Kementrian Lembaga: BPBD

  • Warga Terdampak Cuaca Ekstrem di Kabupaten Bekasi Mencapai 304 Orang

    Warga Terdampak Cuaca Ekstrem di Kabupaten Bekasi Mencapai 304 Orang

    JAKARTA – Warga terdampak cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencapai 304 orang, sebagaimana dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Dalam laporan yang diterima Antara, di Jakarta, Jumat 24 Oktober Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa data yang diterima menyatakan 304 jiwa warga terdampak cuaca ekstrem yang terjadi sejak dua hari terakhir itu terdiri atas 169 keluarga.

    “Mereka tersebar di sembilan desa di Kabupaten Bekasi. Tidak ada laporan korban jiwa akibat insiden ini,” kata dia.

    Dia memastikan tim petugas gabungan di Kabupaten Bekasi sudah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan sejumlah penanganan darurat; mulai dari distribusi kebutuhan logistik makanan dan perlengkapan tambahan berupa terpal-tikar untuk alas tidur.

    BNPB belum melaporkan secara rinci berapa dan bagaimana dampak kerusakan rumah warga dan fasilitas publik imbas cuaca ekstrem yang terjadi Kamis (23/10).

    Meski demikian, menurut dia percepatan pemulihan dampak bencana bakal berlangsung secara beriringan dengan penanganan darurat yang dilakukan tim petugas gabungan di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Bekasi.

    Dia menambahkan bahwa BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Provinsi Jawa Barat untuk menekan potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan.

    Operasi OMC bertujuan mengatur dan mendistribusikan curah hujan agar tidak melampaui batas normal di wilayah padat penduduk dan rawan banjir. BNPB menggunakan pesawat Cessa Caravan 2028 PK-YNA dalam pelaksanaan operasi itu.

    “OMC dilakukan dengan total dua sorti dan 1.600 kilogram bahan semai,” kata dia.

  • Gandeng Anak SMK, TNI dan BPBD Malang ‎Antisipasi Bencana Alam

    Gandeng Anak SMK, TNI dan BPBD Malang ‎Antisipasi Bencana Alam

    Malang (beritajatim.com) – Menggandeng pelajar Pramuka dari SMK 1 PGRI Ampelgading, BPBD Kabupaten Malang bersama warga dan TNI memasang rambu-rambu tanda bencana serta jalur evakuasi di kawasan rawan bencana alam di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Sabtu (25/10/2025).

    ‎Gerakan kecil penuh arti di program non fisik TMMD 126 Lebakharjo ini, menjadi langkah penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.

    ‎Diketahui, bahwa Lebakharjo berada di zona rawan longsor dan bencana banjir tahunan. Kondisi tersebut mengajarkan seluruh elemen masyarakat untuk tidak lengah. Mengefapankan semangat gotong royong dan mengutamakan keselamatan sesama.

    ‎Edukasi bencana yang dibalut aksi nyata ini, menjadi bukti bahwa keselamatan harus disiapkan sejak dini, sebelum terjadinya bencana.

    ‎Anak-anak Pramuka dengan penuh antusias membantu pemasangan papan petunjuk, sementara warga turut memastikan posisinya tepat dan mudah terlihat.

    ‎Kolaborasi lintas generasi ini bukan hanya memperkuat kesiapsiagaan, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan sesama.

    ‎”Alhamdulillah, hari ini kami dari warga berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan Adik-adik Pramuka SMK 1 PGRI Ampelgading, memasang tanda jalur evakuasi bencana alam,” kata Arif Sugianto selaku Kepala Dusun Krajan 2, Desa Lebakharjo.

    ‎Dari kegiatan pemasangan rambu jalur evakuasi dan tanda bencana banjir longsor, membuktikan wujud nyata kepedulian TNI ke masyarakat di program non fisik TMMD 126 Lebakharjo. (yog/ian)

  • Kawasan Hutan Lindung Mamasa Sulbar Dilanda Banjir, Jembatan Penghubung Desa Putus

    Kawasan Hutan Lindung Mamasa Sulbar Dilanda Banjir, Jembatan Penghubung Desa Putus

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menyebabkan banjir di kawasan Hutan Lindung Dusun Lombonan, Desa Lambanan, Kecamatan Mamasa, pada Kamis (23/10/2025) malam sekitar pukul 20.43 WITA. Akibatnya, jembatan penghubung menuju lokasi perkemahan siswa SMP Negeri 1 Mamasa putus dan hanyut terbawa arus sungai.

