah 170 cm dan paling tinggi 180 cm untuk pelajar Putera.Memiliki tinggi badan paling rendah 165 cm dan paling tinggi 175 cm untuk pelajar puteri.

    Demikian jawaban dari pertanyaan “apakah Paskibraka Digaji”. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan pembaca. untuk mendapatkan update berita pilihan lainnya, baca terus VOI.ID.

  • Fungsimu Mengayomi, Bukan Meleyat Meleyot!

    Fungsimu Mengayomi, Bukan Meleyat Meleyot!

    GELORA.CO – Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel dengan institusi kepolisian sekarang. Megawati menyinggung Korps Bhayangkara itu seharusnya menjalankan fungsi untuk mengayomi rakyat.

    Awalnya, Megawati menceritakan sejarah ayahnya yang juga Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang pernah dianggap berkhianat oleh negara Indonesia sendiri lantaran diterbitkannya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) XXXIII/MPRS/1967. Menurut Megawati, tudingan itu tak masuk akal sebab Presiden Soekarno merupakan Presiden seumur hidup saat itu.

    Namun saat ia bertanya ke audiens, tak satupun memberikan jawaban yang lugas. “Masa ngomong itu aja takut? Ngapain sih takut? Takut sama polisi?” Tanya Megawati dalam acara Peresmian Serambi Pancasila dan Peluncuran Buku di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Senin (11/8/2025).

    Megawati lantas mengungkapkan alasannya kenapa menyinggung-nyinggung polisi dalam pidato. Megawati mengaku hanya menginginkan polisi untuk menjalani fungsinya mengayomi masyarakat. “Kenapa saya menyinggung polisi? Karena saya berkeinginan juga Polisi itu mengayomi rakyatnya. Kalau sekarang kok kaya gini. Ya ngamuk lah saya,” tutur Megawati.

    Presiden ke-5 RI itu lantas mengingatkan aparat harus bekerja dengan mengedepankan kehidupan bernegara. Oleh karenanya, membela dan mengayomi masyarakat menurutnya merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap anggota Korps Bhayangkara. “Ingat, bernegara. Loh, ya iyalah, polisi saya mikir ini mau jadi apa toh yo? Loh iyalah orang dia tuh ada kok fungsinya ngayomi rakyat, membela rakyat,” tutur dia.

    Megawati kemudian mengungkap bahwa fungsi kepolisian berbeda dengan TNI yang menjalankan pertahanan. Oleh karenanya setiap aparat kepolisian harus menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai amanat undang-undang.

    “Tapi kan itu ya karena fungsi harusnya dikerjakan. Bukan sekarang meleyat-meleyot, melayat meleyot. Ya saya jengkel dong. Jengkel banget loh, Ini Indonesia Mau dijadikan apa?” tandas Megawati.

  • BPIP pastikan seluruh calon paskibraka dalam kondisi sehat

    BPIP pastikan seluruh calon paskibraka dalam kondisi sehat

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memastikan bahwa 76 orang calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2025 berada dalam kondisi sehat dan siap melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    Wakil Kepala BPIP Rima Agristina saat ditemui di sela latihan gabungan di Taman Rekreasi Wiladatika, Depok, Jawa Barat, Senin, mengatakan para calon Paskibraka tidak ada yang mengeluh sakit.

    “Alhamdulillah, karena rekrutmennya cukup bagus, jadi mereka terlihat sekali di dalam latihan, tidak ada kendala, semuanya bisa ikut, sampai sekarang juga tadi kami lihat tidak ada yang mengeluh sakit dan sebagainya,” kata Rima.

    Meskipun demikian, Rima menyebut pihaknya tetap memberikan pendampingan yang ketat di antaranya dengan menyiagakan fasilitas fisioterapi hingga psikolog.

    “Jadi, begitu ada keluhan, kita langsung tangani supaya mereka bisa secara prima melaksanakan latihan-latihan,” ucapnya.

    Adapun pada Senin pagi ini, para calon Paskibraka mengikuti latihan gabungan lengkap dengan seluruh perangkat upacara. Rima menjelaskan, latihan gabungan tersebut merupakan yang terakhir sebelum mereka berpindah ke Jakarta pada Senin malam.

    Para calon Paskibraka tampak mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) dalam latihan gabungan itu. Suasana latihan juga dibuat sepersis mungkin seperti lokasi upacara di Istana Merdeka Jakarta guna melatih kekompakan.

