Kementrian Lembaga: BPBD

  • Sebuah pohon tumbang di Rawa Barat

    Sebuah pohon tumbang di Rawa Barat

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah petugas gabungan melakukan penanganan terhadap sebuah pohon yang tumbang di Jalan Ciasem III, RW 04, Kelurahan Rawa Barat, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    “Penyebab karena hujan dan intensitas lebat, disertai angin kencang,” kata Komandan Pleton Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Selatan Muhammad Nur saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Lurah Rawa Barat, Merinta Hendri Purnomo mengatakan, pohon berjenis Glodogan Tiang ini tumbang sekitar pukul 12.21 WIB akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang.

    “Pohon setinggi 12 meter dengan diameter 75 sentimeter itu tumbang dan mengenai kabel-kabel udara di bawahnya,” katanya.

    Petugas gabungan itu terdiri dari BPBD, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Rawa Barat dan Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan.

    Dalam melakukan penanganan pohon tumbang itu, pihaknya mengerahkan sembilan personil PPSU dibantu enam personel Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan.

    Hendri menambahkan, evakuasi yang dilakukan dengan menggunakan alat manual serta mesin tersebut selesai dilakukan pada pukul 13.35 WIB.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, untuk kabel-kabel yang terdampak sudah kami minta penanganannya oleh pihak terkait,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Lumajang (beritajatim.com) – Fenomena kemarau basah yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meningkatkan sejumlah risiko bencana hidrometeorologi.

    Intensitas curah hujan sedang hingga tinggi selama masa kemarau basah tercacatat sudah menyebabkan beberapa titik wilayah Lumajang terlanda bencana tanah longsor hingga banjir genangan.

    Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah masih akan berlangsung hingga Oktober 2025.

    Selain itu, terdapat juga potensi pohon tumbang hingga banjir lahar Gunung Semeru yang harus ikut diwaspadai.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan sejumlah titik wilayah Lumajang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) sesuai potensinya.

    Wilayah rawan longsor dan pohon tumbang diantaranya seperti di Desa Argosari, Ranupane dan Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Bencana longsor juga sering melanda kawasan jalur Piket Nol yang menghubungkan Lumajang-Malang.

    Sementara itu, untuk wilayah yang rawan banjir genangan titiknya meliputi Kecamatan Rowokangkung dan Sukodono.

    Sedangkan ancaman banjir lahar tersebar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru seperti sungai Curah Kobokan, sungai Glidik, sungai Besuk Sat, hingga sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, imbas curah hujan yang turun di musim kemarau atau dikenal dengan kemarau basah sudah menyebabkan beberapa bencana melanda wilayah Lumajang.

    Diakui, bencana yang paling sering terjadi belakang ini salah satunya longsoran material seperti di jalur Piket Nol.

    Selain itu, banjir genangan akibat hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga sering melanda wilayah kota Lumajang.

    “Imbasnya terjadi longsor di Piket Nol, terus juga banjir seperti di Desa Kutorenon, utamanya Dusun Biting, dengan luapan sungai Curah Menjangan dengan Kali Biting. Ini sering merendam sekitar 60 sampai 100 rumah warga,” terang Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Menurutnya, kesiapsiagaan masyarakat, utamanya warga yang tinggal di kawasan rawan menjadi penting diperhatikan.

    Sebagai antisipasi, koordinasi juga dilakukan BPBD Lumajang dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) agar selalu memantau informasi cuaca dan melaporkan jika terjadi kondisi darurat.

    Selain itu, penempatan relawan di sejumlah titik rawan juga ikut dilakukan untuk membantu pemantauan serta melaporkan perkembangan berkala.