    Berdasarkan laporan dari Pusdalops BPBD Kabupaten Mamasa yang diterima BPBD Provinsi Sulawesi Barat, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, akses warga dan pelajar di sekitar lokasi terdampak terganggu karena terputusnya jembatan.

    BPBD Mamasa bersama BPBD Sulbar, TNI, Polri, serta pemerintah kecamatan dan desa setempat langsung melakukan koordinasi untuk meninjau lokasi dan melakukan langkah penanganan awal.

    Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD Mamasa untuk memastikan keamanan warga serta mempercepat penanganan akses yang rusak.

    “Kami memantau secara intens perkembangan kondisi di lapangan. Langkah-langkah penanganan difokuskan pada pemulihan akses dan memastikan aktivitas masyarakat, termasuk pelajar, dapat kembali normal,” kata Yasir dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).

     

  • Cuaca Ekstrem di Magetan, Satu Rumah Warga Selosari Roboh

    Cuaca Ekstrem di Magetan, Satu Rumah Warga Selosari Roboh

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, roboh setelah diterjang hujan disertai angin kencang pada Sabtu (25/10/2025) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

    Pemilik rumah diketahui bernama Sumarno (47), warga Kelurahan Selosari. Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Magetan, bangunan utama mengalami rusak berat, sementara sebagian dapur mengalami rusak sedang. Nilai kerugian material ditaksir mencapai Rp15 juta.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menjelaskan bahwa robohnya rumah tersebut dipicu cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kecamatan Magetan sejak Jumat (24/10/2025) malam.

    “Hujan intensitas sedang disertai angin kencang mengakibatkan rumah utama dan bagian dapur milik Bapak Sumarno roboh hingga mengalami rusak berat,” ungkapnya dalam laporan resmi.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama unsur TNI, Polri, perangkat kelurahan, dan masyarakat langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan assessment dan menyerahkan bantuan logistik darurat. Pembersihan material reruntuhan dilakukan secara gotong royong sejak pagi hari.

    Pihak BPBD juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kondisi bangunan yang mulai lapuk atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural.

    “Jika terdapat tanda-tanda bahaya atau terjadi bencana serupa, masyarakat dapat segera melapor ke nomor pelayanan BPBD Kabupaten Magetan,” imbuh Eka.

    Saat ini, proses pembersihan di lokasi masih berlangsung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun warga diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem. [fiq/ian]

  • Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Sinergi Tim Gabungan Ditingkatkan untuk Atasi Banjir – Page 3

    Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Sinergi Tim Gabungan Ditingkatkan untuk Atasi Banjir – Page 3

    Liputan6.com, Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat untuk menangani genangan dan banjir di sejumlah titik akibat curah hujan tinggi. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, penanganan banjir secara intensif terus dilakukan.

    Seluruh dinas dan stakeholder terkait telah diturunkan untuk menangani banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak sejak hari pertama.

    “Terkait banjir di Semarang dan Demak, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah kita turunkan,” kata Luthfi usai acara penandatanganan nota kesepahaman antara Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jumat, 24 Oktober 2025 malam.

    Sejumlah upaya yang telah dilakukan di antaranya pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya.

    Luthfi menegaskan, semua pihak diminta terus berjaga dan bergerak cepat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk penanganan, termasuk membuat sodetan-sodetan di lokasi banjir, harus disiapkan dengan matang mengingat kondisi cuaca masih tidak menentu.

    “Kita akan lakukan pantauan terus dengan seluruh OPD serta jajaran di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, secara tidak langsung provinsi dan kabupaten/kota akan kerja sama,” katanya.

    Diberitakan sebelumnya, curah hujan tinggi di beberapa daerah di Jawa Tengah mengakibatkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Di antaranya di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Bahkan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak membuat lalu lintas di jalur Pantura terhambat.

    Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan langkah cepat sudah dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Jateng, BPBD Kota Semarang dan Kabupaten Demak, serta relawan, TNI, Polri, dan masyarakat di lapangan sejak banjir muncul.

    “Dapur umum sudah disiapkan, bantuan logistik sudah kami distribusikan,” katanya kemarin.

  • Longsor Hantam Rumah Warga di Bandung, Bandung Barat, Bogor

    Longsor Hantam Rumah Warga di Bandung, Bandung Barat, Bogor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Indonesia akhir-akhir ini memicu longsor di Jawa Barat. Ada 3 lokasi yang dilaporkan mengalami longsor pada Jumat (24/10), yakni Kota Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Bogor.

