Kementrian Lembaga: BPBD

  • Nenek 87 Tahun yang Hilang di Bondowoso Ditemukan Tewas di Saluran Air

    Nenek 87 Tahun yang Hilang di Bondowoso Ditemukan Tewas di Saluran Air

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Pencarian terhadap Saddiyah (87), warga Dusun Lalangan, Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso yang dilaporkan hilang sejak Kamis (2/10/2025), akhirnya berujung duka.

    Survivor ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (4/10/2025) oleh tim SAR gabungan. Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, mengungkapkan bahwa korban pertama kali dilaporkan hilang setelah terakhir terlihat sedang ngopi di rumah.

    Saddiyah diketahui memiliki riwayat penyakit linglung sehingga keluarga khawatir saat ia tak kunjung kembali. “Sejak laporan masuk, tim gabungan bersama relawan, TNI-Polri, dan masyarakat terus melakukan pencarian di tujuh titik yang biasa disinggahi korban,” katanya.

    Pada hari ketiga pencarian, sekitar pukul 10.42, tim menemukan kerudung di atas tebing. “Setelah dilakukan penyisiran ke bawah, survivor ditemukan dalam keadaan tertelungkup di pipa saluran air,” jelas Kristianto.

    Jenazah berhasil dievakuasi pada pukul 13.02 WIB dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga. Proses pemulasaraan hingga pemakaman korban selesai dilakukan pada sore harinya.

    Kristianto menambahkan, kendala utama yang dihadapi tim adalah akses jalan menuju lokasi rumah korban yang ekstrem dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

    Meski demikian, upaya pencarian tetap maksimal berkat sinergi antarinstansi dan dukungan penuh masyarakat setempat.

    “Atas nama BPBD Bondowoso, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami juga mengapresiasi kerja keras seluruh unsur yang terlibat dalam operasi pencarian ini,” pungkasnya. (awi/kun)

  • Normalisasi Sungai Tundo, Pujiharjo Diharapkan Bebas dari Banjir

    Normalisasi Sungai Tundo, Pujiharjo Diharapkan Bebas dari Banjir

    Malang (beritajatim.com) – Normalisasi Sungai Tundo yang membelah pemukiman warga di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, mulai dilakukan Pemerintah Propinsi Jawa Timur bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Surabaya.

    Sebagai informasi, kawasan Desa Pujiharjo menjadi langganan bencana banjir jika musim penghujan tiba. Jumlah penduduk di Desa Pujiharjo saat ini mencapai 6.847 jiwa (2024).

    Secara fisik, Desa Pujiharjo memiliki luas wilayah sebesar 58,16 Km² yang terletak di daerah pesisir laut selatan dan memiliki ketinggian tanah 0-200 Mdpl. Sehingga, desa ini memiliki tanah yang subur dengan curah hujan cukup tinggi.

    Kepala Desa Pujiharjo, Hendik Arso dihubungi beritajatim.com, Sabtu (4/10/2025) malam mengaku senang atas upaya pemerintah melakukan normalisasi Sungai Tundo.

    “Rencana pengerjaan sampai tiga bulan kedepan. Ini sudah satu bulan proses pengerukan atau normalisasi sungai Tundo,” ungkapnya.

    Hendik menegaskan, ada 2.300 kepala keluarga (KK) lebih yang bermukim di kawasan Sungai Tundo. “Dengan normalisasi sungai warga kami sedikit tenang. Nggak cemas lagi seperti sebelumnya, karena sungai sudah dikeruk dan dilebarkan. Kemarin hujan juga masih aman aman saja,” tuturnya.

    Kata Hendi, terdapat dua unit alat berat berupa 2 excavator PC 140 yang bertugas melebarkan dan memperdalam aliran sungai Tundo. “Rencana normalisasi sepanjang 2,5 kilometer. Sampai hari ini masih lima ratusan meter lebih lah. Kemudian di bagian kanan dan kiri sungai juga dilebarkan,” bebernya.

