Kementrian Lembaga: BPBD

  • 1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

    1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

     

    Liputan6.com, Banten – Seorang remaja dilaporkan hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Minggu pagi (14/9/2025). Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.

    “Kami menerima laporan pada pukul 09.25 WIB dan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan operasi pencarian,” kata Kepala Subseksi Operasi Basarnas Banten Rizky Dwianto, di Serang, Minggu (14/9/2025).

    Rizky menjelaskan, peristiwa remaja terseret ombak terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang remaja sedang berenang di tepi pantai, namun tiba-tiba keduanya tergulung ombak.

    Satu korban bernama M. Virga Herlambang (19) berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, sementara satu rekannya masih dalam pencarian.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue dari Kantor SAR Banten pada pukul 09.43 WIB bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35,8 km dari kantor SAR.

    “Hingga saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian. Cuaca di lokasi dilaporkan cerah dan mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini melibatkan unsur dari Basarnas Banten, BPBD Kabupaten Serang, serta masyarakat sekitar dengan membawa perlengkapan SAR air, peralatan komunikasi, dan medis.

  • 1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

    1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

     

    Liputan6.com, Banten – Seorang remaja dilaporkan hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Minggu pagi (14/9/2025). Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.

    “Kami menerima laporan pada pukul 09.25 WIB dan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan operasi pencarian,” kata Kepala Subseksi Operasi Basarnas Banten Rizky Dwianto, di Serang, Minggu (14/9/2025).

    Rizky menjelaskan, peristiwa remaja terseret ombak terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang remaja sedang berenang di tepi pantai, namun tiba-tiba keduanya tergulung ombak.

    Satu korban bernama M. Virga Herlambang (19) berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, sementara satu rekannya masih dalam pencarian.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue dari Kantor SAR Banten pada pukul 09.43 WIB bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35,8 km dari kantor SAR.

    “Hingga saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian. Cuaca di lokasi dilaporkan cerah dan mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini melibatkan unsur dari Basarnas Banten, BPBD Kabupaten Serang, serta masyarakat sekitar dengan membawa perlengkapan SAR air, peralatan komunikasi, dan medis.

  • Geger Temuan Mayat Pria Tinggal Tengkorak di Pantai Pangi Blitar, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas

    Geger Temuan Mayat Pria Tinggal Tengkorak di Pantai Pangi Blitar, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas

    Blitar (beritajatim.com) – Suasana tenang di pesisir Pantai Pangi, Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, mendadak pecah oleh kengerian. Sesosok mayat laki-laki tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan sebelum akhirnya terdampar di bibir pantai, menggegerkan warga dan nelayan setempat.

    Kondisi jenazah yang ditemukan sangat memprihatinkan. Sebagian besar tubuhnya telah rusak akibat proses pembusukan hebat, bahkan bagian kepala hanya menyisakan tengkorak.

    Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, mengkonfirmasi temuan tersebut saat dihubungi pada Minggu (14/9). “Benar, telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki. Usia diperkirakan antara 30 sampai 40 tahun, ditemukan dalam kondisi sudah rusak akibat pembusukan,” ujarnya.

    Kronologi Penemuan

    Penemuan bermula saat seorang nelayan, Jeki Timo (57), melihat sebuah benda mencurigakan menyerupai tubuh manusia mengapung di laut sekitar pukul 15.35 WIB. Untuk memastikan penglihatannya, ia memanggil dua rekannya, Sunarji Sudariyanto (54) dan Ismaji (47).

    “Ketiganya kemudian mengamati bersama. Setelah arus membawa benda tersebut ke bibir pantai, barulah mereka yakin bahwa itu adalah mayat manusia,” terang Ipda Putut.

    Tanpa menunggu lama, ketiga saksi mata itu segera melaporkan temuan tersebut ke perangkat desa setempat, yang langsung meneruskannya ke Polsek Bakung.

    Upaya Evakuasi dan Identifikasi Buntu

    Sebuah tim gabungan yang terdiri dari Polsek Bakung, Tim Inafis Polres Blitar, Polairud, TNI AL, BPBD Kabupaten Blitar, dan petugas medis dari Puskesmas Bakung segera diterjunkan ke lokasi. Proses evakuasi berjalan lancar, dan jenazah langsung dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, untuk proses visum et repertum.