    Dijelaskan Rima, setelah nantinya berpindah ke Jakarta, para calon Paskibraka akan melakukan berbagai rangkaian geladi, pengukuhan yang rencananya digelar pada Rabu (13/8), hingga melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    “Nanti setelah pindah ke Jakarta, kita akan mulai geladi kader, geladi kotor, kemudian geladi bersih, kemudian juga proses pengukuhan dan pelaksanaan tugasnya,” tutur Rima.

    Di samping itu, Rima menyebut enam hari menjelang peringatan hari kemerdekaan RI, 76 calon Paskibraka dari 38 provinsi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Hal itu disempurnakan dengan latihan gabungan hari ini.

    “Kami melihatnya sangat bagus, setiap hari itu meningkat, terlebih lagi sudah ada satuan musik, kemudian teman-teman Paspampres, kemudian juga dari peserta yang semakin lengkap, dan hari ini sangat lengkap, itu semangatnya semakin meningkat, karena merasa seperti sedang melaksanakan tugas sungguh-sungguh,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPIP: Calon Paskibraka 2025 dikukuhkan pada 13 Agustus

    BPIP: Calon Paskibraka 2025 dikukuhkan pada 13 Agustus

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2025 akan dikukuhkan pada Rabu (13/8).

    “Pengukuhan sebagaimana diinformasikan oleh pihak Istana tanggal 13,” kata Wakil Kepala BPIP Rima Agristina ditemui di sela-sela latihan gabungan di Taman Rekreasi Wiladatika, Depok, Jawa Barat, Senin.

    Kendati demikian, Rima menyebut pihaknya masih menunggu kepastian mengingat adanya kemungkinan penyesuaian.

    “Kami masih menunggu tanggal pastinya, nanti masih ada barangkali penyesuaian-penyesuaian, kami juga menunggu informasi lebih lanjut karena ada agenda-agenda kunjungan dan sebagainya yang juga harus disesuaikan,” tuturnya.

    Adapun sebanyak 76 calon Paskibraka pada Senin pagi ini melaksanakan latihan gabungan terakhir sebelum berpindah ke Jakarta pada Senin malam. Latihan gabungan digelar lengkap dengan pasukan Paspampres, TNI/Polri, hingga satuan musik.

    Para calon Paskibraka tampak mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) dalam latihan gabungan itu. Suasana latihan juga dibuat sepersis mungkin seperti lokasi upacara di Istana Merdeka Jakarta guna melatih kekompakan.

    Dijelaskan Rima, setelah nantinya berpindah ke Jakarta, para calon Paskibraka akan melakukan berbagai rangkaian geladi hingga melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    “Nanti setelah pindah ke Jakarta, kita akan mulai geladi kader, geladi kotor, kemudian geladi bersih, kemudian juga proses pengukuhan dan pelaksanaan tugasnya,” tutur Rima.

    Lebih lanjut dia menyebut enam hari menjelang peringatan hari kemerdekaan RI ke-80, 76 calon Paskibraka dari 38 provinsi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Hal itu disempurnakan dengan latihan gabungan hari ini.

    “Kami melihatnya sangat bagus, setiap hari itu meningkat, terlebih lagi sudah ada satuan musik, kemudian teman-teman Paspampres, kemudian juga dari peserta yang semakin lengkap, dan hari ini sangat lengkap, itu semangatnya semakin meningkat, karena merasa seperti sedang melaksanakan tugas sungguh-sungguh,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Matematika Politik Ala PDI Perjuangan, Disebut Jadi Partai Penyeimbang Bukan Jalur Oposisi

    Matematika Politik Ala PDI Perjuangan, Disebut Jadi Partai Penyeimbang Bukan Jalur Oposisi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai PDI Perjuangan tengah memainkan strategi politik yang cerdas dengan mengambil posisi sebagai kekuatan penyeimbang di luar pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Langkah ini, menurut Hendri, efektif menjaga pengaruh politik partai sekaligus mengamankan dukungan rakyat menjelang Pemilu 2029.

    “PDI Perjuangan saat ini sedang memainkan matematika sederhana sebetulnya. Dengan menempatkan diri di luar kabinet, maka rakyat akan ingat bahwa PDI Perjuangan ini di luar kabinet. Jadi kalau nanti pas pemilu 2029, suara-suara oposisi itu larinya ke PDI Perjuangan,” ujar Hendri kepada wartawan.

    Dikenal dengan sapaan Hensa, ia menjelaskan bahwa strategi “penyeimbang” yang diusung PDI Perjuangan memberikan keuntungan politik tanpa kehilangan akses kekuasaan. Ia mencontohkan posisi kader partai seperti Megawati Soekarnoputri di BRIN dan BPIP, serta Puan Maharani sebagai Ketua DPR.