    Di Kota Bandung, titik longsor berada di Desa Jatisari, Desa Cibadak, Desa Ciumbuleuit, dan Desa Pasir Kaliki, menurut catata BPBD Provinsi Jawa Barat, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (25/10/2025).

    Insiden ini membuat 1 unit bangunan di Desa Jatisari dan 1 unit rumah di Desa Pasir Kaliki terdampak.

    Humas BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, dalam keterangannya mengatakan tidak ada korban jiwa yang terdeteksi sejauh ini. Kendati demikian, 1 kepala keluarga dengan 3 anggota terdampak di Desa Pasir Kaliki. Salah satunya mengalami luka ringan akibat tertimpa material longsor.

    Selanjutnya, di Kab. Bandung Barat, longsor terjadi di Desa Jayagiri dan Desa Kayuambon (Kec. Lembang), serta Desa Cibenda (Kec. Cipongkor).

    Sebanyak 4 unit rumah terdampak di Desa Jayagiri, 8 unit rumah di Desa Kayuambon, dan 1 unit rumah di Desa Cibenda.

    Selain itu, 13 jiwa dari 4 kepala keluarga terdampak di Jayagiri. Lalu ada 9 kepala keluarga dengan 31 jiwa terdampak di Kayuambon.

    Terakhir, longsor di Kab. Bogor berdampak pada 20 kepala keluarga dengan 91 jiwa. Hujan deras berkepanjangan di wilayah Kab. Bogor mengakibatkan 2 unit rumah rusak ringan di Desa Kedungwaringin, Kec. Bojong Gede.

    BPBD Provinsi Jawa Barat bersama dengan BPBD Kab. Bogor segera menurunkan tim untuk melakukan koordinasi di lapangan, melaksanakan analisis cepat di Tempat Kejadian Musibah (TKM), dan memberikan edukasi kebencanaan dan imbauan kepada masyarakat agar selalu waspada menghadapi potensi hujan susulan.

    Sebelumnya, BMKG sudah memberikan peringatan dini terkait peningkatan curah hujan di beberapa wilayah, termasuk di Jawa Barat. Masyarakat diminta untuk terus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5 Rumah di Nawangan Pacitan Rusak dan Sejumlah Jalan Tertutup Longsor

    5 Rumah di Nawangan Pacitan Rusak dan Sejumlah Jalan Tertutup Longsor

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, pada Jumat (24/10/2025) siang, memicu bencana tanah longsor di sedikitnya lima titik berbeda.

    Sejumlah rumah warga di Desa Jetis Lor dan Desa Gondang terdampak material tanah yang ambrol dari tebing di sekitar permukiman.

    Tanah longsor pertama terjadi sekitar pukul 13.30 WIB di Dusun Krajan dan Dusun Guwo, Desa Jetis Lor. Dua rumah warga, masing-masing milik Atik Arisma (30) dan Sugito (50), mengalami kerusakan cukup parah pada bagian tembok kamar, ruang tamu, dan teras depan akibat tertimbun material longsoran.

    “Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah desa sejak pukul sebelas siang. Tembok rumah korban jebol tertimpa tanah dari tebing belakang,” terang Iptu Yuyun Krisdiantoro, Kapolsek Nawangan Jum’at (24/10/2025).

    Petugas dari Polsek Nawangan, Koramil, dan pemerintah kecamatan bersama warga segera melakukan evakuasi serta membersihkan material tanah yang menimbun rumah.

    Beberapa jam berselang, sekitar pukul 14.00 WIB, longsor serupa terjadi di Dusun Joso, Desa Gondang. Material tanah menimpa rumah milik Euis Sukaesih (40) hingga bagian dapur rusak berat.

    “Selain ditiga titik tersebut, terdapat dua lokasi lain di wilayah Desa Jetis Lor dan Gondang yang juga mengalami longsor dengan skala lebih kecil, namun tetap berpotensi membahayakan warga disekitar lereng,” jelas Kapolsek .

    Selain merusak 5 rumah, beberapa titik ruas jalan juga tertimpa longsor. Penyebab utama longsor adalah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi hampir dua jam tanpa henti. Kondisi tanah di perbukitan Nawangan yang labil membuat wilayah ini rawan pergerakan tanah saat musim penghujan tiba.