    Namun, upaya untuk mengungkap identitas korban menemui jalan buntu. Kondisi jenazah yang tidak lagi utuh menjadi kendala utama.

    “Saat ditemukan, korban hanya mengenakan celana jeans tiga perempat warna biru serta sebuah gelang dari kayu berwarna hitam di pergelangan tangan kiri. Upaya identifikasi menggunakan alat MAMBIS tidak membuahkan hasil karena seluruh kulit jari korban telah rusak.” bebernya.

    Barang bukti yang diamankan petugas dari lokasi hanya berupa celana jeans dan gelang yang melekat di tubuh korban. Hingga saat ini, identitas korban masih menjadi misteri. Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat luas yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri tersebut untuk segera melapor ke kantor polisi terdekat atau menghubungi Polres Blitar.

    “Penyelidikan masih terus kami lakukan untuk mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya,” tutup Ipda Putut. [owi/aje]

  • Geger Temuan Mayat Pria Tinggal Tengkorak di Pantai Pangi Blitar, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas

    Geger Temuan Mayat Pria Tinggal Tengkorak di Pantai Pangi Blitar, Polisi Kesulitan Ungkap Identitas

    Blitar (beritajatim.com) – Suasana tenang di pesisir Pantai Pangi, Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, mendadak pecah oleh kengerian. Sesosok mayat laki-laki tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan sebelum akhirnya terdampar di bibir pantai, menggegerkan warga dan nelayan setempat.

    Kondisi jenazah yang ditemukan sangat memprihatinkan. Sebagian besar tubuhnya telah rusak akibat proses pembusukan hebat, bahkan bagian kepala hanya menyisakan tengkorak.

    Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, mengkonfirmasi temuan tersebut saat dihubungi pada Minggu (14/9). “Benar, telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki. Usia diperkirakan antara 30 sampai 40 tahun, ditemukan dalam kondisi sudah rusak akibat pembusukan,” ujarnya.

    Kronologi Penemuan

    Penemuan bermula saat seorang nelayan, Jeki Timo (57), melihat sebuah benda mencurigakan menyerupai tubuh manusia mengapung di laut sekitar pukul 15.35 WIB. Untuk memastikan penglihatannya, ia memanggil dua rekannya, Sunarji Sudariyanto (54) dan Ismaji (47).

    “Ketiganya kemudian mengamati bersama. Setelah arus membawa benda tersebut ke bibir pantai, barulah mereka yakin bahwa itu adalah mayat manusia,” terang Ipda Putut.

    Tanpa menunggu lama, ketiga saksi mata itu segera melaporkan temuan tersebut ke perangkat desa setempat, yang langsung meneruskannya ke Polsek Bakung.

    Upaya Evakuasi dan Identifikasi Buntu

    Sebuah tim gabungan yang terdiri dari Polsek Bakung, Tim Inafis Polres Blitar, Polairud, TNI AL, BPBD Kabupaten Blitar, dan petugas medis dari Puskesmas Bakung segera diterjunkan ke lokasi. Proses evakuasi berjalan lancar, dan jenazah langsung dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, untuk proses visum et repertum.

    Namun, upaya untuk mengungkap identitas korban menemui jalan buntu. Kondisi jenazah yang tidak lagi utuh menjadi kendala utama.

    “Saat ditemukan, korban hanya mengenakan celana jeans tiga perempat warna biru serta sebuah gelang dari kayu berwarna hitam di pergelangan tangan kiri. Upaya identifikasi menggunakan alat MAMBIS tidak membuahkan hasil karena seluruh kulit jari korban telah rusak.” bebernya.

    Barang bukti yang diamankan petugas dari lokasi hanya berupa celana jeans dan gelang yang melekat di tubuh korban. Hingga saat ini, identitas korban masih menjadi misteri. Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat luas yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri tersebut untuk segera melapor ke kantor polisi terdekat atau menghubungi Polres Blitar.

    “Penyelidikan masih terus kami lakukan untuk mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya,” tutup Ipda Putut. [owi/aje]

  • Banjir Bandang Lampung Barat Sapu Puluhan Rumah Akibat 29 Ribu Hektare Hutan Berubah Fungsi

    Banjir Bandang Lampung Barat Sapu Puluhan Rumah Akibat 29 Ribu Hektare Hutan Berubah Fungsi

    Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Suoh sejak Rabu sore membuat Sungai Way Haru meluap. Arus deras membawa lumpur, kayu besar, hingga menghantam permukiman warga.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, mengatakan puluhan rumah rusak berat dan lima di antaranya hanyut terbawa arus.

