Kementrian Lembaga: BPBD

  • Dampak Banjir Malang Selatan, Ratusan Rumah Tergenang, BPBD Kerahkan Tim Tambahan

    Dampak Banjir Malang Selatan, Ratusan Rumah Tergenang, BPBD Kerahkan Tim Tambahan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memberangkatkan Tim II Pendukung untuk membantu menormalisasi kondisi pasca banjir di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan. Kedua kecamatan yang berada di wilayah selatan Malang ini menjadi titik terparah terdampak banjir.

    “Hujan tadi malam mengakibatkan sungai penguluran di Desa Sitiarjo meluap. Ketinggian air mencapai 1,5 meter dan menggenangi sebagian rumah warga dan akses jalan raya,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Menurut Sadono, pihaknya hari ini mengerahkan Tim II untuk mempercepat penanganan banjir di Desa Sitiarjo dan Desa Kedungbanteng. Proses identifikasi dampak masih dilakukan, namun berdasarkan skenario terburuk, ratusan rumah warga tergenang air dan lumpur sisa banjir.

    Di Dusun Krajan Tengah, terdapat 705 jiwa atau 240 kepala keluarga (KK) terdampak. Di Dusun Krajan Kulon ada 411 jiwa atau 163 KK, Dusun Krajan Wetan sebanyak 648 jiwa atau 250 KK, dan Dusun Rowoterate dihuni 464 jiwa atau 177 KK.

    “Kondisi saat ini air sudah surut. Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, dan Balai PU Bina Marga Provinsi terkait pembersihan dampak banjir di jalan. Termasuk pengurasan sumur warga terdampak,” jelasnya.

    Selama proses pembersihan, BPBD dibantu TNI-Polri, PMI Kabupaten Malang, SAR Awangga, Malang Selatan Rescue, relawan, serta masyarakat. Upaya ini difokuskan pada pembersihan akses jalan, rumah warga, dan sarana umum yang sempat lumpuh akibat banjir. [yog/ian]

  • Banjir dan Tanah Longsor Terjang Malang Selatan, Warga Dihimbau Waspada

    Banjir dan Tanah Longsor Terjang Malang Selatan, Warga Dihimbau Waspada

    Malang (beritajatim.com) – Banjir dan tanah longsor mulai melanda wilayah Kabupaten Malang dibagian Selatan. Memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan saat ini, masyarakat pun dihimbau lebih waspada.

    Banjir terjadi pada Sabtu (20/9/2025) pagi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang akibat luapan sungai penguluran.

    Sungai tersebut juga melintasi wilayah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Dampak luapan, mengakibatkan banjir menggenangi rumah warga di di Dusun Palung, Dusun Krajan Kulon dan Dusun Rowotrate. Dimana ketiga dusun itu, masuk wilayah Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

    Luapan sungai penguluran disertai hujan deras dari hulu sungai itu, berimbas pada kawasan desa terdekat yakni Desa Sidodadi (Dusun Umbul Rejo) dan Desa Gajahrejo (Dusun Bajul Mati), Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.

    Dampaknya, terdapat 25 rumah warga di Desa Sidodadi, Dusun Umbul Rejo di RT 14 RW 05 yang tergenang air setinggi 60 centi. Sementara di Desa Gajahrejo, Dusun Bajul Mati, RT 41 RW 05, terdapat 20 rumah warga yang tergenang air setinggi 60 centimeter.

    “Tidak ada korban jiwa. Saat ini assessment masih terus kami lakukan. Kami menghimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada jika hujan turun sewaktu waktu,” ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Sadono mengatakan, selain banjir juga terjadi tanah longsor di Dusun Sumbertangkil, RT 03, 06, 07, 09 Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

    “Hujan sejak tadi malam sampai dini hari di Wilayah Kabupaten Malang bagian selatan yang diduga menjadi pemicu terjadinya tanah longsor di Desa Sumbertangkil. 4 Rumah terdampak tanah longsor masih dalam proses assessment,” tegas Sadono. (yog/ian)

  • World Cleanup Day 2025 di Kediri, Mbak Wali Tuangkan Eco Enzym ke Sungai Brantas

    World Cleanup Day 2025 di Kediri, Mbak Wali Tuangkan Eco Enzym ke Sungai Brantas

    Kediri (beritajatim.com) – Memperingati World Cleanup Day 2025, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati bersama Wakil Wali Kota Qowimuddin dan jajaran menuangkan cairan eco enzym ke Sungai Brantas, Sabtu (20/9/2025). Peringatan tahun ini mengusung tema Bersih Sungaiku, Indah Alamku dan melibatkan perwakilan perguruan tinggi, pelajar, komunitas lingkungan, komunitas hijau daun, komunitas eco enzym, serta bank sampah.