    Sementara itu, informasi dari Pusat Pengendali Operasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyatakan, kegiatan normalisasi Sungai Tundo sampai Sabtu (4/10/2025) malam ini sudah mencapai panjang 575 meter kanan dan kiri. Lebar sungai kurang lebih 20 meter. Tinggi tanggul sungai sudah mencapai 2,5 hingga 3 meter. Dan lebar tanggul sungai 2,5 meter. (yog/kun)

  • Fraksi PDIP Jatim Ajak Warga Doakan Korban Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Fraksi PDIP Jatim Ajak Warga Doakan Korban Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Musibah robohnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, memantik keprihatinan mendalam dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur. Ketua Fraksi, Hj Wara Sundari Renny Pramana, mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk mendoakan para korban sekaligus memperkuat solidaritas kemanusiaan.

    “Atas nama Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, saya menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban. Semoga mereka diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini,” ujar Bunda Renny, Sabtu (4/10/2025).

    Dia menilai, tragedi tersebut harus menjadi evaluasi bersama agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Menurutnya, keselamatan bangunan terutama untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan harus menjadi perhatian serius semua pihak.

    “Kejadian ini menjadi evaluasi bersama. Keselamatan bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar dan ibadah harus mendapat perhatian serius,” tegasnya.

    Bunda Renny juga memberikan apresiasi kepada petugas, TNI-Polri, BPBD, dan relawan yang terus berjibaku melakukan evakuasi di lokasi. Dia berharap seluruh tim tetap berhati-hati dan diberi kekuatan dalam menjalankan tugas kemanusiaan.

    “Kami berharap seluruh tim tetap semangat dan waspada di lapangan. Apa yang mereka lakukan adalah bentuk nyata pengabdian dan kepedulian terhadap sesama,” tuturnya.

    Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, lanjutnya, siap memberikan dukungan baik moril maupun materiil bagi para korban dan keluarga terdampak.

    “Solidaritas dan gotong royong adalah kekuatan kita. Saatnya seluruh masyarakat Jawa Timur bersatu, berdoa, dan saling menguatkan,” pungkasnya.

    Musibah yang terjadi pada Senin (30/9/2025) pukul 15.15 WIB itu menewaskan lima santri dan melukai puluhan lainnya. Sebanyak 108 santri terdampak, 18 di antaranya berhasil dievakuasi, sementara proses identifikasi korban masih berlangsung di RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar. [asg/ian]

  • Banjir dan Longsor Melanda Sejumlah Titik di Murung Raya Kalteng

    Banjir dan Longsor Melanda Sejumlah Titik di Murung Raya Kalteng

     

    Liputan6.com, Murung Raya – Hujan yang turun sejak Sabtu dini hari membuat sejumlah tempat di Kabupaten Murung Raya, Kalteng, terendam banjir. Tak hanya itu, beberapa titik di wilayah tersebut juga dilanda tanah longsor.  

    Berdasarkan pantauan di Puruk Cahu, Sabtu, titik yang mengalami banjir akibat luapan sungai serta menutup akses jalan terjadi di dalam wilayah Kota Puruk Cahu, di antaranya Jalan Ahmad Yani depan masuk Jalan Pulo Basan, Jalan Jenderal Sudirman Seberang dekat SMAN 3 dan Jalan Polita Mayong.

    Di luar dari itu, banjir juga terjadi di Desa Sungai Lunuk Kecamatan Tanah Siang serta Jalan Gajah Mada yang merupakan akses dari Kecamatan Murung ke Laung Tuhup juga tidak bisa dilewati akibat banjir.

    Sedangkan bencana longsor yang terjadi menyebabkan rusaknya beberapa fasilitas umum, seperti di Makam Pahlawan depan Gereja Hosana yang berada di Jalan Veteran Kota Puruk Cahu, serta Jembatan Sanggrahan di Jalan Veteran yang sekarang tidak bisa dilewati kendaraan akibat menurunnya struktur tanah.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Murung Raya Fitrianul Fahriman mengatakan saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terkait musibah banjir dan tanah longsor tersebut.

    “Teman-teman BPBD saat ini tengah mengumpulkan data terkait kejadian ini dan setelah ada nanti kami akan sampaikan kembali,” katanya.