    Pihak kepolisian bersama BPBD Pacitan telah melakukan pendataan dan menghimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di sekitar tebing dan lereng curam. Evakuasi sementara dilakukan bagi warga yang rumahnya berada di zona rawan.

    “Kami terus berkoordinasi dengan BPBD untuk pemantauan dan penanganan lanjutan. Warga diminta waspada, karena curah hujan masih tinggi,” pungkasnya. (tri/ted)

  • Sebagian Pompa Belum Berfungsi, Banjir Semarang Masih Genangi Pantura
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Oktober 2025

    Sebagian Pompa Belum Berfungsi, Banjir Semarang Masih Genangi Pantura Regional 24 Oktober 2025

    Sebagian Pompa Belum Berfungsi, Banjir Semarang Masih Genangi Pantura
    Penulis

    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Kepadatan arus lalu lintas di Jalan Pantura Semarang-Demak, Jawa Tengah, mulai terurai.
    Meski begitu, genangan air sekitar 50–70 sentimeter masih terpantau pada Jumat (24/10/2025) malam.
    Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, menyebut pihaknya telah mengerahkan seluruh pompa yang dimiliki agar air cepat surut, terutama di kawasan yang menjadi akses vital nasional.
    “Intensitas hujan cukup tinggi, di atas 100 milimeter per detik. Semua pompa yang kami miliki kami kerahkan, termasuk empat unit mobil pompa dan enam unit pompa berkapasitas 250 liter per detik,” ujarnya.
    Selain pompa milik DPU, bantuan juga datang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang mengoperasikan empat pompa portabel berkapasitas 1.000 liter per detik, dua unit pompa berkapasitas 250 liter per detik, serta tambahan dari BPBD dan instansi lain.
    Namun, menurut Suwarto, upaya penanganan belum bisa optimal karena beberapa pompa masih dalam tahap konstruksi maupun perbaikan.
    “Pompa di wilayah Waru sedang dalam konstruksi oleh Kementerian PUPR, dan dari BBWS hanya satu unit yang berfungsi. Jadi memang belum bisa maksimal,” jelasnya.
    Suwarto menyebut, kendala teknis seperti proyek Tol Semarang–Demak juga memengaruhi aliran air ke laut sehingga memperlambat penanganan banjir.
    Dia menambahkan, pompa-pompa lama milik BBWS juga mengalami kerusakan karena suku cadangnya sudah tidak tersedia.
    “Sudah dilakukan penggantian tiga dari empat unit pompa. Sekarang tinggal menunggu instalasi listrik dari PLN. Panelnya sudah siap, tinggal pasokan listrik dan trafo,” katanya.
    Jika seluruh pompa berfungsi normal, kapasitas rumah pompa bisa mencapai 12.000 liter per detik. Namun, saat ini yang beroperasi hanya sebagian kecil.
    “Dari enam unit pompa besar yang ada, hanya dua yang menyala. Di Sringin juga baru dua yang berfungsi,” ungkapnya.
    Meski begitu, Suwarto menambahkan, DPU tetap berupaya menambah pompa portabel di beberapa titik rawan.
    “Total ada sepuluh pompa portabel yang aktif, termasuk mobil pompa dengan dua unit di setiap kendaraan. Ini membantu mempercepat penyurutan genangan,” tambah Suwarto.
    Terkait area yang masih rawan banjir, Suwarto menyebut beberapa titik masih perlu diwaspadai, seperti Rogosari, Muktiharjo Kidul, Muktiharjo Lor, Bangetayu Kulon dan Wetan, Genuk, hingga Trimulyo.
    “Karena pompa Kadang Kebo yang dikelola Pemkot masih berfungsi normal dan mampu mengalirkan air langsung ke Banjir Kanal Timur,” ujarnya.
    DPU berharap, setelah seluruh pompa baru terpasang dan sistem kelistrikan aktif, penanganan banjir di Semarang akan lebih cepat dan efisien.
    “Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini instalasi listrik bisa selesai, sehingga seluruh pompa bisa beroperasi maksimal,” katanya.
    Kanit Lantas Polsek Genuk Semarang, Iptu Bambang Triono, mengatakan bahwa genangan banjir di Jalan Pantura Semarang-Demak masih cukup tinggi.
    Saat ini, hanya truk besar yang bisa melintas di jalan tersebut. Sementara kendaraan pribadi diimbau melintas jalur lain agar tak mogok di tengah jalan.
    “Diimbau untuk truk kecil, mobil kecil mencari jalur alternatif. Bila nekat pasti mogok, malah bikin macet,” ujarnya.
    (Penulis: Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Delapan Rumah Warga Terdampak Kebakaran Pabrik Pengolah Limbah Oli di Karawang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 Oktober 2025