    “Penting untuk diwaspadai semua potensi bencana selama masa kemarau basah ini, jadi kami imbau masyarakat untuk tetap waspada mengikuti arahan pihak berwenang dan menjaga keselamatan diri,” ungkap Yudhi. (has/but)

  • Dua rumah hancur dan dua korban luka bakar akibat ledakan gas tiga kilogram di Bandung

    Dua rumah hancur dan dua korban luka bakar akibat ledakan gas tiga kilogram di Bandung

    Selasa, 16 September 2025 12:00 WIB

    Kondisi sudut sebuah rumah yang hancur di lokasi ledakan gas tiga kilogram di Babakansari, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/9/2025). Sebanyak dua rumah hancur serta dua orang korban luka bakar dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin akibat ledakan gas tiga kilogram yang diduga karena adanya kebocoran tabung gas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU

    Petugas BPBD Kota Bandung memeriksa kondisi sebuah rumah yang hancur di lokasi ledakan gas tiga kilogram di Babakansari, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/9/2025). Sebanyak dua rumah hancur serta dua orang korban luka bakar dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin akibat ledakan gas tiga kilogram yang diduga karena adanya kebocoran tabung gas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU

    Anggota Inafis Polrestabes Bandung melakukan identifikasi di lokasi ledakan gas tiga kilogram di Babakansari, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/9/2025). Sebanyak dua rumah hancur serta dua orang korban luka bakar dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin akibat ledakan gas tiga kilogram yang diduga karena adanya kebocoran tabung gas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPBD percepat penanganan banjir di Jaksel

    BPBD percepat penanganan banjir di Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mempercepat penanganan banjir di Jakarta Selatan sehingga kini tinggal empat rukun tetangga (RT) yang masih terendam.

    “Kami mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan berkoordinasi dengan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Yohan mengatakan bahwa banjir sempat merendam 18 RT di enam kelurahan yang berada di Jakarta Selatan yaitu di Kelurahan Pela Mampang, Pesanggrahan, Pancoran, Bintaro, Petukangan Utara dan Kelurahan Ulujami.

    Ia menjelaskan, saat ini 14 RT sudah surut, yakni 12 RT di Kelurahan Pela Mampang, satu RT di Kelurahan Pesanggrahan dan satu RT di Kelurahan Pancoran.

    “Kami targetkan genangan dapat surut dalam waktu cepat,” ujarnya.

    Kemudian, kata Yohan, masih terdapat empat RT di tiga kelurahan yang masih terendam banjir yaitu satu RT di Kelurahan Bintaro dengan ketinggian 30 cm, satu RT di Kelurahan Petukangan Utara ketinggian 30 cm, dan dua RT di Kelurahan Ulujami dengan ketinggian 50 cm.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengendara Motor Terjun ke Sungai Bangsal Mojokerto, Beruntung Korban Selamat 

    Pengendara Motor Terjun ke Sungai Bangsal Mojokerto, Beruntung Korban Selamat 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang pengendara sepeda motor terjun bebas ke sungai usai mengalami kecelakaan tunggal di Jembatan Sungai Bangsal, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Selasa (16/9/2025) dini hari. Beruntung korban selamat dan hanya mengalami luka ringan.

    Korban diketahui bernama Muhammad Andrean warga Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.

    Saat kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, ia mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z nopol L 2560 BE tiba-tiba terjun ke sungai. Beruntung, korban masih dalam kondisi sadar.

    Usai terjatuh, ia bahkan sempat berdiri, meminta pertolongan warga, lalu berjalan sendiri menuju Klinik Pratama SPN Polda Jatim yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian.

    Dari klinik tersebut, korban kemudian dirujuk ke RS Sidowaras Kecamatan Bangsal untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Salah satu saksi mata, Rubiah, mengatakan dirinya baru mengetahui ada motor di sungai ketika hendak berangkat ke pasar.

    “Saya lihat motor langsung masuk sungai pas mau ke pasar. Karena buru-buru, saya nggak berhenti. Pulangnya saya cek, ternyata benar ada motor,” ungkapnya.

    Sementara itu, warga bersama relawan dan tim Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto melakukan evakuasi terhadap motor korban dari dasar sungai.

    Proses berlangsung cukup sulit karena kendaraan tersangkut batu serta tangki bensin mengeluarkan cairan.

    “Dengan gotong-royong serta bantuan bambu, motor korban akhirnya berhasil diangkat dari sungai sedalam lebih dari 10 meter,” jelas Komandan Regu Pos 1 Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Sukamto. [tin/ted]

  • Pemancing di Jombang Temukan Mayat di Sungai Gunting

    Pemancing di Jombang Temukan Mayat di Sungai Gunting

    Jombang (beritajatim.com) – Seorang pemancing yang sedang beraktivitas di Sungai Gunting, Dusun Tragal, Desa Kedungpapar, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, dikejutkan dengan penemuan mayat laki-laki yang mengapung, Selasa (16/9/2025).