    Eco enzym merupakan cairan organik hasil fermentasi limbah dapur seperti kulit buah dan sayur yang dicampur dengan gula merah dan air. Cairan ini bermanfaat bagi ekosistem sungai karena mampu mengurai polutan, menetralkan bahan kimia berbahaya, serta meningkatkan kadar oksigen dalam air. Dengan begitu, ikan dan biota sungai bisa hidup lebih sehat, sekaligus memperbaiki kualitas air sungai.

    “Saat ini kita memperingati World Cleanup Day dimana kita semua bersih-bersih mulai dari tingkat kelurahan. Kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting. Selain melakukan aksi nyata ini juga membangun kesadaran kita bahwa kebersihan lingkungan ini jadi tanggung jawab bersama,” ujar Vinanda.

    Pada kesempatan itu, Vinanda juga mengajak komunitas peduli lingkungan dan bank sampah untuk mengedukasi masyarakat soal pengelolaan sampah. Komunitas bank sampah di Kediri terbukti berhasil mengolah kulit buah dan sayuran menjadi eco enzym yang bermanfaat. Selain membantu membersihkan sungai, cairan ini juga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring maupun pakaian. Tak hanya itu, bank sampah juga mampu memproduksi kompos yang berguna untuk tanaman sekaligus bernilai ekonomi.

    “Hal ini harus disosialisasikan terus kepada masyarakat sehingga mereka paham cara memilah dan mengelola sampah dengan baik. Saya bersyukur ada komunitas bank sampah yang telah berinovasi mengelola sampah sehingga memiliki banyak manfaat. Saya harap pemilahan dan pengelolaan sampah ini semakin masif di tingkat masyarakat,” ungkapnya.

    Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Qowimuddin beserta jajaran menuangkan cairan eco enzym di Sungai Brantas. [Foto: Nanang/Beritajatim.com]Wali kota termuda di Indonesia ini menegaskan bahwa peringatan World Cleanup Day bukan hanya momentum seremonial. Menurutnya, kebersihan lingkungan harus menjadi gaya hidup sehari-hari bagi seluruh masyarakat Kota Kediri.

    “Momen ini menjadi semangat baru bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Mari bersama-sama kita peduli terhadap kebersihan lingkungan kita. Semua kita mulai dari diri kita sendiri,” tegasnya.

    Usai menuangkan eco enzym ke Sungai Brantas, seluruh peserta melanjutkan aksi bersih-bersih di sekitar aliran sungai. Vinanda juga meninjau kerja bakti di RW 1 Kelurahan Mojoroto dan ikut terjun langsung membersihkan lingkungan bersama warga.

    Turut mendampingi kegiatan ini, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala DLHKP Imam Muttakin, Kalaksa BPBD Joko Arianto, Camat Mojoroto Bambang Tri, Camat Kota Bagus Hermawan, perwakilan OPD terkait, dan sejumlah tamu undangan. [nm/ian]

  • Hujan Semalam, Rumah Warga di Tiga Dusun Terdampak Banjir

    Hujan Semalam, Rumah Warga di Tiga Dusun Terdampak Banjir

    Malang (beritajatim.com) – Hujan intensitas sedang hingga deras pada Sabtu (20/9/2025) dini hari berdampak meluapnya Sungai Penguluran di Desa Sitiarjo,
    Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

    Akibatnya, luapan sungai mengakibatkan banjir menggenangi rumah warga yang ada di tiga Dusun.

    “Hujan dengan intensitas sedang hingga deras sejak Sabtu malam hari di hulu sungai penguluran, Kecamatan Sumbermanjing wetan menyebabkan debit air meningkat. Sehingga air meluap ke rumah warga serta membawa material berupa bebatuan dan batang pohon, sehingga menutupi sebagian badan jalan,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Adapun rumah warga tergenang air dan lumpur sisa banjir semalam, kata dia, berada di Dusun Palung, Dusun Krajan Kulon dan Dusun Rowotrate.

    Menurut Sadono, logistik sementara yang sudah di distribusikan yakni makanan siap saji, makanan tambahan gizi, lauk pauk, juga
    alat kebersihan keluarga.