    Delapan Rumah Warga Terdampak Kebakaran Pabrik Pengolah Limbah Oli di Karawang Bandung 24 Oktober 2025

    Delapan Rumah Warga Terdampak Kebakaran Pabrik Pengolah Limbah Oli di Karawang
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Delapan rumah warga di Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat, rusak karena terdampak kebakaran pabrik pengolah limbah oli, PT Dame Alam Sejahtera, pada Kamis (23/10/2025) malam.
    Camat Karawang Barat, Agus Somantri, mengaku telah turun ke lapangan untuk mendata dan memastikan kondisi warga.
    “Kami sudah turun ke lokasi untuk mendata dan memastikan kondisi warga. Sementara ini, ada delapan rumah terdampak dengan total 11 KK, beberapa di antaranya mengalami kerusakan cukup berat,” ujar Agus di sekitar lokasi kebakaran, Jumat (24/10/25).
    Agus mengatakan, pendataan masih terus dilakukan oleh petugas kelurahan dan kecamatan.
    Menurutnya, beberapa rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan berat pada bagian atap, kamar, hingga perabot rumah tangga. Pakaian dan dokumen penting turut terbakar.
    “Ada rumah yang sebagian habis terbakar, termasuk pakaian dan barang-barang di dalamnya. Kami sedang menghitung total kerugian agar bantuan segera disalurkan,” ujar Agus.
    Pihak kecamatan, kata Agus, berperan sebagai koordinator dan fasilitator dalam penanganan dampak sosial serta lingkungan akibat kebakaran tersebut.
    Pemerintah, kata dia, akan segera menyalurkan bantuan darurat dengan bekerja sama dengan BPBD, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia (PMI), hingga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
    “Kami menjalankan fungsi koordinasi dan fasilitasi agar bantuan bisa cepat tersalurkan,” kata Agus.
    Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di gudang PT Dame Alam Sejahtera di Tunggakjati, Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat, Kamis (23/10/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
    Pemadaman membutuhkan waktu hingga 8 jam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD: Temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta peringatan dini

    BPBD: Temuan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta peringatan dini

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan temuan mikroplastik di dalam air hujan di Jakarta menjadi peringatan dini bagi warga agar menerapkan perilaku yang bersahabat dengan alam, bukan bersikap takut.

    “Ini adalah informasi, peringatan dini, sehingga jangan disalahpahami memberi efek menakutkan,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bidang Pencegahan BPBD DKI Jakarta Rian Sarsono di Jakarta, Jumat.

    Perilaku yang bersahabat dengan alam itu, antara lain tidak lagi membakar sampah secara terbuka (open burning), khususnya plastik, mengelola sampah dari sumber, serta menerapkan gaya hidup sehat sebagai pencegahan paparan mikroplastik yang dapat merusak kesehatan.

    “Informasi ini kita olah dengan bijaksana untuk membentuk keseimbangan antara perilaku manusia dengan dengan alam di sekitarnya. Perilaku kita dalam melakukan, pola hidup bersih dan sehat,” ujar Rian.

    Hal senada disampaikan oleh Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova. Dia menuturkan temuan penelitian pada 2018 itu merupakan alarm tentang kondisi lingkungan yang ditempati masyarakat saat ini, khususnya udara yang dihirup mengandung polutan tambahan, yakni berupa mikroplastik.

    Hasil penelitian tersebut memperlihatkan mikroplastik ditemukan di Jakarta, dengan 3-40 partikel/m2/hari yang jatuh dari udara ke darat. Sumbernnya berasal dari bahan pakaian, yakni poliester dan nilon, penggunaan plastik sekali pakai, serta pengelolaan sampah yang tidak baik, termasuk pembakaran sampah terbuka.

    “Walaupun fenomena ini terjadi lebih lama (dari waktu temuan), tapi ini baru terdeteksi beberapa tahun terakhir, karena alatnya semakin sensitif,” ungkap Reza.

    Lebih lanjut, dia mengatakan BRIN telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar merespon cepat dan mendorong penelitian lanjutan, baik di perairan Jakarta maupun di air hujan.

    Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bekerja sama dengan BRIN untuk melakukan penelitian lanjutan serta menyiapkan usulan standar baku mutu mikroplastik.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.