    Temuan tersebut langsung menggemparkan warga sekitar yang segera melaporkan kejadian itu ke perangkat desa. Tidak lama setelah laporan diterima, pihak Polsek Sumobito dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang langsung bergerak menuju lokasi.

    Sesampainya di sana, petugas mengevakuasi mayat tanpa identitas tersebut dengan hati-hati. Mayat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantung berwarna oranye dan dibawa ke pinggir sungai. Lalu dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang.

    Warga yang berada di sekitar lokasi evakuasi terlihat memadati tempat tersebut untuk menyaksikan jalannya pengangkatan jenazah. Kapolsek Sumobito, AKP Bagus Tejo Purnomo, juga turun langsung ke lokasi untuk memimpin evakuasi dan meminta keterangan dari beberapa saksi yang ada.

    “Mayat tersebut ditemukan oleh seorang pemancing yang pertama kali melihat bagian kepala korban yang mengapung di permukaan sungai. Setelah diperiksa lebih dekat, ternyata itu adalah mayat manusia. Tentu saja, pemancing tersebut kaget,” ungkap AKP Bagus Tejo Purnomo.

    Hingga saat ini, identitas mayat tersebut belum diketahui. Polisi menyatakan bahwa mereka belum bisa memastikan penyebab kematian atau identitas korban karena masih menunggu hasil autopsi. “Kami belum bisa memastikan identitas dan penyebab meninggalnya korban karena masih menunggu hasil autopsi,” ujar Kapolsek.

    Keberadaan mayat tanpa identitas ini tentunya memunculkan berbagai pertanyaan di masyarakat. Sejauh ini, penyelidikan terus dilakukan, dan petugas berharap dapat segera menemukan petunjuk yang dapat mengungkap siapa korban dan bagaimana ia bisa ditemukan di sungai tersebut. [suf]

  • 2 RT di Jaksel Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air 40 Cm

    2 RT di Jaksel Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air 40 Cm

    Jakarta

    Banjir di Jakarta Selatan (Jaksel) sudah mulai surut sore ini. Namun ada dua RT di Jaksel yang masih tergenang banjir akibat curah hujan tinggi.

    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di dua RT,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).

    Data lokasi banjir itu berdasarkan data pukul 16.00 WIB. Ketinggian banjir mencapai 40 cm di Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan.

    Sebelumnya, per pukul 15.00 WIB, terdapat 12 RT di Pela Mampang yang masih terendam banjir. Saat ini banjir di 12 RT tersebut dilaporkan telah surut.

    BPBD DKI Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah. BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir.

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam nonstop,” ujarnya.

    Berikut rincian titik banjir per hari ini pukul 16.00 WIB. Terdapat 2 RT di Jakarta Selatan yang terdiri dari:

    -Kel. Pancoran : 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Cideng

    – Kel. Petukangan Utara : 1 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Keuangan

    (bel/lir)

  • 12 RT di Jakarta Selatan Banjir Imbas Hujan Deras dan Luapan Kali Mampang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    12 RT di Jakarta Selatan Banjir Imbas Hujan Deras dan Luapan Kali Mampang Megapolitan 16 September 2025

    12 RT di Jakarta Selatan Banjir Imbas Hujan Deras dan Luapan Kali Mampang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebanyak 12 RT di Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, terendam banjir pada Selasa (16/9/2025) siang.
    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 12 RT di Kelurahan Pela Mampang,” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, dalam keterangannya, Selasa.
    Ketinggian banjir di 12 RT ini berkisar di 30 hingga 70 sentimeter (cm).
    Yohan mengatakan, banjir ini disebabkan oleh luapan Kali Mampang saat hujan deras.
    “Penyebab genangan karena curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang,” kata Yohan.
    Selain 12 RT tersebut, genangan juga ditemukan di Jalan Cipulir, tepatnya di depan Pasar Cipulir. Namun, saat ini genangan di lokasi tersebut sudah surut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah Megapolitan 16 September 2025

    Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Suasana pengungsian korban kebakaran di RPTRA Planet Senen, Jakarta Pusat, pada Selasa (16/9/2025) siang, tampak ramai.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, anak-anak terlihat berlarian di halaman, sebagian duduk menggambar bersama relawan, sementara lainnya mengikuti kegiatan konseling yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta.
    Namun, di balik keceriaan itu, tersimpan duka karena mereka tak bisa bersekolah seperti biasa. Seluruh perlengkapan belajar hangus terbakar dalam kebakaran yang menghanguskan 36 rumah pada Senin (15/9/2025) dini hari.
    Rizky (12), siswa SMP, mengaku sedih kehilangan tas dan peralatan sekolahnya.
    “Buku sama tas aku kebakar semua. Jadi sekarang enggak bisa belajar kayak biasa,” ujarnya lirih saat ditemui
    Kompas.com
    , Selasa.
    Meski begitu, Rizky berusaha tetap ceria dengan bermain bersama teman-temannya di area pengungsian.
    “Sekarang main dulu di sini. Guru katanya nanti bantuin seragam sama buku lagi,” tambahnya.
    Hal serupa dirasakan Amel (13), teman sebaya Rizky yang juga duduk di bangku SMP. Semua perlengkapan sekolah miliknya ikut terbakar.
    “Seragam aku kebakar semua, sepatu juga enggak ada. Jadi enggak bisa sekolah dulu,” kata Amel.
    Meski demikian, ia tetap semangat mengikuti kegiatan yang digelar relawan di pengungsian.
    “Di sini bisa main bareng teman-teman. Ada kakak-kakak relawan yang ngajarin bikin kerajinan juga. Jadi enggak bosan banget,” ujarnya sambil tersenyum.
    Sila (32), salah satu warga terdampak, mengatakan, beberapa guru sekolah sudah mendatangi lokasi pengungsian sehari setelah kebakaran.
    “Guru-guru datang ke sini, mereka bilang nanti anak-anak akan dibantu perlengkapan sekolahnya. Dinas Sosial juga janji kasih seragam dan alat tulis,” ucap Sila.
    Relawan dan petugas PPAPP juga rutin mengajak anak-anak bermain serta memberikan layanan konseling agar mereka tetap bersemangat di tengah kondisi sulit.
    Sebelumnya diberitakan sebanyak 335 jiwa dari 85 kepala keluarga terdampak, terdiri dari 29 balita, 63 anak-anak, 226 orang dewasa, serta 17 lansia.
    Dari jumlah itu, terdapat 28 anak SD, 13 anak SMP, dan 17 anak SMA yang juga kehilangan tempat tinggal.
    Saat ini warga mengungsi di RPTRA Planet Senen. Mereka menempati tiga tenda darurat, satu dari BPBD DKI Jakarta dan dua dari Dinas Sosial.
    Di dalam tenda, warga tidur beralaskan tikar dengan kipas angin berdiri untuk menjaga sirkulasi udara. Barang-barang pribadi yang tersisa ditumpuk rapi di sudut tenda.
    Meski bantuan logistik mulai berdatangan, warga berharap segera ada kepastian soal hunian.
    Sementara itu, anak-anak korban kebakaran masih harus menunda aktivitas belajar hingga perlengkapan sekolah mereka diganti.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Rendam 12 RT di Jaksel, Tinggi Air Capai 70 Cm

    Banjir Rendam 12 RT di Jaksel, Tinggi Air Capai 70 Cm

    Jakarta

    Sebanyak 12 wilayah rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan (Jaksel) dilanda banjir sore ini akibat curah hujan tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan ketinggian air mencapai 70 cm.

    “BPBD mencatat saat ini terdapat 12 RT yang tergenang,” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).

    Yohan menjelaskan banjir disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang. Banjir per pukul 15.00 WIB itu menggenangi 12 RT di Kelurahan Pela Mampang dengan ketinggian banjir yang bervariasi, antara 30 hingga 70 cm.

    Sebelumnya terdapat 1 ruas jalan yang tergenang dan sudah surut, yaitu di Jalan Ciledug Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Sejauh ini, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk menyedot genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama para lurah dan camat setempat. Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat.

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ucapnya.

    Berikut rincian titik banjir per hari ini pukul 15.00 WIB. Terdapat 12 RT di Kelurahan Pela Mampang, Jaksel yang tinggi banjirnya sekitar 30-70 cm. Banjir disebabkan curah Hujan Tinggi dan luapan Kali Mampang.

    (bel/jbr)