Kementrian Lembaga: BPBD

  • Kadispendik Bondowoso Pastikan Efisiensi Anggaran Tidak Ganggu Pembangunan Sekolah

    Kadispendik Bondowoso Pastikan Efisiensi Anggaran Tidak Ganggu Pembangunan Sekolah

    Bondowoso (beritajatim.com) — Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, menegaskan bahwa efisiensi anggaran yang tengah dilakukan pemerintah tidak berdampak signifikan terhadap kebutuhan sektor pendidikan, khususnya perbaikan infrastruktur sekolah.

    Menurutnya, baik pemerintah pusat maupun daerah tetap berkomitmen tinggi meningkatkan kualitas pendidikan melalui dukungan anggaran yang memadai.

    “Alhamdulillah, meski ada efisiensi, tapi tidak berdampak pada kebutuhan pendidikan. Justru anggaran untuk infrastruktur pendidikan masih cukup besar. Dengan begitu, kita masih bisa mengakses perbaikan di sejumlah lembaga pendidikan,” ungkap Haeriyah, Sabtu (27/9/2025).

    Ia menjelaskan, anggaran untuk pembangunan dan revitalisasi sekolah bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    Sementara itu, untuk kondisi darurat akibat bencana, perbaikan dapat dibiayai melalui Belanja Tak Terduga (BTT).

    Haeriyah mencontohkan peristiwa di SDN Dawuhan, Kecamatan Tenggarang, yang terdampak bencana.

    Perbaikan sekolah tersebut akhirnya ditangani dengan dukungan dana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi.

    “Kalau sekolah ambruk karena bencana, itu bisa dibiayai dari BTT. Jadi masih memungkinkan, karena memang sesuai peruntukannya untuk kebutuhan yang sifatnya darurat,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menekankan bahwa bangunan sekolah berusia tua juga menjadi prioritas perbaikan.

    Banyak gedung pendidikan di Bondowoso yang telah berdiri lebih dari 20 tahun sehingga memerlukan perhatian serius secara teknis.

    Dalam kesempatan itu, Haeriyah juga memberi pesan khusus kepada para kontraktor yang menggarap proyek revitalisasi pendidikan.

    Ia menegaskan pentingnya pekerjaan sesuai spesifikasi teknis agar kualitas dan daya tahan bangunan terjamin.

    “Kalau sesuai spek, insyaallah usia bangunan akan sesuai kapasitasnya. Kecuali ada hal di luar dugaan seperti bencana alam. Tapi kalau pembangunannya baik dan perawatannya terjaga, maka usia bangunan bisa dijamin cukup lama,” tegasnya.

    Dengan langkah tersebut, ia berharap dunia pendidikan di Bondowoso dapat terus berkembang, tidak hanya dari sisi mutu pembelajaran, tetapi juga dari ketersediaan infrastruktur yang layak, aman, dan nyaman bagi anak-anak. (awi/ian)

  • BMKG Peringatkan! Tsunami 15 Meter Bisa Terjang Purworejo dalam 30 Menit
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        27 September 2025

    BMKG Peringatkan! Tsunami 15 Meter Bisa Terjang Purworejo dalam 30 Menit Yogyakarta 27 September 2025

    BMKG Peringatkan! Tsunami 15 Meter Bisa Terjang Purworejo dalam 30 Menit
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah rentan terhadap gempa bumi dan tsunami.
    Bahkan, simulasi menunjukkan potensi tsunami bisa mencapai 10-15 meter dan mampu menerjang pesisir Purworejo hanya dalam waktu 30 menit setelah gempa.
    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG RI, Daryono, mengatakan, kondisi ini harus disikapi dengan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Salah satunya dengan membangun bangunan yang kokoh.
    “Purworejo berhadapan langsung dengan zona megathrust di selatan Jawa yang berpotensi menghasilkan gempa maksimum magnitudo 9,1. Jika itu terjadi, guncangan bisa mencapai skala VII–VIII MMI dengan tsunami setinggi 10–15 meter di pesisir Patutrejo, hanya 30 menit setelah gempa,” ujar Daryono dalam sambutannya di Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Purworejo, Sabtu (27/9/2025).
    Kegiatan SLG yang digelar di Aula Kecamatan Grabag itu diikuti oleh 55 peserta dari berbagai elemen masyarakat, BPBD, hingga stakeholder terkait.
    Acara diisi dengan paparan materi, latihan evakuasi, hingga simulasi penyusunan rekomendasi penanggulangan bencana.
    Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, melalui Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Wasit Diono, menyampaikan apresiasi atas dukungan BMKG.
    Dia menilai dukungan ini dapat meminimalkan risiko bencana di pesisir selatan Purworejo.
    “Kami sangat berterima kasih, karena SLG ini membantu meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami. Pengetahuan ini harus diteruskan ke keluarga dan lingkungan sekitar,” ungkapnya.
    Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI, Sofwan Dedy Ardyanto, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam upaya mitigasi.
    “Gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi. Namun, risiko bisa ditekan dengan mitigasi. Kami berharap masyarakat semakin paham langkah evakuasi agar korban jiwa dapat diminimalisir,” katanya saat membuka kegiatan SLG Purworejo.
    Ketua Panitia sekaligus Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo, menyebut kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari pembangunan budaya sadar bencana.
    “Besar harapan kami, ilmu dari SLG ini bisa ditularkan. Mitigasi hanya efektif jika dilakukan bersama,” tuturnya.
    BMKG menegaskan, meski bencana tidak bisa dihindari, upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dapat menjadi kunci menuju cita-cita besar, yaitu 
    zero victims
    saat gempa dan tsunami benar-benar terjadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pekerja Tambang di Magetan Tertimbun Longsor Saat Bekerja di Galian C Desa Trosono