    “Kondisi saat ini sudah kita lakukan pembersihan jalan utama Sitiarjo, pendataan jumlah warga dan pembersihan rumah warga,” pungkasnya. (yog/ian)

  • 2 Pelajar Tenggelam di Sungai Cisadane Ditemukan Tewas Berpelukan

    2 Pelajar Tenggelam di Sungai Cisadane Ditemukan Tewas Berpelukan

    Jakarta

    Dua pelajar FI (14) dan RA (14) tewas tenggelam dan ditemukan dalam kondisi berpelukan di Sungai Cisadane, Kota Bogor. Kejadian berawal ketika kedua korban berenang dan disaksikan tiga temannya.

    “Untuk kronologisnya seperti disampaikan di awal, awalnya ada lima sekawan sedang bermain. Nah dua ananda kita ini (FI dan RA) berenang, mulai dari ujung ke ujung lagi, kembali lagi, kembali lagi, tapi pas mau kembali lagi dari ujung, ya qodarullah mungkin kondisinya lemas (kemudian tenggelam),” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Dimas Tiko, Jumat (19/9/2025) malam.

    Satu dari tiga teman kedua korban, kata Dimas, sempat menceburkan diri untuk menolong FI dan RA yang tenggelam. Akan tetapi kedua korban terus tenggelam, karena teman yang menolongnya tidak kuat mengangkat akibat lemas.

    “Satu orang temannya sempat berenang menolong korban, tetapi terlepas karena tidak kuat. Kemudian dua teman lainnya mengambil batang bambu untuk menolong, tetapi kedua korban sudah tidak terlihat (tenggelam,red),” kata Dimas.

    “Akhirnya mereka bertiga meminta tolong kepada warga,” lanjutnya.

    Tim BPBD Kota Bogor, kata Dimas, menerima laporan sekitar pukul 17.00 WIB. Tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian, mulai dari pemantauan visual, pemasangan jaring, hingga penyelaman meskipun kondisi gelap karena malam hari.

    “Sementara malam ini kita coba lakukan penyelaman terbatas karena memang kondisi di lokasi tidak terlalu memungkinkan, tetapi yang pasti selain kita lakukan visualisasi kita juga pasang jaring di lokasi lokasi terdekat,” kata Dimas.

    Ditemukan Tewas Berpelukan

    Sekitar pukul 20.20 WIB atau sekitar 4 jam setelah kejadian, tim penyelam dari SAR gabunga menemukan kedua korban dalam kondisi meninggal dunia pada kedalaman tiga meter. Kedua korban ditemukan sedang berpelukan di dasar sungai.

    “Pada pukul 20.20 WIB dua korban ananda Raja (RA) dan Fikar (FI) berhasil dievakuasi oleh tim penyelamatan dukungan, baik potensi SAR dari Kota dan Kabupaten Bogor. Saat ini kedua korban diantarkan ke rumahnya masing-masing,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Dimas Tiko, Jumat (19/9/2025) malam.

    Jasad FI dan RA ditemukan tim yang melakukan penyelaman pada kedalaman 3 meter di tengah aliran Sungai Cisadane. Kedua korban ditemukan sedang berpelukan di dasar sungai.

    “Kedua korban ditemukan penyelam dalam kondisi berpelukan, kedalamannya tiga meter. Kondisinya sedang (berpelukan), ya mungkin saat kejadian sedang saling tolong menolong, mereka berpelukan. Tim evakuasi mengangkat mereka bersamaan,” kata Dimas.

    (sol/azh)

  • Hilang Usai Terseret Arus Sungai Bengawan Solo, Penghuni Panti Sosial Ditemukan Meninggal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 September 2025

    Hilang Usai Terseret Arus Sungai Bengawan Solo, Penghuni Panti Sosial Ditemukan Meninggal Regional 19 September 2025

    Hilang Usai Terseret Arus Sungai Bengawan Solo, Penghuni Panti Sosial Ditemukan Meninggal
    Tim Redaksi
    WONOGIRI, KOMPAS.com
    – Jasad Tri Widodo (36), seorang penghuni panti sosial asal Desa Soka, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, ditemukan setelah dilaporkan hilang terseret arus Sungai Bengawan Solo.
    Korban ditemukan pada Jumat (19/9/2025) sore, sekitar 500 meter dari titik hilangnya Tri.
    Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, mengungkapkan bahwa jasad korban ditemukan di pinggir aliran sungai dalam kondisi meninggal dunia.
    “Tadi sore jasad korban ditemukan di pinggir aliran Bengawan Solo dalam kondisi meninggal dunia. Jarak lokasi penemuan diperkirakan sekitar 500 meter dari titik awal korban diduga tenggelam,” kata Anom.
    Hasil pemeriksaan medis memastikan bahwa korban meninggal murni karena tenggelam.
    Tim medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
    Setelah dievakuasi, jenazah Tri Widodo dibawa ke RSUD Wonogiri untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada keluarga.