    “Begitu laporan masuk, tim segera diterjunkan untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir bandang dan longsor,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

    Petugas gabungan dari Polsek Bandar Negeri Suoh, BPBD, Babinsa, aparat kecamatan, hingga warga setempat bergotong royong melakukan evakuasi. 

    Dalam kondisi gelap dan arus deras, mereka menyeberangi sungai demi menyelamatkan penduduk yang terjebak.

    Sedikitnya 80 rumah rusak berat, puluhan sepeda motor terendam, dan satu unit mobil Avanza tertimpa pohon tumbang. Kerugian ditaksir mencapai setengah miliar rupiah, meski beruntung tidak ada korban jiwa. Selain evakuasi, aparat bersama pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan darurat.

    “Kepedulian bersama sangat dibutuhkan agar korban segera bangkit dari dampak bencana ini,” tutup dia.

  • Korban Banjir Nagekeo NTT Keluhkan Dapur Umum Jauh dan Makanan Terbatas

    Korban Banjir Nagekeo NTT Keluhkan Dapur Umum Jauh dan Makanan Terbatas

    Jakarta

    Pengungsi banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan dapur umum yang jauh dari lokasi pengungsian. Dapur umum tersebut berada di Kantor Camat Mauponggo.

    “Jarak dapur umum tiga kilometer,” ungkap salah satu pengungsi, Adrianus Ngala dilansir detikBali, Sabtu (13/9/2025).

    Warga yang rumahnya hanyut dan rusak memilih mengungsi ke rumah-rumah keluarga di kampung tetangga. Ada puluhan pengungsi dari Kampung Sawu. Menurut Adrianus, banyak pengungsi tidak mengambil jatah makanan di dapur umum karena lokasinya terlalu jauh.

    “Jauh ke dapur umum cuma ambil makan satu piring. Saya tidak pergi ambil makanan di dapur umum,” ujarnya.

    Selain jarak yang jauh, warga juga mengeluhkan pelayanan dapur umum. Kondisi ini muncul karena makanan untuk relawan yang membantu mencari korban hanyut akibat banjir tidak tersedia. Relawan tersebut datang dari kabupaten lain.

    “Kemarin pemuda di sini marah. Mereka ke dapur umum ambil makanan untuk orang yang bantu cari korban hilang, tapi belum dimasak,” kata Adrianus.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo, Agustinus Pone, merespons keluhan pengungsi tersebut. Kini, kata Gusti, bantuan makanan dari dapur umum akan diantar ke warga di tempat pengungsian.

    “Kami harus antar menggunakan kendaraan. Rencananya (mulai) hari ini,” kata Gusti melalui sambungan telepon, Sabtu (13/9).

    (fca/fca)

  • Rumah Janda di Krian Ludes Terbakar, Bupati Sidoarjo Siapkan Dana BTT untuk Bangun Ulang

    Rumah Janda di Krian Ludes Terbakar, Bupati Sidoarjo Siapkan Dana BTT untuk Bangun Ulang

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Musibah kebakaran menimpa rumah Nur Hanifah (60), warga Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Sabtu (13/9/2025). Api melahap hampir seluruh bagian rumah hingga roboh, mulai dari teras, ruang tamu, dua kamar tidur, hingga ruang makan. Seluruh isi rumah ludes terbakar, termasuk satu unit motor matic milik anaknya yang hanya menyisakan rangka dan mesin.

    Beruntung, kobaran api tidak sempat menjalar ke dapur. Sejumlah barang seperti kulkas, mesin cuci, dan tabung gas LPG berhasil diselamatkan tim pemadam kebakaran Pemkab Sidoarjo. Kebakaran juga membuat Nur Hanifah mengalami luka akibat terkena sambaran api saat dibopong anaknya keluar rumah. Ia kini dirawat di Rumah Sakit Yapalis Krian.

    Bupati Sidoarjo H. Subandi turut meninjau lokasi kebakaran. Ia memastikan perbaikan rumah korban segera dilakukan menggunakan Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Menurutnya, bantuan dari Baznas Sidoarjo senilai Rp 25 juta tidak cukup untuk membangun kembali rumah yang terbakar total.