    Menanggapi tingginya curah hujan yang saat ini turun, Fitrianul mengimbau agar masyarakat selalu waspada agar tidak sampai menjadi korban pada saat terjadi banjir di beberapa titik seperti sekarang ini.

    “Selain itu saat ini pemerintah daerah sudah melakukan langkah cepat, di antaranya seperti yang saya sampaikan tadi melakukan pendataan serta juga menutup tempat yang terjadi longsor, seperti Jembatan Sanggrahan yang saat ini tidak boleh lagi dilewati kendaraan karena dikhawatirkan bisa ambruk,” ungkapnya.

  • Tim BPBD Malang Evakuasi Warga Tercebur Sumur

    Tim BPBD Malang Evakuasi Warga Tercebur Sumur

    Malang (beritajatim.com) – Seorang warga di Kabupaten Malang meninggal dunia usai tercebur dalam sumur, Sabtu (4/10/2025). Korban diketahui bernama Purwaji (58), warga Dusun Bandung Rt 34 Rw 05, Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

    Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bersama PMI dan sejumlah relawan, berhasil mengevakuasi korban dari dalam sumur.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan, kronologi kejadian berawal saat pukul 07.00, Nurul selaku pemilik sumur memanggil Purwaji untuk memperbaiki pompa air dan memberikan uang untuk belanja perlengkapan yang dibutuhkan.

    “Tiga puluh menit kemudian pak Nurul ini meninggalkan lokasi untuk mengantar undangan ke Sekolah MI Lolaras. Sementara saksi Anita Rachman mendengar suara seseorang tercebur sumur,” tegas Sadono.

    Tak berselang lama sekira pukul 08.46 WIB, lanjut Sadono, saksi Anita menghubungi pak Nurul agar segera kembali untuk mengecek sumur, namun tidak terdengar suara dari dalam sumur.

    “Pak Nurul selaku pemilik sumur melaporkan ke Polsek Sumberpucung. Tim BPBD dan PMI kemudian mengevakuasi korban dari sumur dan dilaksanakan identifikasi korban oleh Puskesmas yang kemudian Jenazah akan diantarkan ke rumah duka,” pungkasnya. (yog/ian)

  • BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Kerahkan Tim 24 Jam Bersihkan Reruntuhan dan Cari 49 Korban Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, proses pembersihan material reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny terus dilakukan 24 jam.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa 49 korban masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan tersebut.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelas Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    “Hingga saat ini, pembersihan material reruntuhan dilaksanakan selama 24 jam penuh,” tambahnya.
    Dalam proses tersebut, tim pembersihan akan dibantu oleh tim evakuasi apabila ditemukan jenazah.
    “Tenaga medis dan ambulans langsung bergerak untuk melakukan proses evakuasi hingga penanganan jenazah lebih lanjut,” jelasnya.
    Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dunia mencapai 14 orang, dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan mushalla.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari Nasional 4 Oktober 2025

    BNPB Update Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: 14 Meninggal, 49 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update daftar korban tewas dari tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang bertambah menjadi 14 orang.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa total korban tercatat sebanyak 167 orang.
    “103 orang dalam kondisi selamat, 14 orang meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (4/10/2025).
    Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
    “Sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan,” jelasnya.
    Sampai saat ini, proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan penuh dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran, dan unsur relawan lainnya.
    Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban yang kemungkinan sudah meninggal dunia akibat terimbun bangunan musala.
    “Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ungkap Suharyanto, Jumat.
    Para keluarga korban disebut sudah mengikhlaskan semuanya, setelah sehari sebelumnya diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.
    Seluruh pihak keluarga korban juga sudah menyetujui penggunaan alat berat untuk mencari para korban.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    BNPB mengirim peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.
    Selain itu, ada alat berat dan kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 unit dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 unit ambulans.
    Anggaran operasional peralatan berat ini juga disiapkan BNPB untuk menunjang proses evakuasi yang diperkirakan berlangsung selama sepekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MBG di Cianjur: Hanya 4 dari 140 SPPG yang Punya Sertifikat Higienis

    MBG di Cianjur: Hanya 4 dari 140 SPPG yang Punya Sertifikat Higienis

    Selain penanganan MBG, Bupati Wahyu Ferdian turut meresmikan layanan publik yang sangat dibutuhkan masyarakat, yakni Call Center 112 Cianjur Fast Respon.