    Pekerja Tambang di Magetan Tertimbun Longsor Saat Bekerja di Galian C Desa Trosono

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang pekerja tambang bernama Suroso (55), warga Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, tertimbun material longsor saat bekerja di lokasi galian C di Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

    Peristiwa nahas itu terjadi ketika korban bersama rekannya, Rangga, tengah beraktivitas di area tambang. Tiba-tiba tebing setinggi lebih dari 10 meter longsor dan menimbun tubuh korban.

    Rangga, saksi mata sekaligus rekan kerja korban, menuturkan detik-detik kejadian tersebut. “Saya ngobrol sama korban. Dia yang pertama kali memberi tahu ada longsor. Korban lari ke arah kiri, saya ke kanan. Ternyata yang di kiri tertimbun. Saya bisa selamat karena sempat lari,” ungkapnya.

    Kapolsek Parang, AKP Sukarno, membenarkan kejadian tersebut. “Ada dua pekerja di lokasi. Korban sempat memperingatkan rekannya soal longsor. Namun saat lari ke arah kiri, korban justru tertimbun. Saat ini masih dilakukan upaya evakuasi dengan mendatangkan alat berat karena timbunan tanah cukup tinggi,” jelasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih berlangsung. Petugas kepolisian bersama BPBD Magetan masih menunggu kedatangan alat berat untuk mempercepat pencarian korban yang diperkirakan tertimbun material galian. [fiq/beq]

  • Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter Regional 26 September 2025

    Pria di Sragen Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Sedalam 25 Meter
    Tim Redaksi
    SRAGEN, KOMPAS.com
    – Seorang pria bernama Wawan Wiyono (47), warga Dukuh Geneng, Desa Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, ditemukan meninggal dunia di dalam sumur, Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    Korban pertama kali diketahui oleh ayahnya, Pupanto (73), yang curiga lantaran Wawan tak kunjung pulang sejak pagi.
    Kapolsek Tanon, Iptu Priyatno, menjelaskan kronologi kejadian. Sekitar pukul 11.30 WIB, korban keluar rumah dan tidak kembali. Keluarga pun mencari keberadaannya.
    “Menurut keterangan salah seorang warga, korban sempat terlihat mondar-mandir di sekitar lokasi sumur,” ujarnya.
    Saat mencari ke area kebun kosong milik Purwanti, saksi mendapati papan penutup sumur terbuka. Setelah dicek dengan senter, korban terlihat sudah berada di dasar sumur sedalam 25 meter dalam kondisi meninggal dunia.
    “Warga kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Tanon. Tim gabungan dari Inafis Polres Sragen, BPBD, PMI, Damkar, relawan, serta tenaga kesehatan Puskesmas Tanon 2 langsung menuju lokasi,” kata Kapolsek.
    Korban berhasil dievakuasi dari dalam sumur oleh tim relawan dan BPBD. Berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Tanon 2 yang dipimpin dr. Lia Nurmalasari, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
    Namun, korban mengalami luka terbuka di kepala dan kening masing-masing sepanjang 5 cm, serta luka di tungkai kaki kanan akibat benturan saat jatuh.
    “Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan unsur penganiayaan. Keluarga juga membuat surat pernyataan menolak dilakukan autopsi,” jelas Priyatno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rawan Longsor, Desa Pucangombo Pacitan Ditetapkan Jadi Destana

    Rawan Longsor, Desa Pucangombo Pacitan Ditetapkan Jadi Destana

    Pacitan (beritajatim.com) – Desa Pucangombo, Kecamatan Tegalombo resmi ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan. Penetapan ini dilakukan setelah pemetaan menunjukkan adanya potensi rawan bencana tanah gerak dan tanah longsor di wilayah setempat.

    Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Yagus Triarso, menyampaikan bahwa pembentukan Destana bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam mengenali potensi ancaman, menyusun kajian risiko, hingga mengorganisir sumber daya lokal ketika terjadi bencana.

    “Dengan melibatkan pentahelix, nantinya akan terbentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat desa. Forum ini menjadi kepanjangan tangan BPBD dalam upaya penanggulangan bencana di skala lokal,” ungkapnya, Jum’at (26/9/2025).

    Keberadaan Destana diharapkan dapat memperkuat kemampuan adaptasi masyarakat serta mempercepat proses pemulihan pasca bencana secara mandiri. Warga juga dilibatkan dalam penyusunan dokumen kajian risiko, peta daerah rawan, hingga jalur evakuasi.

    Sementara itu, Plt Camat Tegalombo, Edy Wasana, menegaskan bahwa pembentukan Destana menjadi bagian penting dari upaya menjaga kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.

    “Kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, penyandang disabilitas, dan inklusi sosial juga mendapat perhatian khusus. Dengan adanya Destana dan FPRB, perlindungan terhadap kelompok rentan bisa lebih optimal,” jelasnya.

    Kegiatan pembentukan Destana di Desa Pucangombo diikuti oleh tokoh masyarakat, karang taruna, perwakilan disabilitas, kelompok rentan, serta relawan. Hadir pula Kepala BPBD Pacitan bersama unsur Forkopimda Kecamatan Tegalombo. (tri/but)

  • Bupati Ipuk Siap Bantu Perbaiki Rumah Warga Terdampak Gempa

    Bupati Ipuk Siap Bantu Perbaiki Rumah Warga Terdampak Gempa

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Gempa yang mengguncang, Kamis (25/9/2025) sore, mengakibatkan tujuh bangunan di tiga desa di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi rusak. Rinciannya, enam bangunan dapur rumah warga dan satu atap masjid roboh.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendatangi langsung korban yang terdampak gempa 5,7 magnitudo di Kecamatan Wongsorejo, Jumat (26/9/2025).

    Dalam kunjungannya, Ipuk memastikan pemkab akan membantu warga untuk membangun kembali bangunan yang rusak.

    “Kami hari ini mengecek korban gempa yang berdampak di Banyuwangi,” kata Ipuk.

    Dalam pengecekan yang dilakukan pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), saat ini mendata kebutuhan untuk merehabilitasi bangunan yang rusak.

    “Saat ini Pemkab sedang mendata berapa yang dibutuhkan untuk memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak,” ujarnya.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau lokasi dampak gempa di Kecamatan Wongsorejo.

    Dalam kesempatan itu, Ipuk menilik dua rumah warga yang dapurnya rusak di Desa Bimorejo dan Wongsorejo, serta masjid yang atapnya jebol di Desa Sidodadi. Selain mengupayakan perbaikan bangunan yang rusak, Ipuk juga membawa beberapa bantuan yang dibutukan warga.

    Salah satu rumah yang dikunjungi adalah milik Supiyatik (70) di Desa Bimorejo. Dapur rumah Supiyatik yang berukuran sekitar 5 meter x 9 meter ambruk setelah digoyang gempa selama beberapa detik.

    Bangunan dapur rumah memang terlihat tidak kokoh. Namun bangunan batu bata tanpa tulangan dan pondasinya lemah.

    “Saat gempa, saya tidak di rumah. Hanya ada anak saya yang posisinya di depan. Saya dapat kabar kalau rumah roboh, saya kaget dan langsung pulang,” katanya.

    Dia awalnya mengira bangunan yang ambruk adalah rumah inti. Tapi ternyata dapur di sisi belakang rumah. “Terima kasih Ibu Bupati sudah dibantu,” ujarnya.

    Di Desa Sidowangi, Ipuk juga mendatangi Masjid Babul Muttaqin yang atapnya ambrol. Saat kejadian, beruntung masjid dalam keadaan kosong. Para jemaah sudah meninggalkan masjid usai salat ashar sekitar satu jam sebelum gempa terjadi.

    “Saya sedang bersih-bersih di halaman masjid karena malamnya ada peringatan maulid. Lalu tiba-tiba atap ambruk ya pas gempa itu,” kata M Rokib, Takmir Masjid.

    Rokib menyebut, masjid akan tetap digunakan Jumatan hari ini ini.