    “Jadi nikmatnya dapat, suara juga tidak hilang. Nah ini sebetulnya yang dimainkan oleh PDI Perjuangan, makanya saya katakan ini matematika sederhana aja,” lanjut Hensa.

    Ia menilai narasi “penyeimbang” yang dibentuk PDI Perjuangan merupakan upaya untuk menjaga citra independen partai di mata publik.

    “PDI-P, Partai Demokrasi Indonesia Penyeimbang. Kata-katanya aja dibikin sama mereka kalau adalah mereka partai penyeimbang,” katanya.

    Hensa juga menilai langkah ini memungkinkan PDI Perjuangan merebut simpati kelompok kritis yang tidak puas terhadap kebijakan pemerintahan ke depan.

  • Sering Disangka Sama, Ini 4 Perbedaan Paskibra dan Paskibraka yang Harus Kamu Tahu!

    Sering Disangka Sama, Ini 4 Perbedaan Paskibra dan Paskibraka yang Harus Kamu Tahu!

    Jakarta: Menjelang 17 Agustus, banyak orang antusias menanti momen sakral pengibaran Sang Saka Merah Putih. Tapi tahukah kamu bahwa pasukan pengibar bendera itu terdiri dari dua jenis Paskibra dan Paskibraka?

    Dua istilah ini memang terdengar mirip. Sama-sama berhubungan dengan upacara bendera, sama-sama pakai seragam formal, dan sama-sama berjalan tegap. 

    Tapi, sebenarnya keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.

    Nah, supaya kamu enggak salah kaprah lagi, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
    Apa itu Paskibra?
    Melansir laman Sahabat Pegadaian, Paskibra adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Biasanya, Paskibra ini dibentuk di tingkat sekolah menengah pertama dan atas, dan menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.

    Anggota Paskibra adalah para siswa dan siswi yang dilatih untuk mengibarkan bendera setiap hari Senin atau saat upacara nasional di sekolah. Tapi tugas mereka tak cuma itu saja, lho!

    Tugas umum Paskibra:
    – Menjadi mentor bagi anggota baru.
    – Menanamkan semangat disiplin dan nasionalisme.
    – Membantu pengaturan upacara dan protokol sekolah.
     

    Apa itu Paskibraka?
    Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Kalau Paskibra biasanya ada di sekolah, Paskibraka ini levelnya lebih tinggi dan khusus dibentuk untuk upacara kenegaraan 17 Agustus.

    Paskibraka terdiri dari pelajar SMA yang dipilih melalui seleksi ketat mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional. Mereka dibina langsung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

    Tugas Paskibraka:
    – Mengibarkan dan menurunkan bendera pusaka di upacara kenegaraan.
    – Mengikuti pelatihan intensif bela negara dan wawasan kebangsaan.
    – Menjadi simbol generasi muda dan duta pemuda dari daerah asalnya.
    4 perbedaan utama Paskibra dan Paskibraka

    1. Ruang lingkup penugasan
    Paskibra bertugas di lingkungan sekolah atau kecamatan, sedangkan Paskibraka bertugas di upacara resmi di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota.

    2. Proses seleksi
    Paskibra biasanya dipilih oleh sekolah sesuai kebijakan internal, tanpa tahapan seleksi formal berjenjang. Sedangkan Paskibraka harus melewati proses seleksi bertahap dari daerah hingga nasional, dengan penilaian ketat dari fisik hingga intelektual.

    3. Status setelah bertugas
    Setelah menjalankan tugasnya, anggota Paskibraka mendapat predikat khusus, yaitu Purna Paskibraka Indonesia. Sementara itu, Paskibra tidak memiliki penyebutan khusus setelah selesai bertugas.

    4. Formasi pengibaran bendera
    Formasi Paskibra umumnya sederhana, yaitu 3 atau 9 orang. Berbeda dengan Paskibraka yang menggunakan formasi simbolik 17-8-45, yaitu:

    Pasukan 17: Pemandu
    Pasukan 8: Pembawa bendera
    Pasukan 45: Pengawal

    Formasi ini merepresentasikan tanggal kemerdekaan RI: 17 Agustus 1945.

    Keduanya sama pentingnya dalam membentuk karakter dan semangat nasionalisme di kalangan pelajar. Paskibra jadi fondasi di lingkungan sekolah, sedangkan Paskibraka menjadi wakil daerah di panggung nasional.

    Baik Paskibra maupun Paskibraka sama-sama mengajarkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa cinta Tanah Air. Tak heran, banyak siswa yang bercita-cita jadi anggota Paskibraka karena proses seleksinya yang bergengsi dan penuh kebanggaan.