    Sebelumnya, Tri Widodo dilaporkan hilang setelah berenang di sungai pada Kamis (18/9/2025) sore.
    Hingga Jumat (19/9/2025), tim pencarian gabungan dari BPBD Wonogiri dan SAR masih mencari keberadaan jasadnya.
    Peristiwa ini bermula ketika Tri Widodo berpamitan untuk berenang di sungai dengan cara melompati pagar yayasan.
    Hanya pakaian korban yang ditemukan di tepi sungai, sementara arus air di Sungai Bengawan Solo pada saat itu cukup deras.
    Setelah laporan hilangnya Widodo diterima, pihak kepolisian berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR untuk melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai.
    “Kami sudah menurunkan tim bersama BPBD, SAR, dan warga untuk menyisir lokasi. Hingga pukul 22.00 WIB korban belum ditemukan,” jelas Anom.
    Tim gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jasad Tri Widodo yang telah ditemukan, menandai akhir pencarian yang penuh harapan bagi keluarga dan pihak-pihak yang terlibat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Plosolor Kediri Masih Khawatir Pemasangan Filter Air Tercemar

    Warga Plosolor Kediri Masih Khawatir Pemasangan Filter Air Tercemar

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 21 kepala keluarga (KK) di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, masih menghadapi persoalan pencemaran air sumur sejak awal 2025. Air sumur warga berubah keruh, berbau, dan tidak layak konsumsi.

    Pemerintah bersama DPRD, BPBD, DLH Kabupaten Kediri, serta PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho berupaya mencari solusi, salah satunya melalui pemasangan filter air berkapasitas 4.000 liter.

    Kepala Desa Plosolor, Pujiyono, menyampaikan bahwa filter tersebut merupakan bantuan dari Baznas dan akan dipasang di lokasi dengan luas minimal 3×3 meter.

    “Sekarang yang dipikirkan lokasi. Lokasi yang paling luas ada di tempat sulis, katim, edi, fajar bekas pos kamling. Diberi waktu 1 minggu. Hasilnya lokasinya akan disampaikan di BPBD, DPRD,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

    Meski begitu, sebagian warga tetap merasa ragu. Hendra Kurniawan (36), salah seorang warga terdampak, menilai solusi pemasangan filter kurang tepat. “Kalau saya pribadi nggak setuju. Ya masak air tercemar difilter. Tapi kalau warga banyak yang setuju ya sudah,” ucapnya.

    Namun ada pula warga yang mendukung rencana pemasangan tersebut. Munaim menilai langkah itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Kediri.

    “Kalau memang hasilnya baik, oke-oke saja. Dari pemerintah kabupaten sudah memberikan solusi, kita lihat dulu hasilnya nanti bagaimana. Kalau berhasil bisa ditambah lagi. Tapi kalau ternyata tidak memberikan solusi, ya biar dicari solusi lain yang lebih baik,” jelasnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menyatakan pencemaran air sumur di Desa Plosolor tidak hanya dipicu oleh limbah blotong, melainkan juga faktor lingkungan seperti vulkanik dan tingginya curah hujan.

    Ia menegaskan air sumur yang ada saat ini tidak layak konsumsi. “Jadi hasil lab air itu hanya bisa untuk mandi dan cuci, karena mengandung Fe, Mn, Coliform,” ungkapnya.

    Pihaknya siap melakukan uji laboratorium kembali pasca pemasangan filter untuk menjawab kekhawatiran warga. “Kekhawatiran masyarakat bisa dijawab setelah digunakan, dilihat perkembangannya,” tambah Putut.

    Pemasangan filter akan dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kediri setelah laporan titik lokasi diserahkan kepala desa pada Senin (22/9/2025) mendatang. [nm/suf]

  • Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan Air Bersih dan Pangan untuk Warga Terdampak Kemarau

    Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan Air Bersih dan Pangan untuk Warga Terdampak Kemarau

    Mojokerto (beritajatim.com) – Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Mojokerto mulai menimbulkan dampak serius terhadap ketersediaan air bersih bagi warga. Menyikapi kondisi ini, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra turun langsung menyerahkan bantuan darurat di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Jumat (19/9/2025).

    Bantuan yang disalurkan meliputi 90 tangki truk air bersih, 150 paket beras ukuran 5 kilogram, 100 paket perlengkapan masak, serta 50 buah jerigen. Distribusi dilakukan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat kekeringan.