    “Tadi kita lihat kondisinya seratus persen terbakar, kalau bantuan Rp 25 juta tidak mampu, tentunya kita gunakan dana BTT agar segera ada perbaikan,” ujar Bupati Subandi.

    Ia juga meminta BPBD Sidoarjo menghitung estimasi biaya perbaikan. Sementara itu, pihak desa diminta bergotong royong membersihkan puing-puing rumah. Subandi menekankan pentingnya perbaikan instalasi listrik agar insiden serupa tidak terulang. “Nanti juga kita benahi instalasinya, karena kita duga instalasi listriknya menjadi penyebab kebakaran,” tegasnya. [kun]

  • Gunung Semeru Erupsi, Letuskan Kolom Abu Setinggi 500 Meter
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 September 2025

    Gunung Semeru Erupsi, Letuskan Kolom Abu Setinggi 500 Meter Surabaya 13 September 2025

    Gunung Semeru Erupsi, Letuskan Kolom Abu Setinggi 500 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Sabtu (13/9/2025) pukul 15.14 WIB.
    Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan, erupsi tersebut menghasilkan letusan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal setinggi 500 meter yang mengarah ke utara dan barat laut.
    Erupsi ini terekam di seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan amplitudo maksimal mencapai 22 milimeter dan berlangsung selama 1 menit 55 detik.
    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 13 September 2025 pukul 15.14 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak,” ungkap petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulisnya.
    Dalam 24 jam terakhir, tepatnya pada Jumat (12/9/2025) dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, PPGA Semeru juga melaporkan adanya 55 kali letusan.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono menyatakan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak dari erupsi yang terjadi.
    Yudhi menambahkan, dengan status Gunung Semeru yang berada di level II atau waspada, aktivitas letusan kecil yang terjadi masih dianggap dalam skala wajar.
    Namun, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tengara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak gunung.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi terjadinya perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
    “Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
    Saat ini, wilayah sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar.
    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Makassar ajukan Rp375 miliar pembangunan kantor DPRD 

    Pemkot Makassar ajukan Rp375 miliar pembangunan kantor DPRD 

    Makassar (ANTARA) – Pemerintah Kota mengajukan anggaran ke Pemerintah Pusat untuk pembangunan ulang Kantor DPRD Makassar usai dibakar massa pascademo berujung kerusuhan pada Jumat malam (29/8) di Jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan.

    “Estimasinya sekitar Rp 375 miliar. Dokumen sudah dikirim dan diterima kementerian PU,” ujar Kepala Dinas Prasarana Umum (PU) Kota Makassar Zuhaelsi Zubir, Sabtu.

    Ia menjelaskan, seluruh dokumen teknis yang diminta Pemerintah Pusat sudah dirampungkan seperti gambaran pembangunan (as built drawing) spesifikasi teknis dan Engineering Design atau DED untuk bangunan eksisting, dan telah diterima Kementerian PU.

    Saat ditanyakan dengan estimasi anggaran yang diajukan tersebut apakah nantinya membangun gedung baru dengan merobohkan bangunan lama pascaterbakar, atau hanya memperbaiki bangunan tersebut, kata dia, belum ada keputusan final.

    “Kami masih menunggu tim dari pusat untuk mensurvei kelayakan termasuk kondisi struktur bangunan, mana layak dipertahankan dan mana yang dirobohkan,” katanya.

    Sejauh ini kondisi bangunan Kantor DPRD Makassar terlihat masih dalam proses pembersihan serta asesmen dari pihak terkait. Selain itu terpasang spanduk dari BPBD Makassar larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan karena struktur bangunan rapuh usai terbakar.

    DPRD sewa kantor Perumas Rp604,4 juta.

    Sementara itu, Sekrertaris Dewan (Sekwan) DPRD Kota Makassar Andi Rahmat Mappatoba menyatakan dari beberapa tempat yang dikunjungi dan disurvei akhirnya dipilih Kantor Perumahan Nasional (Perumnas) di Jalan Letjen Hertasning untuk dijadikan kantor sementara 50 anggota DPRD beserta pegawai.

    Semula harga sewa bangunan tersebut dikabarkan Rp450 juta, namun setelah dinegosiasikan dengan manajemen Perumnas, biaya sewa naik dari Rp450 juta menjadi Rp604,4 juta termasuk di dalamnya biaya asuransi.