    Layanan ini memenuhi permintaan masyarakat agar Kabupaten Cianjur memiliki nomor tunggal untuk penanganan situasi darurat.

    “Hari ini sudah terwujud segalanya, infrastrukturnya kita sudah selesai, jadi sudah bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Cianjur, 112 Cianjur Fast Respon,” ujar Bupati.

    Layanan darurat bebas pulsa ini bekerjasama dengan seluruh provider dan telah berkoordinasi dengan Kementerian Komdigi.

    Teknisnya, masyarakat dapat menghubungi 112 untuk berbagai kebutuhan darurat, mulai dari kebencanaan, kedaruratan medis, kecelakaan, kebakaran, hingga kriminalitas.

    “Layanan ini dioperasikan oleh gabungan dinas, termasuk Dinas Kesehatan, Damkar, BPBD, dan bekerjasama dengan aparat penegak hukum,” tutup dia.

     

  • Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Gresik (beritajatim.com)- Perusahaan smelter single line terbesar PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirim 10 personel terlatih dalam penanganan penyelamatan korban akibat runtuhnya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.

    Tim yang diterjunkan dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis seperti combi tools, lifting bag, circular saw, respirator, alat bantu pernapasan mandiri SCBA, dan alat ekstrikasi untuk mendukung operasi di medan yang berisiko.

    Semua personel itu telah bergabung dengan 1.300 personel dari 65 instansi, termasuk Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan berbagai organisasi.

    Wakil Kepala Teknik Tambang PTFI Sony Suryanto mengatakan pihaknya mengerahkan tim tanggap darurat untuk mendukung operasi penyelamatan korban.

    “Kehadiran kami untuk mendukung pemerintah dan masyarakat dalam keadaan darurat, serta kepedulian dan kebersamaan dalam misi kemanusiaan,” katanya, Jumat (4/10/2025).

    Lebih lanjut Sony menuturkan, dalam operasi penyelamatan korban ini, tim yang dikerahkan bekerja secara bergantian setiap empat jam untuk menjaga stamina para personel.

    “Kami akan terus memantau perkembangan situasi, berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait, serta siap memberikan dukungan lanjutan sesuai kebutuhan,” tuturnya.

    Sebagai informasi, sampai hari kelima tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 23 santri yang terjebak di dalam reruntuhan dari 113 orang. Dari jumlah ini 10 di antaranya meninggal dunia, sementara 103 orang lainnya selamat. [dny/ian]

  • BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Oktober 2025

    BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk Nasional 3 Oktober 2025

    BNPB: 400 Personel Tim SAR Kerja 24 Jam Cari Korban Tragedi Ponpes Ambruk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, lebih dari 400 personel Tim SAR dikerahkan untuk mencari korban ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur.
    Personel dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan bekerja selama 24 jam secara bergantian.
    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” ungkap Suharyanto dalam keterangan pers, Jumat (3/9/2025).
    Suharyanto menuturkan, saat ini proses pencarian difokuskan pada evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
    Pasalnya, hasil pemeriksaan tim SAR menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi respons dari korban.
    Ia menyebutkan, sebelum itu, upaya pencarian sudah dilakukan dengan menggunakan teknologi pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
    “Tim telah melaksanakan
    re-assessment
    dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga penggunaan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader,” kata Suharyanto.
    Ia mengatakan, seluruh pihak keluarga korban sudah menyetujui penggunaan alat berat ini dan mengikhlaskan segalanya.
    “Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.
    Sebagai informasi, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk dan menimpa para santri saat shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB pada Senin (29/9/2025) lalu.
    Empat jenazah yang ditemukan pada hari ini, Jumat (3/9/2025), menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi sembilan orang.
    Dalam proses evaluasi, seluruh langkah yang dilakukan Tim SAR Gabungan di lapangan sudah penuh perhitungan agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.