    “Masjid masih bisa digunakan. Tadi dibawakan terpal untuk penutup sementara sampai ada perbaikan,” jelasnya. [ayu/but]

     

  • Gempa Laut Bali Guncang Situbondo, 64 Rumah Rusak di Kecamatan Banyuputih

    Gempa Laut Bali Guncang Situbondo, 64 Rumah Rusak di Kecamatan Banyuputih

    Situbondo, (beritajatim.com) – Gempa bumi bermagnitudo 5,7 Skala Richter (SR) yang berpusat di Laut Bali, Kamis (25/9/2025) pukul 16.04 WIB, menyebabkan puluhan rumah warga di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengalami kerusakan.

    Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Situbondo, guncangan terasa cukup kuat di Kecamatan Banyuputih. Total ada 64 rumah warga terdampak di empat desa, yakni Desa Sumberwaru, Desa Sumberanyar, Desa Sumberejo, dan Desa Wonorejo.

    “Gempa cukup terasa hingga membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah. Dari hasil asesmen awal, ada 64 unit rumah terdampak dengan tingkat kerusakan ringan hingga berat. Syukurlah tidak ada korban jiwa,” kata Sruwi Hartanto, Kalaksa BPBD Situbondo pada BeritaJatim.com, Jumat (26/9/2025).

    Di Desa Sumberwaru, 25 rumah rusak dengan kategori ringan, sedang, hingga berat. Sementara di Desa Sumberanyar tercatat 16 rumah rusak, di Desa Sumberejo 4 rumah rusak, dan di Desa Wonorejo 19 rumah rusak, termasuk satu masjid.

    “Kerusakan paling banyak terjadi di Desa Sumberwaru dan Desa Sumberanyar. Beberapa bangunan permanen mengalami keretakan parah, bahkan roboh sebagian,” jelas Sruwi.

    Menurut catatan BMKG, pusat gempa berada di koordinat 7,82 Lintang Selatan dan 114,47 Bujur Timur atau sekitar 54 km tenggara Situbondo, dengan kedalaman 12 km. Gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.

    Meski demikian, getaran kuat membuat warga setempat khawatir dan memilih tetap berada di luar rumah beberapa saat setelah kejadian.

    BPBD Situbondo bersama Tim Reaksi Cepat (TRC), aparat kecamatan, Polsek, Koramil, relawan, hingga unsur TNI AL, Basarnas, PMI, dan Tagana telah turun ke lokasi melakukan asesmen cepat.

    “Kami sudah melakukan pendataan, koordinasi dengan perangkat daerah, dan menyalurkan bantuan logistik darurat. Tahap berikutnya, tim akan masuk pada jitupasna atau pengkajian kebutuhan pasca bencana,” ujar Sruwi.

    BPBD Situbondo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Warga juga diminta tidak berada di dekat bangunan yang mengalami retakan parah.

    “Pemerintah daerah akan mendampingi masyarakat terdampak sampai kondisi pulih. Semua langkah koordinasi lintas sektor terus dilakukan untuk mempercepat pemulihan,” tambah Sruwi.

    Hingga Kamis malam, cuaca di wilayah Banyuputih terpantau cerah berawan. Situasi lapangan relatif aman dan terkendali. Warga terdampak sementara mengungsi ke rumah kerabat masing-masing. [awi/aje]

  • Gempa Laut Bali 5,7 SR Terasa di Bondowoso, Satu Rumah Ambruk dan Tiga Warga Mengungsi

    Gempa Laut Bali 5,7 SR Terasa di Bondowoso, Satu Rumah Ambruk dan Tiga Warga Mengungsi

    Bondowoso (beritajatim.com) – Guncangan gempa bumi bermagnitudo 5,7 Skala Richter (SR) yang berpusat di Laut Bali pada Kamis (25/9/2025) pukul 16.04 WIB terasa kuat hingga ke wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Getaran dengan kekuatan sekitar 4,4 SR di daratan menyebabkan satu rumah warga di Desa Pandak, Kecamatan Klabang, ambruk dan tiga orang harus diungsikan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menyebut rumah rusak berat tersebut milik Suniyartiningsih, warga RT 13 RW 04, Desa Pandak. Meski tidak ada korban jiwa, tiga penghuni rumah dievakuasi ke tempat kerabat terdekat demi keselamatan.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun rumah warga mengalami kerusakan berat akibat guncangan gempa. Tiga orang penghuni rumah juga kami evakuasi demi keselamatan,” kata Sigit kepada BeritaJatim.com, Jumat (26/9/2025).