    “Melalui penandatanganan perjanjian kesepakatan ini, kami berharap Perumnas tidak lagi membuka negosiasi dengan pihak lain. Ini memberi kepastian DPRD Makassar segera berkantor di Hertasning,” tutur Rahmat.

    Mengenai dengan anggaran sewanya, kata dia, telah dialokasikan masuk dalam APBD Perubahan 2025 agar pembayaran aman serta tidak menemi kendala sebab dananya sudah tersedia.

    Manajemen Perumnas Fransiska Limbong menyampaikan permohonan maaf atas dinamika negosiasi yang prosesnya berjalan agak lama. Kendati demikian, keputusan final dicapai setelah Direksi Perumnas Pusat menginstruksikan agar DPRD diprioritaskan menggunakan kantor tersebut.

    Sedangkan untuk nilai sewa disepakati, lanjut Franisiska menjelaskan, mencakup PPn, Asuransi, dan biaya notaris total sebesar Rp604,4 juta. Penggunaan selama 12 bulan terhitung 1 Oktober 2025-30 September 2026.

    “Ini komitmen Perumnas mendukung keberlanjutan aktivitas DPRD Makassar untuk kembali berkantor. Nilai sewa sudah final dan tidak akan berubah di kemudian hari,” katanya menambahkan.

    Pewarta: M Darwin Fatir
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Tangsel Tanggung Biaya Perawatan Korban Ledakan Gas Pondok Cabe Pamulang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 September 2025

    Pemkot Tangsel Tanggung Biaya Perawatan Korban Ledakan Gas Pondok Cabe Pamulang Megapolitan 13 September 2025

    Pemkot Tangsel Tanggung Biaya Perawatan Korban Ledakan Gas Pondok Cabe Pamulang
    Penulis

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan menjamin seluruh biaya perawatan rumah sakit bagi korban ledakan tabung gas di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, yang terjadi Jumat (12/9/2025) dini hari.
    Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan memastikan pemerintah menanggung penuh pembiayaan medis korban, termasuk yang dirawat melalui BPJS.
    “Untuk seluruh korban yang terluka, insya Allah kami anggarkan, sudah melalui BPJS dan lain sebagainya. Itu untuk penanggulangan yang sakit dulu, itu yang paling penting,” kata Pilar di Tangerang, Sabtu (13/9/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Pilar menjelaskan, saat ini terdapat empat orang korban yang masih menjalani perawatan intensif.
    Salah satunya, seorang pasien dari RS Hermina Ciputat harus dipindahkan ke RS Tarakan Jakarta karena mengalami luka bakar serius.
    “Saat ini suaminya sudah kita rujuk ke RS Tarakan, karena itu luka bakar 100 persen,” ucap Pilar.
    Selain bantuan medis, Pemkot Tangsel juga menyiapkan dukungan logistik bagi warga yang mengungsi di posko Musala Daarun Naiim.
    “Alhamdulillah, oleh BPBD, Dinsos sudah disalurkan untuk beberapa minggu ke depan, seperti kebutuhan bayi, kebutuhan anak, popok bayi, susu dan lain sebagainya, serta makanan, juga ada dapur umum di sini,” katanya.
    Ia menambahkan, tenaga medis dari Dinas Kesehatan Tangsel telah dikerahkan untuk memantau kesehatan para pengungsi.
    Pemerintah juga berencana menyediakan hunian sementara bagi warga terdampak.
    “Sekarang mereka masih mengungsi di musala terdekat. Insya Allah nanti yang membutuhkan tempat untuk bernaung kita carikan tempat sementara, kita sewakan,” ujar Pilar.
    Tim Peneliti Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri menduga ledakan berasal dari tabung gas elpiji berukuran 12 kilogram dan 5 kilogram.
    Kasubdit Metalurgi Forensik Puslabfor Polri Kompol Heriyandi menjelaskan, tim menemukan satu tabung 12 kg dan tiga tabung 5 kg di lokasi kejadian.
    “Ada tabung gas 12 kilogram satu buah, kemudian tabung gas 5 kilogram itu tiga buah,” ucapnya.
    Selain itu, barang bukti berupa selang regulator, kompor gas, serta material yang terbakar turut diamankan.
    “Ada selang regulator sama kompor gas satu buah, kemudian ada bahan-bahan yang sudah bekas terbakar,” jelas Heriyandi.
    Meski demikian, penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan sumber pasti ledakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.