    Penyerahan bantuan berlangsung di Balai Desa Manduro Manggung Gajah dan dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Ngoro. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan solusi nyata bagi warga terdampak.

    Dalam kesempatan itu, Bupati yang akrab disapa Gus Barra menyampaikan bahwa pemerintah daerah tidak hanya fokus pada penanganan jangka pendek, tetapi juga tengah menyiapkan langkah berkelanjutan. “Ini nanti ada setiap hari, sambil kita coba agar tidak seperti ini terus-menerus. Kita akan koordinasi dengan provinsi, mencari sumber air dari mana yang bisa disalurkan ke sini,” ujarnya.

    Dengan adanya bantuan ini, kebutuhan mendesak warga, terutama akses terhadap air bersih dan pangan, diharapkan dapat terpenuhi sembari menunggu realisasi langkah strategis jangka panjang dalam mengatasi persoalan kekeringan di Kabupaten Mojokerto. [tin/beq]

  • BPBD Sampang Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Masih Panjang

    BPBD Sampang Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Masih Panjang

    Sampang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang memperkirakan musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih lama dibandingkan biasanya. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas masih akan terjadi hingga awal tahun depan.

    “Angin kencang diperkirakan bertahan dari bulan September hingga Februari 2026,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, Jumat (19/9/2025).

    Ia menambahkan, meski belum menerima pembaruan resmi dari BMKG, tanda-tanda kemarau panjang sudah terlihat nyata di lapangan. Tahun ini, BPBD mencatat sebanyak 95 desa terdampak kekeringan. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, namun kebutuhan masyarakat terhadap pasokan air bersih tetap tinggi.

    Untuk mengantisipasi dampak kekeringan, BPBD Sampang telah mengerahkan empat unit armada tangki air. Air bersih didistribusikan ke desa-desa yang paling membutuhkan.

    “Distribusi air kami prioritaskan ke desa-desa dengan kondisi krisis air. Karena warga masih harus menghadapi masa kemarau yang cukup panjang ke depan,” ujar Fajar.

    Meski dalam beberapa hari terakhir cuaca di Sampang sempat mendung, BMKG memprediksi awal musim penghujan baru akan terjadi pada akhir Desember 2025 atau bahkan awal Januari 2026. [sar/beq]

  • 200-an Siswa Jatuh Sakit di Banggai, Makanan Bergizi Gratis Disetop Sementara

    200-an Siswa Jatuh Sakit di Banggai, Makanan Bergizi Gratis Disetop Sementara

    Jakarta

    Dua ratusan siswa dilaporkan keracunan makanan bergizi gratis di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan investigasi secara menyeluruh terkait dugaan pemicunya, termasuk menguji sampel makanan khususnya menu ikan tuna goreng dengan saus.

    Sebelum investigasi selesai, seluruh kegiatan pemberian makanan bergizi gratis sementara disetop di Banggai.

    “Pada hari ini (Kamis), terjadi pemberhentian distribusi MBG sementara akibat permasalahan yang diduga keracunan makanan MBG kemudian permasalahan tersebut telah masuk laporan kepada Polres Banggai Kepulauan,” ungkap Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Salakan Banggai Kepulauan, Erick Alfa Handika Sangule dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9/2025).

    Pemberhentian distribusi dilakukan BGN sebagai antisipasi kemungkinan siswa jatuh sakit terus bertambah. Pemerintah daerah bersama PMI, BPBD, serta puskesmas salakan disebut tengah menyediakan fasilitas darurat seperti tenda perawatan untuk pelayanan kesehatan para siswa.

    “Kejadian yang terjadi di SPPG Salakan Banggai Kepulauan menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan selalu menjalin komunikasi yang baik dari berbagai pihak, melakukan sosialisasi pencegahan penolongan pertama bagi sasaran MBG yang mengalami gejala keracunan,” kata Erick.

    Insiden keamanan pangan disebutnya bermula saat tujuh siswa SDN Tompudau mengeluhkan gejala awal.

    Gejala yang Dirasakan

    Gejala yang dialami siswa termasuk pusing, seluruh badan memerah, dan sesak napas, hingga Rabu (17/9). Tidak lama setelahnya, gejala yang sama juga dialami sejumlah siswa lain dari SMP, SMA, hingga SMK. Seluruh siswa tersebut langsung dirujuk ke RSUD Trikora Salakan untuk mendapatkan penanganan medis.

    BGN menekankan keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam program MBG. Pihaknya terus melakukan investigasi menyeluruh demi menghindari risiko kejadian serupa terulang di kemudian hari.

    (naf/kna)