    Jakarta: Menjelang 17 Agustus, banyak orang antusias menanti momen sakral pengibaran Sang Saka Merah Putih. Tapi tahukah kamu bahwa pasukan pengibar bendera itu terdiri dari dua jenis Paskibra dan Paskibraka?
     
    Dua istilah ini memang terdengar mirip. Sama-sama berhubungan dengan upacara bendera, sama-sama pakai seragam formal, dan sama-sama berjalan tegap. 
     
    Tapi, sebenarnya keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.

    Nah, supaya kamu enggak salah kaprah lagi, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

    Apa itu Paskibra?
    Melansir laman Sahabat Pegadaian, Paskibra adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Biasanya, Paskibra ini dibentuk di tingkat sekolah menengah pertama dan atas, dan menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
     
    Anggota Paskibra adalah para siswa dan siswi yang dilatih untuk mengibarkan bendera setiap hari Senin atau saat upacara nasional di sekolah. Tapi tugas mereka tak cuma itu saja, lho!
     
    Tugas umum Paskibra:
    – Menjadi mentor bagi anggota baru.
    – Menanamkan semangat disiplin dan nasionalisme.
    – Membantu pengaturan upacara dan protokol sekolah.
     

    Apa itu Paskibraka?
    Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Kalau Paskibra biasanya ada di sekolah, Paskibraka ini levelnya lebih tinggi dan khusus dibentuk untuk upacara kenegaraan 17 Agustus.
     
    Paskibraka terdiri dari pelajar SMA yang dipilih melalui seleksi ketat mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional. Mereka dibina langsung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
     
    Tugas Paskibraka:
    – Mengibarkan dan menurunkan bendera pusaka di upacara kenegaraan.
    – Mengikuti pelatihan intensif bela negara dan wawasan kebangsaan.
    – Menjadi simbol generasi muda dan duta pemuda dari daerah asalnya.
    4 perbedaan utama Paskibra dan Paskibraka

    1. Ruang lingkup penugasan

    Paskibra bertugas di lingkungan sekolah atau kecamatan, sedangkan Paskibraka bertugas di upacara resmi di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota.

    2. Proses seleksi

    Paskibra biasanya dipilih oleh sekolah sesuai kebijakan internal, tanpa tahapan seleksi formal berjenjang. Sedangkan Paskibraka harus melewati proses seleksi bertahap dari daerah hingga nasional, dengan penilaian ketat dari fisik hingga intelektual.

    3. Status setelah bertugas

    Setelah menjalankan tugasnya, anggota Paskibraka mendapat predikat khusus, yaitu Purna Paskibraka Indonesia. Sementara itu, Paskibra tidak memiliki penyebutan khusus setelah selesai bertugas.

    4. Formasi pengibaran bendera

    Formasi Paskibra umumnya sederhana, yaitu 3 atau 9 orang. Berbeda dengan Paskibraka yang menggunakan formasi simbolik 17-8-45, yaitu:
     
    Pasukan 17: Pemandu
    Pasukan 8: Pembawa bendera
    Pasukan 45: Pengawal
     
    Formasi ini merepresentasikan tanggal kemerdekaan RI: 17 Agustus 1945.
     
    Keduanya sama pentingnya dalam membentuk karakter dan semangat nasionalisme di kalangan pelajar. Paskibra jadi fondasi di lingkungan sekolah, sedangkan Paskibraka menjadi wakil daerah di panggung nasional.
     
    Baik Paskibra maupun Paskibraka sama-sama mengajarkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa cinta Tanah Air. Tak heran, banyak siswa yang bercita-cita jadi anggota Paskibraka karena proses seleksinya yang bergengsi dan penuh kebanggaan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (ANN)

  • BPIP RI gandeng pemuda sebar nilai Pancasila melalui medsos

    BPIP RI gandeng pemuda sebar nilai Pancasila melalui medsos

    Pangkalpinang (ANTARA) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI menggandeng para pemuda untuk bersama-sama menyebarkan nilai-nilai kebaikan Pancasila melalui media sosial agar ideologi tertanam dalam diri pribadi dan terus tumbuh di masyarakat.

    “Kami terus mengajak mereka melakukan hal positif, salah satunya membuat konten untuk disebarkan ke medsos atau platform digital guna menangkal dan menghindari berita buruk, hoaks dan hal-hal negatif yang sudah banyak tersebar di media sosial,” kata Direktur Jaringan dan Pemberdayaan BPIP RI Toto Kurdianto di Pangkalpinang, Jumat.

    Hal ini disampaikan Toto saat menghadiri kegiatan penguatan Relawan Kebajikan Pancasila yang digelar di Pangkalpinang.