    BPBD Bondowoso mencatat kerugian akibat kerusakan rumah diperkirakan mencapai Rp10 juta. Laporan awal diterima melalui grup WhatsApp warga pada pukul 19.04 WIB. Tim Reaksi Cepat (TRC) bersama Agen Informasi Bencana, Pemerintah Kecamatan Klabang, serta perangkat Desa Pandak segera turun ke lokasi untuk asesmen.

    Langkah tanggap darurat langsung dilakukan, mulai dari pendataan dampak, evakuasi warga terdampak, hingga pelaporan ke pimpinan. BPBD juga menyiapkan bantuan logistik dan material bangunan untuk meringankan beban korban.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait agar proses penanganan pascabencana berjalan cepat dan tepat sasaran,” ujar Sigit.

    Hingga Kamis malam, kondisi wilayah Bondowoso dilaporkan aman dan terkendali tanpa tambahan kerusakan maupun korban jiwa. Aktivitas warga tetap berjalan normal meski BPBD mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.

    “Tim kami masih siaga memantau perkembangan situasi. Kami juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan,” tambah Sigit.

    Dalam penanganan kejadian ini, BPBD Bondowoso menurunkan sejumlah personel termasuk Sri Sutikno Hadi (Korlap), Rivaldi, Andra, Ahmad Dani, dan Adi Prayoga dari Pusdalops. Penanganan didukung oleh Agen Informasi Bencana 5.5 Kabupaten Bondowoso, pemerintah kecamatan, desa, serta warga sekitar.

    BPBD juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan bencana, termasuk pemeriksaan kondisi bangunan pascagempa dan pelaporan segera apabila ditemukan kerusakan berisiko.

    “Edukasi kesiapsiagaan menjadi penting. Kami mengajak masyarakat untuk mengenali risiko, memperkuat struktur bangunan, dan mengikuti arahan petugas saat terjadi bencana,” pungkas Sigit. [awi/beq]

  • Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Kerusakan lainnya terjadi di Desa Sidowangi Atap dan genting masjid Babul Muttaqin di desa tersebut ambrol hingga materialnya turun ke lantai masjid. Berikutnya, kerusakan juga tercatat di dapur rumah warga di Desa Bajulmati.

    BPBD masih berkomunikasi dengan perangkat desa, aparat, dan para relawan di lapangan untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi dampak gempa tersebut.

    “Ibu Bupati Ipuk terus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan. Kami diminta untuk segera melakukan assesment di lapangan,” jelas Danang.

    BPBD juga berkoordinasi dengan instansi terkait soal penanganan lanjutan terhadap bangunan milik warga yang menjadi korban bencana itu.

    “Untuk korban jiwa nihil. Kerugian berupa materiil akibat kerusakan bangunan,” imbuh Danang.

    Di Banyuwangi, gempa dirasakan merata hampir di seluruh wilayah. BMKG menyebut, gempa tidak berpotensi tsunami.

  • BNPB kirim tim pemulihan dampak gempa di Jawa Timur

    BNPB kirim tim pemulihan dampak gempa di Jawa Timur

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim tim ke Jawa Timur untuk mendampingi upaya pemulihan pascagempa magnitudo 5,7 yang mengguncang wilayah Banyuwangi dan Situbondo pada Kamis sore.

    Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Kamis malam, mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan jajaran Deputi Bidang Penanganan Darurat untuk memonitor dan mengambil langkah cepat setelah menerima laporan hasil kaji cepat dari lapangan.

    “Tim akan memberikan pendampingan dan melakukan pendataan awal bersama BPBD serta lintas sektor lainnya,” kata dia.

    BNPB menegaskan langkah tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat untuk hadir di fase awal bencana dan memastikan masyarakat terdampak segera mendapatkan dukungan.

    Selain pendampingan, tim BNPB juga ditugaskan memastikan koordinasi antarinstansi berjalan baik, mulai dari proses evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar hingga upaya percepatan pemulihan.

    Episentrum gempa 5,7 magnitudo itu terletak di laut, 46 kilometer timur laut Banyuwangi dan 54 kilometer tenggara Situbondo pada kedalaman 12 kilometer.

    Getaran gempa dirasakan kuat selama 2-3 detik di Banyuwangi dan Situbondo dan sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

    Hasil kaji cepat yang diterima BNPB, sementara ini menunjukkan di Banyuwangi terdapat satu rumah dan satu tempat ibadah rusak ringan.

    Sementara di Situbondo tercatat 21 rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan dan satu masjid mengalami kerusakan pada bagian atap.

    BNPB memastikan setidaknya hingga pukul 21.20 WIB​​​​​ belum ada laporan korban jiwa akibat gempa, dan pendataan lapangan masih berlangsung dan akan terus diperbarui oleh tim petugas gabungan daerah setempat.

    Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.