    Menurut dia, BPIP mendorong para relawan kebajikan Pancasila di semua daerah, termasuk di Babel, untuk menggerakkan seluruh komponen masyarakat bicara kebaikan dari Pancasila.

    Dengan mengumandangkan hal-hal baik yang berlangsung diyakini akan memperkuat nilai kebaikan yang telah dilakukan, dan hal itu bisa dijadikan konten agar rasa kebudayaan dan kebangsaan selalu ada.

    “Konten seperti itu penting dibuat dan disebarkan dengan cara mereka anak muda ke sesama anak muda agar nilai-nilai baik Pancasila bisa diekspos, itu juga bagian dari Pancasila,” katanya.

    BPIP akan terus menguatkan ideologi Pancasila agar generasi muda benar-benar memahami tentang Pancasila, salah satunya pendidikan Pancasila yang wajib diberikan di sekolah tingkat SD sampai SMA karena dulunya saat pendidikan pancasila dihentikan, banyak anak menanamkan ideologi asing dalam dirinya.

    “Saat kita berhenti bicara Pancasila, akhirnya mereka menanamkan ideologi asing, contohnya berlaku tidak sopan terhadap orang tua, guru, merundung temannya, itu karena ada sesuatu yang hilang dari diri mereka, yaitu Pancasila,” katanya.

    Dengan memberikan pendidikan formal Pancasila, kata dia, generasi muda diajarkan nilai baik dan buruk yang terus diulang agar tidak hilang dari dirinya, sehingga semua hal baik dan positif tertanam dalam keseharian pribadi masing-masing yang diterapkan saat berada di lingkungan dan di tengah masyarakat.

    “Ini harus di ulang terus dengan penguatan-penguatan, hal penting seperti kebudayaan dan gotong royong perlu terus dilakukan dalam keseharian agar tertanam semangat tersebut,” katanya.

    Anggota Komisi XIII DPR Melati Erzaldi mengatakan DPR bermitra dengan BPIP untuk mengimplementasikan Pancasila ke masyarakat agar generasi muda di Babel memiliki karakter berbangsa dan bernegara.

    “Kami bermitra dan saya ditugaskan di komisi 13 terus menjalin kolaborasi untuk menjalankan program-program sosialisasi dan edukasi Pancasila agar nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk generasi. Presiden untuk dibuatkan Undang-undang agar lebih kuat.

    “Ini sedang kita godok dan responnya positif meski sederhana. Dan ini upaya kita agar Pancasila dipahami dan memberikan dampak baik untuk masyarakat,” katanya.

    Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Metode Baru Rayakan Hari Anak Nasional 2025, BPIP Gandeng Sekolah di Cirebon Tanamkan Nilai Pancasila

    Metode Baru Rayakan Hari Anak Nasional 2025, BPIP Gandeng Sekolah di Cirebon Tanamkan Nilai Pancasila

    Dalam penerapan tersebut, siswa tidak hanya sekedar mendengarkan teori namun fokus membangun empati. BPIP katanya, juga melibatkan mahasiswa dari 4 perguruan tinggi di Cirebon sebelum terjun ke lapangan mendampingi rangkaian kegiatan mereka. “Nah, momentum Hari Anak Nasional 2025 ini menjadi penting apalagi temannya luar biasa yakni anak hebat menuju Indonesia emas 2045. Anak Indonesia bersaudara menyiratkan bahwa mereka harus terus menjaga rasa solidaritas menjunjung tinggi rasa kebersamaan,” ujarnya.

    Kepala Sekolah SDN 1 dan 2 Sunyaragi Kota Cirebon Sudarnati mengapresiasi metode baru yang diterapkan BPIP pertama kali di sekolahnya. Ia memastikan metode tersebut akan diterapkan dalam pembelajaran mendalam di sekolah ke depannya.

    Dia menyatakan bahwa, selama ini para siswa hanya mendengarkan teori, tanpa disertai rasa dengan hatinya. Oleh karena itu, pembelajaran mendalam menjadi salah satu metode yang akan dikembangkan di sekolah ini. “Kami sangat bersyukur apalagi penerapan pertama di Cirebon,” ujarnya.

    Sementara itu Kepala Kesbangpol Kota Cirebon Buntoro mengatakan, metode baru penanaman nilai Pancasila tersebut menjadi salah satu percontohan yang akan diterapkan oleh Kesbangpol untuk pembinaan ideologi dan wawasan kebangsaan. “Akan ada optimasi di semua lini kegiatan baik forum kerukunan umat beragama hingga mitra kita di kecamatan,” ujarnya.